15
Gangguan Penghidu Oleh : Almira Fathin Nabila Pembimbing : dr. Abdul Muis, SpTHT

GG. Penghidu

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: GG. Penghidu

Gangguan Penghidu

Oleh : Almira Fathin NabilaPembimbing : dr. Abdul Muis, SpTHT

Page 2: GG. Penghidu

Definisi

• gangguan dari saraf olfaktorius, yang merupakan saraf untuk menghidu.

• disebut dengan osmia

• bersifat total (seluruh bau), parsial (hanya sejumlah bau), atau spesifik (hanya satu atau sejumlah kecil bau)

Page 3: GG. Penghidu
Page 4: GG. Penghidu
Page 5: GG. Penghidu
Page 6: GG. Penghidu

Fungsi Hidung

Sebagai jalan nafas Pengatur kondisi udara

Sebagai penyaring dan pelindung Indera penghidu Resonansi suara Proses bicara Refleks nasal

Page 7: GG. Penghidu

Proses PenciumanSaraf Olfaktorius

Bulbus Olfaktorius

Gas / uap

Ikatan zat + protein membran

Impuls

Menembus lamina cribosa

Sinaps dengan neuron tractus olfaktorius

Korteks Otak

Page 8: GG. Penghidu

Patogenesis • defek sensorineural prosesnya melibatkan struktur

saraf yang lebih sentral.

• defek konduktif (transport) terjadi gangguan transmisi stimulus bau menuju neuroepitel olfaktorius.

Page 9: GG. Penghidu

Macam gangguan penghidu

AgnosiaAnosmiaHiposmia

HiperosmiaDisosmiaParosmiaKakosmia

PhantosmiaPresbiosmia

Page 10: GG. Penghidu

Etiologi

Page 11: GG. Penghidu

Diagnosa Anamnesa Anamnesa

trauma kepala, penyakit sinonasal, infeksi saluran nafas atas, penyakit sistemik, penyakit neurodegeneratif,

kebiasaan merokok, dan faktor penyebab gangguan penghidu

trauma kepala, penyakit sinonasal, infeksi saluran nafas atas, penyakit sistemik, penyakit neurodegeneratif,

kebiasaan merokok, dan faktor penyebab gangguan penghidu

Pmx. THT Pmx. THT rinoskopi anterior, posterior nasoendoskopi- Sumbatan hidung rinoskopi anterior, posterior nasoendoskopi- Sumbatan hidung

Pmx. Pencitraan Pmx. Pencitraan Foto polos kepala

CT-SCAN : massa, penebalan mukosa, Sumbatan celah olfaktorius

MRI : Kelainan jaringan lunak

Foto polos kepala

CT-SCAN : massa, penebalan mukosa, Sumbatan celah olfaktorius

MRI : Kelainan jaringan lunak

Page 12: GG. Penghidu

Kemosensoris penghidu

Kemosensoris penghidu

tes UPSIT (University of Pennsylvania Smell Identification), Tes The Connectitut Chemosensory Clinical Research Center (CCCRC), Tes “Sniffin sticks”, Tes Odor Stick Identification Test for Japanese (OSIT-J).

tes UPSIT (University of Pennsylvania Smell Identification), Tes The Connectitut Chemosensory Clinical Research Center (CCCRC), Tes “Sniffin sticks”, Tes Odor Stick Identification Test for Japanese (OSIT-J).

Elektrofisiologis Elektrofisiologis

Olfactory Event - Related Potentials (ERPs)Elektro-Olfaktogram (EOG).

Olfactory Event - Related Potentials (ERPs)Elektro-Olfaktogram (EOG).

Biopsi neuroepitel olfaktorius

Biopsi neuroepitel olfaktorius

Page 13: GG. Penghidu

Penatalaksanaan Hiposmia Konduktif• Terapi bagi pasien akibat rinitis alergi dan sinusitis bakterial, polip,

neoplasma, dan kelainan-kelainan struktural pada rongga hidung dapat dilakukan secara rasional dan dengan kemungkinan perbaikan yang tinggi yaitu pengelolaan alergi, terapi antibiotik, terapi glukokortikoid sistemik dan topikal dan operasi untuk polip nasal, deviasi septum nasal, dan sinusitis hiperplastik kronik.

Hiposmia Sensorineural• Tidak ada terapi dengan kemanjuran yang telah terbukti bagi kurang penciuman sensorineural.

Page 14: GG. Penghidu

Prognosa

• bergantung pada etiologinya

• Disfungsi penciuman akibat polip, neoplasma, pembengkakan mukosa, atau deviasi septum dapat disembuhkan

• Penyembuhan fungsi penciuman setelah cedera kepala traumatik hanyalah 10% dan kualitas kemampuan penciuman setelah perbaikan biasanya buruk

Page 15: GG. Penghidu