6
2.3. Perbedaan Gaya Pikir Berpikir pada dasarnya adalah suatu proses mental. Berpikir adalah kegiatan mental yang melibatkan kinerja otak. Ketika berpikir setiap individu menggunakan pola-pola pikir tertentu. Pola pikir adalah pola-pola dominan yang menjadi acuan utama seseorang untuk bertindak. Selanjutnya dikatakan bahwa pola pikir adalah pola yang menetap dalam pikiran bawah sadar seseorang. Keyakinan merupakan salah satu bagian dari pola pikir. Met Sandy buku The Piece of Mind menyatakan bahwa pikiran bawah sadar adalah gudang dimana seluruh informasi disimpan. Pengamatan-pengamatan sejak masa kecil direkam secara permanen. Pengamatan yang direkam dalam pikiran bawah sadar inilah yang membentuk pola pikir seseorang. Rekaman bawah sadar ini berasal dari lingkungan dimana dia berada. Beberapa pengaruh lingkungan yang terekam dalam pikiran bawah sadar seseorang bisa positif dan juga negatif. Pengaruh lingkungan tersebut diantaranya adalah lingkungan keluarga, lingkungan sosial, adat istiadat, dan lingkungan pergaulan seseorang. Semuanya direkam secara permanen dalam pikiran bawah sadar seseorang. Bila ada rangsangan yang membangkitkan alam bawah sadar seseorang, maka rekaman pikiran tersebut akan terputar kembali secara utuh. Pikiran apa yang terekam dalam alam bawah sadar seseorang sangat tergantung pada input yang masuk ke dalam otak seseorang. Pola pikir yang sudah mengakar dalam diri seseorang akan terlihat dalam pola perilakunya sehari-hari yang selanjutnya akan mempengaruhi bagaimana dia bersikap, berinisiasi, dan bertindak. Pola pikir ini akan sangat mempengaruhi kualitas kerja dan kinerja seseorang terkait dengan relasinya dalam lingkungan sosial. Dengan kata lain,

Gaya Berpikir

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Perbedaan dalam gaya berpikir siswa

Citation preview

Page 1: Gaya Berpikir

2.3. Perbedaan Gaya Pikir

Berpikir pada dasarnya adalah suatu proses mental. Berpikir adalah kegiatan mental

yang melibatkan kinerja otak. Ketika berpikir setiap individu menggunakan pola-pola pikir

tertentu. Pola pikir adalah pola-pola dominan yang menjadi acuan utama seseorang untuk

bertindak. Selanjutnya dikatakan bahwa pola pikir adalah pola yang menetap dalam pikiran

bawah sadar seseorang. Keyakinan merupakan salah satu bagian dari pola pikir. Met Sandy

buku The Piece of Mind menyatakan bahwa pikiran bawah sadar adalah gudang dimana

seluruh informasi disimpan. Pengamatan-pengamatan sejak masa kecil direkam secara

permanen. Pengamatan yang direkam dalam pikiran bawah sadar inilah yang membentuk pola

pikir seseorang. Rekaman bawah sadar ini berasal dari lingkungan dimana dia berada.

Beberapa pengaruh lingkungan yang terekam dalam pikiran bawah sadar seseorang bisa

positif dan juga negatif. Pengaruh lingkungan tersebut diantaranya adalah lingkungan

keluarga, lingkungan sosial, adat istiadat, dan lingkungan pergaulan seseorang. Semuanya

direkam secara permanen dalam pikiran bawah sadar seseorang.

Bila ada rangsangan yang membangkitkan alam bawah sadar seseorang, maka

rekaman pikiran tersebut akan terputar kembali secara utuh. Pikiran apa yang terekam dalam

alam bawah sadar seseorang sangat tergantung pada input yang masuk ke dalam otak

seseorang. Pola pikir yang sudah mengakar dalam diri seseorang akan terlihat dalam pola

perilakunya sehari-hari yang selanjutnya akan mempengaruhi bagaimana dia bersikap,

berinisiasi, dan bertindak. Pola pikir ini akan sangat mempengaruhi kualitas kerja dan kinerja

seseorang terkait dengan relasinya dalam lingkungan sosial. Dengan kata lain, pola pikir dapat

memicu pelaksanaan pekerjaan sekaligus juga dapat menghambat pelaksanaan pekerjaan bila

input negatifnya lebih dominan. Misalnya perilaku malas dalam bekerja dapat bersumber dari

pola pikir yang dibentuk oleh lingkungan keluarga yang memanjakan seseorang pada waktu

dia masih kecil sampai dewasa, dan lain sebagainya.

Menurut psikolog Howard Gardner dalam buku Five Mind for The Future, setidaknya

ada 5 (lima) pola pikir yang akan menentukan masa depan manusia, di antaranya adalah:

1. Pikiran yang disiplin. Artinya adalah berangkat dari suatu perilaku yang mencirikan

disiplin ilmu, keterampilan, dan tentu soal profesi. Sebut saja ketika seorang praktisi

terlibat dalam dunia bisnis dan manajemen, maka menguasai ilmu dalam bidang

tersebut merupakan hal yang sangat penting dalam rangka menjadi karyawan yang

profesional.

2. Pikiran yang dapat menyerap berbagai informasi dari beragam sumber. Kemudian

memahami dan meraciknya menjadi suatu pengetahuan yang baru. Inilah sintesa

Page 2: Gaya Berpikir

penting ketika banjir informasi mengalir. Tanpa bisa melihat prioritas informasi yang

menjadi kebutuhan, maka akan tenggelam dan tergelincir dalam lautan informasi.

3. Pikiran yang mencoba membentangkan pertanyaan tak terduga, termasuk

menampilkan cara berpikir baru. Pola pikir inilah yang akan membuat kita mampu

berpikir secara lateral dan bukan sekedar berpikir linear mengikuti jalur konvensional

yang seringkali hanya akan membuat kita stagnan.

4. Pola pikir menyambut perbedaan pandangan dengan sukacita, dan bukan dengan sikap

saling curiga. Sebuah pola pikir yang akan membuat kita terhindar dari anarki akibat

pemaksaan kepentingan. Sebuah pola pikir yang senantiasa mengajak kita untuk

merayakan keragaman pandangan dan sekaligus menghadirkan empati.

5. Pola pikir etis. Pola pikir yang membujuk membangun kemuliaan dan keluhuran

dalam kehidupan personal dan profesional kita. Intinya adalah bagaimana mungkin

menjadi terbaik jika pola pikir masih berselimut dengki, cemburu, sok tahu dan

merasa dirinya hebat.

Perbedaan individu dalam beljar dapat juga dikenali dari gaya berpikir peserta didik

yang imfulsif/reflektif, mendalam/dangkal. Gaya yang imfulsif/reflektif disebut sebagi tempo

konseptual yakni kecendrungan peserta didik untuk bereaksi cepat dan imfulsif atau

menggunakan banyak waktu untuk merespon dan merenungkan akurasi jawaban. Gaya yang

imfulsif cenderung cepat dan menggunakan lebih banyak waktu untuk merespon dan

mengakurasi suatu jawaban. Sedangkan peserta didik yang reflektif memungkinkan

mengingat informasi yang terstruktur, membaca dengan memahami dan menginterprestasi

teks dan memecahkan problema dan membuat keputusan.

Peserta didik yang reflektif lebih mungkin menentukan sendiri tujuan belajar dan

berkonsentrasi pada informasi yang relevan. Standar kerja tinggi dari peserta didik yang

reflektif cenderung lebih berhasil daripada peserta didik yang impulsif. Oleh karena itu

peserta didik yang impulsif perlu dibantu dari masalahnya dengan beberapa tindakan sebagai

berikut :

1. Membantu peserta didik dikelas mengenal yang imfulsif

2. Berbicara dengan mereka agar mau meluangkan waktu untuk berpikir sebelum

memberi jawaban

3. Mendorong mereka untuk menandai informasi baru saat mereka membahasnya

4. Menjadi guru yang bergaya reflektif

5. Menghargai peserta didik yang imfulsif yang mau meluangkan wkatu untuk berpikir

atau menghargai kinerja mereka.

Page 3: Gaya Berpikir

6. Membimbing peserta didik untuk menyusun sendiri rencana guna mengurangi

imfulsivitas

Gaya mendalam/mendangkal adalah sejauh mana pesera didik mempelajari materi

pelajaran dengan suatu cara yang membantu mereka memahami materi (gaya mendalam)

sekedar mencari apa-apa yang perlu dipelajari. Peserta didik yang belajar dengan

menggunakan gaya dangkal dan tidak mengaitkan apa-apa yang telah mereka pelajari

dengan kerangka konseptual yang lebih luas. Cenderung belajar pasif atau hanya

mengingat informasi. Berbeda dengan gaya berpikir yang mendalam, peserta didik ini

lebih memungkinkan secara aktif memahami apa-apa yang mereka pelajari dan

memberimakan pada apa yang perlu untuk diingat. Dari kedua gaya mendalam dan

mendangkal, tampaknya gaya mendangkal yang mempunyai hambatan dalam belajar.

Beberapa upaya yang dapat dilakukan guru untuk membantu mereka antara lain adalah :

1. Pantau peserta didik untuk mengetahui peserta didik yang berpikir dangkal

2. Diskusikan dengan peserta didik bahwa ada yang lebih penting dari sekedar mengingat

materi. Dorongan mereka untuk menghubungkan apa yang mereka pelajari sekarang

dengan apa yang telah mereka pelajari

3. Ajukan pertanyaan dan beri tugas yang mensyaratkan peserta didik untuk

menyampaikan informasi yang lebih luas

4. Jadilah seorang model yang memperoleh informasi secara mendalam, bukan sekedar

memberi informasi dipermukaan saja. Bahaslah topik secara mendalam dan bicaralah

tentang bagaimana informasi yang sedang didiskusikan itu bisa dikaitkan dengan ide

yang lebih luas

5. Jangan menggunakan pertanyaan yang membutuhkan jawaban ya atau tidak.

Sebaiknya ajukan pertanyaa yang dapat membuat peserta didik harus memperoleh

informasi secara mendalam. Hubungkan pelajaran secara efektif dengan minat peserta

didik

Selain gaya berpikir ini tempramen peserta didik juga berpengaruh kepada proses

belajarnya. Tempramen adalah gaya perilaku seseorang dan cara khasnya dalam memberi

tanggapan. Berdasarkan temperamen inilah peserta didik disekolah dapat dikategorikan

atas :

a. Mudah yaitu yang pada umumnya memiliki mood positif, cepat membangun rutinitas

dan mudah beradaptasi dengan pengalaman yang baru

b. Sulit yaitu yang cenderung bereaksi negatif, cenderung agresif, kurang kontrol diri dan

lamban dalam menerima pengalaman baru

Page 4: Gaya Berpikir

c. Lamban tapi cenderung hangat yaitu yang biasanya beraktivitas lamban, agak negairf

menunjukkan kelambanan dalam beradaptasi dan intensitas mood yang rendah

Beberapa strategi yang dapat difunakan dalam pembelajaran sehubungan dengan

tempramen peserta didik yaitu:

a. Memberi perhatian dan penghargaan pada individualitas sesuae dengan tempramen

tersebut

b. Perhatikan struktur lingkungan peserta didik. Jika lingkungannya smungki akan

mengalami masalah dalam belajar didalam kelas daripada yang mudah

Beberapa siswa mengalami hambatan belajar akibat gangguan dalam perkembangan

seperti terganggunya indra, gangguan ketidakmampuan fisik, retardasi mental, gangguan

bicara dan bahasa, gangguan belajar, gangguan emosional dan perilaku. Pada siswa seperti

ini dilakukan pendekatan yang berbeda dalam pembelajaranya. Sebaiknya pendidikan

mereka dilakukan dengan bekerja sama dengan orang tua sebagai mitra pendidikan.