31
GANGGUAN PERKEMBANGAN KOORDINASI GERAK (DCD: DEVELOPMENTAL COORDINATION DISORDER) disampaikan setelah mengikuti acara Workshop “mengenali gangguan koordinasi gerak (DCD) pada anak dan penanganannya”

Gangguan Perkembangan Koordinasi Gerak (DCD

Embed Size (px)

Citation preview

GANGGUAN PERKEMBANGAN KOORDINASI GERAK (DCD: DEVELOPMENTAL COORDINATION DISORDER)

disampaikan setelah mengikuti acara Workshop “mengenali gangguan koordinasi gerak (DCD) pada anak dan penanganannya”

APA ITU DCD

Definisi DCD:- Kondisi pada anak yang ditandai dengan lemahnya koordinasi gerak dan kualitas otot tubuh secara keseluruhan lemah/lembek/soft

Gangguan koordinasi perkembangan gerak

Diagnostik criteria

penyebab

Mekanisme terjadinya DCD

dampak

PEMERIKSAAN

Latar belakang

treatment

Kurikulum sekolah yang sangat padat anak dipaksa ikut les tambahan diluar jam sekolah waktu bermain kurang kmatangan sensori terlambat

Latar belakang

Ruang publik semakin berkurang, menyempit bahkan tidak ada.Pergeseran pola bermain/ leisure activitiesTradisional modernKelompok individualManual elektronikRuang terbuka ruang tertutup

Pergeseran interaksi sosial:> Face to face cyber space: face book

a. Kemampuan keseharian anak yang memerlukan koordinasi gerak tertinggal atau dibawah di banding usia kronologis dan IQ yang dimilikinya

manifestasi:

> keterlambatan pada perembangan motorik seperti; merangkak, duduk, berjalan

> anak tidak bisa/jelek dalam aktivitas olahraga; menulis

> membawa benda sering jatuh

Diagnostik kriteria

DCD dapat berdiri sendiri atau gabungan dengan gangguan yang lain

seperti gangguan komunikasi

Tidak tertarik pada aktivitas/menghindar anak menghindar pada waktu bermain di playground dan lebih sering mencari teman yang lebih rendah umurnya karena tidak percaya diri toleransi frustasi, rasa tidak percaya diri rendahStrategi untuk mengatasi masalah lemahAnak tidak puas dengan apa yang dilakukan, mudah frustasi anak cenderung tidak mau berubah

Emosi dan perilaku:

DCD sangat berpengaruh pada aspek fisik, sosial dan kesehatan emosi anak

genetik multifaktorial faktor biologis, kognitif, dan perilaku abnormalitas otak

Kemungkinan penyebab:

Kemungkinan IAnak kesulitan untuk menterjemahkan dan mengintegrasikan informasi yang diterima melalui mata, raba, vestibular, posisi persendian, atau gerakan otot

Bagaimana DCD terjadi?

Kemungkinan IIAnak kesulitan untuk memilih tipe gerakan motorik untuk situasi yang tepat

Kemungkinan III

Anak kesulitan untuk merencanakan gerak dengan sekuensis yang tepat

Kemungkinan terakhir:Pesan yang disampaikan pada otot harus spesifik merespon sesuatu gerak / stimulus

anak mengurung diri, pasif tidak mau beraktivitas merasa berbeda dengan anak lain perilaku menarik diri, malas, motivasi lemah dalam bekerja / belajar trauma berulang jatuh karena otot, balance, koordinasi gerak lemah kegemukan anak malas berolahraga

dampak

Biasanya terlihat pada usia 6 – 12 tahun10 tahun yang lalu prevalensi = 10 – 19 % pada anak sekolahLaki-laki : perempuan = 2 : 1

prevalensi

Jika tidak mendapat terapi, DCD akan berlanjut sampai remaja – dewasaPada penelitian jangka panjang anak yang didiagnosis DCD pada umur 15 th, 46 % tanda (Floet & Duran, 2010)

prognosis

kuesioner tes gerakan koordinasi gerakObservasi perilaku interview dengan orang tua dan guru tes ketrampilan menulis

pemeriksaan

1. Tidak ada obat khusus untuk kondisi DCD

2. Edukasi anak:a. Modifikasi di sekolah dan pada situasi sosialb. Problem DCD bukan salah anak, kurang

berusaha atau tidak pandaic. Anak DCD yang disertai kondisi penyakit

atau syndroma yang lain diberikan intervensi sesuai tanda dan gejala yang ada

treatment

Pemeriksaan:Motorik halus, motorik kasar, koordinasi gerak, kemampuan menulis, problem perilaku & emosi, ketrampilan bantu diri, kesulitan bermain,& interaksi sosial, ketrampilan menulis

Treatment dan peran OT

Tidak semua aktifitas keseharian menjadi hambatan bagi anak dengan DCDBerikan dorongan pada anak untuk berpartisipasi pada semua aktivitasIntervensi dini akan membuahkan hasil yang lebih baiki

kesimpulan

Kesadaran posisi tubuh (reseptor berada di otot, persendian, tendon)Posisi bagian tubuh, hubungannya satu dengan yang lain, pada orang lain dan obyek di lingkungan kita.Seberapa kekuatan yang dibutuhkan otot (membantu gradasi gerak dan kekuatan)

proprioseptif

Jika fungsi ini bekerja dengan baik dan efisien Tubuh akan berposisi secara otomatis pada situasi yang berbeda seperti duduk, kaki mengangkat untuk menghindari lubang, memanipulasi obyek; menulis, memasang kancing, dll

terus-menerus ingin bergerak menyandarkan diri pada orang lain, obyek walaupun situasi wajar/normal otot-otot terlihat lemah, mudah capai, daya tahan tubuh lemahBerjalan dengan jari-jari kaki

Problem Proprioseptif

Otak mencari, memilih dan mengurutkan input sensori yang masuk seperti halnya lampu pengatur lalu lintas jalannya kendaraan di perempatan. Ketika input sensori masuk dengan teratur, terorganisasi dengan baik di dalam tubuh, maka otak akan menggunakan sensori tersebut. Untuk membentuk suatu persepsi, perilaku dan pembelajaran. Ketika input sensori mengalami kekacauan, kehidupan akan seperti halnya ketika terjebak dalam kemacetan lalu lintas.

Mekanisme Sensory Integration (SI)

Anak bosanManifestasi perilaku; mencari perhatian, meremas-remas jari, jalan-jalan tidak menentu atau over active, mengganggu anak lain atau berbicara dengan anak lain.

Bagaimana kalau input sensori terlalu sedikit

Anak bingung, terasa sesak, / penuhManifestasi perilaku; anak akan sensitive, perilaku oposisi, fight atau flight (respon terhadap rasa takut / kuatir )Berdiam diri (mogok)

Bagaimana kalau input sensori terlalu sedikit atau terlalu banyak?

Kesulitan merencanakan dan mengerjakan gerakan baru atau gerakan yan berurutan sehingga mengganggu aktivitas keseharian anak

Problem: melakukan gerakan, mengorganisasi perilakuKesulitan merencanakan gerak

dispraxia

Inhibitor mengeram perilaku

Fasilitator mendorong perilaku

Yin yangBagaimana mesin tubuh anda bekerjaBagaimana perasaan anda

Keseimbangan adalah penting

Dorong anak untuk aktif ikut berolahraga dan bermain kesenangan BUKAN aktifitas kompetisi cari permainan dan olahraga yang mudah dilakukanDorong untuk ikut aktifitas bermain secara berkelompok secara bertahap ajak untuk mengerjakan aktifitas domestik dirumah seperti; mencuci mobil, mengelap kaca, bersih-bersih, berkebun dll gunakan aset kelebihannya untuk meningkatkan kemampuannya

Peran orang tua dirumah

Ketahui problem anak dengan baikKonsulkan pada profesi yang tepatSelalu cari second opinion / minta pertimbangan saran dari profesional yang ahli di bidangnya

Catatan:

Matur nuwun