15
This study aims to empirically study the impact of variable Premium Price and ecological knowledge Intention To Buy Green Cosmetics. Studied Cosmetics Cosmetics The Body Shop is Pontianak, the respondent is taken from the user Green Cosmetics The Body Shop in the city of Pontianak. This study uses a survey by consumer research object Green Cosmetics The Body Shop domiciled in the city of Pontianak. The number of samples in this study were as many as 100 people. The variables in this study included three independent variables (X), which is a premium price (X1) and Knowledge ekoligikal (X2) In contrast, the dependent variable (Y) is only one purchase intention. From the calculation of multiple regression analysis using the SPSS 20 program obtained regression equation is Y = 0,032 + 0,434 + 6,941. Based on the analysis results, it can be seen partially independent variable is the variable Price Premium (X1), has a positive but not significant effect on Intention Buy (Y). While ecological knowledge (X2), has a significant influence Intention terhdadap Buy (Y). While simultaneously, that the variable Price Premium (X1), and ecological knowledge (X2) has the effect of simultaneously or jointly to Buy Intention (Y). Keywords : Premium Price, Ecological Knowledge, Intention to Buy Analisis Pengaruh Harga Premium Dan Pengetahuan Ekologikal Terhadap Niat Beli Green Cosmetics (Studi Kasus pada The Body Shop Pontianak) Wenny Pebrianti Universitas Tanjungpura Pontianak ABSTRAK

Green Cosmetics Wenny

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Analisis Pengaruh Harga Premium Dan Pengetahuan Ekologikal Terhadap Niat Beli Green Cosmetics (Studi Kasus pada The Body Shop Pontianak)

Citation preview

  • This study aims to empirically study the impact of variable Premium Price and ecological knowledge

    Intention To Buy Green Cosmetics. Studied Cosmetics Cosmetics The Body Shop is Pontianak, the respondent is

    taken from the user Green Cosmetics The Body Shop in the city of Pontianak. This study uses a survey by consumer

    research object Green Cosmetics The Body Shop domiciled in the city of Pontianak. The number of samples in this

    study were as many as 100 people.

    The variables in this study included three independent variables (X), which is a premium price (X1) and

    Knowledge ekoligikal (X2) In contrast, the dependent variable (Y) is only one purchase intention. From the

    calculation of multiple regression analysis using the SPSS 20 program obtained regression equation is Y = 0,032 +

    0,434 + 6,941. Based on the analysis results, it can be seen partially independent variable is the variable Price

    Premium (X1), has a positive but not significant effect on Intention Buy (Y). While ecological knowledge (X2), has a

    significant influence Intention terhdadap Buy (Y). While simultaneously, that the variable Price Premium (X1), and

    ecological knowledge (X2) has the effect of simultaneously or jointly to Buy Intention (Y).

    Keywords : Premium Price, Ecological Knowledge, Intention to Buy

    Analisis Pengaruh Harga Premium Dan Pengetahuan Ekologikal Terhadap

    Niat Beli Green Cosmetics (Studi Kasus pada The Body Shop Pontianak)

    Wenny Pebrianti

    Universitas Tanjungpura Pontianak

    ABSTRAK

  • PENDAHULUAN

    Dalam perkembangan jaman yang terus berubah, manusia telah mengalami banyak

    perkembangan periode waktu yang dilewatinya. Selama perkembangan itu, manusia

    selalu mendapatkan berbagai perubahan dalam berbagai bidang termasuk gaya hidup.

    Menurut Kotler (2002) gaya hidup adalah: Gaya hidup adalah pola hidup

    seseorang didunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, opininya dan gaya

    hidup menggambarkan keseluruhan dari seseorang dalam berinteraksi dengan

    lingkungannya serta Kehidupan sosial, teknologi canggih, serta penampilannya

    adalah gaya hidup yang selalu berjalan seiring perkembangan jaman.

    Gaya hidup konsumtif masyarakat modern terutama kaum perempuan dalam

    pencarian produk untuk menunjang penampilannya memacu kegiatan produksi

    massal tanpa memperhatikan efek buruk yang akan mempengaruhi masa depan

    generasi selanjutnya. Bumi kita sedah semakin tua dan rapuh secara terus menerus

    disedot kekayaannya tanpa berpikir panjang tantang keberlanjutannya. Dan semakin

    dirusak oleh limbah hasil produksi.

    Berdasarkan hasil pemeriksaan pihak BPOM dalam beberapa lokasi penjualan

    jamu dan kosmetik ditemukan lebih dari 100 produk kosmetik yang dijadikan barang

    sita karena tidak memiliki ijin edar, kadaluarsa, dan mengandung zat-zat berbahaya.

    Penggunaan kosmetik berbahaya tidak mengancam keselamatan penggunaanya

    namun keselamatan lingkungan. Limbah dari produk berbahan dari kimia dapat

  • mengakibatkan terkikisnya lapisan ozon. Hal itu dapat menjadi salah satu pemicu

    terjadinya pemanasan global.

    Scientific Adviser Dr Paul Alan Cox menyebutkan produk kosmetik yang ramah

    lingkungan bukan hanya terbuat dari bahan alami, tapi pengerjaannya pun harus

    dilakukan tanpa membahayakan lingkungan. Dr Cox juga menjelaskan bahwa

    terdapat dua macam green cosmetics, yakni kosmetika natural dan organik.

    Kosmetik natural memakai bahan alami, namun masih menggunakan bahan

    kimia. Sementara kosmetik organik dibuat dari bahan-bahan alami yang

    dikembangbiakkan dalam standar organik. Dalam kosmetik natural,dosis bahan kimia

    masih dalam kategori aman.Fungsinya untuk meningkatkan performa kosmetik itu

    sendiri. Sementara standar dalam kosmetik organik, berarti tumbuhan yang digunakan

    sebagai bahan baku kosmetik tersebut tidak disemprot dengan pestisida atau tidak

    menggunakan pupuk kimia.

    Karena prosesnya yang sangat alami,kosmetik organik diklaim lebih berkhasiat

    dari kosmetik natural karena mengandung antioksidan 40% lebih banyak.Sementara

    dibanding kosmetik dengan senyawa kimia tinggi, green cosmetics lebih cepat

    diserap tubuh karena sifat bahan-bahannya yang alami.Keuntungan lainnya, dengan

    menggunakan green cosmetics, maka kita bisa mengurangi paparan bahan kimia pada

    kulit. Bahkan sebuah perusahaan survei di Amerika menyebutkan ,peminat produk

  • kosmetik dan perawatan organik meningkat sebesar 37% di tahun 2012 di kalangan

    wanita berusia di bawah 35 tahun.

    Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan dapat dirumuskan permasalahan

    apakah variabel Harga Premium dan Pengetahuan Ekologikal secara bersama-sama

    (simultan) dan secara terpisah (parsial) berpengaruh signifikan terhadap Niat Beli

    pada konsumen Green Cosmetics The Body Shop di Kota Pontianak.

    LANDASAN TEORI

    1. Pengertian pemasaran

    Pemasaran mempunyai peranan sangat penting dalam pengembangan dan

    mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan. Memasarkan produk

    atau jasa sebanyak-banyaknya dan diterima oleh konsumen merupakan salah

    satu tujuan dari setiap perusahaan dan itu merupakan tanggung jawab dari

    pemasaran.Kegiatan pemasaran ini, bertujuan untuk memperlancar arus barang

    atau jasa dari perusahaan sampai kekonsumen secara efektif dan efisien.

    Menurut Kotler (2005:10) definisi dari pemasaran adalah:Pemasaran

    adalah sebagai suatu proses sosial yang didalamnya individual dan kelompok

    mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,

    menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan

    pihak lain.

  • 2. Harga premium

    Harga adalah sesuatu yang dikorbankan konsumen untuk mendapatkan

    suatu produk.Harga adalah sebuah titik temu dari biaya produksi dan

    permintaan konsumen.

    Menurut Suharno dan sutarso (2010:177) pengertian harga secara luas

    adalah :sejumlah pengorbanan yang diperlukan untuk mendapatkan suatu

    produk. Jika produk yang ditawarkan adalah produk biasa atau tidak memiliki

    karakteristik yang unik dan berbeda cenderung murah, sedangkan produk yang

    memiliki keunikan atau karakteristik lebih akan membuat produk tersebut

    mampu memiliki harga yang lebih tinggi.

    3. Pengetahuan ekologikal

    Menurut Alba dan Hutchingson. (1999) pengetahuan ekologikal adalah

    Pengetahuan ekologikal adalah dikenalsebagai karakteristik yang

    memepengaruhi semua fase dalam proses pengambilan keputusan, secara

    spesifik pengetahuan adalah konstruk yang relevan dan penting yang

    mempengaruhi bagaimana konsumen mengumpulkan dan mengatur informasi.

    Pengetahuan ekologikal yang juga disebut sebagai ekoliteris merupakan

    konsumen untuk mengidentifikasi atau mendifinisikan sejumlah simbol,

    konsep, perilaku berkaitan dengan permasalahan lingkunagn ekologikal

    (Laroche et al. (1999). Definisi pengetahuan lingkungan menurut Chan (2002)

    adalah tingkatan seberapa besar emosionalitas atau seseorang individu dalam

    memahami dan mengetahui tentang isu-isu lingkungan.

  • 4. Niat beli

    Keputusan dalam memilih suatu produk memang keputusan yang

    dilematis.Ada berbagai aspek yang harus dipertimbangkan dalam memutuskan

    hal tersebut. Mulai dari biaya, target yang akan dituju, proses mengikatkan

    ekuitas sebuah brand pada ekuitas model, dan yang tidak kalah penting adalah

    adanya niat (intention) dari konsumen.

    Beberapa pengertian dari niat beli (Setiawan dan Ihwan, 2004 dalam lestari,

    2012:25) adalah sebagai berikut:

    1. Niat beli juga mengindikasikan seberapa jauh orang mempunyai kemauan

    untuk membeli.

    2.

    3.

    Niat beli menunjukkan pengukuran kehendak seseorang dalam membeli.

    Niat beli berhubungan dengan perilaku membeli yang terus menerus.

    Niat beli konsumen merupakan suatu kegiatan individu atau konsumen

    yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang

    yang ditawarkan.

    METODE PENELITIAN

    Penyebaran kuesioner penelitian ini dilakkan dikota Pontianak sebagai kota

    metropolitan di Kalimantan barat, sebagai pertimbangan penentuan kota tersebut

    karena Pontianak sebagai kota yang tingkat pupolasinya realatif tinggi dibandingkan

    dengan daerah lain di Kalimantan barat. Pemilihan daerah kota Pontianak

  • berdasarkan pada pertimbangan bahwa kota Pontianak merupakan pusat

    pemerintahan, dan pusat perekonomian di kalimatantan barat dan bersifat

    multukultur. Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non

    probabilistik sampling, yaitu setiap elemen dalam populasi tidak memiliki

    probabilitas yang sama untuk menjadi sampel (Cooper & Emory, 1995 ; Coper &

    Schlinder, 2001). Kriteria pengambilan sampel purposif.Subjek penelitian ini adalah

    konsumen yang memiliki pemahaman atau informasi tentang green cosmetics The

    Body Shop. Sampel yang diambil berjumlah 100 responden, yaitu masyarakat kota

    Pontianak secara random dari semua kalangan masyarakat.

    HASIL PENELITIAN

    Dalam penelitian ini menunjukan bahwa banyak responden megkonsumsi

    produk green cosmetict atau koresponden yang mendominasi disini adalah

    mahasiswa dengan jumlah koresponden sebanyak 57 orang atau 57,6%. Selanjutnya

    adalah pegawai swasta sebanyak 18 koresponden atau 18,2%. Ditempat ketiga adalah

    wirausaha yang berjumlah 12 orang atau 12,1%. Selanjutnya adalah pegawai PNS

    yang berjumlah 10 orang atau 10,0%. Yang paling kecil adalah dari kelas lain-lain

    sebanyak 2 orang atau 2,0%. Dapat dikatakan bahwa penelitian ini didominasi oleh

    para mahasiswa,dikarenakan produk The Body Shop bervariasi jenisnya sesuai

    dengan kebutuhan mahasiswa.

  • Temuan lain dalam penelitian ini, menunjukan bahwa untuk memenuhi

    kbtuhan konsumsi produk green cosmetict The Body Shop yang membelinya di

    Outlet Resmi sebanyak(78,9%) 78 respoden dan memalui online (16,2%),

    Resseler Catalog (3,0%) dari 100 resonden terdata.

    Tabel 3.10

    Tabel Reliability

    Variable

    Harga Premium

    Cronbach alpha

    0,760

    Pengetahuan Ekologikal 0,741

    Niat Beli 0,731

    Sumber : data hasil olahan, 2013

    Dapat diketahui bahwa nilai Cronbach Alpha dari variabel harga premium

    (PR) adalah 0,760, artinya dapat diterima.Variabel kedua, yaitu pengetahuan

    ekologikal (KN) juga menujukan nilai Cronbach Alpha 0,741, artinya dapat

    diterima.Terakhir adalah variabel niat beli (INT) yang memiliki nilai hitung

    Cronbach Alpha 0,731yang juga bisa diterima. Dari output yang dihasilkan

    maka semua nilai Cronbach Alpha dari ketiga variabel sudah memasuki kondisi

    reliabel.

  • PEMBAHASAN

    Tabel 3.11

    Koefesien determinasi

    Model Summaryb

    Model R R Square Adjusted R Square

    ,175

    Std. Error of the Estimate

    2,496 1 ,438a ,192

    a. Predictors: (Constant), KN, PR

    Sumber : data hasil olahan 2013

    Adjusted R Square yang telah disesuaikan disini memiliki nilai sebesar 0,175,

    yang artinya menunjukan sumbangan pengaruh variabel independen terhadap variabel

    dependen 0,175. Adjusted R Square biasanya untuk mengukur sumbangan pengaruh

    jika dalam regresi menggunakan lebih dari dua variabel independen. Hasil hitung

    disini akan diubah dalam bentuk persentase. Sumbangan pengaruh dua variabel

    independen adalah sebesar 17,5%, sehingga variasi variabel independen disini

    mampu menjelaskan sebesar 17,5% variasi dependen. Sedangkan sisanya sebesar

    82,5% dipengaruhi dan dijelaskan oleh variabel lain.

  • Tabel 3.12

    Hasil Regresi Berganda

    Coefficientsa

    Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

    Beta

    2,861

    ,032

    ,434

    ,343

    4,717

    ,005

    ,732

    ,000

    t Sig.

    B

    (Constant)

    1 PR

    KN

    a.Dependent

    Std. Error

    2,426

    ,083

    ,051

    6,941

    ,028

    ,242

    Variable: INT Sumber : data hasil olahan, 2013

    Dalam penelitian ini, hanya ada 2 variabel independen, yaitu harga

    premium (X1) dan pengetahuan ekologikal (X2). Nilai nilai pada ouput

    kemudian dimasukan kedalam persamaan regresi linear berganda sebagai

    berikut:

    Y = a + b1 + b2+ e

    Y = 6,941 + 0,028 + 0,242

    - Nilai konstansta sebesar 6,941 yang artinya jika harga premium (X1) dan

    pengetahuan ekologikal (X2) nilainya 0, maka niat beli (Y) adalah 6,941

    - Nilai koefesien regresi variabel harga premium (X 1) adalah 0,028 dan bernilai

    positif. Artinya jika ada peningkatan sebesar 1 dengan asumsi variabel

    independen pengetahuan ekologikal (X2) tidak mengalami perubahan atau

  • tetap, maka nilai niat beli atau Y sebagai variabel dependen juga akan

    meningkat sebesar 0,028. Teradapat hubugan positif tapi tidak signifikan

    antara harga premium dan niat beli, sehingga semakin menaik nilai harga

    premium juga akan menaikan nilai niat beli.

    - Nilai koefesien regresi variabel pengetahuan ekologikal (X2) adalah 0,242 dan

    berniali positif. Artinya jika ada peningkatan sebesar 1 dengan asumsi tidak

    terjadi perubahan pada variabel harga premium (X2), maka nilai niat beli atau

    Y juga akan naik sebesar 0,242. Hubungan yang terjadi adalah positif,

    sehingga semakin menaik nilai pengetahuan ekologikal, maka akan menaikan

    nilai niat beli.

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dijelaskan

    sebelumnya, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:

    1. Harga Premium (PR) memiliki pengaruh yang tidak signifikan teradap niat

    beli (INT) produk The Body Shop. Hasil uji menunjukan bahwa nilai t hitung

    < t tabel yaitu 0,343 < 1.987, sehingga Ha ditolak atau tidak terdapat pengaruh

    yang signifikan antara harga premium terhadap niat beli produk green

    cosmetics The Body Shop.

  • 2. Pengetahuan Ekologikal(KN) memiliki pengaruh yang sangat signifikan

    terhadap niat beli (INT) produk The Body Shop. Hasil uji menunjukan bahwa

    nilai t hitung > t tabel yaitu 4,717> 1,987, sehingga Ha diterima atau terdapat

    hubungan yang signifikan antara pengetahuan ekologikal terhadap niat beli

    produk The Body Shop.

    3. Harga premium (PR) dan Pengetahuan Ekologikal (KN) secara bersama-sama

    memiliki hubungan yang signifikan terhadap niat beli (INT) green cosmetics

    The Body Shop. Hasil uji menunjukan nilai F hitung > F tabel yaitu 11,386 >

    3,940, sehingga Ha diterima atau terdapat hubugan yang signifikan antara

    harga premium dan pengetahuan ekologikal terhadap niat beli green cosmetics

    The Body Shop.

    B. Saran

    Setelah melakukan penelitian mengenai pengaruh harga premium dan

    pengetahuan ekologikal terhadap niat beli produk green cosmetics The Body

    Shop, peneliti menyarankan :

    1. Adanya peran aktif dari pemerintah, produsen dan pihak lain dalam sosialisasi

    produk green cosmetics kepada masyarakat mengenai pentingnya produk

    green cosmeticsbagi lingkungan dan kesahatan.

    2. Upaya peningkatan pengetahuan konsumen terhadap produk The Body Shop

    tersebut dapat dilakukan melalui peningkatan intensitas kegiatan-kegiatan

  • Alba, Joseph W, and J. Wesley Hutchinson (2001),Dimensions of Consumer Expertise, Journal of Consumer Reseach, 13 (March),411-454. (Lead article; Outstanding Article Award, 2003)

    Assael, H. 2005. Consumer Behavior and Marketing Action. Boston: Wadsworth, Inc

    Boyd, Harper W. Jr, Orville C. Walker. Jr dan Carl McDaniel. 2000. Manajemen Pemasaran. Jilid Pertama. Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga

    Chen, 2008. Determinants of Chinese Consumers Green Purchase Behavior, Psychology & Marketing: 338-357

    Cooper , D.R dan Schindler. 2001. Business Research Methods, Seventh Edition, Mc Graw Hill International.

    Elkington, John, et.al 1990, The Green Business Guide: How to Take Up-and Profit From The Environmental Challenge, London, Victor Gollancz Ltd. , Journal of Consumer Marketing: 121-125

    Engel, JF, Blackwell. Roger D. & Miniard, Paul W. 2003, Prilaku Konsumen,Edisi 6 Jilid 1. Jakarta: Binarupa Aksara.

    Ferinadewi, 2005::Pengaruh kesadaran lingkungan dan Green Marketing Terhadap Pembelian Kembali Green Cosmetics. Jurnal Ekonomi dan Manajemen. Volume 9 No 3.

    Fotopoulus, Christos, dan Athanasios Krystallis.2002a. Organic Product Avoidance, Reasons for Rejection and Potential Buyers Identification in a Countrywide Survey, British Food Journal: 233-270

    yang berhubungan dengan masyarakat sehingga citra dan kredebilitas

    perusahaan dapat terus terjaga. Peningkatan citra tentunya dapat dilakukan

    melalui program Coparate Social Responsibility (CSR) seperti yang sudah

    dilakukan sebelumnya, misalnya adalah yang pernah dilakukan The Body

    Shop di Indonesia melalui kerja sama dengan Studio Tana, Perigi,

    Tangerang, mendaur ulang hampir seluruh kertas kerja di kantornya menjadi

    produk paper-clay (campuran kertas dan tanah liat, dan kemasan kertas daur

    ulang).

    3. Lebih aktif lagi dalam menyempaikan informasi mengenai kegiatan sosial

    atau program-program CSR The Body Shop. Untuk memberkan pengetahuan

    mengenai kegiatan-kegiatan sosial The Body Shop tersebut sehingga dapat

    membantu menyakinkan pelanggan The Body Shop peduli lingkungan.

    DAFTAR PUSTAKA

  • Grant, John. 2007. The Green Marketing Manifesto.John Wiley $ Sons, Ltd., West Sussex, England

    Hawkins, Del I. Mathersbaught David L. Dan Best, Roger J.2007, Consumer Behavior, Mc Graw-Hill Irwin International Edition, Newyork, USA

    Hendri Yosiana, 2012,Pengaruh Sikap Dan Atribut Produk Terhadap Minat Beli Pada Green Cosmetics Jurnal Ilmiah Indonesia,Volume 8 No 2.

    Honkanken, Pirjo, Verlanken, Bas, dan Olsen, Svein O. (2006), Ethical values and motives driving organic food choice, Journal of Cosumer Behavior, Volume 5,2006, 420-430.

    Howard, John A. Robert P. Shay dan Christoper A. Green, 2002, Measuring The Effect of Information on Buying Intentions, Journal of Service Marketing Vol. 24 No. Fall, P: 27-38

    Ishak Maulidin, 2011: Pengaruh atribut produk terhadap tingkat penjualan. Pemasaran. Universitas Tanjungpura Pontianak

    Junaedi, Selllyana. M.F. 2005: Pengembangan model perilaku konsumen berwawasan lingkungan di Indonesia. Universitas Atma Jaya. Yogyakarta.

    Junaedi, Sellyana. M.F. 2008 : Pengaruh pengetahuan ekoligi,konsekuensi individual dan lingkungan terhadap niat beli produk pangan organikUniversitas Atma Jaya. Jogakarta

    Kalafatis, Stavros P. 2008. Green Marketing and Anzens Theory of Planned Behaviour. Journal of Consumer Marketing 16 (5) 441-460

    Kasali Rhenald. 2009. Potensi Green Product Bergantung Stimulus Majalah Swa Sembada Edisi No.10/XXV/14-27 Mei 2009.

    Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2005. Manajemen Pemasaran. Jilid Pertama. Edisi Kesebelas. Alih Bahasa: Drs. Benyamin Molan. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia

    Kotler, Philip. 2004. Manajemen Pemasaran 1. Edisi Milenium. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia

    Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode riset untuk bisnis dan ekonomi. Jakarta; Penerbit Eralngga.

    Lanasier, Evi Vileta. 2002, Perilaku Konsumen Hijau Indonesia: Tinjauan Sudur Demografi dan Psikografi, Media Riset Bisnis dan Manajemen, Volume 2, Nomor 2, PP. 89-11: Jakarta.

    Laroche, Michel, Jasmin Bergeron dan Guido Barbaro-Forleo (2001). Targeting Consumers Whi Are Willing to Pay More for Environmentally Friendly Product, Jounal of Cnsumers Marketing, 18 (6), 503-520.

    Lestari, Yuni Tri. 2012. Analisis Pengaruh Presepsi Harga, Presepsi Kualitas, Promosi, dan Merek Terhadap Niat Beli Konsumen (Studi Kasus Produk-Produk OTC PT Merck, Tbk Pada Konsumen ADA Swalayan Setiabudi Semarang).

    Maguere, K. B. N. Owens and B. Simon. (2004) The price premium for organic babyfood A hedonic analysis.Journal of Agricultural and Resource Economics 29(1), 132-149.

    Mia Maria Hidayat, 2008,Analisis Pengaruh Pengetahuan Liangkungan Dan Interpersonal Pada Niat Beli Melalui Sikap Konsumen Terhadap Produk Ramah Lingkungan di Surabaya. Jurnal Ekonomi. Volume 11 No 5

    Moisander, 2008. Karakteristik dari produk hijau. Buletin Studi ekonomi Volume 13 Nomor 2.

    Nawawi, H. Handari dan H, M. Martini Handari, 1991. Instrument Penelitian Bidang Sosial, Penerbit Gajah Mada University Press.

    Nugrahadi, 2002, Perilaku Konsumen Hijau: Konsep dan Implikasi Untuk Strategi dan Penelitian Bisnis Pemasaran Hijau, Prenada Media, Jakarta.

    Priyatno, Duwi. 2012. Cara Kilat Belajar Analisa Data dengan SPSS 20. Yogyakarta : Andi

    Rao, Monroe. (2003), The effect of price, brand name, and store name on buyers perception of product quality: an integrative review, Journal of Marketing Research, Vol 26 (Agustus 2003), p. 351-357

    Ridwan,M.B.A. 2010. Metode Teknik Penyusunan Tesis. Cetakan kedelapan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

  • Rokhman Setiyo Nugroho, 2012,Pengaruh Kesadaran Menjaga Kesehatan, Kesadaran Lingkungan, Harga Premium, Trend Keamanan Pangan, Dan Keterlibatan Proses Pembelian Terhadap Niat Beli Produk Hijau, Jurnal Ilmiah Indonesia, Volume 4 No 1.

    Rudi Haryadi. (2009), Pengaruh strategi Green Marketing Terhadap Pilihan Konsumen Melalui Pendekatan Marketing Mix, Jurnal manajemen pemasaran ,Volume 11, No 3

    Satori Djaman. Komariah Aan. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Alfabeta: Bandung.

    Setyo Ferry Wobowo, 2011,Karakteristik Konsumen Berwawasan Lingkungan Dan Hubungannya Dengan Keputusan Membeli Produk Ramah Lingkungan. Buletin Studi ekonomi Volume 13 Nomor 2.

    Sugiyono. 2003. Metode penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta

    Suharno dan Sutarso, Yudi. 2010. Marketing In Practice. Edisi Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu.

    Supranto, J, M.A. 2004. Metode Riset: Aplikasinya Dalam Pemasaran, Edisi Revisi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

    Vining, J and Ebreo, A. (2002),What makes a recyler? A comparison of recylers and non recylers, Environmental Behavior, Vol. 22, pp. 55-75