51
TUGAS INDIVIDU NILAI PRODUK SUSU LANSIA DI SUSUN OLEH OKTAVIA PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN UNIVERSITAS PANCA BHAKTI PONTIANAK

GIZI LANJUT USIA1

Embed Size (px)

Citation preview

TUGAS

INDIVIDU

NILAI PRODUK SUSU LANSIA

DI SUSUN OLEH

OKTAVIA

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

UNIVERSITAS PANCA BHAKTI

PONTIANAK

2010

GIZI LANJUT USIA

Batasan

Lansia adalah mereka yang telah berusia 65 tahun ke atas. Durmin (1992)

membagi lansia menjadi young elderly (65-74 tahun) dan older elderly (75 tahun).

Sementara Munro dkk., (1987) mengelompokkan older elderly ke dalam 2 bagian

yaitu usia 75-84 tahun dan 85 tahun. Di Indonesia, M. Alwi Dahlan meyatakan bahwa

orang dikatakan lansia apabila telah berumur diatas 60 tahun. Jika mengacu pada usia

pension, lansia adalah mereka yang telah berusia 56 tahun.

Dari sini kemudian muncul istilah Lansia Resiko Tinggi (high risk elderly) dengan

criteria:

a. Usia diatas 80 tahun,

b. Hidup sendiri,

c. Depresi,

d. Gangguan intelektual,

e. Jatuh beberapa kali,

f. Inkontinensia urine, dan

g. Dimasa lalu tidak dapat menyesuaikan diri.

Keadaan kesehatan lansia

Status kesehatan lansia tidak boleh terlupakan karena berpengaruh dalam

peniaian kebutuhan akan zat gizi. Ada lansia yang tergolong sehat, dan ada pula yang

mengidap penyakit kronis. Disamping itu, sebagian lansia masih mampu mengurus

diri sendiri, sementara sebagian lain sangat bergantung pada “belas kasihan” orang

lain. Kebutuhan zat gizi mereka yang tergolong aktif biasanya tidak berbeda dengan

orang dewasa sehat. Penuaan tidak begitu berpengaruh pada kesehatan mereka.

Perubahan fisiologis akibat penuaan

Usia tua hampiir selalu datang bersama dengan “kesengsaraan” fisik, psikis,

social, dan ekonomi. Kekuatan, ketahanan dan kelenturan otot rangka berkurang.

Akibatnya, kepala dan leher terinfeksi sedikit. Keadaan tersebut menyebabkan postur

tubuh terganggu. Kemunduran dan kelemahan yang diderita oleh lansia yaitu:

Tabel kemunduran dan kelamahan lansia

Dikutip dari “masalah kesehatan pada golongan usia lanjut” oleh R. Boedhi Darmojo

Perubahan pada saluran pencernaan

Data mengenai keterpengaruhnya system saluran pencernaan akibat factor tua

sangat terbatas karena kemampuan menyesuaikan diri system pencernaan tidak

mempengaruhi fungsinya.

Rongga mulut

Bagian dalam rongga mulut yang lazim terpengaruh adalah gigi, gusi, dan

ludah. Tanggalnya gigi bukan hanya dikarenakan oleh factor ketuaan, tetapi juga

disebabkan karena kondisi pemeliharaan yang kurang baik. Ketidakbersihan mulut

menyebabkan gigi dan gusi kerap terinfeksi. Selain itu, sekresi air ludah berkurang

sampai kira-kira 75 % sehingga mengakibatkan pengeringan rongga mulut, dan

kemungkinan menurunkan cita rasa.

Kemunduran dan kelemahan lansia

1. Pergerakan dan kestabilan terganggu

2. Intelektual terganggu (dementia)

3. Isolasi diri (depresi)

4. Inkontinensia dan impotensia

5. Defisiensi imunologis

6. Infeksi, konstipasi, dan malnutrisi

7. Iatrogenesis dan insomnia

8. Kemunduran penglihatan, pendengaran, pengecapan,

pembauan, komunikasi, integritas kulit

9. Kemunduran proses penyembuhan

Keadaan dalam rongga mulut yang menggangu proses makan

Struktur mulut Permasalahan Tenda/gejala

Kelenar ludah

Gigi

Periodontium

Tulang gigi

Sendi rahang

Otot mulut dan

muka

Serestomia

Atrisi

Karies

Ompong

Gingivitis

Periodontitis

Massa berkurang

Gangguan fungsi

Atrofi

Volume ludah kurang, makanan

terselip disela gigi, rasa terbakar,

sariawan yang luas, glosodonia,

glositis atrofik, gangguan pengecapan,

tidak bisa menggunakan gigi palsu,

iritasi serta ulserasi mulut.

Efisiensi mengunyah berkurang, sendi

rahang terganggu.

Efisiensi mengunyah berkurang, nyeri

dalam mulut, cryalgesia, thermalgesia

Efisiensi mengunyah berkurang

Nyeri mulut, pengecapan tak nyaman

Nyeri mulut, efisiensi mengunyah

berkurang, pengecapan tak nyaman.

Efisiensi mengunyah berkurang, sendi

rahang terganggu (resorpi tulang), gigi

goyah dan tanggal, tidak bisa

menggunakan gigi palsu

Nyeri sendi dan otot mulut dan muka

serta mulut, rahang lecet serta

gerakannya terbatas, triasmus, efisiensi

mengunyah berkurang.

Efisiensi mengunyah berkurang,

kekuatan menggigit dan muka

berkurang, disfagia, tidak bisa pakai

gigi palsu.

Lidah

Lapisan mukosa

Gigi palsu

Diskinesia mulut

Glositis

Glosodinia

Atrofi

Sindrom rasa terbakar

Kandidiasis

Stomatitis kontak

Kanker

Uikus trauma

Kebersihan buruk

Stomatitis

Ulserasi

Wearing

efisiensi mengunyah berkurang, disfagi

kemampuan mengecap hilang

nyeri mulut, odinofagia

efisiensi mengunyah berkurang,

glosodinia, daya kecap hilang,

nyeri mulut, glosodinia, odinofagia

nyeri mulut, odinofagia

nyeri mulut, disfagia

nyeri mulut, disfagia

kepekaan mengecap kurang,

nyeri mulut

nyeri mulut

efisiensi mengunyah dan kepekaan

pengecapan berkurang.

Esofagus

Penuaan esofagus berupa pengerasan sfingter bagian bawah sehingga sukar

mengendur (relaksasi) dan mengakibatkan esofagus melebar (presbyesofagus).

Keadaan ini memperlambat pengosongan esofagus, dan tidak jarang berlajut sebagai

hernia hiantal. Gangguan menelan biasanya berpangkal pada daerah presofagus,

tepatnya didaerah orofaring. Penyebabnya tersembunyi dalam system syaraf sentral

atau akibat gangguan neuromoskular, seperti jumlah ganglion yang menyusut

sementara lapisan otot menebal. Dengan manometer akan tampak tanda perlambatan

pengosongan esofagus.

Lambung

Lapisan lambung lansia menipis. Diatas usia 60 tahun, sekresi HCl dan pepsin

berkurang. Dampaknya, penyerapan vitamin B12 dan zat besi menurun.

Usus

Berat total usus halus (diatas usia 40 tahun) berkurang, meskipun penyerapan

zat gizi pada umumnya masih batas normal, kecuali kalsium (diatas usia 60 tahun)

dan zat besi.

Perubahan pada system endoktrin

Terjadi perubahan dalam kecepatan dan jumlah sekresi, respon terhadap

stimulasi dan struktur kelenjar endroktrin. Talbert (1977) menemukan bahwa usia

diatas 60 tahun sekresi testosterone akan menurun. Goldfard (1979) menyatakan

bahwa produksi estrogen dan progesterone pada usia diatas juga menurun.

Perubahan pada system pernafasan

Diameter anteroposterior paru membesar sehingga menimbulkan “barrel

chest”. Pengapuran tulang rawan menyebabkan kelenturan tulang iga berkurang.

Disamping itu, osteoporosis yang progresif dan kifosis menyebabkan gangguan

kelenturan (fleksibilitas) paru yang selanjutnya menurunkan kapasitas vital. Sakus

paru membesar, sementara dindingnya menipis, untuk kemudian bersatu sama lain

dengan sakus baru yang lebih besar. Semua perubahan ini berujung pada penurunan

fungsi paru, tampak sebagai enfisema pada klise rotgen.

Perubahan pada system kardiovaskular

Perubahan yang terkait dengan ketuaan sulit dibedakan dengan perubahan

yang disebabkan oleh penyakit. Pembesaran bilik kiri jantung disertai oleh fibrosis

dan skeloriris di endokardium. Katub mitral mengeras (fibrosis dan klasifikasi).

Jumlah jaringan ikat meningkat sehingga efisiensi pemompaan jantung berkurang.

Pembuluh darah besar, terutama aorta, menebal, dan menjadi fibrosis. Pengerasan ini,

selain mengurangi aliran darah dan meningkatkan kerja bilik kiri jantung, juga

mengakibatkan ketidak efisienan baroreseptor (tertanam pada dinding aorta, arteri

pulmonalis, sinus kariotikus, dan buluh darah didaerah dada), mengurangi

kemampuan tubuh untuk mengatur tekanan darah. Itulah sebabnya para lansia

cenderung menderita hipotensi postural (kohn, 1977; exton-smith dan overstall,

1979). Curah jantung menyusut sebesar 50 % pada usia 80 tahun. Sementara tekanan

siistolik dan diastolic cenderung meningkat (goldman 1979).

Perubahan system hematologi

Penelitian tentang oerubahan system hematologi akibat penuaan berupa

penurunan limfosit (Mackinney, 1978) yang dimulai pada usia 40 tahun, penurunan

tersebut diyakini akibat hilangnya sel T limfosit.

Masalah lansia yang terkait dengan gizi

1. Penyakit kronis

Seperti penyakit jantung, diabetes, dan hipertensi. Pola penyakt orang diatas usia

55 tahun adalah sebagai berkut:

Presentase penyakit yang kerap menjangkiti lansia

Survey depkes tahun 1986

Jenis penyakit Presentase

Kardiovaskular

Musculoskeletal

Tuberkolosis paru

Bronchitis, asma & penyakit saluran nafas

Infeksi saluran nafas akut

Gusi, mulut dan saluran pencernaan

System saraf

Infeksi kulit

Malaria

Lain-lain

15,7

14,5

13,6

12,1

10,2

10,2

5,9

5,2

3,3

2,4

2. Problem like depression

Kehilangan daya ingat, dan arthritis; keadaan yang mengubah nafsu makan

3. Kesehatan mulut buruk

Penyakit gigi dan gusi, susah menelan dan mulut kering

4. Obat

Banyak lansia gemar membeli dan mengkonsumsi obat bebas disamping obat yang

diresepkan dokter sehingga menimbulkan bahaya keracunan karena kelebihan

dosis. Efek samping obat serta pengaruh interaksi obat secara langsung dapat

memengaruhi nafsu makan. Efek samping tersebut misalnya mual, diare,

kelemahan dan mengantuk. Aspirin, misalnya, mengakibatkan iritasi lambung dan

memperberat anemia yang ada.

5. Kemiskinan

Lebih dari seperempat juta lansia berada dibawah (atau lebih tepatnya tepat berada

di atas) garis kemiskinan. Penelitian di Indonesia menunjukan bahwa 71,2 lansia

(diatas 60 tahun) tergolong berkualitas rendah, dalam artian mereka tidak pernah

bersekolah dan ini menyiratkan “status kemiskinan” mereka.

6. Hidup sendiri

Pada tahun 1991 lebih dari 31% lansia yang tidak dirawat dip anti wreda, hidup

sendiri. Sekitar 64 – 92% lansia (diatas 60 tahun) Indonesia (boedhi darmojo, dkk

1991-1992) merasa diri mereka sehat. Gangguan kesehatan yang nyata baru terlihat

setelah usia 70 tahun.

7. Masalah fisik dan mobilitas

Yaitu tidak bisa berjalan atau melakukan sesuatu sendiri, masih menurut penelitian

Boedhi – Darmojo dkk, 90-95% responden (1203 orang diatas usia 60 tahun)

lansia Indonesia masih mampu melakuakan kegiatan harian, seperti makan,

minum, mandi, buang air, bangun tidur, dsb. Sementara 75-80% responden dapat

berbelanja, menyiapkan makanan, berpergian, dan mengatur keuangan sendiri.

Selain itu, 14, 6% masih tetap belajar mencari nafkah.

Sekitar 30% lansia yang berusia diatas 65 tahun yang tidak tinggal dipanti, terjatuh

sendiri. Angka ini meningkat menjadi 50% jika lansia tersebut telah mencapai usia

85 tahun. Sekitar 10% kejatuhan ini mengakibatkan kondisi yang serius.

Diantaranya 5% patah tulang dan 5% patah jaringan lunak. Wanta lebih sering

jatuh (46%) ketimbang pria (30%). Kasus yang sering terjadi pada lansia ialah:

- Nyeri tulang

Terutama persendian, terjadi antara lain karena penipisan diskus

intervertebralis serta corpusnya.

- Osteoporosis

Factor resiko osteoporosis

Usia lebih/atau sama dengan 50 tahun

Pasca menopause, atau menopause sebelum usia 45 tahun

Kekurangan hormone seks panjang

Operasi avarium

Asupan kalsium dan vitamin D kurang

Kegiatan fisik kurang

Kurang terpapar dengan matahari

Riwayat keluarga osreoporosis

Pecandu kopi dan rokok

Pecandu alcohol

Pengguna obat tertentu secara berlebihan

Terjadi karena proses demineralisasi tulang, penyebab proses ini ialah:

a. Defisiensi kalsium, karena asupan berkurang dan penyerapan kalsium

menurun. Kehilangan kalsium berlangsung secara bertahap – 50mg/hari –

selama 20 tahun sebelum tanda dan gejala klinis muncul.

b. Gangguan keseimbangan seks karena menopause (penurunan estrogen)

c. Ketidakaktifan fisik, kerentanan kedua jenis kelamin pada pada prinsipnya

sama. Meskipun osteoporosis lebih cenderung teradi pada wanita, dengan

rasio sekitar 4 : 1. Tulang yang paling banyak terkena adalah tulang

belakang, pergelagan tangan (pria) dan paha (wanita). Trauma yang ringan

saja berkemungkinan mematahkan tulang.

Factor yang melatarbelakangi osteoporosis bisa dilacak sampai usia

pertumbuhan. Konsumsi susu yang berjumlah adekuat pada usia tersebut

menurunkan resiko terjadinya osteoporosis. Karena tulang sangat responsiif

terhadap penumpukkan mineral pada usia dini. Sekali osteoporosis terkena

tidak bisa lagi diobati walaupun dengan kalsium tinggi.

Sharon dkk, (1993), melalui penelitian terhadap 581 orang wanita berkulit

putih pasca menopause yang berusia rata-rata 70,6 tahun yang mengkonsumsi

sus secara teratur mulai usia 20-50 tahun, berhasil membuktikan manfaat

konsumsi susu. Dengan deposit kalsium (dilihat dengan sinar x pada tulang

belakang, paha, dan pergelangan tangan). Diet yang kaya akan kalsium diusia

dewasa ternyata berperan pada tingginya kepadatan tulang dan/atau menekan

kehilangan massa tulang sampai tingkat minimal. Namun demikian, penilitian

lain membuktikan bahwa konsumsi kalsium (bersama dengan flour) sepanjang

usia tidak terbuki dapat mencegah osteoporosis.

- Anemia defisiensi

Disebabkan berkurangnya sekresi HCl lambung dan menurunnya pembentukan

sel darah merah.

- Hipotensi postural.

Kondisi ini dimungkinkan oleh pengerasan baroreseptor pada pembuluh darah

besar.

Penilaian status gizi

Penilaian status gizi berdasarkan pemeriksaan yang telah lazim seperti

antropometrik, boikimiawi, sera uji kekebalan telah dimengerti oleh sebagaian besar

kalangan (para) medis, disamping baku nilai juga telah tersedia. Namun cara penilaian

dan baku nilai ini hanya berlaku bagi mereka yang berusia 55 tahun kebawah. Lebih

tua dari itu, sebagian besar indicator menjadi tidak sensitive dan tidak tepat, karena

seluruh aspek fisik dan mental lansia ikut melemah dimakan usia.

Perubahan komposisi tubuh

Penuaan menyusutkan massa otot dan sekaligus menyuburkan massa lemak.

Massa tubuh yang tidak berlemak 6,3%, sementara massa lemak meningkat 2% dari

berat badan perdekade setelah usia 30 tahun (forbes dkk, 1991). Dengan demikian,

pertumbuhan total lemak sepanjang hayat sebesar 10-15%. Penyusutan massa otot

ditaksir sebesar 5 kg (wanita) sampai 12 kg (pria) pada usia 25 dan 70 tahun

sementara ukuran otot mengkerut hingga 40%. Organ tubuh yang lain juga ikut

mengecil ialah ginjal (9%), hati (18%), dan paru (11%). Sejalan dengan pengecilan

ini, jumlah total cairan tubuh berkurang, dari 70% menjadi 60%.

Penilaian antropometrik

Tinggi badan menurun dengan kecepatan 0,03 cm per tahun sampai usia 45

tahun, dan 0,28 cm per tahun. Setelah itu (Hertzog KP dkk., 1969). Pemendekan ini

diduga akibat penipisan tulang belakang, disamping pengurangan massa tulang.

Susutann ini ditaksir sebanyak 12% (lelaki) dan 25% (wanita), yang kemudian tampak

sebagai osteoporosis dan kifosis. Ketidakaktifan fisik dianggap sebagai factor resiko

nomor satu.

Berat badan sebaiknya ditimbang setiap minggu bagi lansia yang dirawat

dirumah sakit, atau diasuh dipanti wreda; cukup 2-3 bulan sekali bagi mereka yang

masih mampu melakukan kegiatan fisik. Berat badan lansia susah untuk ditentukan

secara ideal karena mereka sukar diperoleh. Oleh karena itu perubahan berat badan

dijadikan indicator lebih peka dalam penentuan resiko gizi. Penyusutan berat badan

10% atau lebih, terutama jika berlangsung lebih dari 3 bulan, menandakan malnutrisi

telah terjadi.

Ukuran lipat kulit trisep berkurang sebanyak 14% (wanita) hingga 8% (lelaki)

pada usia 65-75 tahun.

Informasi minimal yang diperoleh dalam menilai status gizi lansia:

1. Keterangan tentang diet

2. Berat dan tinggi badan

3. Lingkar perut dan lengan

4. Tebal lemak bawah kulit

5. Keadaan funsi tubuh

6. Riwayat infeksi

Keseimbangan energy

Berkurangnya nafsu makan berujung pada penurunan asupan pangan. Ketidak

selektifan dalam memilih makanan yang dikombinasikan dengan melemahnya daya

serap saluran pencernaan, memicu kekurangan vitamin dan mineral.

Keseimbangan energy tergantung pada asupan dan keluaran energy. Besarnya

asupan tergantung dari energy yang dikeluarkan, bukan menghtung langsung asupan

perseorangan. Total asupan merupakan penjumlahan dari BMR, energy yang

dihabiskan untuk kegiatan fisik, dan pengaruh thermos dari makanan.

Kebutuhan akan kalori menurun sejalan dengan pertambahan usia, karena

metabolism dan pertumbuhan sel dan kegiatan otot berkurang. Secara umum,

terjadilah penurunan energy asupan sebesar 5% per decade. Dalam satu penelitian

terhadap lansia yang masih lajang, perhitungan ini terhitung sebesar 35% (lelaki)

sampai 52% (wanita). Namun demikian tidak sedikit lansia yang sama aktifnya ketika

mereka masih muda. Bagi kelompok terakhir kisaran besaran gizi tidak berbeda

dengan mereka yang berusia lebih muda. (velas 1992)

Penyusutan BMR 10% sampai 20% pada usia 30%-75% merupakan cerminan

dari perubahan komposisi tubuh: penambahan massa lemak, dan penyusutan massa

otot. Yang pertama disebabkan oleh berkurangnya kegiatan fisik. Boleh dikatakan

merupakan imbas berkurangnya kegiatan fisik.

Protein

Jika diacu pada RDA, besaran protein dipatok pada angka 0,8 g/KgBB/hari.

Angka ini diperoleh dari perhitungan pasokan energy sebesar 1900 kkal (wanita) dan

2300 kkal (lelaki). Tanpa penyakit ginjal dan hati, diet protein harus mengkontribusi

energy sebesar 12-15% total asupan kalori. Denga acuan ini, jika asupan energy

menurun tajam, asupan protein menurun tajam. Dengan demikian, jumlah protein

yang seharusnya dikonsumsi harus dihitung berdasarkan orang per orang. Beberapa

literature bahkan menganjurkan kontribusi protein senesar 20-25%.

Asupan air pada lansia harus lebih diperhatikan karena osmoreseptor kurang

sensitive sehingga mereka kerap tidak merasa haus. Kecukupan asupan air, meskipun

telah dihitung secara cermat, harus dipantau melalui ekskresi urine, volume urine 1

hari minimal 1 liter.

KEBUTUHAN NUTRISI PADA LANSIA

A. PENDAHULUAN

Setiap mahluk hidup membutuhkan makanan untuk mempertahankan

kehidupannya, karena didalam makanan terdapat zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh

untuk melakukan kegiatan metabolismenya. Bagi lansia pemenuhan kebutuhan gizi

yang diberikan dengan baik dapat membantu dalam proses beradaptasi atau

menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang dialaminya selain itu dapat

menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh sehingga dapat memperpanjang usia.

Kebutuhan kalori pada lansia berkurang karena berkurangnya kalori dasar dari

kebutuhan fisik. Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk malakukan

kegiatan tubuh dalam keadaan istirahat, misalnya : untuk jantung, usus, pernafasan

dan ginjal. Berdasarkan kegunaannya bagi tubuh, zat gizi dibagi ke dalam tiga

kelompok besar, yaitu :

1. Kelompok zat energi, termasuk ke dalam kelompok ini adalah :

a. Bahan makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras, jagung,

gandum, ubi, roti, singkong dll, selain itu dalam bentuk gula seperti gula,

sirup, madu dll.

b. Bahan makanan yang mengandung lemak seperti minyak, santan, mentega,

margarine, susu dan hasil olahannya.

2. Kelompok zat pembangun Kelompok ini meliputi makanan – makanan yang

banyak mengandung protein, baik protein hewani maupun nabati, seperti daging,

ikan, susu, telur, kacang-kacangan dan olahannya.

3. Kelompok zat pengatur, Kelompok ini meliputi bahan-bahan yang banyak

mengandung vitamin dan mineral, seperti buah-buahan dan sayuran.

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN GIZI PADA

LANSIA

1. Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau

ompong.

2. Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa

manis, asin, asam, dan pahit.

3. Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran.

4. Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.

5. Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi.

6. Penyerapan makanan di usus menurun.

C. MASALAH GIZI PADA LANSIA

1. Gizi berlebih

Gizi berlebih pada lansia banyak terjadi di negara-negara barat dan kota-kota

besar. Kebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat

badanberlebih, apalai pada lansia penggunaan kalori berkurang karena

berkurangnya aktivitas fisik. Kebiasaan makan itu sulit untuk diubah walaupun

disadari untuk mengurangi makan. Kegemukan merupakan salah satu pencetus

berbagai penyakit, misalnya : penyakit jantung, kencing manis, dan darah tinggi.

2. Gizi kurang

Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social ekonomi dan juga

karena gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang

dibutuhkan menyebabkan berat badan kurang dari normal. Apabila hal ini disertai

dengan kekurangan protein menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang tidak

dapat diperbaiki, akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit

menurun, kemungkinan akan mudah terkena infeksi.

3. Kekurangan vitamin Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan

ditambah dengan kekurangan protein dalam makanan akibatnya nafsu makan

berkurang, penglihatan menurun, kulit kering, penampilan menjadi lesu dan tidak

bersemangat.

D. PEMANTAUAN STATUS NUTRISI

1. Penimbangan Berat Badan

a. Penimbangan BB dilakukan secara teratur minimal 1 minggu sekali, waspadai

peningkatan BB atau penurunan BB lebih dari 0.5 Kg/minggu. Peningkatan BB lebih

dari 0.5 Kg dalam 1 minggu beresiko terhadap kelebihan berat badan dan penurunan

berat badan lebih dari 0.5 Kg /minggu menunjukkan kekurangan berat badan.

b. Menghitung berat badan ideal pada dewasa :

Rumus : Berat badan ideal = 0.9 x (TB dalam cm – 100)

Catatan untuk wanita dengan TB kurang dari 150 cm dan pria dengan TB kurang dari

160 cm, digunakan rumus :

Berat badan ideal = TB dalam cm – 100

Jika BB lebih dari ideal artinya gizi berlebih Jika BB kurang dari ideal artinya gizi

kurang

2. Kekurangan kalori protein

Waspadai lansia dengan riwayat : Pendapatan yang kurang, kurang bersosialisasi,

hidup sendirian, kehilangan pasangan hidup atau teman, kesulitan mengunyah,

pemasangan gigi palsu yang kurang tepat, sulit untuk menyiapkan makanan, sering

mangkonsumsi obat-obatan yang mangganggu nafsu makan, nafsu makan berkurang,

makanan yang ditawarkan tidak mengundang selera. Karena hal ini dapat menurunkan

asupan protein bagi lansia, akibatnya lansia menjadi lebih mudah sakit dan tidak

bersemangat.

3. Kekurangan vitamin D

Biasanya terjadi pada lansia yang kurang mendapatkan paparan sinar matahari, jarang

atau tidak pernah minum susu, dan kurang mengkonsumsi vitamin D yang banyak

terkandung pada ikan, hati, susu dan produk olahannya.

E. PERENCANAAN MAKANAN UNTUK LANSIA

Perencanaan makan secara umum

1. Makanan harus mengandung zat gizi dari makanan yang beraneka ragam, yang

terdiri dari : zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.

2. Perlu diperhatikan porsi makanan, jangan terlalu kenyang. Porsi makan hendaknya

diatur merata dalam satu hari sehingga dapat makan lebih sering dengan porsi yang

kecil.

Contoh menu :

Pagi : Bubur ayam

Jam 10.00 : Roti

Siang : Nasi, pindang telur, sup, pepaya

Jam 16.00 : Nagasari

Malam : Nasi, sayur bayam, tempe goreng, pepes ikan, pisang

3. Banyak minum dan kurangi garam, dengan banyak minum dapat memperlancar

pengeluaran sisa makanan, dan menghindari makanan yang terlalu asin akan

memperingan kerja ginjal serta mencegah kemungkinan terjadinya darah tinggi.

4. Batasi makanan yang manis-manis atau gula, minyak dan makanan yang berlemak

seperti santan, mentega dll.

5. Bagi pasien lansia yang prose penuaannya sudah lebih lanjut perlu diperhatikan

hal-hal sebagai berikut :

· Makanlah makanan yang mudah dicerna

· Hindari makanan yang terlalu manis, gurih, dan goring-gorengan

· Bila kesulitan mengunyah karena gigirusak atau gigi palsu kurang baik, makanan

harus lunak/lembek atau dicincang

· Makan dalam porsi kecil tetapi sering

· Makanan selingan atau snack, susu, buah, dan sari buah sebaiknya diberikan

6. Batasi minum kopi atau teh, boleh diberikan tetapi harus diencerkan sebab berguna

pula untuk merangsang gerakan usus dan menambah nafsu makan.

7. Makanan mengandung zat besi seperti : kacang-kacangan, hati, telur, daging rendah

lemak, bayam, dan sayuran hijau.

8. Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan dengan cara dikukus, direbus, atau

dipanggang kurangi makanan yang digoreng.

Perencanaan makan untuk mengatasi perubahan saluran cerna Untuk

mengurangi resiko konstipasi dan hemoroid :

1. Sarankan untuk mengkonsumsi makanan berserat tinggi setiap hari, seperti sayuran

dan buah-buahan segar, roti dan sereal.

2. Anjurkan pasien untuk minum paling sedikit 8 gelas cairan setiap hari untuk

melembutkan feses.

3. Anjurkan untuk tidak menggunakan laksatif secara rutin , karena pasien akan

menjadi tergantung pada laksatif.

F. CARA MEMBERI MAKAN MELALUI MULUT (ORAL)

1. Siapkan makanan dan minuman yang akan diberikan

2. Posisikan pasien duduk atau setengah duduk.

3. Berikan sedikit minum air hangat sebelum makan.

4. Biarkan pasien untuk mengosongkan mulutnya setelah setiap sendokan.

5. Selaraskan kecepatan pemberian makan dengan kesiapan pasien, tanyakan

pemberian makan terlalu cepat atau lambat.

6. Perbolehkan pasien untuk menunjukkan perintah tentang makanan pilihan pasien

yang ingin dimakan.

7. Setelah selesai makan, posisi pasien tetap dipertahankan selama ± 30 menit.

G. PRINSIP PEMBERIAN MAKAN MELALUI SONDE (NGT)

Pemberian makan melalui sonde ditujukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi

pasien yang memiliki masalah dalam menelan dan mengunyah makanan, seperti pada

pasien-pasien stoke. Adapun prinsip pemberiannya adalah sebagai berikut :

1. Siapkan makanan cair dan minuman hangat

2. Naikkan bagian kepala tempat tidur 30 – 45 derajat pada saat memberi makan dan

30 menit setelah memberi makan.

3. Bilas selang sonde dengan air hangat terlebih dahulu.

4. Pastikan tidak ada udara yang masuk ke dalam sonde pada saat memberi makan

atau air. Pastikan pula selang dalam keadaan tertutup selama tidak diberi makan.

5. Periksa kerekatan selang, jika selang longgar beritahu perawat.

6. Laporkan adanya mual dan muntah dengan segera.

7. Lakukan perawatan kebersihan mulut dengan sering.

H. CONTOH BAHAN MAKANAN UNTUK SETIAP KELOMPOK

MAKANAN

1. Bahan makanan sumber karbohidrat (zat energi) :

Nasi, bubur beras, nasi jagung, kentang, singkong, ubi, talas, biskuit, roti ,

crakers, maizena, tepung beras, tepung terigu, tepung hunkwe, mie, bihun.

2. Bahan makanan sumber lemak (zat energi) :

Minyak goreng, minyak ikan, margarin, kelapa, kelapa parut, santan, lemak

daging.

3. Bahan makanan sumber protein hewani :

Daging sapi, daging ayam, hati, babat, usus, telur, ikan, udang.

4. Bahan makanan sumber protein nabati :

Kacang ijo, kacang kedelai, kacang merah, kacang tanah, oncom, tahu, tempe.

I. PRINSIP LIMA BENAR PEMBERIAN OBAT ORAL

1. Benar obat : obat yang diberikan harus sesuai dengan resep dokter.

2. Benar dosis : jumlah obat yang diberikan tidak dikurangi atau dilebihkan. Penting

diingat jenis obat antibiotik harus diberikan sampai habis.

3. Benar pasien : Pastikan obat diminum oleh pasien yang bersangkutan.

4. Benar cara pemberian yaitu melalui oral : berikan obat melalui mulut atau sonde.

5. Benar waktu : Pastikan pemberian obat tepat pada jadwalnya, misalnya 3 x 1 berarti

obat diberikan setiap 8 jam dalam 24 jam ; jika 2 x1 berarti obat diberikan setiap 12

jam sekali.

II. KEBUTUHAN CAIRAN PADA LANJUT USIA

A. PENDAHULUAN

Manusia perlu minum untuk mengganti cairan tubuh yang hilang setelah

melakukan aktivitas. Air sangat besar artinya bagi tubuh kita, karena air membantu

menjalankan fungsi tubuh, mencegah timbulnya berbagai penyakit disaluran kemih

seperti kencing batu, batu ginjal, dll. Air juga sebagai pelumas bagi fungsi tulang dan

sendi. Manfaat lain dari minum air putih adalah mencegah sembelit karena untuk

mengolah makanan dalam usus sangat dibutuhkan air, tentu saja tanpa air yang cukup

kerja usus tidak dapat maksimal dan timbullah sembelit. Air mineral atau air putih

lebih baik daripada kopi, teh kental, softdrink, alkohol, es, maupun sirup dan

dianjurkan minimal kita minum air putih 1.5 sampai dengan 2 liter/hari. Minuman

seperti kopi, teh kental, softdrink, alkohol, es, maupun sirup bahkan tidak baik untuk

kesehatan dan harus dihindari terutama bagi para lansia yang mempunyai penyakit-

penyakit tertentu seperti kencing manis, darah tinggi, obesitas, dan jantung.

B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN CAIRAN PADA

LANSIA

1. Berat badan (lemak tubuh) cenderung meningkat dengan bertambahnya usia,

sedangkan sel-sel lemak mengandung sedikit air, sehingga komposisi air dalam tubuh

lansia kurang dari manusia dewasa yang lebih muda atau anak-anak dan bayi.

2. Fungsi ginjal menurun dengan bertambahnya usia. Terjadi penurunan kemampuan

untuk memekatkan urin, mengakibatkan kehilangan air yang lebih tinggi.

3. Terdapat penurunan asam lambung, yang dapat mempengaruhi individu untuk

mentoleransi makanan-makanan tertentu. Lansia terutama rentan terhadap konstipasi

karena penurunan pergerakan usus. Masukan cairan yang terbatas, pantangan diit, dan

penurunan aktivitas fisik dapat menunjang perkembangan konstipasi. Penggunaan

laksatif yang berlebihan atau tidak tepat dapat mengarah

pada masalah diare.

4. Lansia mempunyai pusat haus yang kurang sensitif dan mungkin mempunyai

masalah dalam mendapatkan cairan ( misalnya gangguan dalam berjalan ) atau

mengungkapkan keinginan untuk minum (misalnya pasien stroke).

C. MASALAH CAIRAN PADA LANSIA

Masalah cairan yang lebih sering dialami lansia adalah kekurangan cairan

tubuh, hal ini berhubungan dengan berbagai perubahan-perubahan yang dialami

lansia, diantaranya adalah peningkatan jumlah lemak pada lansia, penurunan fungsi

ginjal untuk memekatkan urin dan penurunan rasa haus.

D. PEMANTAUAN STATUS CAIRAN PADA LANSIA

1. Tanda-tanda kekurangan cairan

Tanda – tanda vital

a. Terjadi peningkatan suhu tubuh

b. Dapat terjadi peningkatan frekuensi pernafasan dan kedalaman pernafasan

(normal : 14 – 20 x/mnt)

c. Peningkatan frek. denyut nadi (normal : 60-100 x/mnt), nadi lemah, halus

d. Tekanan darah menurun

Pemeriksaan Fisik :

a. Kulit kering dan agak kemerahan

b. Lidah kering dan kasar

c. Mata cekung

d. Penurunan BB yang terjadi scr tiba2/drastis

e. Turgor kulit menurun (Lansia kurang akurat)

Perilaku :

a. Penurunan kesadaran

b. Gelisah

c. Lemah

d. Pusing

e. Tidak nafsu makan

f. Mual dan muntah

g. Kehausan (pada lansia kurang signifikan) erjadi penurunan jumlah urin

2. Tanda-tanda kelebihan cairan

Tanda –tanda vital

a. Terjadi penurunan suhu tubuh

b. Dapat terjadi sesak nafas

c. Denyut nadi teraba kuat dan frekuensinya meningkat

d. Tekanan darah meningkat

Pemeriksaan fisik :

a. Turgor kulit meningkat (lansia kurang akurat)

b. Edema

c. Peningkatan BB secara tiba-tiba

d. Kulit lembab

Perilaku :

a. Pusing

b. Anoreksia / tidak nafsu makan

c. mual muntah

Peningkatan jumlah urin (jika ginjal masih baik)

E. CARA MENGHITUNG TETESAN INFUS

Rumus :

Keterangan :

N = Jumlah tetesan dalam menit

FT = Faktor tetes ( biasanya 15 )

W = Waktu pemberian dalam menit

cairan = Jumlah cairan dalam ml

Contoh :

Ibu E mendapatkan cairan infus 500 ml dan harus habis dalam 8 jam, berapa tetes

cairan infus yang harus diberikan ?

Jawab :

cairan = 500 ml

Faktor tetes = 15

W = 8 jam x 60 menit

N 15.6 16 /

480

= 500 ´15 = »7

produk susu untuk lansia

Kambing ettawa yang dikenal sebagai kambing perah dari India didatangkan

ke Indonesia untuk pertama kalinya dengan tujuan untuk diambil susunya. Untuk

menjaga kelestariannya, kambing ettawa tersebut kemudian dikawinkan dengan

kambing local dan pada generasi F3 terbentuklah jenis kambing Peranakan Ettawa

( PE) yang sampai kini telah banyak dikenal dan dikembangkan sebagai kambing

perah.

Susu yang dihasilkan kambing ettawa ini memiliki nilai gizi yang tinggi dan

keistimewaan tersendiri dibandingkan susu sapi serta sangat berkhasiat dan baik untuk

kesehatan.

Pengolahan susu kambing ettawa yang telah lebih baik, menepis citra yang

sering disandangkan pada jenis susu kambing yaitu berbau tajam. Pengemasan dan

pengolahan yang telah terpadu mampu menghasilkan susu kambing ettawa dengan

berbagai rasa dan aroma seperti jahe, coklat, murni. Dengan demikian, mematahkan

penghalang yang selama ini terbesit bagi setiap orang yang ingin memperoleh

manfaat dari meminum susu kambing ettawa.

Air susu kambing sangat potensial dalam perbaikan gizi masyarakat karena air

susu kambing tidak memiliki factor " lactosa intolerance" , sehingga bagi mereka

yang peka terhadap laktosa susu sapi dapat mengkonsumsi air susu kambing karena

tidak menyebabkan diare, dengan demikian laktosa susu kambing akan aman untuk

dikonsumsi.

Susu kambing dipercaya menguatkan tulang, menambah stamina kaum pria,

menghilangkan pegal-pegal karena kerja berat, sangat baik untuk perkembangan

kecerdasan, memperlancar sistem pencernaan pada mereka yang mengalami

gangguan pencernaan dan lansia, tidak menyebabkan diare sebagaimana yang sering

terjadi pada peminum susu sapi, mencegah keropos tulang gigi, menjaga kesehatan

dan mampu mencegah penyakit Asma-Bronchitis-TBC-Impotensi dan lain-lain. Susu

kambing etawa mulya tidak menggunakan bahan pengawet maupun zat kimiawi

lainnya, sehingga pada produk tanpa gula ini akan membentuk butiran-butiran kecil.

Susu ini baik diminum bagi balita, kaum muda, lansia baik pria maupun wanita.

Khasiat susu kambing antara lain untuk terapi TBC, membantu memulihkan

kondisi orang yang baru sembuh dari sakit, mempu mengontrol kadar kolesterol

dalam darah. Untuk meningkatkan kesehatan kulit, terutama bagian wajah.

Kandungan gizi susu kambing dapat meningkatkan pertumbuhan bayi dan anak-anak

serta membantu keseimbangan proses metabolisme, mendukung pertumbuhan tulang

dan gigi, membantu pembentukan sel darah merah dan jaringan tubuh. Baik bagi

wanita dewasa untuk mengembalikan zat besi setelah haid, kekurangan darah

( anemia) , kehamilan serta pendarahan setelah melahirkan. Kandungan mineralnya

memperlambat proses osteoporosis.

Keunggulan Susu Kambing Ettawa:

1. Tidak menyebabkan diare sebagaimana yang sering terjadi pada peminum

susu sapi.

2. Butiran lemak lebih halus, sehingga mudah dicerna dan tidak meningkatkan

kolesterol.

3. Butiran protein lebih halus, sehingga mudah dicerna dan sangat baik untuk

perkembangan kecerdasan.

4. Komposisi kalsium dan phospor paling seimbang dibanding susu lain,

sehingga sangat baik untuk pertumbuhan tulang anak-anak dan mencegah

keropos tulang gigi bagi orang dewasa.

5. Berkhasiat mencegah berbagai penyakit.

6. Kadar kalsium sangat tinggi.

7. Membantu memperlancar sistem pencernaan pada mereka yang mengalami

gangguan pencernaan dan lansia.

Susu kambing baik dikonsumsi oleh anak dan orang dewasa. Komposisi susu

kambing lebih mendekati ASI, sehingga di beberapa negara susu kambing di

pergunakan sebagai pengganti ASI terlebih bagi bayi-bayi yang alergi terhadap susu

sapi.

Susu Kedelai Bubuk"

Kacang Kedelai yang berasal dari Heilong Jiang di Cina, telah terkenal di

seluruh dunia dengan kwalitas terbaik karena berasal dari lingkungan tanah yang

subur dan air yang bebas polusi. Selain itu, iklim yang sesuai juga merupakan salah

satu penyumbang terhadap kwalitas kacang kedelai yang diproduksi di kawasan ini.

RASA BERBEDA / TANPA PENAMBAHAN BAHAN PENGAWET

Dengan proses pembuatan yang unik dan kwalitas kacang kedelai yang baik,

kebaikan dan nilai gizi dari kacang kedelai tetap dijaga tanpa tambahan atau bahan

pengawet. Minuman Instan Melilea Susu Kedelai Bubuk dengan rasa lembut dan asli

tanpa rasa langu.

PERBEDAAN ANTARA SUSU SAPI DENGAN SUSU KEDELAI

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KACANG KEDELAI

Orang Cina merupakan pengguna kacang kedelai sebagai makanan yang

pertama. Pada sekitar tahun 1100 BC, kacang kedelai telah ditanam di bagian selatan

tengah Cina dan dalam waktu singkat menjadi makanan pokok diet Cina.

Kacang Kedelai telah diperkenalkan di Jepang sekitar tahun 100 AD dan

meluas ke seluruh negara-negara Asia secara pesat. Kacang kedelai dikenal di Eropa

sekitar tahun 1500 AD. Pada awal abad ke-18, kacang kedelai telah ditanam secara

komersial di Amerika Serikat.

Pada tahun 1970, tahu menjadi terkenal sebagai makanan alternatif dari daging

yang "ramah lingkungan". Orang-orang yang memperhatikan tentang kelaparan di

seluruh dunia serta pemeliharaan sumber-sumber alam menganggap tahu sebagai

pilihan makanan yang lebih murah dan sumber protein yang lebih efisien

dibandingkan produk hewani.

Hari ini, banyak orang telah beralih ke tahu dan produk yang berkaitan dengan

tahu (termasuk minuman kacang kedelai), bukan untuk melindungi lingkungan, tapi

untuk kesehatan diri sendiri. Produk yang berkaitan dengan kacang kedelai

merupakan makanan tambahan yang terjangkau.

NILAI GIZI KACANG KEDELAI

Kacang kedelai terkenal dengan nilai gizinya yang kaya. Merupakan "protein

lengkap", dan merupakan salah satu makanan yang mengandung 8 asam amino yang

penting dan diperlukan oleh tubuh manusia.

Tidak seperti makanan lain yang mengandung lemak jenuh dan tidak dapat

dicerna yang terdapat pada sebagian besar makanan hewan, kacang kedelai tidak

mengandung kolesterol, mempunyai rasio kalori yang rendah dibandingkan protein

dan bertindak sebagai makanan yang tidak menggemukkan bagi penderita obesitas

(kegemukan).

Kacang Kedelai juga mengandung kalsium, besi, potasium, dan phosporus.

Kacang kedelai juga kaya akan vitamin B kompleks.

Merupakan salah satu yang mengandung protein tinggi, makanan berkalsium

tinggi di pasaran, kacang kedelai juga unik karena bebas dari racun kimia. Sedangkan

tisu lemak hewan diketahui mengandung 20 kali lipat baja berat, racun serangga dan

racun tanaman dibandingkan yang terdapat pada tanaman kacang-kacangan.

NILAI NUTRISI KACANG KEDELAI

38% Protein Soya

18% Asid Lemak Poli Tak Jenuh

15% Karbohidrat

15% Fiber

Fitonutrien seerti Lesitin, Isoflavon dan Saponin

Mineral, seperti Kalsium, Magnesium, Besi, fosforus, Potasium, Selenium dan

Zink.

Nilai protein kedelai menempati urutan teratas dalam Protein Digestibility

Corrected Amino Acid Score (PDCAAS) dengan nilai 1.0. Ini berarti protein

kedelai mengandung protein terlengkap dan dapat digunakan sebagai

pengganti protein hewani.

Kalsiumnya membantu meningkatkan kepadatan tulang, menguatkan tulang

dan secara bersamaan mencegah terjadinya keropos tulang (osteoporosis)

Isoflavones membantu menurunkan kadar kolesterol dan mencegah penyakit

kanker

Kacang kedelai mengandung vitamin-vitamin bermanfaat seperti vitamn B, D

dan E.

Lecithin membantu mengatur tingkat kadar kolesterol, meningkatkan daya

ingat dan mencegh terjadinya penyakit Alzheimer's.

SUSU KEDELAI MELILEA COCOK UNTUK SEMUA UMUR

Bayi (mulai usia 4 bulan) : Sangat sesuai bagi bayi yang mempunyai masalah

sistim pencernaan dan alergi terhadap susu sapi.

Anak-anak : Memberi makanan yang bergizi untuk memperkuat daya ingat

serta meningkatkan pertumbuhan badan.

Wanita Hamil : Membantu memberikan gizi yang mencukupi seperti kalsium

dan protein baik untuk Ibu maupun bayinya.

Remaja dan Dewasa : Membantu menurunkan kolesterol serta memberikan

seluruh gizi yang diperlukan.

Lanjut Usia : Membantu menghasilkan tenaga dan meningkatkan kesehatan

secara umum.

KOMPOSISI :

Kacang Kedelai, Sukrosa, Maltosa.

Tanpa penambahan bahan pengawet, pengembang, pengental, perasa tiruan, dan

pewarna.

CARA PENGGUNAAN :

Tuangkan 3-4 sendok makan Susu Kedelai Melilea ke dalam 250 ml air hangat atau

dingin kemudian aduk hingga rata atau kocok hingga rata dengan menggunakan

shaker (bisa dibeli di kantor melilea).

(Jangan gunakan Air Panas, karena akan menggumpal)

Untuk bayi usia 4 bulan disarankan menggunakan Susu Kedelai Organik

Melilea sebagai pengganti susu formula, jika awalnya mengkonsumsi susu formula,

jika awalnya mengkonsumsi susu formula bole dicampur susu kedelai melilea

kemudian setelah susu formula nya habis, gunakan sepenuhnya Susu Kedelai Organik

Melilea sebagai makanan pokok untuk bayi.

Hasilnya akan kelihatan dalam waktu 1-3 bulan untuk. Untuk anak-anak yang

belum masuk sekolah atau sudah sekolah sangat bagus minum Susu Kedelai Organik

Melilea secara rutin 2 - 3 kali sehari dengan ukuran 3 sendok makan dan air sebanyak

250 - 300 ml. Dalam waktu 3 sampai 6 bulan kesehatan anak menjadi sangat bagus,

daya ingat menjadi kuat, anak menjadi lebih pintar.

Anda Juga dapat mencampurkan 2 scoop (sendok takaran yang ada di dalam

Melilea Greenfield Organic /GFO) Susu Kedelai Melilea dengan 1 scoop produk

unggulan kami Melilea Greenfield Organic untuk mendapatkan minuman kesehatan

terbaik.

PERBEDAAN SUSU KEDELAI ORGANIK MELILEA DENGAN PRODUK

SUSU KEDELAI YANG LAIN

Susu Kedelai Organik MELILEA, dihasilkan dari bibit kacang kedelai yang

ditanam secara Organik/tumbuh secara alami tanpa pupuk kimia, peptisida, dan jauh

dari lingkungan yang tercemar apalagi Rekayasa Genetik. Nutrisi kacang kedelai

dijaga dengan baik, tanpa menggunakan zat pewarna, perasa buatan dan bahan

pengawet.

Kulit dan tunas kacang kedelai dikupas satu-persatu sehingga menghasilkan

tekstur kacang yang lembut, citarasa yang enak sekali, tidak berbau langu, tidak

berserat dan sangat aman bagi penderita asam urat. Untuk mengupas kulit dan

tunas dengan menggunakan teknologi yang lebih tinggi sehingga tidak dapat

dilakukan di rumah atau home industri.

Susu Organik Melilea Di hasilkan dari Wilayah Heilongjiang China, yang

terkenal memiliki kacang soya yang paling bermutu di dunia - 8 kali lebih berkualitas

dari susu kedele biasa - Rasanya Lebih Gurih dan lebih mirip rasa SUSU.."

Susu Kacang Kedele MELILEA Merupakan makanan yang penuh dengan

Protein Nabati, Mengandung 8 Asam Amino yang terkenal sebagai Zat yang sangat

baik untuk tubuh. Kandungan protein yang terdapat didalamnya 40% lebih tinggi

daripada tumbuhan yang belum diproses dan makanan berdaging.

Dibuat dari kacang kedelai organik Non-GMO (tanpa GMO) terbaik dari

bahan-bahan alami. Melilea Organic Soya Drink diproses melalui teknologi modern

sehingga menghasilkan gizi tinggi, tekstur yang lembut dan cita rasa yang benar-benar

lezat. Nilai gizi dari kacang kedelai yang mengandung protein kacang kedelai, zat besi

dan gizi-gizi lain yang baik untuk tubu Anda, tetap Anda rasakan!

Sangat cocok untuk bayi yang alergi terhadap susu Sapi, dan sangat baik di

konsumsi bagi mereka yang mengalami obesitas, kerana tidak mengandung

kolesterol, serta kandungan Flavanoidnya sangat baik untuk melindungi Jantung.

Kebaikan mengkonsumsi minuman ini: Ianya dapat Meningkat kan daya ingat,

menguatkan tulang dan sistem imun, bebas kolesterol, menghasilkan tenaga,

melindungi jantung, merangsang metabolisme, mengontrol kadar gula dalam darah

dan menurunkan tekanan darah.

KELEBIHAN SUSU KEDELE MELILEA

1. SUPER BRAND 2006 Kategori Customer Choice (Pilihan Pelanggan)

2. Sertifikat GREEN FOOD Organik. Menjamin Tanpa Peptisida,

Pengawet, Perasa, Pewarna dan Zat adiktif lainnya

3. Produk Terbaik HEILOGNJIANG Thn 1996

4. Mengandung Protein Nabati (Bukan Hewan) 8 KALI LEBIH

TINGGI dari SUSU Soya Biasa

5. Sertifikat HALAL, POM RI dan 100% VEGETARIAN

6. Kualitas Tinggi sehingga dapat di Konsumsi Bayi berumur

3 BULAN sebagai Pengganti SUSU Ibu

7. Harga YANG LUAR BIASA Murah..! hanya Rp55.000

Dengan Berat 500Gram Berbentuk BUBUK.

8. Bersertifikat BEBAS MELAMINE.

SESUAI UNTUK SEMUA UMUR

Bayi - Sangat sesuai bagi bayi yang mempunyai masalah SYSTEM

PENCERNAAN dan ALERGI terhadap susu sapi . Anak-anak - Memberi makanan

yang bergizi untuk daya ingat serta meningkatkan pertumbuhan badan. Wanita Hamil

– Menambah asupan gizi, seperti Kalsium dan protein yang baik bagi ibu dan

bayinya. Remaja dan Dewasa – Membantu menurunkan Kolesterol, Melindungi

Jantung dan memberikan gizi yang di perlukan. Lansia – Membantu menghasilkan

tenaga dan meningkatkan kesehatan secara umum.

Susu Kedelai (Soya) Organik Melilea berasal dari Wilayah Heilongjiang

China, yang terkenal memiliki kacang soya yang paling bermutu di dunia, karena

wilayah ini di karuniai dengan Tanah yang sangat subur dan sesuai sebagai tempat

pembudidayaan kacang Soya. Ia terletak jauh dari Lokasi perindustrian China, oleh

karena itu, tahap pencemaran udara dan air di daerah tersebut sangat Minim. Terlebih

lagi, kacang Soya "Heilongjiang" ditanam secara organik, tanpa penggunaan baja

tiruan dan bahan kimia. Itulah sebabnya Heilongjiang Soya diberi anugerah "Green

Food", yakni Makanan Hijau oleh kerajaan China.

Heilongjiang Soya begitu kaya dan berkrim, rasanya lebih mirip dengan rasa

susu daripada rasa kacang soya biasa. Selain itu sangat baik untuk menjaga kesehatan

di bandingkan dengan mengkonsumsi minuman kacang soya yang terdapat di pasaran.

Malahan anda tidak dapat membelinya dengan mudah di China! Heilongjiang Soya

merupakan kacang soya gred tertinggi yang ditanam khusus untuk diekspor, dan lebih

bermutu daripada kacang soya yang dijual untuk penduduk setempat. Khasiatnya

begitu tinggi sehingga bayi berumur tiga bulan pun dapat mengkonsumsi dengan

sehat sebagai pengganti air susu.

Walaupun anda menyediakan kacang soya segar di rumah, anda tidak dapat

menyamai Kualitas susu soya yang berasal dari Heilongjiang. Di perlukan teknik unik

untuk mengupas kulit kacang dan pucuknya, supaya hanya 45% daripada kacang soya

tersebut digunakan, dan sisa 55% lagi yang sebenarnya racun dan tidak berguna

dibuang. Oleh sebab itu, kacang soya Heilongjiang lebih gurih dan mengandung

protein 16% yakni lebih tinggi delapan kali dari pada kandungan protein minuman

kacang soya yang biasa.

Telah Terbukti Susu Soya Organik dapat mencegah 39 penyakit termasuk:

• Gastrik / Gastric Problem

• Penuaan dini

• Asma / Asthma

• Reumatik

• Anemia

• Kurang zat sewaktu hamil / Deficiency of Nutrition During Pregnancy

• Diare

• Jerawat

• Masalah berat badan / Overweight

• Darah tinggi dan darah rendah

• Alergi / Allergy

• Insomnia / Susah Tidur

• Kanker Payu Dara / Breast Cancer

• Pikun / Poor Memory and Dementia

• Sistem immune lemah / Declined Immune System

• Osteoporosis

• Impaired Digestive System and Constipation

• Sakit Jantung / Heart Attack

• Setelah Pembedahan / After Surgery

• Gaunt Face

• Kurang Tenaga / Vigorless

• Selsema / Colds

• Caries

• High Cholesterol

• Kekurangan Asam amino / Deficiency of Amino Acids in Liver

• Gastric Ulcer

• Penyakit Sawan / Epilepsy

• Arteriosclerosis

• Toxemia of Pregnancy

• Sakit Bahu / Shoulder Stiffness

• Asid Urik / Uric Acid

• Cancer of the Uterus

• Swelling

• Stroke

• Lebih lemak di hempedu / Fatty Liver

• Masalah pernafasan / Respiratory System Problems

• Goiter

• Lymphadenitis

• Oedema

F - Feature (Ciri-ciri)

1. Di produksi dari kacang soya organik non-GMO yang berasal dari Heilongjiang:

Heilongjiang (China) sebuah wilayah yang terkenal penghasil susu kedele paling

bermutu di Dunia (Premium Quality) - non-GMO (tanpa rekaya genetik), seperti soya

Hybrid ( Di suntik). Soya Hybrid berasal dari USA, dengan ciri2 bentuk yang lebih

besar dan jika di konsumsi dalam waktu lama akan menyebabkan Kanker.

2. Merupakan minuman sehat yang cocok untuk seluruh keluarga anda : Karena di

hasilkan dari tanah yang subur, ditanam tanpa menggunakan Peptisida dan Pupuk

Kimia sehingga menghasilkan nilai Gizi yang sangat tinggi dari susu soya yang

terdapat di Pasaran

3. Kulit dan Mata kacang soya telah di hilangkan untuk memperoleh rasa dan aroma

yang lebih enak : PERLU DI KETAHUI..!! Kulit dan Tunas Kacang Soya di buang

sehingga hanya 45% kacang soya yang di gunakan dan 55% nya yang merupakan

Racun Penyebab Asam urat di buang.

A - Advantages (Kelebihan)

1. Dihasilkan melalui Teknologi Tinggi sehingga nutrisi kacang soya dapat di

pertahankan : 100% Alami..! Hanya dengan teknologi tinggi dapat membuang Tunas

dan Kulit dari kacang soya, sehingga rasa akan menjadi Lebih Enak dengan testur

yang lembut

2. Mengandung protein tumbuh-tumbuhan (Nabati), vitamin, mineral, lecitin,

isoflavon, tetapi tidak mengandung kolesterol. Nutrisi terbaik hanya berasal dari

Tumbuh-tumbuhan

3. Tidak mengandung perasa buatan, pewarna buatan atau bahan pengawet.

B - Benefits (Manfaat)

Mengganti Susu Hewan

* Makanan pengganti daging hewan atau produk susu sapi

* Alergi terhadap susu hewan atau laktosa intolerasi

Ibu, Remaja & Kanak-kanak

* Kalsium dan Vitamin B

* Pertumbuhan anak-anak - gaya hidup yang sehat & Aktif

Laki-laki pertengahan (Umur 40-55)

- Tidak mengandung Kolestrol

- Mengurangkan "kolesterol tidak baik"

- Mengurangi Resiko Kanker

Wanita Pertengahan (Umur 40-55)

- Mencegah pembentukan sel kanker

- Mencegah kehilangan kalsium

Lansia (Umur . 55)

- Lesitin untuk kesehatan otak

- Wanita Tua - Simtom Menopause

Semua gizi yang terdapat pada susu olahan dinamakan gizi biasa.Misalnya,

setiap susu segar maupun bubuk pasti mengandung protein dan lemak, dalam jumlah

banyak atau sedikit. sejalan dengan perkembangan teknologi, dibuatlah susu yang

ditambahkan zat-zat tertentu, yang sebenarnya tidak dikandung oleh susu sapi

perahan. Dikenal dengan gizi yang diperkuat. Misalnya, pada susu bayi diperkuat

dengan kandungan omega, DHA dan lainnya untuk mengoptimalkan pertumbuhan

otak.

Contoh lain, susu pada lansia diperkuat dengan kalsium atau hormon

glukosamin untuk mencegah osteoporosis, sedangkan kandungan lemaknya dikurangi

untuk mencegah obesitas dan penyakit jantung koroner.

Jenis produk susu

Berdasarkan kandungan lemak yang terdapat di dalamnya, produk susu dapat

dibedakan menjadi beberapa tipe yaitu susu murni (whole milk), susu kurang lemak

(reduced fat milk), susu rendah lemak (low fat milk), dan susu bebas lemak (free-fat

Milk) atau susu skim (skim milk). Susu murni harus mengandung sekurang-

kurangnya 3,25% dari lemak susu dan 8,25% padatan susu bukan lemak (protein,

karbohidrat, vitamin larut air, dan mineral). Penambahan vitamin A dan D pada susu

ini bersifat fakultatif.

Susu kurang lemak banyak dipilih orang orang-orang yang ingin mengurangi

konsumsi lemak di dalam susu. Sesuai dengan namanya, kadar lemak pada susu ini

telah dikurangi hingga tersisa 2%. Untuk konsumen yang menginginkan konsumsi

lemak lebih sedikit lagi, diciptakanlah susu rendah lemak. Kadar lemak pada susu ini

telah dikurangi hingga tersisa 1%.

Pada susu skim, kadar lemaknya dikurangi hingga hampir tidak ada sama

sekali (0,1%), namun residu dari lemak susunya boleh tersisa hingga maksimum

0,5%.[5] Karena vitamin A dan D yang larut dalam lemak ikut hilang pada proses

penghilangan lemak, pada susu kurang lemak, susu rendah lemak, dan susu skim

umumnya ditambahkan kedua vitamin tersebut.

Susu murni yang dipanaskan selama beberapa waktu akan terubah menjadi

evaporated milk. Susu ini terbentuk melalui pemanasan susu dengan menggunakan

pompa vakum untuk menghilangkan kira-kira 60% kadar airnya. Selain penghilangan

air, dalam pembuatan evaporated milk ini juga dilakukan penambahan vitamin D serta

standardisasi nutrisi. Selanjutnya susu ini akan dipanaskan pada suhu 115,5-118,5°C

selama 15 menit untuk sterilisasi. Hasilnya, evaporated milk akan berstruktur lebih

pekat dibandingkan susu murni, dan mengandung kira-kira 25% padatan susu bukan

lemak.

Sumber susu

Susu tidak hanya dari sapi, tapi juga dari beberapa hewan mamalia lainnya.

Diantaranya:

Domba, Kambing, Kuda, Keledai, Unta, termasuk unta di Amerika Selatan, seperti

Ilama, Yak, Di Rusia dan daerah Laplandia, sejenis peternakan rusa perah dibuat

untuk logistik susu di beberapa daerah di lingkar kutub utara. Susu kuda dan keledai

mengandungi lemak sekitar 50% lebih rendah dari susu sapi.

REFERENSI :

Darmojo, R. Boedhi.,dkk.1999. Buku Ajar Geriatri. Jakarta : Balai Penerbit FKUI

Gallo, Joseph.1998. Buku Saku Gerontologi. Jakarta : EGC

Nugroho, Wahjudi.2000. Keperawatan Gerontik.Jakarta : EGC

Potter & Perry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 4.Jakarta :EGC

file://localhost/C:/Documents%20and%20Settings/User/My%20Documents/New

%20Folder/TokoPojokQ%20-%20Susu%20Kedelai%20Melilea.mht

file://localhost/C:/Documents%20and%20Settings/User/My%20Documents/New

%20Folder/Susu%20-%20Wikipedia%20bahasa%20Indonesia,%20ensiklopedia

%20bebas.mht

arisman, Dr. 2004. Gizi dalam daur kehidupan, Jakarta: penerbit buku kedokteran,

EGC