3
Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4 Langkah 5 Langkah 6 Langkah 7 Langkah 8 Langkah 9 Identifikasi program/kegia tan Data pembuka wawasan Isu gender Kebijakan dan rencana ke depan Pengukuran hasil Faktor kesenjangan Sebab kesenjangan internal Sebab kesenjangan eksternal Reformula si tujuan Rencana aksi Data dasar Indikator gender Program Keluarga Berencana untuk meningkatkan pencapaian peserta KB melalui sosialisasi alat kontrasepsi Jumlah penduduk TK Kab.: 646.216, Laki-laki (50,60%) dan Perempuan (49,40%) PUS: 121.241 TFR: 2,65 Akseptor KB aktif: 90.628, Laki-laki (0,70%) dan Perempuan (99,30%) Suntik: 19.559 Pil: 7.507 IUD: 3.596 MOW: 269 MOP: 146 Kondom: 1.498 a. Kesadaran laki-laki dalam per-KB masih kurang b. Kurangnya keterliba tan laki- laki dalam per-KB c. Pemahaman KB belum difahami oleh laki-laki d. Keputusan per-KB lebih cenderung diputuska n oleh laki-laki e. Meningkat kan keluarga kecil bahagia Alokasi anggaran untuk KB rencah a. Meningkat kan koordinas i SKPD terkait b. Tenaga ahli belum memadai di daerah c. Fasilitas pelayanan masih terbatas Meningkat nya pencapaia n peserta KB Pria Keg. 1: perumusan kebijakan data peserta KB Pria Keg. 2: Motifator KB pria melalui paguyuban KB pria Keg. 3: melakukan sosialisas i alat kontraseps i KB pria sebanyak 4 kali dalam setahun Kesertaan KB pria sebesar 0.7 % Meningkat -nya kesertaan KB pria sebesar 1,3% (dari 0,7% menjadi sebesar 2%) atau sebanyak 1.644 orang menjadi 1.813 orang

GAP_GDP_Kelompok 2 Dan Kelompok 3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Gender dan Pembangunan

Citation preview

Langkah 1Langkah 2Langkah 3Langkah 4Langkah 5Langkah 6Langkah 7Langkah 8Langkah 9

Identifikasi program/kegiatanData pembuka wawasanIsu genderKebijakan dan rencana ke depanPengukuran hasil

Faktor kesenjanganSebab kesenjangan internalSebab kesenjangan eksternalReformulasi tujuanRencana aksiData dasarIndikator gender

Program Keluarga Berencana untuk meningkatkan pencapaian peserta KB melalui sosialisasi alat kontrasepsiJumlah penduduk TK Kab.: 646.216, Laki-laki (50,60%) dan Perempuan (49,40%)PUS: 121.241TFR: 2,65Akseptor KB aktif: 90.628, Laki-laki (0,70%) dan Perempuan (99,30%)Suntik: 19.559Pil: 7.507IUD: 3.596MOW: 269MOP: 146Kondom: 1.498a. Kesadaran laki-laki dalam per-KB masih kurangb. Kurangnya keterlibatan laki-laki dalam per-KBc. Pemahaman KB belum difahami oleh laki-lakid. Keputusan per-KB lebih cenderung diputuskan oleh laki-lakie. Meningkatkan keluarga kecil bahagia sejahteraf. Alokasi anggaran untuk pelayanan KB rendah

Alokasi anggaran untuk KB rencaha. Meningkatkan koordinasi SKPD terkaitb. Tenaga ahli belum memadai di daerahc. Fasilitas pelayanan masih terbatas

Meningkatnya pencapaian peserta KB PriaKeg. 1: perumusan kebijakan data peserta KB PriaKeg. 2: Motifator KB pria melalui paguyuban KB priaKeg. 3: melakukan sosialisasi alat kontrasepsi KB pria sebanyak 4 kali dalam setahunKesertaan KB pria sebesar 0.7 %Meningkat-nya kesertaan KB pria sebesar 1,3% (dari 0,7% menjadi sebesar 2%) atau sebanyak 1.644 orang menjadi 1.813 orang

Program : Pembangunan Sarana dan Fasilitas Pembangunan

Kegiatan: Pembangunan Halte Bis

Indikator Kinerja Kegiatan/ Tujuan Kegiatan: Tersedianya sarana drop off dan drop on penumpang bis yang layak dan nyamana) Berdasarkan data Kapolresta-bes Kota Bandung, tingkat kriminalitas tahun 2011 di Kota Bandung mencapai 223 kasus. Dari 223 kasus, sebanyak 78 persen yaitu sekitar 174 kasus korbannya merupakan perempuan. Sisanya sebanyak 49 kasus merupakan kasus yang menimpa laki-laki.b) Lokasi kriminalitas yang rentan menimpa perempuan adalah halte bisa) Akses: akses penumpang perempuan untuk memperoleh kenyamanan, keamanan, dan keselamatan di fasilitas halte bis masih rendah dibandingkan dengan laki-lakib) Partisipasi: Partisipasi perempuan dalam menggunakan fasilitas halte bis masih rendahc) Kontrol: Laki-laki memiliki kontrol yang lebih tinggi dalam menggunakan fasilitas halte bisd) Manfaat: manfaat keberadaan halte bis masih lebih banyak dinikmati oleh laki-laki.a) Penanganan/ pengambilan kebijakan belum dapat ditetapkan secara teliti dan tepat sasaran karena tidak ada data terpilah antara pengguna halte bisb) Belum semua aparat baik di Instansi Dinas Perhubungan mengetahui kegiatan yang responsif gender.c) Isu gender belum dianggap sebagai isu penting.a) Masih tingginya tingkat subordinasi peran perempuan di luar wilayah domestik. Perempuan masih dianggap harus berada di rumah terutama pada malam hari.b) Peran perempuan di dunia kerja semakin meningkat dan waktu kerja yang panjang mengakibatkan perempuan harus pulang di malam hari.Meningkat-kan penggunaan sarana angkutan umum massal melalui pembangunan halte bis yang layak dan nyaman bagi pengguna laki-laki dan perempuan set kelompok berkebutuhan khusus.

SubKeg. 1: Mengumpul-kan data terpilah laki-laki dan perempuanSubKeg. 2: Sosialisasi dan advokasi kepada para pengambil kebijakanSubKeg. 3: Melakukan kajian tentang halte bis yang layak dan responsif genderSubKeg. 4: Menyusun DED (Detail Engineering Design)SubKeg. 5: Melaksanakan pembangunan halte bisSubKeg. 6: Melakukan Monitoring dan evaluasia) Berkurang-nya penggunaan kendaraan pribadib) Berkurang-nya tingkat kemacetan di koridor Soekarno HattaTerpenuhi kebutuhan pengguna jasa layanan sarana angkutan umum massal yang layak dan aman bagi pengguna laki-laki, perempuan, dan kelompok berkebutuhan khusus

Oleh: Kelompok 2 (Muhamad Wahyudi/A14120034, Soraya Larasati/H24120029, Sholikah/H44120054, Risty Rahma Dafina/H44130117)Kelompok 3 (Ahmad Ibnu Mubarok/A14120029, Amelia Noor Zahraditta/H44120070, Dwi Yonanda Shavira SY/H14130013, Herlyan Sri B/H24120051)