22
GROIN HERNIA (Hernia Inguinalis) Arthur I. Gilbert, MD, FACS, Michael F. Graham, MD, FACS, Walter J. Voigt, MD, FACS, Kimberly McCrudden Erickson, MD Hernia Ingunalis adalah jenis yang paling umum dari hernia. Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan hernia inguinal, ialah obesitas, kehamilan, dan yang paling penting adalah penuaan, dimana studi menunjukkan kontribusi signifikan terhadap pengembangan beberapa hernia inguinal adalah kerusakan jaringan. [30] Saat ini , ketika harapan hidup rata-rata adalah usia 74 tahun, kejadian hernia direk mencapai 40% dibandingkan dengan pada awal abad ke-20, ketika harapan hidup adalah usia 47 tahun hernia terjadi 5% . [31] Anatomi Abdomen dan Inguinal Dinding perut dibagi atas 9 regio: - Tiga bagian atas : area hipokondrium kanan dan hipokondrium kiri, serta area epigastrik. - Tiga bagian tengah: area lumbal kiri dan lumbal kanan, serta area umbilikus. - Tiga bagian bawah : area inguinal kanan dan inguinal kiri, serta area hipogastrik. Jaringan Dinding Abdomen

GROIN HERNIA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Groin Hernia

Citation preview

Page 1: GROIN HERNIA

GROIN HERNIA

(Hernia Inguinalis)

Arthur I. Gilbert, MD, FACS, Michael F. Graham, MD, FACS, Walter J. Voigt, MD, FACS,  Kimberly McCrudden Erickson, MD

Hernia Ingunalis adalah jenis yang paling umum dari hernia. Beberapa faktor

risiko yang dapat menyebabkan hernia inguinal, ialah obesitas, kehamilan, dan yang

paling penting adalah penuaan, dimana studi menunjukkan kontribusi signifikan

terhadap pengembangan beberapa hernia inguinal adalah kerusakan jaringan. [30] Saat

ini , ketika harapan hidup rata-rata adalah usia 74 tahun, kejadian hernia direk

mencapai 40% dibandingkan dengan pada awal abad ke-20, ketika harapan hidup

adalah usia 47 tahun hernia terjadi 5% . [31]

Anatomi Abdomen dan Inguinal

Dinding perut dibagi atas 9 regio:

- Tiga bagian atas : area hipokondrium kanan dan hipokondrium kiri, serta area

epigastrik.

- Tiga bagian tengah: area lumbal kiri dan lumbal kanan, serta area umbilikus.

- Tiga bagian bawah : area inguinal kanan dan inguinal kiri, serta area hipogastrik.

Jaringan Dinding Abdomen

Jaringan di dinding perut memiliki fungsi dan konsistensi yang berbeda, yang juga

harus diperhitungkan dalam perbaikan hernia.

- Fascia adalah lapisan yang terdiri jaringan ikat penghubung (contoh: Camper’s,

Scarpa’s, Innominate, Cribriform)

- Jaringan aponeurosis adalah jaringan ikat penghubung yang dapat

mengorganisir dan mengatur kekuatan otot (contoh; crura obliq eksternal )

Otot utama dari dinding perut adalah obliques eksternal dan internal, transversus

abdominis serta otot-otot rektus. Selubung fasia membungkus otot-otot tersebut.

Page 2: GROIN HERNIA

- Selubung rektus anterior terdiri dari aponeurosis dari kedua otot obliques dan

otot abdominis transverses.

- selubung rektus posterior terdiri dari serat dari transversus abdominus dan

aponeurosis obliq interna. Di bawah garis semisirkuler yang digambarkan oleh

Douglas (terletak tengah-tengah antara pubis dan umbilikus), selubung posterior

tidak memiliki kekuatan apapun, hanya menjadi fasia transversalis.

- Fasia innominate terdiri dari eksternal obliq dan korda spermatika yang berada

diantara krura cincin eksternal.

- Fasia spermatika eksternal meliputi bagian pubis dan skrotum dari korda

spermatika.

- Fasia spermatika internal yang meliputi korda spermatika dalam kanalis

inguinalis.

- Cincin inguinalis interna terletak 2 cm di atas lipatan kulit di inguinal dan bagian

tengah antara tuberkulum pubikum dan antero-superior iliac spine.

- Ligamentum inguinal dibentuk oleh serat-serat aponeurosis obliq eksternal pada

swing posterior dan medial pada saat masuk kedalam tulang pubis. Disatukan

oleh epitendineum dan melekat pada spina iliaka anterior superior dan

tuberkulum pada pubic, dan keluar menjadi ligamentum lakunar.

- Cincin eksternal dibentuk oleh serat intracrural dari aponeurosis obilq eksterna

diantara krura lateral dan medial. Ligamen inguinal yang berada pada setiap sisi

garis tengah bertemu di atas selubung rektus. Fascia Interparietal memisahkan

otot obliq dan transversus.

- Fasia endoabdominal di panggul disebut fasia endopelvis, pada inguinal disebut

fasia transversalis. Fascia transversalis, digambarkan seperti tendon Achilles

pada pangkal paha, terdiri dari triangle inguinal medial (Hesselbach, Hessert’s) [5]

fasia transversalis menghasilkan banyak struktur di inguinal seperti :. Ligamen

pubis superior, saluran iliopubic, fasia spermatika internal, ligamentum

interfoveolar, ligamen lacunar, krura anterior dan posterior dari cincin internal

dan bagian anterior dari selubung femoralis.

Page 3: GROIN HERNIA

- Dinding posterior dari kanalis inguinalis terdiri dari tiga lapis. Pada superfisialis

terdiri dari aponeurosis abdominus transversus, lapisan selanjutnya terdiri dari 2

lapisan tipis fascia transversalis. Pembuluh darah epigastric berada diantara 2

lapisan tersebut. Defek pada canal dinding posterior akan menyebabkan

penurunan kekuatan serat aponeurosis abdominus transversus pada bagian

bawah dari triangle, tepat di atas area yang paling rentan dari perut

- Ligamentum pubis superior (Cooper ligamentum) adalah periosteum dari ramus

pubis superior.

Daerah inguinal tubuh, juga dikenal sebagai pangkal paha, terletak di bagian

bawah dinding anterior abdomen dan paha inferior, tuberkulum pubis di bagian medial,

dan spina iliaka anterior superior (ASIS) pada bagian superolateral. Kanalis inguinalis

adalah struktur tubular yang berjalan inferomedial dan berisi korda spermatika pada

laki-laki dan ligamen rotundum pada wanita. Dasar dari kanalis inguinalis adalah

ligamen inguinal, atau dikenal sebagai ligamentum Poupart, yang terbentuk dari

aponeurosis obliq eksterna dan insersi dari SIAS ke tuberkulum pubikum. Kanalis

inguinalis adalah saluran di mana struktur yang melewati memiliki arti penting dari

sudut pandang embriologis serta sudut pandang patologis.

Gambar 1. Anatomi regio inguinal

Page 4: GROIN HERNIA

Kanalis inguinalis memiliki 2 pintu: bagian dalam adalah cincin inguinal internal dan

bagian superficial adalah cincin inguinal eksternal. Batas-batas kanal adalah sebagai

berikut:

- Dinding Posterior - fasia transversalis lateral, tendon conjoint medial

- Dinding anterior – tepi lateral dari otot obliq interna dan aponeurosis otot oblik

eksternal

- Superior- Otot obliq transversus abdominis internal dan

- Inferior – ligamentum inguinal dan ligamen lacunar (medial)

Orificium myopectineal. Orificium myopectineal (MPO) adalah tempat dari hernia

indirek, direk, femoral dan beberapa hernia interstitial dan telah menjadi perhatian dari

banyak kemajuan terbaru dalam operasi hernia.

Gambar 2. Orificium myopectineal (MPO). Lubang tempat masuknya pembuluh

darah besar untuk ekstremitas bawah dan juga tempat keluarnya testis menuju

scrotum.

Page 5: GROIN HERNIA

- Pada bagian Anterior MPO dibatasi oleh ligamentum inguinal, dan posterior oleh

trakstus iliopubic. Pada bagian medial berbatasan dengan tepi lateral dari otot

rektus, superior berbatasan dengan serat yang melengkung dari transversus

abdominus dan otot obliqus internal. Sedangkan pada bagian lateral berbatasan

dengan otot iliopsoas dan inferior berbatasan dengan ligamen Cooper.

- Pada bagian superior dari MPO terdapat lubang yang dilewati oleh spermatic cord

dan dibagian inferior terdapat lubang yang dilewati oleh pembuluh darah femoris.

- The MPO hanya dilindungi oleh lamina aponeurosis dari transversus abdominis

dan fasia transversalis.

Patofisiologi

Hernia inguinalis adalah penonjolan isi intra abdomen melalui defek pada

dinding perut. Hal ini dapat terjadi akibat kegemukan, usus, atau, dalam beberapa

kasus, saluran urogenital. Terdapat 2 jenis hernia inguinalis adalah hernia inguinal direk

dan hernia inguinalis tidak langsung.

Hernia inguinalis indirek terbentuk sebagai akibat dari kegagalan prosesus

vaginalis untuk menutup sepenuhnya. Ketika tetap terbuka, potensi herniasi terjadi.

Oleh karena itu, disebut sebagai hernia congenital. Hernia ini terletak dibagian lateral

arteri epigastrika inferior. Melewati cincin internal inguinal dan juga melewati seluruh

kanalis inguinalis masuk kedalam skrotum, tergantung pada patensi dari prosesus

vaginalis.

Tipe kedua hernia inguinalis adalah hernia direk. Hernia ini terjadi sebagai

akibat dari melemahnya dinding posterior kanalis inguinalis, akibat dari peningkatan

tekanan intra abdomen. Oleh karena itu, dikenal sebagai hernia yang didapat. Herniasi

ini berada pada bagian medial dari arteri epigastrika inferior.

Tindakan pinchcock pada otot-otot cincin internal selama kontraksi otot perut

menghambat protrusi dari usus ke dalam prosesus yang paten. Paralisis atau cedera

pada otot dapat menghambat efek shutter. Selain itu, aponeurosis abdominis

transversus mendatar selama kontraksi sehingga mendesak dasar inguinal. Arcus

aponeurosis yang letak tinggi akibat kongenital juga dapat menghambat efek

Page 6: GROIN HERNIA

pertahanan. Appendectomy atau prosedur vaskular femoralis dapat menyebabkan

neurapraxic atau gejala sisa neurolytic yang dapat meningkatkan insiden hernia pada

pasien

Dari penemuan klinis didapatkan bahwa stress yang berulang dapat menjadi

faktor terjadinya hernia. Peningkatan tekanan intra abdomen dapat terjadi pada

berbagai penyakit dan dapat menjadi penyebab terjadinya hernia. Peningkatan tekanan

intra abdomen terjadi akibat batuk kronis, ascites, peningkatan cairan peritoneal yang

disebabkan atresia bilier, dialisis peritoneal atau shunt ventriculoperitoneal, massa

intraperitoneal atau organomegali, dan obstipasi. (Lihat gambar di bawah). Kondisi lain

yang dapat meningkatkan terjadinya hernia inguinalis adalah extrophy kandung kemih,

perdarahan intraventrikular pada neonatal, myelomeningocele, dan testis yang tidak

turun (undesensus testis). Insiden hernia inguinalis yang tinggi (16-25%) terjadi pada

bayi prematur, kejadian ini berbanding terbalik dengan berat badan.

Gambar 3. Hernia pada bayi laki-laki umur 6 bulan

Pembungkus otot rectus pada tempat terjadinya hernia lebih tipis daripada

yang normal. Tingkat proliferasi fibroblast berkurang dari normal, sedangkan tingkat

collagenolysis meningkat. Penyakit yang memilki kelainan kolagen seperti sindrom

Ehlers-Danlos, sindrom hydantoin janin, sindrom Freeman-Sheldon, sindrom Hunter-

Hurler, sindrom Kniest, sindrom Marfan, dan sindrom Morquio, telah meningkatkan

kejadian hernia, seperti halnya osteogenesis imperfecta, pseudo-Hurler polydystrophy,

Page 7: GROIN HERNIA

dan sindrom Scheie. Defisiensi elastase Acquired juga dapat menyebabkan

peningkatan terjadinya hernia.

Pada tahun 1981, Cannon dan Read menemukan bahwa peningkatan elastase

serum dan penurunan alpha1-antitrypsin pada orang yang merokok berkontribusi

terhadap peningkatan terjadinya hernia pada perokok berat. Kontribusi faktor biokimia

atau metabolik dalam pembentukan hernia inguinalis masih bersifat spekulatif.

Klasifikasi

Klasifikasi dalam sains dan kedokteran adalah alat komunikasi yang penting [23]

klasifikasi hernia inguinal yang efektif meliputi :

berfungsi sebagai anatomi blueprint untuk pembedahan dan evaluasi fungsional

dari saluran dan isinya

membantu dalam menentukan perbaikan yang paling tepat untuk masalah tertentu

membantu mengkorelasikan gejala pasca operasi, durasi pemulihan, dan derajat

kecacatan

memungkinkan korelasi hasil pasca operasi dan prognosis jangka panjang

Banyak klasifikasi hernia telah diusulkan dalam 4 dekade terakhir, yang

memenuhi kriteria untuk berbagai derajat. Klasifikasi yang paling populer dijelaskan di

bawah ini.

Casten [24] membagi hernia menjadi 3 tahap:

- Tahap 1: hernia indirek dengan cincin internal yang biasa

- Tahap 2: hernia indirek dengan cincin internal yang membesar atau terdistorsi

- Tahap 3: semua hernia direk atau femoralis

Halverson dan McVay [25] membagi klasifikasi menjadi 4 kelas hernia:

     Kelas 1: hernia indirek kecil

     Kelas 2: hernia indirek menengah

     Kelas 3: hernia indirek besar atau hernia direk

Page 8: GROIN HERNIA

     Kelas 4: hernia femoralis

Sistem Ponka menetapkan 2 jenis hernia indirek: [26]

(1) uncomplicated hernia inguinalis indirek,

(2) sliding hernia inguinalis indirek dan

tiga jenis hernia direk:

a Defek kecil pada aspek medial segitiga Hesselbach di dekat tuberkulum pubis,

b Hernia divertikular di dinding posterior dengan dasar inguinal dinyatakan utuh,

dan

c Difus hernia inguinalis direk besar yang terdapat pada dasar segitiga

Hesselbach.

Gilbert [23] membuat klasifikasi hernia inguinal primer dan recurent melalui pendekatan

anterior. Hal ini didasarkan pada evaluasi 3 faktor:

- ada atau tidak adanya kantung peritoneal

- ukuran cincin internal

- integritas dinding posterior kanal

Tipe 1 , 2 dan 3 adalah hernia indirek , jenis 4 dan 5 adalah direk:

- Hernia Tipe 1 memiliki kantung peritoneal melewati cincin internal yang utuh yang

tidak melewati 1 jari ( yaitu , < 1 cm . ) ; Dinding posterior utuh .

- Hernia Tipe 2 ( hernia indirek yang paling umum ) memiliki kantung peritoneal

melewati 1 jari cincin internal (yaitu , ≤ 2 cm . ) ; Dinding posterior utuh .

- Hernia Tipe 3 memiliki kantung peritoneal yang melewati cincin internal lebih dari 2

jari atau lebih luas (yaitu , > 2 cm . ) . Hernia Tipe 3 biasanya complete dan sering

memiliki komponen sliding . Mulai terjadi kerusakan dinding posterior pada bagian

cincin interna .

- Hernia Tipe 4 memiliki dinding dasar posterior yang mengalami kerusakan atau

defek yang banyak pada dinding posterior . Cincin internal utuh , dan tidak ada

kantung peritoneal .

Page 9: GROIN HERNIA

-  Hernia Tipe 5 adalah tuberculum pubis yang rekuren atau hernia divertikular

primer. Tidak terdapat kantung peritoneal dan cincin internal yang tetap utuh .

Pada tahun 1993, Rutkow dan Robbins [27] menambahkan 6 tipe dengan

klasifikasi Gilbert untuk menunjuk hernia inguinal ganda dan tipe 7 untuk menunjuk

hernia femoralis.

Nyhus [28] membuat klasifikasi yang dirancang untuk pendekatan posterior

berdasarkan ukuran cincin internal dan integritas dinding posterior. Meliputi:

Tipe 1 adalah hernia indirek dengan cincin internal yang normal;

     Tipe 2 adalah hernia indirek dengan cincin internal yang lebih besar;

     Tipe 3a adalah hernia inguinal direk

     Tipe 3b adalah hernia indirek menyebabkan kelemahan dinding posterior;

     Tipe 3c adalah hernia femoralis;

     Tipe 4 mewakili semua hernia berulang.

Dari sejumlah klasifikasi yang telah ada, survei terbaru menunjukkan bahwa

klasifikasi yang paling umum digunakan oleh anggota dari American Hernia society

adalah classical Indirect/Direct, Nyhus, dan Gilbert / Rutkow dan Robbins klasifikasi.

Gejala

Pada hernia yang teraba kadang timbul sebuah sensasi terbakar di inguinal.

Pasien dengan hernia umumnya melaporkan menemukan massa di inguinal. Biasanya,

pasien mengatakan bahwa massa itu hilang ketika ia terbangun di pagi hari, tetapi

muncul kembali pada saat berdiri. Sensasi nyeri tumpul dirasakan pada hari berikutnya

dan ketika pasien dalam posisi tegak selama berjam-jam. Pasien juga mungkin

mengalami kesulitan saat bergerak, dan terdapat beberapa gelembung gas di inguinal.

Terjadi perubahan dalam pekerjaan atau aktivitas istirahat karena terdapat

ketidaknyamanan.

Page 10: GROIN HERNIA

Batuk atau mengedan yang kuat seperti yang terjadi pada konstipasi atau

prostat yang mengalami pengendapan dapat menyebabkan hernia. Setiap terjadi

peningkatan ukuran massa yang mendadak dapat menunjukkan bertambahnya

komponen yang bergeser. Hernia direk biasanya lebih mudah untuk diperbaiki dan lebih

sedikit yang mengalami inkarserata atau strangulata dibandingkan dengan hernia

indirek. Pergeseran hernia lebih sering terjadi pada hernia indirek, tapi ketika terdapat

beberapa bagian dari kandung kemih yang mengalami penonjolan melalui defek

langsung, juga dianggap sebagai pergeseran hernia.

Gambar 4. Intravenous pyelogram pada pasien dengan hernia scrotalis incarserata bilateral.

Pengobatan

Hernia inguinalis penting secara klinis dan harus diperbaiki secara elektif,

sebelum hernia tersebut mulai membesar. Pembesaran hernia dikaitkan dengan

tingginya tingkat kegagalan pembedahan dan penyesuaian gaya hidup. Hal ini berlaku

untuk semua hernia indirek, femoral, berulang, dan direk. Pada saat hernia mulai

membesar dan tidak lagi dapat direduksi, perbaikan harus direncanakan segera.

Page 11: GROIN HERNIA

Saat ini, sering dilakukan operasi hernia pada pasien rawat jalan dengan

anestesi regional atau lokal (lihat di bawah), umumnya dengan sedasi adjuvan yang

dilakukan oleh ahli anestesi. Hanya pasien yang menolak anestesi regional atau pasien

yang menjalani operasi laparoskopi dapat dilakukan anestesi umum.

Sebagai hasilnya, faktor-faktor seperti usia yang sangat muda atau tua,

obesitas, dan penyakit jantung, pernafasan, atau penyakit keganasan tidak lagi

dianggap sebagai kontraindikasi untuk perbaikan hernia secara elektif. Selain itu,

pemeriksaan laboratorium pra operasi yang luas atau rumit tidak lagi rutin dan hanya

dilakukan ketika ada indikasi khusus atau diharuskan oleh peraturan rumah sakit.

Orang dewasa yang sehat biasanya dapat memperoleh perbaikan hernia

dengan preoperasi yang minimal, asalkan mereka memiliki riwayat pra operasi dan

pemeriksaan fisik yang normal.

Risiko Keterlambatan Pembedahan

Risiko jika dilakukan penundaan operasi bisa sangat besar, dan yang paling

penting diperhatikan adalah peluang untuk terjadinya hernia incarserata atau

strangulate, Jika hal tersebut terjadi, maka operasi darurat harus dilakukan, tanpa

memandang status medis pasien, kondisi komorbid, atau obat-obatan yang sementara

diberikan, termasuk penggunaan antikoagulan.

Trusses sering digunakan untuk menunda atau menghindari agar tidak

dilakukan operasi, namun alat tersebut sering digunakan secara tidak benar,

menambah pembentukan jaringan parut, yang mana harus diatasi ketika operasi

akhirnya dilakukan. Jaringan parut berhubungan dengan peningkatan perdarahan,

pembengkakan pasca operasi, testidynia, dan testalgia berkepanjangan, dimana semua

yang negatif dapat mempengaruhi hasil ideal.

Page 12: GROIN HERNIA

Gambar 5. Trusses untuk hernia pangkal paha. Trusses terbuat dari berbagai bahan dan dalam berbagai bentuk

Penyembuhan Luka dan Implikasi sistemik pada Hernia Inguinallis

Proses penyembuhan normal dipengaruhi oleh peningkatan aktivitas,baik

Perbaikan jaringan hernia itu sendiri, atau graft prostetik. Trombosit dilepaskan dan

mengelilingi jaringan trauma. Makrofag dan neutrofil bergerak untuk membersihkan

daerah debris dan bakteri, dan untuk menguraikan zat terlarut yang penting untuk

proses penyembuhan. Matrix fibrin terdeposit menjadi polimerisasi dan masuk kedalam

orientasi reaksi silang menjadi bentuk kolagen yang ideal. Menurut Peacock dan

Madden [32] pada cross-link yang mengalami kecatatan atau ketidakseimbangan

metabolisme kolagen, serta menurut pengamatan melalaui beberapa ulasan, mengenai

korelasi penyakit hernia inguinal dengan aneurisma arterial dan konsumsi nikotin pada

perokok menunjukkan bahwa beberapa faktor metabolik , termasuk collagenolysis dan

elastase, berkontribusi pada kemungkinan klinis hernia inguinal direk.

Anestesi

Penggunaan anestesi dalam operasi hernia telah berubah secara dramatis

dalam beberapa tahun terakhir. Banyak prosedur bedah seperti pada perbaikan hernia,

yang sebelumnya dilakukan pada pasien rawat inap di bawah anestesi umum, sekarang

Page 13: GROIN HERNIA

secara rutin dilakukan pada pasien rawat jalan dengan menggunakan anestesi lokal

atau regional.

Anestesi lokal. Infiltrasi lokal dapat dilakukan pada hampir semua hernia

inguinal, tetapi biasanya dilakukan pada pasien dengan berat badan rata-rata dengan

hernia unilateral primer. Operasi untuk hernia berulang, hernia bilateral, dan hernia

pada pasien obesitas umumnya dilakukan dengan blok subarachnoid atau epidural.

Anestesi lokal biasanya merupakan kombinasi dari anestesi yang kerja cepat, seperti

lidokain atau kloroprokain, dan agen yang memiliki waktu kerja yang lama seperti

bupivacaine, yang juga dapat mengatasi nyeri pasca operasi.

Penambahan sodium bikarbonat sebagai buffer secara berangsur-angsur dapat

mengurangi nyeri lokal di tempat injeksi dan mempercepat terjadinya efek anestesi.

Penambahan epinefrin dapat memberikan beberapa hemostasis dan memperpanjang

efek anestesi lokal. Banyak ahli bedah lebih memilih untuk mengebservasi titik

perdarahan pada saat operasi, daripada mengalami risiko hematoma pasca operasi,

ketika efek dari epinefrin telah hilang.

Teknik infiltrasi lokal terdiri dari spesifik dan infiltrasi berlapis (Gambar 31).

Daerah yang paling sensitif adalah kulit, aponeurosis obliq eksternal, dan leher kantung

hernia atau lipoma. Setelah aponeurosis obliq eksternal tercapai, area tersebut harus

terbuka dan dilakukan infiltrasi melalui area tersebut. Ketika obliq eksternal dibuka,

infiltrasi dapat dilakukan di sekitar saraf yang jelas, diatas simfisis, dan di mana struktur

yang melekat secara tidak langsung pada kantung cincin internal – area tersebut yang

hampir selalu sensitif selama proses diseksi.

Page 14: GROIN HERNIA

Gambar 6. daerah injeksi anestesi lokal. Bidang ini diinfiltrasi, bukan pada saraf

tertentu.

Penggunaan anestesi lokal memungkinkan pasien untuk batuk dan mengalami

ketegangan selama proses identifikasi untuk mengetahui apakah terdapat hernia

tambahan, serta melihat hasil dari repair pada akhir operasi. Ahli anestesi hadir untuk

memantau tanda-tanda vital pasien dan memberikan sedasi intravena (misalnya,

midazolam, propofol). Keuntungan lain dari anestesi lokal termasuk efek samping yang

lebih sedikit, seperti mual, dan kemampuan pasien untuk berjalan dan membatalkan

segera setelah operasi. lebih sedikit, seperti mual, dan kemampuan pasien untuk

berjalan segera setelah operasi.

Anestesi regional. Blok subarachnoid atau anestesi spinal telah digunakan

sebagai anestesi selama lebih dari 90 tahun. Umumnya merupakan anestesi yang

sederhana bagi ahli anestesi untuk melaksanakan dan hampir selalu efektif. Kelemahan

utama dari anestesi spinal adalah dapat terjadi hipotensi, yang mungkin terjadi setelah

pasien meninggalkan rumah sakit. Nyeri tulang belakang juga menjadi masalah pada

pasien yang lebih muda, dan juga retensi urin kadang terjadi pada kelompok usia yang

Page 15: GROIN HERNIA

lebih tua. Dengan menggunakan teknik jarum yang lebih kecil sangat mengurangi

kejadian nyeri spinal.

Blok Segmental epidural memberikan pilihan yang sangat baik untuk perbaikan

hernia inguinalis. Hal ini dapat dilakukan baik dengan sekali suntik atau dengan

menggunakan kateter secara terus menerus, sehingga anestesi tambahan dapat

ditambahkan sesuai kebutuhan. Opsi terakhir ini sangat berguna dalam perbaikan

hernia bilateral, ketika total durasi operasi tidak dapat diketahui sebelum operasi.

Umumnya, pasien mampu batuk dan membantu dokter bedah selama prosedur dan

biasanya dapat terjadi ambulasi pada awal pasca operasi dibanding menggunakan blok

subarachnoid.

Namun, blok epidural lebih sulit untuk dilakukan daripada anestesi spinal,

terutama pada pasien yang lebih tua, ketika ruang epidural mungkin sulit untuk

ditemukan (Gambar 32). Ditangan yang terlatih , kejadian yang tidak disengaja pada

subarachnoid atau injeksi intravaskular minimal. Epidural blok dapat diterima dengan

baik oleh pasien, dan kebanyakan orang memilih jenis anestesi tersebut untuk

perbaikan hernia jika mereka memerlukan perbaikan untuk kedua kali.

Gambar 7. Injeksi Epidural dan spinal. Anestesi disuntikkan ke dalam epidural atau ruang subarachnoid.

Page 16: GROIN HERNIA

Ketakutan bahwa beberapa pasien mungkin dalam keadaan sadar saat

menjalani operasi (meskipun dianestesi), maka penggunaan anestesi lokal atau

regional dibatasi untuk beberapa saat. Namun, konsultasi pra operasi oleh ahli bedah

dan ahli anestesi biasanya akan menghilangkan rasa takut pasien. Melakukan anestesi

regional memerlukan pengembangan teknik keterampilan taktil. Akibatnya, pada orang

yang kurang berpengalaman, anestesi regional inadekuat dapat terjadi. Dalam kasus

tersebut, ahli bedah dan ahli anestesi harus memutuskan antara infiltrasi lokal dan

anestesi umum untuk menyelesaikan operasi.