3
R5 (Batupasir Laminasi) Batuan ini merupakan hasil dari letusan gunung api, karena keterdapatan tuff di dalam batuan ini. Batu ini memiliki ukuran butir pasir halus dengan sortasi yang baik dan kemas yang tertutup, artinya batu ini mengalami proses sedimentasi yang cepat. Sedangkan bentuk butir yang low sphericity menandakan material sedimen ini terbawa oleh agen-agen trasportasi pada jarak yang tidak terlalu jauh dari sumber atau asal batuan semula. Material-material sedimen berupa tuff dan pasir terdeposisi pada suatu tempat, begitu seterusnya hingga tampak struktur yang berlapis-lapis dan kemudian terkompaksi atau mengalami litifikasi menjadi batuan yang berlapis. Namun lapisan yng terbentuk memiliki ketebalan yang kurang dari 1 cm, maka dinamakan laminasi. Keterdapatan mineral yang menyusun batuan berupa mineral feldspar dan hornblende itu berasal dari batuan asal yang telah mengalami pelapukan dan mineral-mineral tadi terbawa bersama dengan meterial sedimen yang lain yang tertransportasi oleh agen- agen transportasi ke suatu tempat tertentu. R21 (Rijang) Batuan ini terbentuk di daerah laut dalam yang memiliki kandungan CO2 yang tinggi sehingga dengan kandungan CO2 yang tinggi tersebut material-material karbonat akan berubah menjadi silika yang kemudian menyusun batuan ini bersama dengan fosil-fosil yang berada di laut dalam. Batuan ini memiliki struktur yang masif karena di pengaruhi oleh gaya tekan yang menekan batuan ini. Tekanan ini berasal dari pergerakan dua lempeng yang saling bertabrakan atau obduksi. Batuan ini yang tadinya berada di laut yang dalam, akan terbawa pergerakan lempeng dan akan tersingkap di dekat permukaan atau di atas permukaan. Batu Rijang memiliki warna yang beragam dan warna merah bata yang tampak pada batauan ini dikarenakan oleh pengaruh oksidasi dari logam besi (Fe). R24 (Batupasir Kuarsa) Batu ini terbentuk karena hasil perombakan batuan asal yang mengalami pelapukan, tererosi, kemudian mengalami transportasi dan kemudian terdeposisikan pada suatu tempat dan akhirnya mengalami

Genesa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Genesa dari batuan sedimen silisiklastik

Citation preview

Page 1: Genesa

R5 (Batupasir Laminasi)

Batuan ini merupakan hasil dari letusan gunung api, karena keterdapatan tuff di dalam batuan ini. Batu ini memiliki ukuran butir pasir halus dengan sortasi yang baik dan kemas yang tertutup, artinya batu ini mengalami proses sedimentasi yang cepat. Sedangkan bentuk butir yang low sphericity menandakan material sedimen ini terbawa oleh agen-agen trasportasi pada jarak yang tidak terlalu jauh dari sumber atau asal batuan semula. Material-material sedimen berupa tuff dan pasir terdeposisi pada suatu tempat, begitu seterusnya hingga tampak struktur yang berlapis-lapis dan kemudian terkompaksi atau mengalami litifikasi menjadi batuan yang berlapis. Namun lapisan yng terbentuk memiliki ketebalan yang kurang dari 1 cm, maka dinamakan laminasi. Keterdapatan mineral yang menyusun batuan berupa mineral feldspar dan hornblende itu berasal dari batuan asal yang telah mengalami pelapukan dan mineral-mineral tadi terbawa bersama dengan meterial sedimen yang lain yang tertransportasi oleh agen-agen transportasi ke suatu tempat tertentu.

R21 (Rijang)

Batuan ini terbentuk di daerah laut dalam yang memiliki kandungan CO2 yang tinggi sehingga dengan kandungan CO2 yang tinggi tersebut material-material karbonat akan berubah menjadi silika yang kemudian menyusun batuan ini bersama dengan fosil-fosil yang berada di laut dalam. Batuan ini memiliki struktur yang masif karena di pengaruhi oleh gaya tekan yang menekan batuan ini. Tekanan ini berasal dari pergerakan dua lempeng yang saling bertabrakan atau obduksi. Batuan ini yang tadinya berada di laut yang dalam, akan terbawa pergerakan lempeng dan akan tersingkap di dekat permukaan atau di atas permukaan. Batu Rijang memiliki warna yang beragam dan warna merah bata yang tampak pada batauan ini dikarenakan oleh pengaruh oksidasi dari logam besi (Fe).

R24 (Batupasir Kuarsa)

Batu ini terbentuk karena hasil perombakan batuan asal yang mengalami pelapukan, tererosi, kemudian mengalami transportasi dan kemudian terdeposisikan pada suatu tempat dan akhirnya mengalami litifikasi menjadi batuan yang kompak. Batu ini memiliki ukuran butir pasir halus dengan sortasi yang baik dan kemas yang tertutup, artinya batu ini mengalami proses sedimentasi yang cepat. Sedangkan bentuk butir yang high sphericity menandakan material sedimen ini terbawa oleh agen-agen trasportasi pada jarak yang cukup jauh dari sumber atau asal batuan semula. Material-material sedimen berupa pasir terdeposisi pada suatu tempat kemudian terkompaksi. Batuan yang telah mengalai litifikasi ini kemudian mengalami gaya tekan dari beban yang berada diatasnya, sehingga pada batuan tampak struktur load cast. Keterdapatan mineral yang menyusun batuan berupa mineral feldspar dan hornblende itu berasal dari batuan asal yang telah mengalami pelapukan dan mineral-mineral tadi terbawa bersama dengan meterial sedimen yang lain yang tertransportasi oleh agen-agen transportasi ke suatu tempat tertentu.

R27 (Batupasir Tuffaan)

Page 2: Genesa

Batuan ini merupakan hasil dari letusan gunung api, karena keterdapatan tuff di dalam batuan ini. Batu ini memiliki ukuran butir pasir halus dengan sortasi yang baik dan kemas yang tertutup, artinya batu ini mengalami proses sedimentasi yang cepat. Sedangkan bentuk butir yang high sphericity menandakan material sedimen ini terbawa oleh agen-agen trasportasi pada jarak yang cukup jauh dari sumber atau asal batuan semula. Material-material sedimen berupa pasir dan tuff terdeposisi pada suatu tempat kemudian terkompaksi atau mengalami litifikasi menjadi batuan yang masif. Keterdapatan mineral yang menyusun batuan berupa mineral kuarsa, mineral itu berasal dari batuan asal yang telah mengalami pelapukan dan mineral-mineral tadi terbawa bersama dengan meterial sedimen yang lain yang tertransportasi oleh agen-agen transportasi ke suatu tempat tertentu.

R25 (Batupasir Laminasi)

Batuan ini merupakan hasil dari letusan gunung api, karena keterdapatan tuff di dalam batuan ini. Batu ini memiliki ukuran butir pasir halus dengan sortasi yang baik dan kemas yang tertutup, artinya batu ini mengalami proses sedimentasi yang cepat. Sedangkan bentuk butir yang high sphericity menandakan material sedimen ini terbawa oleh agen-agen trasportasi pada jarak yang cukup jauh dari sumber atau asal batuan semula. Material-material sedimen berupa pasir terdeposisi pada suatu tempat, begitu seterusnya hingga tampak struktur yang berlapis-lapis antar lapisan pasir halus dan pasir kasar dan kemudian terkompaksi atau mengalami litifikasi menjadi batuan yang berlapis. Namun lapisan yng terbentuk memiliki ketebalan yang kurang dari 1 cm, maka dinamakan laminasi. Keterdapatan mineral yang menyusun batuan berupa mineral kuarsa, mika dan hornblende, mineral itu berasal dari batuan asal yang telah mengalami pelapukan dan mineral-mineral tadi terbawa bersama dengan meterial sedimen yang lain yang tertransportasi oleh agen-agen transportasi ke suatu tempat tertentu.