gdlhub-gdl-s2-2014-rafidahida-36803-7.-bab-1-n.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/16/2019 gdlhub-gdl-s2-2014-rafidahida-36803-7.-bab-1-n.pdf

    1/12

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Tingginya pertumbuhan penduduk di Indonesia merupakan masalah

    utama yang dihadapi Indonesia. Dinamika laju pertumbuhan penduduk di

    Indonesia saat ini cukup tinggi. Berdasarkan sensus 2010 diketahui bahwa

    pertumbuhan penduduk melebihi proyeksi nasional yaitu sebesar 237,6 juta jiwa

    dengan laju pertumbuhan penduduk (LPP) 1,49 per tahun sedangkan pada tahun

    2013 diperkirakan penduduk Indonesia mencapai 250 juta dengan pertumbuhan

    penduduk 1,49% bahkan hingga 1,5 persen per tahun. Hal ini tidak menunjukkan

    penurunan justru malah sebaliknya sehingga sudah mengkhawatirkan. Jika laju

    pertumbuhan tidak ditekan maka jumlah penduduk di Tanah Air pada 2045

    menjadi sekitar 450 juta jiwa. Ini berarti satu dari 20 penduduk dunia adalah orang

    Indonesia (BKKBN, 2013).

    Masih tingginya rerata jumlah anak yang dilahirkan seorang wanita

    selama masa usia subur atau Total Fertility Rate (TFR) di Indonesia mulai tahun

    1991  –  2012 menunjukkan stagnansi yakni masih di angka 2,6 (SDKI, 2012).

    Program (Keluarga Berencana) KB sangat berperan penting untuk menekan rerata

     jumlah anak yang dilahirkan seorang wanita selama masa usia subur 15 - atau

    Total Fertility Rate (TFR) dari angka 2,6 untuk mencapai target menjadi angka

    2,1. Angka drop-out  (putus pakai kontrasepsi) untuk kontrasepsi suntik mencapai

    23 persen.  Drop-out  ini salah satunya disebabkan oleh perilaku masyarakat

     ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    TESIS DETERMINAN KEPATUHAN AKSEPTOR ..... IDA RAFIDAH

  • 8/16/2019 gdlhub-gdl-s2-2014-rafidahida-36803-7.-bab-1-n.pdf

    2/12

    2

    (BKKBN, 2013). Kontrasepsi KB suntik di Indonesia paling banyak diminati

    yaitu 34,3 persen (Riskesdas,2013), tapi angka drop-out untuk untuk kontrasepsi

    suntik juga tinggi yaitu mencapai 23 persen (BKKBN, 2013).

    Keadaan penduduk yang demikian telah mempersulit usaha peningkatan

    dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Semakin tinggi pertumbuhan penduduk 

    semakin besar usaha yang dilakukan untuk mempertahankan kesejahteraan rakyat.

    Oleh karena itu pemerintah terus berupaya untuk menekan laju pertumbuhan

    dengan Program Keluarga Berencana. Program Keluarga Berencana (KB)

    memiliki makna yang sangat strategis, komprehensif dan fundamental dalam

    upaya mewujudkan manusia Indonesia sejahtera yang tidak terpisahkan dengan

    program pendidikan dan kesehatan. Undang  –  Undang Nomor 52 Tahun 2009

    Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga menyebutkan bahwa

    keluarga berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal

    melahirkan, mengatur kehamilan melalui promosi, perlindungan dan bantuan

    sesuai dengan hak produksi untuk mewujudkan keluarga berkualitas (Witjaksono,

    2012).

    Paradigma baru Program Keluarga Berencana Nasional dengan visinya

    “Penduduk Tumbuh Seimbang Tahun 2015”. Melalui visi ini BKKBN diharapkan

    mampu mengikuti perubahan yang terjadi di dunia, dimana telah ditetapkan 8

    (delapan) tujuan yang diupayakan saat KTT Millenium di New York untuk 

    dicapai pada tahun 2015 melalui Sasaran Pembangunan Millenium (Millenium

     Development Goal-MDGs). Misi BKKBN yaitu “Mewujudkan Pembangunan

    Berwawasan Kependudukan dan Mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia

     ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    TESIS DETERMINAN KEPATUHAN AKSEPTOR ..... IDA RAFIDAH

  • 8/16/2019 gdlhub-gdl-s2-2014-rafidahida-36803-7.-bab-1-n.pdf

    3/12

    3

    Sejahtera” dengan slogan dua anak cukup. Berdasarkan visi dan misi tersebut,

    program Keluarga Berencana Nasional mempunyai kontribusi penting dalam

    upaya meningkatkan kualitas penduduk. Kontribusi Program Keluarga Berencana

    Nasional tersebut dapat dilihat pada pelaksanaan dan pemilihan metode

    kontrasepsi yang akan di gunakan harus sesuai dengan kebutuhan para calaon

    akseptor KB. Tanggal 26 September setiap tahun, merupakan Hari Kontrasepsi

    Dunia. Tahun 2013 ini merupakan gelaran ketujuh kalinya sejak pertama kali

    dicanangkan pada tahun 2007. Tema Hari Kontrasepsi Dunia 2013 adalah

    "Perluasan Jangkauan Pelayanan Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi Sebagai

    Upaya Nyata Perwujudan Derajat Kesehatan Keluarga yang Berkualitas". Makna

    diperingati Hari Kontrasepsi Dunia ini agar kita selalu ingat bahwa kontrasepsi

    adalah salah satu alat yang efektif untuk menekan laju pertumbuhan penduduk.

    Selain itu kontrasepsi merupakan kebutuhan utama keluarga untuk membentuk 

    keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera (BKKBN, 2013).

    Kepatuhan penggunaan KB diharapkan dapat mencegah terjadi

    kehamilan karena di Indonesia angka kematian dan kesakitan ibu masih

    merupakan masalah besar. Kematian ibu di Indonesia setiap tahun wanita

    meninggal sebagai akibat komplikasi yang timbul dari kehamilan dan persalinan.

    Berdasarkan SDKI 2012, angka kematian ibu (AKI) tercatat mencapai 359 per

    100,000 kelahiran hidup angka ini menunjukkan adanya lonjakan angka kematian

    ibu (AKI) dibandingkan hasil SDKI 2007 menunjukkan bahwa Angka kematian

    maternal di Indonesia sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Fakta masih

    tingginya angka kematian ibu (AKI) sangat memprihatinkan mengingat kurang

     ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    TESIS DETERMINAN KEPATUHAN AKSEPTOR ..... IDA RAFIDAH

  • 8/16/2019 gdlhub-gdl-s2-2014-rafidahida-36803-7.-bab-1-n.pdf

    4/12

    4

    lebih 14.000 ibu yang meninggal karena melahirkan setiap tahunnya dan

    menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki angka kematian ibu tertinggi

    di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) (SDKI, 2012).

    Singapura mencatat paling rendah angka ibu hamil/melahirkan, hanya 3

    ibu meninggal per 100.000 ibu melahirkan. Kemudian disusul Malaysia (5 ibu

    meninggal/100.000 ibu melahirkan), Thailand (8-10/ 100.000), Vietnam (50/ 

    100.000). Masih tingginya angka kematian ibu (AKI) di Indonesia berdasarkan

    hasil SDKI 2012 tercatat mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup, fakta

    lonjaknya kematian ini masih jauh dari tekad pemerintah akan menurunkan AKI

    hingga 108 per 100 ribu pada 2015 sesuai dengan target MDGs.  Millennium

     Development Goal 5 tujuan utama yaitu meningkatkan kesehatan ibu yang salah

    satu targetnya yaitu menurunkan angka kematian ibu (AKI) hingga tiga per empat

    dalam kurun waktu 1990 - 2015 (Dimyati, 2013).

    Keberhasilan program KB sangat penting peranannya dalam upaya

    menekan angka pertumbuhan penduduk di Indonesia dan juga bagi penurunan

    angka kematian Ibu yang masih cukup tinggi bila dibandingkan dengan negara

    lain. Penggunaan pil KB selama ini termasuk metode injeksi atau suntik KB selain

    memakan waktu dan memerlukan kedisiplinan yang tinggi juga rentan lupa.

    Berbeda dengan implan, IUD, dan operasi yang angkanya DO-nya tidak sampai

    15 persen. IUD dan implan akan bermanfaat hingga bertahun-tahun sehingga

    pengguna kontrasepsi ini tidak perlu selalu berhubungan dengan petugas

    kesehatan. Masyarakat Indonesia masih banyak menggunakan alat Kontrasepsi

     jangka pendek, Padahal alat KB jangka pendek resiko kegagalannya cukup tinggi.

     ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    TESIS DETERMINAN KEPATUHAN AKSEPTOR ..... IDA RAFIDAH

  • 8/16/2019 gdlhub-gdl-s2-2014-rafidahida-36803-7.-bab-1-n.pdf

    5/12

    5

    Misalnya pengguna kontrasepsi pil atau suntik lupa mencatat, sehingga

    menyebabkan kehamilan yang tidak diinginkan (BKKBN, 2013).

    Salah satu alat kontrasepsi yang banyak digunakan dan memberikan andil

    yang cukup besar pada keberhasilan Keluarga Berencana Nasional adalah

    kontrasepsi suntik, karena mempunyai efektifitas dan reversibilitas tinggi, yaitu

    kurang dari satu kehamilan tiap 100 wanita per tahun (Saifuddin, 2006).

    Pengguna metode kontrasepsi di Indonesia yaitu 59,7 persen. Dari 59,7

    persen yang menggunakan KB saat ini, 59,3 persen menggunakan cara modern :

    51,9 persen menggunakan KB hormonal dan 7,5 persen non-hormonal. Menurut

    metodenya 10,2 persen penggunaan kontrasepsi jangka panjang (MKJP) dan 49,1

    persen non-MKJP. Penggunaan KB menurut alat jenis alat/cara KB di Indonesia

    didominasi oleh penggunaan KB jenis suntikan KB (34,3) persen

    (Riskesdas,2013). Pasangan Usia Subur (PUS) Nasional pada tahun 2012 yaitu

    45.504.450 PUS. Di Jawa Timur, Pasangan Usia Subur (PUS) pada tahun 2012

    yaitu 7.845.282 PUS. Dari jumlah tersebut yang menjadi peserta KB-Aktif 

    sebanyak 5.761.542 peserta. Pada November 2013 di Propinsi Jawa Timur peserta

    KB baru per metode kontrasepsi yaitu KB suntik 51,84 persen, pil sebanyak 21,8

    persen, IUD (Intra Uterine Device) sebanyak 9,88 persen, implant sebesar 10,57

    persen, kondom sebesar 3,61 persen, MOW sebesar 1,99 persen, MOP sebanyak 

    0,23 persen. Partisipasi masyarakat Jawa Timur menunjukkan bahwa KB suntik 

    masih merupakan alat kontrasepsi yang paling banyak diminati dimasyarakat

    (BKKBN JATIM, 2014).

     ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    TESIS DETERMINAN KEPATUHAN AKSEPTOR ..... IDA RAFIDAH

  • 8/16/2019 gdlhub-gdl-s2-2014-rafidahida-36803-7.-bab-1-n.pdf

    6/12

    6

    Berdasarkan data Badan Pemberdayaan Keluarga (BAPEMAS) dan

    Keluarga Berencana (KB) Kota Surabaya di Kecamatan Mulyorejo Surabaya pada

    bulan Desember 2013 tercatat pasangan usia subur (PUS) berjumlah 16.462 PUS

    dari data tersebut yang menggunakan alat kontrasepsi berjumlah 14.054 PUS dan

    sisanya 2.408 PUS tidak menggunakan alat kontrasepsi. Dari pasangan usia subur

    (PUS) yang menggunakan alat kontrasepsi berjumlah 14.054 PUS dengan

    menggunakan per metode kontrasepsi yaitu KB suntik 6.681 akseptor, pil

    sebanyak 3.093 akseptor, IUD (Intra Uterine Device) sebanyak 1.826 akseptor,

    MOW sebesar 1.038 akseptor, kondom sebesar 861 akseptor, implant sebesar 542

    akseptor, MOP sebanyak 13 akseptor. Berdasarkan data tersebut KB suntik 

    merupakan alat kontrasepsi yang paling diminati di Kecamatan Mulyorejo dengan

     jumlah peserta KB aktif 6.681 akseptor (BAPEMAS dan KB, 2014).

    Seseorang dikatakan patuh apabila ia dapat memahami, menyadari dan

    menjalankan peraturan yang telah ditetapkan, tanpa paksaan dari siapapun

    (Azwar, 2010). Kepatuhan akseptor melakukan kontrol ulang KB suntik 

    merupakan bentuk perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan

    oleh faktor – faktor baik dari dalam maupun dari luar subyek. Menurut Lawrence

    Green (1980) dalam Pratiwi (2013), perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk 

    dari tiga faktor meliputi :

    a. Faktor  –  faktor predisposisi ( predisposing factors), yang terwujud

    dalam pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, dan

    sebagainya.

     ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    TESIS DETERMINAN KEPATUHAN AKSEPTOR ..... IDA RAFIDAH

  • 8/16/2019 gdlhub-gdl-s2-2014-rafidahida-36803-7.-bab-1-n.pdf

    7/12

    7

    b. Faktor  –  faktor pendukung (enabling factors, yang terwujud dalam

    lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersediannya fasilitas  –  fasilitas

    atau sarana  –  sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat  –  obatan,

    alat – alat kontrasepsi, jamban, dan sebagainya.

    c. Faktor  – faktor pendorong (reinforcing factors) yang terwujud dalam

    sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain yang

    merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.

    Faktor penentu atau determinan perilaku manusia sulit untuk dibatasi

    karena perilaku merupakan resultan dari berbagai faktor, baik internal maupun

    eksternal (lingkungan). Secara garis besar perilaku manusia dapat dilihat dari tiga

    aspek, yakni aspek fisik, psikis dan sosial. Akan tetapi dari ketiga aspek tersebut

    sulit untuk ditarik garis yang tegas batas – batasnya. Secara lebih terinci, perilaku

    manusia sebenarnya merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan, seperti

    pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi, sikap dan

    sebagainya (Notoatmodjo, 2012).

    Berdasarkan hasil penelitian Suprapti yang berjudul hubungan

    pengetahuan akseptor KB 3 bulan tentang kontrasepsi suntik 3 bulan dengan

    kepatuhan kunjungan ulang didapatkan hasil penelitian dari 45 responden,

    kepatuhan akseptor KB suntik 3 bulan dalam melakukan kunjungan ulang

    sebanyak 32 responden (71%) patuh dan 13 reponden (29%) tidak patuh.

    Berdasarkan hasil penelitian Ida rafidah yang berjudul pengaruh dukungan suami

    terhadap kepatuhan akseptor melakukan KB suntik didapatkan hasil penelitian

    dari 63 responden, kepatuhan akseptor melakukan KB suntik sesuai jadwal

     ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    TESIS DETERMINAN KEPATUHAN AKSEPTOR ..... IDA RAFIDAH

  • 8/16/2019 gdlhub-gdl-s2-2014-rafidahida-36803-7.-bab-1-n.pdf

    8/12

    8

    sebanyak 39 responden (61,9) dan 24 responden (38,1) tidak patuh (Rafidah,

    2012).

    Pemakaian suntik KB yang tidak sesuai dengan jadwal kembali yang

    telah ditentukan akan berdampak terjadinya kehamilan, masih cukup tinggi angka

    ketidakpatuhan pengguna KB suntik maka dipandang penting diadakan suatu

    penelitian tentang analisis determinan kepatuhan akseptor melakukan KB suntik 3

    bulan di Kecamatan Mulyorejo Surabaya tahun 2014.

    1.2 Identifikasi Masalah

    Keberhasilan program KB sangat penting peranannya dalam upaya

    menekan angka pertumbuhan penduduk di Indonesia dan juga bagi penurunan

    angka kematian Ibu yang masih cukup tinggi bila dibandingkan dengan negara

    lain. Masih tingginya rerata jumlah anak yang dilahirkan seorang wanita selama

    masa usia subur atau Total Fertility Rate (TFR) di Indonesia mulai tahun 1991  – 

    2012 menunjukkan stagnansi yakni masih di angka 2,6 (SDKI, 2012). Program

    (Keluarga Berencana) KB sangat berperan penting untuk menekan rerata jumlah

    anak yang dilahirkan seorang wanita selama masa usia subur 15 - atau Total

    Fertility Rate (TFR) dari angka 2,6 untuk mencapai target menjadi angka 2,1.

    Angka drop-out  (putus pakai kontrasepsi) untuk kontrasepsi suntik mencapai 23

    persen.  Drop-out  ini salah satunya disebabkan oleh perilaku masyarakat

    (BKKBN, 2013).

    Kontrasepsi KB suntik di Indonesia paling banyak diminati yaitu 34,3

    persen (Riskesdas,2013), tapi angka drop-out untuk untuk kontrasepsi suntik juga

    tinggi yaitu mencapai 23 persen (BKKBN, 2013). Penggunaan pil KB selama ini

     ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    TESIS DETERMINAN KEPATUHAN AKSEPTOR ..... IDA RAFIDAH

  • 8/16/2019 gdlhub-gdl-s2-2014-rafidahida-36803-7.-bab-1-n.pdf

    9/12

    9

    termasuk metode injeksi atau suntik KB selain memakan waktu dan memerlukan

    kedisiplinan yang tinggi juga rentan lupa. Berbeda dengan implan, IUD, dan

    operasi yang angkanya DO-nya tidak sampai 15 persen. IUD dan implan akan

    bermanfaat hingga bertahun-tahun sehingga pengguna kontrasepsi ini tidak perlu

    selalu berhubungan dengan petugas kesehatan. Masyarakat Indonesia masih

    banyak menggunakan alat Kontrasepsi jangka pendek. Padahal alat KB jangka

    pendek risiko kegagalannya cukup tinggi, misalnya pengguna kontrasepsi pil atau

    suntik lupa mencatat, sehingga menyebabkan kehamilan yang tidak diinginkan

    (BKKBN, 2013).

    Determinan kepatuhan akseptor melakukan KB suntik 3 bulan dapat

    digambarkan dalam bagan berikut ini :

    Gambar 1.1: Kerangka teori determinan kepatuhan akseptor melakukan

    kontrol ulang KB suntik 3 bulan (Notoatmodjo, 2012)

    Faktor Predisposisi

    1. Usia

    2. Motivasi3. Sikap

    4. Pendidikan

    5. Pemahaman

    6. Jumlah Anak 

    7. Usia Anak Terakhir

    8.Pekerjaan

    9. Pengalaman

    Faktor Pendukung

    1.Penghasilan keluarga2. Akses ke tempat

    pelayanan kesehatan

    Faktor Pendorong

    1. Dukungan tenaga

    kesehatan

    2. Dukun an suami

    Kepatuhan Akseptor

    Melakukan Kontrol Ulang

    KB Suntik 3 Bulan

     ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    TESIS DETERMINAN KEPATUHAN AKSEPTOR ..... IDA RAFIDAH

  • 8/16/2019 gdlhub-gdl-s2-2014-rafidahida-36803-7.-bab-1-n.pdf

    10/12

    10

    Berdasarkan hasil penelitian Suprapti yang berjudul hubungan

    pengetahuan akseptor KB 3 bulan tentang kontrasepsi suntik 3 bulan dengan

    kepatuhan kunjungan ulang didapatkan hasil penelitian dari 45 responden,

    kepatuhan akseptor KB suntik 3 bulan dalam melakukan kunjungan ulang

    sebanyak 32 responden (71%) patuh dan 13 reponden (29%) tidak patuh.

    Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul pengaruh dukungan suami terhadap

    kepatuhan akseptor melakukan KB suntik didapatkan hasil penelitian dari 63

    responden, kepatuhan akseptor melakukan KB suntik sesuai jadwal sebanyak 39

    responden (61,9) dan 24 responden (38,1) tidak patuh (Rafidah, 2012).

    Pemakaian suntik KB yang tidak sesuai dengan jadwal kembali yang

    telah ditentukan akan berdampak terjadinya kehamilan, masih cukup tinggi angka

    ketidakpatuhan pengguna KB suntik. Penelitian ini menganalisis determinan

    kepatuhan akseptor melakukan kontrol ulang KB suntik 3 bulan di Kecamatan

    Mulyorejo Surabaya.

    1.3 Rumusan Masalah

    Faktor apa yang merupakan determinan kepatuhan akseptor melakukan

    kontrol ulang KB suntik 3 bulan di Kecamatan Mulyorejo Surabaya tahun 2014?

    1.4 Tujuan Penelitian

    1.4.1 Tujuan umum

    Menganalisis beberapa faktor yang merupakan determinan kepatuhan

    akseptor melakukan kontrol ulang KB suntik 3 bulan.

     ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    TESIS DETERMINAN KEPATUHAN AKSEPTOR ..... IDA RAFIDAH

  • 8/16/2019 gdlhub-gdl-s2-2014-rafidahida-36803-7.-bab-1-n.pdf

    11/12

    11

    1.4.2 Tujuan khusus

    1) Mengidentifikasi pengaruh karakteristik demografi terhadap kepatuhan

    akseptor melakukan kontrol ulang KB suntik 3 bulan.

    2) Mengidentifikasi pengaruh pemahaman tentang KB suntik 3 bulan

    terhadap kepatuhan akseptor melakukan kontrol ulang KB suntik 3

    bulan.

    3) Mengidentifikasi pengaruh motivasi terhadap kepatuhan akseptor

    melakukan kontrol ulang KB suntik 3 bulan.

    4) Mengidentifikasi pengaruh sikap terhadap kepatuhan akseptor

    melakukan kontrol ulang KB suntik 3 bulan.

    5) Mengidentifikasi pengaruh pengalaman kegagalan KB sebelumnya

    terhadap kepatuhan akseptor melakukan kontrol ulang KB suntik 3

    bulan.

    6) Mengidentifikasi pengaruh efek samping KB suntik 3 bulan terhadap

    kepatuhan akseptor melakukan kontrol ulang KB suntik 3 bulan.

    7) Mengidentifikasi pengaruh waktu tempuh terhadap kepatuhan akseptor

    melakukan kontrol ulang KB suntik 3 bulan.

    8) Mengidentifikasi pengaruh dukungan tenaga kesehatan terhadap

    kepatuhan akseptor melakukan kontrol ulang KB suntik 3 bulan.

    9) Mengidentifikasi pengaruh dukungan suami terhadap kepatuhan

    akseptor melakukan kontrol ulang KB suntik 3 bulan.

     ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    TESIS DETERMINAN KEPATUHAN AKSEPTOR ..... IDA RAFIDAH

  • 8/16/2019 gdlhub-gdl-s2-2014-rafidahida-36803-7.-bab-1-n.pdf

    12/12

    12

    1.5 Manfaat

    1.5.1 Bagi Peneliti

    Hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman nyata bagi peneliti

    sebagai peneliti pemula dalam proses penelitian dan peneliti dapat

    mengaplikasikan ilmu pengetahuannya yang diperoleh dari kampus dengan

    keadaan yang ada di lahan praktek serta peneliti ingin dapat memberikan manfaat

    bagi perkembangan wawasan dan suatu wahana pembuktian teori yang ada.

    1.5.2 Bagi Program

    Sebagai bahan masukan bagi profesi agar lebih memberikan perhatian

    tentang kompetensi lulusan bidan dalam memberikan pelayanan keluarga

    berencana dan dapat dijadikan referensi khususnya dalam bidang pelayanan

    keluarga berencana.

    1.5.3 Bagi Masyarakat

    Menambah informasi bagi masyarakat khususnya wanita usia reproduksi

    tentang kontrasepsi KB suntik 3 bulan dan kepatuhan akseptor melakukan kontrol

    ulang KB suntik 3 bulan.

    1.5.4 Bagi Peneliti Selanjutnya

    Sebagai bahan perbandingan dan referensi untuk penelitian selanjutnya.

     ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    TESIS DETERMINAN KEPATUHAN AKSEPTOR ..... IDA RAFIDAH