32
LAPORAN TUTORIAL GINGIVAL ENLARGEMENT Oleh : KELOMPOK TUTORIAL IV FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER

Gingival Enlargment

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Gingival Enlargment

LAPORAN TUTORIAL

GINGIVAL ENLARGEMENT

Oleh :

KELOMPOK TUTORIAL IV

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS JEMBER

2014

Page 2: Gingival Enlargment

KELOMPOK TUTORIAL IV:

Ketua : Aulia nurmadiyanti (111610101024)

Scriber Papan : Ayu Leila Wijaya (111610101031)

Scriber Meja : Lulu Rosima Putri (111610101041)

Anggota :

1. Roza Nafilah (111610101030)

2. Hayyu Rizky N.R (111610101034)

3. Alindia destasari (111610101044)

4. Lia Martina (111610101046)

5. Mohammad haris (111610101055)

6. M Nizar Dwi P (111610101090)

7. Erfin Ramadana (111610101093)

8. I putu erlangga (111610101097)

Page 3: Gingival Enlargment

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME atas rahmat, taufik serta

hidayahnya sehingga penyusunan laporan tutorial ” pembesaran gingival” dapat

terselesaikan dengan baik. Laporan tutorial ini merupakan tugas yang diberikan pada

Blok Kuratif dan Rehabilitatif I sebagai syarat untuk memenuhi tugas dari dosen yang

bersangkutan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drg.Amiyatun Naini, M.kes selaku tutor atas masukan dan bimbingan yang telah

diberikan pada penulis selama ini.

2. Para dosen pemateri Blok Blok Kuratif dan Rehabilitatif IV yang telah

memberikan ilmu.

3. Teman-teman kelompok tutorial IV dan semua pihak yang telah membantu dalam

menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan tutorial ini masih jauh dari

kesempurnaan. Untuk itu, Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diperlukan

dalam penyusunan yang akan datang. Harapan penulis semoga laporan ini bermanfaat

bagi pembaca.

Jember, April 2014

Penulis

Page 4: Gingival Enlargment

PENDAHULUAN

Penyakit atau kelainan pada jaringan penyangga yang paling banyak terjadi

adalah kelainan gusi, karena merupakan bagian dari jaringan penyangga yang terletak

dipermukaan. Salah satu kelainan itu adalah pembesaran gusi yang dapat terjadi karena

peradangan, tanpa peradangan, kombinasi keduanya, pengaruh sistemik, dan neoplastik.

Pada keadaan yang normal, jaringan gusi mengisi ruang di antara tiap gigi. Dimulai pada

titik kontak antara dua gigi, kemudian mengelilingi leher gigi  dan dilanjutkan ke arah

bawah dan samping.

Pembesaran gusi adalah suatu keadaan di mana  terjadi penambahan ukuran dari

gusi. Dalam keadaan ini, jaringan gusi menggelembung secara berlebihan di antara gigi

dan atau pada daerah leher gigi. Penambahan ukuran ini dapat terjadi secara hipertrofi,

hiperplasia ataupun kombinasi antara keduanya. Hipertrofi (Inflammatory Gingival

Enlargement) adalah penambahan ukuran pada sel-sel yang mengakibatkan penambahan

ukuran pada suatu  organ, sedangkan hiperplasia (Fibrotic Gingival Enlargement) adalah

penambahan jumlah selnya. Hipertrofi dan hiperplasia gingiva dapat ditemukan lebih

sering pada anak-anak, remaja dan dewasa muda. Pada anak-anak keduanya dapat timbul

pada saat tumbuhnya gigi susu atau gigi tetap.

Perawatan periodontal menjadi salah satu solusi untuk problemestetik yang

banyak dikeluhkan oleh masyarakat, dan ternyata penampakan klinis gingiva sangat

menunjang penampilan estetik seseorang. Problem estetik gingiva yang biasa dikeluhkan

pasien antara lain pembesaran gingiva, kontur gingiva yang tidak bagus, papila yang

hilang, dan terbukanya permukaan akar. (Reddy, 2003). Pembesaran gingiva dapat

dikoreksi dengan gingivektomi, yaitu eksisi jaringan gingiva yang berlebih untuk

menciptakan margin gingiva yang baru. Gingivektomi dilakukan apabila gingivitis tidak

berhasil dirawat dengan perawatan biasa dan prosedur oral hygiene, atau pada kasus

hiperplasi gingiva (Harty dan Ogston, 1995).

Penggunaan alat ortodontik cekat dapat menimbulkan beberapa masalah,

khususnya masalah kesehatan rongga mulut. Alat ini dicekatkan pada gigi-gigi sehingga

lebih sulit dibersihkan daripada alat lepasan, dan kesehatan rongga mulut tentu

lebih sulit dipertahankan selama perawatan dengan alat ini (Foster,1993).

Page 5: Gingival Enlargment

Identifikasi masalah

1. Apa hubungan antara terapi orthodontic dan kelainan jaringan periodontal?

2. Apa rencana perawatan yang sesuai dengan scenario?

3. Bagaimana respon jaringanperiodontal?

Macam-macam restorasi rigid

Page 6: Gingival Enlargment

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembesaran Gingiva

Gingiva merupakan salah satu jaringan periodontal yang terlihat dari luar. Gingiva

sehat mempunyai ciri berwarna coral pink, tekstur stipling, berbentuk tajam seperti

kerah baju dan konsistensi kenyal (Newman dkk, 1996).

Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit yang paling luas

penyebarannya pada manusia (Manson dan Eley, 1993). Salah satu penyakit

periodontal yang sering dijumpai adalah pembesaran gingiva. Pembesaran gingiva

ditandai dengan penambahan ukuran gingival dan dapat menimbulkan efek negatif

berupa gangguan fungsi.

Pembesaran gingiva merupakan keadaan dimana terjadi pertumbuhan yang

berlebih dari jaringan gingiva, pada beberapa kasus dapat juga disebut hiperplasi

gingiva. Pembesaran ini sering dijumpai pada penyakit gingiva. Pembesaran gingiva

dapat menimbulkan ketidaknyamanan, terutama jika sudah mempengaruhi fungsi

bicara dan mastikasi, dapat menimbulkan halitosis, dan mengganggu estetik.

Pembesaran gingival menurut Carranza (2006) pembesaran gingiva dapat

diklasifikasikan berdasarkan faktor etiologinya:

1. Pembesaran gingiva karena inflamasi ( akut dan kronis)

2. Pembesaran gingiva hiperplastik non inflamasi (gingival hiperplasi)

3. Pembesaran gingiva hiperplastik idiopatik

4. Pembesaran gingiva kombinasi

5. Pembesaran gingiva kondisional

6. Pembesaran gingiva neoplastik

7. Pembesaran gingiva yang bersifat developmental

Pembesaran gingiva merupakan suatu manifestasi umum penyakit gingiva

(penyakit periodontal). Penyakit yang menyebabkan kondisi gingiva enlargement dapat

bersifat inflamasi atau non inflamasi dan kombinasi keduanya. Tanda klinis pembesaran

gingiva karena proses inflamasi, secara umum menampakkan adanya

Page 7: Gingival Enlargment

perubahan pada kontur gingiva menjadi membengkak di daerah interdental dan margin

gingiva, sehingga tampak membulat tumpul dengan warna memerah. Tekstur

gingiva menjadi halus dan licin mengkilat dengan konsistensi lunak, edema, fibrotik,

biasanya disertai tendensi perdarahan, terbentuknya poket bisa juga tampak adanya

eksudat inflamasi. Pada kondisi akut dan akut eksaserbasi biasanya terdapat rasa sakit,

sedangkan pada kondisi kronis tidak tampak (Newman dkk, 1996).

Dua gejala paling awal dalam inflamasi gingival, yang mendahului

gingivitis, adalah peningkatan produksi cairan ginggiva dan perdarahan dari sulkus

ginggiva. Perdarahan ginggiva memiliki banyak variasi dalam tingkat keparahannya

dan durasi. Perdarahan dalam pemeriksaan mudah dideteksi secara klinis dan oleh

karena itu memiliki arti yang sangat besar dalam diagnosis awal dan pencegahan

gingivitis yang lebih parah. Hal ini ditunjukkan pada perdarahan dalam pemeriksaan

terlihat lebih awal daripada perubahan warna atau tanda visual lainnya dalam

inflamasi, lebih jauh lagi, fungsi dari perdarahan dibandingkan perubahan warna untuk

mendiagnosis inflamasi ginggiva awal lebih menguntungkan karena perdarahan

merupakan tanda yang lebih objektif, diperlukan estimasi dengan kesubjektifan sekecil

mungkin dari pemeriksa. Pengukuran melalui pemeriksaan kedalaman poket terbatas

nilainya untuk menaksir luas dan tingkat keparahan gingivitis (Newman dkk, 1996).

Pada dasarnya, perdarahan pada pemeriksaan mengindikasikan adanya lesi

inflamatori pada epitel dan jaringan ikat yang memperlihatkan perbedaan histology

yang spesifik dibandingkan dengan gingiva sehat. Faktor-faktor yang menyebabkan

enlargement gingiva diklasifikasikan menjadi dua

1. Faktor lokal (ekstrinsik) antara lain faktor iritasi dan faktor fungsional

(maloklusi, malposisi gigi, mouth breathing, dll)

2. Faktor sistemik (intrinsik) antara lain: endokrin obat-obatan, psikologis,

penyakit metabolic (Carranza, 2006)

B. Gingivektomi

Page 8: Gingival Enlargment

Gingivektomi adalah prosedur bedah periodontal yang bertujuan menghilangkan

poket gingiva pada penyakit radang periodontal untuk menciptakan suatu gingiva

normal baik fungsi, kesehatan, dan estetika. Sedangkan menurut Harty dan

Ogston (1995) gingivektomi adalah eksisi jaringan gingiva yang berlebih untuk

menciptakan gingiva margin yang baru. Gingivektomi dilakukan apabila gingivitis tidak

berhasil dirawat dengan perawatan biasa dan prosedur oral hygiene, atau pada kasus

hiperplasi gingiva.

Gingivektomi dapat dilakukan dengan scalpel, elektrode, laser, maupun kimia

namun metode yang paling dianjurkan adalah operasi dengan scalpel (Carranza, 2006).

Manson and Eley (1993) menyatakan bahwa indikasi gingivektomi adalah:

1. Adanya poket supraboni dengan kedalaman lebih dari 4 mm,

2. Adanya pembengkakan gingiva yang

3. Adanya kerusakan furkasi (tanpa disertai cacat tulang)

4. Abses gingiva yaitu abses yang terdapat di dalam jaringan lunak.

5. Flap perikoronal.

Sedangkan kontraindikasi gingivektomi menurut Fedi, dkk (2004) adalah:

1. Apabila kedalaman dasar poket berada pada atau lebih ke apikal dari

pertautan mukogingiva.

2. Apabila dinding jaringan lunak poket terbentuk oleh mukosaa alveolar.

3. Apabila frenulum atau perlekatan otot terletak di daerah yang akan dibedah.

4. Apabila ada indikasi perawatan cacat infraboni.

5. Apabila gingivektomi tidak menghasilkan estetik yang baik.

6. Apabila gingiva cekat atau berkeratin tidak cukup tersedia (sehingga jika

gingivektomi dilakukan, tepi gingiva terbentuk dari mukosa alveolar).

Page 9: Gingival Enlargment

Prinsip dan teknik gingivektomi yaitu setelah ditandai dengan poket marker,

jaringan gingiva kemundian dieksisi dengan sudut 45o kemudian gingiva dibentuk

sesuai kontur gingiva normal. Gingivektomi selalu diikuti dengan gingivoplasti untuk

mendapatkan kontur dan bentuk ketajaman tepi gingiva yang normal baik anatomis

maupun fisiologis. Menurut Fedi, dkk (2004) teknik gingivektomi adalah:

1. Melakukan anestesi lokal yang memadai dengan teknik blok atau infiltrasi.

Anestesi lokal

2. Mengukur kedalaman poket di daerah operasi menggunakan probe

terkalibrasi. Kedalaman ini ditandai dengan menusuk dinding luar jaringan

gingiva dengan poket marker untuk membuat titik-titik perdarahan. Apabila

keseluruhan daerah operasi telah diukur dan ditandai dengan lengkap, titik-

titik perdarahan tersebut akan membentuk ragangan (outline) insisi yang harus

dilakukan.

menandai dasar poket dengan pocket marker

3. Insisi dibevel pada sudut kurang lebih 45 derajat terhadap akar gigi dan

berakhir pada ujung atau lebih ke bawah dari ujung apikal perlekatan epitel.

Apabila gingiva cukup tebal, bevel sebaiknya diperpanjang untuk

Page 10: Gingival Enlargment

menghilangkan bahu atau plato. Kadang-kadang, akses sangat terbatas atau

sulit dicapai sehingga bevel yang cukup tidak dapat dibuat pada insisi awal.

Page 11: Gingival Enlargment

Pada keadaan ini, bevel dapat diperbaiki nantinya, menggunakan pisau

bermata lebar untuk mengerok atau bur intan kasar.

4. Jaringan gingiva yang telah dieksisi dibuang.

(a) Pengambilan jaringan (b) Jaringan yang telah dieksisi

5. Membersihkan deposit yang menempel pada permukaan akar dengan skaling

dan root planing. Pada tahap ini, pembuangan dinding jaringan lunak poket

periodontal membuat permukaan akar lebih mudah dicapai dan memperluas

lapang pandang operator dibandingkan pada tahap-tahap lain. Pembersihan

permukaan akar pada tahap ini menentukan keberhasilan seluruh prosedur

bedah.

Skaling dan root planing

6. Menyempurnakan kontur gingiva seperti yang diinginkan dengan bur intan

atau pisau bermata lebar untuk mengerok jaringan.

7. Membilas daerah bedah dengan air steril atau larutan saline steril untuk

membersihkan pertikel-partikel yang tersisa.

Page 12: Gingival Enlargment

10

8. Menekan daerah luka dengan kain kasa yang telah dibasahi dengan air steril

atau larutan saline steril selama 2-3 menit, untuk menghentikan perdarahan.

9. Memasang dresing periodontal, mula-mula yang berukuran kecil, bersudut di

daerah interproksimal, menggunakan instrumen plastik. Selanjutnya, pasang

gulungan-gulungan yang lebih panjang di bagian fasial, lingual, dan palatal

serta hubungkan dengan dresing yang telah terpasang di daerah

interproksimal. Seluruh daerah luka ditutup dengan dresing tanpa

mengganggu oklusi atau daerah perlekatan otot. Kesalahan yang sering terjadi

adalah dressing yang dipasang terlalu lebar sehingga terasa mengganggu.

Pemasangan periodontal dressing

10. Mengganti dresing dan membuang debris pada daerah luka setiap minggu

sampai jaringan sembuh sempurna dan dengan mudah dibersihkan oleh

pasien. Epitel akan menutupi luka dengan kecepatan 0,5 mm per hari setelah

hilangnya aktivitas mitosis awal dari epitel, 24 jam setelah operasi.

11. Penyembuhan luka Setelah dressing terakhir dilepas, poles gigi dan

instruksikan pasien untuk melakukan pengendalian plak dengan baik.

Dressing dilepas dan gigi dipoles

Page 13: Gingival Enlargment

11

Setelah seluruh prosedur gingivektomi dilaksanakan, pasien perlu diberi

informasi yang lengkap tentang cara-cara perawatan pascaoperasi, yaitu:

1. Menghindari makan atau minum selama satu jam.

2. Dilarang minum minuman panas atau alkohol selama 24 jam. Dilarang

berkumur-kumur satu hari setelah operasi.

3. Dilarang makan makanan yang keras, kasar atau lengket dan mengunyah

makanan dengan sisi yang tidak dioperasi.

4. Minum analgesik bila merasa sakit setelah efek anestesi hilang. Aspirin

merupakan kontraindikasi selama 24 jam.

5. Menggunakan larutan kumur saline hangat setelah satu hari. Menggunakan

larutan kumur klorheksidin di pagi hari dan malam hari bila tidak dapat

mengontrol plak secara mekanis. Larutan ini dapat langsung digunakan pada hari

pertama setelah operasi asal tidak dikumurkan terlalu kuat di dalam mulut.

Menghindari teh, kopi, dan rokok bila menggunakan larutan kumur klorheksidin

untuk mengurangi stain.

6. Apabila terjadi perdarahan, dresing ditekan selama 15 menit dengan

menggunakan sapu tangan bersih yang sudah dipanaskan; dilarang berkumur.

7. Sikat bagian mulut yang tidak dioperasi saja.

Pembedahan menyebabkan terputusnya kontinuitas sel-sel dan jaringan tubuh.

Penyembuhan adalah fase respons inflamasi yang menyebabkan terbentuknya

hubungan anatomi dan fisiologis yang baru di antara elemen-elemen tubuh yang

rusak. Secara umum, penyembuhan meliputi pembentukan bekuan darah,

pembentukan jaringan granulasi, epitelisasi, pembentukan kolagen, regenerasi dan

maturasi (Fedi dkk, 2004). Sel akan menutupi luka dalam waktu 7-14 hari dan

terkeratinisasi setelah 2-3 minggu. Pembentukan perlekatan epitel yang baru

berlangsung selama 4 minggu. Kebersihan mulut yang baik sangat diperlukan selama

periode pemulihan ini (Manson dan Eley, 2003)

Page 14: Gingival Enlargment

12

C. Alat ortodontik

Alat ortodontik adalah alat yang digunakan untuk mengaplikasikan daya

pada gigi dan struktur pendukungnya sehingga dapat mengubah hubungan antar

gigi dan struktur tulang pendukungnya (Harty dan Ogston, 1995).

Alat ortodontk dapat dibedakan menjadi 2, yaitu alat ortodontik lepasan

dan alat ortodontik cekat. Penggunaan alat ortodontik cekat dapat menimbulkan

beberapa masalah, khususnya masalah kesehatan rongga mulut. Alat ini

dicekatkan pada gigi-gigi sehingga lebih sulit dibersihkan daripada alat lepasan,

dan kesehatan rongga mulut tentu lebih sulit dipertahankan selama perawatan

dengan alat ini. Selain itu, alat ortodontik cekat juga bisa menghasilkan gerakan

gigi yang merugikan. Karena alat ini dicekatkan pada gigi-gigi, tekanan yang

terlalu besar tidak akan menyebabkan pesawat terungkit tetapi justru dapat

merusak struktur pendukung gigi (Foster, 1993).

Page 15: Gingival Enlargment

13

PEMBAHASAN

3.1 Rencana Perawatan

1. Initial therapy yaitu DHE, scaling dan polishing. Bertujuan untuk meredakan

gingivitis yang terjadi, terutama yang disebabkan karena faktor lokal yaitu

deposit keras maupun lunak yang melekat pada permukaan gigi.

2. Corrective therapy, pada tahap ini dilakukan gingivektomi diikuti dengan

gingivoplasti yang bertujuan untuk menghilangkan poket gingiva,

mengembalikan fungsi anatomis dan fisiologis gingiva.

3. Maintenance phase, pada fase ini dilakukan kontrol untuk memeriksa

perubahan kondisi gingiva pasca bedah gingivektomi.

3.2 Tahapam gingivektomi

1. Area operasi diolesi dengan larutan iod kemudian dilakukan anestesi lokal

dengan teknik infiltrasi pada area tersebut (gambar 1)

2. Kedalaman poket ditandai menggunakan poket marker (gambar 2)

3. Membuat eksisi (insisi miring ke luar) awal sedikit lebih ke apikal dari titik-

titik tersebut dengan pisau bermata lebar (pisau Kirkland). Insisi dibevel pada

sudut kurang lebih 45o terhadap akar gigi dan berakhir pada ujung atau lebih

ke bawah dari ujung apikal perlekatan epitel (dasar poket) (gambar 3).

4. Mengeksisi jaringan di daerah interproksimal menggunakan pisau bermata

kecil (pisau Orban). Sudut mata pisau tersebut kira-kira sama dengan sudut

mata pisau Kirkland ketika melakukan insisi awal. Kemudian jaringan

gingiva yang telah dieksisi dibuang.

Page 16: Gingival Enlargment

17

5. Deposit yang menempel pada permukaan akar dibersihkan dengan

skaling dan root planing (Gambar 4).

6. Daerah operasi diirigasi dengan larutan irigasi steril untuk membersihkan

partikel- partikel yang tersisa kemudian daerah operasi dikeringkan.

Menekan daerah luka dengan kain kasa yang telah dibasahi dengan air steril

untuk menghentikan perdarahan (Gambar 5).

7. Luka ditutup dengan periodontal pack agar penyembuhan jaringan gingiva

optimal (Gambar 5).

8. Pemberian resep

R/ Amoxilin mg 500 kapl.

No. XII S.3.d.d kapl. I

R/ Danalgin mg 500 kapl.

No. V S.p.r.n. kapl. I

9. Pasien diintruksikan untuk tetap menjaga kebersihan mulutnya dengan

tetap menyikat gigi tetapi dengan hati-hati.

10. Kontrol 1 minggu setelah operasi untuk melepas periodontal pack dan

melihat proses perkembangan penyembuhan lukanya (Gambar 6).

Gambar 1. Area operasi diolesi

dengan larutan iod dan dilakukan

anestesi

Gambar 2. Kedalaman poket

ditandai menggunakan poket mark

Page 17: Gingival Enlargment

18

Gambar 3. Membuat eksisi

Gambar 4. Deposit yang menempel

pada permukaan akar dibersihkan

dengan kuret

Gambar 5. Menekan daerah luka

dengan kain kasa yang telah dibasahi

dengan air steril untuk menghentikan

perdara

Page 18: Gingival Enlargment

19

Respon jaringan

Respon jaringan terhadap bakteri, rangsangan kimia serta fisik dapat diperberat olh

keadaan sistemik. Untuk metabolisme jaringan dibutuhkan material-material seperti

hormon, vitamin, nutrisi dan oksigen. Bila keseimbangan material ini terganggu

dapat mengakibatkan gangguan lokal yang berat. Gangguan keseimbangan tersebut

dapat berupa kurangnya materi yang dibutuhkan oleh sel- sel untuk penyembuhan,

sehingga iritasi lokal yang seharusnya dapat ditahan atau hanya menyebabkan inflamasi

ringansaja, dengan adanya gangguan keseimbangan tersebut maka dapat memperberat

atau menyebabkan kerusakan jaringan periodontal.Pembekakan kemungkinan karena

pengaruh hormonal pada usia remaja. Penyakit periodontal dipengaruhi oleh

hormon steroid. Peningkatan hormon estrogen dan progesteron selama masa remaja

dapat memperhebat inflamasi margin gingiva bila ada faktor lokal penyebab penyakit

periodontal (Newman, 2002).

Beberapa saat setelah operasi terlihat warna kemerahan pada margin gingiva yang

dieksisi. Daerah tersebut kemudian ditutup dengan periodontal pack atau dressing

dengan tujuan : melindungi luka dari iritasi, menjaga agar daerah luka tetap dalam

kondisi bersih, mengontrol perdarahan, dan mengontrol produksi jaringan granulasi yang

berlebihan. Periodontal pack dapat mempercepat proses penyembuhan dan

memberikan kenyamanan pasca operasi pada pasien (Fedi, 2004)

Pasien diberi resep obat Amoxicillin dan Danalgin. Amoxicillin merupakan

antibiotik yang diperlukan untuk mencegah terjadinya infeksi dan kontaminasi bakteri

setelah operasi. Amoxicillin diminum 3 kali sehari sampai habis. Sedangkan

danalgin merupakan analgetik untuk mengurangi rasa sakit pasien pasca operasi,

diberikan analgetik danalgin karena paisien memiliki sakit maag. Obat ini diminum

hanya pada saat pasien merasa sakit. Obat kumur berguna untuk mengontrol plak

sehingga akan menjaga daerah operasi tetap bersih untuk membantu proses

penyembuhan (Manson dan Eley, 2003).

Enam hari pasca operasi, periodontal pack sebelah labial dibuka.

Periodontal pack sebelah palatal sudah terlepas lebih dulu. Gingiva tampak masih

berwarna kemerah-merahan dan sudah menunjukkan mulainya proses reepitelisasi.

Menurut Fedi (2004) proses penyembuhan meliputi pembentukan bekuan darah,

pembentukan jaringan granulasi, epitelisasi, pembentukan kolagen, regenerasi dan

maturasi. Sel akan menutupi luka dalam waktu 7-14 hari dan terkeratinisasi setelah

Page 19: Gingival Enlargment

20

2-3 minggu. Pembentukan perlekatan epitel yang baru berlangsung selama 4 minggu.

(Manson dan Eley, 2003). Untuk tetap menjaga kebersihan daerah operasi dan

mengoptimalkan proses penyembuhan, pasien kembali dipasang periodontal pack dan

akan dibuka seminggu kemudian.

Page 20: Gingival Enlargment

21

KESIMPULAN

1. Pembesaran gingiva pada kasus ini merupakan inflamasi kronis yang

disebabkan oleh hormonal.

2. Pembesaran gingiva dapat dikoreksi dengan memperbaiki kondisi

kebersihan mulut, eliminasi faktor predisposisi lokal (deposit dan

kalkulus), dan gingivektomi untuk rekonturing gingiva.

3. Hasil operasi memuaskan pasien, sesuai dengan rencana perawatan dan

prognosis yang telah direncanakan, terlihat bahwa bentuk dan warna

gingiva sesuai dengan bentuk dan warna gingiva yang normal.

Page 21: Gingival Enlargment

22

DAFTAR PUSTAKA

.

Carranza, F.A., dan Takei, H.H., 2006, Gingival Surgical Techniques, dalam

M.. Newman, H.H. Takei, P.R. Klokkevold dan F.A. Carranza (eds):

Carranza’s Clinicall Periodontology, 9th ed., W.B. Saunders Co., St

Louis

Fedi, P.F., Vernino, A.R., dan Gray, J.L., 2004, Silabus Periodonti, EGC,

Jakarta

Foster, T.D., 1993, Buku Ajar Ortodonsi, EGC, Jakarta

Harty, F.J., Ogston, R., 1995, Kamus Kedokteran Gigi (terj.), Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta, h.139, 219

Manson, J.D. dan Eley, B.M., 1993, Buku Ajar Periodonti, ed 2, Hipocrates,

Jakarta.

Newman, M.G., Takei, H.H., Carranza, F.A, 1996, Carranza’s Clinical

Periodontology, 9th ed., Saunders Comp., Phildelphia.

Newman,M.G, Takei HH, Carranza FA. Carranza s Clinical periodontology.9

8 th ed.Philadelphia.W.B Saunders Co; 2002: 312-44

Reddy, M.S., 2003, Achieving Gingival Esthetics, J Am Dent Assoc,134 (3) :

295 – 304.

Wolf, H.F., Rateitschak, K.H. dan Hassell, T.M., 2005, Color Atlas of Dental

Medicine: Periodontology, Thieme Stutgart, New York