51
OFTALMOPATI OFTALMOPATI GRAVES GRAVES Sri fulina FKK. UMJ

Graves.srif

Embed Size (px)

DESCRIPTION

grave syndrome endokrin kedokteran

Citation preview

  • OFTALMOPATI GRAVESSri fulina

    FKK. UMJ

  • NAMA LAIN :Oftalmopati DistiroidPenyakit Mata TiroidOrbitopati TiroidEksoftalmus Tirotoksik

  • PENDAHULUAN- Oftalmopati Graves merupakan penyakit autoimun yang disebabkan oleh akibat sekresi dari hormon Tiroid.- Muncul pada dekade tiga dan empat.- Ratio wanita : pria = 8 : 1.

  • EPIDEMIOLOGI- Dijumpai diseluruh dunia.- Sama pada ras kulit putih dan Asia.- Ras kulit hitam lebih rendah.- Didahului Hipertiroid : 19,6%- Bersama Hipertiroid : 39,4%- Timbul setelah diagnosis Hipertiroid : 41%

  • Penyebab - Diduga Autoimmun - Bisa terjadi pd pasien dgn fungsi tiroidnya normal ( eutiroid ). - Bisa terjadi sebelum,bersama-sama atau sesudah penyakit Graves. -Terdapat gangguan keseimbangan endokrin ( gangguan kel.tiroid ).

  • Patogenesis Ada 2 komponen patogenik : 1. Kompleks imun tiroglobilin-antitiroglobulin berkaitan dgn otot-otot ekstraokuler dan menimbulkan miositis. 2. Zat-zat penyebab eksoftalmos bekerja dgn imunoglobulin oftalmik untuk menyingkirkan TSH dari membran retroorbita yg - peningkatan lemak retroorbita.

  • Tanda khas pd Graves adalah : Adanya edema jaringan orbita disertai endapan mukopolisaharida, Pembengkakan otot-otot ekstraokuler Penebalan selubung saraf optik Penebalan periost orbita.

  • Orbital fat increase

    Extraokuler muscle hypertrophy

    Intraorbital pressure increase

    Humoral agent ( IgG antibody )

  • PATOGENESIS

  • PATOGENESIS

  • PATOGENESIS

  • HISTOPATOLOGI m. ekstra okuler : infil.limfosit dan fibrosis lemak orbita : udem dan infil. seluler

  • Glandula lakrimalis : infil.limfosit, fibrosis dan pembesaran ruang

  • KLASIFIKASI

  • The American Thyroid Association membuat penentuan derajat tanda okuler berdasarkan tingkat keparahan dari 0 sp 6 Kelas Tanda 0 Tidak ada gejala atau tanda 1 Hanya tanda yi retraksi palp.sup dgn atau tanpa lid lag atau proptosis sp 22 mm . Tidak ada gejala. 2 Keterlibatan jaringan lunak. 3 Proptosis > 22 mm

  • 4 Keterlibatan otot ekstraokuler 5 Keterlibatan kornea 6 Kehilangan penglihatan akibat keterlibatan saraf optikus.

  • GEJALA KLINIK Sangat bervariasi, maka dibagi sesuai kelas. KELAS I: - Retraksi palpebra superior sklera terlihatDalrymple Sign - Bisa unilateral

  • KELAS II : SUBYEKTIF :-Lakrimasi-Rasa berpasir -Fotofobia-Nyeri pada mata OBYEKTIF :-Edema palpebra superior -Injeksio sampai kemosis.

  • KELAS III : Eksoftalmus atau proptosis akibat udem m. ekstra okuler, lemak dan kelenjar lakrimalis KELAS IV : -Strabismus -Diplopia -Hambatan gerakan bola mata

  • KELAS V : -Dry Eye -Keratitis -Ulkus kornea -Perforasi kornea KELAS VI : -Edema papil -Papillitis -Neuritis retrobulber

  • FASE OFTALMOPATI GRAVE Fase akut atau inflamasi akut : -6 18 bulan. -Respon baik dg kortikosteroid, imunosupresif dan terapi radiasi. Fase kronis : -Hipertropi dan fibrosis m. ekstra okuler, kel. Lakrimalis dan lemak orbita. -Pengobatan imunosupresif tidak respon. -Operasi.

  • 1. Soft tissue involvement Periorbital and lid swelling Conjunctival hyperaemia Chemosis Superior limbic keratoconjunctivitis2. Eyelid retraction3. Proptosis4. Optic neuropathy5. Restrictive myopathyTHYROID EYE DISEASE

  • Soft tissue involvementPeriorbital and lid swellingChemosisConjunctival hyperaemiaSuperior limbic keratoconjunctivitis

  • Signs of eyelid retraction Occurs in about 50% Bilateral lid retraction No associated proptosis Bilateral lid retraction Bilateral proptosis Lid lag in downgaze Unilateral lid retraction Unilateral proptosis

  • ProptosisTreatment options Systemic steroids Radiotherapy Surgical decompression Occurs in about 50% Uninfluenced by treatment of hyperthyroidism Axial and permanent in about 70% May be associated with choroidal folds

  • Optic neuropathy Occurs in about 5% Early defective colour vision Usually normal disc appearance Caused by optic nerve compression at orbital apex by enlarged recti Often occurs in absence of significant proptosis

  • Occurs in about 40% Due to fibrotic contracture Restrictive myopathyElevation defect - most common Abduction defect - less common Depression defect - uncommon Adduction defect - rare

  • Stadium akhir dari m. ekstra okulerStadium akhir m. ekstra okuler

  • DIAGNOSIS Anamnesis Gejala klinis Pemeriksaan laboratorium : FT3, FT4 & TSH Pemeriksaan penunjang : USG, CT Scan & MRI Lapangan pandang : stadium lanjut

  • Hasil CT Scan

  • Hasil MRI

  • Penanganan : Ringan : simptomatis Pengobatan Hipertiroid yang adekuat : konsul interna

    TERAPI LOKAL : -Artifisial tear -Kaca mata gelap -Mata ditutup kasa waktu tidur

  • MEDIKAMENTOSA - Kortikosteroid oral, intravena atau retrobulber - Fase akut :Prednison 40mg/hari dg dosis terbagiBisa naik sampai 60 200mg/hari, untuk periode singkat. Kalau ada perbaikan visusprednisonnya diturunkan dalam 4-12 minggu sisa 5-10mg/hariAntasidaDiet rendah garamDiuretik (bila perlu)

  • Dosis tinggi i.v. steroid lebih efektif dan efek samping lebih kecil.Metil prednisolon i.v. 15mg/kg selama dua minggu, kemudian diturunkan 7,5mg/kg selama dua minggu.Siklofosfamid 50-100mg/hari selama 2,5 bulanmenurunkan eksoftalmus.

  • PENGOBATAN RADIASI : -Menurunkan proses radang -Eksoftalmus berat -Gangguan motilitas otot mata -Edema papil -Dosis tertinggi cobalt-60: 2000 cGy (rad) dibagi dalam 10 dosis dg 2 rad/hari selama 2 minggu.

  • Operasi : Tidak dianjurkan selama fase inflamasi. OPERASI DEKOMPRESI: - Memperluas ruang orbita dg pengangkatan dinding tulang dan periosteum prolapsus jaringan lunak orbita ke ruang sekitarnya dan menghilangkan tekanan pada n. optik.INDIKASI :- Kompresi n. optik yang tidak respon dg steroid- Keratitis eksposur- Nyeri mata kronis- Subluksasi bola mata- Retraksi palpebra lanjut- Koreksi muskulus utk diplopia

  • TEKNIK PENDEKATAN OPERASI :- Lateral- Superior- Inferior- Koronal- Kombinasi transpalpebral dan endonasal- Transkanalikular ke dinding medial dan apeks orbita (paling baru)

  • Teknik operasi Dekompresi

  • OPERASI PALPEBRA : Melindungi kornea dan perbaikan kosmetik.Pemanjangan otot muller dan otot levatorElevasi palpebra inferiorBlefaroplasti pada eksisi lemak orbita

  • PEMANJANGAN M. MULLER & LEVATORPendekatan Posterior

  • PEMANJANGAN M. MULLER & LEVATORPendekatan Anterior

  • ELEVASI PALPEBRA INFERIOR

  • Foto sebelum dan sesudah terapiFoto sebelum dan sesudah terapi