Upload
phamnguyet
View
226
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
1
Hantu Komunis Gentayangi Istana
Presiden Joko Widodo kembali digoyang hantu komunisme. Tudingan beracun yang
dilayangkan kelompok Alumni 212 itu ditengarai untuk menjatuhkan pamor sang presiden
jelang Pemilu Kepresidenan 2019.
http://m.dw.com/id/hantu-komunis-gentayangi-istana/a-40717725
Ilustrasi bendera Partai Komunis
Hantu komunisme kembali hidup sehari menjelang peringatan 52 tahun Gerakan 30
September. Sebanyak 30.000 aparat kepolisian akan diterjunkan buat mengamankan
demonstrasi anti Partai Komunis Indonesia (PKI) yang digelar oleh kelompok Alumni 212
pada Jumat, (29/9), di depan gedung DPR RI. Diperkirakan 50.000 demonstran akan
menyemuti kawasan Senayan.
Namun demonstrasi yang dinamakan Aksi Bela Islam 299 itu sarat muatan politik yang
diarahkan pada Istana Negara. "Saya melihat Jokowi sebagai faktor di balik kebangkitan
Komunisme di Indonesia karena hubungan yang kooperatif dengan Cina," tulis Yudi
Syamhudi Suyuti, bekas calon legislatif Partai Gerindra dan salah seorang penggagas
demonstrasi di akun pribadinya di media sosial.
Komunisme belakangan kembali hidup sebagai senjata politik buat menyerang kelompok
moderat Indonesia. Dua pekan lalu sebuah diskusi tentang Demokrasi di kantor Lembaga
Bantuan Hukum yang digagas sejumlah kelompok HAM diserbu gerombolan tak dikenal
yang mengaku anti-PKI. Meski digerakkan oleh kabar Hoaks, kelompok garis keras
seperti Front Pembela Islam malah menjanjikan bantuan hukum buat kelompok
penyerang.
Sejumlah pengamat menilai isu Komunsime kembali dihidupkan untuk mengumpulkan
dukungan jelang Pemilu Kepresidenan 2019. Tobias Basuki, seorang analis politik dari
Centre for Strategic and International Studies, mengatakan kelompok
2
ultra-konservatif Islam kini mendapat dukungan dari petinggi militer yang memiliki
ambisi politik.
KETERLIBATAN ASING DALAM PEMBANTAIAN 1965
Dunia Terbelah Dua
Pada dekade 60an dunia didera konflik ideologi antara Amerika dan Uni Sovyet.
Akibatnya perang proksi menjalar ke berbagai belahan Bumi. Jerman terbelah dua dan
negara berkembang menjadi lahan lain perseteruan dua adidaya tesebut. Tahun 1963
Amerika Serikat gagal menjatuhkan benteng Komunisme di Kuba. Presiden baru AS,
Lyndon B. Johnson, lalu beralih menginvasi Vietnam Utara.
KETERLIBATAN ASING DALAM PEMBANTAIAN 1965
Adu Jotos di Negeri Orang
Bagaimana kedua adidaya menjadikan negara berkembang sebagai catur politik terlihat
dari banyaknya perang proksi. Dekade 1960an mencatat sedikitnya 50 konflik semacam
itu, yang terbanyak selama Perang Dingin. Uni Sovyet dan Cina terutama getol memasok
senjata buat pemberontak komunis. (Gambar: Pemimpin Cina Mao Tse Tung dan penguasa
Sovyet Nikita Khrushchev di Beijing, 1959)
3
KETERLIBATAN ASING DALAM PEMBANTAIAN 1965
Pemberontakan Komunis Malaysia
Lima tahun sebelum peristiwa G30S, Malaysia telah mendahului lewat perang antara
Malayan National Liberation Army yang didukung Partai Komunis dan tentara
persemakmuran pimpinan Inggris. Konflik serupa terjadi di Kongo, India, Bolivia dan
Kolombia.
KETERLIBATAN ASING DALAM PEMBANTAIAN 1965
Primadona Perang Dingin
Indonesia adalah medan perang lain antara Amerika Serikat dan Uni Sovyet. Mulai
dekade 50an, Presiden Soekarno menjadi primadona politik yang diperebutkan oleh
Presiden AS John F. Kennedy dan penguasa Uni Sovyet, Nikita Khrushchev. Saat itu
Indonesia sudah menjadi salah satu kekuatan terbesar di Asia Tenggara dan mulai
diperhitungkan di dunia.
4
KETERLIBATAN ASING DALAM PEMBANTAIAN 1965
Petualangan di Timur
Soekarno yang mulai menua justru merasa Indonesia cukup kuat untuk menanggalkan
asas netralitas dan menghidupkan poros Moskow-Beijing-Jakarta. Memasuki dekade
1960an, Uni Sovyet tercatat sebagai pemberi bantuan terbesar ke Indonesia, melebihi
negara lain. Petualangan politik itu kemudian ternyata berujung fatal buat Indonesia
KETERLIBATAN ASING DALAM PEMBANTAIAN 1965
Manuver Sukarno
Hubungan Indonesia dan barat remuk setelah Amerika Serikat membantu
pemberontakan PRRI/Permesta tahun 1958. Sebagai balasan Sukarno memerintahkan
agresi militer terhadap Malaysia buat menentang pembentukan negara persemakmuran
oleh Inggris. Soekarno saat itu beralasan dirinya menentang neo kolonialisme. Realitanya
ia menyokong pemberontakan kelompok Komunis Malaysia di Serawak.
5
KETERLIBATAN ASING DALAM PEMBANTAIAN 1965
Harapan di Tangan Tentara
AS pun mulai berupaya menggembosi Partai Komunis Indonesia. Mereka
mengkhawatirkan Soekarno yang mulai tua akan mewariskan tahta kepada PKI. Kendati
dimusuhi Jakarta, dinas rahasia barat tetap menjalin kontak dengan TNI yang dianggap
satu-satunya harapan memberangus komunisme di Indonesia. Hingga peristiwa 65, AS
telah melatih setidaknya 4000 perwira TNI.
KETERLIBATAN ASING DALAM PEMBANTAIAN 1965
Bantuan dari Jerman
Tahun 1971 mingguan Jerman Der Spiegel melaporkan pada 1965 dinas rahasia BND
bekerjasama dengan CIA memerangi PKI di Indonesia. BND antara lain membantu TNI
dengan memasok senjata api, alat komunikasi dan uang senilai 300.000 DM atau sekitar
700 ribu Euro.
6
KETERLIBATAN ASING DALAM PEMBANTAIAN 1965
Pujian Gehlen buat Suharto
Tahun 1965 BND memiliki seorang agen rahasia, eks perwira NAZI, Rudolf
Oebsger-Röder yang menyamar sebagai wartawan di Jakarta. Reinhard Gehlen (gambar),
Presiden BND, menulis dalam memoarnya bahwa keberhasilan Suharto "menumpas PKI
patut dihargai setinggi tingginya." Gehlen mengaku kehilangan "dua teman dekat" yang
ikut dibunuh pada peristiwa G30S, salah satunya Brigjen Donald Isaac Pandjaitan
KETERLIBATAN ASING DALAM PEMBANTAIAN 1965
Propaganda Kiriman Barat
National Security Archive di AS mencatat dinas rahasia Inggris, MI6, yang beroperasi
dari Singapura, menggandeng dinas rahasia Australia buat merancang propaganda hitam
terhadap PKI, etnis Cina dan Sukarno. MI6 bahkan memanipulasi pemberitaan media
asing seperti BBC. Propaganda yang banyak berkaca pada pemberontakan komunis
Malaysia itu lalu diadopsi berbagai media Indonesia yang dikuasai TNI
7
KETERLIBATAN ASING DALAM PEMBANTAIAN 1965
Daftar Maut Amerika
Tidak banyak kejelasan mengenai keterlibatan langsung dinas rahasia asing terhadap
pembantaian simpatisan PKI. Yang jelas sejarah mencatat bagaimana Kedutaan Besar
Amerika Serikat menyerahkan daftar berisikan 5000 nama jajaran pimpinan PKI kepada
TNI. Dokumen tersebut, kata Robert J. Martens, atase politik di kedubes AS, "adalah
bantuan besar buat TNI."
KETERLIBATAN ASING DALAM PEMBANTAIAN 1965
Darah Disambut Pesta
Di hari-hari pembantaian itu dunia merayakan kehancuran PKI di Indonesia. PM Australia
Harold Holt (ki.) berkomentar "dengan dibunuhnya 500 ribu sampai 1 juta simpatisan
Komunis, aman untuk berasumsi bahwa reorientasi (di Indonesia) sedang berlangsung."
Ironisnya Uni Sovyet cuma bereaksi dingin dengan menyebut pembantaian tersebut
sebagai "insiden yang tragis."
◀1 / 12▶
8
"Tidak ada bukti sama sekali terkait kebangkitan Komunisme. Tapi ketika kita sedang
menuju Pemilu 2019, hantu komunisme digunakan oleh berbagai kelompok," katanya. "Kita
menyaksikan munculnya teori konspirasi dari sekelompok petinggi militer dan kelompok
Islam untuk kepentingan politik."
Salah satu petinggi militer yang terlibat aktif mempopulerkan isu kebangkitan PKI
adalah Panglima TNI Gatot Nurmantyo. Belum lama ini Jendral bintang lima itu membuat
keputusan kontroversial dengan mewajibkan semua prajurit TNI menonton film
propaganda orde baru, Penkhianatan G30 S PKI. Sejumlah komando militer di daerah
bahkan menggelar acara nonton bareng dengan warga sipil.
Presiden Joko Widodo pernah menjadi korban kampanye hitam saat dituduh komunis dan
berdarah Cina saat Pemilu Kepresidenan 2014. Kampanye yang antara lain digalang lewat
media cetak, Obor Rakyat, itu kemudian menginspirasi gelombang ujaran kebencian dan
fitnah lewat media sosial terhadap bekas Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama, saat
Pilkada 2016 lalu.
Sejarahwan, Bonnie Triyana, mengatakan kegagalan Indonesia mengungkap tuntas
sejarah pembantaian 1965 membebani generasi muda. Menurutnya kebanyakan
penduduk hingga kini belum memahami dimensi brutalitas pembunuhan massal tersebut.
"Politisi saat ini gemar mengeksploitasi amnesia kolektif masyarakat," ujarnya.
SUHARTO - JALAN DARAH MENUJU ISTANA
Prajurit Tak Bertuan
Suharto banyak berurusan dengan pemberontakan Darul Islam selama meniti karir
militernya. Pasca kemerdekaan ia juga aktif memberantas kelompok kiri di antara
pasukannya. Tahun 1959, ia nyaris dipecat oleh Jendral Nasution dan diseret ke
mahkamah militer oleh Kolonel Ahmad Yani karena meminta uang kepada
perusahaan-perusahaan di Jawa Tengah. Namun karirnya diselamatkan oleh Jendral
Gatot Subroto.
9
SUHARTO - JALAN DARAH MENUJU ISTANA
Dua Musuh di Bawah Bayang Soekarno
Seperti banyak prajurit yang lain, Suharto mencurigai kedekatan Soekarno dan pimpinan
Partai Komunis Indonesia (dalam gambar D.N. Aidit). Terutama sejak pemberontakan
komunis di Madiun 1948, eksistensi PKI sangat bergantung pada dukungan Soekarno.
Tanpanya PKI akan lumat oleh tentara. Permusuhan ABRI dan PKI tidak cuma beraroma
politis, melainkan juga dipenuhi unsur kebencian.
SUHARTO - JALAN DARAH MENUJU ISTANA
Bibit Perpecahan
Suharto sibuk membenahi karir ketika permusuhan ABRI dan PKI mulai memanas. Buat
mencegah PKI memenangkan pemilu dan menguasai pemerintahan, ABRI yang saat itu
dipimpin duet Ahmad Yani dan A.H. Nasution mengajukan mosi menjadikan Soekarno
sebagai presiden seumur hidup. Saat itu, konstelasi politik sudah mulai bergeser:
Soekarno tidak lagi melihat ABRI sebagai sekutu utamanya, melainkan PKI.
10
SUHARTO - JALAN DARAH MENUJU ISTANA
Berkaca Pada Tiongkok
Meniru gerakan kaum komunis di Tiongkok, PKI berupaya memperluas kuasa dengan niat
mempersenjatai petani dan praktik land reform. Sokearno menyetujui yang kedua
dengan mengesahkan UU Pokok Agraria 1960. Tiga tahun kemudian, PKI melakukan aksi
sepihak dengan merebut tanah milik para Kyai di Jawa dan membagikannya pada petani
miskin. Langkah itu menciptakan musuh baru buat PKI, yakni kelompok Islam.
SUHARTO - JALAN DARAH MENUJU ISTANA
Sikap Diam Suharto
Enam jam sebelum peristiwa G30S, Kolonel Abdul Latief mendatangi Soeharto buat
mengabarkan perihal rencana Cakrabirawa menculik tujuh Jendral. Latief saat itu
mengira, Suharto adalah loyalis Soekarno dan akan memberikan dukungan. Kesaksian
Latief menyebut, Suharto cuma berdiam diri. Setelah peristiwa penculikan jendral,
Suharto yang menjabat Panglima Kostrad lalu mengambil alih komando ABRI.
11
SUHARTO - JALAN DARAH MENUJU ISTANA
Kehancuran PKI, Kebangkitan Suharto
Pada 30 September, pasukan pengamanan Presiden, Cakrabirawa, mengeksekusi tujuh
dari 11 pimpinan ABRI yang diduga kuat ingin mengkudeta Soekarno. Suharto lalu
memerintahkan pembubaran PKI dan penangkapan orang-orang yang terlibat. Letnan
Kolonel Untung, komandan Cakrabirawa yang sebenarnya kenalan dekat Suharto dan ikut
dalam operasi pembebasan Irian Barat, ditangkap, diadili dan dieksekusi.
SUHARTO - JALAN DARAH MENUJU ISTANA
Demo dan Propaganda
Pergerakan Suharto setelah G30S semata-mata diniatkan demi melucuti kekuasaan
Soekarno. Ia antara lain mengirimkan prajurit RPKAD buat menguasai Jakarta, termasuk
Istana Negara. Panglima Kostrad itu juga lihai menunggangi sikap antipati mahasiswa
terhadap Sukarno yang dimabuk kuasa. Saat Soekarno bimbang ihwal keterlibatan PKI
dalam G30S, mahasiswa turun ke jalan menuntutnya mundur dari jabatan.
12
SUHARTO - JALAN DARAH MENUJU ISTANA
Malam Pogrom, Tahun Kebiadaban
Di tengah aksi demonstrasi mahasiswa di Jakarta, ABRI memobilisasi kekuatan buat
memusnahkan pendukung PKI di Jawa dan Bali. Dengan memanfaatkan kebencian kaum
santri dan kelompok nasionalis, tentara mengorganisir pembunuhan massal. Jumlah
korban hingga kini tidak jelas. Pakar sejarah menyebut antara 500.000 hingga tiga juta
orang tewas. Tidak semuanya simpatisan PKI.
SUHARTO - JALAN DARAH MENUJU ISTANA
Eksekusi Disusul Eksodus
Selain menangkap dan mengeksekusi, massa dikerahkan menghancurkan toko-toko,
kantor dan rumah milik mereka yang diduga pendukung komunis. Sebagian yang mampu,
memilih untuk mengungsi ke luar negeri. Termasuk di antaranya Sobron, adik kandung
pimpinan PKI D.N. Aidit yang hijrah ke Tiongkok dan lalu ke Perancis dan bermukim di
sana hingga wafat tahun 2007.
13
SUHARTO - JALAN DARAH MENUJU ISTANA
Kelahiran Orde Baru
Setelah peristiwa G30S, Suharto yang notabene telah menjadi orang nomor satu di
kalangan militer, membiarkan Soekarno berada di jabatannya, sembari menata peralihan
kekuasaan. Selama 18 bulan, Suharto menyingkirkan semua loyalis Soekarno dari tubuh
ABRI, menggandeng parlemen, mahasiswa dan kekuatan Islam, serta mengakhiri
konfrontasi Malaysia. Kekuasaan Soekarno berakhir resmi di tangan MPRS.
◀1 / 10▶
rzn/yf (rtr,ap)
LAPORAN PILIHAN
Suharto - Jalan Darah Menuju Istana
Demi menyingkirkan Soekarno, Suharto menunggangi pergolakan di tanah air dan
mengorganisir pembantaian jutaan pendukung PKI. Dia sebenarnya bisa mencegah
peristiwa G30S, tetapi memilih diam, lalu memanfaatkannya. (24.09.2015)
Keterlibatan Asing dalam Pembantaian 1965
Sejarah mencatat pembantaian simpatisan PKI 1965 adalah buah kotor percaturan
politik dunia di era Perang Dingin. Bahkan propaganda anti komunis yang disebarkan di
Indonesia pun dirancang dan disusun di luar negeri (26.04.2016)