Upload
faulya-nurmala-arova
View
44
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
A. DEFINISI GANJA
Ganja atau kanabis berasal dari tanaman cannabis sativa. Nama lainnya
adalah charas, grass, dope, pot, weed, mull, bhang, dan hashish. Ganja telah
digunakan berates-ratus tahun untuk kepentingan ritual. Efek psikoaktif ganja karena
mengandung tetrahidrokanabinol atau THC.THC termasuk depresan SSP yang
mempunyai efek halusinogenik. ada 3 bentuk kanabis yang disalahgunakan, yaitu
mariuana daun atau bunga yang dikeringkan, harshish (resin THC) dan minyak
harsish.
Sedemikian berbahayanya unsur THC dalam ganja itu, sehingga untuk orang
yang baru pertama kali menyalahgunakan ganja saja, akan segera mengalami
intoksikasi (keracunan) ganja yang secara fisik yaitu : jantung berdebar (denyut
jantung menjadi bertambah cepat 50% dari sebelumnya), bola mata memerah
(disebabkan pelebaran pembuluh darah kapiler pada bola mata), mulut kering (karena
kandungan THC mengganggu sistem syaraf otonom yang mengendalikan kelenjar air
liur), nafsu makan bertambah (karena kandungan THC merangsang pusat nafsu
makan di otak), dan tertidur (setelah bangun dari tidur, dampak fisik akan hilang).
Tumbuhan ganja telah dikenal manusia sejak lama dan digunakan sebagai
bahan pembuat kantung karena serat yang dihasilkannya kuat. Biji ganja juga
digunakan sebagai sumber minyak.
Namun demikian, karena ganja juga dikenal sebagai sumber narkotika dan
kegunaan ini lebih bernilai ekonomi, orang lebih banyak menanam untuk hal ini dan
dibanyak tempat disalahgunakan.Di sejumlah negara penanaman ganja sepenuhnya
dilarang. Di beberapa negara lain, penanaman ganja diperbolehkan untuk kepentingan
pemanfaatan seratnya. Syaratnya adalah varietas yang ditanam harus mengandung
bahan narkotika yang sangat rendah atau tidak ada sama sekali. Sebelum ada larangan
ketat terhadap penanaman ganja, di Aceh daun ganja menjadi komponen sayur dan
umum disajikan.
B. SENYAWA DALAM GANJA
Terdapat lebih dari 400 senyawa cannabinoids yang terdapat pada sebuah
pohon ganja. Beberapa diantara senyawa tidak beracun tersebut terbukti mampu
mengobati kanker, mengurangi kecenderungan psikotik pasien schizophrenia dan
mengobati berbagai penyakit kronis lainnya.
Senyawa-senyawa berkhasiat medis tersebut diantaranya seperti cannabidiol
(CBD), cannabinol (CBN), cannabichromene (CBC), cannabigerol (CBG) dan
tetrahydrocannabivarin (THCV).
1. Cannabidiol(CBD)
Setelah THC, CBD merupakan cannabinoids yang paling banyak ditelaah
olehilmuwan. Ditemukan pertama kali tahun 1940, mayoritas ilmuwan mengatakan
bahwa CBD mungkin saja menjadi satu-satunya cannabinoid yang paling penting.
Bahkan para ilmuwan menganggab CBD sebagai senyawa medis terbaik yang
dimiliki pohon ganja.
Hasil studi Antonio Zuardi yang diterbitkan The Brazilian Journal of
Psychiatry tahun 2008 menemukan berbagai potensi medis dari cannabidiol untuk
mengobati parkinson, alzheimer, serebral iskemia, diabetes, rheumatoid arthritis,
inflamasi, mual dan kanker.
Tahun 2009, ilmuwan dari Israel dan Itali mengembangkan temuan tersebut
dan menemukan bahwa CBD memiliki sifat anxiolytic (anti-cemas), anti-psikotik,
anti-epilepsi, neuroproteksi, vasorelaxant (memperbesar pembuluh darah),
antispasmodic (meringankan keram otot), anti-ischemic (memperlancar suplai darah),
anti-kanker, antiemetic (menghilangkan mual dan muntah), anti-bakteri, anti-diabetes,
anti-inflammatory (anti peradangan/pembengkakan), dan merangsang pertumbuhan
tulang.
Martin Lee, pendiri dan direktur Project CBD, menjuluki cannabidiol sebagai
"The Cinderella Molecule"; Senyawa mungil yang tidak beracun, non-psikoaktif dan
multiguna.
2. Cannabinol (CBN)
Cannabinol adalah produk turunan dari THC. Pertama ditemukan ilmuwan
pada tahun 1896. Senyawa cannabinol ditemukan dapat membantu proses tidur,
mengurangi rasa sakit maupun keram, memperlambat gejala ALS (Penyakit Lou
Gehrig), meningkatkan nafsu makan, dan menghentikan penyebaran residu obat-obat
tertentu.
3. Cannabichromene (CBC)
CBC pertama kali ditemukan tahun 1966. Secara khusus banyak ditemukan
pada tanaman ganja yang baru panen. Namun, penelitian terhadapnya belum
dilakukan sebanyak CBD ataupun CBN.
Sebuah ringkasan jurnal-jurnal di tahun 2009 menemukan fungsi CBC sebagai
anti-inflammatory (anti peradangan/pembengkakan), anti-mikroba, analgesik, anti-
kanker, dan merangsang pertumbuhan tulang.
Penelitian terbaru di tahun 2011 menemukan bahwa CBC dapat
mempengaruhi ujung syaraf otonom dalam memodifikasi rasa sakit.
4. Cannabigerol
Sama seperti CBC, CBG juga kurang mendapat perhatian serius dari para
ilmuwan. Terlihat dari sedikitnya jurnal yang mengemukakan efek medis senyawa
tersebut. CBG pertama kali ditemukan pada tahun 1964.
Berdasarkan hasil temuan dalam The British Journal of Pharmacology tahun
2011, ekstraksi CBG-chemotype dapat dijadikan agen antiseptik yang sempurna dan
aman untuk membunuh bakteri.
Studi terbaru kemudian menemukan bahwa senyawa non-psikoaktif tersebut
mampu mengobati berbagai gangguan sistem syaraf otonom, termasuk epilepsi.
5. Tetrahydrocannabivarin
Ditemukan tahun 1970, THCV merupakan senyawa khas yang dapat ditemui
pada hashish Pakistan dan cannabis yang berasal dari selatan afrika.
Berdasarkan dosisnya, THCV dapat menjadi agen antagonis bagi THC (dosis
rendah THCV dapat menurunkan nafsu makan) atau malah sebaliknya (dosis tinggi
THCV bermanfaat untuk proses pembentukan tulang).
Tidak seperti CBD, CBN, CBC, dan CBG, dosis tinggi THCV mampu
membuat Anda mengalami fenomena "melayang" (lebih rendah dari THC).
C. EFEK DARI PENGGUNAAN GANJA
1. Efek ganja pada dosis rendah
Efek timbul setelah 2-3 jam setelah merokok ganja, yaitu berupa:
Rilex, tenang, kalm, dan bahkan tertawa sendiri.
Pada awal pemakaian merangsang nafsu makan (the munchies effect)
Daya ingat berkurang atau hilang.
Mata merah, dan tekanan darah turun.
2. Efek ganja pada dosis besar
Dosis besar akan menimbulkan efek seperti diatas tetapi dengan intensitas yang lebih
tinggi dan masih disertai efek lain seperti dingin, kelelahan, euphoria, halusinasi,
gelisah, panic, dan paranoid.
3. Efek jangka panjang
Dari berbagai penelitian, efek jangka panjang pemakaian ganja berupa:
a. gangguan saluran pernapasan
pemakaian kanabisumumnya dirokok atau dihisap. Kanabis mengandung tar lebih
banyak dibandingkan tembakau, maka perokok ganja akan lebih besar
kemungkinannya terserang brongkhitis.
b. Hilang motivasi
Pengguna ganja akan mengalami lemah fisik, halusinasi sehingga prestasi kerja atau
belajar sangat menurun.
c. Fungsi otak menurun
Kanabis dapat menghilangkan kemampuan mengingat, konsentrasi, dan dampaknya
baru kembali setelahbeberapa bulan berhenti menggunakan.
d. Gangguan hormone
Terjadi gangguan hormone reproduksi baik pada wanita atau laki-lakiyang dapat
berakibat gairah seks menurun, menstruasi tidak teratur dan jumlah sperma menurun.
e. Gangguan system saraf
Telah banyak ditemukan pengguna jangka panjang kanabis dapat mengalami psikosis
(gangguan jiwa) yang ditandai dengan halusinasi, delusi, dan paranoid.
D. DAMPAK SOSIAL DARI KETERGANTUNGAN TERHADAP GANJA
Kecanduan ganja dapat menyebabkan berbagai efek samping pada setiap
pengguna baik yang menggunakannya secara kasual ataupun pengguna jangka
panjang. Beberapa gejala dari gangguan-gangguan ini meliputi hal-hal seperti
gangguan tidur, gangguan mengingat, gangguan koordinasi motorik, kesulitan dalam
memahami pembicaraan atau memahami situasi dan peristiwa, halusinasi, pikiran
atau perasaan yang cenderung paranoid, serta serangan panik. Sementara beberapa
dari masalah ini mungkin tidak terlihat serius (serta tidak menimbulkan kematian),
namun semua hal itu dapat menyebabkan masalah jangka panjang dan akan membuat
gangguan pada kondisi dan situasi sosial.
1. Dampak Sosial 1: Gangguan Belajar
Menurut sebuah studi yang baru-baru ini dilakukan terhadap sekelompok
mahasiswa, Penggunaan ganja dapat mengganggu proses belajar, berpikir kritis dan
fungsi kognitif terkait lainnya selama 24 jam setelah dosis terakhir diambil. Studi
tersebut dilakukan dengan cara mengamati siswa sebelum, selama dan setelah mereka
menggunakan ganja. Hasil yang ditemukan bahwa setelah mengkonsumsi ganja siswa
jauh lebih mungkin menderita masalah memori, kesulitan berkonsentrasi dan
penurunan dalam pemahaman dan keterampilan kognitif. Efek ini mungkin jauh lebih
parah pada pengguna jangka panjang dikarenakan adanya perubahan yang terjadi
pada otak ketika mengkonsumsi ganja dalam jangka waktu yang lama.
2. Dampak Sosial 2: Gangguan Motivasi
Salah satu efek utama yang disebabkan karena ganja adalah kurangnya
motivasi. Ganja dapat menyebabkan penggunanya untuk menjadi mudah
terganggu/distracted, dan meskipun mereka dapat membuat rencana yang sangat
kreatif, mereka bisa dengan mudah melupakannya atau tidak cukup termotivasi untuk
melakukannya. Secara fisik memang tidak ada yang salah, tetapi secara mental
adanya gangguan motivasi pada pengguna. Pecandu kemudian dapat mengalami apa
yang dikenal sebagai Sindrom Motivasi, di mana mereka kehilangan motivasi tentang
semua aspek dalam kehidupan mereka, seperti sekolah, kerja, keluarga dan
berkurangnya tanggung jawab.
3. Dampak Sosial 3: Gangguan Perilaku Sosial
Secara sosial, dampak sosial nomor 2 yaitu kurangnya motivasi dapat
menyebabkan beberapa masalah yang cukup serius. Bagi yang sudah bekerja,
gangguan motivasi akan dapat menyebabkan penurunan performa dalam kinerja,
masalah disiplin atau mungkin dapat berakhir dengan terminasi. Bagi yang
bersekolah/pelajar, kurangnya motivasi dapat menyebabkan masalah dalam proses
belajar dan performa secara umum. Persahabatan juga dapat terancam, karena
kurangnya motivasi untuk bersahabat dengan orang lain selain orang-orang yang
menghisap ganja. Dampak sosial lainnya, sebagai seorang pengguna ganja akan
menyebabkan orang lain cenderung memiliki konotasi negatif yang terkait dengan
Anda sehingga akan menyebabkan lost of opportunity.
Daftar Pustaka
Struat, Gail W. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi. Jakarta : EGC , 2007