36
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi merupakan masalah yang penting untuk mendapatkan perhatian terutama dikalangan remaja. Masa remaja diwarnai oleh pertumbuhan, perubahan, munculnya berbagai kesempatan dan seringkali menghadapi resiko-resiko kesehatan reproduksi. Kegiatan-kegiatan seksual menempatkan remaja pada tantangan resiko terhadap berbagai masalah kesehatan reproduksi. Setiap tahun kira-kira 15 juta remaja berusia 15-19 tahun melahirkan, 4 juta melakukan aborsi dan hampir 100 juta terinfeksi Penyakit Menular Seksual (PMS) yang dapat dicegah (Out Look, 2000). Resiko kesehatan ini dipengaruhi oleh berbagai yang saling berhubungan, misalnya tuntutan untuk kawin muda dan hubungan seksual, akses terhadap pendidikan dan pekerjaan, ketidaksetaraan gender, kekerasan seksual dan pengaruh media massa maupun gaya hidup.

Gambaran Pengetahuan Remaja Sma Negeri 3 Batam Kelas Xii

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sripsi frans rahmat

Citation preview

Page 1: Gambaran Pengetahuan Remaja Sma Negeri 3 Batam Kelas Xii

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan reproduksi merupakan masalah yang penting untuk

mendapatkan perhatian terutama dikalangan remaja. Masa remaja diwarnai oleh

pertumbuhan, perubahan, munculnya berbagai kesempatan dan seringkali

menghadapi resiko-resiko kesehatan reproduksi. Kegiatan-kegiatan seksual

menempatkan remaja pada tantangan resiko terhadap berbagai masalah kesehatan

reproduksi. Setiap tahun kira-kira 15 juta remaja berusia 15-19 tahun melahirkan,

4 juta melakukan aborsi dan hampir 100 juta terinfeksi Penyakit Menular Seksual

(PMS) yang dapat dicegah (Out Look, 2000). Resiko kesehatan ini dipengaruhi

oleh berbagai yang saling berhubungan, misalnya tuntutan untuk kawin muda dan

hubungan seksual, akses terhadap pendidikan dan pekerjaan, ketidaksetaraan

gender, kekerasan seksual dan pengaruh media massa maupun gaya hidup.

Upaya untuk menuju reproduksi sehat sudah harus dimulai paling tidak

pada usia remaja. Remaja harus dipersiapkan baik pengetahuan, sikap dan

perilakunya kearah pencapaian reproduksi yang sehat (World Health

Organization, 1995 dalam Sianturi, 2000).Kelompok remaja menjadi perhatian

karena jumlah mereka yang besar dan rentan serta mempunyai resiko gangguan

terhadap kesehatan reproduksi.

Mengenai permasalahan kesehatan reproduksi remaja, yang saat ini terus

berkembang dan tentu diperlukan upaya untuk mencegahnya.Remaja menurut

definisi dan Badan Kesehatan Dunia (WHO, 1995).Adalah mereka yang berusia

12-24 tahun.

Page 2: Gambaran Pengetahuan Remaja Sma Negeri 3 Batam Kelas Xii

2

Menurut kesepakatan International Conference On Population and

Development (ICPD, Kairo, 1994). Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan

sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh dan bukan hanya tidak adanya

penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang berhubungan dengan sistem

reproduksi dan fungsi serta prosesnya. Sedangkan menurut definisi dan Badan

Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN, 2000). Remaja adalah

mereka yang berusia 10-21 tahun.

Menurut Data Statistik Indonesia (2005) remaja yang berusia 10-24 tahun

mencapai 62 juta orang atau 28 persen dari total penduduk Indonesia. Penduduk

usia remaja, selain proporsinya yang cukup besar dari total jumlah penduduk

nasional, perilaku mereka cukup “menyita” perhatian orang tua dan masyarakat

pada umumnya. Pada usia sekitar 10-24 tahun, remaja mengalami transisi dari

masa anak-anak ke dewasa. Pada masa tersebut, mereka mengalami berbagai

macam proses perubahan terkait dengan kesehatan reproduksi.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti ingin mengadakan penelitian

yaitu untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja SMA Negeri 3 kelas XII

kota Batam tentang kesehatan reproduksi tahun 2013 karena kurangnya

pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi yang baik.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah yang menjadi dasar dilakukannya penelitian ini adalah bahwa

penulis ingin mengetahui, bagaimana pengetahuan kesehatan reproduksi pada

remaja di SMA Negeri 3 kelas XII Kota Batam tahun 2013.

Page 3: Gambaran Pengetahuan Remaja Sma Negeri 3 Batam Kelas Xii

3

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian untuk mengetahui gambaran pengetahuan kesehatan

Reproduksi remaja SMA Negeri 3 kelas XII Kota Batam tahun 2013.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan remaja tentang fungsi

reproduksi secara normal.

b. Untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan remaja tentang faktor-

faktor yangmempengaruhi kesehatan reproduksi.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Instansi Pendidikan

Untuk memberikan informasi gambaran pendidikan kesehatan reproduksi

remaja sehingga sekolah termotivasi untuk memberikan pendidikan tentang

kesehatan reproduksi.

1.4.2 Masyarakat

Untuk memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi sehingga dapat

meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi.

1.4.3 Bagi peneliti

Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan peneliti di bidang penelitian

dan mengasah daya analisa peneliti.

Page 4: Gambaran Pengetahuan Remaja Sma Negeri 3 Batam Kelas Xii

4

1.4.4 Bagi pembaca

Dapat memberikan tambahan pengetahuan yang bermanfaat bagi pembaca

dan dapat digunakan menjadi data ilmiah penelitian selanjutnya.

Page 5: Gambaran Pengetahuan Remaja Sma Negeri 3 Batam Kelas Xii

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kesehatan Reproduksi Remaja

2.1.1 Pengertian Kesehatan Reproduksi Remaja

Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO,

1995) adalah kesejahteraan fisik, mental dan social yang utuh bukan hanya

bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam segala aspek yang berhubungan

dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Atau Suatu keadaan

dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta mampu

menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman.

Pengertian lain kesehatan reproduksi dalam Konferensi International

Kependudukan dan Pembangunan, yaitu kesehatan reproduksi adalah

keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh dalam segala hal yang

berkaitan dengan fungsi, peran dan sistem reproduksi. Kesehatan

reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem,

fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat

disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan

namun juga sehat secara mental serta sosial kultural (Fauzi, 2008).

2.1.2 Remaja

2.1.2.1 Pengertian Remaja

Remaja pada umumnya didefinisikan sebagai orang-orang yang

mengalami masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.

Page 6: Gambaran Pengetahuan Remaja Sma Negeri 3 Batam Kelas Xii

6

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 1995), remaja

(adolescence) adalah mereka yang berusia 10 -19 tahun.Sementara

dalam terminologi lain PBB menyebutkan anak muda (youth) untuk

mereka yang berusia 15-24 tahun.Ini kemudian disatukan dalam sebuah

terminologi kaum muda (young people) yang mencakup 10-24

tahun.Sementara itu program BKKBN disebutkan bahwa remaja adalah

mereka yang berusia antara 10 – 24 tahun. Menurut Hurlock (1993),

masa remaja adalah masa yang penuh kegoncangan, taraf mencari

identitas diri dan merupakan periode yang paling berat. Menurut Bisri

(1995), remaja adalah mereka yang telah meninggalkan masa kanak-

kanak yang penuh dengan ketergantungan dan menuju masa

pembentukan tanggung jawab.

2.1.2.2 Perubahan yang terjadi pada masa remaja

Perubahan – perubahan yang terjadi pada seorang anak memasuki

usia remaja antara lain dapat dilihat dari 3 dimensi yaitu dimensi

biologis, dimensi kognitif dan dimensi sosial (Jean Piaget, 2007).

a. Dimensi Biologis

Pada saat seseorang memasuki masa pubertas yang ditandai dengan

menstruasi pertama pada remaja putri atau pun mimpi basah pada

remaja putra, secara biologis dia mengalami perubahan yang sangat

besar. Pubertas menjadikan seorang anak memiliki kemampuan untuk

ber-reproduksi.

Pada saat memasuki masa pubertas anak perempuan akan mendapat

menstruasi, sebagai pertanda bahwa sistem reproduksinya sudah aktif.

Selain itu terjadi juga perubahan fisik seperti payudara berkembang,

panggul mulai membesar, timbul jerawat dan tumbuh rambut pada

Page 7: Gambaran Pengetahuan Remaja Sma Negeri 3 Batam Kelas Xii

7

daerah kemaluan.Anak lelaki mulai memperlihatkan perubahan pada

suara, tumbuhnya kumis, jakun, alat kelamin menjadi besar, otot-otot

membesar, timbul jerawat dan perubahan fisik lainnya. Bentuk fisik

mereka akan berubah secara cepat sejak awal pubertas dan akan

membawa mereka pada dunia remaja.

b. Dimensi Kognitif

Perkembangan kognitif, remaja dalam pandangan Jean Piaget (2007)

(seorang ahli perkembangan kognitif) merupakan periode terakhir dan

tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi formal (period of formal

operations).Pada periode ini, idealnya para remaja sudah memiliki pola

pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang

kompleks dan abstrak.Kemampuan berpikir para remaja berkembang

sedemikian rupa sehingga mereka mudah dapat membayangkan banyak

alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat atau

hasilnya.Kapasitas berpikir secara logis dan abstrak mereka

berkembang sehingga mereka mampu berpikir multi-dimensi seperti

ilmuwan. Para remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi

mereka akan memproses informasi itu serta mengadaptasikannya

dengan pemikiran mereka sendiri. Mereka juga mampu

mengintegrasikan pengalaman lalu dan sekarang untuk

ditransformasikan menjadi konklusi, prediksi dan rencana untuk masa

depan.

c. Dimensi Moral

Masa remaja adalah periode dimana seseorang mulai bertanya-

tanya mengenai berbagai fenomena yang terjadi dilingkungan

sekitarnya sebagai dasar bagi pembentukan nilai diri mereka. Para

remaja mulai membuat penilaian tersendiri dalam menghadapi

Page 8: Gambaran Pengetahuan Remaja Sma Negeri 3 Batam Kelas Xii

8

masalah-masalah popular yang berkenaan dengan lingkungan mereka,

misalnya : politik, kemanusiaan, perang, keadaan sosial dan

sebagainya. Remaja tidak lagi menerima hasil pemikiran yang kaku,

sederhana dan absolut yang diberikan pada mereka selama ini tanpa

bantahan.Remaja mulai mempertanyakan keabsahan pemikiran yang

ada dan mempertimbangan banyak alternatifnya lainnya. Secara kritis,

remaja akan lebih banyak melakukan pengamatan keluar dan

membandingkannya dengan hal-hal yang selama ini diajarkan dan

ditanamkan kepadanya.

2.1.2.3 Sasaran Kesehatan Reproduksi

a. Remaja (Pubertas)

1. Diberi penjelasan tentang masalah kesehatan produksi yang

diawali dengan pemberian pendidikan seks.

2. Membantu remaja dalam menghadapi menarche secara fisik,

psikis, sosial dan hygienesanitasinya.

2.1.2.4 Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi

a. Gangguan Sistem Reproduksi

1. Gangguan kesehatan berkaitan dengan kehamilan.

2. Kendali sosial budaya terhadap kesehatan reproduksi.

3. Kebijakan pemerintah terhadap kesehatan reproduksi (UU).

4. Tersedia pelayanan (essensial dan komprehensif).

Page 9: Gambaran Pengetahuan Remaja Sma Negeri 3 Batam Kelas Xii

9

5. Dampak industrialisasi dan perubahan lingkungan terhadap

kesehatan reproduksi.

b. Gender dan Seksualitas

1. Kebijakan pemerintah terhadap masalah gender dan seksualitas.

2. Pengendalian sosial/ norma budaya.

3. Seks dan remaja.

4. Perlindungan terhadap perempuan.

c. Kehamilan tidak diinginkan

Salah satu resiko dari seks pranikah atau seks bebas adalah

terjadi kehamilan yang tidak diharapkan.Ada dua hal yang beresiko

jika mengalami kehamilan yang tidak diinginkan :

1. Bila kehamilan dipertahankan

a) Resiko Fisik.

Kehamilan pada usia dini bisa menimbulkan kesulitan dalam

persalinan seperti perdarahan, bahkan kematian.

b) Resiko Psikis atau psikologi.

Ada kemungkinan pihak perempuan menjadi ibu tunggal

karena pasangan tidak mau menikahinya atau tidak

mempertanggung jawabkan perbuatannya.

c) Resiko Sosial.

Salah satu resiko sosial adalah berhenti/ putus sekolah atas

kemauan sendiri dikarenakan rasa malu atau cuti melahirkan.

Page 10: Gambaran Pengetahuan Remaja Sma Negeri 3 Batam Kelas Xii

10

d) Resiko Ekonomi.

Merawat kehamilan, melahirkan dan membesarkan bayi/ anak

membutuhkan biaya besar.

2. Bila kehamilan diakhiri (aborsi)

a) Resiko Fisik

Pendarahan dan komplikasi lain merupakan salah satu resiko

aborsi. Aborsi yang berulang selain bisa menyebabkan

komplikasi juga bisa menyebabkan kemandulan.Aborsi yang

dilakukan tidak aman bisa menyebabkan kematian.

b) Resiko Psikologi

Pelaku aborsi seringkali mengalami perasaan takut, panic,

tertekan atau stress, trauma mengingat proses aborsi dan

kesakitan.

c) Resiko Sosial

Ketergantungan pada pasangan seringkali lebih besar karena

perempuan merasa sudah tidak perawan, pernah mengalami

kehamilan tidak diinginkan dan aborsi.

d) Biaya aborsi cukup tinggi. Bila terjadi komplikasi maka biaya

semakin tinggi.

d. Kekerasan dan Perkosaan terhadap Perempuan

Kekerasan terhadap perempuan adalah segala bentuk kekerasan

berbasis gender yang berakibat atau mungkin berakibat, menyakiti

secara fisik, seksual, mental atau penderitaan terhadap perempuan,

termasuk ancaman dari tindakan tersebut, pemaksaan atau

perampasan semena-mena kebebasan, baik yang terjadi di

lingkungan masyarakat maupun dalam kehidupan pribadi.

Page 11: Gambaran Pengetahuan Remaja Sma Negeri 3 Batam Kelas Xii

11

2.1.2.5 Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Reproduksi

Kesehatan reproduksi remaja dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu :

kebersihan alat-alat genital, akses terhadap pendidikan kesehatan,

hubungan seksual pranikah, penyakit menular seksual (PMS), pengaruh

media massa, akses terhadap pelayanan kesehatan reproduksi yang

terjangkau dan hubungan yang harmonis antara remaja dengan

keluarganya.

a. Kebersihan organ-organ genital

Kesehatan reproduksi remaja ditentukan dengan bagaimana remaja

tersebut merawat dan menjaga kebersihan alat-alat genitalnya. Bila alat

reproduksi lembab dan basah, maka kesamaan akan meningkat dan itu

memudahkan pertumbuhan jamur. Remaja perempuan lebih mudah

terkena infeksi genital bila tidak menjaga kebersihan alat-alat

genitalnya karena organ vagina yang letaknya dekat dengan anus.

b. Akses terhadap pendidikan kesehatan

Remaja perlu mendapatkan informasi yang benar tentang

kesehatan reproduksi sehingga remaja mengetahui hal-hal yang

seharusnya dilakukan dan hal-hal yang harus dihindari.Remaja

mempunyai hak untuk mendapatkan informasi yang benar tentang

kesehatan reproduksi dan informasi tersebut harus berasal dari sumber

yang terpercaya.Agar remaja mendapatkan informasi yang tepat,

kesehatan reproduksi remaja hendaknya diajarkan disekolah dan

didalam lingkungan keluarga.Hal-hal yang diajarkan di dalam

kurikulum pendidikan kesehatan reproduksi remaja mencakup tentang

tumbuh kembang remaja, organ-organ reproduksi, perilaku beresiko,

Penyakit Menular Seksual (PMS) dan sebagai upaya pencegahan

Page 12: Gambaran Pengetahuan Remaja Sma Negeri 3 Batam Kelas Xii

12

kehamilan.Dengan mengetahui tentang kesehatan reproduksi secara

benar, kita dapat menghindari dilakukannya hal-hal negatif pada

remaja. Pendidikan tentang kesehatan reproduksi remaja tersebut,

khususnya mencegah dilakukannya perilaku seks pranikah, penularan

penyakit menular seksual, aborsi, kanker mulut Rahim, kehamilan

diluar nikah, gradesi moral bangsa dan masa depan yang suram dari

remaja tersebut.

c. Hubungan seksual pranikah

Kehamilan dan persalinan membawa resiko morbiditas dan

mortalitas yang lebih besar pada remaja dibandingkan pada wanita

yang berusia lebih dari 20 tahun. Remaja putri yang berusia dari 18

tahun mempunyai 2 sampai 5 kali resiko kematian dibandingkan

dengan wanita yang berusia 18-25 tahun akibat persalinan yang lama

dan macet, perdarahan dan faktor lain. Kegawatdaruratan yang

berhubungan dengan kehamilan juga sering terjadi pada remaja yang

hamil, misalnya hipertensi dan anemia yang berdampak buruk pada

kesehatan tubuhnya secara umum.

d. Penyalahgunaan NAPZA

NAPZA adalah singkatan dari narkotika, alkohol, psikotropika dan

zat adiktif lainnya. Contoh obat-obat NAPZA tersebut yaitu opioid,

alkohol, ekstasi, ganja, heroin, kodein dan lain-lain. Jika zat tersebut

masuk kedalam tubuh akan mempengaruhi sistem saraf pusat. Pengaruh

dari zat tersebut adalah penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya

rasa nyeri, ketergantungan, rasa nikmat dan nyaman yang luar biasa dan

pengaruh-pengaruh lain. Penggunaan NAPZA ini beresiko terhadap

kesehatan reproduksi karena penggunaan NAPZA akan berpengaruh

terhadap meningkatnya perilaku seks bebas. Pengguna NAPZA jarum

Page 13: Gambaran Pengetahuan Remaja Sma Negeri 3 Batam Kelas Xii

13

suntik juga meningkatkan resiko terjadinya HIV/AIDS, sebab virus

HIV dapat menular melalui jarum suntik yang dipakai secara

bergantian.

e. Pengaruh media massa

Media massa baik cetak maupun elektronik mempunyai peranan

yang cukup berarti untuk memberikan informasi tentang menjaga

kesehatan khususnya kesehatan reproduksi remaja. Dengan adanya

artikel-artikel yang dibuat dalam media massa, remaja akan mengetahui

hal-hal yang harus dilakukan dan dihindari untuk menjaga kesehatan

reproduksinya.

f. Akses terhadap pelayanan kesehatan reproduksi

Pelayanan kesehatan juga berperan dalam memberikan tindakan

preventif dan tindakan kuratif.Pelayanan kesehatan dapat dilakukan di

puskesmas, rumah sakit, klinik, posyandu dan tempat-tempat lain yang

memungkinkan. Dengan akses yang mudah terhadap pelayanan

kesehatan, remaja dapat melakukan konsultasi tentang kesehatannya

khususnya kesehatan reproduksinya dan mengetahui informasi yang

benar tentang kesehatan reproduksi.Remaja juga dapat melakukan

tindakan pengobatan apabila remaja sudah terlanjur mendapatkan

masalah-masalah yang berhubungan dengan organ reproduksinya

seperti penyakit menular seksual.

g. Hubungan harmonis dengan keluarga

Kedekatan dengan kedua orangtua merupakan hal yang

berpengaruh dengan perilaku remaja.Remaja dapat berbagi dengan

kedua orangtuanya tentang masalah keremajaan yang dialaminya.

Keluarga merupakan tempat pendidikan yang paling dini bagi seorang

Page 14: Gambaran Pengetahuan Remaja Sma Negeri 3 Batam Kelas Xii

14

anak mendapatkan pendidikan ditempat lain. Remaja juga dapat

memperoleh informasi yang benar dari kedua orangtua mereka tentang

perilaku yang benar dan moral yang baik dalam menjalani

kehidupan.Didalam keluarga juga, remaja dapat mengetahui hal-hal

yang perlu dilakukan dan yang harus dihindari.Orangtua juga dapat

memberikan informasi awal tentang menjaga kesehatan reproduksi bagi

seorang remaja.

2.1.2.6 Indikator Kesehatan Reproduksi di Indonesia

a. Angka kematian ibu (AKI).

b. Tingkat aborsi.

c. Anemia kehamilan.

d. Infertility.

e. Kematian neonatal.

f. Penyakit hubungan seksual (PHS).

Elemen pelayanan kesehatan reproduksi dalam pelayanan kesehatan

dasar :

a. Pelayanan dan konseling, informasi, edukasi dan komunikasi (KIEK)

KB berkualitas.

b. Penyuluhan dan pelayanan prenatal prenatal, persalinan dan post

partum yang aman termasuk ibu meneteki dan kemandulan.

c. Pencegahan dan pengobatan kemandulan.

d. Pencegahan dan penanganan aborsi tidak aman.

e. Pelayanan aborsi bila tidak melanggar hukum.

Page 15: Gambaran Pengetahuan Remaja Sma Negeri 3 Batam Kelas Xii

15

f. Pengobatan ISR, IMS dan kondisi lain berkaitan dengan sistem

reproduksi.

g. Informasi dan konseling seksualitas, menjadi orangtua yang

bertanggungjawab dan kesehatan reproduksi.

h. Pencegahan secara aktif praktek berbahaya (Sirkumsisi/ mutilasi

kelamin).

i. Pelayanan rujukan untuk komplikasi kehamilan, persalinan, aborsi,

KB, HIV/ AIDS dan kanker ginekologi.

j. Keluarga berencana dan kesehatan remaja meliputi fasilitas

diagnostik.

Page 16: Gambaran Pengetahuan Remaja Sma Negeri 3 Batam Kelas Xii

16

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja :

- Fungsi Reproduksi secara normal

- Faktor yang mempengaruhi Kesehatan Reproduksi Remaja

3.2 Variabel Penelitian

Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh

anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh

kelompok lain (Notoatmodjo, 2010).

Variabel penelitian adalah :

Pengetahuan terhadap kesehatan reproduksi

Page 17: Gambaran Pengetahuan Remaja Sma Negeri 3 Batam Kelas Xii

17

3.3 Definisi Operasional Variabel

Tabel 3.3

Definisi Operasional Variabel

VariabelDefinisi

OperasionalCara Ukur

Alat

UkurKategori

Skala

Ukur

Gambaran

Pengetahuan

Kesehatan

Reproduksi

Hal-hal yang

diketahui

remaja

tentang

kesehatan

reproduksi

pada remaja

diantaranya

fungsi

reproduksi

sehat dan

faktor – faktor

yang

mempengaruhi

Menggunakan

angket

dengan cara

memberikan

pertanyaan

( 20 butir )

Kuesione

r

Baik :

76 –

100%

Cukup :

56 –

75%

Kurang

baik :

< 56 %

Ordinal

Skor adalah nilai dari hasil penelitian yang kita buat sesuai dengan kriteria

penelitian kita (Setiadi, 2007).

Page 18: Gambaran Pengetahuan Remaja Sma Negeri 3 Batam Kelas Xii

18

3.4 Prosedur Penelitian

Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah :

1. Tahap persiapan

a. Mengurus perizinan melakukan penelitian dari ketua program studi

kedokteran Universitas Batam.

b. Peneliti meminta surat pengantar kepada instansi Universitas Batam

untuk meminta data ditempat penelitian tersebut.

c. Peneliti mengajukan izin kepada instansi berwenang ditempat

penelitian untuk melakukan penelitian ditempat tersebut.

d. Peneliti meminta surat pengantar untuk melakukan penelitian di

SMA Negeri 3 kota Batam.

2. Tahap pelaksanaan

a. Peneliti melakukan pendekatan kepada klien untuk mendapatkan

persetujuan dari klien sebagai responden penelitian.

b. Peneliti menerangkan tujuan penelitian kepada responden.

c. Peneliti memberikan lembar persetujuan kepada responden untuk

ditandatangani.

d. Peneliti memberikan kuesioner kepada responden dan mempersilahkan

untuk mengisi kuesioner sesuai dengan petunjuk.

Page 19: Gambaran Pengetahuan Remaja Sma Negeri 3 Batam Kelas Xii

19

e. Setelah kuesioner terkumpul, kemudian dilakukan pengolahan data

dan analisis data yang dibuat laporan.

3.5 Desain Penelitian

Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif yaitu suatu

metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat

gambaran tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2005), dalam hal

ini tentang gambaran pengetahuan remaja SMA Negeri 3 kelas XII kota Batam

tentang kesehatan reproduksi tahun 2013.

3.6 Populasi dan Sampel

3.6.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan

diteliti (Notoatmodjo, 2005). Adapun populasi dalam penelitian adalah 281

siswa kelas XII SMA Negeri 3 Kota Batam Tahun 2013.

3.6.2 Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang ciri-cirinya diselidiki atau

diukur. Unit sampel dapat sama dengan populasi, tetapi dapat juga berbeda

(Arif Sumantri, 2011). Adapun yang akan menjadi sampel dalam penelitian

ini yaitu perwakilan siswa dari setiap kelas XII yang berjumlah 8 kelas XII

yang terdiri dari 5 kelas XII IPA dan 3 kelas XII IPS dengan pertimbangan

Page 20: Gambaran Pengetahuan Remaja Sma Negeri 3 Batam Kelas Xii

20

sampel minimal dari populasi yaitu berdasarkan rumus sebagai berikut :

n = N

1 + N (d 2)

Keterangan :

N = Besar populasi

n = Besar sampel

d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan 5% (0,05)

n = 281

1 + 281 (0,052)

= 281

1 + 281 (0,0025)

= 281

1 + 0,7025

= 281 = 165,0

1,7025

Jadi sampel yang digunakan dalam penelitian adalah 165 siswa.

Page 21: Gambaran Pengetahuan Remaja Sma Negeri 3 Batam Kelas Xii

21

3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.7.1 Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 kota Batam.

3.7.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Desember tahun 2013.

3.8 Pengumpulan Data

3.8.1 Alat Pengumpulan Data

Menurut Arikunto (2006), instrument penelitian adalah alat pada

waktu penelitian menggunakan suatu metode. Alat pengumpulan data

yang dipergunakan pada penelitian ini adalah kuesioner gambaran

pengetahuan remaja SMA Negeri 3 kelas XII tentang kesehatan

reproduksi.

Pertanyaan kuesioner berisi tentang pertanyaan mengenai kesehatan

reproduksi yang meliputi pengertian, penyebab dan resiko terhadap

kesehatan reproduksi yang semua berjumlah 20 butir. Adapun kisi-kisi

kuesioner tersebut dengan subvariabel yaitu :

Page 22: Gambaran Pengetahuan Remaja Sma Negeri 3 Batam Kelas Xii

22

Tabel 3.8.1

Kisi-kisi Kuesioner

Variabel Sub VariabelJumlah

Soal

Jenis dan Item soal

Favourable Unfavourable

Pengetahuan

tentang

kesehatan

reproduksi.

- Pengetahuan

tentang fungsi

kesehatan

reproduksi yang

normal.

- Pengetahuan

tentang faktor-

faktor yang

mempengaruhi

kesehatan

reproduksi.

10

10

No.1,No.2,

No.3,No.4,

No.5

No.11,No.12,

No.13, No.14,

No.15

No.6,No.7,No.8,

No.9, No.10

No.16,No.17,No.18,

No.19, No.20

3.8.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan oleh peneliti

adalah dengan mengedarkan suatu daftar pertanyaan yang berupa

formulir-formulir yang diajukan secara tertulis kepada sejumlah subjek

untuk mendapatkan sebuah tanggapan, informasi dan jawabannya.

Page 23: Gambaran Pengetahuan Remaja Sma Negeri 3 Batam Kelas Xii

23

3.9 Pengolahan Data

Pengolahan data dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut (Suyanto

& Ummi Salmah, 2008).

3.9.1 Cleaning

Cleaning yaitu mengumpul data kuesioner dari responden atau memeriksa

lembar observasi.Periksa kembali apakah ada hasil observasi yang ganda

atau belum dijawab.

3.9.2 Coding

Coding yaitu tahap memberikan kode pada jawaban responden terdiri

dari : Memberikan kode identitas responden untuk menjaga kerahasiaan

identitas responden dan mempermudah penelusuran biodata bila

diperlukan. Menetapkan kode jawaban responden atau hasil observasi

yang telah dilakukan.

3.9.3 Skoring

Tahap ini dilakukan setelah ditetapkan kode jawaban sehingga setiap

jawaban responden diberi skor.

3.9.4 Entry

Memasukkan data yang telah diskor dalam format kolom dengan cara

manual atau kedalam computer.

Page 24: Gambaran Pengetahuan Remaja Sma Negeri 3 Batam Kelas Xii

24

3.10 Analisa Data

Analisa data akan dilakukan pada tiap variabel dari hasil penelitian. Dalam

analisadata ini dilakukan secara univariat adalah analisa data yang dilakukan

pada tiap variabel dengan melihat hasil dari distribusi dan presentasi hasil

penelitian. Pengukuran pengetahuan siswa dilakukan dengan menggukan skala

guttman. Jika jawaban benar akan diberi skor 1 (satu), sedangkan jika jawaban

salah akan diberikan skor 0 (nol) dengan rumus :

P = F / N x 100%

Keterangan :

P : Persentase

F : Jumlah jawaban benar

N : Jumlah soal

Hasil persentase pemberian skor dari penelitian di interpretasikan dengan

menggunakan kriteria (Jemmy, 2008) :

Baik : (76 – 100 %)

Cukup : (56 – 75 %)

Kurang : (< 56 %)

Page 25: Gambaran Pengetahuan Remaja Sma Negeri 3 Batam Kelas Xii

25

3.11 Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian harus memperhatikan masalah etika penelitian

yang meliputi : (Alimul, 2007).

a. Lembar Persetujuan Responden (Informed Consent)

Lembar persetujuan diberikan kepada responden yang diteliti.Peneliti

menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian yang dilakukan serta dampak

yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data, bila subjek

menolak maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hak-hak

responden.

b. Tanpa Nama (Anonymity)

Dalam menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama

responden pada lembar pengumpulan data, cukup dengan memberikan kode

pada masing-masing lembar tersebut.

c. Kerahasiaan (Confidentiality)

Peneliti menjamin kerahasiaan informasi yang telah terkumpul untuk tidak

memberi tahu kepada orang lain.