Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
GAYA BAHASA SINDIRAN DALAM ANIME JEPANG ONE PUNCH MAN
(ワンパンマン) KARYA ONE DAN MURATA YUSUKE (村田雄介)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Sarjana Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Departemen Sastra Jepang pada Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Hasanuddin Makassar
OLEH
ANDI FADHILAH HALIFAH PUTRI
F911 16 503
DEPARTEMEN SASTRA JEPANG
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
i
HALAMAN JUDUL
GAYA BAHASA SINDIRAN DALAM ANIME JEPANG ONE PUNCH MAN
(ワンパンマン) KARYA ONE DAN MURATA YUSUKE (村田雄介)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Sarjana Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Departemen Sastra Jepang pada Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Hasanuddin Makassar
OLEH
ANDI FADHILAH HALIFAH PUTRI
F911 16 503
DEPARTEMEN SASTRA JEPANG
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
ii
iii
iv
v
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanawata‟ala karena atas
berkat, rahmat, dan ridha-Nya kita masih diberikan kesehatan, kekuatan, dan
kesempatan untuk tetap hidup di dunia ini guna memperoleh amal dan ibadah
sebanyak-banyaknya, meskipun di kehidupan dunia ini hanya sementara saja. Tak
lupa juga kita kirimkan shalawat dan taslim kepada junjungan kita Nabi
Muhammad Shallallahu „alaihi wa sallam sebagai suri tauladan kita sebagai
manusia di muka bumi ini yang membawa kita dari zaman jahiliah ke zaman yang
penuh dengan keberkahan ini, membawa kita dari alam kegelapan ke alam yang
terang benderang seperti saat ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Gaya Bahasa Sindiran dalam Anime Jepang One Punch Man (
ワンパンマン) Karya One dan Murata Yusuke (村田雄介)”. Sebagai syarat
untuk menyelesaikan program Strata Satu pada Program Studi Sastra Jepang
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin.
Dengan segala kerendahan hati dan rasa syukur, izinkan penulis untuk
menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya untuk kedua orang
tua penulis Ayahanda Andi Muldani Fajrin, S.H., M.H dan Ibunda Mardiyana,
S.H yang tidak pernah lelah untuk mendukung penulis, yang tidak pernah
mengenal lelah dalam memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini dan yang selalu mendoakan penulis agar dalam penyelesaian studi
penulis dari awal masuk kuliah hingga menginjak akhir perkuliahan tidak
mendapatkan ujian yang berat yang tidak mampu dilewati oleh penulis.
vii
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada saudara-saudari
penulis dan seluruh keluarga besar penulis yang juga turut serta mendoakan dan
memberikan dukungan dalam hal penyusunan skripsi ini hingga selesai.
Tidak lupa pula penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen
pembimbing penulis Ibu Kasmawati, S.S., M.Hum selaku pembimbing I dan Ibu
Nursidah, S.Pd., M.Pd selaku pembimbing II yang selalu memberikan motivasi
kepada penulis, selalu memberikan masukan dan arahan kepada penulis guna
menyusun skripsi penulis dari awal hingga akhirnya terselesaikan. Ucapan terima
kasih juga penulis sampaikan kepada tim penguji Bapak Taqdir, S.Pd., M.Hum
selaku penguji I dan Ibu Nurfitri, S.S., M.Hum selaku penguji II yang telah
memberikan masukan dan kritikan yang membangun dalam penulisan skripsi ini
sehingga menjadikan skripsi penulis lebih baik lagi. Penulis menyadari tanpa
adanya bantuan dan arahan dari beliau semua, penyelesaian skripsi ini tidak akan
terselesaikan seperti sekarang ini.
Selain itu, izinkanlah penulis untuk mengucapkan banyak terima kasih
pula kepada:
1. Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, M.A., selaku Rektor Universitas
Hasanuddin, serta para wakil rektor, staf, dan seluruh jajarannya.
2. Prof. Dr. Akin Duli, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya serta
wakil dekan lainnya.
3. Ibu Meta Sekar Puji Astuti, S.S., M.A., Ph.D selaku Ketua
Departemen Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Hasanuddin yang telah banyak memberikan masukan dan wejangan-
viii
wejangan yang membuat penulis semangat dalam menyelasaikan
skripsi ini.
4. Ibu Yunita El Risman, S.S., M.A selaku Sekretaris Departemen Sastra
Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin yang telah
banyak membantu dalam proses ujian online Proposal dan Skripsi.
5. Sensei tachi dan para dosen Fakultas Ilmu Budaya Univeristas
Hasanuddin yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah
banyak memberikan ilmu bagi penulis dari mulai awal perkuliahan
hingga akhir perkuliahan seperti saat ini yang tentunya penulis tidak
akan sanggup untuk membalas jasa Sensei tachi dan para dosen.
Semoga ilmu yang diberikan kepada penulis bernilai amal jariyah
untuk mereka semua.
6. Ibu Uga, seluruh pegawai, dan staf akademik Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Hasanuddin yang telah memberikan pelayanan yang
terbaik kepada penulis.
7. Keluarga besar HIMASPA KMFIB-UH yang telah memberikan
wadah dan juga pengalaman-pengalaman yang sangat berharga
kepada penulis dalam berlembaga.
8. Seluruh teman-teman Sastra Jepang angkatan 2016 yang sama-sama
berjuang dari awal masuknya perkuliahan yang awalnya tidak saling
mengenal satu sama lain hingga akhirnya bisa berjuang bersama-sama
dalam menjalankan perkuliahan dan mengerjakan proposal hingga
ix
skripsi. Terima kasih atas waktu dan kebersamaan yang telah kalian
berikan.
9. Seluruh teman-teman TSUCHI (土 ) 2016 tanah-tanah ku sekalian
yang sama-sama mengikuti pengkaderan himpunan dari awal sampai
diterima menjadi anggota himpunan. Terima kasih atas semua
pengalaman dan kenangan-kenangan yang begitu berharga bagi
penulis disaat kita menjadi anggota kepanitiaan dan hingga sama-
sama menjadi pengurus.
10. Terima kasih kepada Sumitto: Time, Ocha, Fany, Monic, Sisi, Lisa,
Nuril, Dilfa, Stef, dan manager dari Sumitto yaitu Wira yang telah
menemani masa-masa kuliah penulis, berbagai banyak cerita,
kejadian, dan juga pengalaman yang telah dilakukan bersama-sama,
baik itu suka maupun duka selalu akan penulis ingat dan kenang.
11. Terima kasih kepada Ayam Bangkok (TSUCHI yang bertahan) Picca,
Atin, Irma, Ifta, Faddal, Time, Ocha, Monic, Nuril, Dilfa, dan Taka
yang telah bersama-sama melalui perjuangan yang tidak begitu mudah
dan terima kasih atas waktu seru-seruannya di saat menjadi
mahasiswa akhir baik itu dalam himpunan maupun luar himpunan.
12. Terima kasih juga teman-teman seperjungan Proposal di kala
pandemik Covid-19 Nuril, Sisi, Avi, dan Sora. Penulis merasa bangga
karena kami berlima menjadi pembuka Seminar Proposal Online
(daring) haha.
x
13. Dan juga terima kasih teman-teman seperjuangan Skripsi Nuril dan
Avi. Banyak sekali kejadian-kejadian menarik bersama mereka saat
proses berlangsungnya dalam perjuangan menyelesaikan skripsi ini.
14. Dan untuk Nuril teman seperjuangan penulis dalam proposal dan
skripsi, kalau bukan kau yang dondoro‟(dorong) ka untuk kerja itu
proposal dan skripsi mungkin tidak akan selesai-selesai ini semua.
Terima kasih Nur karena salah satu berkat kau juga bisaka sampai
sekarang dan bisaki sama-sama lewati semuanya. Sampai ketemu di
Baruga mba Nur.
15. Teman-teman ku sejak SMA (IPS 4), terima kasih Mardi dan Dini
yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis,
karena kalian lebih duluan selesai, dan itulah yang membuat penulis
akhirnya bisa mengejar kalian berdua. Dan untuk Mardi yang yang
sama-sama mengurus masuk di UNHAS yang selalu juga dorong ka
untuk bisa selesaikan semuanya dan akhirnya bisaki sama-sama keluar
jadi Sarjana Sastra. Untuk Fadly dan Dayat juga terima kasih.
16. Terima kasih juga untuk teman-teman ku sejak SMA (X.7) Riska,
Dini, Wiwi, Dea, Lina, dan Lulu yang juga lebih duluan selesai dan
menjadi sarjana, kalian juga adalah salah satu motivasi penulis untuk
bisa selesaikan skripsi ini dan masih setia untuk selalu bisa kumpul
walaupun susah sekali menyesuaikan waktu masing-masing.
17. Dan terima kasih juga untuk teman-teman ku sejak SMP Piri‟, Firam,
dan Alya yang selalu menghibur dengan cerita lucu-lucunya.
xi
18. Seluruh teman-teman anggota KKN Tematik Kemendes Pangkep
Kelurahan Samalewa Gelombang 102: Wanda, Wajan, Nirma, Kak
Riska, ibu Anyhe, Yusuf, kak Ashadi, ibu posko dan ibu lurah
Samalewa beserta seluruh staf dan jajaran, terima kasih atas waktu
dan kesempatan kepada kalian semua yang sudah bersama-sama
selama sebulan dan dapat menyelesaikan program kerja selama ada di
kabupaten Pangkep.
19. Dan untuk dia yang jauh di sana, Mas Briptu IR. Terima kasih ya mas
karena selalu mendoakan yang terbaik buat adek.
20. Serta seluruh pihak yang tidak sempat penulis sampaikan satu per
satu, terima kasih atas bantuan kalian semua, semoga bantuan yang
telah kalian berikan itu bernilai ibadah di sisi Allah Subhanawata‟ala.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi yang
dibuat oleh penulis, oleh karena itu, penulis berharap masukan-masukan dari para
pembaca sehingga skripsi ini bisa lebih baik kedepannya dan sebagai patokan
untuk skripsi-skripsi berikutnya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Makassar, Januari 2021
Andi Fadhilah Halifah Putri
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................... iii
HALAMAN PENERIMAAN ........................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................... v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii
ABSTRAK ......................................................................................................... xiv
ABSTRACT ....................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Batasan Masalah .................................................................................... 6
1.3 Rumusan Masalah .................................................................................. 7
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................... 7
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................. 7
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 9
2.1 Penelitian yang Relevan ......................................................................... 9
2.2 Stilistika ................................................................................................. 11
2.3 Gaya Bahasa ........................................................................................... 12
2.3.1 Pengertian Gaya Bahasa .............................................................. 12
2.3.2 Jenis-Jenis Gaya Bahasa .............................................................. 14
2.4 Gaya Bahasa Sindiran ............................................................................ 14
2.4.1 Jenis-Jenis Gaya Bahasa Sindiran ....................................................... 16
1. Ironi ................................................................................................ 16
2. Satire ............................................................................................... 16
3. Inuendo ........................................................................................... 17
4. Sinisme ........................................................................................... 17
5. Sarkasme ......................................................................................... 17
6. Antifrasis ........................................................................................ 18
xiii
2.5 Tujuan Penggunaan Gaya Bahasa .......................................................... 18
2.6 Kerangka Pikir ....................................................................................... 20
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 21
3.1 Metode Penelitian .................................................................................. 21
3.2 Sumber Data ........................................................................................... 21
3.3 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 22
3.4 Teknik Analisis Data .............................................................................. 22
3.5 Langkah-Langkah Penulisan .................................................................. 22
BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................................ 24
4.1 Pembahasan ............................................................................................ 24
4.2 Analisis Data .......................................................................................... 24
1. Ironi ................................................................................................... 24
2. Satire ................................................................................................. 31
3. Inuendo ............................................................................................. 38
4. Sinisme .............................................................................................. 40
5. Sarkasme ........................................................................................... 51
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 65
5.1 Simpulan ................................................................................................ 65
5.2 Saran ...................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 67
KLASIFIKASI DATA ...................................................................................... 69
LAMPIRAN GAMBAR.................................................................................... 78
xiv
ABSTRAK
Andi Fadhilah Halifah Putri. 2021. “Gaya Bahasa Sindiran dalam Anime
Jepang One Punch Man (ワンパンマン) Karya One dan Murata Yusuke (村田
雄 介 )”. Skripsi. Departemen Sastra Jepang. Fakultas Ilmu Budaya.
Universitas Hasanuddin. Pembimbing 1. Kasmawati, S.S., M.Hum. 2.
Nursidah, S.Pd., M.Pd.
Penelitian ini mengenai gaya bahasa dalam konteks anime. Dengan
memfokuskan pada gaya bahasa sindiran dan tujuan penggunaan gaya bahasa.
Adapun objek penelitian ini, yaitu ujaran kalimat yang terjadi pada anime Jepang
One Punch Man. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis- jenis gaya
bahasa sindiran yang terdapat dalam anime Jepang One Punch Man dan
menganalisis tujuan penggunaan gaya bahasa yang terdapat dalam anime Jepang
One Punch Man.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data pada
penelitian ini adalah percakapan antar tokoh yang terdapat ujaran sindiran dalam
anime Jepang One Punch Man. Data dianalisis dengan cara mengklasifikasikan
jenis-jenis gaya bahasa sindiran dengan menggunakan teori Gorys Keraf dan
mengidentifikasikan tujuan penggunaan gaya bahasa dengan menurut buku
Nihongo To Shuuji.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam anime Jepang One Punch Man
terdapat 5 bentuk jenis gaya bahasa sindiran. Jenis gaya bahasa sindiran yang
paling dominan terjadi pada gaya bahasa sindiran sarkasme dan tujuan dari penggunaan gaya bahasa adalah memberikan penekanan yang paling dominan
terjadi pada tujuan penggunaan gaya bahasa.
Keyword: gaya bahasa sindiran, tujuan penggunaan gaya bahasa, anime Jepang.
xv
ABSTRACT
Andi Fadhilah Halifah Putri. 2021. "Irony in Anime One Punch Man (ワンパ
ンマン) by One and Murata Yusuke (村田雄介)". Thesis. Japanese Literature
Department. Faculty of Cultural Science. Hasanuddin University. 1.
Kasmawati, S.S., M.Hum. 2. Nursidah, S.Pd., M.Pd.
This research is about language style in anime context. By focusing on
irony and its purpose. The object of this research is the sentence utterances that
occur in the Japanese anime One Punch Man. This research aims to describe the
types of irony that shows in Japanese anime One Punch Man and to analyze the
purpose of language styles contained in the Japanese anime One Punch Man.
This research used descriptive qualitative method. Sources of data in this
research are conversations between characters which the irony is appeared in
Japanese anime One Punch Man. The data were analyzed by classifying the types
of irony language styles using the Gorys Keraf theory and identifying the purpose
of using language styles according to the Nihongo To Shuuji book.
The results showed that in the Japanese anime One Punch Man there are 5
types of irony language styles. The most dominant type of irony language style
occurs in the sarcasm irony language style and the purpose of using the language
style is to give the most dominant emphasis on the purpose of using the language
style.
Keywords: Irony language style, the intended use of language style, Japanese
Anime.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa adalah suatu wujud yang memegang peran penting dan tidak dapat
dipisahkan dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah alat komunikasi yang
diciptakan dan digunakan oleh manusia untuk berinteraksi, menyampaikan ide,
gagasan, pikiran, dan perasaan, baik disampaikan dalam lisan maupun tulisan.
Untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, dan perasaan, kita harus memilih
kata-kata yang tepat.
Gaya bahasa dapat diartikan sebagai cara mengungkapkan bahasa. Gaya
bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran lewat bahasa yang secara khas
menunjukkan jiwa dan kepribadian penulis (Gorys Keraf, 2009:113). Gaya bahasa
sering dipakai oleh seorang penulis dalam suatu karya sastra. Penggunaan gaya
bahasa juga memiliki kosakata yang menimbulkan kesan baik ataupun buruk dan
memiliki makna yang mendalam bagi pendengar dan pembaca karya sastra.
Menurut Tarigan (2013:5) gaya bahasa dan kosakata mempunyai hubungan erat,
hubungan timbal balik. Semakin kaya kosakata seseorang, semakin beragam
pulalah gaya bahasa yang dipakainya.
Pada umumnya gaya bahasa terbagi menjadi enam yaitu: gaya bahasa
perbandingan, gaya bahasa pertentangan, gaya bahasa pertautan, gaya bahasa
perulangan, gaya bahasa penegasan, dan gaya bahasa sindiran. Pengertian gaya
bahasa perbandingan menggunakan gaya bahasa ungkapan dengan cara
menyandingkan atau membandingkan suatu objek dengan objek yang lainnya.
2
Selanjutnya pengertian gaya bahasa pertentangan merupakan suatu bentuk gaya
bahasa dengan kata-kata kiasan yang bertentangan dengan yang dimaksudkan
sesungguhnya. Kemudian pengertian gaya bahasa pertautan adalah gaya bahasa
pada suatu kalimat berkias yang memiliki hubungan pertautan terhadap suatu hal
yang ingin diutarakan. Pengertian dari gaya bahasa perulangan adalah gaya bahasa
yang menggunakan kata-kata kias untuk menyatakan penegasan kata atau kalimat
yang dimaksud. Pengertian dari gaya bahasa penegasan adalah jenis gaya bahasa
yang dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan pengaruh kepada para pembaca
atau pendengarnya agar menyetujui ujaran atau kejadian yang diungkapkan. Dan
pengertian gaya bahasa sindiran merupakan kata-kata kias yang memang
tujuannya untuk menyindir seseorang ataupun perilaku dan kondisi tertentu.
Gaya bahasa sangat luas cakupannya, sehingga pada penelitian kali ini
penulis memilih gaya bahasa sindiran untuk diangkat dalam penelitian ini. Gaya
bahasa sindiran merupakan suatu gaya bahasa yang mengungkapkan sebuah
sindiran terhadap seseorang atau sesuatu untuk digunakan sebagian orang dengan
maksud menyindir, mencela, mengejek secara tidak langsung, dan bertujuan untuk
memperkuat kesan yang ada di dalam suatu kalimat. Sebagai salah satu contoh 料
理は油っぽくて、いやだ! ryouri wa aburappokute, iyada! (masakannya
seperti minyak saja, aku tidak mau!) Ketika mendengar kalimat tersebut seseorang
akan berfikir kalimat itu merupakan sebuah sindiran atau ejekan. Dan seringkali
sebagian orang tidak dapat membedakan dan memahami suatu konteks kalimat
sindiran. Tidak hanya sekedar menyindir namun menyesuaikan juga dengan
3
keadaannya. Ada yang menyampaikan sindiran dengan halus dan ada juga dengan
cara yang kasar dan keras.
Berdasarkan uraian di atas, penulis memilih untuk meneliti gaya bahasa
sindiran dalam anime Jepang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
jenis gaya bahasa sindiran yang digunakan dalam anime Jepang yang akan diteliti.
Dari beberapa anime yang telah diteliti, sangat kurang ditemukan gaya bahasa
sindiran didalamnya. Sehingga akhirnya peneliti telah memilih anime Jepang yang
berjudul One Punch Man.
One Punch Man merupakan serial manga dan anime yang cukup terkenal
dan diminati oleh pembaca dan penonton, baik di Jepang maupun luar Jepang
termasuk di Indonesia. Serial manganya terbit pada tahun 2009 dan menjadi
populer pada tahun 2012. Awalnya, serial manga One Punch Man adalah
karangan Japanese Webcomic dan menjadi populer di kalangan netizen Jepang
dalam sebuah manga official. Dengan popularitas yang tinggi, pada tahun 2015
One Punch Man digarap menjadi serial anime oleh sutradara Yusuke Murata.
Hadirnya serial anime dari One Punch Man popularitasnnya menjangkau seluruh
dunia.
Anime Jepang One Punch Man yang bergenre action dan comedy di mana
biasanya banyak sekali bahasa kasar dan mengandung sindiran yang sinis atau
ejekan di dalamnya yang diujarkan oleh para tokoh.
Berikut adalah salah satu contoh percakapan yang memiliki gaya bahasa
sindiran dalam anime Jepang One Punch Man:
Genos : 言葉を話しから人間程度の知能は待っている
と思ったが。所詮は虫蚊。
4
(kotoba wo hanashi kara ningen teido no chinou wa
motte iru to omottaga. Shosen wa mushi ka).
: わざわざ焼却しやすく蚊をまとめて向けると
は。
(waza waza shoukyaku shiyasuku ka wo matomete
mukeru to wa). (One Punch Man. Episode 2, menit 08:59 – 09:03)
Konteks:
Tokoh yang muncul dalam percakapan di atas adalah Genos dan objek
sindiran pada data tersebut adalah Monster Mosquito Girl. Genos merupakan
seorang pahlawan dan juga murid dari Saitama, dan Monster Mosquito Girl
adalah salah satu karakter Monster yang muncul dalam Episode 2 One Punch
Man. Monster Mosquito Girl menyebabkan wabah nyamuk di dalam kota Z yang
merupakan tempat tinggal Genos. Monster Mosquito Girl mengendalikan
nyamuk-nyamuk kecil dalam jumlah yang sangat banyak untuk menghisap darah
hewan dan juga manusia untuk menambah kekuatannya. Genos yang mengetahui
hal tersebut segera mencari tahu setelah mendengar peringatan dari pusat kota.
Tidak lama kemudian, Genos menemukan Monster Mosquito Girl dan membakar
ribuan nyamuk-nyamuk kecil itu. Kemudian Genos menyerang Monster Mosquito
Girl namun, dia menghindari serangannya dan memotong lengannya
menggunakan tanduk runcing yang ada di kepalanya. Secara bersamaan, Genos
juga telah memotong kedua kakinya.
Pada percakapan di atas, terdapat ujaran 所詮は虫蚊 (Shosen wa mushi
ka). Dalam ujaran ini terdapat kata 所詮 (shosen) yang berarti „bagaimanapun‟
secara harfiah dalam kamus Kenji Matsura (1994:962). Kemudian kata 虫蚊
(mushi ka) yang berarti „serangga nyamuk‟. Kata 虫 (mushi) yang berarti
5
„serangga‟ secara harfiah dalam kamus Kenji Matsura (1994:676) dan kata 蚊 (ka)
yang berarti „nyamuk‟ secara harfiah dalam kamus Kenji Matsura (1994:389).
Sehingga dapat dimaknakan „bagaimanapun, kau adalah serangga nyamuk‟.
Genos menuturkannya kepada Monster Mosquito Girl dikarenakan Monster
Mosquito Girl yang terlalu sombong dan begitu percaya diri dengan kekuatan
yang dia miliki. Walaupun dia memiliki kepintaran seperti manusia dalam
berkata-kata maupun bertarung, tetapi pada kenyataannya dia hanyalah serangga
nyamuk yang berubah menjadi monster. Yang mana pada umumnya serangga
adalah makhluk yang kecil dan tidak memiliki akal layaknya manusia. Hal ini
dibuktikan dengan tuturan Genos sebelumnya yaitu 言葉を話しから人間程度の
知能はもっていると思ったが (kotoba wo hanashi kara ningen teido no chinou
wa motte iru to omottaga) yang dapat dimaknakan „karena kau berbicara dengan
kata-kata, aku pikir kau memiliki kepintaran manusia‟. Ujaran pada percakapan
diatas mengandung gaya bahasa sindiran sinisme. Dalam ujaran tersebut, Genos
mengatakan 所詮は虫蚊 (Shosen wa mushi ka). Genos menyatakan sindiran
yang mengandung ejekan dan menyatakannya secara langsung dan terang-
terangan sehingga hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Keraf
(1990:143). Genos yang memandang rendah Monster Mosquito Girl bahwa
kepintarannya yang seperti manusia itu tidak memiliki arti apa-apa karena dia
hanya serangga nyamuk. Pada ujaran 所詮は虫蚊 (Shosen wa mushi ka) terdapat
tujuan penggunaan gaya bahasa untuk menggambarkan dan menekankan pada ciri
fisik tokoh. Hal ini sesuai dengan teori dalam buku nihongo to shuuji (1997:140)
dalam (Indryani, 2011). Ujaran tersebut merupakan gambaran dan penekanan
6
dalam kalimat ujaran yang bersifat sinis karena mendasar pada ciri fisik tokoh
yang hanya merupakan serangga kecil namun memiliki kepintaran seperti
manusia.
Berdasarkan pada penjelasan data di atas, penulis tertarik untuk meneliti
lebih lanjut mengenai gaya bahasa sindiran untuk memahami jenis sindiran yang
muncul dalam kalimat ujaran dan untuk membedakan di setiap jenis sindiran yang
terdapat dalam Anime Jepang One Puch Man.
Setelah penulis mengumpulkan data dengan menonton beberapa anime
seperti kono subarashii sekai ni shukufuku wo!(konosuba), hinamatsuri, tower of
god, dan one punch man. Namun, setelah menonton beberapa anime tersebut,
penulis tidak banyak menemukan data yang dapat membantu penulisan sehingga
penulis memilih Anime Jepang One Punch Man. Para tokoh dalam anime tersebut
memiliki karakteristik yang berbeda-beda, baik tokoh hero (pahlawan) maupun
villain (penjahat) nya. Dalam hal tersebut menjadi sasaran untuk menyindir,
mengejek, dan menghina satu sama lain. Dan sindiran itu biasanya muncul
dikarenakan sesuatu hal yang telah dilakukan oleh para tokohnya mengingat genre
dari anime ini adalah action dan comedy. Dalam ujaran-ujaran para tokoh dalam
Anime Jepang One Punch Man ini memiliki berbagai macam jenis gaya bahasa
sindiran yang cukup menarik untuk diteliti.
1.2 Batasan Masalah
Dalam penelitian yang dilakukan, penulis membatasi kajian penelitian
hanya pada jenis gaya bahasa sindiran menurut Gorys Keraf dan tujuan
penggunaan gaya bahasa dalam buku nihongo to shuuji (1997:140) pada anime
7
Jepang One Punch Man (銀魂) dari episode 1-12. Gaya bahasa sindiran yang
diteliti hanya dibatasi gaya bahasa sindiran ironi, gaya bahasa sindiran satire, gaya
bahasa sindiran inuendo, gaya bahasa sindiran sinisme, gaya bahasa sindiran
sarkasme, dan gaya bahasa sindiran antifrasis, yang terdapat dalam percakapan.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini memfokuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Jenis-jenis gaya bahasa sindiran apa saja yang terdapat dalam anime
Jepang One Punch Man ?
2. Bagaimana tujuan penggunaan gaya bahasa yang terdapat dalam anime
Jepang One Punch Man ?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada
pada rumusan masalah yang telah ditulis, maka berdasarkan rumusan masalah
yang ada diatas, tujuan penelitan ini sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan jenis- jenis gaya bahasa sindiran yang terdapat dalam
anime Jepang One Punch Man.
2. Menganalisis tujuan penggunaan gaya bahasa yang terdapat dalam anime
Jepang One Punch Man.
1.5 Manfaat Penelitian
Penulisan ini diharapkan memiliki manfaat teoritis yaitu bermanfaat untuk
mengembangkan penulisan bagi pembaca yang tertarik pada masalah gaya bahasa.
8
Selain manfaat teoritis, penulisan ini juga diharapkan memiliki manfaat praktis
yaitu untuk mengetahui lebih jauh lagi tentang gaya bahasa sindiran yang terdapat
dalam percakapan dalam film, anime, komik dan novel, serta dalam percakapan
yang digunakan sehari-hari baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Jepang.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang gaya bahasa sindiran dijadikan sebagai pustaka
penelitian. Berikut ini adalah penelitian yang relevan atau terdahulu sebagai
berikut:
Friska Ganiaputri (2014) meneliti tentang Tindak Tutur Menyindir Bahasa
Jepang. Data yang digunakan adalah percakapan yang terdapat di dalam dorama
berjudul Maou. Data dianalisis menggunakan teori tindak tutur John R. Searle,
lalu dikelompokkan menjadi ironi, sinisme, dan sarkasme berdasarkan teori gaya
bahasa Gorys Keraf. Persamaan relevansi penelitian yang dilakukan oleh Friska
Ganiaputri adalah sama-sama membahas tentang gaya bahasa sindiran.
Perbedaannya adalah analisis kajian yang dilakukan pada penelitian Friska
Ganiaputri adalah menggunakan kajian pragmatik serta menggunakan teori tindak
tutur dan teori gaya bahasa, sedangkan pada penelitian ini menggunakan kajian
stilistika dan hanya menggunakan teori gaya bahasa. Serta objek pada penelitian
relevansi oleh Friska Ganiaputri menggunakan objek penelitian dalam drama seri
Jepang Maou, sedangkan pada penelitian ini menggunakan objek penelitian dalam
anime Jepang One Punch Man.
Dian Fitri Apriliani (2017) meneliti tentang Gaya Bahasa Sindiran Dalam
Rubrik Komik “Cempluk” Pada Tabloid Cempaka Edisi Januari-Maret 2017.
10
Penelitian tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan jenis-jenis gaya bahasa
sindiran yang terkandung di balik wacana percakapan dalam rubrik komik
“Cempluk” tabloid Cempaka edisi Januari-Maret 2017. Sumber data pada
penelitian tersebut adalah rubrik komik “Cempluk” pada tabloid Cempaka edisi
Januari-Maret 2017. Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian, pada rubrik
komik “Cempluk” pada tabloid Cempaka edisi Januari-Maret 2017 terdapat tiga
jenis gaya bahasa sindiran, yaitu ironi, sinisme, dan inuendo. Jenis gaya bahasa
sindiran yang paling banyak ditemukan dalam rubrik komik “Cempluk” pada
tabloid Cempaka edisi Januari-Maret 2017 adalah sinisme. Sedangkan gaya
bahasa sarkasme dan antifrasis tidak ditemukan. Persamaan relevansi penelitian
yang dilakukan oleh Dian Fitri Apriliani adalah sama-sama membahas dan
meniliti tentang gaya bahasa sindiran. Perbedaannya adalah pada penelitian
relevansi oleh Dian Fitri Apriliani menggunakan objek penelitian dalam rubrik
komik “cempluk” pada tabloid Cempaka edisi Januari-Maret 2017, sedangkan
pada penelitian ini menggunakan objek penelitian dalam anime Jepang One Punch
Man.
Siti Nurul Halimah dan Hilda Hilaliyah (2019) penelitian dalam jurnal
yang meneliti tentang Gaya Bahasa Sindiran Najwa Shihab Dalam Buku Catatan
Najwa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis gaya bahasa sindiran
yang digunakan Najwa Shihab dalam buku Catatan Najwa. Penelitian tersebut
menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Sumber data dalam
penelitian berupa keseluruhan kalimat dalam buku Catatan Najwa yang
mengandung gaya bahasa sindiran. Teknik yang digunakan dalam penelitian
11
tersebut adalah teknik analisis isi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
dalam buku Catatan Najwa, Najwa Shihab menggunakan jenis gaya bahasa
sindiran: (1) ironi sebanyak 20%; (2) sinisme sebanyak 40%; (3) inuendo
sebanyak 10%; (4) sarkasme sebanyak 16%; dan (5) satire sebanyak 10%.
Persamaan relevansi penelitian yang dilakukan oleh Siti Nurul Halimah dan Hilda
Hilaliyah adalah sama-sama membahas dan meneliti mengenai gaya bahasa
sindiran. Perbedaannya adalah pada penelitian relevansi oleh Siti Nurul Halimah
dan Hilda Hilaliyah menggunakan objek penelitian dalam buku Catatan Najwa,
sedangkan dalam penelitian kali ini menggunakan objek penelitian dalam anime
Jepang One Punch Man.
2.2 Stilistika
Stile, (style, gaya bahasa), adalah cara pengucapan bahasa dalam prosa,
atau bagaimana seorang pengarang mengungkapkan sesuatu yang akan
dikemukakan (Abrams. 1999:303). Di pihak lain, Leech & Short (2007:9) yang
beranggapan bahwa stile sebagai suatu hal yang pada umumnya tidak lagi
mengandung sifat kontroversial, yaitu menunjuk pada pengertian cara penggunaan
bahasa dalam konteks tertentu, oleh pengarang tertentu, untuk tujuan tertentu, dan
apa tujuan penuturan itu sendiri (dalam (Nurgiyantoro, 2015)).
Stilistika (stylistics) menunjuk pada pengertian studi tentang stile (Leech
& Short, 2007:11), kajian terhadap wujud performasi kebahasaan, khususnya yang
terdapat di dalam teks-teks kesastraan. Kajian stilistika itu sendiri sebenarnya
dapat ditujukan terhadap berbagai ragam penggunaan bahasa dan tidak terbatas
pada ragam sastra saja (Chapman, 1973:13) dalam (Nurgiyantoro, 2015).
12
Dapat disimpulkan bahwa stilistika adalah ilmu yang meneliti penggunaan
bahasa dan gaya bahasa di dalam karya sastra. Berdasarkan pengertian
sebelumnya, stilistika adalah style, yaitu cara yang digunakan seorang pembicara
atau penulis untuk menyatakan maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai
sarana (Sudjiman, 1993).
2.3 Gaya Bahasa
2.3.1 Pengertian Gaya Bahasa
Gaya bahasa merupakan cara pengarang menguraikan cerita yang telah
dibuat dan cara pengarang mengungkapkan isi pemikirannya melalui bahasa-
bahasa yang khas sehingga bisa menimbulkan suatu kesan tertentu. Gaya bahasa
dapat diartikan sebagai cara mengungkapkan bahasa. Gaya bahasa dikenal dengan
istilah style yang secara etimologi bermula dari bahasa latin “stilus” yakni
semacam alat tulis yang digunakan untuk lempengan lilin. Dalam perkembangan
selanjutnya, maka kata style kemudian berubah menjadi kemampuan dan keahlian
untuk menulis atau mempergunakan kata-kata secara indah (Gorys Keraf,
2009:112). Gaya bahasa merupakan bentuk retorik, yaitu penggunaan kata-kata
dalam berbicara dan menulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi penyimak
dan pembaca (Tarigan, 2013:4). Menurut Kamus Linguistik (Harimurti
Kridalaksana, 2008:70) gaya bahasa mempunyai 3 pengertian yaitu, pemanfaatan
atas kekayaan bahasa oleh seseorang dalam bertutur atau menulis, pemakaian
ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri-ciri bahasa
sekelompok penulis sastra. Penggunaan gaya bahasa ditentukan berdasarkan
kesesuaian dan ketepatan pemilihan kata. Penggunaan gaya bahasa yang tepat bisa
13
menarik perhatian penerimanya. Bila kita melihat gaya secara umum, kita dapat
mengatakan bahwa gaya adalah cara mengungkapkan diri sendiri, entah melalui
bahasa, tingkah laku, berpakaian, dan sebagainya. Dilihat dari segi bahasa, gaya
bahasa adalah cara menggunakan bahasa.
Gaya bahasa dalam bahasa Jepang disebut 比喩(hiyu). Morita et.all (2000:
105) dalam (Nurhadi, 2010) mendefinisikan gaya bahasa (majas) yakni:
比喩は、その対象の特徴や状況を、意味の遣うほかの話を持って連
想や類推させる表現法である。
Hiyu wa, sono taishou no tokuchou ya joukyou wo, imi no chigau hoka no
hanashi wo motte rensou ya ruisui saseru hyougenhou de aru.
“Majas merupakan bentuk ungkapan yang maknanya didapat dari analogi,
hubungan pikiran untuk menunjukkan karakter, keadaan atas penggunaan kata
lain yang berbeda makna”.
Dari pengertian 比喩(hiyu) dapat dipahami bahwa penggunaan kata yang
menunjukkan karakter atau kepribadian seseorang dan di setiap kata tersebut
memiliki makna yang terkandung di dalamnya.
Berdasarkan pendapat di atas yang menyebutkan bahwa ungkapan
dikatakan sebagai gaya bahasa (majas) disebabkan bentuk ungkapan yang
bersangkutan memenuhi persyaratan tertentu. Persyaratan minimal bentuk gaya
bahasa (majas) yakni adanya peningkatan atas kebenaran yang diungkapkan atas
makna sebenarnya atau makna struktur bentuk bahasa yang dipakai dalam
ungkapan tersebut. Melalui bentuk bahasa itu, sebenarnya ingin menyatakan
sesuatu yang lain.
Persoalan gaya bahasa meliputi semua hirarki kebahasaan: pilihan kata
secara individual, frasa, klausa, dan kalimat, bahkan mencakup pula sebuah
14
wacana secara keseluruhan. Gaya bahasa memungkinkan kita dapat menilai
pribadi, watak, dan kemampuan seseorang yang mempergunakan bahasa itu.
Semakin baik gaya bahasanya, semakin baik pula penilaian orang terhadapnya;
semakin buruk gaya bahasa seseorang, semakin buruk pula penilaian diberikan
padanya. Gaya bahasa dapat dibatasi sebagai cara mengungkapkan pikiran melalui
bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (pemakai
bahasa). Gaya bahasa dan kosakata mempunyai hubungan erat, hubungan timbal
balik. Peningkatan pemakaian gaya bahasa jelas memperkaya kosakata
pemakainya (Tarigan, 2013:5).
2.3.2 Jenis-Jenis Gaya Bahasa
Dalam buku Pengajaran Gaya Bahasa (Tarigan, 2013:6), gaya bahasa
terdiri dari gaya bahasa perbandingan, gaya bahasa pertentangan, gaya bahasa
pertautan, dan gaya bahasa perulangan. Badudu dalam (Riyono Pratikno,
1984:151) menerangkan bahwa gaya bahasa dibedakan menjadi empat yaitu, gaya
bahasa perbandingan, gaya bahasa penegasan, gaya bahasa pertentangan, dan gaya
bahasa sindiran. Dan juga menurut Ratna (2013:439) majas dibedakan menjadi
empat macam yaitu, penegasan, perbandingan, pertentangan, dan sindiran.
2.4 Gaya Bahasa Sindiran
Gorys Keraf (2009:143) berpendapat bahwa sindiran atau ironi adalah
suatu acuan yang ingin mengatakan sesuatu dengan makna atau maksud berlainan
dari apa yang terkandung dalam rangkaian kata-katanya. Menurut KBBI
(2005:493) dalam (Tiffany, 2018) sindiran adalah mengkritik (mencela, mengejek,
dan sebagainya) seseorang secara tidak langsung atau tidak terus terang. Dalam
15
kamus bahasa Jepang Shinmeikaikokugo (2005:1188) dalam (Tiffany, 2018)
sindiran disebut dengan 皮肉 (hiniku) yang artinya mengejek. Berikut adalah
pengertian hiniku menurut kamus bahasa Jepang Shinmeikaikokugo.
「新明解国語辞典」<第五番・三省堂> によると、皮肉、または
アイロニー (相手を非難・非難する気持ちで)は事実と反対の事
を言ったりして、意地悪く、遠回しに相手の弱点などをつくこと。
[Shinmeikaikokugojiten] <Daigoban. Sanseidou> ni yoru to, hiniku, mata
wa aironii (aite wo hinan. Hinan suru kimochi de) wa jijitsu to hantai no
koto wo ittarishite, ijiwaruku, toomawashi ni aite no jakuten nado wo
tsuku koto.
”Menurut Kamus Shinmeikaikokugo1 cetakan ke-5, hiniku atau bisa disebut juga
ironi (dengan perasaan ingin mengkritik lawan bicara) adalah istilah ketika
mengungkapkan sebuah fakta dengan menggunakan lawan katanya, dan secara
tidak langsung menyindir kelemahan lawan bicara dengan maksud buruk.”
Dari pengertian 皮肉(hiniku) di atas bahwa dapat dipahami penggunaan
sindiran yang kasar secara tidak langsung tertuju pada lawan bicara dengan
maksud menghina atau merendahkan orang lain. Dalam pengertian mengenai gaya
bahasa sindiran dapat dipahami bahwa gaya bahasa sindiran adalah
mengungkapkan maksud tertentu atau pernyataan dengan mengunakan ucapan
yang mengandung sindiran baik secara halus maupun kasar dan ditujukan pada
seseorang dengan secara tidak langsung. Halimah dan Hilaliyah (2019:3)
menambahkan bahwa gaya bahasa sindiran adalah bentuk gaya bahasa yang
rangkaian kata-katanya berlainan dari apa yang dimaksudkan.
16
2.4.1 Jenis-Jenis Gaya Bahasa Sindiran
Keraf (2005:136) dalam (Mara & Bahry, 2019) menyatakan bahwa ada
enam gaya bahasa yang mengandung sindiran, yaitu ironi, satire, inuendo,
sinisme, sarkasme, antifrasis.
1. Ironi
Gorys Keraf (2009:143) menyatakan bahwa kata ironi diturunkan dari kata
eironeia yang berarti „penipuan‟ atau „pura-pura‟. Sebagai bahasa kiasan, ironi
adalah suatu acuan yang ingin mengatakan sesuatu dengan makna atau maksud
berlainan dari apa yang terkandung dalam rangkaian kata-katanya.
Ironi merupakan suatu upaya literer yang efektif karena ia menyampaikan
impresi yang mengandung pengekangan yang besar. Entah dengan sengaja atau
tidak, rangkaian kata-kata yang dipergunakan itu mengingkari maksud yang
sebenarnya.
Dari uraian pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa ironi merupakan
gaya bahasa sindiran yang mengandung pernyataan bertentangan dan berbanding
terbalik dengan kenyataan dan maksud sebenarnya.
2. Satire
Gorys Keraf (2009:144) menyatakan bahwa satire adalah ungkapan yang
menertawakan atau menolak sesuatu. Satire mengandung kritik tentang kelemahan
manusia. Tujuan utamanya adalah agar diadakan perbaikan secara etis maupun
estetis.
17
Dapat disimpulkan dari berbagai para pendapat ahli di atas, satire
merupakan jenis gaya bahasa yang bersifat menertawakan, menolak, dan juga
mengkritik di dalam suatu pernyataan.
3. Inuendo
Gorys Keraf (2009:144) menyatakan bahwa inuendo adalah semacam
sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang sebenarnya. Ia menyatakan kritik
dengan sugesti yang tidak langsung, dan sering tampaknya tidak menyakitkan hati
kalau ditinjau sekilas.
Gaya bahasa sindiran inuendo terbilang unik sebab, sindiran ini tergolong
tidak menyakitkan hati. Sindiran inuendo menyindir sesuatu dengan mengecilkan
kenyataan dan fakta yang sesungguhnya.
4. Sinisme
Gorys Keraf (1990:143) menyatakan bahwa sinsisme adalah gaya bahasa
sebagai suatu sindiran yang berbentuk kesangsian yang mengandung ejekan
terhadap keikhlasan dan ketulusan hati.
Sinisme merupakan sindiran terhadap suatu hal yang telah dilakukan oleh
seseorang. Dimana pada gaya bahasa sindiran ini dalam bentuk pernyataan yang
sebenarnya atau secara terang-terangan. Gaya bahasa sindiran sinisme bersifat
sinis, mengejek, dan memandang rendah. Pada gaya bahasa sindiran sinisme ini
pengungkapannya kasar, tetapi tidak sekasar sarkasme.
5. Sarkasme
Gorys Keraf (2009:143) menyatakan bahwa sarkasme adalah suatu acuan
yang lebih kasar dari ironi dan sinisme. Sarkasme adalah suatu acuan yang
18
mengandung kepahitan dan celaan yang getir. Sarkasme dapat saja bersifat ironis,
dapat juga tidak, tetapi yang jelas adalah bahwa sarkasme ini selalu akan
menyakiti hati dan kurang enak didengar.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa sindiran sarkasme merupakan
sindiran yang menggunakan kata-kata kasar dan kurang enak didengar. Dalam
sarkasme juga mengandung celaan yang dapat menyakiti hati. Biasanya sindiran
ini diucapkan oleh seseorang yang sedang merasa kesal atau marah.
6. Antifrasis
Gorys Keraf (2009:144) menyatakan bahwa antifrasis adalah semacam
ironi yang berwujud penggunaan sebuah kata dengan makna kebalikannya, yang
bisa saja dianggap ironi sendiri, atau kata-kata yang dipakai untuk menangkal
kejahatan, roh jahat, dan sebagainya. Perlu diingat benar-benar bahwa antifrasis
akan dapat diketahui dan dipahami dengan jelas bila pembaca atau penyimak
dihadapkan pada kenyataan bahwa yang dikatakan itu adalah sebaliknya.
Antifrasis adalah gaya bahasa yang berupa penggunaan sebuah kata dengan
makna kebalikannya.
Antifrasis dapat disimpulkan sebagai gaya bahasa sindiran yang
menggunakan kata-kata berlawanan dan kebalikan dari makna sebenarnya. Jadi,
antifrasis adalah semacam ironi.
2.5 Tujuan Penggunaan Gaya Bahasa
Menurut Dale [et all] (1971:220) dalam buku Pengajaran Gaya Bahasa
(2009:4) bahwa gaya bahasa adalah bahasa indah yang digunakan untuk
meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta membandingkan suatu
19
benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum. Secara
singkat penggunaan gaya bahasa tertentu dapat mengubah serta menimbulkan
konotasi tertentu.
Dalam buku nihongo to shuuji (1997:140) dalam (Indryani, 2011), tujuan
penggunaan gaya bahasa dalam bahasa Jepang dibagi menjadi:
a. Penyampaian
Saat pembicara ingin menyampaikan sesuatu hal kepada lawan bicaranya
namun terkendala oleh minimnya wawasan yang dimiliki oleh lawan bicara, maka
hal tersebut dapat disampaikan dengan cara mengasosiasikan hal atau perkara
tersebut dengan hal lainnya yang dapat dipahami oleh lawan bicara. Misalnya
menerangkan danau pada anak-anak dengan mengumpamakan bahwa danau
adalah kolam yang luas. Penjelasan dengan pendekatan seperti ini disebut
perumpamaan deskriptif.
b. Penekanan
Perihal yang ingin disampaikan oleh seseorang, tidak diungkapkan begitu
saja, melainkan dengan memberikan penekanan pada perkara tersebut berdasarkan
sifat-sifat yang dimilikinya. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kesan atau
gambaran secara lebih mendalam mengenai perihal tersebut. Misalnya
menjelaskan bahwa kolam lebih besar daripada kolam lain. Walaupun lawan
bicara telah mengerti dan mengetahui bentuk kolam seperti apa, namun dalam hal
ini pembicara ingin memberikan penekanan pada bentuk kolam yang berbeda
dibanding bentuk kolam pada umumnya, maka dapat digunakan ungkapan „kolam
itu besar seperti danau‟. Penjelasan ini disebut juga perumpamaan penekanan
makna.
20
2.6 Kerangka Pikir
Penelitian ini membahas gaya bahasa sindiran yang fokusnya pada Anime
Jepang One Punch Man dengan menggunakan teori Gorys Keraf untuk menjawab
permasalahan pertama. Adapun permasalahan kedua, dijawab dengan
menggunakan teori dari buku nihongo to shuuji, sebagai yang tergambar pada
kerangka pikir berikut ini.
Gaya Bahasa Sindiran dalam Anime Jepang One
Punch Man (ワンパンマン) Karya One dan
Murata Yusuke (村田雄介)
Jenis-Jenis Gaya
Bahasa Sindiran
Menurut Gorys
Keraf
1. Ironi
2. Satire
3. Inuendo
4. Sinisme
5. Sarkasme
6. Antifrasis
Tujuan Penggunaan
Gaya Bahasa
Menurut Buku
Nihongo To Shuuji
a. Penyampaian
b. Penekanan
Kesimpulan