26
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 5 Gerak Harmonik Sederhana Disusun Oleh: Nama : Fransisca Ariela NPM : 240210130108 Kelompok / Shift : 6 / TIP B2 Hari / Tanggal : Kamis, 21 November 2013 Waktu : Pukul 10.00 – 12.00 WIB Asisten : Fredy Agil Raynaldo LABORATORIUM FISIKA DASAR

GHS

Embed Size (px)

DESCRIPTION

lapak fisika

Citation preview

Page 1: GHS

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

MODUL 5

Gerak Harmonik Sederhana

Disusun Oleh:

Nama : Fransisca Ariela

NPM : 240210130108

Kelompok / Shift : 6 / TIP B2

Hari / Tanggal : Kamis, 21 November 2013

Waktu : Pukul 10.00 – 12.00 WIB

Asisten : Fredy Agil Raynaldo

LABORATORIUM FISIKA DASAR

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR

2013

Page 2: GHS

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suatu benda dikatakan bergetar apabila suatu benda tersebut melakukan

gerakan bolak-balik terhadap suatu titik tertentu. Dalam praktikum kali ini kita

akan melakukan suatu jenis khusus getaran yang dinamakan gerak harmonik.

Gerak yang hampir serupa dengan gerak ini ialah gerak benda yang digantungkan

pada sebuah pegas, gerak ayunan bandul yang amplitudonya kecil, dan gerak roda

pengimbang pada arloji. Getaran tali dan kolom udara alat-alat musik merupakan

gerak harmonik atau uperposisi gerak-gerak harmonik. Berdasarkan teori atom

modern, orang menduga bahwa molekul-molekul benda padat bergetar dengan

gerak yang hampir harmonik terhadap posisi kisi-kisi tetapnya, walaupun gerak

molekul-molekul itu tentunya tidak dapat kita lihat secara langsung.

Dalam setiap bentuk gerak gelombang, partikel-partikel medium yang

dilalui oleh gelombang akan bergetar dengan gerak harmonik atau dengan

superposisi gerak harmonik. Bahkan hal ini juga berlaku untuk gelombang cahaya

dan gelombang radio dalam ruang hampa, akan tetapi yang bergetar dalam hal ini

bukanlah partikel materi, melainkan intensitas listrik dan magnet yang

bersangkutan dengan gelombang tersebut. Sebagai contoh terakhir, persamaan-

persamaan yang melukiskan suatu rangkaian listrik dimana terdapat arus listrik

bolak-balik mempunyai bentuk yang sama dengan persamaan gerak harmonik

untuk benda materi. Dengan demikian, sangat jelaslah bahwa untuk banyak

bidang ilmu fisika, pengetahuan mengenai gerak harmonik ini amat penting untuk

dipelajari.

1.2 Tujuan

Praktikan diharapkan mampu:

1. Mengungkapkan hokum hooke.

2. Menyelesaikan soal-soal gerak harmonik sederhana

3. Menentukan tetapan pegas dan massa efektif pegas dengan melaksanakan

percobaan ayunan pegas yang dibebani.

Page 3: GHS

4. Menentukan percepatan gravitasi dengan mengukur perpanjangan pegas

yang dibebani.

Page 4: GHS

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Gerak Harmonik Sederhana

Gerak Harmonik Sederhana adalah gerak bolak-balik secara teratur melalui

titik keseimbangannya dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon selalu

sama atau konstan. Setiap gerak yang terjadi secara berulang dalam selang waktu

yang sama disebut gerak periodik. Karena gerak ini terjadi secara teratur maka

disebut juga sebagai gerak harmonik. Apabila suatu partikel melakukan gerak

periodik pada lintasan yang sama maka geraknya disebut gerak osilasi/getaran.

Bentuk yang sederhana dari gerak periodik adalah benda yang berosilasi pada

ujung pegas. Karenanya kita menyebutnya gerak harmonik sederhana.

2.2. Jenis Gerak Harmonik Sederhana

Gerak Harmonik Sederhana dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :

Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Linier, misalnya penghisap dalam

silinder gas, gerak osilasi air raksa / air dalam pipa U, gerak horizontal /

vertikal dari pegas, dan sebagainya.

Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Angular, misalnya gerak bandul/

bandul fisis, osilasi ayunan torsi, dan sebagainya.

2.3. Contoh Gerak Harmonik Sederhana

2.3.1. Gerak harmonik pada bandul

Gambar 1. Contoh gerak harmonik pada bandul

Page 5: GHS

Ketika beban digantungkan pada ayunan dan tidak diberikan gaya,

maka benda akan diam di titik keseimbangan B. Jika beban ditarik ke titik A

dan dilepaskan, maka beban akan bergerak ke B, C, lalu kembali lagi ke A.

Gerakan beban akan terjadi berulang secara periodik, dengan kata lain beban

pada ayunan di atas melakukan gerak harmonik sederhana.

2.3.2. Gerak harmonik pada pegas

Semua pegas memiliki panjang alami sebagaimana tampak pada

gambar. Ketika sebuah benda dihubungkan ke ujung sebuah pegas, maka

pegas akan meregang (bertambah panjang) sejauh y. Pegas akan mencapai

titik kesetimbangan jika tidak diberikan gaya luar (ditarik atau digoyang).

Gambar 2. Contoh gerak harmonik pada pegas

2.4. Besaran Fisika pada Gerak Harmonik Sederhana

2.4.1. Periode

Benda yang bergerak harmonis sederhana pada ayunan sederhana

memiliki periode. Periode ayunan (T) adalah waktu yang diperlukan benda

untuk melakukan satu getaran. Benda dikatakan melakukan satu getaran jika

benda bergerak dari titik di mana benda tersebut mulai bergerak dan kembali

lagi ke titik tersebut. Satuan periode adalah sekon atau detik.

2.4.2. Frekuensi

Frekuensi adalah banyaknya getaran yang dilakukan oleh benda

selama satu detik, yang dimaksudkan dengan getaran di sini adalah getaran

lengkap. Satuan frekuensi adalah hertz.

Page 6: GHS

2.4.3. Amplitudo

Pada ayunan sederhana, selain periode dan frekuensi, terdapat

juga amplitudo. Amplitudo adalah perpindahan maksimum dari titik

kesetimbangan.

2.5. Gaya Pemulih

Gaya pemulih dimiliki oleh setiap benda elastis yang terkena gaya sehingga

benda elastis tersebut berubah bentuk. Gaya yang timbul pada benda elastis untuk

menarik kembali benda yang melekat padanya di sebut gaya pemulih.

2.6. Hukum Hooke

Jika gaya yang bekerja pada sebuah pegas dihilangkan, pegas tersebut akan

kembali pada keadaan semula. Robert Hooke, ilmuwan berkebangsaan Inggris

menyimpulkan bahwa sifat elastis pegas tersebut ada batasnya dan besar gaya

pegas sebanding dengan pertambahan panjang pegas. Dari penelitian yang

dilakukan, didapatkan bahwa besar gaya pegas pemulih sebanding dengan

pertambahan panjang pegas. Secara matematis, dapat dituliskan sebagai:

F = - k . ∆x, dengan k = tetapan pegas (N/m)

Tanda (-) diberikan karena arah gaya pemulih pada pegas berlawanan dengan arah

gerak pegas tersebut.

2.7. Hukum Kekekalan Energi Mekanik Pada Pegas

2.7.1. Pegas yang diletakan horisontal

Misalnya kita letakan sebuah pegas di atas permukaan meja. Salah

satu ujung pegas telah diikat pada dinding, sehingga pegas tidak bergeser

ketika digerakan. Anggap saja permukaan meja sangat licin dan pegas yang

kita gunakan adalah pegas ideal sehingga memenuhi hukum Hooke. Sekarang

kita kaitkan sebuah benda pada salah satu ujung pegas.

Jika benda kita tarik ke kanan sehingga pegas teregang sejauh x, maka

pada benda bekerja gaya pemulih pegas, yang arahnya berlawanan dengan

arah tarikan kita. Ketika benda berada pada simpangan x, EP benda

maksimum sedangkan EK benda nol (benda masih diam).

Page 7: GHS

Ketika benda kita lepaskan, gaya pemulih pegas menggerakan benda

ke kiri, kembali ke posisi setimbangnya. EP benda menjadi berkurang dan

menjadi nol ketika benda berada pada posisi setimbangnya. Selama bergerak

menuju posisi setimbang, EP berubah menjadi EK. Ketika benda tepat berada

pada posisi setimbang (x = 0), gaya pemulih pegas bernilai nol tetapi pada

titik ini kecepatan benda maksimum. Karena kecepatannya maksimum, maka

ketika berada pada posisi setimbang, EK bernilai maksimum.

Benda masih terus bergerak ke kiri karena ketika berada pada posisi

setimbang karena benda memiliki kecepatan yang bernilai maksimum. Ketika

bergerak ke kiri, gaya pemulih pegas menarik benda kembali ke posisi

setimbang, sehingga benda berhenti sesaat pada simpangan sejauh -x dan

bergerak kembali menuju posisi setimbang. Ketika benda berada pada

simpangan sejauh -x, EK benda = 0 karena kecepatan benda = 0. pada posisi

ini EP bernilai maksimum.

Pada penjelasan di atas, tampak bahwa ketika bergerak dari posisi

setimbang menuju ke kiri sejauh x = -A (A = amplitudo/simpangan terjauh),

kecepatan benda menjadi berkurang dan bernilai nol ketika benda tepat

berada pada x = -A. Karena kecepatan benda berkurang, maka EK benda juga

berkurang dan bernilai nol ketika benda berada pada x = -A. Akibat adanya

gaya pemulih pegas yang menarik benda kembali ke kanan (menuju posisi

setimbang), benda memperoleh kecepatan dan energi kinetiknya lagi. EK

benda bernilai maksimum ketika benda tepat berada pada x = 0, karena laju

gerak benda pada posisi tersebut bernilai maksimum. Proses perubahan energi

antara EK dan EP berlangsung terus menerus selama benda bergerak bolak

balik. Total EP dan EK selama benda bergetar besarnya konstan.

2.7.2. Pegas yang diletakan vertikal

Pada dasarnya osilasi alias getaran dari pegas yang digantungkan

secara vertikal sama dengan getaran pegas yang diletakan horisontal.

Bedanya, pegas yang digantungkan secara vertikal lebih panjang karena

pengaruh gravitasi yang bekerja pada benda (gravitasi hanya bekerja pada

Page 8: GHS

arah vertikal, tidak pada arah horisontal). Mari kita tinjau lebih jauh

Kekekalan Energi Mekanik pada pegas yang digantungkan secara vertikal.

Pada pegas yang kita letakan horisontal (mendatar), posisi benda

disesuaikan dengan panjang pegas alami. Pegas akan meregang atau mengerut

jika diberikan gaya luar (ditarik atau ditekan). Nah, pada pegas yang

digantungkan vertikal, gravitasi bekerja pada benda bermassa yang dikaitkan

pada ujung pegas. Akibatnya, walaupun tidak ditarik ke bawah, pegas dengan

sendirinya meregang sejauh xo. Pada keadaan ini benda yang digantungkan

pada pegas berada pada posisi setimbang.

Berdasarkan hukum II Newton, benda berada dalam keadaan

setimbang jika gaya total = 0. Gaya yang bekerja pada benda yang digantung

adalah gaya pegas (Fo = -kxo) yang arahnya ke atas dan gaya berat (w = mg)

yang arahnya ke bawah. Total kedua gaya ini sama dengan nol.

Jika kita meregangkan pegas (menarik pegas ke bawah) sejauh x,

maka pada keadaan ini bekerja gaya pegas yang nilainya lebih besar dari pada

gaya berat, sehingga benda tidak lagi berada pada keadaan setimbang.

Total kedua gaya ini tidak sama dengan nol karena terdapat

pertambahan jarak sejauh x sehingga gaya pegas bernilai lebih besar dari gaya

berat. Ketika benda kita diamkan sesaat (belum dilepaskan), EP benda

bernilai maksimum sedangkan EK = 0. EP maksimum karena benda berada

pada simpangan sejauh x. EK = 0 karena benda masih diam.

Karena terdapat gaya pegas (gaya pemulih) yang berarah ke atas maka

benda akan bergerak ke atas menuju titik setimbang.

Ketika mencapai titik setimbang, besar gaya total = 0, tetapi laju gerak

benda bernilai maksimum (v maks). Pada posisi ini, EK bernilai maksimum,

sedangkan EP = 0. EK maksimum karena v maks, sedangkan EP = 0, karena

benda berada pada titik setimbang (x = 0).

Karena pada posisi setimbang kecepatan gerak benda maksimum,

maka benda bergerak terus ke atas sejauh -x. Laju gerak benda perlahan-lahan

menurun akibat adanya gaya berat yang menarik benda ke bawah, sedangkan

besar gaya pemulih meningkat dan mencapai nilai maksimum pada jarak -x.

Ketika benda berada pada simpangan sejauh -x, EP bernilai maksimum

Page 9: GHS

sedangkan EK = 0. Setelah mencapai jarak -x, gaya pemulih pegas

menggerakan benda kembali lagi ke posisi setimbang (lihat gambar di

bawah). Demikian seterusnya. Benda akan bergerak ke bawah dan ke atas

secara periodik. Selama benda bergerak, selalu terjadi perubahan energi

antara EP dan EK. Energi Mekanik bernilai tetap. Ketika benda berada pada

titik kesetimbangan (x = 0), EM = EK. Ketika benda berada pada simpangan

sejauh -x atau +x, EM = EP.

Page 10: GHS

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1. Alat dan Bahan

1. Statip sebagai penyangga alat.

2. Skala pelengkap statip sebagai petunjuk skala pertambahan panjang pegas.

3. Pegas spiral sebagai objek yang diukur pertambahan panjangnya dan

sebagai tempat menggantung tabung.

4. Tabung sebagai tempat menaruh beban tambahan.

5. Beban tambahan sebagai penambah berat pada percobaan.

6. Stopwatch berfungsi untuk menghitung lamanya waktu yang dibutuhkan

pegas untuk 10 kali getaran.

3.2. Prosedur

3.2.1.Percobaan Menentukan Tetapan Pegas

1. Menggantung pegas pada statip dan menggantung tabung kosong

di bawahnya.

2. Menarik tabung itu sedikit ke bawah kemudian lepaskan.

3. Mencatat waktu yang diperlukan untuk 10 getaran.

4. Mengulangi pengukuran itu dengan menambahkan 2 keping

beban setiap kali hingga terakhir 10 keping beban.

5. Mengolah data sesuai tabel yang tersedia.

6. Menimbang masing-masing beban dan juga pegas.

7. Membuat grafik antara T2 terhadap massa total beban yang

digunakan.

8. Menentukan nilai rata-rata tetapan pegas dari grafik di atas

lengkap dengan ketidakpastiannya.

3.2.2.Percobaan Menentukan Percepatan Gravitasi

1. Mengatur skala demikian rupa hingga jarum menunjuk pada

bagian skala itu.

Page 11: GHS

2. Mencatat berturut-turut penunjukkan jarum ketika tabung kosong,

kemudian ditambah satu persatu hingga beban ke-10 lalu

dikurangi satu persatu hingga tabung kosong kembali.

3. Mengolah data sesuai tabel yang tersedia.

4. Membuat grafik antara simpangan dengan massa beban.

5. Menentukan percepatan gravitasi dari grafik di atas.

6. Membandingkan percepatan gravitasi hasil percobaan dengan

percepatan gravitasi pada literatur.

Page 12: GHS

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Data:

mpegas = 5.63 x 10−3 ± 0,5 ×10−3 kg

member = 64,0 x 10-3 ± 0,5 ×10−3kg

m1= 5,0 x 10-3 ± 0,5 ×10−3kg m6= 5,0 x 10-3 ± 0,5 ×10−3k

m2= 5,0 x 10-3± 0,5 ×10−3 kg m7= 5,0 x 10-3 ± 0,5 ×10−3kg

m3= 5,0 x 10-3 ± 0,5 ×10−3kg m8= 5,0 x 10-3 ± 0,5 ×10−3kg

m4= 5,0 x 10-3 ± 0,5 ×10−3kg m9= 5,0 x 10-3 ± 0,5 ×10−3kg

m5= 5,0 x 10-3 ± 0,5 ×10−3kg m10= 5,0 x 10-3 ± 0,5 ×10−3kg

Tabel 1. Penentuan Tetapan Pegas

Beban m ±

0,5 ×10−3

(kg)

t (10 T) ± …

(s)

T = t/10

(s)

T2

(s)

member 64,0 x 10-3 5,48 0,548 0,300304

member+ m1+ m2 74,0 x 10-3 6,21 0,621 0,385641

member+….+ m4 84,0 x 10-3 7,08 0,708 0,501264

member+….+ m6 94,0 x 10-3 7,61 0,761 0,579121

member+….+ m8 104,0 x 10-3 8,13 0,813 0,660969

member+….+ m10 114,0 x 10-3 8,63 0,863 0,744769

Page 13: GHS

0.0640.074

0.0840000000000001

0.09400000000000010.104

0.1140

0.10.20.30.40.50.60.70.8

Grafik T2 terhadap Massa Beban

Grafik T2 terhadap massa beban

Grafik 1. Grafik T2 terhadap massa beban

Hasil regresi kalkulator

akal1 = - 0,2662613543

b̂kal1 = 8,931982857

r = 0,9982374126 ≈ 0,998

Kkal=4 π2

b̂ =

4(3.14)2

8,931982857 = 4,41545306 ≈ 4,415 N/m

a) mpegas = |akal1 x kkal

4 π 2 | =|(−0,2662613543 ) x (4,41545306)

4 (3,14)2 | = 0,02981014892 ≈ 29,8 x 10−3 kg

b) mpegas = msebenarnya = 5.63 x 10−3 kg

mpegas = mefektif = 29,8 x 10−3 kg

hasil praktikum massa efektif lebih besar dari massa sebenarnya

Tabel 2. Tabel Penentuan Percepatan Gravitasi

Beban F = m.g

(N)

(X+ ± …)

(m)

(X- ± …)

(m)

(<X> ± …)

(m)

(ΔX = <X>-X0)

(m)

Page 14: GHS

m1 0,0489 2,3 x 10-2 2,2 x 10-2 2,25 x 10-2 0,85 x 10-2

m1+m2 0,0978 3,2 x 10-2 3,2 x 10-2 3,2 x 10-2 1,8 x 10-2

m1+m2+m3 0,1467 4,2 x 10-2 4,1 x 10-2 4,15 x 10-2 2,75 x 10-2

m1+….+m4 0,1956 5,2 x 10-2 5 x 10-2 5,1 x 10-2 3,7 x 10-2

m1+….+m5 0,2445 6,1 x 10-2 5,9 x 10-2 6 x 10-2 4,6 x 10-2

m1+….+m6 0,2934 7 x 10-2 7 x 10-2 7 x 10-2 5,6 x 10-2

m1+….+m7 0,3423 8,1 x 10-2 8,1 x 10-2 8,1 x 10-2 6,7 x 10-2

m1+….+m8 0,3912 9 x 10-2 9 x 10-2 9 x 10-2 7,6 x 10-2

m1+….+m9 0,4401 10 x 10-2 10 x 10-2 10 x 10-2 8,6 x 10-2

m1+….+m10 0,4890 11 x 10-2 11 x 10-2 11 x 10-2 9,6 x 10-2

X(ember) = X0 = 1,4 x 10−2± 0.5 ×10−2 m

0.0050.010.0150.020.0250.030.0350.040.0450.050

0.02

0.04

0.06

0.08

0.1

0.12

Grafik <X> terhadap Massa Beban

Grafik <X> terhadap Massa Beban

Grafik 2. Grafik <X> terhadap massa beban

Percepatan gravitasi (g) literature = 9.78 m

s2

akal2 = 0,012267

b̂kal2 = 1,94667

r = 0,9998

percepatan gravitasi (g) = k kal x bkal 2

Page 15: GHS

= 4,41545306 x 1,94667 = 8,595430008 m

s2

4.2 Pembahasan

Praktikum yang dilakukan pada kali ini yaitu Gerak Harmonik Sederhana.

Praktikum ini terdiri dari dua percobaan antara lain percobaan untuk

menentukan tetapan pegas dan percobaan untuk menentukan percepatan

gravitasi. Hasil yang diperoleh dari dua percobaan tersebut yaitu hubungan

antara periode kuadrat dan massa beban, konstanta pegas, massa efektif pegas,

hubungan antara <X> dan massa beban, serta percepatan gravitasi.

Percobaan pertama adalah menentukan tetapan pegas dengan menambah

beban pada tabung lalu menghitung lamanya waktu yang dibutuhkan pegas

untuk bergetar 10 kali getaran. Hasil dari percobaan ini dibuat menjadi bentuk

grafik hubungan antara periode kuadrat dan massa beban. Pada grafik terlihat

bahwa periode semakin bertambah dengan bertambahnya massa beban

sehingga dapat disimpulkan bahwa massa beban dan periode berbanding lurus.

Nilai a, b, dan r ditentukan menggunakan T2 dan massa beban dengan

bantuan kalkulator. Setelah mengetahui a, b, dan r kita dapat membuat grafik

T2 terhadap massa beban yang dapat kita lihat dalam hasil. Pada grafik T 2

terhadap massa beban, terdapat garis yang agak berbelok (tidak sepenuhnya

linier). Hal ini dapat disebabkan oleh perhitungan waktu yang hanya sampai

sekon sehingga hasil yang didapat kurang akurat.

Untuk konstanta pegas, hasil yang diperoleh dengan menggunakan rumus

Kkal=4 π2

b̂ adalah 4,41545306. Nilai b didapat melalui kalkulator dengan

memasukkan data pada tabel 1 untuk x = massa total beban dan y = T2. Angka

yang didapat ini bisa dikatakan cukup akurat bila melihat kisaran untuk nilai K

yang diberikan adalah antara 4 sampai 8 dan hasil regresi yang menyatakan

keakuratan didapatkan sebesar 0,998.

Selain konstanta pegas, dalam percobaan ini dicari pula nilai massa efektif

dari pegas. Nilai massa efektif pegas dapat diperoleh dengan memasukkan

nilai a yang telah dicari melalui kalkulator dan Kkal yang sudah diperoleh ke

Page 16: GHS

dalam rumus mpegas = |akal1 x kkal

4 π 2 | sehingga massa efektif pegas diperoleh

sebesar 29,8 x 10-3 kg.

Apabila membandingkan antara massa efektif pegas dengan massa

sebenarnya yang bernilai 5,63 x 10-3 kg, massa efektif pegas jauh lebih besar

daripada massa sebenarnya. Hal ini dapat terjadi karena kesalahan alat,

kesalahan manusia, dan kesalahan hitung. Kesalahan alat seperti pegas yang

sudah berkarat dan sudah berulang kali digunakan, serta angka pada skala

yang kurang jelas. Sedangkan kesalahan manusia yang paling besar adalah

kesalahan pada pembacaan skala dan pelaksanaan praktikum yang kurang

teliti dan tergesa–gesa sehingga terjadi banyak kesalahan, terutama ketika

memasukkan data. Untuk kesalahan hitung, faktor utama yang berpengaruh

adalah kurang teliti dan kurang cermat saat pengolahan data.

Percobaan yang kedua yaitu percobaan untuk menentukan percepatan

gravitasi. Percepatan gravitasi dapat ditentukan dengan membebani pegas

(yang telah kita ketahui tetapan pegasnya dari percobaan di atas) dengan

beban yang diketahui massanya dan mengukur perpanjangan pegas yang

dihasilkan setiap beban ditambahkan/dikurangkan. Agar lebih teliti

pembebanan dilakukan dua kali, pertama beban ditambahkan satu persatu,

kemudian dikurangkan satu persatu. Kemudian panjang pegas yang diambil

yaitu panjang pegas rata-rata dari percobaan tersebut.

Hasil percobaan dibuat dalam bentuk grafik hubungan antara panjang

pegas rata-rata dan massa beban. Pada grafik dapat dilihat bahwa ketika massa

beban ditambah, maka besar panjang rata-rata pegas pun bertambah sehingga

dapat disimpulkan bahwa hubungan antara panjang rata-rata pegas dan massa

beban adalah berbanding lurus. Garis pada grafik berbentuk garis lurus

(linier). Hal ini menandakan hasil percobaan dapat dikatakan akurat dengan

hasil regresi pada kalkulator mendekati angka 1 yaitu sebesar 0,9998.

Percepatan gravitasi diperoleh melalui rumus g = k kal x bkal 2, nilai

percepatan gravitasi yang didapat adalah 8,595430008 m/s2. Nilai ini lebih

kecil bila dibandingkan dengan nilai gravitasi yang ada pada literatur, yaitu

9,78 m/s2. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kurang

Page 17: GHS

telitinya pengamat dalam membaca skala pada perangkat skala baca,

lingkungan percobaan yang kurang mendukung, dan peralatan percobaan yang

sudah sering dipakai sehingga mengurangi tingkat akurasinya.

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum Gerak Harmonik Sederhana ini, dapat ditarik

kesimpulan yaitu:

Setiap sistem yang memenuhi hukum Hooke akan bergetar dengan cara

sederhana, yang disebut dengan gerak harmonik sederhana.

Gerak harmonik sederhana dapat menentukan konstanta pegas dan

percepatan gravitasi.

Nilai konstanta setiap pegas berbeda.

Massa beban berbanding lurus dengan periode dan panjang pegas.

Penyimpangan yang terjadi pada hasil percobaan diduga disebabkan

karena beberapa faktor yaitu kurang telitinya pengamat dalam membaca

skala pada perangkat skala baca, lingkungan percobaan yang kurang

mendukung, dan peralatan percobaan yang sudah sering dipakai sehingga

mengurangi tingkat akurasinya.

5.2. Saran

4. Diharapkan para praktikan memahami materi yang akan dipraktikumkan

sebelum melakukan percobaan untuk memperlancar kegiatan praktikum.

Perlu diperhatikan kecermatan praktikan saat mengambil data serta

menghitung hasil pengamatan agar hasil yang didapat sesuai dengan yang

kita harapkan karena akan berpengaruh dalam perhitungan gerak harmonik

sederhana tersebut.

Alat-alat yang digunakan seharusnya sesuai dengan yang digunakan dalam

perhitungan literatur, agar dapat diperolah hasil yang tidak jauh berbeda

dengan literatur.

Page 18: GHS

DAFTAR PUSTAKA

Bambang, Ryo. Gerak Harmonik Sederhana. http://phisiceducation09.blogsp

ot.com/2013/04/gerak-harmonik-sederhana.html (Diakses pada tanggal 23

November 2013, pukul 20.23)

Kanginan, Marthen. 2004. Fisika untuk SMA Kelas XI. Bandung: Erlangga

Wikipedia. Gerak Harmonik Sederhana.

http://id.wikipedia.org/wiki/Gerak_harmonik_sederhana (Diakses pada

tanggal 23 November 2013, pukul 20.13)

Zaida. 2012. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Bandung: Fakultas Teknologi

Industri Pertanian Universitas Padjadjaran