Gemerlap Kegelapan.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jjj

Citation preview

Gemerlap KegelapanSuara-suara itu datang lagi. George menutup telinganya bersimpuh ketakutan. Dilihatnya sebuah kereta tua berhenti mendadak. Cahaya lampunya menerpa muka George.Seorang perempuan turun dari salah satu gerbong kereta. Wajahnya pucat pasi, tidak ada lagi sisa kebahagiaan tergambar di wajahnya.Lari George!!! Lari! Phantom berteriak kepada George. Dia menarik pergelangan tangan George.Siapa dia? George mempercepat langkahnya.Sesekali dia menengok kebelakang, memastikan perempuan itu telah menghilang.George kemari! Phantom masih berlari, matanya tertuju pada beton di bawah jembatan.Kegelapan membuat jantung George berdetak tak beraturan. George melepas jaket kulitnya, dibalutkan jaketnya ke leher. Perasaannya sama sekali tidak tenang.Ada sesuatu yang tidak beres di sini.***Phantom berhenti tepat di depan beton hitam itu. Seseorang menyambar topinya dari belakang. Bulu kuduknya merinding. Perlahan dia membalikan badan, didapatinya seorang laki-laki bertubuh besar. Wajahnya penuh luka bakar. Laki-laki itu tersenyum getir penuh kebencian. Tuhan ! Si si siapa dia ??? Phantom terbata-bata. Dia berlari terseok-seok menjauhi laki-laki itu.BRAK!!Langkahnya terhenti, Phantom menabrak sesuatu.Haaaaaaaaaaaa !! George dan phantom berteriak bersamaan.Phantom, tempat ini menakutkan! Kita harus keluar dari sini! George mengguncang-guncangkan badan Phantom. Phantom masih diam. Bibirnya komat-kamit membentuk sebuah kalimat, George di belakangmu ada anak kecil. Dia sama sekali tidak cantik ! Ucapnya dalam satu nafas.Tampan? Timpal George.Hahahahantu!!!!! Phantom berlari meninggalkan George.George memutar badannya.Ampun hantu, daging saya sedikit dan tidak enak. Bolehkah saya berlari? Anak kecil itu bersimbah darah dengan tatapan kosong.Phantom !!! Tunggu aku! George berlari terbirit-birit.***Mereka terjebak di tempat asing, gelap dan menakutkan. Phantom menarik jaket george seraya berkataGeorge, jika aku mati sekarang, jangan lupa beri makan kucingku ya.Phantom! Masih sempat kamu bercanda di tempat seperti ini? Yang terpenting cari cara bagaimana kita bisa keluar dari sini! Ucap George pada Phantom yang menangis ketakutan.Terdengar suara rantai besi yang menggesek berbenturan dengan lantai. Terlihat bayangan hitam mendekati mereka berdua. Jalannya amat lambat, George mengamati rantai besi dan matanya mengikuti dari mana rantai itu berasal. Rambut panjang menutupi kepala, tangannya berlumuran darah dan kukunya tajam. Kakinya diikat dengan rantai, bejalan menyeret tubuhnya di lantai.George , aku... aku... Phantom terbata-bata.Kalau dia cantik aku pasti mau berlama-lama di sini. Cepat lari Phantom, tidak ada waktu lagi! George berteriak.Dua remaja itu menyusuri lorong gelap dengan sedikit keberanian. Melangkah penuh keraguan.***Phantom menatap George yang tengah mencoba membuka pintu sebuah rumah tua. Rumah kosong tak berpenghuni. Gagang pintunya pun penuh dengan sarang laba-laba.Bau busuk menyeruak kedalam hidung Phantom. Hey , kamu kentut ya? Tanyanya pada George.Bau menyengat itu berubah menjadi bau kenanga yang membuat Phantom semakin ketakutan. Wusssss. Angin menerpa mukanya. Sesosok makhluk berbalut kain kavan telah berdiri di depannya. Tanpa mengeluarkan kata-kata, Phantom jatuh pingsan. Phantom! Sadar. George melambaikan tangannya di depan muka Phantom.Perlahan Phantom membuka matanya dan dia berkata lirih, Aku lelah George, aku lelah.***George membantu Phantom berjalan melewati sebuah pintu, dilihatnya cermin ada dimana-mana. Kanan, kiri, depan, belakang, atas, bahkan tempat mereka berpijal terbuat dari cermin. Mereka hanya melihat bayangan mereka sendiri. Phantom memegangi kepalanya, bayangan di cermin mengikuti geraknya.Phan, bagaimana cara keluar dari cermin-cermin ini? George menarik-narik pakaian Phantom.Diam! Kita terjebak sekarang! Kita tidak bisa apa-apa! Kamu yang membawaku kemari! Seharusnya tidak kau lakukan itu George! Phantom meneriaki George.Sudah dua jam aku mencoba mencari jalan keluar. Mengapa kamu memarahi aku yang sedang berusaha! Balas George.Karena ini salahmu! Phantom memberikan sebuah pukulan ke muka George. Wajah George menjadi merah padam, tangannya mengepal. Phantom! Akan ku hajar kau! George menonjok perut Phantom, Phantom kewalahan. Belum sempat dia membalas, George memukul punggungnya.Mereka berdua tenggelam dalam emosi.***Brak! Didorongnya Phantom ke salah satu cermin. Phantom menarik tangan George, seketika cermin itu berputar. Berputar dengan kecepatan tinggi dan menghempaskan tubuh mereka ke sebuah tempat.Phantom mengusap darah di hidungnya. George menggosok-gosok matanya, dilihatnya beberapa bangunan besar bermandikan cahaya. Bangunan itu berputar, berayun, bergoyang, bergerak naik dan turun.Mata Phantom tertuju pada kereta modern yang meluncur cepat. Orang-orang berjalan silih berganti. Kegelapan tak lagi ada, yang terlihat adalah keceriaan.Phantom dan George saling bertukar pandang. George.. Ucap Phantom.Phantom.. Balas George.Sebenarnya apa yang terjadi? Apa ini?Dilihatnya gelang kuning melingkar di tangan mereka. ***Seorang kakek mendekati mereka berdua. Wajahnya tidak menyeramkan, yang mereka tahu kakek itu bukan hantu.Selamat siang, mengapa kalian tidak bersenang-senang?Ha? Siang? Dalam hati George bergumam.Maaf kek, ini dimana ya? Pertanyaan Phantom mengejutkan kakek tua itu.Ini? Sebuah tempat dimana kalian akan menemukan kebahagian. Dunia penuh fantasi! Kakek tua itu berjalan meninggalkan Phantom dan George.Ayo Phan, kita pergi dari tempat ini. George membantu Phantom berdiri.Mereka bergegas meninggalkan keramaian.***Langkah George terhenti. Dilihatnya gerbang besar menjulang tinggi. Bergdiri kokoh dan megah. Perlahan dia mendekati gerbang itu. Didapatinya tulisan tiga dimensi dengan cahaya kerlap kerlip.Phantom membaca nyaring tulisan itu.Selamat datang wahana permainan dunia... Penuh dengan fantasi! George melanjutkan kalimat Phantom yang belum selesai.Phantom mengusap keringatnya, mulutnya masih menganga tidak percaya.Phantom! Bodohnya! Aku lupa kalau hari ini hari pertama kita berlibur! Haaaaa!! George berteriak seraya meninggalkan Phantom. Dia berlari berputar-putar dan kini berlari menuju salah satu wahana roller coaster.Phantom memutar balik badannya, mendapati sebuah tempat gelap bertuliskan Wahana Rumah Hantu. Dilihatnya gelang kuning yang melingkar di tangannya.Ticket? Oh Tuhan...Phantom masih tidak percaya.

Gelap luar biasa, Desember 2012