7
TES HEART-TYPE FATTY ACID BINDING PROTEIN (H-FABP) METODE IMMUNOCHROMATOGRAPHY I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Acute Myocardial Infarction (AMI) merupakan penyebab tersering kematian mendadak. Serial pengukuran penanda biokimia saat ini secara universal diterima sebagai penentu penting dalam diagnosa AMI, meskipun demikian diagnosa dini AMI masih merupakan problematik. Oleh karena itu, metode yang cepat untuk diagnosis dini AMI sangat penting 1 . Kemajuan terapi AMI, yaitu fibrinolitik dan angioplasty, memerlukan diagnosis dini, cepat, dan spesifik. Fibrinolisis yang dilakukan pada jam pertama setelah onset nyeri mengurangi mortalitas sebesar 90%, dan sebaliknya, terapi fibrinolitik pada angina pectoris tak stabil (APTS), meningkatkan terjadinya infark dan kematian, sehingga menyingkirkan diagnosis AMI memungkinkan penatalaksanaan APTS secara tepat, yaitu pemberian antitrombin dan antiagregasi trombosit. Penanda biokimia seperti myoglobin, creatinekinase-MB isoenzyme (CK- MB), dan troponin I (cTnI) atau troponinT (cTnT) jantung saat ini digunakan dalam diagnosa AMI 2 . Meskipun demikian, penanda protein jantung tersebut tidak memuaskan untuk mendeteksi AMI pada tahap awal, terutama dalam waktu 3-6 jam sejak timbulnya AMI 3 . Heart-type fatty acid-binding protein (h-FABP) adalah molekuler bermassa kecil, protein larut (15 kDa), yang

h-fabp

  • Upload
    chkdnsh

  • View
    18

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laboratorium

Citation preview

TES HEART-TYPE FATTY ACID BINDING PROTEIN (H-FABP) METODE IMMUNOCHROMATOGRAPHY

I. PENDAHULUANA. LATAR BELAKANGAcute Myocardial Infarction (AMI) merupakan penyebab tersering kematian mendadak. Serial pengukuran penanda biokimia saat ini secara universal diterima sebagai penentu penting dalam diagnosa AMI, meskipun demikian diagnosa dini AMI masih merupakan problematik. Oleh karena itu, metode yang cepat untuk diagnosis dini AMI sangat penting1.Kemajuan terapi AMI, yaitu fibrinolitik dan angioplasty, memerlukan diagnosis dini, cepat, dan spesifik. Fibrinolisis yang dilakukan pada jam pertama setelah onset nyeri mengurangi mortalitas sebesar 90%, dan sebaliknya, terapi fibrinolitik pada angina pectoris tak stabil (APTS), meningkatkan terjadinya infark dan kematian, sehingga menyingkirkan diagnosis AMI memungkinkan penatalaksanaan APTS secara tepat, yaitu pemberian antitrombin dan antiagregasi trombosit. Penanda biokimia seperti myoglobin, creatinekinase-MB isoenzyme (CK-MB), dan troponin I (cTnI) atau troponinT (cTnT) jantung saat ini digunakan dalam diagnosa AMI2. Meskipun demikian, penanda protein jantung tersebut tidak memuaskan untuk mendeteksi AMI pada tahap awal, terutama dalam waktu 3-6 jam sejak timbulnya AMI3.Heart-type fatty acid-binding protein (h-FABP) adalah molekuler bermassa kecil, protein larut (15 kDa), yang berlimpah di sitoplasma dari sel otot jantung. h-FABP merupakan penanda biologis yang secara cepat dan spesifik dilepaskan ke dalam sirkulasi darah setelah kerusakan otot jantung4. Data terakhir menunjukkan bahwa konsentrasi h-FABP meningkat secara baik sebelum penanda cardiac necrosis lainnya dan itu merupakan indikator sensitifis kimia pada AMI. Plasma h-FABP meningkat dalam waktu 3 jam pada AMI dan kembali ke nilai referensi setelah 12-24 jam 5. Dalam individu yang sehat acuan nilai h-FABP relatif rendah (2-5 ng/ml). Segera setelah terjadi onset iskemia miokard, h-FABP dilepaskan ke dalam aliran darah. Dalam waktu 24 jam protein itu dicuci oleh bersihan ginjal. Selanjutnya, h-FABP telah dibuktikan menjadi faktor independen untuk prognosis dini pada pasien yang datang dengan kondisi serius di bagian gawat darurat6.

B. TUJUANMendeteksi adanya h-FABP dalam darah pasien secara kualitatif dengan metode imunokromatografi menggunakan Galatea TM h-FABP

II. METODE A. Pra Analitik1. Persiapan pasien Tidak ada persiapan khusus2. Persiapan SampelSampel whole blood (tanpa antikoagulan maupun dengan antikoagulan heparin atau EDTA) , serum atau plasma. 3. Alat dan Bahan a. Alat : Galatea TM h-FABP kit yang berisi kaset tes, sample dropper b. Bahan : whole blood , serum atau plasma pasien

Gambar 1. Komponen kaset Galatea TM h-FABP(sumber : Insert Kit Galatea TM h-FABP)

B. AnalitikMetode yang digunakan adalah imunokromatografi.1. Prinsip TesTes ini memanfaatkan metode immunochromatography, dengan two-site sandwich immunoassay pada membran nitroselulose. Bantalan konjugat mengandung monoclonal anti- h-FABP conjugated to colloidal gold. Prinsip tes yaitu lateral flow, yaitu setelah di teteskan, sampel mengalir melalui bantalan konjugat. Sampel ini bergerak maju ke daerah tes (T) yang disana terdapat The conjugate pad contains monoclonal anti- h-FABP conjugated to colloidal gold. As the test sample flows through the membrane assembly of the device, the highly specific anti- h-FABP antibody-colloidal gold conjugate complexes with h-FABP in the sample and travels on the membrane due to capillary action. This sample moves further on the membrane to the test region (T) where it is immobilized by another specific anti- h-FABP antibody coated on the membrane leading to the formation of a pink-purple band. A detectable coloured band is formed if h-FABP level is equal to or greater than 7.0 ng/ml. Kaset tes ini memanfaatkan prinsip immunochromatography, dengan unik dua-situs sandwich immunoassay pada membran nitrocellulose. Pad konjugat berisi monoklonal anti-h-FABP conjugated koloid emas. Sebagai tes tes sample mengalir melalui membran perakitan perangkat, sangat spesifik anti-h-FABP koloid antibodi emas konjugat kompleks dengan h-FABP di sampel dan perjalanan di membran karena tindakan kapiler. Sampel ini bergerak lebih lanjut pada membran ke wilayah pengujian (T) yang mana itu bergerak oleh antibodi anti-h-FABP spesifik lain dilapisi pada membran menuju pembentukan sebuah band merah muda-ungu. Sebuah band berwarna terdeteksi dibentuk jika tingkat h-FABP sama atau lebih besar daripada 7.0 ng/ml.The unreacted conjugate if any, move further on the membrane and are subsequently immobilized by the anti-mouse antibodies coated on the membrane at the control region (C), forming a pink-purple coloured band. This control band acts as a procedural control and serves to validate test results. Konjugat runutan jika ada, bergerak lebih lanjut pada membran dan yang kemudian bergerak oleh anti-tikus antibodi dilapisi pada membran kontrol wilayah (C), membentuk sebuah band berwarna merah muda-ungu. Band kontrol ini bertindak sebagai kontrol prosedural dan berfungsi untuk memvalidasi hasil tes.

2. Cara Kerjaa. Buka bungkus Galatea TM h-FABP, dan keluarkan alat test dari bungkusnya.b. Beri label identitas pasien pada kaset tesc. Ambil sampel darah pasien dengan menggunakan lanset automatis. Sampel bisa whole blood, serum maupun plasma.d. Tuangkan 3 tetes (150 L) sampel ke daerah dengan label tetes darahe. Diamkan 15 menit, kemudian baca hasil tes C. Pasca AnalitikHasil pemeriksaan h-FABP dengan menggunakan Galatea TM h-FABP dapat memberikan hasil positif, negatif, dan invalid.

Gambar 2. Interpretasi hasil tes h-FABP menggunakan Galatea TM h-FABP(sumber : Insert Kit Galatea TM h-FABP)

a. Hasil positif apabila terbentuk garis merah pada daerah tes dan daerah kontrol. Garis merah pada daerah tes akan terbentuk jika konsentrasi h-FABP dalam sampel sama atau lebih dari 7.0 ng/ml.b. Hasil negatif apabila hanya terbentuk garis merah pada daerah kontrol.c. Hasil invalid apabila tidak terbentuk garis merah sama sekali, atau terbentuk garis merah di daerah tes dan tidak terbentuk garis di daerah kontrol.

InterpretasiHasil positif menunjukkan bahwa sampel pasien memiliki nilai h-FABP dalam darah dengan konsentrasi > 7.0 ng/ml. Hasil negatif jika sampel pasien mengandung konsentrasi h-FABP dalam darah