32
Golden Child April-Mei 2010 news 1 FREE Issue no. 1-2010 Jika Si Kecil Harus BERKACAMATA Remote Parenting Deteksi Dini Masa Depan Anak, Bisakah Dilakukan?? kieron williason picasso cilik yang Dermawan

Golden Child Issue 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Golden Child Magazine

Citation preview

Page 1: Golden Child Issue 1

Golden ChildApril-Mei 2010

news

1

F R E EIssue no. 1-2010

Jika Si Kecil Harus BERKACAMATARemote ParentingDeteksi Dini Masa Depan Anak,Bisakah Dilakukan??

kieron williasonpicasso cilik

yang

Dermawan

Page 2: Golden Child Issue 1

Golden ChildApril-Mei 20102

Page 3: Golden Child Issue 1

Golden ChildApril-Mei 2010 3

Page 4: Golden Child Issue 1

Golden Childissue no. 1-2010

welcome

4

gc news 05 gc picture 06gc kidshealth 07Jika Si kecil Harus BEKACAMATA gc behavior 09Mempersiapkan Si Kecil Masuk Playgroupgc see the gold 12 Deteksi Dini Masa Depan Anakgc kids 14gc solution kid 18Duh, Si Kecil Masih Suka Ngompolgc solution mom 20Ibuku Yang Hangatgc ask the ekspert 22gc event 23Operet Dunia Leongc achievement 27 Picasso Cilik yang Dermawan

Editoral in chief: Danny Atmajaya, Editoral Team: Astrid Natalia, Lovelina Salshabila, Graphic Designer: Rizkqyan Kurnia, Boge Kalasan, Editorial Secretary: Nuraini, Nurlaila, Santi Ariani, Event & Promotion: Diana Hertanty.

Publisher: PT Halohalo Infomedia, The Landmark Centre, Tower A 8th Floor, Jl. Jend. Sudirman, Kav 1 Jakarta 1290, Telp. (021) 5209770, e-mail: [email protected]

contents

pengantar redaksi

COVER STORY Model : ROONEY PORSCH BOHN

Pemenang BIOFACTOR SUPERKIDS

Kategori BRAIN Biofactor Usia : 2 tahunAlamat : Jl. Tebet Timur Dalam X F No.8 Rt.002/008 Tebet Jakarta Selatan

Dear Mam and Pap…!Senangnya bisa menyapa Anda kembali melalui majalah Golden Child ini. Ini merupakan edisi pertama yang terbit pada tahun 2010. Pada edisi kali ini, kami akan mengangkat beberapa tema yang menarik, antara lain; mempersiapkan si kecil masuk playgroup, deteksi masa depan anak, mengatasi ngompol pada si kecil hingga kisah sukses pelukis cilik Kieron Williamson dari Inggris.Harapan kami artikel-artikel yang kami sajikan di majalah Golden Child tidak hanya menghibur tapi juga memberikan informasi yang bermanfaat. dan tentunya kami selalau berharap semoga Anda

F R E EIssue no. 1-2010

Page 5: Golden Child Issue 1

5Golden Childissue no. 1-2010

news

Banyak alasan yang membuat sebuah keluarga membuat keputusan untuk pindah rumah. Mulai dari rumah kontrakan ke rumah sendiri, pindah ke rumah yang lebih besar atau karena alasan yang berhubungan orang tua misalnya ketika harus pindah bekerja, perceraian orang tua atau karena alasan ingin dekat dengan nenek/kakeknya.

Tapi tahukah orang tua bahwa pindah rumah sedikit banyak juga membuat anak menjadi tidak nya-man dan stres? Mulai dari kehilangan teman seper-mainan, sekolah baru, keharusan beradaptasi atau sgunung pertanyaan lain. Di sini tampaknya peran orang tua dalam menjelaskan dan membesarkan hati anak sangat diperlukan.

Sebaiknya orang tua menceritakan dengan gam-blang tentang keperluan untuk pindah rumah tersebut kepada anak serta dijelaskan bahwa ada banyak harapan bagus saat pindah ke rumah baru nantinya. Jelaskan pula kondisi rumah baru nantinya bahwa anak akan memperoleh teman baru yang tak kalah baiknya dan tak kalah banyaknya dengan teman sekarang. Terangkan pulan bahwa dengan teman-teman sekarang anak masih bisa berhubun-gan, misalnya dengan telpon, surat atau email.

Bila memungkinkan, ajak anak untuk dapat meli-hat calon rumah barunya jauh hari sebelum saat pindah agar anak dapat lebih memahami alasan kedua orang tuanya serta mengurangi kekhawatiran anak akan lingkungan barunya.

Pada dasarnya makin kecil usia anak, maka ting-kat stres yang dialami akan cenderung makin kecil jika harus berpindah rumah dan lingkungan baru. Makin kecil anak makin mudah ia untuk bersosial-isasi dan beradaptasi dengan lingkungan barunya. Ada baiknya orang tua mendampingi anak selama beberapa waktu untuk membantunya menemukan teman dan lingkungan barunya serta berhubungan dengan orang-orang yang baru. (Nazz)

Anak-anak yang telah mengalami pelecehan meskipun hanya psikologis akan cenderung sering mengalami

sakit perut dan mual atau muntah daripada anak-anak yang tidak pernah mengalaminya, demikian sebuah studi yang dilakukan peneliti University of North Carolina menyimpulkan.

Penelitian ini dipublikasikan pada Annals of Family Medicine edisi Maret/April 2010. Dalam penelitiannya van Tilburg dan asistennya menganalisa serangkaian data yang merupakan bagian dari Longitudinal Studies of Child Abuse and Neglect (LONGSCAN). Analisa tersebut dilakukan terhadap data 845 anak usia 4 sampai 12 tahun. Setiap dua tahun mereka mengumpulkan informasi tentang gejala gastrointestinal (gangguan fungsi perut) dari orang tua mereka dan semua tuduhan mengenai pelecehan dan tekanan psikologis anak dari lembaga-lembaga perlindungan anak.

Hasil penelitian tersebut cukup mengejutkan bahwa tak kurang dari 91 persen kasus anak yang mengalami pelecehan mengalami gangguan perut. Selain itu pada anak-anak yang mengatakan mereka ingat pernah mengalami pelecehan secara fisik, psikologis atau seksual, terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara pelecehan dan baik sakit perut dan mual/muntah.

Pada kesimpulannya van Tilburg menyebutkan juga bahwa seharusnya faktor-faktor lain, seperti perubahan permanen dalam sistem saraf karena cedera yang berhubungan dengan kekerasan fisik, harus memainkan peran juga. (Nazz)

Pelecehan Sumber Penyakit Pada Anak

Pindah Rumah, Gampangkan Buat Si Kecil

Page 6: Golden Child Issue 1

picture

Atalla Arya Satya-TKKB Al-Kautsar Bintaro

Revaya Putra Setiawan

Nafeeza L Fitri- TK Al azhar

Syifa Budi Jati Bening

Kallista Japen

TK.Penabur

Hanif Alghifari Pohan-TK Bunga Puspita Villa Japos

chezze

nyam

smiLe

Aurellia Emmeline

6 Golden Childissue no. 1-2010

Page 7: Golden Child Issue 1

Golden Childissue no. 1-2010

kids health

7

Orang bilang mata adalah merupakan jendela dunia. Melalui mata, kita bisa merasakan indahnya warna warni alam dan membaca berbagai informasi. Namun apa jadinya jika mata buah hati kita justru bermasalah. Menyedihkan? Sebaiknya tak perlu risau

bila si kecil harus memakai kacamata. Sebab, saat ini sudah banyak kacamata yang khusus dibuat untuk anak-anak. Alat bantu ini akan membantunya tetap bisa beraktivitas. Jadi, mengapa tidak memilihkan saja kacamata yang tepat untuknya. Rasanya sekarang ini juga sering melihat anak usia balita sudah memakai kacamata. Dalam artikel dari glasses4kids, anak yang matanya juling sejak usia empat bulan sudah di operasi . Pada anak-anak yang punya masalah sejak bayi biasanya harus tetap memakai kacamatanya selama berkegiatan sepanjang hari.Ada juga anak-anak lain dengan masalah penglihatan ekstrim-dekat sejak usia dini. Jadi sejak usia 2-4 tahun, anak-anak ini dapat ditandai dari caranya menonton TV dari jarak yang amat dekat sebagaimana melihat obyek begitu dekat dengan wajahnya. Gangguan penglihatan jarak dekat juga bisa terjadi sebelum anak berusia 5-7 tahun, kadangkala malah lebih tua lagi. Umumnya semakin dini gangguan penglihatan jarak dekat , maka akan semakin ekstrim pula penglihatan jarak dekatnya. Biasanya ketidakmampuan melihat jarak dekat akan meningkat seiring dengan pertambahan usia si anak. Perubahan terbesar biasanya terjadi pada usia 6-12 tahun, namun ada yang berlanjut penglihatannya memasuki usia remaja.

Jika Si Kecil Harus BERKACAMATA

Page 8: Golden Child Issue 1

Golden Childissue no. 1-20108

Bagaimana Cara Mengukur Gangguan Mata??

Apa Yang Harus Dilakukan Orang Tua??

1sebagian orangtua Anda harus melakukan pemeriksaan mata yang lengkap untuk buah hati

Anda.Anak-anak memerlukan pemeriksaan sejak usia dua bulan jika kedua orangtuanya memiliki riwayat masalah penglihatan. Jika Anda termasuk keluarga dengan riwayat menderita amblyopia atau masalah otot mata, akan lebih baik untuk memeriksakan kesehatan mata anak antara usia 6-12 tahun. Dua sampai empat tahun pertama kehidupannya, merupaan tahun-tahun yang paing penting dalam perkembangan penglihatan anak. Sehingga menjadi investasi utama bagi Anda untuk memeriksakan kesehatan matanya sebelum menjadi lebih buruk lagi.

2 jika anak laki-laki atau perempuan memakai kacamata sejak usia dini, maka Anda juga harus

lebih banyak memperhatikan mereka. Sebagian besar anak-anak yang mengenakan kacamata sejak usia dini belum paham kegunaan kacamata yang mereka kenakan. Seringkali mereka tidak tahu bagaimana memperlakukan kacamatanya. Akibatnya kacamata jatuh, terinjak, terduduki di sofa.

Jika Anda tidak mewajibkan mereka untuk memakai kacamatanya terus, mereka tidak paham pentingnya peran kacamata untuk penglihatan mereka. Karena itu beri mereka pemahaman pentingnya mata dan apa fungsi kacamata untuk mereka. -Dengan demikian mereka akan lebih berhati-hati saat mengenakannya.

Selain mengajarkan anak untuk memahami pentingnya mata dan kacamata, contohkan juga kepada mereka bagaimana merawat dan membersihkannya. Selain itu karena anak masih dalam taraf tumbuhkembang, tak jarang ukuran minus atau plus pada mata anaknya juga cepat berubah. Jadi sebagai orangtua, Anda juga jangan lengah memperhatikan kemungkinan perubahan pada mata buah hati tercinta. Agar anak-anak betah memakai kacamatanya, jangan sungkan memilihkan kacamata yang cocok dan model yang sesuai dengan selera mereka. Pilihkan juga dari bahan yang tidak mudah pecah atau tergores sehingga tidak juga membuat anak merasa terganggu aktivitasnya.Jika anak-anak suka bermain, tak ada salahnya memilih kacamata dengan diberi tali sehingga tidak mudah terlepas. (ysm)

a. Untuk anak yang masih sangat kecil dan belum bisa bicara, maka dokter akan memperlihatkan gambar benda dengan warna mencolok. Lalu digerakkan ke berbagai arah. Dokter akan men-observasi apakah mata si anak mengikuti gerakan gambar atau tidak. Jika tidak, pertanda terjadi gangguan pada penglihatan buah hati Anda.

b. Untuk balita, mula-mula anak akan diminta melihat kearah gambar benda yang sudah amat dikenali nya : binatang, bentuk rumah, angka, atau huruf. Setelah itu, gambar tadi akan diperkecil lalu dikecilkan lagi sampai batas maksimal anak mampu melihatnya dengan jelas. Dengan demikian dokter akan tahu separah apa gangguan penglihatan yang dialami anak.

c. Cara lain yaitu melalui preferential looking test , caranya dengan menggunakan benda berbentuk silinder bergaris hitam yang diletakkan dalam posisi tegak dan dalam jarak tertentu. Lalu, secara bergantian benda ini diperlihatkan ke anak. Setiap kali diperlihatkan, jarak antar dua garis hitam diperkecil atau dipersempit. Kalau tak menghadapi masalah penglihatan, anak tetap mampu melihat adanya dua garis yang jaraknya makin berdekatan itu. Tapi kalau dia menderita gangguan penglihatan, maka semua garis tampaknya “blur” dan menjadi satu.

d. Ada lagi alat lain untuk melihat mata minus atau plus yang pemeriksaannya lebih obyektif. Yaitu dilakukan dengan autorefractometer (pemeriksaan yang dilakukan dengan alat komputer) .

Page 9: Golden Child Issue 1

Golden Childissue no. 1-2010

behavior

9

Page 10: Golden Child Issue 1

Golden Childissue no. 1-201010

Saat ini menunggu hingga usia sekolah dasar (7 tahun) untuk memulai memberikan pendidikan bagi anak bukanlah hal yang

tepat. Bahkan memulainya di usia 4 tahun pun sebenarnya sudah terlambat. Menurut hasil penelitian di bidang neurologi (Osborne, White dan Bloom) pada usia 4 tahun pertama separuh (50%) kapasitas kecerdasan manusia sudah terbentuk. Jika pada usia tersebut anak tidak mendapatkan rangsangan yang maksimal, maka potensi otaknya tidak akan berkembang secara optimal. Sampai usia 8 tahun 80% kapasitas kecerdasan manusia sudah terbentuk, artinya kapasitas kecerdasan anak hanya bertambah 30% setelah usia 4 tahun hingga 8 tahun. Selanjutnya kapasitas kecerdasan tersebut akan mencapai 100% pada usia sekitar 18 tahun.

Memasukkan balita ke playgroup merupakan salah satu pilihan yang banyak diambil oleh ayah bunda saat ini. Ada banyak hal positif yang

bisa didapat anak dengan mengikuti playgroup. Selain melatih sosialisasinya, melalui aktivitas yang ada di playgroup si kecil akan mendapatkan banyak stimulus yang bisa mengembangkan kemampuan otaknya lebih optimal.

Orangtua tentu perlu memilih playgroup dengan cermat. Playgroup berbeda dengan TK dan SD. Anak-anak di usia playgroup bukan untuk belajar membaca, menulis dan berhitung, melainkan untuk mendapatkan stimulus sebanyak-sebanyaknya untuk menyokong terbentuknya kemampuan calistung-nya. Cari tahu lebih dahulu playgroup yang anda minati, cek apakah pembelajaran yang dilaksanakan sudah sesuai dengan usia anak dimana pembelajaran lebih menekankan pada bermain. Cermati pula lingkungannya apakah cukup bersih dan sehat untuk tumbuh kembang anak-anak. Selain itu ayah bunda perlu juga melihat komposisi perbandingan guru dengan

Alita, 3 tahun menangis tersedu-sedu tidak mau berpisah dari mamanya. Shanti sang mama hanya bisa menghela napas melihat tingkah putri cantiknya. Hari ini sebenarnya sudah hari ketiga Alita masuk ke playgroup, tetapi masih saja harus diawali dengan rutinitas menangis seperti hari-hari sebelumnya. Padahal bila sudah bergabung dengan teman-temannya, Alita tampak senang dan terlihat antusias, begitu pula saat mendapat tugas-tugas kegiatan dari gurunya seolah-olah peristiwa menangis di pagi hari tadi tidak pernah terjadi.

Page 11: Golden Child Issue 1

Golden Childissue no. 1-2010 11

melatih si kecil agar siap memasuki playgroup• Ajak si kecil berkenalan dengan suasana sekolah, bisa dengan mengikuti baby gym atau mengunjungi playgroup.• Latih si kecil berpisah sejenak dengan orang tua, agar si kecil tidak kaget saat harus masuk playgroup tanpa ditemani orangtua.• Persiapkan kemandirian toilet training si kecil. Ajak si kecil untuk terbiasa menggunakan toilet.• Lakukanlah permainan yang dapat melatih kemampuan motorik kasar dan motorik halusnya.• Bermain mengelompokkan benda yang sama, main tebak-tebakkan, membilang 1-10 dan bermain dengan warna untuk melatih kecerdasan kognitifnya. • Latih pula kematangan emosinya, ajarkan anak mengekspresikan emosinya dengan wajar dan tidak merusak.

Tips

siswa, semakin kecil usia anak, semakin banyak jumlah guru yang dibutuhkan.Pemilihan playgroup yang tepat dan pengelolaan kelas yang pas anak-anak yang masuk playgroup akan memiliki kecerdasan dan kepercayaan diri yang kuat sebagai bekal di jenjang pendidikan selanjutnya.

Sebelum memasuki dunia playgroup ada beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua :

a. Kesehatan fisik dan perkembangan motorikAyah bunda perlu memperhatikan benar faktor kesehatan, pertumbuhan dan kemampuan fisik si kecil. Setidaknya si kecil sudah bisa berjalan dengan stabil dan memiliki keseimbangan tubuh yang baik. Selain itu si kecil juga sudah mulai mampu menggunakan otot-otot kecil/ motorik halus (ditandai dengan kemampuan si kecil dalam mengambil biji-bijian) dan juga memiliki kemampuan menggunakan otot-otot besar/ motorik kasar, seperti lari, loncat dan melempar.

b. Perkembangan sosial dan emosionalPerkembangan sosial merujuk pada kemampuan anak untuk berinteraksi secara sosial. Anak menunjukkan rasa senang bermain dengan teman, mampu beradaptasi dengan lingkungan sekolahnya, tidak menangis jika berpisah dengan orangtua dan telah memiliki kemampuan dasar toilet training. Perkembangan emosional merujuk pada kemampuan anak dalam mengekpresikan

rasa marah, sedih dan takutnya.

c. Perkembangan bahasaSi kecil memiliki kemampuan mendengarkan, berbicara dan memiliki perbendaharaan kata yang wajar di usianya (600-1000 kata). Mampu merangkai kata dengan 3-4 kata, mengerti dan melaksanakan perintah serta mampu mengajukan pertanyaan dengan kalimat bertanya. Mengenal, menirukan dan mengetahui suara-suara benda dan binatang di sekitarnya.

d. Perkembangan Kognitif Aspek ini meliputi kemampuan berpikir logis, kritis, memberi alasan, memecahkan masalah dan menemukan hubungan sebab akibat Secara sederhana. Diantaranya anak mampu untuk mengelompokkan benda yang sama, membedakan besar-kecil, panjang-pendek, menyebutkan bilangan dan mengelompokkan warna.

e. Perkembangan Moral Aspek ini merujuk pada kemampuan melakukan ibadah, mengenal Tuhan dan ciptaan-Nya serta mencintai sesama. Anak telah mampu mengikuti gerakan ibadah, menyebutkan “nama” Tuhan (sesuai agama masing-masing), menyayangi orangtua, teman dan orang disekelilingnya serta mampu mengucapkan kata-kata santun seperti maaf, tolong dan terima kasih. (zh)

Page 12: Golden Child Issue 1

Golden Childissue no. 1-201012

Lain halnya dengan Kiki (10 tahun) yang saat ini duduk dibangku kelas 1 SMP. Berbekal kemampuan, ketekunan

dan semangat sekolah yang tinggi, di usianya yang masih belia dia telah berhasil melompati beberapa kelas hingga saat ini menjadi siswa kelas 1 SMP, menjuarai beberapa even olimpiade sains dan seorang pianis muda berbakat. Rini (36 tahun) ibunya merasa bangga dengan prestasi yang telah diukir buah hatinya. Rini pun optimis masa depan gemilang yang akan diraih putrinya.

Bila boleh memilih tentu semua orangtua ingin seawal mungkin bisa berhasil mengantarkan putra-putrinya seperti halnya Rini. Semua orangtua ingin anaknya sukses. Sukses dalam bidang apapun, pendidikan, sosial, finansial dan juga kariernya saat sudah dewasa kelak. Semua orangtua punya harapan anak-anaknya untuk bisa lebih sukses dan lebih hebat dari keadaannya sekarang.

Melihat kondisi anak-anak kita saat ini, seringkali muncul pertanyaan di benak orangtua, bagaimana ya masa depannya? Jadi apa nantinya? Sukses atau tidakkah mereka? Bahkan bila ada lorong waktu untuk menembus ke masa

depan, tentu akan ditempuh orangtua untuk bisa mengetahui keadaan anak-anaknya di masa depan.

Bagai sebuah puzzle kita sedang menyusun masa depan anak. Bila anak kita belum menunjukkan tanda-tanda sukses di masa sekarang, orangtua perlu waspada tetapi tidak perlu terlalu khawatir. Belum tentu anak-anak yang sekarang gagal di sekolah juga akan gagal di masa depannya. Masih banyak kepingan-kepingan puzzle yang harus ditemukan orang tua untuk melengkapi masa depan anak.

Langkah pertama yang perlu dilakukan orangtua adalah membekali anak-anak dengan mental sukses. Mental sukses ini akan terbentuk dengan baik bila anak punya konsep diri yang baik. Konsep diri yang baik akan mengantarkannya pada kesuksesan sedangkan konsep diri yang buruk mengantarkan pada kegagalan.

Konsep diri adalah bagaimana anak-anak itu memandang dirinya. Menurut kesimpulan Dr. Maxwell Maltz, tindakan manusia erat kaitannya dengan bagaimana manusia itu mendefinisikan dirinya. Persepsi diri ini ada yang positif ada yang negatif. Ada yang mendukung atas munculnya success-factors dan ada yang mendukung

Sam (40 tahun) tidak tahu lagi bagaimana cara menangani Kevin (15 tahun) putra sulungnya. Kevin sudah dua kali tidak naik kelas, dari kelas 2 SMP ke kelas 3 SMP. Kini putranya dikeluarkan dari sekolah dan tidak mau sekolah lagi. Sam benar-benar merasa putus asa melihat Kevin yang sama sekali tidak punya motivasi bersekolah. Ia tidak tahu lagi apa yang harus dilakukannya untuk menangani Kevin. Sebagai seorang ayah wajar dia merasa khawatir dengan masa depan anaknya kelak.

Deteksi Dini Masa Depan Anak,Bisakah Dilakukan??

Page 13: Golden Child Issue 1

Golden Childissue no. 1-2010 13

munculnya failure-factors. Ada yang merusak dan ada yang membangun. Ada yang lemah dan ada yang kuat.

Konsep diri positif akan berpengaruh atas munculnya emosi positif, seperti kebahagian, kepuasaan, semangat dan lainnya. Sebaliknya, konsep diri negatif akan berpengaruh pada munculnya emosi negatif, misalnya kesedihan, tekanan, depresi, dan seterusnya. Emosi positif akan memunculkan harga-diri positif sedangkan emosi negatif kerap menjadi sumber harga diri negatif. Harga diri negatif inilah yang kerap menjadi biangnya kerusakan emosi.

Konsep diri positif akan menjadi sumber motif perjuangan yang kuat. Sebaliknya, konsep diri negatif kerap menjadi sumber munculnya motif yang lemah. Seorang anak yang punya cita-cita bagus, punya harga diri yang bagus, punya penyerapan yang bagus terhadap nilai-nilai, umumnya memiliki motif yang kuat untuk mengembangkan potensinya atau meraih prestasinya.

Perlu kita sadari bahwa proses terbentuknya konsep diri pada anak-anak itu agak berbeda dengan orang dewasa. Ini karena orang dewasa sudah melewati sekian proses kehidupan yang memungkinkannya untuk mengaktifkan kapasitas dalam membedakan sesuatu. Hal ini berbeda dengan anak-anak. Konsep diri pada anak-anak antara lain diperoleh dari pendapat / penilaian dari luar dirinya (orang tua dan lingkungan). Sebagian besar cara belajar anak-anak adalah dengan imitasi, mengkopi dan merefleksikan rangsangan atau stimuli dari luar (pengalaman indrawi).

Omongan dari luar berperan penting dalam proses pembentukan konsep diri, baik bagi orang dewasa dan lebih-lebih bagi anak-anak. Omongan orang lain berperan membentuk persepsi seseorang atas dirinya. Penilaian atau kritik orang lain berperan membentuk persepsi seseorang atas dirinya. Keadaan atau situasi berperan membentuk persepsi seseorang atas dirinya.

Langkah kedua kenali potensi yang dimiliki oleh anak. Orang tua perlu mengenali keunggulan anak-anaknya. Amati secara seksama bakat dan minat si kecil. Bakat dan minat anak dapat terlihat dari senangnya anak melakukan aktivitas tersebut dan aktivitas itu terasa mudah baginya.

Orangtua perlu melihat setiap sisi kecerdasan (multiple intelligences) yang dimiliki anak, jika anak kita tidak hebat pada pelajaran matematika di sekolahnya bukan berarti dia anak yang bodoh. Orang tua perlu melihat lebih jeli setiap sisi kecerdasan anak. Jika dia tidak cerdas dalam satu sisi, bisa jadi anak memiliki kecerdasan di sisi lainnya.

Langkah ketiga berikan stimulus yang tepat untuk mengembangkan potensi anak-anak. Berikan anak-anak fasilitas yang bisa meningkatkan kualitas dirinya.

Jika si kecil suka masak berikan kesempatan untuk bisa mengasah kemampuannya itu, misal dengan mengikuti klub koki cilik atau dengan praktek membuat makanan di rumah.

Sebuah penelitian yang dilakukan suzuki menunjukkan sebuah paradigma baru. Ia mengumpulkan orang-orang yang tidak punya pengalaman bermain musik sama sekali. Orang-orang tersebut dilatih dengan sistem belajar yang menyenangkan. Hasilnya ternyata orang-orang yang merasa tidak berbakat pun bisa bermain musik dengan baik. Bila anak-anak kita punya bakat dan dilatih dengan cara yang tepat tentu akan mempunyai hasil yang lebih hebat.

Masa depan anak-anak kita masih jauh di depan. Menghakiminya sebagai orang yang gagal dan tidak punya masa depan bukanlah hal yang bijak. Masih ada proses panjang terbentang yang bisa kita lakukan untuk mendorong dan membekalinya agar memiliki masa depan yang gemilang. (zh)

• Kenali dan temukan kelebihan si kecil, kembangkan dengan cara yang tepat.• Selalu berikan motivasi dan dorongan positif pada anak-anak.• Perbanyak pujian daripada celaan agar anak-anak punya konsep positif tentang dirinya.• Pilih sekolah atau tempat kursus yang sesuai dengan dunia anak-anak, mampu mengembangkan mereka tanpa membuat tertekan.• Orang tua perlu bersabar dalam proses anak-anak menuju suksesnya, karena bisa jadi jalannya tidaklah mudah dan berliku.

Tips Agar Anak Sukses di MASA DEPAN

Page 14: Golden Child Issue 1

ask the expertQ

Q

Q

A

A

ASejak kecil anak harus dibiasakan makan di meja makan dan di kursinya khusus bersama keluarga. Jadi semua ini kembali ke aturan awal bagaimana menerapkan disiplin pada si kecil sejak usia

dini. Karena itu untuk mengubahnya juga jangan terlalu drastic, harus secara bertahap. Pisahkan ruang makan dari ruang TV, jadi sekeluarga bisa berkumpul makan bersama. Soal menonton TV yang terlalu berlebihan memang tidak sehat, terutama untuk matanya. Selain itu akan mengurangi waktu tidurnya. Jadi jangan sungkan untuk mematikan TV dan lampu di ruangan TV sehingga anak lama kelamaan tahu jam tidurnya.

Anak saya usia 3 ½ tahun keranjingan sekali nonton TV. Jika TV dimatikan dia marah dan ngamuk berguling guling. Acara makan selalu harus smbil menonton TV. Bagaimana mengatasinya?

Disiplin dan tanggungjawab memang penting untuk diterapkan pada anak kita. Dengan memberi arahan sejak usia dini, anak akan mengerti. Yang penting Anda tidak memaksakan kepada anak. Berikan tugas sesuai dengan kemampuan si kecil. Misalnya, suruh dia menaruh sepatu pada tempatnya Atau minta dia membereskan kembali mainan ke dalam tempatnya. Jangan

lupa beri pelukan atau pujian dan ucapkan terimakasih tiap kali dia melakukan tugasnya dengan baik. Sejak usia 18 bulan, anak sudah bisa dilatih bertanggungjawab. Memintanya menaruh gelas di mejanya, menaruh baju kotor di keranjang dll. Seiring dengan usia, Anda bisa mengajaknya menyiram tanaman atau menaruh belanjaan di kulkas. Meski belum sempurna betul apa yang dia kerjakan, tetaplah memujinya. Jangan bosan, lakukan perintah ini berulang-ulang setiap hari. Lama kelamaan dia akan mengerti itulah bagian dari tanggungjawabnya

Bagaimana mengajarkan tanggungjawab kepada anak dan tepatnya pada usia berapa?

Anak laki-laki saya tiga bulan lagi umurnya 2 tahun, tapi sampai sekarang masih belum lancar bicara. Padahal anak-anak seumur dia sudah mulai lancar ngomongnya. Apakah saya perlu khawatir dengan perkembangan bicaranya?

Ibu, jangan terlalu cemas. Membandingkan perkembangan anak kita dengan anak lain, terutama dalam hal keterampilan akan kurang bijak rasanya. Anak-anak belajar sesuatu melalui proses panjang dan bertahap, yang akan dilalui setiap anak dengan laju yang berbeda. Boleh jadi anak ibu belum lancar bicara, namun secara motorik sudah lebih lancar berlari, memanjat atau melompat ketimbang anak seusianya. Kemampuan bicara

anak akan berkembang tanpa intervensi berlebihan. Coba perhatikan apakah dia mengerti apa yang dikatakan misalnya Anda tanya : “Mau makan apa, sayang? Kamu mau minum? Atau berbentuk perintah “Coba ambilkan boneka itu untuk mama, nak” Jika anak menunjuk sesuatu yang dia inginkan tanpa berkata, ini menandakan boleh jadi memang dia perkembangan bicaranya lambat. Jadi bersabarlah.

Page 15: Golden Child Issue 1

Hai teman, kalian kalau sudah besar ingin jadi apa ya? Teman-teman cita-citanya apa ya? Ada banyak profesi lho. Ada yang menjadi guru, polisi, dokter, insinyur,

pelukis, penyanyi dan lain-lain. Kalau Leon, ingin jadi dokter biar bisa mengobatai teman-teman yang sakit.

MENGENAL BERAGAM PROFESI

Golden Childissue no. 1-2010 15

Page 16: Golden Child Issue 1

Hai teman-teman Leon punya buku banyak nih. Habis baca, buku Leon tersebar kemana-mana. Ayo bantu Leon merapikan bukunya dan hitung berapa buku yang ia punyai?

Terimakasih ya atas bantuannya merapikan buku dan menghitunganya.

TEBAK GAMBAR

Golden Childissue no. 1-201016

Page 17: Golden Child Issue 1

Leon punya sahabat yang berlehr panjang, namanya Jery. Coba kamu bisa tidak mewarnai Jery biar bagus seperti yang diwarnai Leon. Nanti kalau sudah selesai

mewarnainya tunjukan ke papa dan mama ya biar dikasih hadiah.

AYO KITA MEWARNAI

Golden Childissue no. 1-2010 17

Page 18: Golden Child Issue 1

Leon, Lala dan Jery ingin main bersama. Mereka akan bermain bola di lapangan. Namun sayang mereka kebingunngan mencari jalan menuju ke

lapangan. Ayo tunjukan jalan masing” agar sampai di lapanagan.

LEON, LALA DAN JERY Bermain Bersama

start

start start

Golden Childissu no. 1-201018

Page 19: Golden Child Issue 1

solution kidsDuh, Si Kecil Masih Suka NgompolReni dan Johan, orang tua Surya, 5 tahun, tampak dibuat pusing dengan kebiasaan anaknya yang masih suka ngompol saat tidur. Keduanya tampak bingung bagaimana mengatasi kebiasaan anaknya tersebut, karena mereka merasa tidak mungkin Surya mengenakan popok sampai dewasa nantinya.

Ngompol atau biasa dikenal dengan bedwetting atau nocturnal enuresis adalah urinasi/kencing yang terjadi saat tidur. Hal

ini umum terjadi pada anak dan lebih dominan terjadi pada anak laki-laki dibanding dengan anak perempuan.

Secara umum ngompol dapat dikategorikan menjadi dua keadaan:

Tipe primer, dimana kebiasaan ngompol tersebut terjadi dari kecil dan tidak mengalami jeda panjang dan hampir selalu ngompol tiap malam. Pada tipe ini ngompol terjadi saat tidur dalam kondisi sangat nyenyak (deep sleep).

Tipe sekunder, dimana kejadian ngompol terjadi kembali saat setelah beberapa waktu anak tidak ngompol (sekitar 6 bulan)dan kemudian ngompol kembali.

Secara medis,

ngompol dapat dianggap sebagai suatu keterlambatan dalam kematangan pertumbuhan sistem syaraf. Pada usia 5 tahun, sekitar 20 persen anak setidaknya ngompol sekali dalam sebulan dan saat usia 6 tahun setidaknya 10 persen anak ngompol. Prosentase tersebut akan berkurang 50 persen setiap tahunnya setelah usia 5 tahun.

Masalah mendasar dari perilaku ngompol pada anak adalah ketidakmampuan syaraf (syaraf belum cukup tumbuh) untuk mengenali pesan yang dikirim oleh kandung kemih (saat penuh) pada otak yang seharusnya membangunkan anak. Ukuran kandung kemih yang kecil pada anak juga menyebabkan anak lebih sering berkemih.

Khusus untuk tipe sekunder, disamping penyebab di atas, terkadang kondisi emosi anak juga mempengaruhi. Anak yang tertekan/stres saat mulai sekolah, pindah rumah dan kondisi rumah yang kurang baik seperti konflik orang tua atau

kondisi stres juga dapat menjadi penyebab anak kembali ngompol. Selain itu konsumsi cairan yang banyak sebelum tidur dapat juga menjadi penyebab. Ngompol cenderung

terjadi lebih sering jika kedua orang tua dahulu juga mengalami hal yang sama.

Yang penting dipahami orang tua adalah sesungguhnya tak ada kesengajaan anak untuk ngompol dan

anak sudah merasa terbebani dan malu bila ngompol. Menjadi keharusan bagi orang tua untuk selalu memberi keyakinan dan sugesti bahwa malam ini ia tidak

akan

Page 20: Golden Child Issue 1

ngompol. Memodifikasi kebiasaan

merupakan cara yang memiliki tingkat keberhasilan cukup tinggi, mencapai 50%-70%. Sukses ini terutama terjadi pada anak-anak besar yang memiliki motivasi kuat dan mendapat dukungan penuh dari anggota keluarga.

Sementara untuk mencegah dan mengurangi kemungkinan anak ngompol maka dapat dilakukan hal-hal berikut:

1. Mengurangi dan membatasi konsumsi cairan sebelum tidur.2. Selalu mengingatkan anak untuk kencing terlebih dahulu sebelum tidur3. Pujilah anak pagi hari saat ia berhasil bangun pagi tanpa ngompol (terapi motivasi).4. Hindari memberi hukuman.5. Bangunkan secara berkala saat tidur malam untuk ke kamar mandi saat waktu anak biasanya ngompol. Dapat juga menggunakan alarm agar anak dapat dibangunkan saat ia terbiasa ngompol.6. Selalu menyalakan lampu saat malam akan memudahkan anak menuju kamar mandi untuk berkemih.7. Bladder training exersice biasanya dilakukan pada anak dengan kapasitas kandung kencing yang kecil. Anak diminta untuk menahan keluarnya air kencing selama beberapa waktu.

Umumnya ngompol akan berhenti dengan sendirinya saat anak beranjak dewasa. Orang

tua dapat berkonsultasi dengan do kter anak untuk memastikan apakah kebiasaan ngompol tersebut masih normal atau tidak. Jangan terburu-buru untuk memberikan obat-obatan medis untuk mencegah ngompol tersebut meski dimungkinkan.Obat-obatan medis yang biasa digunakan antara lain:• desmopressium acetate suatu obat sintetik yang analog dengan hormon anti diuretik (hormon anti kencing) yang mengurangi produksi air kencing pada malam hari. • imipramine obat penenang.• hipnosis, atau homeopathy.

“Kebiasaan ngompol ini 50 persen akan sembuh dalam empat tahun,” ucap Dr. Sjaifullah Noer SpA(K), dokter anak pada RS Husada Utama (RSHU) Surabaya.• Akupunktur memberi hasil yang baik pada kasus ngompol primer, dibarengi dengan biasakan berkemih sebelum tidur serta nasehat-nasehat yang menenangkan anak. Terapi akupunktur dilakukan dua kali seminggu, setelah 2-3 kali terapi biasanya ngompol sudah banyak berkurang, sesekali kambuh. Lakukan terapi terus, ngompol akan sembuh setelah 6 – 8 kali penjaruman.

Obat-obatan biasanya hanya diberikan pada anak di atas 7 tahun. Itupun dengan catatan, bila penanganan tanpa obat tidak berhasil dilakukan. Catatan sehari-hari (diary) tentang ngompol atau tidaknya si anak juga sangat diperlukan untuk menunjang proses pengobatan.

Penanganan anak yang mengalami enuresis atau ngompol ini memang tidak mudah. Tapi setidaknya kasih sayang, kesabaran serta pengertian orang tua sangat diperlukan. Pengaruh buruk secara psikologis dan sosial yang menetap akibat ngompol, akan mempengaruhi kualitas hidup anak sebagai seorang manusia dewasa kelak. Karena itu sudah selayaknya bila masalah ini tidak dibiarkan berkepanjangan. (Nazz)

Page 21: Golden Child Issue 1

solution mom

Remote ParentingRemote Parenting adalah tugas orangtua

untuk membesarkan anak-anaknya. Namun apa daya karena tuntutan pekerjaan, tak

selamanya ayah atau ibu berada berdekatan dengan anak setiap hari. Bahkan boleh jadi, suatu saat ayah atau ibu mendapat tugas belajar ke luar negeri atau mendapat tugas jabatan ke daerah lain yang menyebabkan harus berpisah dengan buah hatui tercinta.

Padahal saat itu anak-anak sedang dalam tahap tumbuh kembang dan memerlukan bimbingan kedua orangtua. Apa yang harus dilakukan?

Jangan khawatir ayah dan bunda. Saat ini dengan semakin berkembangnya dan makin majunya teknologi semakin memudahkan komnukiasi antara anak dengan kedua orangtuanya. Bukan hanya dalam berkomunikasi yang sifatnya bercanda malah dengan

membuat PR sekalipun anak bisa saja minta pendapat atau petunjuk

kedua orangtuanya.Metode ini disebut Remote Parenting, atau metode pengasuhan jarak jauh. Layaknya cara kerja remote control saat mengendalikan saluran TV yang ingin ditonton, begitu pula cara kerja remote parenting. Dalam menerapkan remote parenting sepenuhnya pola pengasuhan anak-anak terletak pada ayah dan bunda.

Bukankah dengan kemajuan teknologi kini semakin mempermudah komunikasi antara Anda dengan buah hati. Dimana pun dan kapan pun. Pada jam-jam tertentu Anda bisa mengecek apakah anak-anak sudah selesai mengerjakan pekerjaan rumah dari gurunya atau apakah mereka sudah mandi, sudah makan dan sebagainya. Bonding antara anak dengan orangtua dengan demikian tetap terjaga dengan baik. Chatting dengan messenger sangat memudahkan bagi Anda yang memiliki anak-anak yang sudah lebih besar untuk berkomunikasi melalui telepon seluler ataupun melalui internet.

Anda dapat tetap menjaga komunikasi antara anak dengan orangtua dalam bentuk apapun. Dengan sendirinya pola pengasuhan tetap dalam kendali kedua orangtua untuk buah hatinya sesuai dengan yang diharapkan.

Membesarkan anak-anak yang santun, cerdas dan disiplin tak mustahil Anda lakukan. Meski Anda dan suami sama-sama bekerja dan hampir lebih sering meninggalkan rumah. Yang penting dalam melakukan komunikasi dengan anak adalah dengan kualitas bukan kuantitasnya.Kehidupan masa kini penuh dengan berbagai tantangan, dan satu dari tantangan terbesar bagi orangtua adalah masalah “waktu” . Kita semua sering mengatakan tak pernah merasa memiliki cukup waktu.

Membesarkan dan mengasuh anak-anak memang bisa disebut sebagai ‘fulltime job’.

Golden Childissue no. 1-2010 21

Page 22: Golden Child Issue 1

Bagi sebagian orangtua dengan anak-anak yang masih terlalu kecil untuk ditinggal tapi apa daya pekerjaan kantor pun tak bisa diabaikan.Sementara orangtua lainnya dengan anak-anak yang sudah sekolah tahu benar anak-anak menapat beban mengerjakan PR. Artinya perlu waktu khusus untuk memperhatikan PR anak, mengantar anak sekolah, les dan berbagai aktivitas lain yang diikuti anak di luar waktu sekolah.

Sebagian orangtua ada yang bisa memadukan semua pekerjaan ini karena mereka benar-benar memilih hanya menjadi ibu rumahtangga penuh waktu. Namun tak sedikit orangtua dalam hal ini ibu yang juga bekerja di luar rumah. Sehingga mustahil harus mengerjakan semuanya sekaligus antara pekerjaan di rumah (tugas domestik), tugas pengasuhan (parenting) anak-anak dan mengerjakan pekerjaan kantornya.Karena itu remote parenting adalah pilisolusi bagi para orangtua yang suami isteri bekerja dan memiliki anak-anak yang senantiasa harus dipantau kesehariannya. Padahal sadar betul tak mungkin bisa membagi waktu antara kantor dan rumah.

Selama ini masih banyak yang berpikir bahwa pengasuhan anak lebih ditekankan kepada ibu. Padahal tugas pengasuhan seharusnya dikendalikan bersama-sama ayah dan ibu. Sehingga dalam proses perkembangan dan pertumbuhan anak menjadi tugas ayah dan ibu melakukan parenting secara bersama-sama dan sinergi agar anak-anak mendapatkan perhatian maksimal dari kedua orangtua tanpa merasakan adanya perbedaan ayah dan ibu .

Dengan menerapkan pola pengasuhan jarak jauh (remote parenting) tak berarti mutu atau kualitas hubungan Anda dengan anak berkurang dibandingkan dengan ibu yang selalu ada di rumah untuk anak-anaknya.Anda tetap dapat menerapkan kapan anak harus disiplin mengerjakan PR, mengerjakan semua yang menjadi tangungjawab si anak. Buat yang masih kecil, anda toh bisa meninggalkan pesan melalui rekaman suara atau nyanyian lullaby sehingga saat Anda jauh, si kecil tetap bisa mendengarkan nyamannya mendengar suara ayah atau ibu. Dengan merekam melalui video Anda juga bisa menunjukkan pada si kecil bagaimana membuat suatu kerajinan yang mudah ditiru olehnya.

Wiwiek Wijanarti, psikolog yang bekerja sebagai HRD di sebuah lembaga ini menuturkan, “ Jika kondisi memungkinkan akan lebih baik jika kualitas disertai dengan kuantitas. Di saat mepet waktu harus dicari siasat untuk mengatasinya dengan memanfaatkan yag sedikit itu dengan efektif. Dengan melalui telepon terjadi komunikasi dua arah yang lebih lengkap …paling tidak anak mendengar suara orangtuanya. Mendengar suara orangtua akan bisa menenangkan anak,” kata ibu dari Zahra, 6 tahun dan Adi,10,5 bulan.“Saya biasanya menelpon kira-kira saat dia sudah pulang sekolah dan mengingatkan jadwal untuk makan, bobo dan jaga adiknya,” sambungnya. Nah kalau sore hari biasanya psikolog jebolan Universitas Indonesia ini kembali kontak ke rumah untuk mengecek apakah buah hatinya sudah mandi, boleh bermain sepeda asalkan jangan sampai magrib. Sementara itu kalau sudah di rumah biasanya ia masih menyempatkan diri untuk mengajar baca-tulis-hitung sambil menyusui si kecil Adi. “Sambil ngajarin hafalan doa-doa..trus bobo bareng deh,” katanya mengakhiri percakapan ini.

Page 23: Golden Child Issue 1

Golden Childissue no.1-2010 23

event

Menanamkan nilai-nilai kebaikan pada anak bisa melalui pementasan operet yang menarik. Pe-nyampaian dengan metode seperti ini bisa lebih efektif dibandingkan dengan menggunakan penuturan biasa yang membosankan.

Anak-anak berhamburan berlarian menuju panggung pertunjukkan ketika operet usai digelar. Leon yang menjadi tokoh sentral menjadi buruan anak-anak. Ada yang ingin sekedar memegang, bersala-man atau berfoto dengan Leon.Pertunjukkan operet yang naskahnya ditulis oleh Joko Nugroho dan dikoreograferi oleh Mislam ini rupa-nya menghibur anak-anak dan orangtua yang hadir pada pertunjukkan tersebut. Tempat pertunjukkan yang mampu menampung sekitar 500 orang penuh sesak dengan penonton. Leon yang menjadi pemeran utama menjadi idola baru anak-anak.

Operet Dunia Leon

Page 24: Golden Child Issue 1

Golden Childissue no. 1-201024

event

Untuk memberikan apresiasi

kepada para keluarga pengguna setia produk Wyeth terutama Procal Gold dan Promise Gold Wyeth Gold Club mengadakan pertunjukkan edutainment untuk anak-anak yang bertajuk Operet Dunia Leon.Acara yang diselenggarakan pada pada 6 Desember 2009 di Cilandak Town Square, Jakarta Selatan ini digelar sebanyak empat sesi. Mulai pukul 12:00 dengan menampilkan tema “Jiwa Penolong”. Dalam sesi ini ditunjukkan Leon betapa anak-anak perlu diajarkan untuk mempunyai sifat suka menolong

sesama. Sesi berikutnya pada pukul 13:00 ditampilkan tema “Arti Sahabat ” yang menceritakan persahabatan Leon dan teman-temannya. Sedangkan sesi ketiga yang ditampilkan pada pukul 14:00 bertema “Tendangan Sang Juara”. Sesi ini mengajarkan pada anak-anak untuk tekun berlatih dan kekompakan. Leon menyampaikan pesan untuk berlatih membangun team building yang baik, karena menurutnya hanya dengan menjadi kompak sebuah tim akan solid menghadapi segala tantangan.Di akhir acara pagelaran Operet Dunia Leon ditutup dengan tema “Bersama Selamatkan Ayah” Ini salah satu sesi yang cukup dinantikan oleh anak-anak karena pertunjukkannya seru. Anak-anak yang menyaksikan bagaikan terhipnotis melihat pagelaran yang ditampilkan dengan sangat apik. Iringan musiknya yang pas membawa anak-anak terhanyut dalam cerita. Leon yang dalam sesi ini berusaha menolong ayahnya menjadi jagoan bak pahlawan yang diidolakan anak-anak.Operet Dunia Leon ini merupakan salah satu acara tahunan yang dislenggarakan oleh Wyeth Gold Club sebagai pengisi hari libur anak-anak dengan acara yang sarat berbagai pesan moral yang baik untuk anak-anak. Operet yang dimainkan oleh anak-anak dari Sanggar Pustaka Lebah. Operet ini bercerita tentang anak singa yang cerdas yang bernama Leon. Leon merupakan pribadi yang rajin, kreatif, enerjik, dan suka bepetualang. Leon juga sangat sayang sama orangtuanya, memiliki rasa setia kawan, dan peduli terhadap pribadi lain.

Page 25: Golden Child Issue 1

Golden Childissue no. 1-2010

news

25

Leon sendiri

merupakan mascot dari produk Wyeth yaitu seekor singa yang cerdas, enerjik, kreatif, pintar, dan suka berpetualang. Wyeth Gold Club menyelenggarakan Operet Dunia Leon ini dimaksudkan untuk memberikan inspirasi pada anak-anak.“Semoga usai menyaksikan operet ini, anak-anak mendapat inspirasi dan memetik suri teladan dari kisah Leon,” tutur Ika Winardi, Associate Director Paediatric Marketing Wyeth Indonesia.Wyeth Gold Club merupakan komunitas yang dihadirkan oleh Wyeth Indonesia khusus bagi para konsumen yang setia mempercayakan produk-produk Wyeth Procal Gold dan Promise Gold untuk menunjang tumbuh kembang si kecil di periode emas pertumbuhannya. Acar yang dipesembahkan untuk semua member ini merupakan salah satu kegiatan dari berbagai kegiatan yang Wyeth Gold Club adakan.Melalui serangkaian kegiatan yang dirancang khusus, Wyeth Gold Club selalu menampilkan acara yang mampu menstimulasi potensi emas si kecil. Wyeth Gold Club mengajak orang tua untuk bisa menggali potensi emas si kecil sejak dini. Dukungan serta motivasi orang tua akan sangat membantu buah hati si kecil dalam mengasah potensi emasnya sebagai bekal melangkah menuju masa depan yang cemerlang.Menjadi anggota Wyeth Gold Club akan mendapatkan beberapa keistimewaan, antara lai adalah edutainment program seperti dalam kegiatan “Play Together Kids” dan “Experience Class” serta “Smart Holiday” dimana si kecil bisa bereksplorasi dengan sesama dan alam sekitarnya untuk melatih potensi emas yang

dimiliknya. Sedangkan kegiatan “Parent and Me”, kedekatan orang tua dan anak pun akan terjalin semakin erat. Melihat begitu banyak keistimewaan yang akan didapat dengan menjadi anggota Wyeth Gold Club, jadi tidak ada alasan lagi kan untuk tidak bergabung dengan Wyeth Gold Club.

Page 26: Golden Child Issue 1

Golden Childissue no.1-201026

Page 27: Golden Child Issue 1

Golden Childissue no. 1-2010

achievement

27

Picaso Cilikyang DERMAWAN

Kieron Williamson

Sepintas, bocah 7 tahun asal Inggris ini tidak tampak istimewa. Namun, decak kagum akan muncul saat melihat lukisannya. Dalam umur yang masih sangat dini, Kieron memiliki bakat melukis yang sangat luar biasa. Bahkan, lukisan-lukisannya diminati oleh banyak kalangan dan dihargai sangat mahal. Dia pun dijuluki sebagai “Picasso Cilik” karena lukisan-lukisannya hampir menyerupai lukisan Sang legendaris itu.

Page 28: Golden Child Issue 1

Golden Childissu no. 1-201028

Kieron Williamson, akhir tahun lalu (November 2008-red) bocah yang berdomisili di kota Holt, Norfolk, daerah selatan wilayah Inggris

itu berhasil menjual karyanya senilai 17.000 euro atau sekitar Rp243 juta diraupnya hanya dalam waktu 14 menit saja dalam sebuah pameran lukisan di daerah kelahirannya. Pembelinya bukan hanya berasal dari Inggris, namun juga negeri- negeri lain di benua Asia dan Amerika. Mereka tidak segan mengeluarkan rata-rata 1.000 euro atau sekitar Rp14 juta untuk satu lukisan Kieron. Luar biasa!

Catatan fenomenal dalam penjualan lukisan tersebut bukanlah yang pertama kali bagi Kieron. Sebelumnya, si Picasso cilik itu pernah mencetak reputasi serupa. Ia berhasil menjual 19 lukisan dengan total angka penjualan senilai 14.000 euro atau sekirtar Rp200 juta.

Rupanya lanskap indah Kota Norfolk, telah membuat inspirasi buat sang bocah untuk menghadirkan karya-karya sepadan dengan para pelukis besar. Goretan lukisan yang menggunakan krayon, cat air dan cat minyak itu sama sekali tidak menunjukkan kematangan yang melebihi umurnya. Belasan lukisan Kieron memang tampak hidup, sebuah coretan yang biasanya amat belepotan dengan ketebalan cat air yang tidak merata jika dilakukan oleh anak seumurnya.

Benar-benar sebuah kematangan yang dipadu dengan sentuhan bakat yang luar biasa dalam dirinya. Dimana sebagian besar bocah seusianya suka melukis gambar rumah, orang atau pun hewan, namun, Keiron telah memfokuskan diri pada objek yang lebih perspektif dan proporsi.

Awalnya, siapa pernah menyangka, pelukis cilik itu

akan mampu melahirkan puluhan lukisan bernilai tinggi? “Ya, tahun lalu, Kieron memang belum sekalipun menunjukkan minat besar pada seni lukis,” setidaknya itulah pengakuan dari sang Ibu, Michelle.

Bagaimanapun juga, Keiron tetaplah seorang anak sama seperti bocah lainnya. Dia gemar berolah raga dan bermain X-Box. “Awalnya, aku memang tidak tertarik melukis. Aku lebih suka bermain sepak bola bersama teman-temanku,” kisah Keiron.

Page 29: Golden Child Issue 1

Golden Childissue no. 1-2010 29

Awal mencoba untuk melukis sendiri bahkan terjadi tanpa kesengajaan. Saat usianya 5 tahun, bocah laki-laki tersebut menghabiskan liburan bersama keluarganya di Cornwall, Inggris. Melihat pemandangan dermaga, Kieron minta pada orangtuanya untuk dibelikan buku sketsa.

“Suatu hari, saat aku sedang berlibur, tiba-tiba aku mencoba menggambar untuk mengisi waktu luangku. Melihat gambarku yang ternyata cukup bagus, teman ibuku yang seorang pelukis menawarkan diri untuk memberikanku pelatihan melukis,” tutur sang bocah mengenai pengalaman pertamanya tertarik dunia seni lukis.

Sejak itu, Keiron terus berkutat dan terus mengasah keahliannya dalam menggambar khususnya dengan teknik menggunakan cat air. “Sejak saat itu, aku belajar melukis dengan benar,”ujarnya.

Selain Keiron sendiri, orang yang paling berbahagia akan bakat luar biasanya tersebut adalah Keith Williamson, ayah si pelukis cilik. Pria berusia 44 tahun ini adalah seorang penjual karya seni. Ia pun sangat bangga karya putranya diminati berbagai kalangan. "Ini sangat luar biasa. Awalnya saya hanya berharap setidaknya mampu menjual satu atau dua lukisan," ujar Keith yang tidak

menyangka keberhasilan anaknya memukau para peminat lukisan kelas atas.

Ayahnya memang memiliki galeri seni, sehingga mungkin bakatnya karena faktor keturunan. Tapi, Keiron mengaku bahwa apa yang ia lakukan (melukis-red) ini bukanlah permintaan ayah atau ibunya. “Aku melukis karena aku suka,” ungkapnya singkat. Meski telah aktif melukis, orangtua Kieron memang tidak mendesak anaknya. Kieron hanya mau melukis saat dia sedang ingin melukis. Keluarganya bahkan membatasi karya lukisan yang akan dijual, hingga pembeli dari seluruh dunia mengantre untuk memiliki karya bocah ajaib tersebut.

Dengan apresiasi luar biasa dari orang lain, tentu semakin memotivasi Kieron untuk berkarya. Masih panjang waktu bagi Kieron untuk berkarya. “Aku ingin mendalami seni lukis. Aku juga ingin terus mengembangkan gaya lukisanku agar dapat dinikmati banyak kalangan. Aku ingin menjadi pelukis terkenal seperti Picasso. Selain itu, aku ingin berderma untuk sesama melalui lukisanku,” harapnya.

Ya, kecil-kecil Picasso Cilik ini memang memiliki kepekaan sosial yang tinggi. Sebagian besar dana yang terkumpul dari hasil lelang lukisannya tersebut memang disumbangkan untuk anak-anak yang memiliki keterbatasan kemampuan dan anak-anak miskin yang sedang sakit. (ace/berbagai sumber)

Page 30: Golden Child Issue 1

welcome

30

1. MENGENALKANApapun bakat anak yang akan digali, misalnya ingin anak suka buku, pintar menggambar, suka musik, dan segala macam yang diinginkan orangtua, harus dimulai dari tahap pengenalan dulu.

2. MENGAMATIBila anda ingin menggali bakat anak yang belum jelas mau diarahkan kemana, anda bisa mengamati kecenderungan yang muncul dari anak. buatlah catatan tentang kemajuan anak, hingga anda punya referensi yang jelas untuk mengarah terwujudnya dan munculnya bakat anak tersebut.

3. MERESPONSetelah Anda mempunyai catatan akan kecenderungan yang muncul dari anak, berikanlah respon Anda dengan memberikan fasilitas kepadanya.

4. MENDORONGIni artinya orangtua harus menyediakan waktu bersama anak. Ketika anak minta dibuatkan gambar, misalnya cobalah berusaha bisa memenuhi keinginan anak.

5. MENGHARGAIBila anak telah berbuat walaupun kecil sekalipun, keluarkanlah kata-kata pujian untuk

menyemangatinya agar terus berkarya. anak akan senang sekali.

6.MEMUPUK BAKATBila bakat anak telah kelihatan, maka berikanlah support untuk penunjang bakat anak tersebut. Lengkapi kebutuhan atau sarana penunjang khusus agar bakatnya makin terasah.

7. MENGEMBANGKAN BAKATTeruslah pupuk potensi si kecil, misalnya dengan memberikan pelatihan khusus atau menyertakannya ikut perlombaan untuk

meningkatkan kepercayaan dirinya. (ace)

Menemukan

BAKAT ANAKOrang tua mana yang tak ingin punya anak berbakat? Bagaimana, cara mendeteksi bakat si cilik?

Golden Childissue no. 1-2010

Page 31: Golden Child Issue 1

Golden Childissue no. 1-2010 31

Page 32: Golden Child Issue 1

F R E EIssue no. 1-2010

Operet Dunia LeonGC Event

Ayo Seg era bergabung! Hubungi :

021-31909631

Mod

el: A

rvin

Dar

ma

wan

TK

Pen

abur