16
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 10, No. 2, Agustus 2012 101 GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN DASAR LAUT PERAIRAN LEMBAR PETA 0421, DAERAH ISTIMEWA ACEH SUB-SEA FLOOR GEOLOGY OF MAP SHEET 0421, SPECIAL PROVINCE OF ACEH I. N. Astawa, I. R. Silalahi, dan R. Rahardiawan Puslitbang Geologi Kelautan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jl. Dr. Junjunan No. 236, Bandung 40174 Diterima : 25-11-2011 Disetujui : 01-06-2012 ABSTRAK Hasil kegiatan penelitian geologi kelautan Lembar Peta 0421menghasilkan data seismik dan pemeruman sepanjang lebih kurang 963,73 kilometer. Dari peta batimetri ditemukan beberapa kelurusan dengan arah hampir baratlaut-tenggara dan diduga merupakan sesar. Hasil penafsiran data menunjukkan bahwa stratigrafi rekaman seismik, daerah penelitian secara garis besar dapat dibagi menjadi 4 (empat) unit yaitu unit 1; unit 2; unit 3, dan unit 4. Jika dikaitkan dengan geologi regional daerah penelitian, unit 1 diduga dapat disebandingkan dengan Formasi Peunasu berumur Miosen, unit 2 diduga dapat disebandingkan dengan Formasi Seurula & Formasi Julurayeu berumur Pliosen, unit 3 diduga dapat disebandingkan dengan endapan volkanik Toba berumur Plistosen, dan unit 4 diduga dapat disebandingkan dengan aluvial berumur Holosen. Pembagian unit tersebut berdasarkan pada adanya bidang tidakselarasan (onlap), dan pepat erosi (erosional truncation). Kata kunci : lembar peta 0421, unit seismik, ketidakselarasan. ABSTRACT The results of marine geological investigation of map of sheet 0421 gave a data of seismic and sounding approximately 963.73 kilometers long. Bathymetric map indicates some alignment with the direction of nearly northwest-southeast and presumed to be faults. Seismic data interpretation indicate that the stratigraphy of the study area can broadly be divided into 4 (four) units those are unit 1; unit 2; unit 3, and unit 4. Correlation balance with regional geology, show that seismic, unit 1 correlates with Peunasu Formation of Miocene, unit 2 correlates with Seurula Formation and Julurayeu Formation of Pliocene, unit 3 correlates with Old Toba volcanic deposites of Pleistocene, and unit 4 correlates with Alluvium of Holocene. The division of seismic units was based on unconformity (onlap) and (erosional truncation). Keywords: map of sheet 0421, seismic units, unconformity. PENDAHULUAN Sesuai dengan tugas dan fungsi Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan yaitu untuk melakukan penelitian geologi permukaan dan bawah permukaan dasar laut secara sistimatik. Untuk hal tersebut di atas Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan melakukan penelitian geologi dan geofisika kelautan di Daerah Perairan Aceh Utara atau dalam sistem peta Bakosurtanal termasuk dalam Lembar Peta No. 0421. Maksud penelitian adalah untuk menginventarisasi data geologi dan geofisika kelautan, khususnya tatanan geologi bawah permukaan dasar laut, sedangkan tujuannya untuk mengetahui dan memberikan informasi kondisi geologi bawah permukaan dasar laut kepada pihak yang berkepentingan. Lokasi daerah penelitian terletak di daerah perairan Banda Aceh (Aceh Utara), termasuk dalam Lembar Peta 0421 dengan batas koordinat antara 05 0 00’ – 06 0 00’ Lintang Utara dan 94 0 30’ – 96 0 00 Bujur Timur; di sebelah Utara berbatasan dengan Lembar Peta 0422, di sebelah Timur berbatasan dengan Lembar Peta 0521, dan di sebelah Selatan berbatasan dengan dengan Lembar Peta 0420 (Gambar 1.).

GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN DASAR LAUT PERAIRAN LEMBAR …

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN DASAR LAUT PERAIRAN LEMBAR …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 10, No. 2, Agustus 2012

101

GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN DASAR LAUTPERAIRAN LEMBAR PETA 0421, DAERAH ISTIMEWA ACEH

SUB-SEA FLOOR GEOLOGY OF MAP SHEET 0421, SPECIAL PROVINCE OF ACEH

I. N. Astawa, I. R. Silalahi, dan R. Rahardiawan

Puslitbang Geologi Kelautan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jl. Dr. Junjunan No. 236, Bandung 40174

Diterima : 25-11-2011 Disetujui : 01-06-2012

ABSTRAK

Hasil kegiatan penelitian geologi kelautan Lembar Peta 0421menghasilkan data seismik dan pemerumansepanjang lebih kurang 963,73 kilometer. Dari peta batimetri ditemukan beberapa kelurusan dengan arah hampirbaratlaut-tenggara dan diduga merupakan sesar.

Hasil penafsiran data menunjukkan bahwa stratigrafi rekaman seismik, daerah penelitian secara garis besardapat dibagi menjadi 4 (empat) unit yaitu unit 1; unit 2; unit 3, dan unit 4. Jika dikaitkan dengan geologi regionaldaerah penelitian, unit 1 diduga dapat disebandingkan dengan Formasi Peunasu berumur Miosen, unit 2 diduga dapatdisebandingkan dengan Formasi Seurula & Formasi Julurayeu berumur Pliosen, unit 3 diduga dapat disebandingkandengan endapan volkanik Toba berumur Plistosen, dan unit 4 diduga dapat disebandingkan dengan aluvial berumurHolosen. Pembagian unit tersebut berdasarkan pada adanya bidang tidakselarasan (onlap), dan pepat erosi(erosional truncation).

Kata kunci : lembar peta 0421, unit seismik, ketidakselarasan.

ABSTRACT

The results of marine geological investigation of map of sheet 0421 gave a data of seismic and soundingapproximately 963.73 kilometers long. Bathymetric map indicates some alignment with the direction of nearlynorthwest-southeast and presumed to be faults.

Seismic data interpretation indicate that the stratigraphy of the study area can broadly be divided into 4 (four)units those are unit 1; unit 2; unit 3, and unit 4. Correlation balance with regional geology, show that seismic, unit 1correlates with Peunasu Formation of Miocene, unit 2 correlates with Seurula Formation and Julurayeu Formationof Pliocene, unit 3 correlates with Old Toba volcanic deposites of Pleistocene, and unit 4 correlates with Alluvium ofHolocene. The division of seismic units was based on unconformity (onlap) and (erosional truncation).

Keywords: map of sheet 0421, seismic units, unconformity.

PENDAHULUANSesuai dengan tugas dan fungsi Pusat

Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautanyaitu untuk melakukan penelitian geologipermukaan dan bawah permukaan dasar lautsecara sistimatik. Untuk hal tersebut di atas PusatPenelitian dan Pengembangan Geologi Kelautanmelakukan penelitian geologi dan geofisikakelautan di Daerah Perairan Aceh Utara atau dalamsistem peta Bakosurtanal termasuk dalam LembarPeta No. 0421.

Maksud penelitian adalah untukmenginventarisasi data geologi dan geofisikakelautan, khususnya tatanan geologi bawah

permukaan dasar laut, sedangkan tujuannya untukmengetahui dan memberikan informasi kondisigeologi bawah permukaan dasar laut kepada pihakyang berkepentingan.

Lokasi daerah penelitian terletak di daerahperairan Banda Aceh (Aceh Utara), termasukdalam Lembar Peta 0421 dengan batas koordinatantara 05000’ – 06000’ Lintang Utara dan 94030’ –96000 Bujur Timur; di sebelah Utara berbatasandengan Lembar Peta 0422, di sebelah Timurberbatasan dengan Lembar Peta 0521, dan disebelah Selatan berbatasan dengan denganLembar Peta 0420 (Gambar 1.).

Page 2: GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN DASAR LAUT PERAIRAN LEMBAR …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 10, No. 2, Agustus 2012

102

GEOLOGI REGIONALMenurut Cameron, N.R., 1980, Pada akhir

Miosen, Pulau Sumatera mengalami rotasi searahjarum jam. Pada zaman Plio-Pleistosen, arahstruktur geologi berubah menjadi barat daya-timurlaut, di mana aktivitas tersebut terus berlanjuthingga kini. Hal ini disebabkan oleh pembentukanletak samudera di Laut Andaman dan tumbukanantara Lempeng Mikro Sunda (bagian paparanSunda) dan Lempeng India-Australia terjadi padasudut yang kurang tajam. Terjadilah kompresitektonik global dan lahirnya kompleks subduksisepanjang tepi barat Pulau Sumatera danpengangkatan Pegunungan Bukit Barisan padazaman Pleistosen.

Pada akhir Miosen Tengah sampai MiosenAkhir, terjadi kompresi pada Laut Andaman.Sebagai akibatnya, terbentuk tegasan yang berarahNNW-SSE menghasilkan patahan berarah utara-selatan. Sejak Pliosen sampai Pleistosen, akibatkompresi terbentuk tegasan yang berarah NNE-SSW yang menghasilkan sesar berarah NE-SW,yang memotong sesar yang berarah utara-selatan.

Menurut Hamilton, W., 1979, tektonik wilayahAceh dikontrol oleh pola tektonik di SamuderaHindia. Eurasian Plateu berada di atas lempengsamudera (Indian – Australian Plate), yangbergerak ke utara dengan kecepatan 6–8 cm pertahun. Pergerakan ini menyebabkan LempengIndia – Australia menabrak lempeng benua Eropa –

Asia/Eurasian Plateu, (Gambar 2.).Di bagian barat, tabrakan inimenghasilkan PegununganHimalaya; sedangkan di bagiantimur menghasilkan penunjaman(subduction), yang ditandai denganpalung laut ”Java Trench”membentang dari Teluk Benggala,Laut Andaman, selatan PulauSumatera, Jawa dan NusaTenggara, hingga Laut Banda diMaluku.

Di Sumatera, penunjamantersebut di atas juga menghasilkanrangkaian kepulauan busur depan(forearch islands) yang non-volkanik (P. Simeulue, P. Banyak, P.Nias, P. Batu, P. Siberut hingga P.Enggano), pegunungan BukitBarisan dengan jalur volkanik,serta sesar aktif ’The GreatSumatera Fault’ yang membelahPulau Sumatera mulai dari TelukSemangko hingga Banda Aceh.Sesar besar ini menerus sampai ke

Laut Andaman hingga Burma. Patahan aktifSemangko ini diperkirakan bergeser sekitarsebelas sentimeter per tahun dan merupakandaerah rawan gempabumi dan tanah longsor.

Di samping patahan utama tersebut, terdapatbeberapa patahan lainnya, yaitu: Sesar AneukBatee, Sesar Samalanga-Sipopok, SesarLhokseumawe, dan Sesar Blangkejeren. Khususuntuk Kota Banda Aceh dan Kabupaten AcehBesar dihimpit oleh dua patahan aktif, yaitu DarulImarah dan Darussalam. Patahan ini terbentuksebagai akibat pengaruh tektonik global yangmelahirkan kompleks subduksi sepanjang tepibarat Pulau Sumatera disertai pengangkatanPegunungan Bukit Barisan. Daerah-daerah yangberada di sepanjang patahan tersebut merupakanwilayah yang rawan gempa bumi dan tanah longsor,disebabkan oleh adanya aktivitas kegempaan dankegunungapian yang tinggi. Banda Aceh sendirimerupakan suatu dataran hasil amblesan sejakPlio-Pleistosen, hingga terbentuk sebuah graben.Dataran tersusun oleh batuan sedimen yangberpengaruh jika terjadi gempa bumi di sekitarnya.

Penunjaman Lempeng India – Australia jugamempengaruhi geomorfologi Pulau Sumatera.Adanya penunjaman menjadikan bagian baratPulau Sumatera terangkat, sedangkan bagiantimur relatif turun. Hal ini menyebabkan bagianbarat Pulau Sumatera mempunyai dataran pantai

Gambar 1. Peta lokasi daerah penelitian.

Page 3: GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN DASAR LAUT PERAIRAN LEMBAR …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 10, No. 2, Agustus 2012

103

sempit, termal, dan berkembang karang. Bagiantimur yang turun akan menerima tanah hasil erosidari bagian barat (yang bergerak naik), sehinggabagian timur memiliki pantai datar, luas,bergambut dan berbakau.

Menurut laporan yang disusun olehPertamina & BEICIP, 1985., Cekungan SumateraUtara (North Sumatera Basin) secara tektonikterdiri dari elemen berupa tinggian, cekunganmaupun peralihannya, dimana cekungan ini terjadisetelah berlangsungnya gerakan tektonik padazaman Mesozoikum atau sebelum mulaiberlangsungnya pengendapan sedimen Tersierdalam Cekungan Sumatera Utara, (Gambar 3.).

Tektonik yang terjadi pada Akhir Tersiermenghasilkan bentuk cekungan bulat memanjangdan berarah barat laut – tenggara. Prosessedimentasi yang terjadi selama Tersier secaraumum dimulai dengan trangressi, kemudiandisusul dengan regresi dan diikuti gerakan tektonik

pada Akhir Tersier. Pola struktur CekunganSumatera Utara terlihat adanya perlipatan-perlipatan dan pergeseran-pergeseran yangberarah lebih kurang barat laut-tenggara.

Sedimentasi dimulai dengan sub cekunganyang terisolasi berarah utara pada bagianbertopografi rendah dan palung yang tersesarkan.Pengendapan Tersier Bawah ditandai denganadanya ketidak selarasan antara sedimen denganbatuan dasar yang berumur Pra-Tersier,merupakan hasil trangressi, membentuk endapanberbutir kasar-halus, batulempung hitam, napal,batulempung gampingan dan serpih.

Transgressi mencapai puncaknya pada MiosenBawah, kemudian berhenti dan lingkunganberubah menjadi tenang ditandai dengan adanyaendapan napal yang kaya akan fosil foraminiforaplanktonik dari formasi Peutu. Di bagian timurcekungan diendapkan Formasi Belumai yangberkembang menjadi 2 facies yaitu klastik dan

Gambar 2. Peta pergerakan lempeng Daerah Sumatra dan kawasan Asia Tenggara lainnya padamasa kini (Hamilton, W., 1979).

Page 4: GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN DASAR LAUT PERAIRAN LEMBAR …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 10, No. 2, Agustus 2012

104

karbonat. Kondisi tenang terus berlangsungsampai Miosen Tengah dengan pengendapanserpih dari Formasi Baong.

Setelah pengendapan laut mencapaimaksimum, kemudian terjadi proses regresi yangmengendapkan sedimen klastik (FormasiKeutapang, Seurula dan Julu Rayeuk) secaraselaras diendapkan di atas Formasi Baong,kemudian secara tidak selaras di atasnyadiendapkan Tufa Toba Alluvial.

Menurut laboran yang disusun olehPertamina & BEICIP, 1985., Proses tektonikcekungan tersebut telah membagi stratigrafiregional Cekungan Sumatera Utara dengan urutandari tua ke muda adalah sebagai berikut :

1. Basement Pre-Tersier; terdiri dari batuan beku,batuan metamorf, karbonat dan dijumpai fosilHalobia yang berumur Trias terletak tidak

selaras menyudut dibawah batuan sedimendiatasnya.

2. Formasi Parapat (Awal Oligosen); terdiri daribatupasir kasar dan konglomeratan dibagianbawah seta diatasnya dijumpai sisipan serpih.Secara regional dibagian bawah diendapkandalam lingkungan fluviatil dan bagian atasdalam lingkungan laut dangkal.

3. Formasi Bampo (Akhir Oligosen); terdiri dariserpih hitam tidak berlapis, berasosiasidengan lapisan tipis batugamping danbatulempung karbonat, dimana formasi inimiskin fosil dan diendapkan dalam lingkunganreduksi.

4. Formasi Belumai (Awal Miosen); dibagiantimur cekungan ini berkembang Formasibelumai yang identik dengan Formasi Peutuyang berkembang pada bagian barat dantengah. Formasi Belumai terdiri dari batupasir

Gambar 3. Lokasi Cekungan Sumatra Utara dan batas-batasnya (Pertamina & BEICIP, 1985).

Page 5: GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN DASAR LAUT PERAIRAN LEMBAR …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 10, No. 2, Agustus 2012

105

Glaukonitan berselingan dengan serpih danbatugamping. Didaerah Arun, bagian atasformasi ini berkembang lapisan batugampingkalkarenit dan kalsilutit dengan selinganserpih. Formasi ini diendapkan dalamlingkungan laut dangkal sampai neritik.

5. Formasi Baong (Miosen Tengah-Akhir Miosenbagian bawah); penyusun utama formasi iniadalah batulempung abu-abu kehitaman,napalan, lanauan, pasiran dan pada umumnyakaya akan fosil Orbulina Sp dan GlobigerinaSp, Kadang-kadang diselingi lapisan tipisbatupasir. Formasi ini diendapkan dalamlingkungan laut dalam.

Formasi Baong tersebut di atas di daerahAru dibagi menjadi 3 satuan : • Bagian bawah didominasi oleh lanau dan

batulempung dengan sisipan batupasir danbatugamping

• Bagian tengah (MBS) didominasi olehbatupasir glaukonitan dan lempung dengansisipan lanau serta lapisan tipisbatugamping. Pada anggota ini dikenalbeberapa lapisan batupasir yang telahterbukti mengandung hidrokarbon, yaituSembilan sand dan besitang river sand(BRS).

• Bagian atas didominasi oleh lanau danlempung dengan sisipan batupasir danlapisan tipis batugamping.

6. Formasi Keutapang (Akhir Miosen); terdiridari selang-seling antara batupasir berbutirhalus – sedang, serpih, lempung dengansisipan batugamping dan batubara. DibagianBarat daerah Aru batupasirnya bertambah kearah atas, dibagian timur serpih lebihdominan. Formasi ini merupakan lapisanutama penghasil hidrokarbon dan merupakanawal terjadinya siklus regresi, diendapkandalam lingkungan delta sampai laut dangkal.

7. Formasi Seurula (Awal Pliosen); terdiri daribatupasir, serpih dan lempung. Dibandingkandengan Formasi Keutapang, Formasi Seurulaberbutir lebih kasar, banyak ditemukanfragmen-fragmen moluska yang menunjukkanendapan laut dangkal atau neritik.

8. Formasi Julu Rayeu (Akhir Pliosen); terdiridari batupasir halus – kasar dan lempung,kadang-kadang mengandung mika danfragmen molusca yang menunjukkan endapanlaut dangkal – Neritik.

9. Volkanik Toba (Kwarter); terdiri dari Tufa hasilaktivitas Volkanik Toba, menutupi secaratidak selaras diatas Formasi Seurula.

10. Endapan Aluvial; terdiri dari kerakal, kerikil,pasir dan Batulempung (Gambar 4). Aktivitas gempa di Naggroe Aceh Darussalam

(NAD) bukanlah suatu hal yang luar biasa, karenawilayah NAD memang terletak di jalur gempa.Berdasarkan sejarah gempa yang telah diketahuipara ahli geofisika selama 30 tahun ini saja telahterjadi sekitar 100 kali gempa berskala sekitar 5Skala Richter. Pusat gempa terbanyak di sepanjanglaut sebelah timur Aceh, 15 kali gempa diatas 7skala Richter di laut, dan 6 kali di daratansepanjang patahan Sumatra yang melintasi Aceh.Keseluruhan gempa ini memiliki kedalaman yangdangkal. Sedangkan gempa menengah telah terjadi27 kali di sepanjang laut sebelah timur Aceh dan 25kali di daratan. Sebagian besar gempa-gempatersebut berkedudukan di Laut sekitar PulauSeumelue dan Bukit Barisan berarah baratdaya-timurlaut dan menerus sampai ke laut Andamandan Burma.

METODE PENELITIANMetode yang diterapkan dalam penelitian ini

adalah, metode penentu posisi dan geofisika. Penentuan posisi digunakan metode elektrik

yang berorientasi pada teknologi instrumen.Peralatan yang digunakan adalah peralatan DGPS(Differensial Global Positioning System) dimanametode ini mempunyai keteletian yang lebih tinggidari Metode GPS absolut. Pada metode DGPS iniposisi suatu titik atau wahana ditentukan relatifterhadap titik yang telah diketahui koordinatnya(station referensi), dimana station referensi inimemberikan koreksi-koreksi jam satelit, jamreceiver, dll terhadap titik yang diamati. Peralatanyang dipakai adalah DGPS type C&C Cnav, aktifasisistem koreksinya dilakukan dengan mengaktifkankode nomor yang harus dipesan terlebih dahulu keperusahaan C&C.

Selain peralatan DGPS diperlukan juga untukalat penentu arah, dalam hal ini digunakan alatgyrocompass Simrad RGC50. Gyrocompassmerupakan kompas yang menggunakan sumbertenaga listrik dan menggunakan gyroscope yagberputar. Dengan penerapan hukum fisika,gyrocompass bisa memanfaatkan rotasi Bumiuntuk menemukan arah utara sebenarnya. Selainitu, kompas ini juga tidak terpengaruh oleh benda-benda logam yang bersifat ferromagnetic sehinggabisa digunakan dalam kapal/ pesawat yang

Page 6: GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN DASAR LAUT PERAIRAN LEMBAR …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 10, No. 2, Agustus 2012

106

tersusun dari logam. Gyrocompass Simrad RGC50mempunyai tingkat kesalahan variasi 1.2 detik(kecuali untuk kesalahan karena gerakan bebaskapal pitch-roll sekitar 1.8 detik).

Berdasarkan laporan dan publikasi daripenelitian terdahulu (Hamilton, W., 1979; Camerondkk., 1980; Karig et.all., 1980; Pertamina Beicip,1985 unpublish; Sosromihardjo, 1988; danBennett, J.D., dkk., 1981), secara umum GeologiRegional Perairan Lembar Peta-0421 dapatdibedakan atas Segmen “Sikuleh ContinentalFragment” atau disebut juga Aceh Plate (dibagian barat Sumatera Fault System), Aceh sub-basin (di bagian utara Banda Aceh), “Sigli High”(Tinggian Sigli di bagian timur Aceh sub-basin),“Mergui Ridge” (di bagian utara daerahpenelitian), dan bagian barat Cekungan SumateraUtara (dibagian timur daerah penelitian); dengan

patahan utama adalah “Sumatera Fault System”(SFS) berarah relatif baratlaut-tenggara berupapatahan “right lateral-strike slip fault” yangmulai terbentuk zaman Tersier dan masih aktifhingga saat ini, serta patahan “Lamteuba BaroFault” yang berarah utara-selatan di bagian timurSFS.

Berdasarkan hal tersebut di atas arah lintasanseismik utama dan pemeruman dibuat tegak lurusgaris pantai (timurlaut-baratdaya) dengan kontrollintasan melintang (cross line) relatif memotonglintasan utama (baratlaut-tenggara) dengan totallintasan sebanyak 71 lintasan, terdiri dari 16lintasan utama, 12 lintasan memotong, dan 43lintasan pendek (Gambar 5). Panjang lintasanseismik pantul dangkal maupun pemerumanmencapai lebih kurang 963,73 km (Imelda S., drr.,2012).

 

Gambar 4. Kolom stratigrafi Cekungan Sumatera Utara, (Sosromihardjo, 1988 dalam Pertamina & BEICIP1985).

Page 7: GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN DASAR LAUT PERAIRAN LEMBAR …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 10, No. 2, Agustus 2012

107

Gam

bar

5. P

eta

Lin

tasa

n D

aera

h P

enel

itian

Page 8: GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN DASAR LAUT PERAIRAN LEMBAR …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 10, No. 2, Agustus 2012

108

Proses pengambilan data dengan metodegeofisika ada 2 (dua) macam yaitu pemeruman danseismik. Peralatan yang digunakan dalam prosespengambilan data menggunakan metode geofisikaadalah antara lain :

Untuk pemeruman menggunakan peralatanEchosounder NAVISOUND 420 DS RESON ( Foto3.) dengan frekuensi standard LOW : 20 – 43 kHzdan Standard HIGH : 190 - 220 KHz atauNavisound Single atau Dual Frekuensi. Prinsipkerja metoda ini yaitu pengiriman pulsa energigelombang suara dari permukaan laut melaluitransmitting transducer secara vertikal ke dasarlaut. Kemudian gelombang suara akan dipantulkandari dasar laut dan diterima oleh receivertransducer. Gelombang suara yang diterima akanditransformasikan menjadi pulsa energi listrik kereceiver. Sinyal-sinyal tersebut diperkuat dandirekam pada recorder dalam bentuk grafis maupundigital. Pengambilan data kedalaman dilakukansecara simultan dengan lintasan kapal tegak lurusdan sejajar garis pantai. Data pemerumandigunakan untuk mendapatkan data kedalaman lautsebagai bahan pembuatan peta kedalaman laut(batimetri), mengetahui morfologi dasar laut dankemantapan lereng dasar laut. Selain itu jugauntuk pengontrol hasil rekaman seismik danpengambilan contoh sedimen permukaan dasarlaut. Dengan Draft 1,5 meter.

Di samping peralatan Navisound 420 DSReson, juga menggunakan peralatanEchousounder SUB-BOTTOM PROFILER (SBP),Pengukuran kedalaman dasar laut dan sub-bottomprofiling (SBP) dilaksanakan dengan menggunakanSyqwest Bathy 1500 C. Peralatan ini bekerjasebagaimana layaknya echosounder, mengirimpulsa suara, menerima pulsa terpantul oleh dasarlaut, dan kemudian mengolahnya untuk dihitungkedalaman lautnya berdasarkan asumsi cepatrambat suara di air laut 1500 meter/detik. Olehkarena Bathy 1500 C bekerja denganmenggunakan frekuensi sekitar 33 kHz,konfigurasi sedimen permukaan setebal hingga200 meter dapat ikut tergambarkan dalamrekaman. Metoda Syqwest Bathy 1500 C ataufrekuensi modulasi yang diterapkan pada peralatanini juga membuat resolusi perlapisan sedimenmenjadi relatif lebih baik jika dibandingkan denganechosounder 3.5 kHz biasa.

Dalam pengambilan data geofisika, metodeyang digunakan adalah seismik pantul dangkalsaluran tunggal bekerja dengan prinsip pengirimangelombang akustik yang ditimbulkan oleh Sparkerke bawah permukaan laut dan Hydrophone

menerima kembali sinyal yang dipantulkan setelahmelalui media lapisan bawah laut. Sinyal yangditerima akhirnya direkam dan akan tampaksebagai penampang horison-horison seismik padakertas rekaman. Peralatan yang digunakan dalammetode seismik antara lain : • Sparker dengan catu daya 500 Joule, sapuan

0.50 per detik. • Hydrofone Bentos 2 x 50 elemen aktif• Graphic Recorder EPC 3200• Power Supply EG & G 232 A, Band Pass Filter

Khron Hite 3700, Triggered Capasitor BankEG&G 231 A, TVG amplifier TSS 307, danSweel Filter TS 305.

HASIL DAN PEMBAHASANPeta Batimetri daerah penelitian, dihasilkan

dari pemeruman. Selang kontur dalam petabatimetri adalah 50 meter dengan variasikedalaman antara -50 hingga -1350 meter. Polakontur daerah penelitian sebagian besar berarahrelatif baratlaut-tenggara. Dari garis pantai hinggakedalaman 1100 meter, morfologi dasar lautnyarelatif terjal, dan dari kedalaman 1100 hingga 1350meter relatif lebih landai. Daerah terdalam (hingga>-1350 meter) terletak di timurlaut daerahperairan Aceh seperti terlihat pada Gambar 6 dan 7(Imelda s., drr., 2012).

Dari pola konturnya ditemukan beberapakelurusan yang mempunyai arah hampir baratlaut-tenggara. Pola kelurusan tersebut didugamerupakan sesar, karena arahnya sama dengansesar utama yang berkembang di daerahpenelitian. Kelurusan tersebut terdapat di sebelahtimur daratan Aceh, kemudian di sebelahtumurlaut Pulau Breuh dan Pulau Penasi, dan disebelah baratdaya serta di sebelah timur laut PulauWeh (Gambar 6). Dengan adanya dua kelurusanyang diduga sebagai sesar normal di selat antaraPulau Weh dengan Pulau Breuh dan Pulau Penasi,diduga selat terebut merupakan struktur geologiberupa graben.

Dalam penafsiran rekaman seismik, untukmembagi rekaman seismik menjadi bebrapa unit,kita harus menemukan kontak ketidak selarasanyang dalam istilah seismik stratigrafi dapat berupapepat erosi (erosional truncation), kontak “toplap”dan kontak “baselap”. Kontak “baselap” dapatdibagi menjadi dua yaitu kontak “onlap” dankontak “downlap” (Ringis, J., 1986).

Hasil penafsiran seismik menunjukan bahwatatanan stratigrafi daerah penelitian dapat dibagimenjadi 4 (empat) unit yaitu Unit 1, Unit 2, Unit 3,

Page 9: GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN DASAR LAUT PERAIRAN LEMBAR …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 10, No. 2, Agustus 2012

109

Gam

bar

6. P

eta

Bat

imet

ri d

aera

h pe

nelit

ian.

Page 10: GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN DASAR LAUT PERAIRAN LEMBAR …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 10, No. 2, Agustus 2012

110

Gambar 7. Penampang Tiga Dimensi Morfologi Permukaan Dasar Laut Daerah Penelitian.

Tabel 1. Kesebandingan stratigrafi dengan hasil penafsiran rekaman seismik

Sosromihardjo, 1988. Satuan BatuanI N. Astawa drr.

2012Umur

Aluvialkerakal, kerikil, pasir dan

Batulempung.Unit 4 Holosen

Volaknik Toba Tufa hasil aktivitas volkanik toba,

menutupi secara tidak selaras diatas formasi seurula.

Unit 3 Plistosen

Formasi Seurula

Formasi Julurayeu

Batupasir, serpih dan lempung, banyak ditemukan fragmen-fragmen moluska yang menunjukkan endapan

laut dangkal atau neritik. Batupasir halus – kasar dan

lempung, kadang-kadang mengandung mika dan fragmen

molusca yang menunjukkan endapan laut dangkal – Neritik.

Unit 2 Pliosen

Serpentinit Tangse Serpentinit pejal Intrusi Mio-Pliosen

Formasi PeunasuBatu pasir mikaan, konglomerat,

serpih, batu lumpur, batu gamping terumbu.

Unit 1 Miosen

Page 11: GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN DASAR LAUT PERAIRAN LEMBAR …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 10, No. 2, Agustus 2012

111

dan Unit 4. Pembagian menjadi 4 (empat) unitadalah berdasarkan pada adanya kontak ketidakselarasan berupa kontak onlap dan pepat erosi(erosional truncation)seperti terlihat pada Gambar8.

Unit 1 diduga unit tertua di daerah penelitian.Gambar pantul dalamnya paralel hingga sub-paralel, dan perlapisan tergambar cukup jelas. Unitini sudah mengalami gangguan tektonik berupaperlipatan dan sesar, bahkan sesarnya menembushingga ke unit yang paling muda. Hal tersebutmembuktikan bahwa sesar tersebut adalah sesaraktif. Jika dikaitkan dengan geologi regional daerahpenelitian unit ini diduga dapat disebandingkandengan Formasi Peunasu yang terdiri atasbatupasir mikaan, konglomerat, serpih,batulumpur, dan batugamping terumbu berumurMiosen Awal. Unit ini disebandingkan denganFormasi Peunasu karena ujung lintasan 12 (L-12)adalah sangat dekat dengan Pulau Pasi, sedangkanformasi termuda yang tersingkap di pulau iniadalah Formasi Peunasu. Kontak antara Unit 1dengan Unit 2, 3, dan 4 adlah kontakketidakselarasan yang dalam seismik stratigrafidisebut sebagai kontak onlap.

Gambar pantul dalam Unit 2 adalah paralelhingga sub-paralel dan tergambar cukup tegas.Unit ini juga sudah mengalami gangguan tektonikcukup kuat, berupa perlipatan dan sesar. Haltersebut dapat dibuktikan dari banyaknya sesaryang berkembang dan perlapisan sedimennyamempunyai kemiringan. Pada unit ini ditemukan 5(lima) buah sesar aktif, di mana sesarnyamenembus hingga ke permukaan dasar laut ataumenembus unit yang paling muda. Jika dikaitkandengan geologi regional daerah penelitian unit inididuga dapat disebandingkan dengan FormasiSeurula terdiri atas Batupasir, serpih dan lempung,banyak ditemukan fragmen-fragmen moluska yangmenunjukkan endapan laut dangkal atau neritikatau Formasi Julurayeu terdiri atas Batupasir halus– kasar dan lempung, kadang-kadang mengandungmika dan fragmen molusca yang menunjukkanendapan laut dangkal – Neritik berumur Pliosen.Kontak antara Unit 2 dengan Unit 3 adalah kontakketidakselarasan yang dalam seismik stratigrafidisebut sebagai kontak pepat erosi (erosionaltruncation).

Dilihat dari rekaman seismik tebal perlapisanUnit 2 lebih kurang 50-200 milidetik (TWT). Jikacepat rambat sedimen diasumsikan sebesar 1600milidetik, maka ketebalan Unit 2 adalah 40-160meter.

Gambar pantul dalam Unit 3 adalah paralel,perlapisan sedimennya juga tergambar denganjelas. Unit ini juga sudah mengalami gangguantektonik berupa sesar aktif yang menembus dariunit yang tertua hingga ke unit yang paling muda.Jika dikaitkan dengan geologi regional daerahpenelitian unit ini diduga dapat disebandingkandengan Volkanik Toba terdiri atas Tufa hasilaktivitas volkanik toba, menutupi secara tidakselaras diatas formasi seurula berumur Pleistosen.Kontak antara Unit 3 dengan Unit 1 adalah kontakketidakselarasan yang dalam seismik stratigrafidisebut sebagai kontak onlap.

Gambar pantul dalan Unit 4 adalah paralel,perlapisan sedimennya juga tergambar cukup jelas.Unit 4 adalah unit termuda di daerah penelitian dimana proses sedimentasinya masih berlangsunghingga sekarang. Unit ini juga hanya mengalamigangguan tektonik berupa sesar aktif yangmenembus unit yang tertua hingga ke unittermuda. Jika dikaitkan dengan geologi regionaldaerah penelitian, unit ini dapat disebandungkandengan aluvial terdiri atas kerakal, kerikil, pasirdan Batulempung berumur Holosen.

Gambar pantul dalam intrusi adalah tegas dibagian atas dan semakin ke bawah semakinmelemah bahkan mengarah ke bebas pantul (“freereflector”). Batuan intrusi menerobos Unit 1.Kontak antara batuan intrusi dengan Unit 1 adalahkontak “onlap”. Jika dikaitkan dengan data geologiregional, maka batua intrusi ini diduga dapatdisebandingkan dengan Serpentinit Tangse(Gambar 9).

Berdasarkan hasil penafsiran rekamanseismik, kontak antara Unit 2 dengan Unit 3 adalahkontak yang dalam seismik stratigrafi disebutsebagai kontak pepat erosi (“erosionaltruncation”). Hal tersebut membuktikan bahwasetelah pengendapan Unit 2 di daerah penelitianmengalami pengangkatan, sehingga Unit 2merupakan daratan. Selanjutnya Unit 2mengalamai erosi, kemudian terjadi genang lautlagi, dan di atas Unit 2 secara tidak selarasdiendapkan sedimen dari Unit 3.

Pengaruh tektonik yang cukup kuat di daerahpenelitian berlangsung hingga Pliosen. Haltersebut dapat dibuktikan dari banyaknya strukturgeologi berupa perlipatan dan sesar pada Unit 1yang jika dikaitkan dengan geologi regional daerahpenelitian berumur Pliosen. Di beberapa tempatditemukan sesar yang menembus hingga kelapisan sedimen Unit 4, hal tersebut membuktikanbahwa sesar tersebut adalah sesar aktif.

Page 12: GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN DASAR LAUT PERAIRAN LEMBAR …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 10, No. 2, Agustus 2012

112

Gam

bar 8. Penafsiran rekam

an seismik L

intasan 12 (L-12).

Page 13: GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN DASAR LAUT PERAIRAN LEMBAR …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 10, No. 2, Agustus 2012

113

Gam

bar

9. P

enaf

sira

n re

kam

an s

eism

ik L

inta

san

18 (L

-18)

.

Page 14: GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN DASAR LAUT PERAIRAN LEMBAR …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 10, No. 2, Agustus 2012

114

KESIMPULANMorfologi dasar laut daerah penelitian sangat

terjal, terutama dari garis pantai hingga kedalaman1100 meter. Dari kedalaman 1100 hingga laut yangterdalam, morfologi dasar lautnya relatif landai.Dasar laut yang terdalam terletak di sebelahtimurlaut daerah penelitian dengan kedalamanmencapai 1350 meter. Pola kontur daerahpenelitian mempunyai arah hampir baratlaut-tenggar. Dari pola kontur daerah penelitian,ditemukan beberapa kelurusan yang mempunyaiarah baratlaut-tenggara, di mana kelurusantersebut diduga dikontrol oleh struktur geologiyang berkembang di daerah penelitian. Selat antaraPulau Weh dengan Pulau Breuh dan Pulau Penasididuga berupa graben.

Hasil penafsiran rekaman seismik, bahwarekaman seismik daerah penelitian dapat dibagimenjadi 4 (empat) Unit, yaitu Unit 1, Unit 2, Unit3, dan Unit 4. Jika hasil penafsiran rekamanseismik desibandingkan dengan geologi regional,dan stratigrafi Cekungan Sumatera Utara, makaUnit 1 diduga dapat disebandingkan denganFormasi Peunasu terdiri atas Batu pasir mikaan,konglomerat, serpih, batu lumpur, batu gampingterumbu berumur Pliosen. Unit 1 sudahmengalami ganguan tektonik berupa perlipatandan sesar. Kontak antara Unit 1 dengan Unit 2adalah kontak ketidakselarasan yang dalamseismik stratigrafi disebut sebagai kontak onlap.

Unit 2 dapat disebandingkan dengan FormasiSeurula terdiri atas Batupasir, serpih dan lempung,banyak ditemukan fragmen-fragmen moluska yangmenunjukkan endapan laut dangkal atau neritikatau Formasi Julurayeu terdiri atas Batupasir halus– kasar dan lempung, kadang-kadang mengandungmika dan fragmen molusca yang menunjukkanendapan laut dangkal – Neritik berumur Pliosen.Kontak antara Unit 2 dengan Unit 3 adalah kontakketidakselarasan yang dalam seismik stratigrafidisebut sebagai kontak pepat erosi (erosionaltruncation).

Unit 3 dapat disebandingkan dengan VolkanikToba terdiri atas tufa hasil aktivitas volkanik toba,menutupi secara tidak selaras diatas formasiseurula berumur Pleistosen. Kontak antara Unit 3dengan Unit 1 adalah kontak ketidakselarasan yangdalam seismik stratigrafi disebut sebagai kontakonlap. Unit 3 mengalami gangguan tektonik berupasesar aktif yang menembus mulai dari unit tertuahingga unit termuda.

Unit 4 adalah unit termuda didaerahpenelitian di mana proses sedimentasi masihberlangsung hingga kini. Unit 4 endapan aluvial

terdiri atas kerakal, kerikil, pasir dan Batulempungberumur Holosen.

Berdasarkan hasil penafsiran rekamanseismik, kontak antara Unit 2 dengan Unit 3 adalahkontak yang dalam seismik stratigrafi disebutsebagai kontak pepat erosi (“erosionaltruncation”). Hal tersebut membuktikan bahwasetelah pengendapan Unit 2 di daerah penelitianmengalami pengangkatan, sehingga Unit 2merupakan daratan. Selanjutnya Unit 2mengalamai erosi, kemudian terjadi genang lautlagi, dan di atas Unit 2 secara tidak selarasdiendapkan sedimen dari Unit 3.

Tektonik yang kuat di daerah penelitiandiduga terjadi hingga Plio-Pleistosen, hal tersebutdapat dibuktikan dari banyaknya struktur geologibaik berupa perlipatan maupun sesar yang terdapatdi sedimen Unit 1, dan Unit 2 walaupun adabeberapa sesar yang menembus hingga kesedimen yang paling muda yaitu sedimen Unit 4yang berumur Holosen. Hal tersebut didugasesarnya dikontrol oleh sesar aktif yang ada didaerah penelitian, seperti sesar Semangko yangmasih aktif hingga sekarang.

UCAPAN TERIMA KASIHUcapan terima kasih dan penghargaan kami

sampaikan kepada Kepala Pusat Penelitian danPengembangan Geologi Kelautan, dan KP3Pemetaan Geologi Kelautan Sistimatik danKompilasi Geologi Regional, atas kepercayaannyakepada kami untuk melaksanakan penelitiangeologi dan geofisika di daerah penelitian, sertateman-teman yang tidak dapat kami sebutkan satupersatu atas bantuannya sehingga karya tulis inibisa selesai.

ACUANBennett, J.D., Bridge, McC, D., Cameron, N.R.,

Djunuddin, A., Ghazali, S.A., Jeffery, D.H.,Keats, W., Rock, N.M.S., Thompson, S.J.,dan Whandoyo, R., 1981. Geologic Map of theBanda Aceh Quadrangle, North Sumatera,GRDC-Bandung.

Cameron, N.R., Clarke, M.C.G., Aldiss, D.F.,Aspden, J.A., & Djunuddin, A., 1980. Thegeological evolution of northern Sumatra,Indonesian Petroleum Association,Proceedings 9th annual convention, /Jakarta, 1980,

Hamilton, W. 1979. Tectonic of Indonesian Region.U.S. Geological Survey Professional Paper1078, 345 pp.

Page 15: GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN DASAR LAUT PERAIRAN LEMBAR …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 10, No. 2, Agustus 2012

115

I.R. Silalahi, Riza Rahardiawan, Tommy Naibaho,Eko Saputro, J.P. Hutagaol, Arif Ali, 2011.Pemetan Geologi dan Geofisika Kelautandengan Kapal Geomarin I, Perairan LembarPeta_0421 (Perairan Aceh Utara), Laporantidak dipublikasikan.

Pertamina & BEICIP, 1985. Hydrocarbon potentialof Western Indonesia, (unpublished)

Ringis, J., 1986. Seismic Stratigraphy in Very HighResolution Shallow Seismic Data, CCOP,Tech. Pub. 17, p. 115-126.

Page 16: GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN DASAR LAUT PERAIRAN LEMBAR …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 10, No. 2, Agustus 2012

116