24
HANDLING CYTOTOXIC AGENTS Kelompok 3 (S1-IVA) Ade Syafarullah Delvi Rahmayani Aidil Fitri Era Fazira Ayu Sukarni Putri Eka Saputri Bella Ardianti Fadhilatun Khoiriyah Citra Amalia Harry Hermawan Cyntia Herdini Harry Muchtadi Dea Suci RamadhaniMardiana Della Aprilla Nadia Ulfa Destha Khodijah

Handling Cytotoxic Agents 2(1)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ppt

Citation preview

Page 1: Handling Cytotoxic Agents 2(1)

HANDLING CYTOTOXIC AGENTS

Kelompok 3 (S1-IVA)Ade Syafarullah Delvi RahmayaniAidil Fitri Era FaziraAyu Sukarni Putri Eka SaputriBella Ardianti Fadhilatun KhoiriyahCitra Amalia Harry HermawanCyntia Herdini Harry MuchtadiDea Suci Ramadhani MardianaDella Aprilla Nadia UlfaDestha Khodijah

Page 2: Handling Cytotoxic Agents 2(1)

Cytostatica atau oncolytica, berasal dari bahasa yunani :

Kytos = selstatis = terhentiongkos = benjolanlysis = melarutkan

zat-zat yang dapat menghentikan pertumbuhan pesat dari sel-sel ganas

HANDLING CYTOTOXIC AGENTS

Page 3: Handling Cytotoxic Agents 2(1)

Pengertian cytotoxic agents/drugs

• Obat sitotoksik adalah agen ditujukan untuk terapeutik, tetapi tidak terbatas pada, pengobatan kanker.

• Obat ini dikenal sangat toksik bagi sel, terutama melalui aksi mereka pada reproduksi sel selain itu, obat sitotoksik merupakan senyawa toksik yang diketahui memiliki potensi karsinogenik, mutagenik dan / atau teratogenik.

Page 4: Handling Cytotoxic Agents 2(1)

Penanganan sediaan sitostatika (tergolong obat beresiko tinggi) yang aman perlu dilakukan secara disiplin dan hati-hati untuk mencegah risiko yang tidak diinginkan, karena sebagian besar sediaan sitostatika bersifat:

• Karsinogenik yang berarti dapat menyebabkan kanker.

• Mutagenik yang berarti dapat menyebabkan mutasi genetik.

• Teratogenik yang berarti dapat membahayakan janin.

HANDLING CYTOTOXIC AGENTS

Page 5: Handling Cytotoxic Agents 2(1)

HANDLING CYTOTOXIC AGENTSOleh karena itu, penggunaan obat sitstatika membutuhkan penanganan khusus untuk menjamin keamanan, keselamatan penderita, perawat, profesional kesehatan, dan orang lain yang tidak menderita sakit. Tujuan penanganan bahan sitostatika adalah untuk menjamin penanganannya yang tepat dan aman di rumah sakit

Penanganan sitostatika harus memperhatikan :1. Tehnik aseptik2. Pemberian dalam biological safety cabinet3. Petugas yang bekerja harus terlindungi4. Jaminan mutu produk5. Dilaksanakan oleh petugas yang terlatih6. Adanya Protap

Page 6: Handling Cytotoxic Agents 2(1)

Sarana dan Prasarana yang diperlukan untuk penanganan sitostatika

A. Ruang1. Persyaratan Ruang Aseptik• Ruang tidak ada sudut atau siku• Dinding terbuat dari epoksi• Partikel udara sangat dibatasi : kelas 100,

1000, 10.000 partikel/liter• Aliran udara diketahui dan terkontrol• Tekanan ruangan diatur• Suhu dan kelembaban udara terkontrol (suhu

: 18-22 derajat celcius dan kelembaban 35-50%)

• Ada Hepa filter2. Ruang Transisi• Ruangan ini terletak antara ruang cuci tangan

dan ruang aseptik, di ruanngan ini petugas menggunakan perlengkapan steril

3. Ruang Cuci Tangan• Ruangan ini digunakan untuk membersihkan

tangan sebelum dan sesudah melakukan penanganan obat sitostatatika

B. Alat1. Pass Box

Jendela antara ruang administrasi dan ruang aseptik berfunsi untuk keluar masuknya obat kedalam ruang aseptik

2. Laminan Air Flow (LAF)LAF yang digunakan untuk pecampuran sitostatika adalah tipe : Biological Safety Cabinet (BSC). Validasi hepa filter dilakukan setiap 6 bulan dengan jalan kalibrasi. Hepa filter diganti setiap 4 tahun sekali. Aliran udara yang masuk kedalam LAF harus konstan

3. Kelengkapan APD ( Alat pelindung diri)Kelengkapan ini terdiri dari :a. Baju : Terbuat dari bahan yang tidak mengandung serat

harus menutupi seluruh anggota badan kecuali mukab. Topi : harus menutupi kepala sampai leherc. Masker : harus mempunyai kaca plastikd. Sarung tangan : digunakan rangkap dua dan terbuat dari bahan

latexe. Sepatu : terbuat dari bahan yang tidak tembus benda tajam

4. Biological Safety cabinet (BSC)Alat ini digunakan untuk pencampuran sitostatika yang berfungsi untuk melindungi petugas, materi yang dikerjakan dan lingkungan sekitar. Prinsip kerja dari alat ini adalah : tekanan udara di dalam lebih negatif dari dari tekanan udara diluar sehingga aliran udara bergerak dari luar ke dalam BSC. Didalam BSC udara bergerak vertikal membentuk barier sehingga jika ada peracikan obat sitostatika tidak terkena petugas. Untuk validasi alat ini harus dikalibrasi setiap 6 bulan. (depkes, 2009)

Page 7: Handling Cytotoxic Agents 2(1)

Umumnya obat sitotoksik yang digunakan:

Alkylating agents: Antibiotic:• Thiotepa Daunorubicin liposomal

• Busulfan Actinomycin

• Cyclophosphamide Bleomycin

• Carmustine Mithramycin

• Chlorambucil

Antimetabolites: Miscellaneous:• Fluorouracil (5-FU) Cisplatin

• 6-mercaptopurine L-Asparaginase

• 6-Thioguanine Dacarbazine

• Methotrexate Etoposide Phosphate

Vinca alkaloids: • Vincristine

• Vinblastine

Page 8: Handling Cytotoxic Agents 2(1)

Potensi Pengaruh Paparan Obat sitotoksik

Rute utama dari paparan obat sitotoksik adalah melalui inhalasi dari debu obat atau aerosol, absorbsi kulit, tidak disengaja tertelan melalui kontak dengan makanan yang terkontaminasi atau rokok, dan cedera jarum suntik .

Peluang untuk paparan dapat terjadi :• selama persiapan dan pemberian obat,• penanganan cairan tubuh dari pasien yang menerima obat

sitotoksik,• penanganan dan pembuangan limbah sitotoksik dan bahan

terkontaminasi oleh limbah terkait, transportasi obat sitotoksik.

Page 9: Handling Cytotoxic Agents 2(1)

Prosedur Kerja Penanganan Obat sitostatika

Sebelum kita memulai melaksanakan kegiatan preparasi obat sitostatika yang aman dan menghasilkan produk yang bermutu, harus disusun dahulu standar prosedur kerja sebagai pedoman petugas dalam melaksanakan kegiatan.

Standar Prosedur Kerja meliputi :· Fasilitas fisik yang dibutuhkan untuk melindungi operator dan produk· Pakaian pelindung yang melindungi operator dan produk· Prosedur pelatihan untuk personal· Teknik khusus yang diperlukan untuk safe handling cytotoxic· Prosedur pembersihan tumpahan obat· Prosedur pemberian label, pengemasan, transportasi dan

pembuangan limbah cytotoxic

Page 10: Handling Cytotoxic Agents 2(1)

1. Fasilitas Fisik

Australian standard 2639 mensyaratkan menggunakan Cytotoxic Drugs Safety Cabinet (CDSC) yang diletakkan dalam Clean Room. CDSC dan Clean Room dilengkapi dengan HEPA Filter. Cytotoxic Drugs Safety Cabinet yang digunakan bisa Type ISOLATOR atau Biological Safety Cabinet dengan aliran VertikalPerawatan Cytotoxic Drugs Safety Cabinet & Clean Room :· Cytogard dibersihkan setiap hari dengan desinfectant atau detergent .· Desinfeksi clean room dilakukan 1 kali seminggu.· Uji mikrobiologi dilakukan secara periodik untuk memeriksa apakah

HEPA Filter bekerja dengan baik sehingga dapat menjaga sterilitas sediaan

· Pengukuran jumlah partikel didalam Cytogard maupun dalam clean room dilakukan secara periodic.

Page 11: Handling Cytotoxic Agents 2(1)

2. Pakaian Pelindung

Pakaian ( Gown )· Pakaian terdiri dari pakaian dalam dan

pakaian luar· Pakaian Pelindung (pakaian luar) harus

terbuat dari material yang tidak melepaskan debu dan serat.

· Bahan yang digunakan tidak tembus oleh cairan

· Pakaian pelindung dibuat lengan panjang dengan manset elastik pada tangan dan kaki

Sarung tangan. Sarung tangan yang digunakan double untuk

melindungi jika terjadi tusukan dan harus menutupi manset baju.

· Sarung tangan yang dipakai harus bebas dari bedak, untuk menghindari partikel tersebut masuk kedalam vial.

· Sarung tangan yang robek harus segera diganti

Tutup KepalaTutup kepala harus dapat menutupi rambut sekeliling agar tidak ada partikel kotoran yang dapat mengkontaminasi sediaan.

Tutup KakiTutup kaki digunakan sampai menutup manset baju dalam

Masker & Kaca mata· Untuk melindungi mata dan mengurangi

inhalasi digunakan kaca mata dan masker.· Disamping untuk melindungi petugas

penggunaan masker juga untuk mengurangi kontaminan.

· Kaca mata yang digunakan harus dapat melindungi mata dari kemungkinan adanya percikan obat kanker.

Page 12: Handling Cytotoxic Agents 2(1)

3. Personal

• Personal yang akan terlibat dalam preparasi obat sitostatika harus mendapatkan pelatihan yang memadai tentang teknik aseptic dan penanganan obat sitostatika.

• Petugas wanita yang sedang hamil atau merencanakan untuk hamil tidak dianjurkan untuk terlibat dalam rekonstitusi obat sitistatika

• Petugas wanita yang sedang menyusui tidak dianjurkan terlibat dalam rekonstitusi obat sitostatika

• Petugas yang sedang sakit atau mengalami infeksi pada kulit harus diistirahatkan dari tugas ini

• Setiap petugas yang akan terlibat dalam rekonstitusi obat sitostatika seminggu sebelumnya harus mendapat pemeriksaan laboratorium, yang terdiri dari :

a.Complete blood countb.Liver Function Testc.Renal Function Test

• Pemeriksaan laboratorium harus dilakukan secara periodic setiap 6 bulan, jika terdapat kelainan hasil pemeriksaan harus diteliti lebih dalam

• Semua hasil harus didokumentasikan

Page 13: Handling Cytotoxic Agents 2(1)

4. TEKNIK PENANGANAN SEDIAAN SITOSTATIKA

o Penyiapano Pencampuran o Cara Pemberiano Penanganan Tumpahan Dan Kecelakaan Kerja

Page 14: Handling Cytotoxic Agents 2(1)

Penyiapan

• Proses penyiapan sediaan sitostatika sama dengan proses penyiapan pencampuran obat suntik.

Page 15: Handling Cytotoxic Agents 2(1)

Proses pencampuran sediaan sitostatika

1 Memakai APD sesuai PROSEDUR TETAP

2 Mencuci tangan sesuai PROSEDUR TETAP

3 Menghidupkan biological safety cabinet (BSC) 5 menit sebelum digunakan.

4 Melakukan dekontaminasi dan desinfeksi BSC sesuai PROSEDUR TETAP

5 Menyiapkan meja BSC dengan memberi alas sediaan sitostatika.

6 Menyiapkan tempat buangan sampah khusus bekas sediaan sitostatika.

7 Melakukan desinfeksi sarung tangan dengan menyemprot alkohol 70%.

8 Mengambil alat kesehatan dan bahan obat dari pass box.

9. Meletakkan alat kesehatan dan bahan obat yang akan dilarutkan di atas meja BSC

10.Melakukan pencampuran sediaan sitostatika secara aseptis.

11.Memberi label yang sesuai pada setiap infus dan spuit yang sudah berisi sediaan sitostatika

12.Membungkus dengan kantong hitam atau aluminium foil untuk obat-obat yang harus terlindung cahaya.

13.Membuang semua bekas pencampuran obat kedalam wadah pembuangan khusus.

14 Memasukan infus untuk spuit yang telah berisi sediaan sitostatika ke dalam wadah untuk pengiriman.

15 Mengeluarkan wadah untuk pengiriman yang telah berisi sediaan jadi melalui pass box.

16 Menanggalkan APD sesuai prosedur tetap

Page 16: Handling Cytotoxic Agents 2(1)

Cara Pemberian

Cara pemberian obat sitostatika dapat dilakukan secara :

1. PO : Per Oral2. SC : Sub Cutan3. IV : Intra Vena4. IT : Intra Thecal5. IP : Intra Peritoneal / Pleural

Page 17: Handling Cytotoxic Agents 2(1)

Penanganan tumpahan dan kecelakaan kerja

1. Penanganan tumpahan Membersihkan tumpahan dalam ruangan steril dapat dilakukan petugas tersebut atau meminta pertolongan orang lain dengan menggunakan chemotherapy spill kit yang terdiri dari:a. Membersihkan tumpahan di luar BSC dalam

ruang sterilb. Membersihkan tumpahan di dalam BSC

2. Penanganan kecelakaan kerja3. Pengelolaan limbah sitostatika

Page 18: Handling Cytotoxic Agents 2(1)

Penanganan tumpahan1. Membersihkan tumpahan di dalam BSC

a) Serap tumpahan dengan kassa untuk tumpahan cair atau handuk basah untuk tumpahan serbuk.

b) Tanggalkan sarung tangan dan buang, lalu pakai 2 pasang sarung tangan baru.

c) Angkat hati-hati pecahan tajam dan serpihan kaca sekaligus dengan alas kerja/meja/penyerap dan tempatkan dalam wadah buangan.

d) Cuci permukaan, dinding bagian dalam BSC dengan detergent, bilas dengan aquadestilata menggunakan kassa. Buang kassa dalam wadah pada buangan.

e) Ulangi pencucian 3 x.f) Keringkan dengan kassa baru, buang dalam wadah

buangan.g) Tutup wadah dan buang dalam wadah buangan akhir.h) Tanggalkan APD dan buang sarung tangan, masker,

dalam wadah buangan akhir untuk dimusnahkan dengan inscenerator.

i) Cuci tangan.

2. Membersihkan tumpahan di luar BSC dalam ruang sterila) Meminta pertolongan, jangan tinggalkan area sebelum

diizinkan.b) Beri tanda peringatan di sekitar area.c) Petugas penolong menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)d) Angkat partikel kaca dan pecahan-pecahan dengan

menggunakan alat seperti sendok dan tempatkan dalam kantong buangan.

e) Serap tumpahan cair dengan kassa penyerap dan buang dalam kantong tersebut.f) Serap tumpahan serbuk dengan handuk basah dan buang

dalam kantong tersebut.g) Cuci seluruh area dengan larutan detergent.h) Bilas dengan aquadest.i) Ulangi pencucian dan pembilasan sampai seluruh obat

terangkat.j) Tanggalkan glove luar dan tutup kaki, tempatkan dalam

kantong pertama.k) Tutup kantong dan tempatkan pada kantong kedua.l) Tanggalkan pakaian pelindung lainnya dan sarung tangan

dalam, tempatkan dalam kantong kedua.m) Ikat kantong secara aman dan masukan dalam tempat penampung khusus untuk dimusnahkan dengan incenerator.n) Cuci tangan.

Page 19: Handling Cytotoxic Agents 2(1)

5. PROTAP DESINFEKSI DAN DEKONTAMINASI

PERSIAPAN BAHAN DAN ALATa. Mempersiapkan bahan yang terdiri dari• Alkohol swab• Alkohol 70 % dalam botol spray• Mendesinfeksi bagian luar kemasan bahan obat sitostatika dan pelarut

dengan menyemprotkan alcohol 70 %b. Mempersiapkan alat yang terdiri dari• Mensterilkan alas untuk sitostatika• Mensterilkan bahan untuk sealing (parafin)• Mensterilkan sarung tangan , masker, baju, topi, sarung kaki• Spuit inj. Ukuran 2 X vol yang dibutuhkan.• Jarum• Mendesinfektan etiket, label, klip plastik, kantong plastik u/ disposal dengan

menyemprotkan alkohol 70 %

Page 20: Handling Cytotoxic Agents 2(1)

PENANGANAN JIKA TERJADI KETERPAPARAN AKIBAT KECELAKAAN KERJA.

1. Kontak dengan kulit:a) Tanggalkan sarung tangan.b) Bilas kulit dengan air hangat.c) Cuci dengan sabun, bilas dengan air hangat.d) Jika kulit tidak sobek, seka area dengan kassa yang dibasahi

dengan larutan Chlorin 5 % dan bilas dengan air hangat.e) Jika kulit sobek pakai H2O2 3 %.f) Catat jenis obatnya dan siapkan antidot khusus.g) Tanggalkan seluruh pakaian alat pelindung diri (APD)h) Laporkan ke supervisor.i) Lengkapi format kecelakaan.

Page 21: Handling Cytotoxic Agents 2(1)

PENANGANAN JIKA TERJADI KETERPAPARAN AKIBAT KECELAKAAN KERJA.

2) Kontak dengan mataa) Minta pertolongan.b) Tanggalkan sarung tangan.c) Bilas mata dengan air mengalir dan

rendam dengan air hangat selama 5 menit.

d) Letakkan tangan di sekitar mata dan cuci mata terbuka dengan larutan NaCl 0,9%.

e) Aliri mata dengan larutan pencuci mata.

f) Tanggalkan seluruh pakaian pelindung.

g) Catat jenis obat yang tumpah.h) Laporkan ke supervisor.i) Lengkapi format kecelakaan kerja.

3) Tertusuk jaruma) Jangan segera mengangkat jarum. Tarik

kembali plunger untuk menghisap obat yang mungkin terinjeksi.

b) Angkat jarum dari kulit dan tutup jarum, kemudian buang.

c) Jika perlu gunakan spuit baru dan jarum bersih untuk mengambil obat dalam jaringan yang tertusuk.

d) Tanggalkan sarung tangan, bilas bagian yang tertusuk dengan air hangat.

e) Cuci bersih dengan sabun, bilas dengan air hangat.

f) Tanggalkan semua APD.g) Catat jenis obat dan perkirakan berapa

banyak yang terinjeksi.h) Laporkan ke supervisor.i) Lengkapi format kecelakaan kerja.j) Segera konsultasikan ke dokter.

Page 22: Handling Cytotoxic Agents 2(1)

Pengelolaan limbah sitostatika

• Pengelolaan limbah dari sisa buangan pencampuran sediaan sitostatika (seperti: bekas ampul, vial, spuit, needle, dll) harus dilakukan sedemikian rupa hingga tidak menimbulkan bahaya pencemaran terhadap lingkungan.

Page 23: Handling Cytotoxic Agents 2(1)

Pengelolaan limbah sitostatika

Langkah – langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :a. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD).b. Tempatkan limbah pada wadah buangan tertutup. Untuk benda-

benda tajam seperti spuit vial, ampul, tempatkan di dalam wadah yang tidak tembus benda tajam, untuk limbah lain tempatkan dalam kantong berwarna (standar internasional warna ungu) dan berlogo sitostatika

c. Beri label peringatan (Gambar 2) pada bagian luar wadah.d. Bawa limbah ke tempat pembuangan menggunakan troli

tertutup.e. Musnahkan limbah dengan incenerator 1000ºC.f. Cuci tangan.

Page 24: Handling Cytotoxic Agents 2(1)