HABIS GELAP TERBITLAH TERANG.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sinopsis

Citation preview

SINOPSIS ROMAN HABIS GELAP TERBITLAH TERANGKarangan: Armijn Pane

Bimo Fajrie A9A/11

Buku ini berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang karangan Armijn Pane yang diterbitkan oleh Balai Pustaka. Kartini di buku ini merupakan orang yang sangat inisiatif, cerdas dan berjiwa kemimpinan besar. Beliau mempunyai sifat yang tidak mudah menyerah, meskipun didepan beliau terdapat gunung yang menjulang tinggi dan jurang yang sangat dalam, beliau akan berusaha sekuat mungkin supaya hak hak wanita dapat disamakan dengan pria. Di buku ini beliau sangat ramah, beliau sering surat menyurat dengan teman temanya yang berada di negeri Belanda dan di Betawi. Beliau juga sangat baik bahkan beliau dipercaya oleh petinggi pemerintahan di pulau Jawa untuk mengasuh anak anaknya supaya menjadi orang yang cerdas.Buku ini menceritakan bagaimana usaha beliau supaya hak wanita dapat disamakan dengan pria. Beliau bahkan melanggar aturan adat Jawa yang menyatakan bahwa wanita harus diam dirumah dan memperkerjakan pekerjaan rumah tangga. Di buku ini menceritakan keseharian Kartini tetapi dalam bentuk surat menyurat dengan teman temanya yang berada di Belanda. Jadi Raden Ajeng Kartinidilahirkan di Mayong pada tanggal 28 RabiulAkhir tahun Jawa 1808 (21 April 1879), jadi bertepatan 131 tahun lalu. Beliau adalah putri dari Bupati Jepara waktu itu bernama Raden Mas Adipati Sastrodiningrat dan cucu dari Bupati Demak, Tjondronegoro.Saat Raden Ajeng Kartini menginjak dewasa, beliau menilai kaum wanita penuh dengan kehampaan, kegelapan, ketiadaan dalam perjuangan yang tidak lebih sebagai perabot kaum laki-laki yang bekerja secara alamiah hanya mengurus dan mengatur rumah-tangga saja.RA Kartini tidak bisa menerima keadaan itu, walaupun dirinya berasal dari kaum bangsawan, namun tidak mau ada perbedaan tingkatan derajat, Kartini sering turun berbaur dengan masyarakat bawah yang bercita-cita merombak perbedaan status sosial pada waktu itu.RA Kartini mengecap pendidikan tinggi setara dengan pemerintah kolonial Belanda dan terus memberi semangat kaum perempuan untuk tampil sama dengan kaum laki-laki, bahkan Kartini telah memiliki sekolah kecil yang bermurid sekitar 22 orang. Lalu pernikahan dengan Bupati Rembang, Raden Adipati Joyoningrat, lebih meningkatkan perjuangannya melalui sarana pendidikan dan lain-lain. RA Kartini wafat pada usia 25 tahun tepatnya pada tanggal 17 September 1904 setelah beliau melahirkan bayi laki lakinya, beliau pergi meninggalkan Bangsa Indonesia dalam usia sangat muda yang masih penuh cita-cita perjuangan dan daya kreasi yang melimpah.Keunggulan dari buku ini ialah buku ini sangat mendetail menyeritakan tentang pengalaman pribadi dan keluarga Kartini, meskipun melalui surat surat yang ditulis oleh Kartini. Di buku ini Kartini seperti membuat buku harian yang ia share dengan teman temanya. Kekuranganya ialah buku ini untuk kalangan remaja kalimat nya sulit untuk dicerna karena kalimatnya yang sangat memusingkan. Kita harus membaca buku ini karena banyak sekali pelajaran yang dapat kita petik misalnya kita dapat belajar untuk tidak mudah menyerah dan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan YME. Juga dapat menjadi inspirasi bagi kaum hawa supaya menjadi wanita yang kuat, tahan banting serta tidak mudah menyerah dari berbagai halangan.