Upload
others
View
16
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGARUH CARA BELAJAR SISWA DAN KETERAMPILAN MENGAJAR
GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN
KEARSIPAN PADA SISWA KELAS XII ADMINISTRASI
PERKANTORAN SMK BATIK 2 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Oleh:
ARNES ANANDITA
K7407166
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGARUH CARA BELAJAR SISWA DAN KETERAMPILAN MENGAJAR
GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN
KEARSIPAN PADA SISWA KELAS XII ADMINISTRASI
PERKANTORAN SMK BATIK 2 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh:
ARNES ANANDITA
K7407166
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus
Pendidikan Administrasi Perkantoran Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Dra. Patni Ninghardjanti, M.Pd
NIP 19630406 198903 2 001
Pembimbing II
Anton Subarno, S.Pd, M.Pd
NIP 19751223 200701 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Dra. C. Dyah.SI, M.Pd ………………….
Sekretaris : Tutik Susilowati, S.Sos, M.Si ………………….
Anggota I : Dra. Patni Ningharjanti, M.Pd ………………….
Anggota II : Anton Subarno, S.Pd, M.Pd ………………….
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd
NIP. 196600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Arnes Anandita. PENGARUH CARA BELAJAR SISWA DAN
KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI
BELAJAR MATA PELAJARAN KEARSIPAN PADA SISWA KELAS XII
ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK BATIK 2 SURAKARTA TAHUN
PELAJARAN 2010/2011. Skripsi; Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Februari 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mengetahui ada tidaknya pengaruh
yang signifikan cara belajar terhadap prestasi belajar siswa mata pelajaran
kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta
tahun pelajaran 2010/2011. (2) mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan
keterampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan
pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta tahun
pelajaran 2010/2011; (3) mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan cara
belajar siswa dengan keterampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata
pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2
Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan
metode deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII
jurusan Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta Tahun Pelajaran
2010/2011. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah proporsional random sampling, sebanyak sebanyak 85 siswa atau 60% dari
jumlah populasi. Teknik pengumpulan data yaitu dengan menggunakan metode
angket yang didukung metode dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik analisis regresi linear ganda. Dengan hasil persamaan
garis linier ganda Ŷ =31,345 + 0,651 X1 + 0,215 X2.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Ada pengaruh
yang signifikan antara cara belajar terhadap prestasi belajar siswa mata pelajaran
kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta
tahun pelajaran 2010/2011. Hal ini ditunjukkan dengan harga thitung > ttabel atau
3,588 > 1,676 dengan taraf signifikansi 5%. (2) Ada pengaruh yang signifikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
antara keterampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran
kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta
tahun pelajaran 2010/2011. Hal ini dapat ditunjukkan dengan harga thitung > ttabel
atau 2,625 > 1,676 pada taraf signifikansi 5%. (3) Ada pengaruh yang signifikan
antara cara belajar siswa dan keterampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar
mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK
Batik 2 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011. Hal ini ditunjukkan dengan Fhitung >
Ftabel atau 12,488 > 3,191 pada taraf signifikansi 5%.
Sumbangan relatif cara belajar siswa (X1) terhadap prestasi belajar mata
pelajaran kearsipan (Y) sebesar 62,14% dan sumbangan relatif keterampilan
mengajar guru (X2) terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan (Y) sebesar
37,86%. Untuk sumbangan efektif cara belajar siswa (X1) terhadap prestasi belajar
mata pelajaran kearsipan (Y) sebesar 21,27% dan gaya mengajar guru (X2)
terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan (Y) sebesar 12,96%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Arnes Anandita. THE INFLUENCE OF THE STUDENT LEARNING STYLE
AND THE TEACHER’S TEACHING SKILL TO THE LEARNING
ACHIEVEMENT ON ARCHIVES SUBJECT AT TWELFTH GRADE
STUDENTS OF OFFICE ADMINISTRATION IN BATIK 2 SURAKARTA
VOCATIONAL HIGH SCHOOL IN ACADEMIC YEAR 2010/2011. Thesis,
Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret University,
February 2011.
The purpose of this study is to determine: (1) whether there is a significant
influence of learning style toward the student learning achievement on Archiving
subject of twelfth grade of Office Administration in Batik 2 Surakarta Vocational
High School in academic year 2010/2011. (2) there is a significant influence of
teacher's teaching skill toward the academic achievement of Archiving subject of
twelfth grade of Office Administration in Batik 2 Surakarta Vocational High
School in academic year 2010/2011. (3) there is a significant influence of learning
style with teacher' teaching skill toward the academic achievement of Archiving
subject of twelfth grade of Office Administration in Batik 2 Surakarta Vocational
High School in academic year 2010/2011.
This study used quantitative research approach with quantitative descriptive
method. The population is twelfth grade students of Office Administration in Batik
2 Surakarta Vocational High School in academic year 2010/2011. The sampling
technique used in this study is proportional random sampling technique of 85
people or 60% from population. Data collection techniques is to use a questionnaire
method in supporting documentation method.. Analysis data used in this study I
technique of multiple linear regression analysis. With result is a double linear
equation Y = 31.345 + 0.651 X1 + 0.215 X2.
Based on the results of the study, it can be concluded that: (1) There is a
significant influence of learning skill toward the student learning achievement on
Archiving subject of twelfth grade of Office Administration in Batik 2 Surakarta
Vocational High School in academic year 2010/2011. It is shown by tobs.> ttable or
3.588 > 1.676 with a significance level of 5%. (2) There is a significant influence of
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
teacher's teaching skill toward the academic achievement of Archiving subject of
twelfth grade of Office Administration in Batik 2 Surakarta Vocational High
School in academic year 2010/2011. It is shown by tobs.> ttable or 2.625> 1.676 at
significance level of 5%. (3) There is a significant influence of learning style with
teacher' teaching skill toward the academic achievement of Archiving subject of
twelfth grade of Office Administration in Batik 2 Surakarta Vocational High
School in academic year 2010/2011. It is shown by Fobs. > Ftable or 12.488> 3.191 at
significance level of 5%.
Relative contribution of learning students (X1) to the academic achievement
of Archiving subject (Y) equal to 62.14% and the relative contribution of teacher's
teaching skill (X2) to the academic achievement of Archiving subject (Y) equal to
37.86%. For the effective contribution of student learning style (X1) to the
academic achievement of Archiving subject (Y) equal to 21.27% and teacher's
teaching style (X2) to the academic achievement of Archiving subject (Y) equal to
12.96.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
MOTTO
Seorang guru menggandeng tangan, membuka pikiran, menyentuh hati,
membentuk masa depan. Seorang guru berpengaruh selamanya, tanpa tahu kapan
berakhirnya.
( Henry Adam)
Membaca menjadikan seseorang berisi, berunding menjadikan dia siap dan menulis
menjadikan ia saksama.
(Robert Bridges)
Semua orang berusaha untuk melakukan sesuatu yang besar tanpa menyadari
bahwa hidup ini tersusun dari hal-hal yang kecil.
(Frank. A. Clark)
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Maka apabila kamu
telah selesai (dari Sesuatu urusan), Kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan
yang lain, dan hanya kepada tuhanmulah hendaknya kamu berharap.
(Q.S. Al Insyirah : 7-8 )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
PERSEMBAHAN
Seiring rasa syukur ke hadirat Allah SWT,
akupersembahkan karya ini teruntuk:
Bapak dan Ibu tercinta, sebagai rasa hormat
dan baktiku.
Adik-adikku tersayang, Ardian Sukmana dan
Arlinia Wiliasti yang membanggakan.
Seseorang yang selalu ada dihati dan selalu
menyemangatiku.
Rekan-rekan PAP 2007
Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, dan
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“Pengaruh cara belajar siswa dan gaya mengajar guru terhadap prestasi belajar
mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK
Batik 2 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011”.
Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan untuk mendapatkan gelar
Sarjana pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus
Pendidikan ministrasi Perkantoran Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini banyak mengalami
hambatan, namun atas bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat
menyelesaikannya. Oleh karena itu merupakan suatu kebahagiaan bagi penulis,
penulis mengucapkan rasa terima kasih atas segala bantuannya kepada :
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta beserta segenap jajarannya, yang telah memberikan ijin untuk
melaksanakan penelitian.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial yang telah menyetujui permohonan ijin
menyusun skripsi.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi yang telah memberikan ijin
penyusunan skripsi.
4. Ketua dan Sekretaris BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran yang telah
memberikan pengarahan dan ijin menyusun skripsi.
5. Dra. Patni Ningharjanti, M.Pd, selaku Pembimbing I yang dengan sabar
senantiasa memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi, sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan.
6. Anton Subarno, S.Pd M.Pd, selaku Pembimbing II yang dengan sabar
senantiasa memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi, sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Pendidikan Ekonomi BKK PAP yang
telah memberi bekal ilmu yang sangat bermanfaat bagi peneliti.
8. Drs. Yusuf selaku kepala sekolah SMK Batik 2 Surakarta yang telah
memberikan ijin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian di SMK Batik 2
Surakarta.
9. Daryani, S.Pd selaku guru mata pelajaran Kesekretarisan SMK Batik 2
Surakarta yang telah membantu dalam perijinan dan pengumpulan data.
10. Bapak dan Ibu tercinta, sebagai rasa hormat dan baktiku. Terimakasih selalu
menyebut namaku dalam setiap do’a, atas kasih sayang, motivasi dan kesabaran
yang diberikan selama ini.
11. Adik-adikku tersayang, Ardian Sukmana dan Arlinia Wiliasti yang
membanggakan, Terima kasih atas senyum kalian dalam setiap perjumpaan.
12. Lentera Jiwaku, atas segala dukungan, kesabaran dan do’anya yang
memberiku semangat dalam setiap langkah yang kujalani ^^ I’m Sure.. We
Can Do It.. :D
13. Sahabatku Ika Ratna, Anggun, Dyah terimakasih atas dukungan dan motivasi
yang tiada henti untukku. Ratna Sartika… kakakku yang selalu ada untukku,
mendengar keluh kesahku dan selalu memberi solusi untukku. Kakak-kakakku
Vivin, Kemi, Sari, Rika dan Lilis terimakasih atas bimbingannya. Ady Catur,
terimakasih selalu mendengarkan curhatku (on the Road Show, wkwkwk :p ).
Pakdhe Mamat, Om Adin, Jarot dan Ahyar atas kebersamaan dan senyum
kalian selama ini. ^^
14. Hendrick, Ipunk dan Sister…. Sahabatku saat aku pertama kali mengenal
kuliah. Terimakasih teman, ^^
15. Seluruh teman-teman PAP ’07 ( Khususnya Kelas A ^^ ) ...Niken, Restina,
Anggri, Elin, Yunita, Ambar, Ari Tama, Putra, Hafit, Bunga, Mpiit, Nea, Doni,
Supri, Toto, Gesang, Inaya, Novy, Novianti, Wiwid, Divia, Anin, Risma, Iud,
Tika, Aulia, Rumining, Della, Surati, Kristin, Tisna, Liya, Ita, dan teman -
teman yang lain yang belum kesebut. Terimakasih atas kerjasama dan
kekompakannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
16. Teman-teman Pengurus Lab. Pendidikan Administrasi Perkantoran yang telah
memberikan motivasi. Terimakasih atas kebersamaannya.
17. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu-per satu yang telah
membantu penyusunan skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan maka saran
dan kritik yang bersifat membangun sangat peneliti harapkan. Peneliti harapkan
skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan para pembaca umumnya
serta bagi perkembangan ilmu pengatahuan.
Surakarta, Februari 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN .................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................. iv
HALAMAN ABSTRAK......................................................................... v
HALAMAN MOTTO ............................................................................. ix
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. x
KATA PENGANTAR ............................................................................ xi
DAFTAR ISI ........................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah………………………………………. 1
B. Identifikasi Masalah…………………………………………… 5
C. Pembatasan Masalah…………………………………………... 6
D. Perumusan Masalah…………………………………………… 6
E. Tujuan Penelitian……………………………………………… 7
F. Manfaat Penelitian…………………………………………….. 8
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................. 9
A. Tinjauan Pustaka…………………………………………… 9
1. Tinjauan tentang Proses Belajar Mengajar Mengajar .….10
2. Tinjauan tentang Cara Belajar Siswa……………………15
3. Tinjauan tentang Gaya Mengajar Guru……………….…17
4. Tinjauan tentang Prestasi Belajar Siswa…………….…. 42
B. Kerangka Berpikir..……………………………….…….……51
C. Hipotesis……………………………………………….…… 53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 54
A. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………… 54
B. Populasi dan Sampel…………………………………………55
C. Teknik Pengumpulan Data..………………………………... 56
D. Rancangan Penelitian………………………………………...63
E. Teknik Analisis Data……………………………………….. 63
BAB IV HASIL PENELITIAN .............................................................. . 68
A. Deskripsi Data ……………………………………………… 68
1. Variabel cara belajar siswa……..…..…………………. 68
2. Variabel gaya mengajar guru.……..…………………… 69
3. Variabel Prestasi Belajar Siswa………………………….69
B. Pengujian Prasyaratan Analisis…………………………….. 69
1. Uji Normalitas………………………………………….. 69
2. Uji Linearitas…………………………………………… 70
3. Uji Multikolinearitas …………………………………... 70
4. Uji Autokorelasi………………………………………... 70
C. Pengujian Hipotesis……………………………….………….71
1. Analisis Data………………………………….………….71
2. Penafsiran Pengujian Hipotesis……………….………….72
3. Kesimpulan Pengujian Hipotesis………………..………..73
D. Pembahasan Hasil Analisis Data………………………….….74
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................. .. 78
A. Simpulan…………………………………………….………..78
B. Implikasi……………………………………………….……..78
C. Saran ………………………………………………….………79
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..83
LAMPIRAN ............................................................................................ ...85
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran .................................................. 54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Matriks Spesifikasi Data................................................................................ 83
Lampiran 2 Surat Pengantar Angket ................................................................................. 85
Lampiran 3 Daftar Pertanyaan Angket ............................................................................. 86
Lampiran 4 Hasil Try Out Cara Belajar Siswa ................................................................. 91
Lampiran 5 Hasil Try Out Gaya Mengajar Guru .............................................................. 92
Lampiran 6 Hasil Uji Validitas Cara Belajar Siswa ......................................................... 94
Lampiran 7 Hasil Uji Reliabilitas Cara Belajar Siswa ...................................................... 96
Lampiran 8 Hasil Uji Validitas Gaya Mengajar Guru ...................................................... 98
Lampiran 9 Hasil Uji Reliabilitas Gaya Mengajar Guru ................................................. 101
Lampiran 10 Tabulasi Data Variabel Cara Belajar Siswa ............................................... 103
Lampiran 11 Tabulasi Data Variabel Gaya Mengajar Guru ............................................ 105
Lampiran 12 Tabulasi Data Variabel Prestasi Belajar Siswa ......................................... 109
Lampiran 13 Deskripsi Data ............................................................................................ 111
Lampiran 14 Hasil Uji Normalitas ................................................................................... 115
Lampiran 15 Hasil Uji Linearitas X1 Terhadap Y ........................................................... 116
Lampiran 16 Hasil Uji Linearitas X2 Terhadap Y ........................................................... 117
Lampiran 17 Regresi Linear Ganda ............................................................................... 118
Lampiran 18 Hasil Uji Multikolinearitas ......................................................................... 118
Lampiran 19 Hasil Uji Autokorelasi ................................................................................ 118
Lampiran 20 Hasil Uji F .................................................................................................. 119
Lampiran 21 Hasil Uji t ................................................................................................... 119
Lampiran 22 Hasil Uji r. .....................................................................................................
Lampiran 23 Sumbangan Relatif XI dan X2 terhadap Y………………..…………….....121
Sumbangan Efektif XI dan X2 terhadap Y……………..……………….....121
Lampiran 24Tabel Durbin Watson Test……………………………………….………....121
Lampiran 25 Tabel t ……………………………………………………………………..122
Lampiran 26 Tabel F……………………………………………………………………..123
Lampiran 27 Tabel r ……………………………………………………………………..125
Lampiran 28 Daftar Nilai Siswa Kelas XI AP SMK Murni 2 Ska…………….................126
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
Lampiran 29 Jadwal Penyusunan skripsi…………………………………………….......134
Lampiran 30 Surat Ijin Pembimbing…………………………………………………….135
Lampiran 31 Surat Ijin Menyusun Skripsi dari PD I FKIP UNS..................................... 136
Lampiran 32 Surat Permohonan Riset dari PD III ........................................................... 137
Lampiran 33 Surat Permohonan Riset kepada Dekan FKIP UNS ................................... 138
Lampiran 34 Surat Ijin Menyusun Skripsi dari Pembimbing .......................................... 139
Lampiran 35 Surat Telah Melakukan Penelitian................................................................140
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia sedang giat melaksanakan pembangunan di segala bidang dalam rangka
memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembangunan. Berbicara masalah pembangunan
pastilah tidak akan lepas pada sumber daya manusia yang merupakan unsur terpenting
dalam pembangunan. Oleh karena itu pembangunan sumber daya manusia haruslah
diprioritaskan. Salah satu langkah untuk membentuk sumber daya manusia yang
berkualitas adalah dengan pendidikan. Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat
penting untuk meningkatkan kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti,
memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat membangun
diri sendiri dan besama-sama membangun bangsa. Disamping itu pendidikan merupakan
masalah yang penting bagi manusia, karena pendidikan menyangkut kelangsungan hidup
manusia. Manusia muda tidak hanya cukup tumbuh dan berkembang dengan dorongan
insting saja, melainkan perlu bimbingan dan dorongan dari luar dirinya, yakni melalui
pendidikan agar ia menjadi manusia purna. Dengan pendidikan manusia dapat menambah
pengetahuan dan keterampilannya yang dapat berguna untuk membantu pelaksanaan
pembangunan.
Pemerintah telah berusaha keras untuk menyiapkan sumber daya manusia yang
berkualitas dan lebih menigkatkan mutu pendidikan nasional. Langkah kongkrit dari
pemerintah republik indonesia adalah disusunnya undang – undang No. 20 tahun 2003
pasal 3 tentang sistem pendidikan nasional, ditanyakan bahwa :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk perkembangann potensi siswa didik agar menjadi peserta
didik yang beriman, bertakwa pada Tuhan, berakhlak mulia, sehat berilmu, kreatif,
mandiri dan menjadi warga yang demokratis dan bertanggung jawab.
Tujuan pendidikan nasional tersebut diatas dapat dicapai dengan tiga macam
pendidikan yaitu pendidikan formal, informal dan non formal. Pendidikan formal adalah
pendidikan yang terjadi di sekolah, pendidikan informal adalah pendidikan yang terjadi
didalam keluarga dan pendidikan non formal adalah pendidikan yang terjadi dilingkungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
masyarakat misalnya LPK dan kursus - kursus. Yang menjadi fokus dalam penelitian ini
adalah pendidikan yang berlangsung disekolah, mengingat bahwa pendidikan formal
merupakan unsur utama dalam pencapaian tujuan Pendidikan Nasional. Sampai saat ini,
sekolah tetap dianggap sebagai lembaga pendidikan utama yang berfungsi sebagai pusat
pengembangan kualitas sumber daya manusia dengan didukung oleh pendidikan di
keluarga dan masyarakat. Dengan demikian hasil pendidikan yang diperoleh di sekolah
diharapkan dapat membantu siswa dalam mempersiapkan diri dalam menjalani kehidupan
selanjutnya.
Dalam proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan
kegiatan yang paling pokok, dari pada prinsipnya berhasil tidaknya siswa dipengaruhi oleh
kegiatan tersebut. Karena masyarakat pada umumnya, siswa dan guru pada khususnya
selalu menginginkan prestasi belajar yang baik, oleh karena itu mereka harus mengetahui
bagaimana prestasi belajar yang baik itu dapat diperoleh, bagaimana prosesnya dan
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tercapainya prestasi belajar yang optimal.
Proses belajar siswa merupakan rangkaian kegiatan yang menyangkut banyak faktor dan
situasi sekitarnya. Oleh karena itu dalam pendidikan disekolah pun wajar bila misalnya
tingkat kecerdasan, cara belajar mengajar, dan minat belajar yang berbeda pada setiap
siswa, sehingga akan mengahasilkan prestasi yang berbeda.
Keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi belajar tidak terlepas dari
faktor-faktor yang mempengaruhinya, yang pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua,
yakni faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor eksternal
yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor dalam diri siswa adalah faktor yang
sangat penting dalam menentukan hasil belajar, karena siswalah yang menjadi subyek
utama sekaligus menjadi sasaran dalam proses belajar yang berlangsung. Faktor internal
yang ikut menentukan keberhasilan belajar siswa salah satunya adalah cara belajar.
Seorang siswa hendaknya menyadari kemampuannya karena ia akan dapat
menentukan apa yang terbaik baginya, terutama cara belajarnya. Cara belajar dari seorang
siswa berpengaruh besar terhadap prestasi belajar yang akan dicapainya. Slameto (2003:4)
mengemukakan bahwa “faktor cara belajar yang buruk merupakan penyebab masih cukup
banyaknya siswa yang sebenarnya pandai tetapi hanya meraih prestasi yang tidak lebih
baik dari siswa yang sebenarnya kurang pandai, tetapi mampu meraih prestasi yang tinggi
karena mempunyai cara belajar yang baik”. Jadi jelas bahwa cara belajar yang baik akan
menyebabkan berhasilnya belajar, sebaliknya buruknya cara belajar merupakan salah satu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
faktor penyebab rendahnya hasil belajar sehingga menyebabkan menurunnya mutu
pendidikan misalnya nilai rapor merah, tidak naik kelas, tidak lulus ujian, maupun naik
kelas dengan nilai yang pas – passan.
Cara belajar merupakan suatu cara bagaimana siswa melaksanakan kegiatan
belajar secara kontinyu untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang dipelajari dalam usaha
meraih prestasi belajar yang tinggi, misalnya bagaimana mereka mempersiapkan belajar,
mengikuti pelajaran, aktivitas belajar mandiri yang dilakukan, cara mengahadapi ujian dan
pola belajar mereka. Kemampuan seorang siswa pastilah berbeda satu sama lain, sehingga
setiap siswa akan mempunyai perbedaan dengan siswa yang lainnya baik mengenai cara
belajarnya, prestasi belajarnya dan lain – lain. Dengan mengetahui kemampuan sendiri
maka siswa tersebut dapat menentukan cara belajar yang paling efektif dan efisien untuk
dapat mencapai hasil yang maximal seperti yang diharapkan.
Disamping cara belajar, prestasi belajar seorang siswa juga dipengaruhi oleh
faktor eksternal yaitu faktor dari luar diri siswa, salah satunya adalah keterampilan
mengajar guru. Dalam proses belajar mengajar, kegiatan yang dilakukan oleh siswa
menjadi pusat perhatian guru. Untuk itu agar kegiatan pengajaran dapat merangsang siswa
untuk aktif dan kreatif belajar tentu saja diperlukan lingkungan belajar yang kondusif.
Salah satu upaya kearah itu adalah dengan cara memperhatikan beberapa prinsip
penggunaan keterampilan mengajar. Selain disesuaikan dengan cara belajar siswa,
keterampilan mengajar guru juga harus disesuaikan dengan materi pelajaran sehingga
dapat mempermudah siswa untuk menerima dan memahami materi yang diberikan serta
mempertinggi efektifitas belajar. Tercapai tidaknya tujuan proses belajar mengajar banyak
tergantung pada komunikasi antara guru dan siswa, maka seorang guru perlu menggunakan
keterampilan mengajar untuk mempermudah proses komunikasi tersebut. Guru yang
bijaksana akan menyadari perbedaan yang dimiliki oleh siswanya dan menerima sifat dan
corak kepribadian serta watak yang berbeda dengan penuh pengertian. Tentu saja dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar guru harus menggunakan flexibilitas sesuai dengan
situasi dan kondisi sehingga pelaksanaan dapat berjalan dengan maximal.
Prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran kearsipan sendiri bila dilihat dari
nilai yang diperoleh siswa sudah cukup baik, namun hal ini bisa lebih ditingkatkan lagi
apabila ditunjang oleh penerapan cara belajar siswa yang tepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Dengan mengetahui cara belajar siswa maka guru dapat menyesuaikan pada saat
ia mengajar dengan kebutuhan siswa, misalnya dengan menggunakan berbagai
keterampilan mengajar sehingga siswa dapat memahami materi yang disampaikan guru
dengan baik dan mudah. Karena setiap guru mempunyai gaya mengajar sendiri, berbeda
satu sama lain, sehingga tidak dapat menilai “baik” atau “tidak baik” sebelum kita
mengenal pola mengajarnya terlebih dahulu. Mungkin guru akan mudah mengajar siswa –
siswa tertentu dan menemui kesukaran dalam menghadapi siswa – siswa lain.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian tentang prestasi belajar siswa ditinjau dari faktor yang
mempengaruhinya yaitu, cara belajar siswa, dan gaya mengajar guru. Sehingga dari
permasalahan tersebut peneliti menetapkan judul sebagai berikut : “PENGARUH CARA
BELAJAR SISWA DAN GAYA MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI
BELAJAR MATA PELAJARAN KESEKRETARISAN PADA SISWA KELAS XI
ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN
PELAJARAN 2010/2011”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas akan muncul
berbagai masalah. Menurut Iskandar (2008: 163) “identifikasi masalah merupakan
kelanjutan dari latar belakang masalah”. Tetapi untuk lebih mendalami tentang masalah
tersebut, maka peneliti memilih beberapa saja faktor yang penting, yang berkaitan dengan
variable yang akan diteliti.
Dari berbagai masalah itu dapat diidentifikasikan masalah apa yang perlu
dikemukakan. Sehubungan dengan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan
masalah sebagai berikut :
1. Cara belajar siswa yang kurang tepat akan mempengaruhi rendahnya prestasi belajar
yang diraihnya.
2. Kesadaran siswa akan kemampuan yang dimilikinya akan mempengaruhi rendahnya
prestasi belajar yang diraihnya.
3. Adanya perbedaan karakter dan kepribadian pada masing-masing siswa
mengakibatkan masing-masing siswa mempunyai cara belajar yang berbeda-beda
pula sehingga prestasi belajarnyapun akan berbeda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
4. Kurangnya pengetahuan guru tentang keterampilan mengajar yang baik akan
mempengaruhi rendahnya prestasi belajar yang diraih siswa.
5. Kurangnya keterampilan guru dalam mengajar akan mempengaruhi rendahnya
prestasi belajar yang diraih siswa.
C. Pembatasan masalah
Pembatasan masalah perlu dilakukan karena adanya keterbatasan yang dimiliki
oleh peneliti, khususnya waktu, tenaga, kemampuan teoritik yang relevan dengan
penelitian, sehingga diharapkan penelitian dapat dilakukan lebih terfokus dan mendalam
(Iskandar, 2008: 165).
Untuk memudahkan dalam pelaksaaan penelitian serta dapat menjawab
permasalahan secara fokus dan mendalam, maka perlu adanya pembatasan masalah.
Adapun masalah yang akan diteliti dalam penelitian dibatasi pada cara belajar siswa, gaya
mengajar guru dan prestasi belajar mata pelajaran kesekretarisan siswa kelas XI
Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta. Untuk menjelaskan istilah-istilah yang
berkaitan dengan permasalahan tersebut perlu ditegaskan sebagai berikut:
1. Cara belajar siswa adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam usaha
belajarnya secara berulang kali dan teratur. Cara belajar setiap siswa berbeda, ada
yang teratur ada yang tidak teratur baik tempat dan waktunya.
2. Keterampilan mengajar guru dalam penelitian ini meliputi sikap, tingkah laku, cara
atau teknik mengajar guru pada saat pelaksanaan proses belajar mengajar.
3. Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai oleh siswa yang berupa
pengetahuan dan ketrampilan yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf,
maupun kalimat yang diberikan oleh guru dalam bentuk nilai.
D. Perumusan masalah
Iskandar (2008: 166) menyatakan bahwa “ Rumusan masalah merupakan uraian
dari masalah yang dimunculkan dalam latar belakang yang dikemukakan”. Rumusan
masalah dinyatakan dengan kalimat pertanyaan atau pernyataan yang jelas dan padat.
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan
masalah diatas , maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh yang signifikan cara belajar terhadap prestasi belajar siswa
mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik
2 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 ?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
2. Apakah ada pengaruh yang signifikan gaya mengajar guru terhadap prestasi belajar
mata pelajaran kesekretarisan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK
Batik 2 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011?
3. Apakah ada pengaruh yang signifikan cara belajar siswa dengan gaya mengajar guru
terhadap prestasi belajar mata pelajaran kesekretarisan pada siswa kelas XII
Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011?
E. Tujuan penelitian
Iskandar (2008: 167) menyatakan bahwa ”Tujuan penelitian adalah tujuan
untuk menjawab pertanyaan masalah yang diteliti secara spesifik, untuk mencapai tujuan
penelitian yang dilakukan”. Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan
diatas maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan cara belajar siswa
terhadap prestasi belajar siswa, pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran
SMK Batik 2 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan gaya mengajar guru
terhadap prestasi belajar pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK
Batik 2 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan cara belajar siswa
dengan gaya mengajar guru terhadap prestasi belajar pada siswa kelas XI
Administrasi Perkantoran siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2
Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat menghasilkan informasi baru yang rinci dan dapat
memberikan manfaat dalam menjawab masalah penelitian. Secara teoritis adalah untuk
pengembangan lebih lanjut. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara
lain:
1. Manfaat Teoritis
a. Untuk menambah dan memperluas pengetahuan yang berhubungan dengan cara belajar
siswa, keterampilan mengajar guru dan prestasi belajar siswa.
b. Memberi sumbangan pemikiran karena hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
pertimbangan dalam memacu prestasi belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
c. Untuk mengembangkan teori-teori dari Ilmu Kependidikan yang berhubungan dengan
masalah yang dibahas dalam penelitian ini.
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan sumbangan pemikiran dan pendapat bagi masyarakat pada
umumnya dan bagi para praktisi pendidikan untuk membantu meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia, sekaligus menerapkan ilmu yang telah penulis terima selama
mengikuti perkuliahan di Program Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
b. Sebagai pertimbangan guru untuk memilih keterampilan mengajar yang tepat serta
menyesuaikan karakteristik siswa maupun materi pelajaran agar dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa.
c. Agar siswa mempunyai pedoman dalam belajar yang berlandaskan cara belajar yang
tepat untuk mencapai prestasi belajar yang baik.
d. Sebagai acuan bagi peneliti lain yang sejenis untuk melaksanakan penelitian
selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Dalam proses belajar mengajar pada mata diklat Kearsipan kelas XII Administrasi
Perkantoran di SMK Batik 2 Surakarta yang paling menonjol adalah kebanyakan siswa
kurang mengenali potensi diri yang dimilikinya, sedangkan seorang siswa hendaknya
menyadari kemampuannya karena ia akan dapat menentukan apa yang terbaik baginya,
terutama cara belajarnya. Cara belajar dari seorang siswa berpengaruh besar terhadap
prestasi belajar yang akan dicapainya. Dalam proses belajar mengajar di SMK Batik 2
Surakarta khususnya pada saat pembelajaran mata diklat kearsipan kelas XII Administrasi
Perkantoran, kegiatan yang dilakukan oleh siswa menjadi pusat perhatian guru. Untuk itu
agar kegiatan pengajaran dapat merangsang siswa untuk aktif dan kreatif belajar tentu saja
diperlukan lingkungan belajar yang kondusif. Salah satu upaya kearah itu adalah dengan
cara memperhatikan beberapa prinsip keterampilan mengajar. Dengan mengetahui cara
belajar siswa maka guru dapat menyesuaikan keterampilan mengajar yang sesuai dengan
kebutuhan siswa sehingga siswa dapat memahami materi yang disampaikan guru dengan
baik dan mudah.
Dari paparan diatas, maka tinjauan pustaka merupakan langkah selanjutnya untuk
melakukan sebuah penelitian ilmiah, teori atau konsep-konsep yang dituliskan, digunakan
sebagai landasan teori dalam sebuah penelitian. Dalam sebuah penelitian, landasan teori
merupakan hal yang penting, karena diperlukan untuk menjelaskan variabel-variabel yang
akan diteliti yang berhubungan dengan fenomena yang akan dikaji. Menurut Suharsimi
Arikunto (2005:58) “Kegiatan mendalami, mencermati, menelaah, dan mengidentifikasi
pengetahuan itulah yang biasa dekenal dengan mengkaji bahan pustaka atau biasa diangkat
dengan istilah kajian pustaka”.
Penyusunan landasan teori tidak akan produktif, apabila tidak bahan yang
digunakan tidak cukup banyak. Karena itu perlu dibaca terlebih dahulu sumber-sumbar
yang berkaitan dengan fenomena-fenomena yang akan dikaji. Dengan memandang
pentingnya landasan teori bagi penelitian, maka penelliti telah melakukan tugas
kepustakaan guna mencari bahan teori yang memuat keterangan tentang abstrak dari
variabel yang sesuai dengan masalah yang sedang peneliti lakukan.
1. Tinjauan Tentang Proses Belajar Mengajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Bila terjadi proses belajar, maka bersama itu pula terjadi proses mengajar, karena
bila ada yang belajar sudah tentu ada yang mengajarnya, dan begitu pula sebaliknya. Agar
memperoleh hasil maximal maka proses belajar mengajar harus di lakukan dengan sadar
dan sengaja serta terorganisasi secara baik.
Di dalam proses belajar mengajar guru sebagai pengajar dan siswa sebagai
subyek belajar di tuntut adanya kualifikasi tertentu dalam hal pengetahuan, kemampuan,
sikap dan tata nilai serta sifat-sifat pribadi, untuk menunjang keefektifan dan keefisienan
proes belajar tersebut. Siswa sebagai subyek belajar mempunyai karakteristik tertentu, baik
fisiologis maupun psikologi. Mengenai fisiologis adalah bagai mana kondisi fisiknya,
panca inderanya, dan sebagainya. Sedangkan yang menyangkut psikologinya adalah
minatnya, tingkat kecerdasannya, motivasinya dan sebagainya. Hal ini semua sangat
mempengaruhi proses belajar mengajar dan juga hasil atau prestasi belajar yang di capai
siswa.
a. Pengertian Belajar
Menurut W. S Winkel (2000: 53), “Belajar adalah suatu aktivitas mental
(psikis) yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap”.
Dari pendapat tersebut tampak bahwa belajar sesungguhnya dapat dicapai melalui
proses yang bersifat aktif sehingga menghasilkan perubahan.
Syaiful Bahri Djamarah (2002: 13) mengatakan “Belajar adalah serangkaian
kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut
kognitif, afektif, dan psikomotorik”. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar adalah
perubahan jiwa yang mempengaruhi seseorang.
Belajar menurut Sardiman A. M (2001: 20) “upaya perubahan tingkah laku,
penampilan, dengan serangkaian kegiatan. Misalnya dengan membaca, mengamati,
mendengarkan, meniru dan lain sebagainya”. Sedangkan menurut Nana Sudjana (2000:
28) bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah “ Proses mereaksi terhadap semua
situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang diarahkan kepada
tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Apabila kita membicarakan
tentang belajar maka kita berbicara bagaimana mengubah tingkah laku seseorang”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh setiap individu secara sadar dan aktif
sehingga menghasilkan suatu perubahan dalam tingkah laku, kognitif (pengetahuan),
afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan/kecakapan) yang dilakukan karena
adanya pengalaman dan latihan dalam waktu yang relatif lama.
b. Ciri Belajar
Beberapa ciri yang membedakan belajar dari kematangan, pertumbuhan atau
insting. Menurut Muhibbin Syah (2006: 116-118) menjelaskan ciri khas perilaku belajar
yaitu:
1. Perubahan Intensional
Karakteristikini mengandung konotasi bahwa siswa menyadari akan adanya
perubahan yang dialami atau sekurang-kurangnya ia merasakan adanya
perubahan dalam dirinya, seperti penambahan pengetahuan, kebiasaan, sikap,
dan pandangan sesuatu, keterampilan dan seterusnya.
2. Perubahan Positif dan Aktif
Positif artinya baik, bermanfaat, serta sesuai dengan harapan. Hal ini juga
bermakna bahwa perubahan tersebut senantiasa merupakan penambahan, yakni
diperolehnay sesuatu yang baru (seperti pemahaman sesuatu dan keterampilan
baru) yang lebih baik daripada apa ayang telah ada sebelumnya.
Perubahan aktif artinya tidak terjadi dengan sendirinya seperti karena proses
kematangan, tetapi karena usaha siswa itu sendiri.
3. Perubahan Efektif dan Fungsional
Perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat efektif, yakni berhasil guna.
Artinya, perubahan terebut membawa pengaruh, makna, dan manfaat tertentu
bagi siswa. Selain itu, perubahan dalam proses belajar bersifat fungsional dalam
arti bahwa ia relatif menetap dan setiap saat apabila dibutuhkan, perubahan
tersebut dapat direproduksi dan dimanfaatkan
Dari uraian mengenai ciri belajar, dapat disimpulkan bahwa belajar ditandai
dengan adanya kesadaran oleh siswa akan adanya perubahan dalam dirinya, yang bersifat
baik dan karena usaha siswa itu sendiri dan memiliki manfaat dan dapat dimanfaatkan.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar.
Dalam usaha menyiapkan situasi belajar yang efisien, perlu diketahui
faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar itu. Sebenarnya terlalu banyak faktor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
yang dapat diketahui yang mempengaruhi proses belajar. Muhibbin Syah (2006: 132-139),
mendefinisikan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu:
1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa)
a. Aspek pisiologis yaitu kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang
menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya.
b. Aspek psikologis yaitu tingkat kecerdasan/inteligensi siswa, sikap siswa,
bakat siswa, minat siswa, motifasi siswa.
2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa)
a. Lingkungan sosial yaitu lingkungan sosial sekolah seperti para guru, staf
administrasi dan teman-teman disekolah, lingkungan sosial siswa adalah
masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan di sekitar
perkampungan siswa.
b. Lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat
tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan
waktu belajar yang digunakan siswa.
3. Faktor pendekatan belajar (appoach to learning)
Segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan
efisiensi proses pembelajaran materi tertentu.
Berdasarkan penjelasan yang diuraikan diatas mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar siswa, dapat penulis simpulkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar (PBM), dapat dilihat
dari partisipasi dan keaktifan siswa dalam PBM itu sendiri. Serta lingkungan sosial
yang ada, terutama peran dari guru yang mengajarnya.
d. Pengertian Mengajar
Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan sistem lingkungan belajar
yang lebih kondusif. Hal ini berkaitan dengan mengajar. Mengajar pada dasarnya
merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang
mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar mengajar. Beberapa
definisi mengajar adalah sebagai berikut :
Tardif (dalam Adrian, 2004) mendefinisikan, “mengajar adalah any action
performed by an individual (the teacher) with the intention of facilitating learning
in another individual (the learner)”, yang berarti mengajar adalah perbuatan yang
dilakukan seseorang (dalam hal ini pendidik) dengan tujuan membantu atau
memudahkan orang lain (dalam hal ini peserta didik) melakukan kegiatan belajar.
Biggs (dalam Adrian, 2004) seorang pakar psikologi membagi konsep
mengajar menjadi tiga macam pengertian yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
1. Pengertian Kuantitatif. Mengajar diartikan sebagai the transmission of
knowledge, yakni penularan pengetahuan. Dalam hal ini guru hanya perlu
menguasai pengetahuan bidang studinya dan menyampaikan kepada siswa
dengan sebaik-baiknya. Masalah berhasil atau tidaknya siswa bukan
tanggung jawab pengajar.
2. Pengertian institusional. Mengajar berarti the efficient orchestration of
teaching skills, yakni penataan segala kemampuan mengajar secara
efisien. Dalam hal ini guru dituntut untuk selalu siap mengadaptasikan
berbagai teknik mengajar terhadap siswa yang memiliki berbagai macam
tipe belajar serta berbeda bakat, kemampuan dan kebutuhannya.
3. Pengertian kualitatif. Mengajar diartikan sebagai the facilitation of
learning, yaitu upaya membantu memudahkan kegiatan belajar siswa
mencari makna dan pemahamannya sendiri.
Sedangkan Oemar Hamalik (2001:44-53) mengemukakan, mengajar dapat
diartikan sebagai :
1. Menyampaikan pengetahuan kepada siswa,
2. Mewariskan kebudayaan kepada generasi muda,
3. Usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar
bagi siswa,
4. Memberikan bimbingan belajar kepada siswa,
5. Kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik,
6. Suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat
sehari-hari.
Burton (dalam Sagala, 2003:61) mengemukakan “mengajar adalah upaya
memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar
terjadi proses belajar”.
Berdasarkan definisi-definisi mengajar dari para pakar di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa mengajar adalah aktivitas kompleks yang dilakukan guru dalam
menyampaikan pengetahuan kepada siswa, sehingga terjadi proses belajar.
Aktivitas kompleks yang dimaksud antara lain adalah :
1. Mengajar merupakan suatu kegiatan atau tindakan guru untuk mengatur kegiatan belajar
siswa.
2. Mengajar adalah suatu proses dengan memanfaatkan lingkungan, baik ada di kelas
maupun yang ada di luar kelas
3. Mengajar merupakan tindakan guru yang bertalian erat dengan belajar yang
dilakukan murid, yaitu terjadi dalam suatu interaksi, misalnya memberikan
stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
4. Mengajar itu bertujuan bukan hanya menyangkut perubahan pada diri murid, tetapi
hendaknya juga pada diri guru.
Mengajar bukan semata-mata menyampaikan mata pelajaran agar anak menyerap
bahan pelajaran saja, akan tetapi mereka harus pula memahaminya dan sedapat mungkin
sanggup menggunakannya dalam situasi apapun. selain itu sebagai akibat dari pengajaran
hendaknya siswa terangsang untuk mengadakan penyelidikan dan memperluas
pengetahuannya dengan sendirinya, tanpa paksaan.
Seorang guru harus menguasai bahan pelajaran serta senantiasa memperlihatkan
semakin meluasnya perkembangan zaman. Guru hendaknya mengenal lingkungan, dapat
menyesuaikan berbagai gaya mengajar dengan bahan yang dipelajarinya, dapat
menciptakan berbagai alat peraga dan kreatif memikirkan macam-macam kegiatan untuk
mempertinggi efisiensi belajar.
2. Tinjauan Tentang Cara Belajar
Setiap siswa mempunyai cara belajar sendiri-sendiri sesuai dengan
karakteristiknya sehingga cara belajar bersifat individual, tidak dapat disamakan antara
siswa satu dengan siswa lain.
a. Pengertian cara belajar
Masih cukup banyak siswa yang mempunyai cara belajar kurang baik seperti
belajar dengan waktu yang tidak teratur (tidak memiliki jadwal), belajar sambil menonton
TV atau mendengarkan radio, melakukan belajar dengan berpindah-pindah, sering
terlambat masuk sekolah, dan hanya belajar pada waktu menghadapi ujian saja. Buruknya
cara belajar merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya hasil belajar sehingga
menyebabkan menurunnya mutu pendidikan.
Slameto (2002:14) mengemukakan bahwa “faktor cara belajar yang buruk
merupakan penyebab masih cukup banyaknya siswa yang sebenarnya pandai tetapi hanya
meraih prestasi yang tidak lebih baik dari siswa yang sebenarnya kurang pandai tetapi
mampu meraih prestasi yang tinggi karena mempunyai cara belajar yang baik”.
Sehingga dapat dikatakan bahwa cara belajar merupakan suatu cara bagaimana
siswa melaksanakan kegiatan belajar misalnya bagaimana mereka mempersiapkan belajar,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
mengikuti pelajaran, aktivitas belajar mandiri yang dilakukan, pola belajar mereka, cara
mengikuti ujian. Kualitas cara belajar akan menentukan kualitas hasil belajar yang
diperoleh. Cara belajar yang baik akan menyebabkan berhasilnya belajar, sebaliknya cara
belajar yang buruk akan menyebabkan kurang berhasil atau gagalnya belajar.
b. Pengembangan cara belajar
Syaiful Bahri Djamarah (2000: 10) mengemukakan cara
untuk mengembangkan cara belajar yang baik adalah :
1. Keteraturan belajar
Pokok pangkal yang pertama adalah keteraturan, terutama bahan pelajaran yang
baru diberikan guru pada hari itu hendaknya langsung dibaca pada hari itu juga
sehingga benar-benar dapat dipahami. Dengan pikiran yang teratur ilmu itu
lebih mudah dipahami.
2. Disiplin
Dengan disiplin yang baik dalam usaha belajar dam menenepati apa yang telah
direncanakan akan menciptakan kemauan dan kemampuan belajar secara
teratur dan merupakan suatu proses kearah pembentukan watak yang baik.
3. Konsentrasi
Konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap sesuatu hal dengan
mengesampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Konsentrasi
dalam belajar berarti memusatkan pikiran terhadap suatu mata pelajaran
tertentu.
4. Pengaturan waktu
Pengaturan waktu ini diperlukan agar siswa yang belajar sesuai dengan rencana
yang telah ditentukan sendiri sebelumnya. Dengan membuat jadwal dalam
belajar dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya serta teratur, maka siswa akan
mendapatkan hasil yang memuaskan.
c. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap cara belajar
Belajar dan cara belajar memiliki faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya.
Belajar sebagai proses atau aktivitas yang diiyaratkan oleh banyak sekali hal-hal atau
faktor-faktor, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar siswa tersebut. Menurut
Suryabrata ( 2002 : 33 ) adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap cara belajar
adalah :
1. Faktor dari dalam diri siswa meliputi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
a. Faktor psikis, yaitu : IQ, kemampuan belajar, motivasi belajar, sikap dan
perasaan, minat dan kondisi akibat sosiokultural.
b. Faktor fisiologis dibedakan menjadi dua, yaitu :
1) Keadaan jasmani pada umumnya, hal tersebut melatarbelakangi aktivitas
belajar, keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan
keadaan jasmani yang kurang segar.
2) Keadaan fungsi-fungi fisiologis tertentu.
1. Faktor dari luar diri siswa meliputi :
a. Faktor pengatur belajar mengajar di sekolah yaitu kurikulum pengajaran,
disiplin sekolah, fasilitas belajar, pengelompokan siswa.
b. Faktor-faktor sosial di sekolah yaitu istem sekolah, status sosial siswa,
interaksi guru dengan siswa.
c. Faktor situasional yaitu keadaan sosial ekonomi, keadaan waktu dan tempat,
lingkungan.
d. Indikator Cara Belajar
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menetapkan indikator yang digunakan
dalam membahas tentang cara belajar siswa adalah:
1) Keteraturan belajar mata pelajaran kesekretarisan.
2) Disiplin yang baik dalam usaha belajar mata pelajaran kesekretarisan.
3) Konsentrasi, yakni pemusatan pikiran terhadap pikiran terhadap mata pelajaran
kesekretarisan.
4) Pengaturan waktu yang tepat.
3. Tinjauan Tentang Keterampilan Mengajar Guru
Keterampilan mengajar bagi seorang guru sangat penting untruk menjadi
seorang guru yang profesional, jadi disamping seorang guru harus menguasai
sumbstansi bidang studi yang diampu, keterampilan dasar mengajar juga adalah
merupakan keterampilan penunjang untuk keberhasilan dalam proses belajar
mengajar.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keterampilan merupakan
“kecakapan untuk menyelesaikan tugas”, sedangkan menurut Reber dalam
Muhibin Syah (2005 : 119) “keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola
tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan
keadaan untuk mencapai hasil tertentu”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Dari uraian diatas, yang dimaksud keterampilan adalah kemampuan yang
dikuasai oleh sesorang yang menunjukkan kecakapan dalam melaksanakan dan
menyelesaikan suatu kegiatan sehingga hasil yang diharapkan tercapai.
Sardiman A.M (2004:52) berpendapat bahwa “ menurut umum, memang
mengajar diartikan sebagai usaha guru untuk menyampaikan dan menanamkan
pengetahuan kepada siswa atau anak didik. Sedangkan mengajar menurut Burton
(dalam Sagala, 2003:61) mengemukakan “mengajar adalah upaya memberikan
stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses
belajar”. Jadi yang dimaksud mengajar adalah suatu aktivitas untuk mencoba
menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau
mengembangkan skill, attitude, ideals (cita-cita), appreciations (penghargaan) dan
knowledge.
Berdasarkan pengertian tersebut maka yang dimaksud dengan keterampilan
mengajar guru adalah kemampuan atau kecakapan guru dalam membimbing aktivitas dan
pengalaman seseorang serta membantunya berkembang dan menyesuaikan diri dalam
proses kegiatan belajar mengajar.
Suatu kegiatan terkadang menimbulkan kebosanan termasuk juga dalam kegiatan
belajar mengajar. Siswa akan merasa bosan apabila guru dalam memberikan materi
pelajaran tidak menggunakan gaya mengajar yang baik dan monoton. Untuk menghindari
kebosanan maka perlu diadakan variasi gaya mengajar oleh guru. Tetapi variasi gaya
mengajar oleh guru harus dilakukan dengan hati-hati agar berhasil dengan baik dan
berguna untuk menarik perhatian, minat dan semangat siswa dalam belajar. Uzer Usman
(2010:74) mengemukakan ada 8 (delapan) keterampilan mengajar/membelajarkan yang
sangat berperan dan bertanya.
1. Keterampilan memberi penguatan.
2. Keterampilan mengadakan variasi.
3. Keterampilan menjelaskan.
4. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
5. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil.
6. Keterampilan mengelola kelas.
7. Keterampilan mengajar perseorangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Udin Syaifudin Saud (2008 : 55) mengemukakan komponen-komponen dari
variasi gaya mengajar sebagai berikut :
1. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
2. Keterampilan menjelaskan.
3. Keterampilan bertanya.
4. Keterampilan memberi penguatan.
5. Keterampilan menggunakan media pembelajaran.
6. Keterampilan membimbing kelompok kecil.
7. Keterampilan mengelola kelas.
8. Keterampilan mengadakan variasi.
9. Keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil.
Keterangan dari komponen-komponen keterampilan mengadakan variasi gaya
mengajar sebagai berikut :
1. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
Keterampilan membuka pelajaran ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru
dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondisi murid agar minat dan
perhatiannya terpusat pada apa yang akan dipelajarinya. Dengan demikian usaha
tersebut akan memberikan efek positif bagi kegiatan pembelajaran. Dengan kata
lain, kegiatan yang akan dilakukan oleh guru dimaksudkan untuk menciptakan
suasana mental siswa agar terpusat pada hal-hal yang dipelajarinya.
a. Tujuan keterampilan membuka pelajaran, yaitu untuk :
1) membantu siswa mempersiapkan diri agar sejak semula sudah dapat
membayangkan pelajaran yang akan dipelajarinya.
2) Menimbulkan minat dan perhatian siswa pada apa yang akan dipelajari
dalam kegiatan belajar mengajar.
3) Membantu siswa agar mengetahui batas-batas tugas yang akan dikerjakan.
4) Membantu siswa agar mengetahui hubungan antara
pengalaman-pengalaman yang telah dikuasainya dengan hal-hal baru yang
akan di pelajari atau yang belum dikenalnya.
b. Komponen-komponen dalam keterampilan membuka pelajaran, yaitu :
1) Menarik perhatian siswa, diantara dengan cara :
a) Melakukan variasi dalam mengajar.
b) Menggunakan alat bantu mengajar.
c) Menggunakan variasi dalam pola interaksi.
2) Memotivasi siswa, diantara dengan cara :
a) Menimbulkan kehangatan dan keantusiasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
b) Menimbulkan rasa ingin tahu.
c) Mengemukakam ide yang bertentangan.
d) Memperhatikan minat siswa.
3) Memberi acuan, diantaranya dengan cara :
a) Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas.
b) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
c) Menyarankan langkah-langkah yang harus ditempuh siswa dalam
kegiatan pembelajaran.
d) Membuat kaitan, diantaranya dengan cara menghubungkan minat,
pengalaman, dan hal-hal yang dikenal oleh siswa ketika guru
melakukan kegiatan pembelajaran.
Berbeda dari keterampilan membuka pelajaran, keterampilan menutup
pelajaran ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran.
a. Tujuan keterampilan menutup pelajaran, yaitu untuk :
1) Mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi
pelajaran.
2) Mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam membelajarkan siswa.
3) Membantu siswa agar mengetahui hubungan antara
pengalaman-pengalaman yang telah dikuasainya dengan hal-hal yang baru
saja dipelajarinya.
b. Komponen keterampilan menutup pelajaran , yaitu :
1) Meninjau kembali penguasaan inti pelajaran atau membuat ringkasan.
2) Mengevaluasi, dengan cara :
a) Mendemonstrasikan keterampilan.
b) Mengaplikasikan ide baru.
c) Mengekspresikan pendapat siswa sendiri.
d) Memberi soal-soal lisan maupun tulisan.
e) Mengadakan pengayaan, tugas mandiri, maupun tugas terstruktur.
Prinsip-prinsip Keterampilan Membuka dan Menutup pelajaran, yaitu :
a. Bermakna
Usaha untuk menarik perhatian siswa atau memotivasi siswa harus
sesuai dengan isi dan tujuan pelajaran. Cerita singkat atau lawakan yang
tidak ada hubungannya dengan pelajaran hendaknya di hindarkan.
b. Berurutan dan berkesinambungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Kegiatan ini dilakukan oleh guru dalam memperkenalkan atau
merangkum kembali pelajaran sebagai bagian dari kesatuan yang utuh.
Perwujudan prinsip berurutan dan berkesinambungan ini memerlikan
adanya suatu susunan bahan pelajaran yang tepat, sesuai dengan minat
siswa, ada kaitan logis antara satu bagian dengan lainnya, sehingga dapat
disusun rantai kognisi yang jelas dan tepat.
Jadi tujuan pokok dalam membuka pelajaran adalah untuk menyiapkan
mental siswa agar siap memasuki mata pelajaran yang dibahas. Sedangkan
menutup pelajaran biasanya guru merangkum materi pelajaran atau membuat garis
besar dari mata pelajaran yang diajarkan sehingga siswa memperoleh gambaran
yang jelas tentang isi pelajaran, juga guru mengajukan beberapa pertanyaan
tentang isi materi pelajaran atau memberi tugas rumah kepada siswa.
2. Keterampilan menjelaskan
Keterampilan menjelaskan dalam pelajaran ialah keterampilan menyajikan
informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan
adanya hubungan antara satu bagian dengan bagian lainnya, misalnya antar sebab
dan akibat, definisi dengan contoh atau dengan sesuatu yang belum diketahui.
Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan
yang cocok, merupakan cirri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasan
merupakan suatu aspek yang sangat penting dalam kegiatan seorang guru.
Interaksi di dalam kelas cenderung dipenuhi oleh kegiatan pembicaraan, baik oleh
guru sendiri, oleh guru dan siswa, maupun antara siswa dengan siswa.
1. Tujuan keterampilan menjelaskan, yaitu :
a. Membimbing murid memahami materi yang dipelajari
b. Melibatkan murid untuk berfikir dengan memecahkan masalah-masalah
c. Untuk memberikan balikan kepada murid mengenai tingkat
pemahamannyadan untuk mengatai kesalahpahaman mereka.
d. Membimbing murid untuk menghayati dan mendapat proses penalaran
serta menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan masalah.
e. Menolong siswa untuk mendapatkan dan memahami hukum, dalil, dan
prinsip-prinsip umum secara objektif dan bernalar.
2. Komponen-komponen keterampilan menjelaskan, yaitu :
a. Komponen merencanakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Penjelasan yang diberikan oleh guru perlu direncanakan dengan baik,
terutama yang berkenaan dengan isi pesan dan penerima pesan.
1) Isi pesan (materi) meliputi :
a) Analisis masalah secara keseluruhan. Dalam hal ini termasuk
mengidentifikasi unsur-unsur apa yang akan dihubungkan dalam
penjelasan tersebut.
b) Penemuan jenis hubungan yang ada antara unsur-unsur yang
dikaitkan tersebut.
c) Penggunaan hukum atau generalisasi yang sesuai dengan
hubungan yang telah ditentukan.
2) Penerima pesan
Merencanakan suatu penjelasan harus mempertimbangkan penerima
pesan. Penjelasan yang disampaikan tersebut sangat bergantung pada
kesiapan anak yang mendengarkannya. Hal ini berkaitan erat dengan
jenis kelamin, usia, kemampuan, latar belakang, sosial, dan
lingkungan belajar. Oleh karena itu, dalam merencanakan suatu
penjelasan harus selalu mempertimbangkan faktor-faktor tersebut
diatas.
b. Penyajian suatu penjelasan
Penyajian suatu penjelaan dapat ditingkatkan hasilnya dengan
memperhatikn hal-hal sebagai berikut.
1) Kejelasan
Penjelasan hendaknya diberikan dengan bahasa yang mudah
dimengerti siswa dan menghundari penggunaan ucapan-ucapan dan
istilah-istilah lain yang tidak dapat dimengerti oleh siswa.
2) Penggunaan contoh dan ilustrasi
Dalam memberikan penjelasan sebaiknya menggunakan
contoh-contoh yang ada hubungannya denganj sesuatu yang dapat
ditemui oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.
3) Pemberian tekanan
Dalam memberikan penjelasan, guru haru mengarahkan perhatian
siswa agar terpusat pada masalah pokok dan mengurangi informasi
yang tidak penting. Dalam hal ini guru dapat menggunakan tanda atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
isyarat lisan, seperti “yang terpenting”, “perhatikan baik-baik konsep
ini” atau “perhatikan yang ini agak susah”
4) Penggunakan balikan
Guru hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menunjukkan pemahaman, keraguan atau ketidak mengertiannya
ketikan penjelasan itu diberikan. Berdasarkan balikan itu, guru perlu
menyesuaikan dalam penyajiannya, misalnya kecepatannya, member
contoh tambahan atau mengulangi kembali hal-hal yang penting.
Balikan tentang sikap siswa dapat dijaring bersamaan dengan
pertanyaan yang bertujuan menjaring balikan tentang pemahaman
mereka.
3. Prinsip-prinsip keterampilan menjelaskan, yaitu :
a. Penjelasan dapat diberikan pada awal, di tengah, ataupun di akhir jam
pertemuan (pelajaran), tergantung pada keperluannya. Penjelasan itu dapat
juga diselingi dengan tujuan pembelajaran.
b. Penjelasan haru relevan dengan tujuan pembelajaran.
c. Guru dapat memberikan penjelasan apabila ada pertanyaan dari siswa
ataupun yang direncanakan oleh guru sebelumnya.
d. Materi penjelasan haru bermakna bagi siswa
e. Penjelasan harus sesuai dengan kemampuan dan karakteristik siswa.
Jadi kesimpulannya, keterampilan menjelaskan merupakan penyajian informasi
secara lisan untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya,
misalnya antara sebab dan akibat, definisi dan contoh atau dengan sesuatu yang belum
diketahui. Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan
urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasan
merupakan salah satu aspek yang amat penting dari kegiatan guru dalam berinteraksi
dengan siswa didalam kelas.
Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain ( 2002 : 188 )
dalam kaitannya dengan penyajian informasi secara lisan, mengemukakan bahwa “
suara guru dapat bervariasi berintonasi, nada, volume, dan kecepatan.” Sehingga dapat
dikatakan bahwa guru dapat mendramatisir suatu peristiwa, menunjukkan hal-hal yang
dinggap penting, berbicara secara pelan dengan seorang anak dan didik, atau berbicara
secara tajam dengan anak didik yang kurang perhatian.
3. Keterampilan bertanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Bertanya merupakan setiap pernyataan yang mengkaji atau menciptakan ilmu
pada diri siswa. Cara untuk mengajukan pertanyaan yang berpengaruh positif bagi
kegiatanbelajar siswa merupakan hal yang tidak mudah. Oleh sebab itu seorang guru
hendaklah berusaha agar memahami dan menguasai penggunaan keterampilan
bertanya.
a. Tujuan pertanyaan yang diajukan kepada siswa, yaitu :
1) Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang
sedang dibicarakan.
2) Memusatkan perhatian siswa pada suatu masalah yang sedang dibahas.
3) Mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat siswa dalam
belajar.
4) Mengembangkan cara belajar siswa aktif
5) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi.
6) Mendorong siswa mengemukakan pendapat dalam diskusi.
7) Menguji dan mengukur hasil diskusi
b. Komponen-komponen keterampilan bertanya, yaitu :
1) Keterampilan bertanya tingkat dasar
a) penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat dengan menggunakan
kata-kata yang mudah dipahami oleh siswa sesuai dengan taraf
perkembangannya.
b) pemberian acuan. Sebelum memberikan pertanyaan, kadang-kadang guru
perlu memberikan acuan berupa pernyataan yang berisi informasi yang
releven dengan jawaban yang diharapkan dari sisiwa.
c) pemindahan giliran. Adakalanya suatu pertanyaan perlu dijawab oleh
lebih dari seorang siswa, karena jawaban belum benar atau belum
memadai. Untuk itu guru dapat menggunakan tehnik pemindahan giliran.
Mula-mula guru mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas, kemudian
memilih salah seorang siswa untuk menjawab, dengan menunjuk siswa
itu.
d) penyebaran. Untuk melibatkan siswa sebanyak-banyaknya di dalam
pelajaran, guru perlu menyebarkan giliran untuk menjawab pertanyaan
secara acak, ia hendaknya berusaha agar siswa dapat memberikan giliran
secara merata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
e) pemberian waktu berfikir. Setelah mengajukan pertanyaan kepada
seluruh siswa, guru perlu memberikan waktu beberapa detik untuk berfikir
sebelum menunjuk salah seorang siswa untuk menjawabnya. Sedangkan
menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain ( 2002 : 189 )
mengemukakan bahwa “pemberian waktu dapat diberikan setelah guru
mengajukan beberapa pertanyaan, untuk mengubahnya menjadi
pertanyaan yang lebih tinggi tingkatannya setelah keadaan
memungkinkan.” Sehingga dapat dikatakan bahwa pemberian waktu ini
bertujuan agar siswa memakai waktu diberikan guru untuk
mengorganisasi jawabannya agar menjadi lengkap.
f) Pemberian tuntunan. Bila seorang siswa memberikan jawaban salah atau
tidak dapat memberikan jawaban, guru hendaknya memberikan tuntunan
kepada siswa itu, agar ia dapat menemukan sendiri jawaban yang benar.
2) Keterampilan bertanya tingkat lanjutan
a) Pengubahan tuntunan tingkat kognisi dalam menjawab pertanyaan. Dalam
mengajukan pertanyaan guru hendaknya berusaha mengubah tuntunan
tingkat kognisi dalam menjawab pertanyaan dari tingkat yang paling
rendah yaitu : evaluasi ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, dan
sintesa.
b) Pengaturan urutan pertanyaan. Untuk mengembangkan tingkat kognisi
dari yang sifatnya lebih rendah kearah lebih tinggi dan kopleks, guru
hendaknya dapat mengatur urutan pertanyaan yang diajukan kepada siswa.
c) Penggunaan pertanyaan pelacak. Jika jawaban yang diberikan siswa
dinilai benar oleh guru, tetapi masih dapat ditingkatkan menjadi sempurna,
guru dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan pelacak kepada siswa
tersebut.
d) Peningkatan terjadinya interaksi. Agar siswa terlihat secara pribadi dan
lebih bertanggung jawab atas kemajuan dan hasil diskusi, guru hendaknya
mengurangi atau menghilangkan peranan sebagai penannya sentral
dengan cara mencegah pertanyaan dijawab oleh seorang siswa. Dan jika
siswa mengajukan pertanyaan, guru tidak segera menjawab, tetapi
melontarkan kembali pada siswa lainnya.
3) Prinsip-prinsip keterampilan bertanya, yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
a) Kehangatan dan antusias
Peningkatan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran, guru perlu
menunjukkan sikap, baik pada waktu mengajukanpertanyaan maupun ketika
menerima jawaban dari siswa. Sikap dan gaya guru termasuk suara, ekpresi,
wajah, gerakan, dan posisi badan menampakkan adanya tindakan kehangatan
dan keantusiasan.
b) Kebiasaan yang perlu dihindari
1) Jangan mengulang-ulang pertanyaan apabila siswa tak mampu
menjawabnya.
2) Jangan mengulang-ulang jawaban siswa
3) Jangan menjawab sendiri pertanyaan yang diajukan sebelum memperoleh
kesempatan untuk menjawabnya.
4) Usahakan agar siswa tidak menjawab pertanyaan secara serempak, karena
guru tidak mengetahui dengan pasti siapa yang menjawab dengan benar
dan siapa yang salah.
5) Menentukan siswa yang harus menjawab sebelum mengajukkan
pertanyaan. Oleh karena itu, pertanyaan hendaknya ditujukan lebih dahulu
kepada seluruh siswa, baru kemudian guru menunjuk salah seorang untuk
menjawab.
6) Pertanyaan ganda. Guru kadang-kadang mengajukan pertanyaan yang
sifatnya ganda, menghendaki beberapa jawaban atau kegiatan yang harus
dilakukan oleh siswa.
Jadi keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang tidak dapat
dipisahkan dalam kegiatan belajar mengajar, karena metode apapun, tujuan pengajaran
apapun yang ingin dicapai dan bagaimana keadaan siswa yang dihadapi,maka bertanya
kepada siswa merupakan hal yang tidak dapat ditinggalkan. Karena pertanyaan yang
diajukan kepada siswa agar berpengaruh tidaklah mudah. Sehingga diharapkan guru
dapat menguasai dan melaksanakan keterampilan bertanya pada situasi yang tepat,
sebab memberi pertanyaan secara efektif dan efisien akan dapat menimbulkan
perubahan tingkah laku baik pada guru maupun dari siswa. Dari guru yang sebelumnya
selalu aktif memberi informasi akan berubah menjadi banyak mengundang interaksi
siswa, sedangkan dari siswa yang sebelumnya secara pasif mendegarkan keterangan
guru akan berubah menjadi banyak berpartisipasi dalam bertanya, menjawab
pertanyaan mengemukakan pendapat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
4. Keterampilan Memberi Penguatan
Penguatan adalah respon terhadap suatu tingkah laku yang
dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
a. Tujuan keterampilan memberi penguatan, yaitu :
1) Meningkatkan perhatian siswa pada pelajaran
2) Meningkatkan motivasi belajar siswa
3) Memudahkan siswa untuk belajar
4) Mengeliminir tingkah laku siswa yang negatif.
b. Komponen-komponen keterampilan penguatan, yaitu :
1) Penguatan verbal
Penguatan verbal biasanya diutarakan dengan menggunakan kata-kata
pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainnya. Misal : “pintar sekali”,
“bagus”, “betul”, “seratus buat Arnes”.
2) Penguatan non verbal
Penguatan ini meliputi beberapa hal, seperti :
a) Penguatan berupa mimik dan badan, misalnya : acungan jempol,
senyuman, kerut kening, wajah cerah.
b) Penguatan dengan cara mendekati, misanya : duduk dekat siswa,
berdiri di samping siswa, berjalan di sisi siswa.
c) Pengaturan dengan kegiatan menyenangkan. Dalam hal ini guru dapat
menggunakan kegiatan-kegiatan yang disenangi oleh siswa sebagai
penguatan. Misanya, apabila siswa dapat menyelesaikan pekerjaan
dengan baik, maka dia dapat diminta untuk membantu teman lainya.
d) Penguatan berupa symbol dan benda,misalnya kartu bergambar lecana,
bintang dari plastik.
e) Penguatan yang penuh, yang diberikan apabila siswa memberi
jawabannya sebagian yang benar. Dalam hal ini guru tidak boleh
langsung menyalahkan siswa, tetapi sebaiknya memberikan
penguatan tak penuh, misalnya : “ya, jawabanmu sudah baik, tetapi
masih dapat disempurnakan”, sehingga siswa tersebut mengetahui
bahwa jawabannya tidak selurunya salah, dan ia mendapatkan
dorongan untuk menyempurnakannya.
c. Prinsip-prinsip keterampilan penguatan, yaitu :
1) Kehangatan dan antusias
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
2) Kebermaknaan
3) Menghindari respon yang negative
4) Penguatan pada perorangan
5) Penguatan pada kelompok siswa
6) Penguatan yang diberikan dengan segera
7) Penguatan yang diberikan secara variatif.
Jadi pemberian penguatan ini dilakukan oleh guru dengan tujuan agar anak lebih
giat berpartisiasi dalam interaksi belajar mengajar dan siswa agar mengulangi lagi
perbuatan yang baik walaupun pemberian penguatan sangat mudah pelaksanaannya,
namun kadang-kadang banyak diantara guru yang tidak melakukan pemberian penguatan
kepada muridnya yang melakukan perbuatan baik. Walaupun pemberian penguatan
sifatnya sederhana dalam pelaksanaannya, namun dapat pula pemberian penguatan yang
diberikan kepada siswa justru membuat siswa enggan belajar karena penguatan yang
diberikan tidak sesuai dengan tindakan yang dilakukan siswa tersebut, pemberian
penguatan yang berlebihan akan berakibat fatal. Untuk itu menurut penulis ada beberapa
hal yang harus diperhatikan guru dalam pemberian penguatan antara lain:
a. Hangat dan Antusias
Guru dalam memberikan penguatan kepada siswa hendaknya menunjukkan sifat yang
baik, menarik dan juga sungguh-sungguh sehingga siswa merasa senang dengan sikap
guru diwaktu memberi penguatan. Dalam pemberian penguatan diharapkan guru
menunjukkan ekspresi wajah yang menarik, sinar mata yang sejuk, suara yang jelas
dan enak didengar.
b. Bermakna
Pemberian penguatan hendaknya disesuaikan dengan tingkat pencapaian keberhasilan
siswa dan mempunyai arti bagi siswa yang melakukan perbuatan itu sehingga
penguatan dapat diterima siswa dengan senang hati.
c. Hindari Penggunaan Penguatan Negatif
Walaupun pemberian kritik atau hukuman adalah efektif untuk dapat mengubah
motivasi,penampilan dan tingkah laku siswa, namun pemberian itu memiliki akibat
yang sangat kompleks, dan secara psikologis agak kontraversial,karena itu sebaiknya
dihindari banyak akibat yang muncul yang tidak dikehendaki misalnya siswa menjadi
frustasi, pemberani, hukuman dianggap sebagai kebanggaan,dan peristiwa akan
terulang kembali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
d. Penggunaan Bervariasi
Pemberian penguatan seharusnya diberikan secara bervariasi baik komponennya
maupun caranya dan diberikan secara hangat dan antusias. Penggunaan cara dan jenis
komponen yang sama misalnya guru selalu menggunakan kata-kata “bagus” akan
mengurangi efektivitas pemberian penguatan. Pemberian penguatan juga akan
bermanfaat bila arah pemberiannya bervariasi, mula-mula keseluruhan anggota kelas,
kemudian kelompok kecil, akhirnya keindividu, atau sebaliknya tidak berurutan.
5. Keterampilan Menggunakan Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah sarana pembelajaran yang digunakan sebagai
perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
a. Tujuan keterampilan media pembelajaran, yaitu :
1) Memperjelas penyajian pesan agar terlalu verbalistis
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan adanya indera
3) Memperlancar jalannya proses pembelajaran
4) Menimbulkan kegairahan belajar
5) Memberi kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi langsung dengan
lingkungan dan kenyataan
6) Memberi kesempatan pada siswa untuk belajar secara mandiri sesuai dengan
kemampuan dan minatnya.
Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 153- 154) mengemukakan
bahwa secara khusus media pengajaran digunakan dengan tujuan sebagai berikut:
1) Memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk lebih memahami
konsep, prinsip, sikap, dan keterampilan tertentu dengan menggunakan
media yang tepat menurut karakteristik bahan.
2) Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga
lebih merangsang minat peserta didik untuk belajar.
3) Menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam teknoligi, karena
peserta didik tertarik untuk menggunakan atau mengoperasikan media
tertentu.
4) Menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan peserta didik.
b. Komponen-komponen keterampilan menggunakan media pembelajaran, yaitu:
1) Media audio, yaitu media yang digunakan sebagai alat bantu pembelajaran yang
mempunyai sifat dapat didengarkan oleh siswa, seperti radio.
2) Media visual, yaitu media yang digunakan sebagai alat bantu dalam pembelajaran
yang mempunyai sifat dapat dilihat oleh siswa, seperti peta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
3) Media audio visual, yaitu media yang digunakan sebagai alat bantu dalam
pembelajaran yang mempunyai sifat dapat dilihat dan didengar oleh siswa,seperti
televisi edukasi.
c. Prinsip-prinsip keterampilan menggunakan media pembelajaran, yaitu :
1) Tepat guna, artinya media pembelajarn yang digunakan sesuai dengan kompeteni
dasar
2) Bedaya guna, artinya media pembelajaran yang digunakan mampu meningkatkan
motivasi siwa
3) Bervariasi, artinya media pembelajaran yang digunakan mampu mendorong sikap
aktif siswa dalam belajar.
d. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Media pembelajaran pada umumnya berfungsi sebagai alat perantara bagi
guru kepada murid atau anak didik. Media ini digunakan agar anak didik merasa lebih
nyaman dan tertarik dalam mengikutikegiatan pembelajaran. Menurut Mulyani
Sumantri dan Johar Permana (2001: 154) bahwa “media pembelajaran merupakan
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mengantarkan atau menyampaikan pesan,
berupa sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap kepada pesera didik
sehingga peserta didik itu dapat menangkap, memahami dan memiliki pesan-pesan
dan makna yang disampaikan itu”.
Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 154) mengungkapkan bahwa
secara umum media berfungsi sebagai:
1) Alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif
2) Bagian integral dari keseluruhan situasi mengajar
3) Meletakkan dasar-dasar yang kongkrit dari konsep yang abstrak sehingga
dapat mengurangi pemahaman yang bersifat verbalisme
4) Membangkitkan motivasi belajar peserta didik
5) Mempertingi mutu belajar mengajar.
Dalam garis besarnya menurut Levie dan Lentz dalam Azhar Arsyad (2006:
16) mengungkapkan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual,
yaitu:
1) Fungsi Atensi
Yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi
kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan
atau menyertai teks materi pelajaran.
2) Fungsi Afektif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar
(atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat
mengubah emosi dan sikap siswa.
3) Fungsi Kognitif
Media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan
bahwa lambing visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk
memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam
gambar.
4) Fungsi Kompensatoris
Media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu
siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi
dalam teks dan mengingantnya kembali.
Dari penjelasan diatas dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa setiap anak didik
memiliki kemampuan indra yang tidak sama baik pendengaran maupun penglihatannya
demikian juga kemampuan berbicara.ada yang lebih senang membaca, ada yang lebih
mendengarkan, ada yang suka mendengarkan dulu baru membaca dan sebaliknya.
Dengan variasi penggunaan media, kelemahan indra yang dimiliki tiap anak didik dapat
dikurangi. Untuk menarik perhatian anak didik misalnya, guru dapat memulai berbicara
lebih dulu, kemudian menulis dipapan tulis dilanjutkan dengan melihat contoh kongkrit.
Dengan varisi seperti itu dapat memberi stimulus terhadap indra anak didik.
Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain ( 2002 : 190)
mengemukakan mengemukakan komponen dalam variasi penggunaan media, sebagai
berikut :
1) Variasi media pandangan.
Penggunaan media pandang dapat diartikan sebagai penggunaan alat dan
bahan ajaran khusus untuk komunikasi seperti buku, majalah, globe, peta,
majalah dinding, film, TV, gambar grafik, model, demontrasi dan lain-lain.
Penggunaan yang lebih luas dari alat-alat tersebut akan memiliki
keuntungan :
a) Membantu secara kongkret konsep berfikir, dan mengurangi respon yang
kurang bermanfaat.
b) Memiliki secara potensial perhatian anak didik pada tingkat yang tinggi.
c) Dapat membuat hasil belajar yang riil yang akan mendorong kegiatan
madiri anak didik.
d) Mengembanhkan cara berpikir berkesinambungan, seperti halnya dalam
film.
e) Memberi pengalaman yang tidak mudah dicapai oleh alat yang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
f) Menambah frekuensi kerja, lebih dalam, dan variasi belajar.
2) Variasi media dengar.
Pada umumnya dalam proses belajar mengajar di kelas, suara guru adalah
alat utama dalam berkomunikasi, dan ini tidak pernah disinggung. Variasi
dalam penggunaan media dengar memerlukan sekali saling pergantian atau
kombinasi dengan media pandangan dan media taktil. Contohnya adalah
pembicaraan anak didik, rekaman bunyi dan suara, rekaman drama, yang
semuanya itu dapat memiliki relevansi dengan pelajaran.
3) Variasi media taktil.
Pengguanaan media taktil memberi kesempatan kepada anak didik untuk
menyentuh dan memenipulasi benda atau bahan ajaran. Dalam hal ini akan
melibatkan anak didik dalam kegiatan penyusunan atau pembuatan model,
yang hasilnya dapat disebutkan sebagai “media taktil“. Kegiatan tersebut
dapat dilakukan secara individu atau kelompok kecil. Contohnya, dalam
mata pelajaran kesekretarisan dapat mengisi buku agenda surat.
Sehingga dapat dikatakan bahwa variasi gaya mengajar sangat diperlukan dalam
proses belajar mengajar. Komponen – komponen variasi gaya mengajar harus dikuasai
guru guna menggairahkan belajar anak didik dalam waktu yang relatif lama dalam suatu
pertemuan kelas.
6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses percakapan yang teratur dan
melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka,
dengan tujuan berbagai informasi atau pengalaman, menagmbil keputusan, memecahkan
suatu masalah. Jadi, pengertian keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil ialah
keterampilan melaksanakan kegiatan membimbing siwa agar dapat melaksanakan
diskusi kelompok kecil dengan efektif.
a. Tujuan keterampilan membimbing kelompok diskusi kecil, yaitu :
a. Siswa dapat memberi informasi atau pengalaman dalam menjelajahi gagasan baru
atau masalah yang harus dipecahkan oleh mereka.
b. Siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk berfikir dan
berkomunikasi.
c. Siswa terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.
b. Komponen-komponen keterampilan membimbing kelompok diskusi kecil, yaitu
:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
1) Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi.
2) Memperjelas masalah maupun usulan/pendapat.
3) Menganalisis pandangan atau pendapat siswa.
4) Meningkatkan usulan siswa.
5) Menyebarluaskan kesempatan berpatisipasi.
6) Menutup dikusi.
c. Prinsip-prinsip keterampilan membimbing kelompok diskusi kecil, yaitu :
1) Diskusi hendaknya berlangsung dalam “iklim terbuka”. Hal ini ditandai dengan
adanya keantusiasan berpatisipasi, kehangatan hubungan antar pribadi,
kesediaan menerima, dan mengenal lebih jauh topik diskusi, dan menghargai
pendapat orang lain. Dengan demikian semua anggota kelompok mempunyai
keinginan untuk mengenal dan dihargai, dapat merasa aman dan bebas
mengemukakan pendapat.
2) Perlu perencanaan dan persiapan yang matang, meliputi :
a) Topik yang akan dipilih hendaknya sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai, minat, dan kemampuan siswa.
b) Masalah hendaknya mengandung jawaban yang kompleks bukan jawaban
tunggal.
c) Adanya informasi pendahuluan yang berhubungan dengan topik tersebut
agar para siswa memiliki latar belakang pengetahuan yang sama.
d) Guru harus benar-benar siap dengan sumber informasi sebagai motivator
sehingga mampu memberikan penjelasan dan mengerjakan
pertanyaan-pertanyaan yang dapat memotivasi siswa.
7. Keterampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara
kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya apabila terjadi gangguan dalam
proses belajar mengajar.
a. Tujuan keterampilan mengelola kelas, yaitu :
1) Mendorong siswa mengembangkan tingkah lakunnya yang sesuai tujuan
pembelajaran.
2) Membantu siswa menghentikan tingkah lakunya yang menyimpang dari
tujuan pembelajaran.
3) Mengendalikan siswa dan sarana pembelajaran dalam suasana pembelajaran
yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
4) Membina hubungan interpersonal yang baik antara guru dengan siswa dan
siswa dengan siswa, sehingga kegiatan pembelajaran menjadi efektif.
b. Komponen-komponen keterampilan mengelola kelas, yaitu :
1) Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi
belajar yang optimal ( bersifat preventif ). Keterampilan ini berkaitan dengan
kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan kegiatan
pembelajaran, sehingga berjalan secara optimal, efisiaen dan efektif.
2) Keterampilan yang berhubungan dengan hubungan pengembangan kondisi
belajar yang optimal. Keterampilan ini berkaitan dengan respon guru terhadap
gangguan siswa yang berkelanjutan. Dalam hal ini guru dapat mengadakan
tindakan remedial untuk mengendalikan kondisi belajar yang optimal.
c. Prinsip-prinsip keterampilan mengelola kelas, yaitu :
1) Memodifikasi tingkah laku. Guru hendaknya menganalisis tingkah laki siswa
yang mengalami masalah dan memodifikasi tingkah laku tersebut dengan
mengaplikasikan pemberian penguatan secara sistematis.
2) Guru dapat menggunakan pendekatan pemecahan masalah kelompok dengan
cara : memperlancar tugas-tugas, memelihara kegiatan kelompok, memelihara
semangat siswa, dana mengenai konflik yang timbul.
3) Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah. guru
dapat menggunakan seperangkat cara untuk mengendalikan tingkah laku
keliruyang muncul, dan ia mengetahui sebab-sebab dasar yang mengakibatkan
ketidak patutan tingkah laku tersebut serta erusaha untuk menemukan
pemecahannya. Sedangkan menurut Drs. Syaiful Bahri Djamarah dan Drs.
Aswan Zain ( 2002 : 207-209 ) mengemukakan bahwa untuk memperkecil
gangguan dalam pengelolaan kelas, maka penting bagi guru untuk mengetahui
hal-hal seperti berikut ini :
a) Hangat dan antusias
Guru yang hangat dan akrab dengan anak didik selalu menunjukkan
antusias pada tugasnya atau pada aktivitasnya akan berhasil dalam
mpengimplementasikan pengelolaan kelas.
b) Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan-bahan yang
menantang akan meningkatkan gairah anak didik untuk belajar sehingga
mengurangi munculnya tingkah laku yang menyimpang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
c) Bervariasi
Penggunaan media atau alat bantu, gaya mengajar guru, pola interaksi
antara guru dan anak didik akan mengurangi munculnya gangguan,
meningkatkan perhatian anak didik. Apalagi dengan penggunaan yang
bervariasi, akan efektif dalam menghindari kejenuhan siswa.
d) Keluwesan
Keluwesan tingkah laku guru dapat mencegah kemungkinan munculnya
gangguan anak didik serta menciptakan iklim belajar mengajar yang
efektif. Keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan
seperti keributan anak didik, tdak adanya perhatian, tidak mengerjakan
tugas dan sebagainya.
e) Penekanan pada hal-hal yang positif
Penekanan pada hal-hal yang positif, yaitu penekanan yang dilakukan
guru terhadap tingkah laku anak didik yang positif dari pada mengomeli
tingkah laku yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan
pemberian penguatan yang positif, dan kesadaran guru untuk
menghindari kesalahan yang dapat mengganggu jalannya proes belajar
mengajar.
f) Penanaman disiplin diri
Tujuan akhir pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan
disiplin diri sendiri. Karena itu, guru sebaiknya selalu mendorong anak
didik untuk melaksanakan disiplin diri sendiri dan guru sendiri
hendaknya menjadi teladan mengenai pengendalian diri dan
pelaksanaan tanggung jawab. Jadi guru harus disiplin dalam segala hal
bila ingin anak didiknya ikut berdisiplin dalam segala hal.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas merupakan keterampilan
guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan
mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses interaksi edukatif dengan kata
lain kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal
bagi terjadinya proses interaksi edukatif. Yang termasuk kedalam hal ini adalah
misalnya penghentian tingkah laku anak didik yang menyelewengkan perhatian kelas,
pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas anak didik, atau
penetapan norma kelompok yang produktif. Suatu kondisi belajar yang optimal dapat
tercapai jika guru mampu mengatur anak didik serta mengendalikannya dalam suasana
yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Juga hubungan interpersonal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
yang baik antara guru dan siswa dan siswa dengan siswa merupakan syarat
keberhasilan pengelolaan kelas.
8. Keterampilan Mengadakan Variasi
Kehidupan akan lebih menarik jika penuh dengan variasi. Begitu juga dalam
kegiatan belajar-mengajar. Variasi dalam kegiatan belajar mengajar adalah perubahan
kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi para siswa serta mengurangi
kejenuhan dan kebosanan. Keterampilan mengadakan variasi ini dapat juga dipakai
untuk penggunaan keterampilan bertanya member penguatan, menjelaskan
sebagainnya.
a. Tujuan keterampilan mengadakan variasi, yaitu :
1) Menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek
pembelajaran.
2) Memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai
cara mengajar yang lebih cukup hidup dan lingkungan belajar dengan lebih
baik.
b. Komponen-komponen keterampilan mengadakan variasi, yaitu :
1) Variasi dalam gaya mengajar, yang meliputi pengguanakan variasi suara,
pemusatan perhatian siswa, kesenyapan guru, mengadakan kontak pandang dan
gerak, gerakan badan dan mimik, serta pergantian posisi guru di dalam kelas.
2) Variasi dalam penggunaan media pembelajaran, meliputi : media yang dapat
dilihat, media yang dapat didengar, media yang dapat diraba, serta media yang
dapat didengar, dilihat dan diraba.
3) Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Mulai dari kegiatan yang didominasi
oleh guru sampai kegiatan mandiri yang dilakukan oleh siswa.
c. Prinsip-prinsip keterampilan mengadakan variasi, yaitu :
1) Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan
dengan tujuan yang hendak dicapai. Pengguanaan variasi yang wajar dan
beragam sangat dianjurkan. Sedangkan pemakainan yang berlebihan akan
menimbulkan kebingungan dan dapat mengganggu proses belajar mengajar.
2) Variasi harus digunakan dengan lancar dan berkesinambungan sehingga tidak
akan merusak perhatian siswa dan tidak mengganggu pelajaran.
3) Variasi harus direncanakan secara secara baik dan secara eksplisit
dicantumkan dalam rencana pelajaran atau satuan pelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Jadi variasi adalah suatu kegiatan guru dalam konteks interaksi belajar mengajar
yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga dalam proses belajar
mengajar murid senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh
partisipasi.
Pemberian variasi dalam proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai
perubahan pengajaran dari yang satu dengan yang lain disinilah pentingnya seorang
guru menguasai berbagai metode dalam mengajar sebab dengan menggunakan berbagai
metode dalam mengajar akan membangkitkan gairah belajar siswa. Misalnya saja
seorang guru diawal mata pelajaran menggunakan metode ceramah kemudian diselingi
dengan metode tanya jawab mau tak mau siswa akan mempunyai keseriusan dalam
memperhatikan pelajaran.
9. Keterampilan Mengajar Perorangan dan Kelompok Kecil.
a. Tujuan mengajar perorangan dan kelompok kecil, yaitu :
Tujuan keterampilan mengajar perorangan
1) Memberikan rasa tanggungjawab yang lebih besar kepada siswa.
2) Mengembangkan daya kreatif dan sifat kepemimpinan pada siswa.
3) Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar lebih kreatif.
4) Membentuk hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa,
maupun antara siswa dengan siswa.
b. Komponen-komponen keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil,
yaitu :
1) Keterampilan merencanakan dan melakukan kegiatan pembelajaran.
Hal ini berhubungan dengan pengembangan progam / kurikulum. Guru harus
terampil membuat perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan progam dan
kebutuhan siswa, serta mampu melaksanakan rencana tersebut. Dengan
demikian guru dituntut mampu dan terampil mendiagnosis kemampuan
akademik siswa, gaya belajar, kecenderungan minat dan tingkah disiplin siswa.
Berdasarkan analisis tersebut, guru diharapkan mampu menetapkan kondisi dan
tuntutan belajar yang memungkinkan siswa memikul tanggung jawab sendiri
dalam belajar.
2) Keterampilan mengorganisasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Selama kegiatan pembelajaran perorangan/kelompok kecil berlangsung, guru
berperan sebagai organisator. Guru bertugas dan memonitor kegiatan
pembelajaran dari awal sampai akhir.
3) Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi
Salah satu ciri dalam pengajaran perorangan / kelompok kecil ialah terjadinya
hubungan yang sehatdan akrab antara guru dengan siswa, dan siswa dengan
siswa. Hal ini akan terjadi apabila guru dapat menciptakan suasana yang
terbuka sehingga benar-benar merasa bebas dan leluasa untuk mengemukakan
pendapatnaya. Di samping itu, siswa mempunyai keyakinan bahwa guru akan
selalu siap mendengarkan atau memperhatikan pendapatnya dan bersedia
membantu apabila diperlukan.
4) Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar
Mengajar perorangan atau kelompok kecil berarti memberi kesempatan kepada
siswa untuk belajar sendiri. Agar siswa benar-benar dapat belajar dan tujuan
pembelajaran dapat tercapai, guru harus terampil dalam membantu siswa agar
mudah belajar dan tidak mengalami patah semangat.
c. Prinsip prinsip keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil, yaitu :
1. Prinsip-prinsip keterampilan mengajar perorangan, yaitu :
a) Guru perlu mengenal siswa secara pribadi, sehingga kondisi belajar dapat
diatur dengan tepat.
b) Siswa bekerja bebas dengan bahan yang telah siap pakai, seperti : modul,
paket belajar, atau dengan bahan yang telah disiapkan oleh guru sendiri.
c) Tidak semua mata pelajaran cocok disajikan secara perorangan.
2. Prinsip-prinsip keterampilan mengajar kelompok kecil, yaitu :
a) Mengajar di dalam kelompok kecil yang bercirikan :
1) Memiliki keanggotaan yang jelas.
2) Terdapat kesadaran kelompok.
3) Memiliki tujuan bersama.
4) Saling tergantung dalam memenuhi kebutuhan.
5) Ada interaksi dan komunitas antar anggota.
6) Ada tindakan bersama.
b) Kualitas kelompok diharapkan dapat berperan secara positif, apabila
syarat-syarat kelompok dipenuhi, yaitu :
1) Terjadi hubungan yang akrab diantara sesama anggota.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
2) Terjadi hubungan yang erat dan kompak diantara anggota kelompok.
3) Para anggota kelompok memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi.
4) Para anggota kelompok memiliki rasa kebersamaan yang kuat.
c) Pedoman pelaksanaan
1) Pembentuk kelompok yang meliputi :
(a) Sebaiknya jumlah anggota kelompok antara 5-7 orang dengan
pertimbangan bahwa semakin banyak anggota, maka semakin
berkurang efektifitas dan aktifitas belajar setiap anggota.
(b) Pembentukan kelompok berdasarkan minat, pengalaman, dan
prestasi belajar.
2) Perencanaan tugas kelompok
Tugas yang dimaksud dapat bersifat parallel maupun komplementer
3) Persiapan dan perencanaan
Guru perlu menyiapkan dan merencanakan pengaturan tempat, ruang,
alat, sumber belajar yang memungkinkan terjadinya proses
pembelajaran secara efektif bagi setiap kelompok.
d) Pelaksanaan, yang meliputi beberapa hal berikut.
a) Pelajaran diawali dengan pertemuan klasikal, untuk memberikan
informasi umum kepada semua siswa.
b) Guru mempersilahkan masing-masing kelompok untuk melaksanakan
tugas di tempat yang teredia.
c) Guru melakukan supervisi dan mengikuti perkembangan proses
pembelajaran dalam kelompok.
Jadi yang dimaksud dengan diskusi kelompok kecil di sini adalah suatu
proses yang teratur yang melibatkan sekelompok individu dalam suatu interaksi
tatap muka secara kooperatif untuk tujuan membagi informasi, membuat
keputusan, dan memecahkan masalah.
d. Indikator gaya mengajar guru.
Berdasarkan uraian di atas, maka indikator yang digunakan dalam
membahas keterampilan mengajar guru adalah sebagai berikut:
1) Guru terampil dalam membuka dan menutup pelajaran
2) Guru terampil dalam menjelaskan materi pembelajaran
3) Guru terampil dan kreatif dalam bertanya
4) Guru terampil memberi penguatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
5) Guru terampil dalam menggunakan media pembelajaran
6) Guru terampil dalam membimbing kelompok kecil
7) Guru terampil dalam mengelola kelas
8) Guru terampil dalam mengadakan variasi.
9) Guru terampil dalam mengajar perorangan dan kelompok kecil
4. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar
Tujuan belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku yang meliputi
pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik). Kegiatan belajar
akan dikatakan berhasil apabila sudah mencapai hasil yang maksimal sesuai dengan tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya. Hasil yang maksimal tersebut dikatakan sebagai sebuah
prestasi. Dalam kegiatan belajar tidak semua siswa mempunyai prestasi yang sama. Ada
siswa yang memiliki prestasi tinggi, sedang, dan rendah. Perbedaan prestasi tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor.
a. Pengertian Prestasi Belajar
Tujuan belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku yang meliputi
pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik). Kegiatan
belajar akan dikatakan berhasil apabila sudah mencapai hasil yang maksimal sesuai
dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Hasil yang maksimal tersebut
dikatakan sebagai sebuah prestasi. Prestasi belajar merupakan hasil yang hendak di
capai setelah siswa mengalami proses belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar tidak
semua siswa mempunyai prestasi yang sama. Ada siswa yang memiliki prestasi tinggi,
sedang, dan rendah. Seorang siswa akan merasa bangga dan senang apabila prestasi
belajarnya baik.
Kaitannya dengan aktivitas belajar, HM. Faried Nasution (2001 : 39)
mendefinisikan prestasi belajar sebagai berikut “Prestasi belajar adalah penguasaan
seseorang terhadap pengetahuan atau keterampilan tertentu dalam suatu mata
pelajaran, yang lazimnya diperoleh dari nilai tes atau angka yang diberikan guru”.
Prestasi belajar akan selalu digunakan sebagai wujud hasil seseorang dalam
memeperoleh kepuasan pada tingkat dan jenis tertentu terutama prestasi yang dicapai.
Bentuk konkret prestasi yang dimiliki dengan nilai rapor yang diberikan kepada siswa
setiap akhir program belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Sutratinah Tirtonegoro (2001: 43) mengemukakan, ”Prestasi belajar adalah
penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka,
huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap
anak dalam periode tertentu”. Prestasi belajar juga berarti hasil yang telah dicapai
seseorang setelah melaksanakan serangkaian kegiatan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan
dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang diberikan oleh guru dalam
suatu periode tertentu. Prestasi Belajar inilah yang dapat mencerminkan hasil yang
sudah dicapai oleh siswa. Dengan mengetahui prestasi belajar seorang siswa secara
keseluruhan maka dapat diketahui kemampuan siswa pada bidang yang disukai
sehingga guru dapat mengembangkan proses belajar siswa secara berkelanjutan dan
progresif. Prestasi tidak akan pernah berhasil selama seseorang tidak pernah melakukan
suatu kegiatan. Dalam kenyataannya untuk mendapakan prestasi tidak semudah yang
dibayangkan, tetapi penuh perjuangan dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi
untuk mencapainya. Setiap orang melakukan suatu aktivitas untuk mencapai tujuan
tertentu, pada akhirnya mereka ingin mengetahui hasil yang dicapainya. Hasil dari
aktivitas yang dilakukan tersebut dinamakan prestasi.
b. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar.
Prestasi yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi
antara berbagai faktor yang mempengaruhinya. Pengenalan faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam membantu siswa
mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa menurut
pendapat Ngalim Purwanto (2002: 102) dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Faktor Individual
Faktor yang ada organisme itu sendiri, meliputi :
a. kematangan atau pertumbuhan
b. kecerdasan atau intelejensi
c. latihan dan ulangan
d. motivasi
e. sifat-sifat pribadi seseorang
2. Faktor Sosial
Faktor yang ada di luar individu, meliputi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
a. keadaan keluarga
b. guru dan cara mengajar
c. alat-alat pelajaran
d. motivasi sosial
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Faktor Individual
a. Kematangan atau pertumbuhan
Dalam belajar, faktor kematangan atau pertumbuhan perlu diperhatikan. Anak
dapat menguasai sesuatu bila anak tersebut sudah cukup matang atau
pertumbuhannya telah sampai untuk menerimanya. Mangajarkan sesuatu kepada
anak akan menjadi sia-sia jika anak tersebut belum cukup matang untuk
menerimanya.
b. Kecerdasan atau intelegensi
Kecerdasan atau intelejensi sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar yang
akan dicapai siswa. Tinggi rendahnya prestasi yang dicapai selain faktor
kematangan adalah faktor kecerdasan yang dimiliki. Walaupun anak
sama-sama telah matang untuk belajar namun prestasi yang dicapai akan
berbeda bila anak memiliki kecerdasan yang berbeda. Dengan adanya
perbedaan kecerdasan pada anak maka prestasi belajar setiap anak akan
berbeda-beda. Dengan demikian kecerdasan atau intelejensi mempunyai
pengaruh dalam menentukan prestasi yang akan dicapai.
c. Latihan dan ulangan
Belajar memerlukan adanya latihan dan ulangan. Latihan dan ulangan sangat
diperlukan untuk menambah pengalaman, sehingga anak akan lebih menguasai
materi pelajaran. Tanpa adanya latihan dan ulangan materi yang yang diberikan
kepada siswa akan mudah lupa. Dengan banyak latihan, siswa akan
menemukan permasalahan yang baru dan sulit sehingga akan berusaha keras
menyelesaikannya. Keberhasilan anak dalam menyelesaikan permasalahan
baru tersebut akan semakin memacu anak untuk semakin giat belajar.
d. Motivasi
Motivasi merupakan salah satu penentu tinggi rendahnya prestasi yang akan
dicapai. Motivasi merupakan daya penggerak atau dorongan yang ada pada
individu untuk melakukan sesuatu dalam rangka mencapai tujuan. Motif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
berasal dari kebutuhan individu untuk memenuhi kebutuhannya. Motivasi
dibedakan menjadi dua macam yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri
siswa dan motivasi yang berasal dari luar diri siswa. Motivasi yang berasal dari
dalam diri siswa dapat mendorong lebih kuat untuk belajar. Dengan motivasi
yang tinggi untuk mencapai cita-cita atau tujuan maka siswa akan semakin
terpacu untuk belajar.
e. Sifat pribadi seseorang
Sifat pribadi yang dimiliki oleh seseorang akan berpengaruh terhadap prestasi
yang dicapai dalam belajar. Setiap orang tidak akan memiliki sifat pribadi yang
sama. Setiap orang memiliki sifat masing-masing yang berbeda. Perbedaan
sifat pribadi setiap orang itulah yang membuat perbedaan prestasi yang akan
dicapai. Siswa yang mempunyai sifat tekun dan mau berusaha keras akan
belajar dengan rajin. Dengan rajin belajar, siswa tersebut akan memperoleh
prestasi yang maksimal.
2. Faktor Sosial
a. Keadaan keluarga
Keadaan keluarga setiap orang tidak sama. Keadaan keluarga yang
berbeda-beda menjadikan prestasi yang dicapai juga berbeda. Keluarga yang
mempunyai cita-cita tinggi terhadap anaknya akan selalu mendorong anaknya
untuk belajar. Dengan demikian anak akan semakin terrmotivasi untuk belajar.
Keadaan kelaurga yang demikian akan membuat sang anak selalu berusaha
untuk mencapai prestasi yang tinggi.
b. Guru dan cara mengajar
Peran guru dalam proses belajar mengajar cukup besar. Guru merupakan salah
satu sumber ilmu pengetahuan bagi siswa. Guru juga merupakan panutan bagi
siswanya. Kemampuan yang dimiliki guru dan cara mengajar yang digunakan
akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Cara mengajar yang baik akan
membuat siswa lebih mudah memahami materi pelajaran sehingga terpacu
untuk belajar.
c. Alat-alat pelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Keberhasilan dalam belajar juga harus didukung oleh tersedianya alat-alat
pelajaran. Tersedianya alat-alat pelajaran sangat membantu siswa dalam
menguasai materi pelajaran yang diberikan. Dengan adanya alat-alat pelajaran
dan didukung oleh kemampuan guru untuk menggunakannya akan
mempercepat pemahaman dan penguasaan terhadap materi pelajaran.
d. Motivasi sosial
Motivasi merupakan daya pendorong yang dapat menggerakkan seseorang
untuk mencapai tujuan. Dalam belajar motivasi sosial juga turut berperan untuk
memperoleh prestasi yang maksimal. Motivasi sosial akan ikut mendorong
siswa sehingga siswa akan termotivasi untuk belajar.
c. Fungsi dan Kegunaan Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia, karena
manusia selalu butuh akan pengakuan dan sekaligus sebagai sarana untuk mengukur
kemampuan dirinya. Bagi siswa di sekolah prestasi merupakan faktor penting bagi
siswa untuk mengetahui sejauh mana ia telah berhasil menguasai materi yang
dipelajarinya. Prestasi juga berfungsi sebagai alat untuk mengungkapkan kebanggaan
dan kepuasannya terhadap prestasi yang diraihnya.
Adapun fungsi utama dan kegunaan dari prestasi belajar menurut Zainal Arifin
(2001: 3) adalah:
1. Prestasi sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah
dikuasai oleh anak didik
2. Prestasi belajar sebagai lambing pemuasan hasrat ingin tahu
3. Prestasi belajar sebagai informasi dalam inovasi pendidikan
4. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi
pendidikan
5. Prestasi belajar sebagai indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak
didik.
d. Cara mengukur prestasi belajar
Dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar, prestasi siswa dapat diketahui
dari hasil evaluasi. Menurut Muhibbin Syah (2006: 141) bahwa “evaluasi artinya
penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan
dalam sebuah program”. Sedangkan menurut Tardif dalam Muhibbin Syah (2006: 141)
menyebutkan “evaluasi berarti proses penelitian untuk menggambarkan prestasi yang
dicapai seorang siswa sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa evaluasi adalah proses
penilaian untuk menggambarkan prestasi belajar siswa dalam pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan dalam sebuah program melalui kegiatan yang berencana dan
berkesinambungan.
Sedangkan Oemar Hamalik (2001: 159) mendefinisikan “Evaluasi belajar
adalah keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi),
pengolahan, penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat
hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hasil belajar menunjuk pada
prestasi belajar, sedang prestasi belajar itu merupakan indikator dan adanya derajad
perubahan tingkah laku siswa”.
Dari pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi belajar
merupakan suatu proses penilaian untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil
belajar siswa setelah siswa melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan
yang telah ditetapkan dalam sebuah program melalui kegiatan yang berencana dan
berkesinambungan.
Tujuan dari penilaian adalah untuk mengetahui apakah siswa telah atau belum
menguasai suatu kompetensi dasar tertentu. Selain itu untuk mengetahui tingkat
pencapaian kompetensi siswa, mengukur pertumbuhan dan perkembangan siswa,
mendiagnosis kesulitan belajar siswa, mengetahui hasil pembelajaran, mengetahui
pencapaian kurikulum, mendorong siswa belajar dan mendorong guru agar mengajar
dengan lebih baik.
Mengenai sistem penilaian dalam evaluasi belajar umumnya ada dua macam,
sebagaimana diungkapkan oleh Nana Sudjana (2001:7), “Sistem penilaian hasil belajar
pada umumnya dibedakan ke dalam dua cara atau dua sistem, yaitu Penilaian Acuan
Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP).”
Penilaian Acuan Norma merupakan penilaian yang mengacu pada rata-rata
kelompoknya. Norma yang digunakan dalam sistem ini untuk menentukan derajad
prestasi siswa dengan cara membandingkan dengan nilai rata-rata kelasnya. Dengan
demikian akan diperoleh tiga kategori yaitu di atas rata-rata kelas, di sekitar rata-rata
kelas, dan di bawah rata-rata kelas. Sedangkan Penilaian Acuan Patokan merupakan
penilaian yang mengacu pada tujuan instruksional yang harus dikuasai siswa. Derajad
keberhasilan siswa didasarkan pada tujuan yang seharusnya dicapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
e. Tinjauan Tentang Mata Pelajaran Kearsipan
Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Batik 2 Surakarta
berdasarkan rekomendasi dari Majelis Kejuruan Nasional memiliki tiga program
pendidikan yaitu Program Normatif, Progaram Adapatif, dan Program Produktif.
Program Normatif mencakup mata pelajaran kewarganegaraan, Pendidikan Agama,
Bahasa dan Sastra Indonesia, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Program Adapatif
mencakup mata pelajaran Matematika, Bahasa Inggris, IPS, IPA, Kewirausahaan, dan
Ketrampilan Komputer. Program Produktif hanya memilki satu kompetensi yaitu
Administrasi Kantor.
Program Administrasi Perkantoran kantor memiliki satu kompetensi utama
yaitu mengelola administrasi kantor yang terdiri dari enam kompetensi yaitu :
Mengurus Tata Usaha Kepegawaian, Menyelenggarakan Tata Usaha Perlengkapan,
Melaksanakan Tata Usaha Keuangan, Melakukan Penataan Ruang Kantor, Melakukan
Komunikasi secara Internal dan Eksternal, serta Mengerjakan Pengarsipan Surat dan
Dokumen Kantor. Sehingga mata pelajaran Kearsipan merupakan implementasi dalam
kompetensi Mengerjakan Pengarsipan Surat dan Dokumen Kantor.
Mata pelajaran kearsipan memiliki 153 jam pembelajaran efektif per tahun,
setiap jam pelajaran sama dengan 45 menit. Alokasi pembelajaran dalam mata pelajaran
produktif minimum 70% . Materi pembelajaran Kearsipan Program Keahlian
Administrasi Perkantoran tingkat XII di SMK Batik 2 Surakarta berdasarkan
Rekomendasi dari Majelis Pendidikan Kejuruan Nasional (MPKN) meliputi
kompetensi dari sisi pengetahuan dan ketrampilan. Kompetensi Mengerjakan
Pengarsipan Surat dan Dokumen Kantor memiliki 3 sub kompetensi anatara lain: (1)
penerapan pengetahuan kearsipan, (2) menyimpan dan menemukan kembali surat dan
dokumen, (3) melakukan pengearsipan surat dan dokumen kantor.
f. Penilaian Mata Pelajaran Kearsipan
Oemar Hamalik (2001: 159) mengatakan bahwa hasil belajar menunjuk pada
prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya perubahan
tingkah laku siswa. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilai adalah hasil
belajar siswa. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang
mencakup tiga aspek yakni kognitif, afektif dan psikomotor. Saifuddin Anwar (2000: 9)
menjelaskan bahwa seorang guru dan tenaga pengajar haruslah mengeathui dasar-dasar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
penyusunan tes prestasi belajar yang baik agar dapat memperoleh hasil ukur yang akurat
dan dapat dipercaya.
Sekolah menggunakan rapor pada akhir periode tentang kelakuan, kerajinan dan
kepandaian murid-murid. Dalam mata diklat kearsipan, prestasi yang dicapai siswa
dalam penguasaan kompetensi-kompetensi teori dan praktek diukur dengan
memberikan penilaian yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Hal ini
disebabkan karena tidak hanya pengetahuan tentang materi saja yang diukur, tetapi juga
ketrampilan yang dinilai.
Di SMK Batik 2 Surakarta nilai rapor diperoleh dari perhitungan nilai ulangan
setiap sub kompetensi mata pelajaran yang dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah
ulangan yang dilakukan atau dapat dirumuskan sebagai berikut:
NA= nilai ulangan subkompetensi ke-1 +nilai ulangan subkompetensi ke-2+ dst...
n
atau NA = rata-rata dari nilai subkompetensi.
Keterangan:
NA= nilai akhir / nilai rapor
n = ulangan per sub kompetensi
(pedoman penilaian kurikulum SMK Batik 2 Surakarta)
Berdasarkan uraian di atas, maka yang dapat dijadikan sebagai indikator
prestasi belajar adalah nilai rapor mata diklat kearsipan pada semester ganjil.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan merupakan penelaahan dari hasil penelitian yang terdahulu
yang diperlukan untuk mempertajam penelitian yang akan dilakukan.
1. Penelitian yang dilakukan oleh Oka Neny Riandari (2009) yang
berjudul “Pengaruh Cara Belajar Akuntansi dan Minat Belajar Akuntansi terhadap
Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Semester Genap Program Keahlian
Akuntansi SMK YPKK 2 Sleman Tahun Ajaran 2008/2009”. Hasil penelitian
menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan cara belajar akuntansi
terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas X semester genap program keahlian
akuntansi SMK YPKK 2 Sleman tahun ajaran 2008/2009 dengan thitung lebih besar
dari ttabel (4,814>1,99) pada taraf signifikansi 5%. Persamaan dari penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
relevan dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang pengaruh cara
belajar terhadap prestasi belajar.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Dian Purwira Sari (2008) yang
berjudul “Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru dan Disiplin Guru terhadap
Prestasi Belajar Komputer Siswa Kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial di SMA
Negeri 2 Temanggung Tahun Ajaran 2007/2008”. Hasil penelitian menunjukan
bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan keterampilan mengajar guru
terhadap prestasi belajar komputer siswa kelas XI ilmu pengetahuan sosial di
SMA Negeri 2 Temanggung tahun ajaran 2007/2008 dengan thitung lebih besar dari
ttabel (19,441>1,97) pada taraf signifikansi 5%. Persamaan dari penelitian relevan
dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang pengaruh keterampilan
mengajar guru terhadap prestasi belajar.
Persamaan penelitian yang akan peneliti lakukan dengan penelitian terdahulu
adalah variabel-variabel yang digunakan yaitu cara belajar siswa ,keterampilan mengajar
guru, dan prestasi belajar. Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan
dilakukan adalahlokasi penelitian dan
subyek yang diteliti. Penelitian sebelumnya diterapkan pada siswa di yang akan dilakukan
di Sleman (2008/2009) dan Temanggung (2007/2008) sedangkan penelitian yang akan
penulis lakukan diterapkan pada siswa SMK Batik 2 Surakarta tahun 2010/2011.
C. Kerangka Berfikir
Kerangka berpikir dalam penelitian menjelaskan secara teoritis model konseptual
variable – variable penelitian, tentang bagaimana pertautan teori – teori yang berhubungan
dengan variabel yang ingin diteliti.
1. Pengaruh Cara Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa.
Siswa yang ingin mendapatkan prestasi belajar yang baik hendaknya dapat
mengembangkan cara belajar yang baik, karena dengan itu siswa akan lebih mudah
menerima, menyerap, dan memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.
Siswa yang mempunyai cara belajar yang baik dan dapat mengembangkan cara belajar
tersebut diharapkan dapat mencapaiprestasi yang baik sehingga bila dihadapkan pada
suatu persoalan tentang materi pelajaran tersebut siswa akan dapat memahami dan
menjawab dengan baik. Jadi cara belajar yang diterapkan siswa akan berpengaruh pada
prestasi belajar yang akan dicapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
2. Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa.
Keterampilan mengajar guru merupakan hal yang tidak boleh diabaikan bila
menginginkan proses belajar berjalan dengan baik. Dengan penggunaan keterampilan
mengajar yang tepat maka proses belajar mengajar akan berjalan sesuai dengan tujuan,
maka secara otomatis siswa akan lebih mudah menyerap materi pelajaran yang di
sampaikan guru. Logikanya semakin tepat keterampilan mengajar guru maka semakin
tinggi pula daya tangkap siswa terhadap materi pelajaran sehingga akan semakin tinggi
pretasi belajar yang diraih siswa. Jadi jelas bahwa keterampilan mengajar guru turut
mempengaruhi prestasi belajar siswa.
3. Pengaruh Cara Belajar Siswa dan Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Prestasi
Belajar Siswa.
Keberhasilan untuk mencapai prestasi belajar merupakan harapan semua pihak, namun
demikian dengan melihat kondisi individu siswa yang berbeda-beda maka prestasi
belajar yang dicapai siswapun akan berbeda-beda. Banyak faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar siswa, yang secara garis besar di kelompokkan menjadi dua, yaitu
faktor yang berasal dari dalam individu (intern) itu sendiri dan faktor yang berasal dari
luar individu (ekstern). Salah satu faktor intern adalah cara belajar dan salah satu faktor
ekstern adalah keterampilan mengajar guru. Faktor cara belajar sangat besar
pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa. Dengan cara belajar yang baik maka
kegiatan belajarpun menjadi lebih efektif dan efisien yang pada akhirnya menuju
tercapainya prestasi belajar yang baik. Selain cara belajar, prestasi belajar juga di
pengaruhi oleh keterampilan mengajar yang digunakan guru. Keterampilan mengajar
guru harus tepat dan sesuai dengan tujuan proses belajar mengajar sehingga diharapkan
mempermudah pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan. Semakin tepat
guru menggunakan keterampilan mengajar maka akan semakin lancar proses
mengajarnya. Selanjutnya hal ini akan mempermudah siswa dalam menerima materi
yang di ajarkan guru yang akhirnya akan membantu siswa dalam mencapai prestasi
yang baik.
Dalam penelitian ini, beberapa faktor di atas akan dijadikan sebagai variabel X1
yaitu cara belajar siswa dan variabel X2 yaitu keterampilan mengajar guru yang akan
mempengaruhi variabel Y yaitu prestasi belajar siswa, sehingga dapat digambarkan
secara skematis kerangka pemikiran sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Gambar 1.1 : Kerangka Berfikir
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang dapat
dibuktikan dan masih harus dibuktikan kebenarannya.. Hipotesis dari penelitian ini
dibangun dari hasil kajian teoritis atau melalui proses menghubung – hubungkan sejumlah
bukti empiris.
Berdasarkan latar belakang masalah, kajian teori dan kerangka berfikir, dapat
disusun hipotesis sebagai berikut :
1. Ada pengaruh yang signifikan cara belajar siswa terhadap prestasi belajar mata
pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2
Surakarta tahun ajaran 2010/2011.
2. Ada pengaruh yang signifikan keterampilan mengajar guru terhadap prestasi
belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran
SMK Batik 2 Surakarta tahun ajaran 2010/2011.
3. Ada pengaruh yang signifikan cara belajar siswa dan keterampilan mengajar guru
terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII
Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta tahun ajaran 2010/2011.
Cara belajar siswa
( X1)
Keterampilan
mengajar guru
(X2)
Prestasi belajar mata
pelajaran kearsipan
( Y )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian untuk mendapatkan kebenaran diperlukan tata cara atau
prosedur tertentu. Sebelum penelitian ini dilaksanakan perlu ditentukan terlebih dahulu
metodologi penelitian yang digunakan. Ketepatan dalam menentukan metodologi dengan
jenis data yang akan mengantar penelitian ke arah tujuan yang diinginkan.
Menurut Noeng Muhajir (2000: 3), “metodologi penelitian membahas konsep
teoritik berbagai metode, kelebihan dan kelemahannya dalam karya ilmiah dilanjutkan
dengan metode yang digunakan”.
Sedangkan menurut H.B Sutopo (2002: 5) mengemukakan “Metodologi
penelitian adalah sekedar alat teknis, sehingga bisa digunakan dengan memilih mana yang
di pandang baik dan berusaha menggabungkannya, yang bila dipikirkan secar para
paradigmatik tentu saja tidak dapat dipertanggung jawabkan”.
Dari pengertian metodologi diatas dapat disimpulkan bahwa metodologi
penelitian adalah suatu pengetahuan yang membahas dan mempelajari tentang
metode-metode atau cara-cara yang tepat dan dan harus ditempuh dalam melaksanakan
penelitian untuk tujuan penelitian.
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Batik 2 Surakarta. Alasan
peneliti memilih mengadakan penelitian di SMK Batik 2 Surakarta adalah :
a. Tersedia data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
b. Terdapat masalah yang perlu dicarikan penyelesaiannya.
c. Berdasarkan pra observasi yang telah dilakukan, diketahui bahwa cara belajar
siswa masih belum terarah, dan keterampilan guru dalam mengajar masih
monoton.
d. Adanya keterbukaan dari pihak sekolah, sehingga memudahkan dalam
pengumpulan data yang diperlukan yang berhubungan dengan masalah yang
dihadapi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
e. Di SMK Batik 2 Surakarta belum pernah ada penelitian dengan permasalahan
yang sama.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan terhitung mulai bulan Juli 2010 sampai
bulan Desember 2010, Adapun jenis kegiatan yang di lakukan terbagi menjadi dua
tahap, yakni persiapan penelitian dan tahap pelaksanaan penelitian. Tahap persiapan
penelitan meliputi pengajuan masalah sampai penyusunan angket. Sedangkan
tahap pelaksanaan penelitian dimulai dari pengumpulan data sampai
penyusunan laporan penelitian. ( Tabel terlampir )
B. Penetapan Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan seluruh subyek penelitian. Populasi menurut Singarimbun
dalam Iskandar (2008: 68) ”populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit – unit analisis
yang memilki ciri – ciri yang akan di duga”. Sedangkan
Suharsimi Arikunto (2006: 130) “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”.
Adapun yang ditetapkan sebagai populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
XII jurusan Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 tahun diklat 2010/2011 yang
berjumlah 95 siswa.
2. Sampel
Jumlah populasi dalam suatu penelitian biasanya sangatlah besar, untuk itu perlu
diambil sebagian dari seluruh jumlah pupolasi yang ada agar mempermudah dalam
pelaksanaan penelitian. Hal tersebut biasa disebut dengan sampel. Sampel merupakan
wakil dari populasi yang akan diteliti. Suharsimi Arikunto (2006: 131) “Sampel adalah
sebagian atau wakil populasi yang diteliti.” Sugiono (2005: 81) mengemukakan bahwa
“Sampel adalah bagian jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”
Untuk memperoleh sampel yang representatif diperlukan cara atau teknik
pengambilan sampel yang biasa disebut dengan teknik sampling. Suharsimi Arikunto
(2006: 133) mengemukakan bahwa “Cara mengambil sampel disebut dengan teknik
pengambilan sampel atau teknik sampling.” Sedangkan Sutrisno Hadi (2001: 75)
mengemukakan “Sampling adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel.”
Pengambilan sampel dalam suatu penelitian memerlukan adanya suatu teknik
agar diperoleh sampel yang representatif. Dalam peneltian ini di uji dengan teknik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
proposional untuk menentukan banyaknya sampel dan teknik random sampling di uji untuk
menentukan banyaknya sampel yang diambil.
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Teknik Proporsional Sampling
Teknik Proporsional Sampling adalah sampel yang terdiri dari sub-sub
sampel yang pertimbanganya mengikuti pertimbangan sub-sub populasi yang
artinya adalah bahwa besarnya sampel ditentukan atau tergantung besar
kecilnya dari tiap sub populasi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sutrisno
Hadi (2001 : 75). Proporsional sampling biasanya digunakan untuk
menyempurnakan penggunaan teknik sampel berstrata/ sampel wilayah untuk
memperoleh sampel yang sesuai dengan wilayah masing-masingnya. Jadi
dalam penelitian ini menggunakan teknik proporsional sampling karena ingin
mengetahui jumlah sampel yang akan diambil. Dalam pengambilan sampel
dengan mempertimbangkan proporsi atau pertimbangan jumlah sampel
secara proporsi jumlah siswa di setiap kelas XII SMK Batik 2 Surakarta.
2. Teknik Random Sampling
Teknik pengambilan sampel ini menggunakan cara pengambilan sampel secara
random atau acak. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sutrisno Hadi (2001: 75) yang
menyatakan “Teknik random sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang mana
semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama
diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.”
Selanjutnya cara-cara yang digunakan untuk random sampling dapat dilakukan
dengan:
a. Cara undian : Cara ini dilakukan sebagaimana kita melakukan undian jika cara ini
dilakukan terhadap semua individu dalam populasi maka teknik ini disebut
unsestricted random sampling/random sampling tak bersyarat akan tetapi sangat
sulit untuk melakukan cara ini jika jumlah subyek dalam populasi sangat banyak/
jika kita belum mengetahui secara pasti semua individu dalam polulasi.
b. Cara Ordinal : Cara ini dilakukan dengan mengambil subyek dari atas ke bawah.
Ini dilakukan dengan mengambil meraka yang bernomor Nomor kelipatanganjil
genap, nomor kelipatan angka ttiga dan sebagainya tergantung ketentuan yang
dibuat oleh peneliti.
c. Cara randomisasi dari tabel bilangan random : Tabel bilangan ini pada umumnya
terdapat pada buku-buku statistic. Cara ini banyak digunakan oleh para peneliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Hal ini karena selain prosedurnya sangat sederhana, kemungkinan penyelewengan
juga dapat dihindari. Randomisasi dapat dikenakan pada subyek/individu dalam
populasi.
Sehubungan dengan pengambilan sampel representatif seperti yang dikemukakan
oleh Winarno Surakhmad (2004: 100) :
“Untuk pedoman umum saja populasi dikatakan bahwa bila populasi cukup
homogeny terhadap populasi dibawah 100, maka dapat dipergunakan sampel
sebesar sebesar 50%, dan diatas 1000 sebesar 15%. Untuk jaminan ada baiknya
sampel ditambah sedikit lagi dari jumlah matematik tadi”.
Dalam penelitian ini jumlah populasi adalah dibawah 100 yaitu 95 siswa.
Berdasarkan pendapat diatas, maka peneliti menetapkan jumlah sampel sebanyak 60% dari
jumlah siswa kelas XII SMK Batik 2 Surakarta .
3. Teknik Pengambilan Sampel
Iskandar (2008: 69) menyatakan bahwa “Teknik sampling merupakan
penelitian yang tidak meneliti seluruh subjek yang ada dalam populasi, melainkan
hanya sebagian saja yang diperlukan oleh peneliti dalam penelitian yang disebut
sampel”. Ada beberapa teknik pengambilan sampel, tapi dalam penelitian ini
peneliti menggunakan teknik sampling acak (random sampling). Yang dimaksud
dengan sampling acak adalah pengambilan sampel yang dilakukan secara acak atau
random dari populasi yang memungkinkan setiap individu berpeluang untuk
menjadi sampel penelitian, dengan cara rendomisasi atau dengan cara melalui
undian. Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik proporsional random sampling dengan cara undian,
yang artinya dari masing-masing kelas atas dasar proporsi diambil sejumlah siswa
sebagai sampel secara acak tanpa pandang bulu, sehingga masing-masing siswa
mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel. Proporsional
sampling dalam penelitian ini digunakan untuk menyempurnakan penggunaan
teknik sampel berstrata / sampel wilayah untuk memperoleh sampel yang sesuai
dengan wilayah masing-masingnya. Jadi dalam penelitian ini menggunakan teknik
proporsional sampling karena ingin mengetahui jumlah sampel yang akan diambil.
Dalam pengambilan sampel dengan mempertimbangkan proporsi atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
pertimbangan jumlah sampel secara proporsi jumlah siswa di setiap kelas XII
SMK Batik 2 Surakarta.
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti mengambil sampel sebagai berikut :
Kelas XII AP 1 : 47 orang siswa = 60% x 42 = 25 siswa
Kelas XII AP 2 : 48 orang siswa = 60% x 43 = 26 siswa
Jumlah = 51 siswa
C. Teknik Pengumpulan Data
Dalam metode pengumpulan data ada beberapa cara yang dapat digunakan, tetapi
tidak semua cara dapat diterapkan dalam setiap jenis penelitian. Adapun metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode angket atau kuesioner dan metode dokumentasi. Untuk lebih jelasnya dapat penulis
uraikan tentang angket atau kuesioner dan dokumentasi.
1. Metode Angket atau Kuesioner
a. Pengertian Angket
Suharsimi Arikunto (2006: 151) menyatakan “angket adalah sejumlah
pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya, atau hal-hal lain yang ia ketahui”. Sedangkan Iqbal Hasan (2003: 82)
menjelaskan “angket adalah daftar pertanyaan yang diserahkan kepada responden”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa teknik pengumpulan
data dengan angket adalah penyelidikan mengenai suatu masalah dengan jalan
mengedarkan pertanyaan kepada responden untuk mendapatkan informasi, keterangan,
tanggapan, atau hal yang diketahui secara tertulis. Jadi kuesioner adalah sejumlah
pertanyaan yang diajukan kepada responden dan jawabanya diberikan secara tertulis.
b. Jenis-Jenis Angket
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 152) mengemukakan bahwa angket dapat
dibedakan menjadi beberapa jenis, tergantung dari sudut pandang yang digunakan, yaitu:
1) Dipandang dari cara menjawabnya, maka ada:
a) Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk
menjawab dengan kalimat sendiri.
b) Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden
tinggal memilih.
2) Dipandang dari jawaban yang diberikan, maka ada:
a) Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya.
b) Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang orang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
3) Dipandang dari bentuknya, maka ada:
a) Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner
tertutup.
b) kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka.
c) Check list, sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan tanda chek
(√ ) Pada kolom yang sesuai.
d) Rating-scala ( skala bertingkat ), yaitu sebuah pertanyaan diikuti oleh
kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan, misalnya dimulai dari
setuju sampai dengan sangat tidak setuju.
Dipandang dari cara menjawabnya dalam penelitian ini digunakan angket jenis
tertutup sehingga responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan dan bila
dipandang dari bentuknya, angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
dengan rating-scale (skala bertingkat). Alasannya dapat memberikan beberapa alternative
jawaban kepada responden sehingga dapat memilih jawaban yang paling tepat sesuai
dengan pendapatnya.
c. Alasan Penggunaan Angket
Alasan digunakanya angket sebagai alat atau instrument pengumpulan data, bahwa
angket mempunyai beberapa keuntungan seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi
Arikunto ( 2006: 153) yaitu:
1) Tidak memerlukan hadirnya peneliti
2) Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden
3) Dapat dijawab responden menurut kecepatanya masing-masing, dan menurut
waktu senggang responden.
4) Dapat dibuat standar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan
yang benar-benar sama.
d. Langkah-Langkah Menyusun Angket
Langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut:
a) Menetapkan tujuan pembuatan angket
Tujuan penyusunan angket dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data
tentang cara belajar siswa dan keterampilan mengajar guru dihubungkan dengan
prestasi beajar siswa.
b) Menentukan aspek-aspek yang akan diukur
Untuk memperjelas pertanyaan-pertanyaan yang akan disusun, perlu dibuat suatu
matriks yang disebut matrik spesifikasi data. Matrik ini merupakan penjabaran dari
aspek-aspek yang akan diukur untuk memperjelas permasalahan yang akan
dituangkan ke dalam angket. Isi dari matriks ini harus sesuai dan mengarah pada
masalah dan tujuan penelitian. Adapun isi dari matriks spesifikasi data ini antara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
lain batasan dari konsep yang akan diteliti, variabel-variabel serta
indikator-indikator yang perlu di identifikasi dan diukur.
c) Menyusun petunjuk pengisian angket.
Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan variabel-variabel yang
akan diteliti.
Pernyataan-pernyataan yang dibuat harus sesuai dengan aspek-aspek yang
tertuang dalam matriks spesifikasi data yang telah disusun. Variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator dan selanjutnya dijabarkan menjadi sub indikator yang dapat
diukur. Adapun penyusunan pernyataan dalam penelitian ini menggunakan skala
bertingkat atau rating-scale dan untuk menentukan nilai jawaban angket dari
masing-masing angket digunakan modifikasi skala likert.
Menurut Sugiyono (2001: 87) mengemukakan bentuk skala likert dengan kategori
penelitian sebagai berikut:
1) Sangat setuju
2) Setuju
3) Ragu-ragu
4) Tidak setuju
5) Sangat tidak setuju
Alternatif ragu-ragu dapat dihilangkan karena alternatif jawaban tersebut
mempunyai arti ganda dan dapat menimbulkan kecenderungan responden untuk memilih
alternatif jawaban tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2006:
241) sebagai berikut:
Jika pembaca berpendapat bahwa ada kelemahan dengan 5 alternatif, karena
responden cenderung memilih alternative yang ada ditengah (karena dirasa aman
dan paling gampang karena tidak berpikir) dan alasan itu memang ada benarnya.
Maka memang dirasakan alternatif pilihannya hanya 4 saja. Alternatif “Sangat
setuju” dan “Setuju” ada disisi atau kubu awal (kubu akhir) sedang dua pilihan
lain, yaitu “Tidak setuju” dan “Sangat tidak setuju” disisi atau kubu akhir (awal).
Dalam hal ini dapa kita pahami karena “Sangat setuju” dan “Setuju” sebenarnya
berada pada sisi “Setuju”, tetapi dengan gradasi yang menyangatkan. Demikian
juga dengan pilihan “Sangat tidak setuju” yang pada dasarnya adalah juga “Tidak
setuju”.
Berdasarkan pendapat di atas, maka setiap instrumen mempunyai 4 alternatif
jawaban dari yang sangat positif sampai ke sangat negatif yang dapat berupa kata sangat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Mengenai cara penilaian terhadap
angket yang dipakai dalam penilaian ini adalah sebagai berikut:
1) Setiap pertanyaan terdiri dari 4 pilihan jawaban.
2) Dalam menjawab pertanyaan, responden mamilih salah satu alternative
jawaban yang sesuai, dengan cara memberikan tanda chek (√ ) pada kolom
jawaban yang dipilih.
3) Apabila pertanyaan yang dibuat positif diberikan penilaian sebagai berikut:
Jawaban sangat setuju nilai = 4
Jawaban setuju nilai = 3
Jawaban tidak setuju nilai = 2
Jawaban sangat tidak setuju nilai = 1
4) Apabila pertanyaan yang dibuat negatif diberikan penilaian sebagai berikut:
Jawaban sangat setuju nilai = 1
Jawaban setuju nilai = 2
Jawaban tidak setuju nilai = 3
Jawaban sangat tidak setuju nilai = 4
d) Membuat surat pengantar
e) Mengadakan uji coba (try out)
Setelah angket disusun, angket tersebut perlu diuji-cobakan untuk mengetahui
letak kelemahan atau hal-hal yang akan menyulitkan responden dalam
menjawab pertanyaan. Selain itu uji coba angket ini bertujuan untuk mengetahui
validitas dan reliabilitas angket tersebut.
Kemudian untuk mengetahui validitas dan reabilitas dari hasil try out
digunakan alat ukur sebagai berikut:
1) Validitas
Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur berfungsi
dengan baik atau valid/tingkat kesahihan untuk dijadikan alat ukur. Penelitian
ini untuk menguji tingkat validitas kuesioner menggunakan formula korelasi
Product Moment dari Pearson dengan angka kasar seperti yang dikemukakan
oleh Suharsimi Arikunto (2006: 170) sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
2222
))((
YYNXXN
YXXYNrxy
Keterangan:
rxy : koefisien korelasi variabel x dan y
X : jumah skor-skor X
Y : jumlah skor-skor Y
N : jumlah responden
Hasil dari xyr dikonsultasikan dengan tabel harga kritis product
moment. Apabila hasil yang diperoleh hitungr > tabelr dengan taraf signifikan
5% maka angket tersebut valid.
2) Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan uji untuk menunjukkan sejauh mana alat
ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan sebagai alat pengumpul data.
penelitin ini menggunakan rumus alpha. Adapun rumus tersebut menurut
Suharsimi Arikunto (2006:180) adalah sebagai berikut:
2
2
11 11
t
b
k
kr
Keterangan:
11r = Reabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2
b = Jumlah varians butir
2
t = Varians total
Hasil 11r dikonsultasikan dengan tabel product moment. Apabila hasil
yang diperoleh hitungr > tabelr dengan taraf signifikan 5% maka angket tersebut
reliabel.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
f) Revisi angket
Setelah angket di uji-cobakan maka hasilnya dijadikan dasar untuk revisi.
g) Memperbanyak angket
Angket yang telah direvisi dan telah diyakini valid dan reliabel, diperbanyak
sesuai dengan jumlah responden yang dijadikan sampel angket.
h) Langkah terakhir adalah menggunakan angket yang telah diperbanyak dan sudah
menggunakan umpan balik dari responden sebagai alat pengumpul data yang
kemudian dianalisis.
2. Metode Dokumentasi
Suharsimi Arikunto (2006: 158) berpendapat bahwa “metode dokumentasi
adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya”. Dalam teknik
dokumentasi ini, data yang dikumpulkan adalah data prestasi belajar mata diklat
Kesekretarisan berupa dokumen nilai rapot semester akhir yang diperoleh siswa kelas XII
jurusan Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta.
Adapun alasan peneliti menggunakan teknik dokumentasi sebagai alat
mengumpulkan data sebagai berikut:
a. Dokumen lebih dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
b. Sumber dokumen adalah data yang lengkap.
c. Lebih efisien dan hemat waktu.
D. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian memaparkan hubungan antara berbagai variabel
yang akan di teliti. Rancangan penelitian meliputi metode yang nantinya digunakan
untuk memperoleh data. Salah satu cara mencari kebenaran yang dipandang ilmiah
adalah melalui metode penelitian. Tujuan umum pelaksanaan penelitian adalah
untuk memecahkan masalah, maka langkah-langkah yang digunakan harus relevan
dengan masalah yang dirumuskan.
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari variabel–variabel yang
akan diukur dalam penelitian ini peneliti akan melakukan penelitian dengan metode
deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian untuk memberi uraian
mengenai fenomena atau gejala sosial yang diteliti dengan mendeskripsikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
tentang nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent)
berdasarkan indikator–indikator dari variabel yang diteliti tanpa membuat
perbandingan atau menghubungkan antara variabel yang diteliti guna untuk
eksplorasi dan klasifikasi dengan mendeskripsikan sejumlah variabel berkenaan
dengan masalah variabel yang diteliti (Iskandar, 2008:61).
Rancangan penelitian yang disusun dengan baik, selain berguna untuk
peneliti itu sendiri juga memudahkan pihak lain untuk melakukan evaluasi. Berikut
ini merupakan rancangan penelitian dalam penelitian ini:
1. Variabel bebas atau independent variable adalah cara belajar siswa (X1) dan
keterampilan mengajar guru (X2)
2. Variabel terikat dependent variable adalah prestasi belajar siswa (Y).
3. Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif, yaitu metode
penelitian yang digunakan apabila bertujuan untuk medeskripsikan atau
menjelaskan data, peristiwa atau kejadian yang ada pada masa sekarang.
E. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul dengan lengkap dan benar, kemudian dilakukan analisis
data. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas sampel atau menguji normal tidaknya sampel, tidak lain
sebenarnya adalah mengadakan pengujian terhadap normal tidaknya sebaran data yang
akan dianalisis (Suharsimi Arikunto, 2005: 301). Apabila data distribusi normal, berarti
data tersebut dapat dipakai untuk penelitian ini sebagai salah satu syarat analisis regresi
linear yang nantinya digunakan untuk menguji hipotesis. Langkah yang dilakukan dalam
uji ini adalah dengan menggunakan One sample Kolmogorov-Smirnov dengan
menggunakan taraf signifikan 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikasi
lebih besar dari 0,05 (Duwi Priyatno, 2008:28).
b. Uji Linearitas
Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikat. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
1) JK (G) =
2) JK (TC) = JK (S) – JK (E), dimana:
JK (S) = JK (T) – JK (a) – JK (b/a)
JK (T) =
JK (a) =
JK (a/b) = b
b =
3) dkTC = k − 2
4) dk(G) = n − k
5) RJK (TC) =
6) RJK (G) =
7) Fhit =
(Sudjana, 2002: 332)
Keterangan:
JK (G) = menyatakan Jumlah Kuadrat Galat
JK (TC) = menyatakan Jumlah Kuadrat Tuna Cocok
df =derajat kebebasan (setiap variabel mempunyai derajat berbeda-beda),
untuk TC: k – 2 sedangkan untuk G: n – 2
RJK (TC) = menyatakan rata-rata Jumlah Kuadrat Tuna Cocok
RJK (G) = menyatakan rata-rata Jumlah Kuadrat Galat
Jika Fhitung < Ftabel maka model linier yang diambil cocok, tetapi bila Fhitung>Ftabel maka
model linier yang diambil tidak cocok.
c. Uji multikolinearitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya hubungan linear antar
variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus dipenuhi dalam model
regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Pada pembahasan ini akan dilakukan uji
multikolinearitas dengan melihat nilai Variance Inflation pada model regresi. Menurut
Santoso dalam Duwi Priyatno (2008: 39) pada umumnya Jika VIF lebih besar dari 5,
maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas
lainnya.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah bertujuan mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara
residual pada pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Model
regresi yang baik apabila tidak terjadi autokorelasi. Uji Durbin-Watson (DW test)
dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya auto korelasi. Hal ini dapat
diketahui dengan melihat nilai dari uji DW yang di konsultasikan dengan tabel DW.
H0 = tidak ada autokorelasi (r=0)
Ha = ada autokorelasi (r≠0)
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi :
1) Bila nilai DW terletak diantara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du), maka
koefisien auto korelasi sama dengan nol berarti tidak ada autokorelasi.
2) Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah atau lower bound (dl), maka
koefisien autokorelasi lebih besar dari pada nol, berarti ada autokorelasi positif.
3) Bila nilai DW lebih besar dari pada (4 –dl), maka koefisien autokorelasi lebih kecil
dari pada nol, berarti ada autokorelasi negatif.
4) Bila DW teletak diantara batas atas (du) dan batas bawah (dl) maka hasilnya tidak
dapat disimpulkan.
2. Uji Hipotesis
a. Analisis Regresi Linear Ganda
Korelasi ganda digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel bebas atau
lebih yang secara bersama-sama dihubungkan dengan variabel terikatnya. Bentuk
persamaan regresi ganda adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
2211 XbXbaY
Di mana :
Y = Prestasi Belajar
a = Elemen konstanta
b1-b2 = Koefisien regresi
X1 = Cara belajar siswa
X2 = Keterampilan mengajar guru
(Duwi Priyatno, 2008:
73)
b. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas (independen)
secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang nyata atau tidak terhadap variabel tidak
bebas (dependen). Pada pembahasan ini dilakukan dengan uji ANOVA atau F test dengan
menggunakan analisis regresi. Adapun langkah-langkah pengujianya sebagai berikut:
1) Menentukan rumusan hipotesis antara 0H dan aH
0H : Artinya tidak terdapat pengaruh antara 1X dan
2X terhadap Y
aH : Artinya terdapat pengaruh antara 1X dan
2X terhadap Y
2) Menentukan level significance ( ) = 0,05
3) Keputusan.
0H diterima jika probabilitas > 0,05
0H ditolak jika probabilitas < 0,05
Nilai probabilitas diambil dari nilai signifikansi pada ANOVA di model regresi.
c. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel. Pada
pembahasan ini dilakukan dengan uji t dengan menggunakan analisis regresi. Adapun
langkah-langkah pengujianya adalah sebagai berikut.
Pengujian X terhadap Y.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
1) Menentukan Hipotesis
0H : Artinya tidak terdapat pengaruh X terhadap Y
aH : Artinya terdapat pengaruh X terhadap Y
2) Menentukan level significance ( ) = 0,05
3) Keputusan
0H Diterima jika probabilitas > 0,05
0H Ditolak jika probabilitas < 0,05
Nilai probabilitas diambil dari nilai signifikansi pada kolom coefficient di model
regresi.
d. Menghitung sumbangan relative dan sumbangan efektif masing-masing prediktor
terhadap kriterium ( Y )
Sumbangan relative dan sumbangan efektif digunakan untuk mengetahui
seberapa sumbangan murni masing-masing prediktor terhadap kriterium Y.
1) Menghitung sumbangan relative 1X dan
2X terhadap Y dengan rumus.
1X = %100)(
11 xREGJK
yxb
%100)(
222 x
REGJK
yxbX
2) Menghitung sumbangan efektif 1X dan
2X terhadap Y dengan rumus.
Untuk 1X
SE % 1X = SR %
1X x 2R
Untuk 2X SE %
2X = SR %2X x 2R
( Sutrisno Hadi, 2001 : 44-45 )
Keterangan 2R = SE adalah sumbangan efektif garis regresi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Penelitian
Dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh cara belajar siswa dan keterampilan
mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII
Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011” terdapat tiga
variabel, dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Adapun variabel-variabel tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Cara belajar siswa, sebagai variabel bebas pertama (X1)
2. Keterampilan mengajar guru, sebagai variabel bebas kedua (X2)
3. Prestasi belajar siswa, sebagai variabel terikat (Y)
Sebelum angket digunakan sebagai instrumen penelitian, terlebih dahulu
dilakukan try out kepada 10 orang responden diluar sampel. Try out tersebut digunakan
untuk mengetahui item-item yang tidak memenuhi syarat validitas dan reliabilitas angket
sebagai instrumen penelitian. Dalam penelitian ini, terdapat 7 item soal yang tidak valid,
yaitu: 3 item dari variabel cara belajar siswa yaitu nomor 3, 7, dan 17 (Lampiran 6 ).
Sedangkan 4 item dari variabel keterampilan mengajar guru yaitu nomor 29, 31, 39, dan
47 (Lampiran 8 ). Ketujuh item tersebut tidak digunakan karena sudah diwakili oleh item
lain. Selanjutnya, item soal yang valid sebanyak 44 digunakan sebagai instrumen dalam
penelitian ini.
Setelah diadakan pengumpulan data melalui angket dan melalui proses tabulasi
data cara belajar siswa sebagai variabel X1 dan keterampilan mengajar guru sebagai
variabel X2 serta prestasi belajar siswa sebagai variabel Y, maka peneliti mengemukakan
deskripsi data sebagai berikut:
1. Data variabel cara belajar siswa (X1)
Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap data variabel
cara belajar siswa diketahui bahwa jumlah responden adalah 51 orang dan dapat
diperoleh nilai terendah 40 dan tertinggi 54. Rata-rata hitung sebesar 47,78 standar
deviasi sebesar 3,749 median sebesar 47 dan modus sebesar 49. (Lampiran 13 )
2. Data variabel keterampilan mengajar guru (X2)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap data variabel
keterampilan mengajar guru diketahui bahwa jumlah responden adalah 51 orang
dan dapat diperoleh nilai terendah 51 dan tertinggi 92. Rata-rata hitung sebesar
80,41 standar deviasi sebesar 8,389 median sebesar 81 dan modus sebesar 80.
(Lampiran 13 )
3. Data variabel prestasi belajar (Y)
Prestasi belajar mata pelajaran kearsipan adalah variabel terikat (Y). Data
yang terkumpul melalui teknik dokumentasi yaitu nilai rapot semester ganjil siswa
kelas XII jurusan Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta. Nilai tertinggi
dari variabel prestasi belajar mata pelajaran kearsipan adalah 90 nilai terendah 70
(lampiran 7) sedangkan mean atau nilai rata-rata 79,69 dengan standar deviasi
sebesar 5,708 (lampiran 13).
B. Uji Persyaratan Analisis
Sebelum data di analisis, ada beberapa asumsi yang harus terpenuhi untuk dapat
diteruskan dalam pengujian hipotesis. Uji persyaratan dalam analisis ini adalah sebagai
berikut:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil dari
populasi memiliki distribusi normal atau tidak. Distribusi normal yang dimaksud adalah
penyebaran nilai-nilai dari sampel yang dimiliki oleh masing-masing variabel dapat
mencerminkan populasinya.
Hasil uji kolmogorov-smirnov untuk variabel cara belajar siswa (X1) sebesar 1,029
dengan signifikasi sebesar 0,240, karena signifikan hitung lebih besar dari 0,05 maka
disimpulkan bahwa data variabel cara belajar siswa ( X1) berdistribusi normal.
Hasil uji kolmogorov-smirnov untuk variabel keterampilan mengajar guru (X2)
sebesar 0,853 dengan signifikasi sebesar 0,461, karena signifikan hitung lebih besar dari
0,05 maka disimpulkan bahwa data variabel keterampilan mengajar guru ( X2)
berdistribusi normal.
Hasil uji kolmogorov-smirnov untuk variabel prestasi belajar siswa (Y) sebesar
0,787 dengan signifikasi sebesar 0,566, karena signifikan hitung lebih besar dari 0,05 maka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
disimpulkan bahwa data variabel prestasi belajar siswa ( Y) berdistribusi normal.
(Lampiran 19)
2. Uji Linearitas
a. Uji Linieritas X1 terhadap Y
Untuk memperoleh hasil perhitungan uji linnieritas X1 terhadap Y,
sebelumnya dibuat terlebih dahulu tabel kerja setelah itu dilanjutkan perhitungan
sesuai rumus (Lampiran 16), sehingga hasil perhitungannya adalah sebagai berikut
:
1) JK (G) = 970,24 5) RJK (TC) = 23,19
2) JK (TC) = 255,12 6) RJK (G) = 25,53
3) df (TC) = 11 7) Fhitung = 0,91
4) df (G) = 38
Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa hasilnya menunjukkan
Fhitung sebesar 0,91. Selanjutnya harga tersebut dikonsultasikan dengan harga tabel
pada taraf signifikansi 5% yaitu dengan dk pembilang = 11 serta dk penyebut = 38,
sehingga diperoleh Ftabel sebesar 3,183 sehingga Fhit < Ftab atau 0,91< 3,191 maka X1
linier terhadap Y.
b. Uji Linieritas X2 terhadap Y
Untuk mendapatkan hasil perhitungan, tahap yang pertama adalah
membuat tabel kerja kemudian melakukan perhitungan sesuai dengan rumus
(Lampiran 16), sehingga diperoleh hasil sebagai berikut :
1) JK (G) = 712,08 5) RJK (TC) = 35,66
2) JK (TC) = 641,89 6) RJK (G) = 22,97
3) df (TC) = 18 7) Fhitung = 1,55
4) df (G) = 31
Dari hasil perhitungan tersebut dapat menunjukkan bahwa Fhitung sebesar
1,55 kemudian harga tersebut dikonsultasikan dengan harga tabel pada taraf
signifikansi 5% dengan dk pembilang 18 dan dk penyebut 31, sehingga dapat
diketahui Ftabel sebesar 3,183. Karena Fhit < Ftab atau 1,55 < 3,191 maka dapat
dinyatakan bahwa X2 linier terhadap Y.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
3. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan
asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya hubungan linear atau variable independensi
dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Pada pembahasan ini akan
dilakukan uji multikolinearitas dengan melihat nilai variance inflantion pada model
regresi. VIF adalah faktor naik turunnya variabel data.
Berdasarkan pengolahan data, diketahui koefisien VIF untuk cara belajar siswa
sebesar 1,053 dan gaya mengajar guru juga sebesar 1,053. karena harga VIF < 5, maka
tidak terdapat multikolinearitas atau tidak ada hubungan antar variabel bebas. (Lampiran
18)
4. Uji Autokorelasi
Uji autokeralasi bertujuan mengetahui ada tidaknya penyimpangan asumsi klasik
autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada pengamatan lain dengan model
regresi. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan D-W ( Durbin – Watson ).
Berdasarkan hasil pengolahan data, nilai Durbin-Watson sebesar 1,716 , nilai ini akan
kita bandingkan dengan nilai tabel dengan mengunakan derajat kepercayaan 5%, jumlah
sampel 51 dan jumlah variabel bebas 2, maka ditabel Durbin - Watson akan didapatkan
nilai dl = 1,46 dan du = 1,63, maka diperoleh nilai Durbin - Watson diantara du ( 1,63 ) dan
4 – du ( 2,37 ). Karena nilai Durbin-Watson sebesar 1,716 berada diantara du ( 1,63 ) dan 4
– du ( 2,37 ) maka terjadi autokorelasi. (Lampiran 19)
C. Pengujian Hipotesis
5. Analisis Regresi Linear Ganda
Persamaan regresi diperoleh dari hasil penghitungan data yang ada pada tabel
coefficient. Pada tabel coefficient tersebut diperoleh persamaan regresi, Ŷ = 31,345
+ 0,651X1 + 0,215X2.
Konstanta sebesar 31,345 menyatakan, bahwa jika tidak ada pengaruh antara cara
belajar siswa dan gaya mengajar guru maka besarnya prestasi belajar siswa adalah 31,345.
Koefisien regresi X1= 0,651menyatakan bahwa setiap terjadi peningkatan satu unit cara
belajar siswa maka akan meningkatkan prestasi belajar siswa sebesar 0,651. Koefisien
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
regresi X2 = 0,215 menyatakan bahwa setiap terjadi peningkatan satu unit keterampilan
mengajar guru maka akan meningkatkan prestasi belajar siswa sebesar 0,215.
Berdasarkan hasil penghitungan pada model summary diperoleh angka R Square
adalah sebesar 0,342. Hal ini berarti 34,2% prestasi belajar siswa dapat dijelaskan oleh
kedua variabel tersebut. Sedangkan sisanya (100 % - 34,2% = 65,8%) selebihnya sebesar
65,8% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. (Lampiran
19)
a. Pengujian Hipotesis I
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji t, diperoleh nilai thitung
variabel cara belajar siswa (X1) sebesar 3,558 dengan taraf signifikansi 0,05 dan ttabel
sebesar 1,676 (lihat lampiran ttabel ). Karena nilai thitung > ttabel (3,558> 1,676) maka Ho
ditolak, artinya secara parsial ada pengaruh positif yang signifikan antara cara belajar siswa
terhadap prestasi belajar siswa. (Lampiran 21)
b. Pengujian Hipotesis II
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji t, diperoleh nilai thitung
variabel keterampilan mengajar guru (X2) sebesar 2,625 dengan taraf signifikansi 0,05
dan ttabel sebesar 1,676 (lihat lampiran ttabel ). Karena nilai thitung > ttabel (2,625 > 1,676) maka
Ho ditolak, artinya secara parsial ada pengaruh positif yang signifikan antara keterampilan
mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa. (Lampiran 21)
c. Pengujian Hipotesis III
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji F, diperoleh nilai F hitung
sebesar 12,488 dengan taraf signifikansi 0,05 dan Ftabel sebesar 3,191 (lihat lampiran Ftabel
). Karena nilai Fhitung > Ftabel (8,133 > 3,191) maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh yang
signifikan antara cara belajar siswa dan keterampilan mengajar guru terhadap prestasi
belajar siswa. (Lampiran 20)
Adapun hasil perhitungan dari Sumbangan Relatif (SR) dan Sumbangan efektif
(SE) didapatkan hasil perhitungan SR cara belajar siswa (X1) terhadap prestasi belajar
siswa (Y) sebesar 62,14% dan SR keterampilan mengajar guru (X2
) terhadap prestasi
belajar siswa (Y) sebesar 37,86%. Sedangkan SE X1 terhadap Y = 21,27% dan SE X
2
terhadap Y= 12,96%. (Lampiran 22)
6. Penafsiran Pengujian Hipotesis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Setelah analisis data diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah melakukan
penafsiran pengujian hipotesis untuk semua variabel, yaitu korelasi X1, X
2, dan Y.
Berdasarkan persamaan garis regresi linier ganda, diperoleh Ŷ= 31,345 + 0,651X1 +
0,215X2. Arah perubahan nilai Y akan bertambah atau berkurang tergantung pada koefisien
X1 dan X
2 yang positif. Apabila dilihat dari persamaan regresi tersebut, maka jika cara
belajar siswa ( X1) dan keterampilan mengajar guru ( X
2) mengalami peningkatan akan
mempengaruhi prestasi belajar siswa (Y), karena dari persamaan regresi tersebut
menunjukkan arah yang positif. Perubahan yang terjadi pada nilai Y searah dengan
perubahan variabel X1dan X
2
Berdasarkan analisis data dengan menggunakan uji t untuk menguji hipotesis secara
parsial antara prediktor terhadap kriterium diperoleh nilai thitung X 1= 3,558 dan t tabel =
1,676. Karena thitung > ttabel maka hipotesis I diterima. (Lampiran 21). Hal ini juga
dibuktikan dengan pengujian menggunakan uji r, diperoleh rhitung X 1= 0,489 dan r tabel =
0,238. Karena rhitung > rtabel maka hipotesis I diterima. (Lampiran 22). Ini berarti bahwa cara
belajar siswa mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa.
Berdasarkan analisis data dengan menggunakan uji t untuk menguji hipotesis secara
parsial antara prediktor terhadap kriterium diperoleh nilai thitung X 1= 2,625 dan t tabel =
1,676. Karena thitung > ttabel maka hipotesis II diterima. (Lampiran 21). Hal ini juga
dibuktikan dengan pengujian menggunakan uji r, diperoleh rhitung X 1= 0,411 dan r tabel =
0,238. Karena rhitung > rtabel maka hipotesis II diterima. (Lampiran 22). Ini berarti bahwa cara
belajar siswa mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa.
Untuk hipotesis secara simultan antara prediktor terhadap kriterium menggunakan
uji F. Berdasarkan perhitungan diperoleh Fhitung =12,488 dan Ftabel = 3,191. karena Fhitung >
Ftabel maka hipotesis III diterima. Ini berarti bahwa cara belajar siswa dan keterampilan
mengajar guru secara bersama-sama mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap
prestasi belajar siswa. (Lampiran 20).
7. Simpulan Pengujian Hipotesi
Berdasarkan hasil analisis data dan penafsiran pengujian hipotesis di atas dapat
disimpulkan bahwa:
a. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji t, diperoleh nilai thitung variabel cara
belajar siswa (X1) sebesar 3,558 dan ttabel sebesar 1,676 dengan taraf signifikansi 0,05
sehingga dapat dikatakan bahwa nilai thitung > ttabel. Dengan demikian hipotesis yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
menyatakan bahwa “Ada pengaruh positif yang signifikan antara cara belajar siswa
terhadap prestasi belajar mata diklat kearsipan siswa kelas XII jurusan Administrasi
Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011” dapat diterima.
b. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji t, diperoleh nilai thitung variabel
keterampilan mengajar guru (X2) sebesar 2,652 dan ttabel sebesar 1,676 dengan taraf
signifikansi 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa nilai thitung > ttabel. Dengan demikian
hipotesis yang menyatakan bahwa “Ada pengaruh positif yang signifikan antara
keterampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata diklat kearsipan siswa kelas
XII jurusan Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta tahun pelajaran
2010/2011” dapat diterima.
c. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji F, diperoleh nilai Fhitung sebesar
12,488 dan Ftabel sebesar 3,191 dengan taraf signifikansi 0,05 sehingga dapat
dikatakan bahwa nilai Fhitung > Ftabel. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan
bahwa “Ada pengaruh positif yang signifikan antara cara belajar siswa dan
keterampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata diklat kearsipan siswa kelas
XII jurusan Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta tahun pelajaran
2010/2011” dapat diterima.
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
Berdasarkan pada hasil analisis data di atas, maka peneliti mengemukakan
pembahasan sebagai berikut:
1. Cara Belajar Siswa
Tingkat pencapaian cara belajar siswa mata diklat kearsipan siswa kelas XII
jurusan Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011
sebesar 62,14%. Angka ini diperoleh dengan membandingkan hasil angket yang telah
disebarkan kepada responden dengan skor tertinggi kriterium setiap variabel.
Berdasarkan persentase tersebut dapat diketahui bahwa cara belajar siswa pada mata
diklat kearsipan siswa kelas XII jurusan Administrasi Perkantoran SMK Batik 2
Surakarta masih perlu ditingkatkan agar lebih optimal, karena belum terpenuhinya
sebagian aspek yang mendukung cara belajar siswa. Berdasarkan data yang terkumpul
item no 11 dengan nilai 77 yang berisi pernyataan kurangnya konsentrasi siswa dalam
belajar. Hal ini berarti bahwa konsentrasi siswa perlu ditingkatkan, siswa harus
berkonsentrasi terhadap sesuatu hal dengan mengesampingkan semua hal lainnya yang
tidak berhubungan. Konsentrasi dalam belajar disini berarti memusatkan pikiran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
terhadap suatu mata pelajaran tertentu, sehingga siswa akan lebih optimal dalam
belajar. (Lampiran 10).
2. Keterampilan Mengajar Guru
Untuk variabel keterampilan mengajar guru, pada SMK Batik 2 Surakarta
tingkat pencapaiannya sebesar 37,86%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
keterampilan mengajar guru masih perlu ditingkatkan karena masih ada beberapa
aspek yang kurang mendukung. Berdasarkan data yang terkumpul item no 21 dengan
nilai 77 yang berisi pernyataan jika dalam mengajar guru tidak pernah memberi
kesempatan pada siswa untuk menanyakan bahan pelajaran yang dianggap sulit,
sehingga dalam hal ini siswa hanya pasif mendegarkan keterangan guru. Sehingga
diharapkan guru dapat menguasai dan melaksanakan keterampilan bertanya pada
situasi yang tepat, sebab memberi pertanyaan secara efektif dan efisien akan dapat
menimbulkan perubahan tingkah laku baik pada guru maupun dari siswa. Disamping
itu guru hendaknya juga lebih memperhatikan murid secara keseluruhan, hendaknya
guru berkeliling kelas agar siswa merasa diperhatikan guru dan siswa dapat
berkomunikasi secara langsung kepada guru apabila mendapat kesulitan. Dari guru
yang sebelumnya selalu aktif memberi informasi akan berubah menjadi banyak
mengundang interaksi siswa, sedangkan dari siswa yang sebelumnya secara pasif
mendegarkan keterangan guru akan berubah menjadi banyak berpartisipasi dalam
bertanya, menjawab pertanyaan mengemukakan pendapat tentang pelajaran menurut
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki siswa. Hal ini berdasarkan angket
penelitian yang menunjuk pada item nomor 48 dengan nilai 90, dan item nomor 34
dengan nilai 135 (lampiran 14). Oleh karena itu diharapkan seorang guru perlu
menggunakan variasi bertanya seperti membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa
terhadap suatu masalah yang sedang dibicarakan
3. Prestasi Belajar Siswa
Tingkat pencapaian prestasi belajar siswa di SMK Batik 2 Surakarta sebesar
79,69%. Berdasarkan pengumpulan data nilai rapor akhir semester mata pelajaran
kearsipan siswa kelas XII jurusan Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta,
menunjukkan prestasi siswa sebesar 79,69%. Bila melihat tingkat cara belajar siswa
sebesar 62,14% dan keterampilan mengajar guru sebesar 37,18%, maka prestasi belajar
siswa yang telah dicapai tersebut perlu terus ditingkatkan lagi.
Dari data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa siswa yang mempunyai skor
tinggi dalam variabel cara belajar siswa dan keterampilan mengajar guru mempunyai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
nilai yang tinggi juga dalam prestasi belajar. Hal ini menunjukkan bahwa cara belajar
siswa dan keterampilan mengajar guru secara bersama-sama dapat mempengaruhi
prestasi belajar siswa. Dengan adanya cara belajar siswa yang tepat ditunjang dengan
keterampilan mengajar guru yang optimal maka prestasi belajar siswa dapat dicapai
dengan optimal pula.
Untuk menjaga pencapaian prestasi belajar siswa di SMK Batik 2 Surakarta agar
selalu tinggi, maka dalam hal ini kebiasaan siswa berdoa sebelum belajar agar dapat
berkonsentrasi perlu dijaga. Usaha yang dilakukan siswa untuk selalu menghilangkan
gangguan belajar dari diri siswa juga perlu dipertahankan, sehingga siswa dapat
mencapai prestasi belajar yang optimal. Hal ini berdasarkan angket penelitian yang
menunjuk pada item nomor 10 dan 12 dengan masing-masing nilai 192 dan 182. (
Lampiran 10 ).
Begitu pula dengan guru, kebiasaan guru tidak membeda-bedakan antar siswa
dalam membantu memecahkan masalah yang dialami siswa pelu dijaga, agar siswa
merasa nyaman dalam melaksanakan kegiatan belajarnya, terutama dalam proses
penerimaan materi pelajaran. Dalam penyampaian materipun pengguanaan suara yang
jelas dan enak didengar akan memudahkan siswa dalam menerima informasi yang
diberikan oleh guru dengan baik, Karena pemberian penjelasan merupakan salah satu
aspek yang sangat penting dalam kegiatan mengajar seorang guru. Interaksi di dalam
kelas cenderung dipenuhi oleh kegiatan pembicaraan, baik oleh guru sendiri, oleh guru
dan siswa, maupun antara siswa dengan siswa. Oleh kerena itu keterampilan
menjelaskan seperti inilah yang perlu di dipertahankan oleh seorang guru agar siswa
dapat mencapai prestasi belajar yang optimal. Hal ini berdasarkan angket penelitian
yang menunjuk pada item nomor 25 dan 30 dengan nilai yang sama, yakni 186 (
Lampiran 11 ). Namun kedua hal tersebut tidak semata-mata sebagai faktor mutlak
yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, akan tetapi masih banyak faktor yang
lainnya yang tidak tercakup dalam penelitian ini, antara lain : media pembelajaran,
motivasi belajar siswa, strategi mengajar guru, lingkungan belajar siswa dan masih ada
kemungkinan lagi yang belum diketahui.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti telah lakukan pada SMK Batik 2
Surakarta, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan uji t, cara belajar siswa (X1) mendapatkan hasil thitung sebesar 3,558 dan
ttabel sebesar 1,676 dengan taraf signifikansi 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa
nilai thitung > ttabel. Dengan demikian hipotesis I yang menyatakan bahwa “Ada pengaruh
positif yang signifikan antara cara belajar siswa terhadap prestasi belajar mata diklat
kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta”
terbukti kebenarannya.
2. Berdasarkan uji t, keterampilan mengajar guru (X2) mendapatkan hasil thitung 2,625 dan
ttabel sebesar 1,676 dengan taraf signifikansi 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa
nilai thitung > ttabel. Dengan demikian hipotesis II yang menyatakan bahwa “Ada
pengaruh positif yang signifikan antara keterampilan mengajar guru terhadap prestasi
belajar mata diklat kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK
Batik 2 Surakarta” terbukti kebenarannya.
3. Dari uji keberartian regresi linier ganda antara cara belajar siswa (X 1 ) dan
keterampilan mengajar guru (X 2 ) terhadap prestasi belajar siswa (Y) diperoleh Fhitung
adalah 12,488 dan Ftabel sebesar 3,191 dengan taraf signifikansi 0,05 sehingga dapat
dikatakan bahwa nilai Fhitung > Ftabel. Dengan demikian hipotesis III yang menyatakan
bahwa “Ada pengaruh positif yang signifikan antara cara belajar siswa dan
keterampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata diklat kearsipan pada siswa
kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta” terbukti kebenarannya.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan penelitian yang telah dikemukakan, maka pada
uraian berikut akan peneliti sajikan implikasi hasil penelitian, sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
1. Dengan teori yang ada, hasil penelitian ini dapat dikembangkan oleh peneliti
lain untuk memperbaiki atau menyempurnakan penelitian ini maupun
mengkaji dan meneliti variabel lain yang berhubungan dengan peningkatan
prestasi belajar dan faktor yang mempegaruhinya.
2. Hasil penelitian ini dapat juga dikembangkan oleh peneliti lain untuk
menyempurnakan penelitian ini maupun mengkaji dan meneliti dengan analisis
yang lainnya. Misalnya dengan analisis pet, sehingga dapat dibandingkan hasilnya
dan menambah khasanah ilmu pengetahuan.
3. Hasil penelitian ini memberikan informasi bagi guru bahwa prestasi belajar
dapat dipengaruhi oleh faktor cara belajar siswa dan juga keterampilan
mengajar guru. Selain itu bagi orang tua, hasil penelitian ini memberikan
informasi dalam usaha meningkatkan prestasi belajar dengan menumbuhkan
cara belajar siswa yang tepat sehingga prestasi belajar dapat dicapai dengan
maksimal.
C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi hasil penelitian yang telah peneliti
kemukakan di atas, sebagai sumbangan pemikiran dalam upaya mewujudkan prestasi
belajar kesekretarisan yang optimal pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK
Batik 2 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011, maka peneliti mengemukakan saran sebagai
berikut:
1. Kepada guru
a. Mengingat hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pengaruh cara belajar siswa
lebih besar daripada gaya mengajar guru, alangkah baiknya guru berupaya untuk
meningkatkan cara belajar siswanya agar lebih baik. Alternatif yang dapat
dilaksanakan adalah dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar
mengajar seperti diberi kesempatan untuk memecahkan persoalan yang sulit
dengan bertanya kepada guru atau dengan berdiskusi secara berkelompok dengan
siswa lain. Guru harus membantu siswa menemukan cara belajar yang efektif
mengingat tiap siswa yang berbeda. Misalnya guru menanyakan
kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dan membantu mencari pemecahannya.
Hal ini berdasarkan angket penelitian yang menunjuk pada item nomor 21 dengan
nilai 77 ( Lampiran 11)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
b. Guru hendaknya memberikan hukuman kepada siswa yang berulang kali
melakukan pelanggaran saat pelajaran berlangsung. Agar siswa menjadi jera dan
kegiatan belajar mengajar dapat berjalan secara kondusif. Hal ini berdasarkan
angket penelitian yang menunjuk pada item nomor 22 dengan nilai 113 ( Lampiran
12). Tidak kalah pentingnya, guru diharapkan tidak monoton dalam
menyampaikan materi pelajaran agar siswa tidak mengalami kebosanan. Untuk itu
guru sebaiknya selalu menggunakan variasi gaya mengajar tersebut harus
disesuaikan dengan isi materi pelajaran dan kemampuan siswa sehingga akan
menimbulkan minat dan perhatian siswa kepada materi yang disampaikan.
2. Kepada kepala sekolah
Hendaknya kepala sekolah senantiasa meningkatkan dan memperhatikan lagi
mengenai gaya mengajar guru pada saat mengajar di kelas. Selain itu kepala sekolah
hendaknya mengadakan sosialisasi dengan cara mengadakan dialog dengan orang tua
siswa mengenai dan cara belajar yang efektif. Sehingga orang tua bisa lebih
memperhatikan perkembangan belajar anaknya, selalu memberikan perhatian kepada
anaknya agar anak dapat mempunyai cara belajar yang efektif di rumah untuk
meningkatkan prestasi belajarnya.
3. Kepada siswa
a. Siswa hendaknya disiplin dalam melaksanakan jadwal kegiatan yang telah
ditetapkan dengan tujuan menghindari menumpuknya kegiatan karena ada
kegiatan yang saling bertabrakan. Dengan demikian dalam belajar siswa
selalu dapat berkonsentrasi tanpa ada gangguan. Hal ini sesuai dengan
angket penelitian item nomor 11 dengan nilai 77. (Lampiran 10)
b. Siswa perlu membuat jadwal kegiatan, baik kegiatan di sekolah atau diluar
sekolah dengan maksud agar siswa dapat membagi waktu secara baik. Jadi
kegiatan belajar akan terjadwal dengan baik dan kegiatan belajarpun akan
terlaksana secara teratur. Hal ini sesuai dengan angket penelitian item
nomor 20 dengan nilai 81. (Lampiran 10).