Upload
sidik-purnomo
View
231
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
GAMETOGENESIS
Citation preview
A. GAMETOGENESIS
Gametogenesis adalah proses diploid dan haploid yang mengalami pembelahan sel
dan diferensiasi untuk membentuk gamet haploid dewasa. Tergantung dari siklus hidup
biologis organisme, gametogenesis dapat terjadi pada pembelahan meiosis gametosit diploid
menjadi berbagai gamet atau pada pembelahan mitosis sel gametogen haploid. Contohnya,
tanaman menghasilkan gamet melalui mitosis pada gametofit. Gametofit tumbuh dari spora
haploid setelah meiosis spora (Pahrudin, 2012)
Pembentukan Gamet pada Hewan Spermatogenesis, yaitu proses pembentukan
sperma. Spermatogenesis terjadi testis. Adapun proses spermatogenesis adalah sebagai
berikut. Sel primordial sperma yang bersifat diploid (2n) di dalam testis membelah secara
mitosis berkali-kali dan akhirnya membentuk atau menghasilkan empat sel spermatogonium
diploid (2n). Sel spermatogonium mengalami perkembangan dan membelah secara mitosis
membentuk spermatosit primer (2n). Kemudian spermatosit primermengalami pembelahan
secara meiosis I dan menghasilkan dua buah spermatosit sekunder yang haploid (n). Setiap
spermatosik sekunder akan melanjutkan pembelahan secara meiosis II dan masing-masing
menghasilkan dua spermatosit sehingga pada akhir meiosis dua dihasilkan empat buah
spermatosit. Pada manusia dua spermatidmengandung 22 autosom + 1 kromosom X atau 22
AA + X dan spermatid lainnya mengandung 22 autosom + 1 kromosom Y atau 22 AA + Y
yang akan digunakan dalam pewarisan jenis kelamin. Selanjutnya keempat spermatid akan
mengalami pematangan empat buah spermatozoa yang haploid (n). (Anonim2.2012)
Pembentukan gamet pada hewan tingkat tinggi dan manusia melalui 2 cara yaitu:
1.spermatogensis, terjadi pada testis, menghasilkan 4 sel yang fungsional.
2. oogenesis, terjadi pada ovarium, menghasilkan 1 sel telur fungsional, dan 3 badan sel
kutub.
Setiap spermatozoa mempunyai ekor untuk membantu pergerakan, mengandung
akrosom yang dapat menghasilkan enzim proteinase dan hiakironidase. Untuk menembus
lapisan pelindung sel telur, selama pertumbuhan dari spermatogonium sampai menjadi
spermatozoa dirawat dan dipelihara oleh sel sertoli untuk menghasilkan nutrisi bagi
spermatozoa dan sel leydig dalam menghasilkan hormon jantan yaitu hormon testosteron.
Proses pembentukan spermatozoa ini berlangsung mulai menginjak dewasa dan berjalan
secara terus-menerus. (Anonim2.2012)
1. Spermatogenesis
Sel sperma atau spermatozoid merupakan hasil dari spermatogenesis. Sel sperma
berbentuk lonjong dan berukuran kecil dengan flagela pada bagian posterior (ekor). Flagela
berfungsi untuk pergerakan sperma menuju sel telur saat fertilisasi. Pembentukan sel sperma
terjadi pada organ testis hewan jantan. Di dalam testis terdapat banyak saluran kecil yang
disebut tubulus seminiferus. Pada dinding dalam saluran inilah terjadi proses
spermatogenesis. Perhatikan Gambar dibawah ini.
Proses spermatogenesis pada tubulus semiferus testis
Pada tubulus seminiferus, terdapat sel-sel induk sperma atau spermatogonium yang
diploid. Untuk melangsungkan pembentukan sel sperma, sel spermatogonium membelah
secara mitosis dan menghasilkan spermatosit primer. Setelah spermatosit primer terbentuk,
pembelahan meiosis terjadi pada sel tersebut. Sel spermatosit primer mengalami meiosis I.
Terjadi reduksi kromosom sehingga menghasilkan dua sel spermatosit sekunder yang
haploid. Dua sel spermatosit sekunder hasil meiosis I melakukan pembelahan meiosis II. Dari
dua sel spermatosit sekunder tersebut dihasilkan empat sel spermatid. Sel spermatid yang
terbentuk mengalami pematangan untuk menjadi sel sperma yang fungsional. Pematangan
meliputi pembentukan tudung yang menembus sel telur dan pembentukan flagel.
Pada manusia, proses spermatogenesis dari spermatogonium hingga menjadi sperma
matang memerlukan waktu sekitar 72 hari. Sperma yang telah matang dilepaskan menuju
epididimis. Produksi sperma pada manusia terjadi secara terus-menerus.
2. Oogenesis
Organ reproduksi hewan betina yang utama adalah ovarium. Pada organ ini terjadi
pembentukan sel telur atau oogenesis . Sel telur atau ovum berkembang dari sel induk telur
atau oogonium yang diploid, mirip spermatogonium pada spermatogenesis. Namun, pada
oogonium, proses mitosisnya telah terjadi sebelum individu dilahirkan. Setelah lahir, pada
ovarium terdapat sekitar 400.000 oosit primer yang siap memasuki tahap meiosis.
Oosit primer (2n) akan mengalami meiosis I menghasilkan oosit sekunder yang
haploid (n) dan sel yang lebih kecil yang disebut badan polar I. Saat oosit sekunder memasuki
profase II pada meiosis II, oosit tersebut dilepaskan dari ovarium. Peristiwa pelepasan ini
disebut ovulasi.
Proses oogenesis di ovarium
Oosit sekunder yang dilepaskan bergerak secara pasif dengan bantuan pergerakan
cairan dan silia tuba Fallopii menuju uterus. Meiosis II yang menghasilkan satu ovum matang
dan badan polar II tidak akan terjadi sebelum oosit sekunder dibuahi oleh sel sperma (Levine
Miller, 1991: 730). Pada saat sel sperma melakukan penetrasi menembus permukaan sel telur,
meiosis II berlangsung menghasilkan sel ovum matang dan badan polar II.
Pada individu betina, oogenesis hanya menghasilkan satu ovum fungsional. Selain itu,
pengeluaran sel ovum tidak terjadi secara serentak dan banyak seperti halnya sel sperma.
B. PEMBELAHAN SEL
1. Pembelahan Mitosis
Pembelahan mitosis merupakan pembelahan sel yang terjadi apabila sel anak mempunyai
jumlah kromosom sama dengan jumlah kromosom induknya. Fase-fase pembelahan mitosis
adalah profase, metafase, anafase, dan telofase. Dalam sekali membelah terdapat interfase.
Selama interfase tidak tampak adanya struktur kromosom .
Tujuan:
1. Mengganti sel-sel yang rusak/ regenerasi
2. Perkembangan dari satu sel menjadi banyak
3. Membentuk individu baru (reproduksi sel baru) pada individu bersel tunggal (Nuraini,
2007)
· Interfase
Pada fase ini sel belum melakukan kegiatan pembelahan tetapi sel sudah siap untuk
membelah. Selama interfase sel tampak keruh dan benang-benang kromatin halus lama-
kelamaan akan kelihatan. Beberapa ahli menganggap interfase bukan merupakan salah satu
tahap dalam mitosis sehingga interfase sering disebut fase istirahat.
· Profase
Fase terlama dan paling banyak memerlukan energi-energi yang terkumpul selama interfase
digunakan untuk membentuk gelondong-gelondong pembelahan. Pada profase selaput inti
dan membran inti melebur sehingga sel tidak tampak memiliki membran inti. Benang
kromatin memendek dan menebal membentuk kromosom. Setiap kromosom melakukan
duplikasi menjadi kromatid. Pada sel manusia dan sel hewan, sentriol berpisah kemudian
menuju kutub berlawanan dan terbentuk benang spindel. (Goodenough, 1992)
· Metafase
Membran inti sudah menghilang dan kromosom-kromosom berkumpul pada bidang ekuator,
yaitu bidang tengah dari sel sehingga kromosom tampak paling jelas. Sentromer dari seluruh
kromosom membuat formasi sebaris. Kromatid menggantung pada benang-benang spindel
melalui sentromer. Pada metafase, tampak adanya dua kromatid hasil penggandaan pada
profase yang sedang mengalami pembagian menjadi dua.
· Anafase
Pada fase ini sentromer membelah dan kedua kromatid dari setiap kromosom berpisah.
Selanjutnya kromatid bergerak menuju ke kutub sel melalui benang-benang spindel. Karena
benang spindel melekat pada sentromer maka sentromer bergerak terlebih dahulu pada
pergerakan kromosom ke kutub sel. Tiap kromatid hasil pembelahan mempunyai sifat yang
sama dengan induknya sehingga setiap kromatid merupakan kromosom baru.
· Telofase
Kromosom yang telah berada di daerah kutub masing-masing makin lama makin menipis,
kemudian berubah menjadi benang-benang kromatin yang tipis. Serabut gelondong lenyap,
sedangkan membran inti dan inti mulai terbentuk kembali. Selanjutnya terjadi peristiwa
pembagian inti (kariokinesis) dan sitoplasma terbagi menjadi dua bagian (sitokinesis).
Masing-masing bagian mengandung satu nukleus yang memiliki 2n kromosom (diploid).
Terbentuknya 2 sel anak yang mempunyai jumlah kromosom sama dengan induknya.
(Goodenough, 1992)
2. Perkembangan Meiosis
Pembelahan meiosis lebih kompleks dibandingkan pembelahan mitosis, karena terjadi dua
kali siklus pembelahan. Pada meiosis terjadi perpasangan kromosom homolog dan segregasi
kromosom secara bebas. Pembelahan pertama dari meiosis disebut pembelahan reduksi.
Meiosis pertama mengubah inti dari suatu meiosit yang mengandung kromosom diploid
menjadi inti haploid yang mengandung kromosom n. Jumlah kromosom direduksi saat
pasangan kromosom homolog terpisah. Pembelahan kedua disebut equation devision atau
meiosis kedua. Miosis kedua mengubah dua hasil dari pembelahan meiosis pertama menjadi
4 inti haploid (Widura, 2011)
· Ciri pembelahan secara meiosis adalah:
– Terjadi di sel kelamin
– Jumlah sel anaknya 4
– Jumlah kromosen 1/2 induknya
– Pembelahan terjadi 2 kali
Pada manusia dan hewan, meiosis terjadi di dalam gonad dan menghasilkan sel gamet seperti
spermatosit atau sel telur. Pada tumbuhan, meiosis terjadi pada anthers dan ovaries dan
menghasiklan meiospor yang perlahan terdiferensiasi menjadi sel gamet juga. Pembelahan
meiosis merupakan pembelahan sel yang menghasilkan sel anak dengan jumlah kromosom
setengah dari jumlah kromosom sel induknya. Meiosis terjadi pada alat reproduksi, yaitu
pada gametosit (sel kelamin jantan dan sel kelamin betina). Pembelahan kromosom
berlangsung dua kali berurutan tanpa diselingi interfase, yaitu meiosis I dan meiosis II.
(Goodenough, 1992).
1. Meiosis I
Meiosis adalah pembelahan sel khusus yang terdapat pada organ/ alat reproduksi,
menghasilkan gamet/ sel kelamin, memiliki jumlah kromosom ½ 23), terjadi pembelahan
reduksi.dari jumlah kromosom induknya (46 Tujuannya adalah mendapatkan individu
yang memiliki jumlah kromosom normal (46) berasal ½ dari ayah dan ½ dari8 ibu. Tahap-
tahap meiosis I: profase 1 (leptoten, zigoten, pachiten, diploten, diakinesis), metafase 1,
anafase 1, telofase 1 dan tahap-tahap meiosis II: profase 2, metafase 2, anafase 2, telofase 2
(Nuraini, 2007).
a. Profase I
• Leptoten
Kromosom terlihat sebagai benang-benang panjang, yang ujung-ujungnya mengarah ke suatu
tempat (polarisasi). Benang-benang tersebut terlihat ada daerah yang tebal (kromomer) dan
daerah yang tipis. Sister kromatid sangat dekat sehingga sulit dibedakan (dilihat)
(Pahrudin ,2012).
• Zigoten
sinapsisKromosom-kromosom homolog (paternal dan maternal) saling berdekatan dan
berpasangan
• Pakiten
Fase ini merupakan fase yang paling lama pada profase I ini. Benang – benang kromosom
tampak semakin jelas dan perpasangan serta sinapsis antara kromosom homolog semakin
dekat dan sempurna. Benang – benang kromosm terlihat double. Hal ini karena setiap pasang
kromosom yang homolog terdiri dari dua buah kromatid. Sehingga pada fase ini, terlihat
sejumlah perpasangan bivalen yang jumlahnya sama dengan jumlah kromosom haploid dari
individu tersebut. Jumlah kromatid pada fase meiosis ini sama banyaknya dengan jumlah
kromatid pada profase mitosis. Yang membedakan adalah distribusi kromosom –
kromosomnya. Pada profase mitosis, kromosom – kromosom saling terpisah dan tidak
berhubungan, sedangkan pada profase I meiosis kromosom – kromosomnys saling
berpasangan secara bivalen Adanya sinapsis yang sempurna pada fse ini memungkinkan
terjadinya pertukaran genetik antar kromosom homolog atau antar kromosom yang bukan
homolognya (pindah silang / crossing over) (Widura, 2011).
• Diploten
Fase ini ditandai dengan mulai memisahnya kromatid – kromatid yang tadinya berpasangan
secara bivalen. Pemisahan yang paling kuat, terjadi pada bagian sentromer. Akan tetapi, pada
bagian – bagian tertentu dari kromosom homolog masih tetap saling berdekatan. Bagian –
bagian yang saling berdekatan dan tampak bersilang ini disebut kiasma (banyak : kiasmata).
Pada kiasma tersebut, kromatid – kromatid yang tidak homolog (“nonsister chromatid”) akan
putus. Kemudian, ujung – ujung dari kromatid yang putus tadi akan bersambungan secara
resiprok (berbalasan). Hal ini menyebabkan gen – gen yang terangkai pada segmen kromatid
tersebut akan bertukar secara resiprok juga. Proses tertukarnya segmen – segmen nonsister
kromatid dari pasangan kromosom homolognya yang disertai tertukarnya gen – gen yang
terangkai pada segmen – segmen tersebut secara resiprok dinamakan pindah silang (crossing
over). Proses pindah silang ini sangat penting karena akan menghasilkan kombinasi –
kombinasi yang baru (tipe rekombinasi) yang bermanfaat bagi pemuliaan tanaman. Kromatid
– kromatid yang tidak mengalami pindah silang masih memiliki gen – gen yang berasal dari
tetuanya. Gamet – gamet yang menerima kromatid yang tidak mengalami pindah silang
tersebut disebut gamet tipe parental. (Widura, 2011).
• Diakinesis
Fase ini merupakan fase terakhir pada profase I meiosis. Kromosom – kromosom mengalami
kondensasi maksimum dan kiasma semakin jelas terlihat. Pada fase ini, nukleolus dan
membran nukleus menghilang, dan benang – benang gelendong mulai terbentuk.
b. Metafase I
Pasangan kromosom homolog mengatur diri dan saling berhadapan di daerah ekuator.
Setengah dari pasangan kromosom homolog mengarah ke kutub yang satu dan setengah
pasangan kromosom homolog lainnya mengarah ke kutub yang lain.
c. Anafase I
Kromosom homolog berpisah dan menuju kutub yang berlawanan. Kromatid belum berpisah
karena sentromer masih satu untuk satu kromosom.
d. Telofase I
Kromosom yang masih terdiri dari dua kromatid berada di kutub. Selanjutnya terbentuk
membran nukleus yang diikuti oleh proses sitokinesis. Akhir telofase I terbentuk dua sel
anak. Setiap sel anak mengandung n kromosom sehingga pada akhir meiosis I terbentuk dua
sel anak yang haploid.
2. Meiosis II
a. Profase II
Benang-benang kromatin kembali menebal menjadi kromosom. Kromosom yang terdiri dari
2 kromatid tidak mengalami duplikasi lagi. Nukleus dan dinding inti melebur. Sepasang
sentriol bergerak menuju ke kutub yang berlawanan, kemudian mulai terbentuk benang-
benang spindel.
b. Metafase II
Kromosom yang telah membelah menjadi dua kromatid berjajar pada bidang pembelahan.
Selanjutnya sentromer menempatkan diri di tengah sel.
c. Anafase II
Sentromer membelah menjadi dua. Masing-masing kromatid berpisah dan bergerak ke kutub
yang berlawanan. Kromatid tersebut merupakan kromosom baru.
d. Telofase II
Kromatid sampai di kutub dan berubah menjadi benang kromatin. Terbentuk kembali
membran inti dan anak inti. Terjadi sitokinesis dan terbentuk 4 sel anakan yang memiliki
kromosom setengah dari induknya