9
Granit Kelumpang sebagai granit tipe-I di Pantai Teluk Balok, Belitung (NCD.Aryanto, et al) GRANIT KELUMPANG SEBAGAI GRANIT TIPE-I DI PANTAI TELUK BALOK, BELITUNG Oleh : N.C.D. Aryanto, Nasrun, A.H Sianipar dan L. Sarmili Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan Jl. Dr. Junjunan No. 236, Bandung-40174 Sari Batuan granit mempunyai arti penting terutama akan kandungan mineral ekonomisnya. Di Indonesia bagian barat, batuan granit lebih terkenal dengan asosiasi mineralisasi kasiterit (timah). Tidak semua batuan granit mempunyai kandungan mineral kasiterit. Batugranit biotit berhubungan dengan mineralisasi kasiterit, sedangkan batugranit hornblende tidak ada hubungannya dengan mineralisasi kasiterit. Batuan granit di Pulau Belitung ditemukan di empat daerah berbeda, yaitu Tanjung Pandan di baratlaut, Gunung Mang di timurlaut, Parangbuloh di baratdaya dan Kelumpang di tenggara. Granit Kelumpang adalah salah satu dari jenis granit di daerah telitian. Secara megaskopis, batuan granit di Kelumpang terbentuk oleh mineral-mineral berbutir kasar, berwarna abu-abu-putih dan kaya akan megakristik K- Feldspar Identifikasi karakteristik granit di daerah penelitian berdasarkan hasil analisa petrografis dan penafsiran seismik pantul dangkal, yang ditunjukkan oleh pola reflektor yang membentuk struktur kerucut yang tidak menerus. Penyebaran dari batuan granit ini dapat dipetakan sepanjang lintasan kapal. Pada akhirnya, berdasarkan kenampakan megaskopis dan analisa petrografi terlihat bahwa granit di lokasi kegiatan memiliki sifat yang menyerupai granit tipe-I bukan pembawa mineral kasiterit. Abstract The granitic rock is an important rock in economic mineral deposit. In westernpart of Indonesia, the granitic rocks are well known in associated with cassiterite (tin) minerals. Not all of the granitic rocks contain of cassiterite minerals. The biotite-granitic rocks are associated with cassiterite minerals while the hornblende- granitic rocks are not related with cassiterite mineralisation. The Granitic rock in Belitung Island found in four different areas, those are, in Tanjung Pandan of northwest Belitung, Gunung Mang of northeast of Belitung, Parangbuloh of southwest Belitung, and Kelumpang of southeast Belitung. Granit Kelumpang is one of granitic rocks in the investigated area. It is megascopically formed by coarse-grained, greyish white in color and rich in K-feldspar megacrystic minerals. Identification of granitic rock in the investigated area characterised by petrographically analysis and seismic reflection interpretation. It has a reflector pattern shown by an uncontinous cone structure. The distribution of granitic rock can be mapped along the ship track as well as the shallow seismic lines. Finally, the granitic rocks in the investigated area are megascopically and petrographically belong to type I- Granite those are not associated with cassiterite PENDAHULUAN Daerah penelitian terletak di Teluk Balok yang dibatasi oleh pantai Membalong disisi barat dan pantai Dendang di sisi timurnya (Gambar 1). Lokasi kegiatan secara administratif termasuk dalam Kecamatan Dendang, Kabupaten Belitung, secara geografis berada pada koordinat 107°48’00” BT - 108°01’30” BT dan 3°03’00” - 3°19’30”LS. Luas daerah telitian kurang-lebih 190 km 2 ke arah lepas pantai dan dibatasi hingga sejauh 4 mil dari pantai. Tujuan dari karya tulis ini adalah mengenal jenis/ tipe granit di lepas pantai Teluk Balok berdasarkan kenampakan megaskopis dan petrografis serta sifat pola reflektor hasil rekaman seismik kaitannya terhadap keterdapatan mineral berat letakan yang terakumulasi pada sedimen permukaan dasar lautnya, khususnya mineral berat yang prospek pada sedimen permukaan. 19

GRANIT KELUMPANG SEBAGAI GRANIT TIPE-I DI PANTAI TELUK

  • Upload
    others

  • View
    22

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: GRANIT KELUMPANG SEBAGAI GRANIT TIPE-I DI PANTAI TELUK

Granit Kelumpang sebagai granit tipe-I di Pantai Teluk Balok, Belitung (NCD.Aryanto, et al)

GRANIT KELUMPANG SEBAGAI GRANIT TIPE-I DI PANTAI TELUK BALOK, BELITUNG

Oleh : N.C.D. Aryanto, Nasrun, A.H Sianipar dan L. SarmiliPusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Jl. Dr. Junjunan No. 236, Bandung-40174

Sari

Batuan granit mempunyai arti penting terutama akan kandungan mineral ekonomisnya. Di Indonesia bagian barat, batuan granit lebih terkenal dengan asosiasi mineralisasi kasiterit (timah). Tidak semua batuan granit mempunyai kandungan mineral kasiterit. Batugranit biotit berhubungan dengan mineralisasi kasiterit, sedangkan batugranit hornblende tidak ada hubungannya dengan mineralisasi kasiterit.Batuan granit di Pulau Belitung ditemukan di empat daerah berbeda, yaitu Tanjung Pandan di baratlaut, Gunung Mang di timurlaut, Parangbuloh di baratdaya dan Kelumpang di tenggara. Granit Kelumpangadalah salah satu dari jenis granit di daerah telitian. Secara megaskopis, batuan granit di Kelumpangterbentuk oleh mineral-mineral berbutir kasar, berwarna abu-abu-putih dan kaya akan megakristik K-FeldsparIdentifikasi karakteristik granit di daerah penelitian berdasarkan hasil analisa petrografis dan penafsiranseismik pantul dangkal, yang ditunjukkan oleh pola reflektor yang membentuk struktur kerucut yang tidak menerus. Penyebaran dari batuan granit ini dapat dipetakan sepanjang lintasan kapal. Pada akhirnya, berdasarkan kenampakan megaskopis dan analisa petrografi terlihat bahwa granit di lokasi kegiatan memiliki sifat yang menyerupai granit tipe-I bukan pembawa mineral kasiterit.

Abstract

The granitic rock is an important rock in economic mineral deposit. In westernpart of Indonesia, the granitic rocks are well known in associated with cassiterite (tin) minerals. Not all of the granitic rocks contain of cassiterite minerals. The biotite-granitic rocks are associated with cassiterite minerals while the hornblende-granitic rocks are not related with cassiterite mineralisation. The Granitic rock in Belitung Island found in four different areas, those are, in Tanjung Pandan of northwest Belitung, Gunung Mang of northeast of Belitung, Parangbuloh of southwest Belitung, and Kelumpang of southeast Belitung. Granit Kelumpang is one of granitic rocks in the investigated area. It is megascopically formed by coarse-grained, greyish white in color and rich in K-feldspar megacrystic minerals.Identification of granitic rock in the investigated area characterised by petrographically analysis and seismic reflection interpretation. It has a reflector pattern shown by an uncontinous cone structure. The distribution of granitic rock can be mapped along the ship track as well as the shallow seismic lines.Finally, the granitic rocks in the investigated area are megascopically and petrographically belong to type I-Granite those are not associated with cassiterite

PENDAHULUANDaerah penelitian terletak di Teluk Balok yang dibatasi oleh pantai Membalong disisi barat dan pantai Dendang di sisi timurnya (Gambar1). Lokasi kegiatan secara administratiftermasuk dalam Kecamatan Dendang,Kabupaten Belitung, secara geografis beradapada koordinat 107°48’00” BT - 108°01’30” BT dan 3°03’00” - 3°19’30”LS. Luas daerah telitian

kurang-lebih 190 km2 ke arah lepas pantai dan dibatasi hingga sejauh 4 mil dari pantai.

Tujuan dari karya tulis ini adalah mengenaljenis/ tipe granit di lepas pantai Teluk Balok berdasarkan kenampakan megaskopis dan petrografis serta sifat pola reflektor hasil rekaman seismik kaitannya terhadapketerdapatan mineral berat letakan yangterakumulasi pada sedimen permukaan dasarlautnya, khususnya mineral berat yangprospek pada sedimen permukaan.

19

Page 2: GRANIT KELUMPANG SEBAGAI GRANIT TIPE-I DI PANTAI TELUK

Jurnal Geologi Kelautan, vol.3, no. 1, April 2005 : 19 - 27

Gambar 1. Lokasi kegiatan

GEOLOGI DAN FISIOGRAFI REGIONALMenurut para ahli terdahulu, batuan dasaryang mengalasi kawasan Teluk Balok berupabatuan sedimen terlipat. Terdiri dariperselingan antara batupasir dan batulempung, serta sisipan konglomerat, rijang,batugamping dan tufa. Dengan ditemukannyabeberapa fosil yang pernah dikenali oleh paraahli, antara lain: Gigantopteris flora, Agathicerassundaicum han, Fusulina dan Schwagerina; makakawasan ini menunjukkan umur Permokarbon.

Batuan beku plutonik terdiri dari batuangabro, granodiorit, adamelit hingga granit (Aleva, 1960 dalam Baharuddin dan Sidarto,1995). Intrusi granit yang berumur Yura ditentukan dengan metode radioaktif (Aleva1960 dan 1973 dalam Baharuddin dan Sidarto,1995).

Bentang alam Belitung merupakan daerah pedataran dengan ketinggian berkisar antara 0 sampai 25 meter di atas permukaan laut.Kawasan perbukitan dengan ketinggiansekitar 50 sampai 500 meter tersusun daribatuan-batuan keras yang tahan terhadap pelapukan, seperti lapisan-lapisan kuarsitik,urat-urat kuarsa dan batuan beku. Sebagianbesar batuan dasar di Belitung sudah mengalami pelapukan hingga mencapai kedalaman 50 meter dari permukaan.

Sungai-sungai dewasa sampai tua mengalirpada lembah yang lebar dan dangkal membentuk meander, terkecuali bagian-bagian hulu sungai. Sungai-sungai yang berada didaerah batuan dasar sedimen mempunyai pola aliran trellis yang mengalir di daerahretakan-retakan atau patahan-patahan tertentu. Di atas batuan dasar, baik berupabatuan beku maupun batuan sedimen (Pra-

20

Page 3: GRANIT KELUMPANG SEBAGAI GRANIT TIPE-I DI PANTAI TELUK

Granit Kelumpang sebagai granit tipe-I di Pantai Teluk Balok, Belitung (NCD.Aryanto, et al)

Tersier), diendapkan sedimen yang lebih muda (Kuarter) yang terdiri dari selang-seling pasir dan lempung. Ketebalan sedimen Kuarter tersebut berkisar dari nol sampaibeberapa puluh meter. Pada bidangketidakselarasan antara sedimen Kuarter danbatuan dasar dijumpai lapisan alas yangtersusun dari material sedimen denganberbagai ukuran mulai pasir hingga kerikildan berasosiasi dengan endapan kasiteritsekunder ekonomis.

Sedimen termuda di atasnya disebut sebagailapisan penutup (overburden) yang merupakan endapan alluvial yang tersusun atas kerikil-kerakal, pasir, lanau, lempung dan pecahan koral.

Batuan Granit Pulau Belitung Batuan granit mempunyai arti penting karenamengandung mineralisasi kasiterit, walaupun tidak semuanya, yaitu hanya granit biotit yangberhubungan dengan mineralisasi kasiterit, sedangkan granit hornblende atau granit yang lebih basis tidak ada hubungannya denganmineralisasi kasiterit.

Secara regional penyebaran batuan granit diPulau Belitung terdapat di 4 daerah, yaitudaerah Tanjung Pandan, Gunung Mang,Parangbuloh, dan Kelumpang. Semua batuangranit merupakan tipe-I, terkecuali padapluton Tanjung Pandan yang merupakan granit tipe-S. Beberapa tubuh batuan yanglebih kecil (daerah Bt. Besi, Lilangan danBuntar) telah teralterasi seutuhnya, tapi masih dikenali sebagai granit. Umumnya merupakan mineralisasi timah dan kemungkinan merupakan turunan dari granit tipe-S. Pada daerah telitian tergolong kedalam kelompokgranit Kelumpang.

Granit Kelumpang Granit Kelumpang tersingkap di bagiantenggara pulau dan tersebar pada kawasanpedataran. Keberadaannya dicirikan olehlitologi yang seragam, kasar, abu-abu-putih, k-feldspar megakristik, merupakan hornblenda-biotit granit (Foto 1).

METODA PENELITIAN Penentuan posisi pengambilan contoh dan lintasan survey dari seluruh kegiatanlapangan menggunakan Global Positioning

System (GPS) type Garmin 210 dan Garmin 75yang telah diintegrasikan dengan PersonalComputer (PC) atau laptop sehingga dapatlangsung diakses dan diproses di lapangan dengan bidang proyeksi yang digunakanUniversal Transver Mercator (UTM).

Pemeruman (sounding) dimaksudkan untuk mengukur dan mengetahui kedalaman dasarlaut daerah telitian berikut pola morfologidasar lautnya. Kegiatan ini menggunakan alatperum gema (echosounder) merk Odom Hydrotrack yang bekerja dengan prinsip pengiriman pulsa energi gelombang suara melalui transmitting transducer secara vertikal ke dasar laut. Posisi transducer echosounderberada 0,5 meter dari permukaan air di sebelah kiri kapal dan berjarak 5 meter dari antena GPS. Data yang diperoleh dari pemeruman dikoreksi terhadap titik tengahpengukuran pasang surut di daerahpenelitian, sedangkan untuk posisi pengambilan data dilakukan koreksi terhadapposisi transduser di kapal. Dari ke-dua koreksi yang dilakukan tersebut, selanjutnya dibuatpeta kedalaman dasar laut (batimetri) dengan menarik garis kesamaan kedalaman dengan interval kedalaman setiap garis adalah 0,5meter.

Identifikasi batugranit selain dilakukan secarapengamatan langsung di lapangan dengan menggunakan loupe juga dilakukan terhadapsayatan tipis dengan pengamatan di bawahmikroskop (petrografis) yang kemudian disajikan secara mikrofoto dalam bentuk image dengan perbesaran 32 kali. Keduapengamatan di atas, baik megaskopis maupunpetrografis sesungguhnya merupakan suatu langkah awal yang menentukan dalam pelaksanaan identifikasi selanjutnya apakahyang berupa penentuan umur secara dating maupun geokimia.

Kegiatan seismik pantul dangkal jugadilakukan sebagai data pendukung terutama untuk mengetahui adanya daerah prospeksiendapan bahan galian dan untuk mengetahui penyebaran serta penerusannya secara horisontal berikut interpretasi ketebalannya. Penyelidikan seismik di perairan Teluk Balokdan sekitarnya menggunakan metoda seismikpantul dangkal saluran tunggal uniboomdengan sumber energi 300 Joule.

Penafsiran rekaman seismik dilakukan dengan menggunakan data pembanding berupa Peta

21

Page 4: GRANIT KELUMPANG SEBAGAI GRANIT TIPE-I DI PANTAI TELUK

Jurnal Geologi Kelautan, vol.3, no. 1, April 2005 : 19 - 27

Foto 1: Singkapan Granit di Pantai Tg. Kelumpang

Geologi Lembar Belitung, Sumatera(Baharudin dan Sidarto, 1995) dengan maksuduntuk merekonstruksi kondisi geologi danlapisan-lapisan sedimen di bawah permukaan dasar laut serta mengetahui ketebalan sedimen terkini yang sedikit banyak berpengaruh dalam mengetahui kondisi akumulasiendapan mineral letakannya. Runtunan seismik diharapkan dapat ditafsirkan berdasarkan perbedaan kelompokreflektornya. Untuk menerangkan proses keterjadiannya khususnya untuk mengetahuiketebalan sedimen Kuarternya yang dicermin-kan dengan pola reflektor yang cenderung transparan (free reflector) pada beberapalintasan terpilih digunakan alat bantuprogram Mapinfo 6.0. Sedangkan identifikasi penyebaran batuan granit yang dianggapmerupakan batuan dasar akustik dikenalidengan kenampakan pola reflektor yangmemiliki bentuk yang khas, berupa bentukhiperbolik (kerucut setempat) dan tidakmenerus.

Secara umum penafsiran rekaman seismikpantul dangkal saluran tunggal didasarkanpada hubungan antara karakteristik pola dantipe internal reflector serta dengan memperhati-kan bentuk dan batas sekuen, sehingga akan diperoleh batas antar sekuen yangmencerminkan bidang perlapisan batuan.

HASIL PENELITIAN

Pemerian Megaskopis Granit Batugranit yang terdapat di lokasi telitiantersingkap luas di daerah Tg. Kelumpang. Batugranit ini merupakan salah satu dari empat lokasi penyebaran batugranit di PulauBelitung, merupakan satuan batugranit dari Formasi Adamelit Baginda (Baharudin &Sidarto, 1995).

Secara pengamatan di lapangan, singkapanbatugranit (nomor contoh BH-10) yangberlokasi di sekitar pantai sebelah baratTanjung Kelumpang, pemerian megaskopis-nya adalah sebagai berikut: batuan berwarnaputih keabu-abuan, berbutir halus-sedang, massif dan keras, tersusun dari feldspar,kuarsa dan mineral-mineral mafik, umumnyaterdiri dari hornblenda, memiliki kantongdioritik dan berasosiasi dengan batuangabroik.

Pemerian Petrografis Granit di lokasi BH-10Di dalam sayatan tipis (Foto 2) batugranittersebut tampak holokristalin, menunjukkantekstur hipidiomorfik granular, berukuran hingga 7,5 mm, bentuk butir anhedral-subhedral, tersusun dari plagioklas, orthoklas, kuarsa, biotit, hornblende, mineral opak dan mineral-mineral sekunder lempung, serisit,karbonat, klorit, dan zirkon sebagai mineraltambahan. Karakteristik secara detail mineralpenyusun batuan adalah sebagai berikut:

22

Page 5: GRANIT KELUMPANG SEBAGAI GRANIT TIPE-I DI PANTAI TELUK

Granit Kelumpang sebagai granit tipe-I di Pantai Teluk Balok, Belitung (NCD.Aryanto, et al)

Kuarsa, tak berwarna, berukuran hingga 7,5 mm, berbentuk anhedral sebagianberupa retakan halus dan diisi olehkarbonat, umumnya menunjukkan pemadaman bergelombang.Plagioklas, tak berwarna – abu-abukecoklatan, kusam, berukuran hingga 2,5mm, umumnya berbentuk subhedral, menunjukkan kembar albit dan albit-karlsbad, sebagian terubah ke serisit,lempung dan karbonat, sebagian karbonat mengisi rekahan-rekahan atau bidang belah mineral. Orthoklas, tak berwarna – abu-abukecoklatan, kusam, berbentuk anhedral,berukuran hingga 5,5 mm, beberapaindividu tumbuh bersama kuarsamembentuk tekstur grafik, mengalamiubahan ke serisit, lempung dan karbonat. Biotit, berwarna coklat, berupa lembaran-lembaran berukuran hingga 1,5 mm,bentuk butir anhedral – subhedral,menunjukkan pleokroisme kuat, adanya inklusi-inklusi oleh butiran-butiran kuarsa dan plagioklas, sedikit terubah ke klorit,epidot dan opak. Hornblende, berwarna hijau, berukuran hingga 1,5 mm, bentuk butir anhedral –subhedral, beberapa individu mempunyaikembar, menunjukkan pleokroisme kuat, sedikit terubah ke karbonat.

Komposisi mineral yang dinyatakan dalam (% volume) batugranit tersebut di lokasi Tg.Kelumpang terdiri atas: Kuarsa (35%),Plagioklas (15%), Orthoklas (25%), Biotit (5%), Hornblende (5%), Serisit (5%), Lempung (5%),

Klorit (2%), Karbonat (2%), Opak (1%), Epidot (trace),Zirkon (trace). Pada contohini dijumpai adanya gejala alterasi, yaitu dengan ditemukannya mineral serisit yang merupakan ubahan dari plagioklas,orthoklas dan mineral klorit yang merupakan ubahandari biotit serta karbonat dari hornblende.

Penafsiran Seismik Lintasan Terpilih Penafsiran data rekamanseismik dilakukan dengan cara memperhatikan batas

dan gambaran pantulan. Dari hasil penafsirandata rekaman berdasarkan gambaranpantulan, maka daerah penelitian dapatdikelompokkan ke dalam 2 runtunan yaituruntunan A dan runtunan B, sehingga dapat diketahui perkiraan penyebaran batugranit diperairan Teluk Balok dari lintasan seismik.

Foto 2. Mikrofoto granit di BH-10 (nikol bersilang, perbesaran 32 x)

Di lokasi kegiatan, lintasan terpilih yang diambil sebagai contoh untuk mengetahuipola gambar pantulan hasil perekamanseismik, sebagai manifestasi keterdapatangranit adalah lintasan 3 dan lintasan 15 sepertiterlihat pada Peta Lintasan di bawah ini(Gambar 2).

Penafsiran rekaman seismik L-3 Berdasarkan hasil penafsiran dari rekamanpenampang seismik (Gambar 3), yang berarah timur-barat yang terletak di lepas pantai Tg.Kayuwara, ditafsirkan bahwa runtunan Amerupakan runtunan seismik yang paling tua yang dapat terekam, karena pada bagianpaling bawah sudah tidak memperlihatkanadanya pemantul (reflektor) lagi yangkemudian ditafsirkan merupakan batuandasar akustik (acoustic basement). Pada runtunan di atasnya dicirikan dengan bebaspantulan (free reflection), dimana pada bagian bawah runtunan ini memperlihatkan bentuk-bentuk reflektor dari bagian atas suatu tubuhbatuan dari runtunan A.

23

Page 6: GRANIT KELUMPANG SEBAGAI GRANIT TIPE-I DI PANTAI TELUK

Jurnal Geologi Kelautan, vol.3, no. 1, April 2005 : 19 - 27

24

Gambar 2. Peta Lintasan Survei

Page 7: GRANIT KELUMPANG SEBAGAI GRANIT TIPE-I DI PANTAI TELUK

Granit Kelumpang sebagai granit tipe-I di Pantai Teluk Balok, Belitung (NCD.Aryanto, et al)

Gambar 3. Penafsiran rekaman seismik di lintasan-3

Pada arah ke barat yang mendekati Tg. Rusadan Tg. Kayuwara di bagian daratnya tersingkap suatu batuan beku yang termasukke dalam Formasi Adamelit Baginda yaitubatugranit. Sehingga dapat ditafsirkan bahwaruntunan A di lintasan ini merupakan tubuhbatuan beku. Runtunan B dari konfigurasi internal pemantul dapat dipisahkan menjadiruntunan B1 dan B2 berdasarkan pola gambarpemantul (reflector) berupa sejajar (paralel) dantransparan. Kedua runtunan tersebutmengindikasikan bahwa prosespengendapannya terjadi dalam kondisi lauttenang, sehingga dapat disimpulkan sedimen yang diendapkan pada daerah ini berupa sedimen homogen terdiri dari lanau pasiran(B1) dan lanau (B2). Secara stratigrafi runtunanB dan bila disebandingkan dengan geologi regional, maka ditafsirkan bahwa runtunan Badalah runtunan berumur Kuarter.

Penafsiran rekaman seismik L-15 Penampang seismik lintasan L-15 (Gambar 4)pada runtunan A, masih ditemukan batuan dasar akustik yang dicirikan oleh pola reflektor yang chaotik atau bebas reflektor. Di samping itu bentuk-bentuk kerucut dari kenampakan penampang seismikmengindikasikan bahwa bentuk dari kerucut

tersebut adalah batuan beku. Hal ini dapatdibuktikan bahwa pada lintasan L-15 yang dekat dengan darat, pada peta geologi menyebutkan batuan beku yang ditemukanbernama batuan beku Adamelit Baginda. Diatas batugranit dari kenampakan reflektor,diendapkan satuan batuan sedimen, dicirikanoleh bentuk reflektor transparan sampaiterlipat lemah. Jika disebandingkan terhadapgeologi daratnya, merupakan bagian dariFormasi Kelapakampit yang terdiri dari batuan flysh yang terlipat lemah hingga sedang, terdiri dari batupasir malihberselingan batu sabak, batulumpur, serpih, batulanau tufaan dan rijang yang berumur Permo-Karbon. Di atas runtunan A,diendapkan sedimen yang lebih muda, dari kenampakan pola reflektor yang transparanhingga sejajar, ciri reflektor yang demikiandiinterpretasikan butiran sedimennyaseragam. Pada runtunan B ini terjadi erosipermukaan , hal ini dibuktikan dengan adanyareflektor yang tegas dan lurus. Sedimen yang diendapkan berupa sedimen lanau pasiran(B1), kemudian diatasnya diendapkansedimen yang lanauan (B2). Bila disebandingkan terhadap geologi regionalnya, runtunan B ini merupakan endapan sedimen yang berumur Kuarter.

25

Page 8: GRANIT KELUMPANG SEBAGAI GRANIT TIPE-I DI PANTAI TELUK

Jurnal Geologi Kelautan, vol.3, no. 1, April 2005 : 19 - 27

Gambar 4. Penafsiran rekaman seismik di lintasan-15

KESIMPULANSecara regional penyebaran batugranit diBelitung terdapat di 4 daerah, yaitu daerah Tanjung Pandan, Gunung Mang, Parangbuloh,dan Kelumpang. Kelompok batugranitKelumpang ini sebagai granit hornblendeyang tidak ada hubungannya dengan mineralisasi kasiterit.

Berdasarkan pemerian megaskopis dan analisa petrografi terlihat bahwa granit di lokasikegiatan memiliki sifat yang menyerupaigranit tipe-I karena terdiri dari serangkaianpotasik dan cafemic yang diperkirakan berasaldari Formasi Adamelit Baginda. Semua tubuhutama granit merupakan tipe-I selain itugranit di lokasi telitian telah mengalami fasealterasi dengan hadirnya beberapa mineralubahan seperti serisit dan klorit yang secarakomposisi antar mineral, tersusun atas kuarsa(35%), orthoklas (25%) dan plagioklas (15%)sebagai mineral utama penyusun batuan.

Beberapa mineral ubahan yang hadir dalam batuan adalah serisit (ubahan dari plagioklasdan orthoklas), klorit (ubahan dari biotit, selain membentuk klorit berubah pula menjadi epidot), karbonat (merupakan ubahan darihornblende dicirikan adanya kenampakanpleokroisme yang kuat), epidot dan zirkon hadir sebagai mineral penjejak (trace).

Berdasarkan pengamatan, bentuk kristal darisetiap mineral (khususnya mineral utama) pembentuk batuan, batugranit inimenunjukkan adanya beberapa gangguan darisistematika fraksionasi, kemungkinandisebabkan oleh pengkayaan pada beberapaelemen tertentu yang bersifat hygromagmatophile.

Pada penampang L-3 dan L-15 dapat dilihatbahwa di atas Runtunan A yang merupakanbatuan dasar akustik, diendapkan lapisan sedimen Runtunan B. Endapan runtunan B terjadi pada saat kondisi genang laut(transgresi), kemudian terjadi penurunan muka air laut (regresi) sehingga terjadi proseserosi permukaan. Pada saat regresi tersebut,didominasi oleh kegiatan darat, antara lainerosi sungai-sungai purba dan mengendapkansedimen diantara batuan dasar akustik(Runtunan A) sehingga membentuk lapisansedimen Runtunan B1. Pengendapan sedimenpada Runtunan B diakhiri dengan pengendapan Runtunan B2, maka terjadi lagi genang laut atau transgresi yang menutupi Runtunan B1.

Batuan dasar akustik ini ditemukan pada hampir semua lintasan seismik sehinggaditarik kesimpulan bahwa batuan dasar yangmelandasi perairan Teluk Balok adalah batuanAdamelit Baginda yang berumur 160 – 208 juta

26

Page 9: GRANIT KELUMPANG SEBAGAI GRANIT TIPE-I DI PANTAI TELUK

Granit Kelumpang sebagai granit tipe-I di Pantai Teluk Balok, Belitung (NCD.Aryanto, et al)

tahun. Untuk penafsiran seismik lintasan yang lain, dibuat penampang yang menunjukkan Runtunan A sebagai batuan dasar akustik(Acoustic basement rock), Runtunan B sebagailapisan sedimen yang diperkirakan berumurKuarter, dibagi menjadi Runtunan B1 sebagailapisan sedimen lanau pasiran, dan RuntunanB2 sebagai lapisan sedimen lanauan.

UCAPAN TERIMAKASIH Pada kesempatan yang berbahagia ini,terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis ucapkan kepada seluruh rekan-rekan yang telah membantu mulai dariproses pengambilan data di lapangan hingga terselesaikannya tulisan ini demikian pulakepada tim editor, khususnya Bpk. Prijantono Asjario, MSc, Ir. Agus Setiya Budhi, MSc dan Drs Lukman Arifin. Semoga budi baiktersebut, mendapat balasan yang setimpal di sisiNya.

ACUANAleva, G.J.J., 1960, The Plutonic Igneous rocks

from Billiton, Indonesia, Geol. On Mijnb. 39 e, p. 427-436.

Aleva, G.J.J., 1973, Aspects of the historical and physical geology of the Sunda shelfessential to the exploration of submarine tin placers, Geol. On Mijnb. 52 (2) e, p. 79-91.

Baharuddin dan Sidarto, 1995; Peta Geologi Lembar Belitung, Sumatra sekala1:250.000, Puslitbang Geologi.

Ishishara S, 1991; Granitoid Series and REE-Y-Zr-Nb-Ta Mineralization; Proceeding of International Conference on RareEarth Minerals, Thailand.

27