Upload
oo-beatles
View
262
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/26/2019 Gorong-gorong sebagai Pemecahan Masalah Banjir
1/10
GORONG-GORONG S EBAGAI P EMECAHAN
MASALAH BANJIR
David
B. Solaiman
E-mail:[email protected]
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Pelita Harapan
UPH Tower, L ippo Karawaci, Tangerang 15811. Indonesia
ABSTRAK: Pada akhir bulan Januari dan awal bulan Februari 2002, jalan tol Jakarta-Merak
lergenang air dengan kedalaman tidak kurang dari setengah meler pada lokasi anlara Km. 4 dan
Km. 5 anlara gerbang tol Kebon Jeruk dan Sungai Pasangg rahan, sehingga lain lintas macet total.
Hal ini disebabkan anlara lain oleh terlampauinya kapasitas gorong-gorong yang ada oleh debit
aliran air yang berasal dari air hujan yang terkumpul di tepi selatan jalan tol, sehingga yang
semeslinya meng alir di bawah permukaan jalan telah mengalir melimpasi permu kaan jalan dari
tepi jalan sebelah selatan ke arah tepi jalan sebelah ulara. Unluk mencegah terjadinya hal serupa
di kemudian hari, salah satu solusinya adalah dengan membuat gorong-gorong tambahan di sekitnr
lokasi genangan ilu dan memperbaiki saluran pembuangan sejajar jalan tol yang berfungsi sebagai
saluran kolektor untuk mengarahkan aliran air ke gorong-gorong yang ada dan yang direncanakan
sebagai tambahan. Unluk pembualan desain baru, rencana tata guna lahan yang sekarang masih
kosong pada kedua tepi jalan tol terutama sebelah utara jalan periu diperhitungkan secara cermat
karena hal ini akan mempengaruhi tinggi muka air dari Iimpasan air hujan yang terkumpul di situ
dan juga kemu ngkinan dari air Sungai Pasanggrahan yang melimpasi tanggu lnya. Prinsip desain
gorong-gorong juga dibahas dalam tulisan ini. Ada tiga tipe aliran air yang melalui gorong-gorong
yaitu, pertama tipe aliran air saliran lerbuka, kedua, tipe aliran air melalui lubang, dan ketiga, tipe
aliran air dalam pipa. Karena permukaan tanah relalif datar, kalau hujan turun cukup deras,
biasanya kedua ujung gorong-gorong terendam air, maka untuk desain baru sebaiknya didasarkan
atas keadaan lipe aliran dalam pipa. Khususnya untuk tipe aliran saluran lerbuka, telah diadakan
penelitian kualitatif cara menghitung aliran air dalam gorong-gorong yang berpenampang
lingkaran dan penampang kontrolnya di ujung hilirnya dimana dianggap terjadi aliran kritis. Unluk
penelitian ini dihitung dulu dimensi penampang segi empat yang ekivalen. dengan jari-jari dan
luas yang sama, yang masih memerlukan penelitian lebih mendalam. Beberapa model tes telah
dilakukan di Laboratorium Hidrolika Universitas Pelita Harapan unluk memperlihatkan ketiga tipe
aliran yang biasa terjadi dalam sebuah gorong-gorong.
KATA KUNCI:
gorong-gorong, banjir
ABSTRACT:
Al the end of January and the first days of February 2002, the Jakarla-Merak loll
road was inundated under a layer of water of not less than half-a-meter deep al the location
between Km. 4 and Km. 5 between the Kebon Jeruk toll gate and the Pasanggrahan river, so that
the traffic was comp letely paralyzed. This is caused among others by the exceed ance of the
existing culverts' capacity, so that instead of flowing underneath the road surface the collected
rainwater on the southern side of ihe road flowed over it to the northern side. One of the possible
solutions to avoid this happens again in the future, may well be to construct additional culverts al
that location and improve the parallel drain which serves as the collector drain and to direct the
water flow to the culverts. For preparing a design of new culverts, future plan of land use on both
sides of the road should be studied carefully, since this will absolutely influence the water-surface
levels, that is collected from the rain water run-off or any other reasons, such like overflowing of
the nearby Pasanggrahan river dikes. There are three types of flow possible going through the
culvert, namely open channel flow, How through an orifice, and pipe flow, but the most frequenl
one that may occur in this area, is the pipe flow type, because the area is relatively flat. Particularly
for open-channel flow, an interesting feature explained in this paper is how to calculate the
discharge through the culvert when the control-section is at the entrance where critical flow exists.
52 Jurnal Teknik Sipil, Vo l. 1, No. 1, Januari 2004 :52-61
mailto:[email protected]:[email protected]7/26/2019 Gorong-gorong sebagai Pemecahan Masalah Banjir
2/10
It is proposed to use an equivalent hypothetical rectangular cross-section, with equal hydraulic
radius and area. Some models were run in the Hydraulic Laboratory of Universitas Pelita Harapan
to show the three types of flow mentioned above.
KEYWORDS:
culverts, floods
PENDAHULUAN
Salah satu penyebab terjadinya genangan di sebelah selatan jalan tol Jakarta-
Merak di sekitar Km. 5 pada tanggal 30 dan 31 Januari, tanggal 1, 2, dan 13
Februari 2002 yang lalu adalah sangat mungkin karena kurangnya gorong-gorong
yang ada sekarang untuk mengalirkan air genangan tersebut ke sebelah utara
jalan. Akibatnya, air hujan yang terbendung melimpasi jalan tol dengan
kedalaman sekitar setengah meter. Untuk menghindari terjadinya kembali hal
tersebut, perlu ditambah dengan beberapa gorong-gorong baru.
Apakah sebuah gorong-gorong dan apakah fungsinya? Sebuah gorong-gorong
adalah sebuah bangunan air yang dibangun melintas di bawah tubuh sebuah jalan
dan tegak lurus pada sumbu jalan. Dalam perencanaan sebuah jalan untuk
lalulintas kendaraan, lokasi tubuh jalan tersebut biasanya pada sebidang tanah
yang mem iliki permukaan tanah dengan kemiringan tertentu atau sebuah lereng,
sehingga air hujan yang jatuh di atasnya akan mengalir ke permukaan tanah yang
lebih rendah. Dengan dibangunnya sebuah jalan di atas lereng itu, maka aliran air
hujan tersebut akan terhalang dan bila tidak disediakan gorong-gorong dalam
jumlah yang cukup limpasan akan terjadi. Gorong-gorong adalah sebuah saluran
di bawah tubuh jalan tersebut yang berfungsi untuk mengalirkan air hujan tadi
dari sisi yang satu ke sisi yang lain dari jalan tersebut (Gambar 1).
Gambar 1. Gorong-gorong di Karawaci
Gorong-gorong sebagai Pemecahan Masalah Banjir (Solaiman)
53
7/26/2019 Gorong-gorong sebagai Pemecahan Masalah Banjir
3/10
Sebuah gorong-gorong digunakan untuk menyalurkan air dari daerah aliran lokal
gorong-gorong itu sendiri. Gorong-gorong ini umumnya dibuat dari bahan beton
bertulang, karena hams menahan beban di atasnya, yaitu tubuh jalan dan beban
lalu lintas kendaraan yang lewat di atasnya. Penampang melintang dari struktur
gorong-gorong ini hanya dua tipe saja, yaitu penampang segi empat dan
lingkaran. Tubuh jalan biasanya dibuat dari tanah timbunan yang dipadatkan dan
pada permukaannya dihampar lapisan permukaan jalan yang dibuat dari beton
yang kemudian diselimuti dengan lapisan aspal hotmix. Ukuran lebar dan tinggi
tubuh jalan ini tergantung dari kelas jalan tersebut. Ukuran gorong-gorong
tergantung terutama dari besarnya curah hujan per satuan waktu dan luas daerah
yang menampung curahan air hujan itu, agar kapasitas gorong-gorong itu cukup
besar untuk mengevakuasi aliran air hujan dari sisi satu ke sisi lainnya. Dengan
adanya gorong-gorong ini aliran air yang terjadi akibat curahan hujan lokal di
daerah itu berlangsung normal, artinya sama seperti sebelum dibangunnya jalan
itu. Untuk menjaga keamanan jalan terhadap banjir atau limpasan air hujan, perlu
dibangun gorong-gorong dalam jumlah yang cukup sepanjang jalan itu dan
masing masing gorong-gorong itu dengan kapasitas yang cukup pula.
Dalam tulisan ini akan dijelaskan salah satu teori perhitungan desain sebua'i
gorong-gorong dan tipe aliran diperlihatkan juga dengan beberapa percobaan
model di Laboratorium Hidrolika Universitas Pelita Harapan.
CONTOH PERHITUNGAN GORONG-GORONG
Dalam ilmu Hidrolika, tipe aliran air yang terjadi dalam sebuah gorong-gorong
bisa terdiri dari tiga tipe yang dikenal dengan istilah: pertama, aliran saluran
terbuka open channel flow), kedua, aliran melalui lubang {flow through an
orifice),
dan ketiga aliran dalam pipa {pipe flow). Masing masing aliran ini bisa
terjadi sepanjang tahun silih berganti, tergantung dari keadaan cuaca atau curah
hujan setempat.
Misalnya, direncanakan sebuah gorong-gorong yang penampangnya berbentuk
lingkaran berdiameter 1.35 m direncanakan untuk meng alirkan debit atau Q
sebesar 13.88 m
3
/detik. Besaran debit ini dari hasil perhitungan curah hujan yang
jatuh di atas sebidang tanah yang luasnya 1 km
2
atau 1000000 m
2
. Luas daerah
curahan hujan ini dapat diukur dengan planimeter pada sebuah peta topografi
berkontur dengan skala tertentu. Dimisalkan curah hujan yang jatuh di atas daerah
tersebut sebesar 50 mm/jam yang diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofisika
(BMG ). Maka volume air hujan yang jatuh dalam waktu satu jam adalah 50000
nr dan bila air ini mengalir akan menjadi sebuah aliran sebesar 5000 m
3
dibagi
dengan satu jam atau 3600 detik yang sama dengan 13.88 m
3
/detik.
Diameter, D = 1,35 m; panjang,
1
= 30 m; kemir gan dasar, S =
0.01;
kondisi
hulu tepi lubang tajam, koefisien kehilangan energi K=0,5; kondisi hilir aliran,
bebas; koefisien kekasaran Manning n = 0,0125.
Dari perhitungan ini akan terlihat hubungan antara debit dan muka air hulu diatas
ambang masuk gorong-gorong untuk ketiga tipe aliran: saluran terbuka dan aliran
54 Jurnal Teknik Sipil, Vol. 1, No. 1, Januari 2004:52-61
7/26/2019 Gorong-gorong sebagai Pemecahan Masalah Banjir
4/10
melalui lubang, sedangkan untuk aliran pipa dihitung berapa beda muka air hulu
dan hilir gorong-gorong untuk dapat mengalirkan debit tertentu. Jadi, hubungan
antara debit, muka air hulu, dan hilir.
Tipe Aliran Saluran Terbuka
Muka air hulu akan diambil mulai setinggi 20 cm di atas ambang dan terus
bertambah naik sampai 1.2D. Batas tertinggi muka air hulu untuk aliran saluran
terbuka yang masuk gorong-gorong adalah 1.2D. Lebih dari itu bukan tipe aliran
saluran terbuka lagi.
Karena di hilir diasumsikan terjadi aliran bebas maka tidak akan mempengaruhi
tipe aliran dalam gorong-gorong, sehingga penampang kontrol terjadi di ambang
masuk gorong-gorong. Itu berarti pada ambang terjadi aliran kritis. Dengan
kedalaman kritis d
c
=2/3H dan kecepatan kritis v
c
=V(gd
c
), maka debit bisa dihitung
dengan rumus:
Q=by
c
Viy7 (1)
Namun karena rumus Q tersebut di atas untuk penampang segi empat dengan
lebar b, maka perlu dicari sebuah penampang segi empat yang hipotetis ekivalen
dengan penampang lingkaran yang sebenarnya. Untuk menghitungnya, dilakukan
pendekatan dengan m enentukan bahwa penampang segi empat itu harus m emiliki
luas basah dan jari-jari hidrolis yang sama pada keadaan aliran pipa penuh. Hal ini
terpaksa dilakukan karena belum ada buku yang dapat dijadikan referensi dan
yang menjelaskan tentang konversi dari penampang segi empat ke penampang
lingkaran untuk menghitung debit aliran kritis yang terjadi di atas sebuah ambang
saluran penampang segi empat. Jadi, untuk hal ini perlu diadakan penelitian
secara kuantitatif lebih lanjut.
Penampang segi empat hipotetis ekivalen:
b=0 .85 m Luas lingkaran = Luas segi emp at = 1.428 m
2
D=l 35m Jari-jari hidrolis, R = 0,3375 m
b=0.85m
1.68m
Dengan persamaan tahanan geser Manning, kemiringan dasar kritis dapat dihitung
dan dibandingkan dengan kemiringan dasar yang direncanakan, bila ternyata
kemiringan dasar itu lebih kecil dari kemiringan kritis, maka disebut kemiringan
dasar gorong-gorong itu landai mild), maka debit dan kedalaman air yang
mengalir harus dihitung dengan dua persamaan yaitu persamaan energi dari
Bernoulli dan persamaan tahanan geser Manning.
Gorong-gorong sebagai Pemecahan Masalah Banjir (Solaiman)
55
7/26/2019 Gorong-gorong sebagai Pemecahan Masalah Banjir
5/10
Untuk contoh ini, H=0.2 m, d
c
= 0.13333 m dan v
c
=V(gd
c
)=1.14 m/detik dan b =
0.85 m. Selanjutnya dengan persamaan Manning, dihitung kemiringan dasar kritis
= 0.0043, sedangkan kemiringan dasar yang direncanakan = 0.01.Jadi, lebih besar
dari kemiringan kritis. Ini berarti kemiringan dasar gorong-gorong curam dan
dapat dipastikan bahwa terdapat penampang kontrol pada ambang masuk. Karena
di ujung hilir gorong-gorong terdapat aliran bebas, gorong-gorong seperti ini
umumnya berlokasi di sebuah lereng yang cukup terjal.
Q
=
by
c>
/gy7 dengan b = 0.85 m
Hasil perhitungan di bawah ini hanya untuk satu lubang gorong-gorong.
Tabel 1. Hasil perhitungan untuk satu lubang gorong-gorong tipe aliran saluran terbuka
Muka air di hulu, H
(m)
0.2
0.6
0.8
1.0
1.4
1.62
y
c
(m)
0.133
0.400
0.533
0.548
0.933
1.080
Besar aliran, Q (m /detik)
0.129
0.674
1.038
1.461
2.399
2.9X8
Model dalam Laboratorium
Contoh perhitungan ini disimulasikan dalam model di laboratorium Hidrolika
Universitas Pelita Harapan, dengan menggunakan model saluran terbuka dengan
panjang 5 meter, lebar 7.5 cm, dan tinggi 17.5 cm dan terbuat dari acrilic
sehingga tembus pandang (Gambar 2 dan 3).
Skala model diambil 1 : 30. Model gorong-gorong terbuat dari bahan yang sama
dan berupa sebuah silinder dengan diameter 4.5 cm (=1.35 m) dan panjang 1
meter (=30m). Kemiringan dasarnya diatur sehingga sesuai dengan yang
digunakan dalam contoh perhitungan yaitu 0.01 (1%) dengan meninggikan ujung
hulu dari model setinggi 1 cm (=30 cm dalam keadaan sebenarnya). Muka air di
hulu diatur maksimum 1.2D (=1.62 m) sampai menutup lubang masuk ke gorong-
gorong sebanyak 0.2D(=0.27 m) dan dalam model sekitar 9 mm di atas tepi
lubang gorong-gorong.
Perlu diketahui bahwa dalam perencanaan sebuah gorong-gorong tinggi minimal
yang harus diambil adalah 0.75 meter dengan tujuan agar orang bisa masuk ke
dalamnya untuk memeriksa keadaannya selama pemeliharaan dan
memperbaikinya bila ada kerusakan.
56 Jurnal Teknik Sipil, Vol. 1, No. 1, Januari 2004:52-61
7/26/2019 Gorong-gorong sebagai Pemecahan Masalah Banjir
6/10
Gambar 2. Pipaacrilicberdiameter 4.5 tin dipakai sebagai mudel gorong-gorong
berdiameler 1.35 m
Gamb ar 3. Tipe dan karakter aiiran dalam gorong-gorong seba gai tipe aliran saluran
terbuka open channel flow)
Selanjutnya akan dihitung besar aliran dalam gorong-gorong dengan tipe
aliran
melalui lubang (Gambar 4). Dengan muka air di hulu lebih dari 1.2D, maka
lubang masuk gorong-gorong bersifat seperti lubang. Rumus aliran melalui
lubang:
Q =C x ^ x J 2 g
H -
V
m
3
^
detik
2)
Nilai Cd diambil sama dengan 0.62. Ini asumsi yang didasarkan atas keadaan di
tempat masuk di mana tepi ujung gorong-gorong berbentuk segi empat yang
Gorong-gorong sebagai Pemecahan Masalah Banjir (Solaiman)
57
7/26/2019 Gorong-gorong sebagai Pemecahan Masalah Banjir
7/10
tajam, karena mengakibatkan kontraksi yang besar. Kalau dibuat agak streamline
dan tentu tergantung kemulusan permukaannya juga dan jari-jari lengkung
streamline
yang cukup besar, maka koefisien ini bisa lebih besar, mungkin sekitar
0.8.
Perhitungan ini dimulai dari H=1.2, D =1,62 m dan muka air di hilir dalamnya =
D.
Perhitungan di bawah ini untuk satu lubang gorong-gorong.
Tabel 2. Hasil perhitungan untuk satu lubang gorong-gorong tipe aliran melalui lubang
Muka air di hulu, H (m)
1.62
2.00
2.50
1.00
3.50
4.50
Besar aliran, Q (m
3
/detik)
3.820
4.524
5 309
5 992
6.605
7.686
Gambar 4. Tipe dan karakteristik aliran melalui lubang{orifice flow)
Sekarang akan dibahas keadaan ketiga di mana terjadi tipe
aliran dalam pipa
{p p flow) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5. Keadaan ini yang sebetulnya
sering terjadi di dataran rendah seperti Jakarta, karena sering terlihat bahwa kedua
ujung gorong-gorong di kedua tepi jalan berada di bawah muka air. Jadi untuk
desain gorong-gorong baru , yang perlu dibangun sekarang pada jalan tol Jakarta-
Merak Km. 5, adalah gorong-gorong dengan tipe aliran dalam pipa. Dalam aliran
tipe ini, kemiringan dasar gorong-gorong sudah tidak berpengaruh lagi terhadap
kecepatan aliran, melainkan hanya perbedaan muka air hulu-hilir saja yang
mempengaruhi kecepatan dan besar alirannya.
58 Jurnal Teknik Sipil, Vol. 1, No. 1, Januari 2004:52-61
7/26/2019 Gorong-gorong sebagai Pemecahan Masalah Banjir
8/10
Gam bar 5. Tipe aliran dalam pipa pipe flow)
Rumus yang dipakai adalah:
H = H
m
+ H
g
+ H
k
= beda muka air (3)
di mana:
v
2
H
m
- H
m
asuk - 0.5
m
2g
2
V
Hk = Hkeluar = T~
m
2g
fl v
2
Hg = Hgeseran =
x
rn, dengan asumsi f = 0.02
D 2g
Biasanya, jika pipa panjangnya sebagai patokan saja, lebih dari seribu kali
diameternya, maka kehilangan energi akibat masuk dan keluar pipa sangat kecil
dibandingkan dengan kehilangan energi akibat geseran sehingga diabaikan. Dalam
contoh desain ini panjangnya hanya 30 meter sehingga persentasenya masih
cukup besar terhadap kehilangan energi total sehingga tetap dimasukkan dalam
perhitungan agar tidak menimbulkan kesalahan perhitungan kehilangan energi
yang sebenarnya terjadi.
Hasil perhitungan di bawah ini untuk satu lubang gorong-gorong (Tabel 3 dan
Gambar 6).
Gorong-gorong sebagai Pemecahan Masalah Banjir (Solaiman)
59
7/26/2019 Gorong-gorong sebagai Pemecahan Masalah Banjir
9/10
Tabel 3. Hasil perhitungan untuk satu lubang gorong-gorong tipe aliran dalam pipa
Besar aliran, Q (nrVdetik)
3.0
3.5
4.5
5.5
6.5
7.0
v (m /detik)
2.10
2.45
3.14
3.84
4.54
4.89
Beda muka air(m)
0.436
0.593
0.980
1.464
2.045
2.372
Debit aliran, (m/det)
Gambar 6. Hubungan antara muka air dan Q
Jadi, untuk dapat mengevakuasi debit sebesar 13.88 nrVdetik, diperlukan dua
lubang dengan diameter 1.35 m dan perbedaan muka air 2.372 m seperti terlihat
pada Tabel 3 dan Gambar 6 di atas. Seterusnya bila ditambah satu lubang lagi
menjadi 3 lubang, berarti ditambah 1.5 kali untuk mengevakuasi debit total
sebesar 13.88 m/detik, maka perbedaan muka air yang diperlukan hanya (1/1.5)
x 2.375 m. Bila ditambah dua lubang menjadi 4 lubang, berarti ditambah 2 kali,
maka perbedaan muka air yang diperlukan hanya (1/2)
2
x 2,372 m (lihat Tabel 3).
KESIMPULAN
1. Limpasan air di atas jalan tol dalam m usim hujan tahun-tahun yang akan
datang dapat dihindarkan dengan membuat gorong-gorong tambahan
dalam jumlah yang cukup.
2.
Bila beda muka air terlalu besar di kedua ujung gorong-gorong untuk
mengalirkan debit rencana, maka dipakai n kali jumlah lubang gorong-
gorong yang ada sehingga beda muka air yang diperlukan menjadi lebih
kecil (1/n) x beda muka air semula. Misalnya, digunakan satu gorong-
gorong berdiameter 1.35 m dengan beda tinggi muka air 2.372 m untuk
mengalirkan debit sebesar 13.88 nrVdetik diperlukan dua buah gorong-
60 Jurnal Teknik Sipil, Vol. 1, No. 1, Januari 2004 :52-61
7/26/2019 Gorong-gorong sebagai Pemecahan Masalah Banjir
10/10
gorong dengan kapasitas masing masing sebesar 7 m/detik. Bila beda
muka air sebesar itu tidak mem ungkinkan dengan keadaan profil jalan
yang ada sekarang ini, jum lah gorong-gorong dijadikan em pat buah, yang
masing masing mengalirkan 3.50 mVdetik. Dapat dihitung bahwa beda
muka air yang diperlukan untuk mendorong debit sebesar itu adalah 0.593
m saja seperti diperlihatkan pada Gambar 6.
3.
Jadi, muka air di hilir yang pernah terjadi dan yang akan mungkin terjadi
setelah ada perkembangan pembangunan dengan penimbunan tanahnya
yang lebih tinggi dari sekarang di hilir gorong-gorong perlu diantisipasi
dengan cermat. Juga data tinggi muka air terbesar yang baru lalu perlu
juga . Hal ini sangat penting karena bila muka air di hilir bisa dikendalikan
serendah mungkin, maka muka jalan juga bisa direncanakan cukup rendah
sehingga akan menekan biaya konstruksi jalan, yang berarti lebih
ekonom is dan jalan aman terhadap limpasan air .
SARAN
1. Permukaan jalan jangan ditinggikan karena akan menambah besar
kedalaman air genangan di sebelah selatan jalan tol dan juga menambah
luas daerah genangan dan memperbesar waktu genangan.
2. Untuk mengevakuasi air genangan ke sebelah utara jalan tol perlu dibuat
gorong-gorong tambahan dan saluran sejajar jalan sebagai collector drain.
Desain perlu dibuat dan dikonfirmasi dengan model tes.
3. Desain kapasitas gorong-gorong hams memperhitungkan kemungkinan
tata guna lahan di kedua sisi jalan di kemudian hari secermat mungkin
karena hal ini akan mempengaruhi kedalaman air genangan di kedua sisi
jalan tersebut, dibandingkan dengan sebelumnya, untuk curah hujan
tertentu.
4. Pola hujan tahun ini perlu dibandingkan dengan pola hujan tahun-tahu n
yang lalu.
5. Mod el matematik hubungan antara curah hujan dan limpasan air hujan
rainfall-runoff numerical models) perlu dibuat untuk mengetahui dengan
lebih teliti jumlah dan jenis bangunan air dan Iain-lain yang diperlukan
untuk mengantisipasi banjir yang akan datang.
R EF ER ENS I
Brater dan King. (1976). Handbook of Hydraulics, McGraw-H ill.
Chow, V.T. (1976). Open Channel Hydraulics, McGraw -Hill.
Giles,R. (1976 ). Fluid M echanics, McGraw-Hill.
Khurmi R. S. (2000). A Textbook of Hydraulics, Fluid Mechanics and Hydraulic Machine, S.
Chand & Company Ltd., Ramn Nagar, New Delhi.
Nalluri, C. dan Featherstone, R.E. (2001). Civil Engineering Hydraulics, Blackwell Science.
Nortier l.W. dan van der Velde, H. (1961). Hydraulika voor Waterbouwkundigen, H. Stam N .V.
Weber, N .B. (1976 ). Fluid Mechanics for Engineers, Chapman &Hall.
Gorong-gorong sebagai Pemecahan Masalah Banjir (Solaiman)
61