21
HALITOSIS Ilmu Penyakit Mulut I

Halitosis.pptx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bau mulut

Citation preview

HALITOSIS

Ilmu Penyakit Mulut I

Pendahuluan

Berasal dari kata: “halitos” nafas “osis” kondisi/keadaan tak normal

Mempengaruhi psikososial: Malu atau rendah diri Tidak mau bergaul atau menghindari

pergaulan sosial Tidak bebas bicara Kurang percaya diri Mempengaruhi kehidupan

Pendahuluan

Halitosis bukan merupakan penyakit tetapi gejala dari beberapa penyakit atau kelainan

Penyebab halitosis: Faktor dalam mulut Faktor luar mulut Faktor fisiologis

Penyebab Halitosis

Faktor dalam mulut: OH buruk Tempat yang dapat menyebabkan

pengumpulan makanan dalam mulut: gigi malposisi, kehilangan interdental papil, resesi gingiva

Adanya poket periodontal Tindakan pembedahan Pemakaian protesa

Penyebab Halitosis

Faktor luar mulut: Kelainan tractus respiratorius: tumor ganas

pada tractus, hidung dan nasofaringeal Abses paru-paru, gejala: demam tidak

teratur, berat badan menurun drastis Tuberculosis Makanan mengandung bawang putih &

minuman beralkohol Penderita Diabetes Mellitus

Penyebab Halitosis

Faktor fisiologis: Bangun tidur Puasa Tekanan emosional Pada orang lanjut usia Pada perokok berat Coated tongue

Penyebab Halitosis

Untuk membedakan penyebab dari dalam/luar, digunakan Metode Brening penderita diinstruksikan menutup mulut, kemudian bernafas melalui hidung Bila bau dari paru-paru Bila tidak bau dari mulut

Penyebab Halitosis

Bersumber dari beberapa tempat utama: hidung, paru-paru & rongga mulut

Dr. Tonzetich (Canada): gas/senyawa sulfur yang mudah menguap atau dikenal sebagai Volatile Sulfur Compunds (VSC), merupakan penyebab utama halitosis

Penyebab Halitosis

Rongga mulut memiliki peranan yang besar terhadap terjadinya halitosis

Beberapa faktor dalam mulut yang berperan besar terhadap kondisi halitosis: Saliva Lidah Interdental papil

Saliva

Aktifitas pembusukan oleh bakteri, yaitu adanya degradasi protein menjadi asam-asam amino mikroorganisme

pH saliva VSC pH rendah (asam) menghambat

pembentukan VSC pH netral/alkali menguntungkan terhadap

pembentukan VSC meningkatkan terjadinya halitosis

Lidah

Sumber utama halitosis pada lidah dorso posterior lidah

Permukaan lidah merupakan tempat utama aktivitas serta pembiakan bakteri pembersihan lidah sangat penting

Interdental Papil

Tempat utama tempat akumulasi plak dan kalkulus serta terdapatnya sulkus gingiva serta kemungkinan terjadinya poket dan penyakit gingiva & periodontal

Perawatan

Prinsip perawatan halitosis: menjaga kesehatan dan kebersihan gigi & mulut

Menggunakan bahan anti halitosis yaitu bahan yang dapat mengkonversi VSC menjadi senyawa yang tidak berbau dan tidak menguap lagi, misalnya yang mengandung Chlorine dioxide

Tongue cleaner

ISTILAH-ISTILAH

Ilmu Penyakit Mulut I

Lesi: atas kelainan patologis pada jaringan lunak

Ulser/ulkus: lesi dangkal & berbatas jelas , lapisan epidermal diatasnya telah hilang. Biasanya sakit obat topikal. Ditemukan pada penyakit Stomatitis Aphtosa, infeksi virus (Herpes Simpleks & Varicella Zoster)

Vesikel: benjolan, mengandung cairan bening, berbatas jelas dalam epidermis, d < 1 cm. Dinding epitel dari vesikel tipis mudah pecah menjadi bentuk ulkus

Bulla: lesi vesikel dengan d > 1 cm. Umumnya ditemukan pada penyakit Pemphigus, Pemphigoid dan luka bakar.

Makula: lesi datar dan berbatas jelas karena perubahannya dari warna kulit yang normal. Warnanya bisa merah karena adanya lesi vaskuler atau peradangan atau berpigmen karena adanya melanin & obat-obatan tampak berwarna biru atau hitam.

PapulaLesi yang padat, lebih menonjol diatas permukaan kulit, d < 1 cm. Dapat dijumpai dalam berbagai penyakit, termasuk Eritema Multiforme, Rubela & Lupus Eritematosus

PlakLesi padat yang lebih menonjol dari jaringan sekitarnya, d > 1 cm. Plak merupakan papula yang besar.

ErosiLesi merah & basah sering disebabkan oleh pecahnya vesikel atau bula dan juga oleh trauma.