29
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I & II I. PENGUKURAN JANGKA SORONG DAN MIKROMETER SEKRUP Tujuan Praktikum : 1. Untuk dapat mahir menggunakan jangka sorong dalam melakukan pengukuran diameter suatu benda, baik diameter luar, diameter dalam maupun kedalaman suatu benda. 2. Untuk dapat mahir dalam menggunakan micrometer sekrup dalam diameter atau ketebalan suatu benda. Dasar Teori : 1. Jangka sorong . Pada umumnya tiap jangka sorong mempunyai skala utama dan skala nonius untuk masing-masing dalam suatu pengukuran millimeter, centimeter dan inchi. Ketelitian pengukuran dengan jangka sorong ini dapat mencapai 0,05 mm atau 0,001 inchi tergantung pada pabrik pembuatannya. Ketelitian jangka sorong. Ketelitian jangka sorong di definisikan sebagai selisih antara skala kecil dari skala utama dengan skala-skala terkecil dari nonius. Adapun cara yang dilakukan untuk menetukan ketelitian jangka sorong adalah sebagai berikut : a) Terlebih dahulu menghitung garis skala nonius didapat 20 garis. b) Panjang jarak ke-50 garis itu 39 mm yaitu dengan cara mendekatkan atau merapatkan kedua rahang garis nol skala utama. Gerak satu skala nonius adalah : 39 / 20 atau 19 / 20 mm. Maka ketelitian jangka sorong itu adalah : 1 – 19 / 20 mm = 1 / 20 mm atau 0,05 mm.1 CREATED BY : KELOMPOK VIII 3

g Aboong

Embed Size (px)

DESCRIPTION

g Aboong

Citation preview

I

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I & II

I. PENGUKURAN JANGKA SORONG DAN

MIKROMETER SEKRUP

Tujuan Praktikum: 1. Untuk dapat mahir menggunakan jangka sorong dalam melakukan pengukuran diameter suatu benda, baik diameter luar, diameter dalam maupun kedalaman suatu benda.

2.Untuk dapat mahir dalam menggunakan micrometer sekrup dalam diameter atau ketebalan suatu benda.

Dasar Teori:

1. Jangka sorong.

Pada umumnya tiap jangka sorong mempunyai skala utama dan skala nonius untuk masing-masing dalam suatu pengukuran millimeter, centimeter dan inchi. Ketelitian pengukuran dengan jangka sorong ini dapat mencapai 0,05 mm atau 0,001 inchi tergantung pada pabrik pembuatannya.

Ketelitian jangka sorong.

Ketelitian jangka sorong di definisikan sebagai selisih antara skala kecil dari skala utama dengan skala-skala terkecil dari nonius. Adapun cara yang dilakukan untuk menetukan ketelitian jangka sorong adalah sebagai berikut :

a) Terlebih dahulu menghitung garis skala nonius didapat 20 garis.

b) Panjang jarak ke-50 garis itu 39 mm yaitu dengan cara mendekatkan atau merapatkan kedua rahang garis nol skala utama.

Gerak satu skala nonius adalah : 39/20 atau 19/20 mm.

Maka ketelitian jangka sorong itu adalah :

1 19/20 mm = 1/20 mm atau 0,05 mm.1

c) Alat dan bahan yang digunakan :

1. Jangka sorong.

2. Gelas Kimia.

3. Bola Besi

d) Prosedur percobaan.

Pengukuran diameter luar.

Sebagai contoh bahan uji adalah gelas kimia. Akan dilakukan pengukuran diameter luar leher gelas kimia, langkah pengukurannya adalah sebagai berikut :

1) Letakkan botol secara melintang diantara garis nol skala utama lalu geser skala nonius sehingga leher gelas kimia terjepit diantara garis nol skala utama.

2) Kemudian dilakukan pembacaan pengukuran sebagai berikut :

Dibaca angka skala utama yang berada disebelah kiri nol nonius.

Setelah itu lihat garis skala nonius yang keberapa yang tepat terimpit atau segaris dengan garis skala utama.

Hasil pengukuran adalah :

3

3

2

1

X

X

X

+

+

Pengukuran diameter dalam.

Sebagai contoh bahan uji adalah gelas kimia, akan dilakukan pengukuran diameter dalam leher gelas kimia, langkah pengukuran adalah sebagai berikut :

3) Masukkan gelas kimia kedalam rahang skala utama lalu geser skala nonius sehingga kedua rahang itu tetap menyentuh sisi bagian dalam gelas kimia.

4) Selanjutnya lakukan pembacaan pengukuran dengan cara yang sama seperti pada contoh pembacaan yang luar.

Pengukuran kedalaman atau tinggi gelas kimia.

1) Pengukuran tinggi gelas kimia dapat dilakukan dengan menggunakan rahang skala nonius dan batang rol pada jangka sorong.

Letakkan gelas kimia diatas meja secara tegak lalu geser skala nonius kearah luar sehingga batang rol kelihatan.

Kemudian masukkan batang rol kedalam gelas kimia sehingga menyentuh dasar gelas kimia tersebut.

2) Selanjutnya lakukan pembacaan pengukuran dengan cara yang sama seperti pada contoh pembacaan diameter luar

Data Pengukuran ( Pengamatan ) :

Pengukuran Dimensi Gelas Kimia

Pengujian

Luar

Dalam

Kedalaman

(Mm)

(Mm)

(Tinggi Gelas Kimia)

1

46,00

42,50

59,60

2

46,10

42,45

59,20

3

46,05

42,70

59,00

JUMLAH

138,15

127,65

177,80

RATA - RATA

46,05

42,55

59,26

Analisa Data Gelas Kimia

No. Urut

SUs

(mm)

N

(mm)

K

(mm)

SUa

(mm)

1

2

3

4

5 = 2 + ( 3x4 )

1

46

0,00

0,05

46,000

2

46

0,10

0,05

46,005

3

46

0,05

0,05

46,0025

3

)

0007

,

0

(

003

,

0

0005

,

0

-

+

+

SUa Akhir =

3

3

2

1

a

a

a

SU

SU

SU

+

+

=

3

0025

,

46

005

,

46

46

+

+

=

3

0075

,

138

=46,0025 mm

3

0001

,

0

X1= SUa1 - SUa Akhir

= 46 46,0025

= -0,0025 mm

X2= SUa2 - SUa Akhir

= 46,005 46,0025

= 0,0025 mm

X3= SUa3 - SUa Akhir

= 46,025 46,0025

= 0 mm

X=

3

3

2

1

X

X

X

+

+

X=

3

0

0025

,

0

0025

,

0

+

+

-

X= 0 mm

Pengukuran Bola Besi

Pengujian

Bola Besi

Diameter (mm)

1

4,00

2

4,75

3

4,70

JUMLAH

14,20

RATA - RATA

4,73

Rata rata Diameter Bola Besi=

3

70

,

4

75

,

4

00

,

4

+

+

=

3

20

,

14

= 4,73 mm

2. Mikrometer Sekrup

1) Kembalikan posisi micrometer ke angka nol kemudian memutar sekrup sehingga kedua rahang ketemu dan terdengar bunyi krik-krik. Lalu perhatiakan apakah titik nol pada skala nonius sudah berimpit pada garis nol skala utama.

2) Jika posisi nol sudah diperoleh, maka letakkan benda yang akan diukur diantara kedua rahang sehingga kedua ujung rahang dapat menyentuh kedua sisi benda. Pemutaran sekrup tetap diteruskan samapai terdengar bunyi krik-krik lalu pengunci di putar ke arah jarum jam kedudukan skala tidak berubah-ubah meskipun micrometer diletakkan sembarang.

3) Kemudian dilakukan pembacaan pengukuran dengan cara sebagai berikut :

Contoh angka pada skala utama yang terlihat dari angka nol sampai batas nonius (SUs). kemudian catat angka nonius yang segaris atau yang mendekati garis tengah garis utama misalnya (N), hasil pembacaan pengukuran sebagai berikut :

Hasil pengukuran ialah :

AKHIR

a

SU

X

4) Alat dan bahan yang digunakan :

Mikrometer sekrup

Kayu berbentuk kubus

Kelereng

Pengukuran Ketebalan Kubus

Pengujian

Kubus

Ketebalan (mm)

1

14,79

2

14,65

3

14,85

JUMLAH

44,29

RATA - RATA

14,76

Rata rata ketebalan Kubus=

3

85

,

14

65

,

14

79

,

14

+

+

=

3

29

,

44

= 14,76 mm

Pengukuran Diameter Kelereng

Pengujian

Kelereng

Diameter (mm)

1

15,37

2

15,35

3

15,25

JUMLAH

45,79

RATA - RATA

15,32

Analisa Data Kelereng

No. Urut

SUs

(mm)

N

(mm)

K

(mm)

SUa

(mm)

1

2

3

4

5 = 2 + ( 3x4 )

1

15

0,37

0,01

15,0037

2

15

0,35

0,01

15,0035

3

15

0.25

0,01

15,0025

SUa Akhir =

3

3

2

1

a

a

a

SU

SU

SU

+

+

=

3

0025

,

15

0035

,

15

0037

,

15

+

+

=

3

0097

,

45

0025

,

46

0

=

0032

,

15

X1= SUa1 - SUa Akhir

= 15,0037 15,0032

= 0,0005

X2= SUa2 - SUa Akhir

= 15,0035 15,0032

= 0,0003

X3= SUa3 - SUa Akhir

= 15,0025 15,0032

= -0,0007

Kr=

AKHIR

a

SU

X

=

0025

,

46

00003

,

0

= 0,000001

Kesalahan Persentase= 0,000001 x 100%

= 0,0001%

Tingkat Ketelitian= 100% - Kp

= 100% - 0,0001%

= 99,999%

II. PEMBENTUKAN BAYANGAN OLEH CERMIN CEKUNG

Tujuan Praktikum:Menentukan hubungan bayangan antara jarak benda dengan jarak bayangan, tinggi benda dengan tinggi bayangan pada cermin cekung.

Dasar Teori:

Cermin yang merupakan sebuah kelengkungan (cekung) yang sferis dan mempunyai sinar-sinar istimewa yaitu :

1. Sinar dating sejajar dengan sumbu utama, dipantulkan melalui titik fokus cermin.

2. Sinar datang melalui fokus dipantulkan sejajar dengan sumbu utama..

3. Sinar datang melalui pusat kelengkungan akan dipantulkan melalui titik pusat juga.

Alat dan bahan yang digunakan :

1. Cermin Cekung.

2. Mistar 100 cm.

3. Pegangan Cermin.

4. Layar Dari Karton.

5. Kertas Putih.

6. Lilin.

7. Mancis.

Prosedur Praktikum :

1. Hadapkan cermin cekung ke sumber cahaya.

2. Tanggaplah sinar pantul pada kaca atau kertas tersebut merupakan titik yang terang.

3. Ukur jarak antara cermin cekung dengan kertas, jarak ini dengan titik focus cermin (f), satuan dalam cm.

4. Susunlah alat praktikum sesuai dengan prosedur yang tertera.

5. Ukur tinggi benda (h) satuan dalam cm.

6. Atur jarak ke cermin (s).

7. Posisikan letak layar sehingga berbentuk benda yang tajam.

8. Ukur jarak bayangan ke cermin (s1).

9. Ukur tinggi bayangan (h1).

10. Ulangilah kegiatan praktikum tersebut sesuai tabel pengujian dan isikan hasilnya.

Data Pengukuran ( Pengamatan ) :

No

S (cm)

S (cm)

h (cm)

h (cm)

1

10

6

1

1,5

2

20

18

1

0,7

3

30

15

1

0,4

Analisa Data Hasil Pengamatan

1.

F

1

=

10

1

+

6

1

M1=

S

S

1

=

30

8

=

10

6

= 0,6 cm

F1=

8

30

= 3,75 cm

2.

F

1

=

20

1

+

18

1

M2=

S

S

1

=

180

19

=

20

18

= 0,9 cm

F2=

19

180

= 9,47 cm

3.

F

1

=

30

1

+

15

1

M3=

S

S

1

=

30

3

=

30

25

= 0,5 cm

F3=

3

30

= 10 cm

III. PEMBIASAN PADA KACA PLAN PARALEL

Tujuan Praktikum:Untuk menentukan pergeseran / pembiasan sinar pada kaca plan paralel.

Dasar Teori:

Kaca plan paralel adalah benda bening yang dibatasi dua bidang yang sejajar. Berkas cahaya yang masuk ke kaca plan paralel akibat pembiasan diantaranya adalah :

1. Sinar yang masuk ke kaca plan paralel dengan sinar yang keluar mengalami pergeseran sinar.

2. Sinar yang keluar pada kaca plan paralel arahnya sejajar dengan sinar yang masuk i = r.

Besarnya pergeseran dapat dihituh dengan persamaan :

r

r

i

D

cos

)

sin(

-

Alat-alat dan bahan yang digunakan:

1. Balok kaca.

2. Busur.

3. Jarum pentol.

4. Paku payung.

5. Kertas putih atau kertas grafik.

6. Karton tebal.

Prosedur praktikum :

1. Sediakan kertas grafik dan letakkan diatas karton tebal, kemudian beri paku payung pada setiap sudutnya.

2. Tentukan sumbu X dan Y.

3. Letakkan balok kaca diatas kertas grafik dan gambar kertas-kertas balok itu.

4. Tancapkan jarum pentul P1 dan P2 pada garis 1 dan amati dari sisi lain balok kaca sehingga seakan-akan berimpit.

5. Ulangi percobaan praktikum tersebut sebanyak 3 kali dengan sudut yang berbeda.

Hasil Pengukuran ( Pengamatan )

1. Data Pengamatan A

Penyinaran

I

r

Sin I

Sin r

N =

I

Sin

r

Sin

30

30

27

0,50

0,45

0,90

45

45

32

0,70

0,52

0,74

35

35

31

0,57

0,51

0,89

I= Sinar Masuk

r= Sinar Datang

n= Index Bias Kaca

2. Data Pengamatan B

Penyinaran

I

r

Sin (I-r)

Cos r

t (cm)

30

30

27

0,05

0,89

0,11

45

45

32

0,22

0,84

0,52

35

35

31

0,06

0,85

0,14

D = 2

t1 =

r

Cos

r

I

Sin

D

)

(

-

=

r

Cos

r

I

Sin

)

(

2

-

=

89

,

0

05

,

0

2

x

= 0,11 cm

t2 =

r

Cos

r

I

Sin

D

)

(

-

=

84

,

0

22

,

0

2

x

= 0,52 cm

t3 =

r

Cos

r

I

Sin

D

)

(

-

=

85

,

0

06

,

0

2

x

= 0,14 cm

IV. PEMBENTUKAN BAYANGAN OLEH LENSA CEMBUNG

Tujuan Praktikum:Memahami pembentukan pada lensa cembung, menetukan hubungan jarak benda bayangan.

Dasar Teori:

Cermin yang permukaannya merupakan sebuah kelengkungan (cembung) yang sferis dan mempunyai sifat-sifat yaitu :

1. Menyebar berkas sinar yang disebut dengan sifat divergen.

2. Bayangan yang dibentuknya selalu dibelakang cermin, yaitu yang terbentuk dari perpotongan perpanjangan sinar pantul dan menghasilkan bayangan maya.

3. Selain bayangannya maya, bayangan itu selalu diperbesar.

Alat dan bahan yang diperlukan:

1. Cermin Cembung.

2. Mistar 100 cm.

3. Pegangan cermin.

4. Layar dari karton.

5. Kertas putih.

6. Lilin.

7. Mancis.

Prosedur Praktikum:

1. Susunlah alat-alat percobaan sesuai dengan prosedur praktikum.

2. Letakkan lilin pada jarak 30 cm, 40 cm, 50 cm, 60 cm dan 70 cm di depan cermin.

Data Pengukuran ( Pengamatan ) :

No

S (cm)

S (cm)

1

30

59

2

40

37,5

3

50

30,5

4

60

25,5

5

70

23

Analisa Data Hasil Pengamatan

No

S (cm)

S (cm)

1/S (cm)

1/S (cm)

1/S+1/S

1

30

59

0,033

0,016

0,0502

2

40

37,5

0,025

0,026

0,0516

3

50

30,5

0,020

0,032

0,0524

4

60

25,5

0,016

0,039

0,0558

5

70

23

0,014

0,043

0,0577

V. KOEFISIEN GESEKAN

Tujuan Praktikum:Menentukan koefisien gesekan statis dan kinetik.

Dasar Teori:

Jika permukaan suatu benda bergesekan dengan permukaan benda lain maka masing-masing benda akan melakukan gesekan ( Friction ) satu terhadap yang lain.

Kakas gesekan antar kedua permukaan yang saling diam satu terhadap yang lain disebut kakas gesekan static ( static friction = Fs ).

dimana : Fs < Us. N

Fs=Gaya gesek static.

Us=Koefisien gesekan.

N=Gaya Normal.

Kakas yang bergerak antar kedua permukaan yang saling bergerak relatif disebut kakas gesekan kinetik ( kinetik friction = Fk )

dimana :Fk = Us. N

Fk = Gaya gesek kinetik

Uk = Koefisien kinetik

N = Gaya Normal

Alat dan bahan yang digunakan :

1. Bangku koefisien.

2. Piringan beban.

3. Balok-balok kayu.

4. Beban timbangan.

5. Benang.

6. Katrol.

Prosedur Praktikum :

A. Pengamatan Koefisien gesekan statik

Pada bidang horizontal.

Timbang piringan beban dan balok.

Ikat balok dengan kencang dan ujung yang lain diikat pada piringan melalui katrol.

Letakkan balok pada papan luncur dengan jarak 5 dari katrol dan tambahan beban timbangan sampai balok tepat akan bergerak.

Ulangi praktikum seperti diatas tapi dengan menambahkan beban diatas balok.

B. Pengamatan koefisien gesekan kinetik.

Pada bidang horizontal.

Lakukan seperti pada prosedur pengujian pertama.

Tambah beban pelan-pelan pada piring sampai balok akan bergerak dengan kecepatan konstan.

Ulangi praktikum sebanyak tiga kali.

Data Pengukuran ( Pengamatan ) :

Panjang Mistar= 30 cm

Berat Katrol= 51,75 gr

Berat Beban= 100 gr

Tabel I

Tinggi

(h)

Tanpa Tambah Beban

Gaya Berat W = 51,75 gr

Dengan Tambah Beban

Gaya Berat W = 151,75 gr

Gaya (FR) (N)

Gaya (FR) (N)

FR / W

FR / W

10 cm

0,15

0,0028

0,35

0,0023

20 cm

0,30

0,0057

0,70

0,0046

30 cm

0,40

0,0077

1,00

0,0065

Tabel II

Tinggi

(h)

Jarak (s)

Tanpa Tambah Beban

Dengan Tambah Beban

10 cm

16,50 cm

17,50 cm

20 cm

15,15 cm

17,00 cm

30 cm

14,50 cm

15,50 cm

s

FR

FR

1

2

-

Analisa Data :

Percepatan (a) =

Percepatan Tanpa Beban ( Jarak Tanpa Beban )

a1=

50

,

16

15

,

0

35

,

0

-

= 0,012 N/cm

a2=

50

,

15

30

,

0

70

,

0

-

= 0,025 N/cm

a3=

50

,

14

40

,

0

00

,

1

-

= 0,041 N/cm

Percepatan Dengan Beban ( Jarak Dengan Beban )

a1=

50

,

17

15

,

0

35

,

0

-

= 0,011 N/cm

a2=

00

,

17

30

,

0

70

,

0

-

= 0,023 N/cm

a3=

50

,

15

40

,

0

00

,

1

-

= 0,032 N/cm

VI. PEMBIASAN PADA DUA BIDANG BATAS

Tujuan Praktikum:Meliha tefek pembiasan pada sebuah prisma dan menemukan hubungan antara sudut datang dengan arah sinar datang dan yang keluar prisma.

Dasar Teori:

Seberkas cahaya bila melewati bidang batas dua buah medium yang berbeda, maka berkas cahaya itu akan dibelokkan. Pembelokkan berkas cahaya inilah yang disebut dengan pembiasa (Reflaksi).

Alat dan bahan yang digunakan:

1. Prisma sudut 450 .

2. Jarum pentul.

3. Kertas grafik / putih.

4. Busur derajat, pinsil dan penggaris.

5. Papan untuk menusukkan jarum.

6. Paku payung untuk meletekkan kertas pada papan.

Prosedur Praktikum :

1. Gambar susunan X dan Y pada setiap gambar kertas.

2. Gambarkan sudut sinar datang dengan sudut datang yang berbentuk, dengan melihat tempat kira-kira 70 cm di belakang lensa.

3. Letakkan kertas itu pada alas papan lunak.

4. Letakkan prisma dengan salah satu tepinya menenpel pada sumbu Y dan jarak pusat prisma dari 0 + 2 cm.

5. Tandai tepi-tepi prusma pada lembar kertas dengan pensil.

6. Tancapkan jarum pantul P1 dan P2 pada garis sinar datang lalu amati dori arah yang berlawanan, sehingga P1 dan P2 kelihatan berhimpit.

7. Tancapkan jarum pantul P3 dan P4 untuk menandai arah cahaya yang keluar prisma sehingga P1, P2, P3 dan P4 kelihatan berhiompit.

8. Angkatlah prisma dan tariklah garis P3 dan P4 sehingga memotong BC.

9. ukur semua sudut-sudutnya.

10. Ulangi untuk beberapa kali.

Data Pengukuran ( Pengamatan ) :

Data Pengamatan A

Penyinaran

I

r

Sin I

Sin r

N =

I

Sin

r

Sin

20

20

33

0,34

0,54

1,58

30

30

43

0,50

0,68

1,36

40

40

53

0,64

0,79

1,23

45

45

59

0,70

0,85

1,21

I= Sinar Masuk

r= Sinar Datang

n= Index Bias Kaca

Data Pengamatan B

Penyinaran

I

r

Sin (I-r)

Cos r

t (cm)

20

20

33

0,22

0,83

30

30

43

0,22

0,73

0,60

40

40

53

0,22

0,60

0,73

45

45

59

0,24

0,50

0,96

D = 2

t1 =

r

Cos

r

I

Sin

D

)

(

-

=

r

Cos

r

I

Sin

)

(

2

-

=

83

,

0

22

,

0

2

x

= 0,53 cm

t2 =

r

Cos

r

I

Sin

D

)

(

-

=

73

,

0

22

,

0

2

x

= 0,60 cm

t3 =

r

Cos

r

I

Sin

D

)

(

-

=

60

,

0

22

,

0

2

x

= 0,73 cm

t4 =

r

Cos

r

I

Sin

D

)

(

-

=

50

,

0

24

,

0

2

x

= 0,96 cm

VII. AYUNAN MATEMATIS

Tujuan Praktikum:Untuk menentukan percepatan gravitasi dengan menggunakan bandul sederhana

Dasar Teori:

Suatu bandul yang mempunyai simpangan sudut d dengan garis vertikal, akan bareyun bolak-balik melalui kedudukan setimbang yang merupakan getaran harmonis. Bila panjang bandul adalah L, maka periode getarannya adalah :

G

L

Dimana T= Waktu atau periode getaran (detik)

L= Panjang ayunan (cm)

G= Percepatan gravitasi (cm/detik)

Alat dan bahan yang digunakan :

1. Benang.

2. Beban.

3. Stop watch.

4. Timbangan.

5. Mikrometer sekrup atau jangka sorong.

6. Mistar.

Prosedur Praktikum :

1. Ukur diameter benda dan timbang massanya.

2. Gantung benda pada tali.

3. Dengan sudut < 70 lepakan bandul sehingga bergerak harmonis pada satu bidang.

4. Tentukan periode T dengan mengamati n kali berayun( minimal n = 10 x ). Ulangi pengamatan sebanyak 3 kali.

5.

n

E

Ulangi percobaan diatas dengan nilai I yang berbeda.

Data Pengukuran ( Pengamatan ) :

Benda I

Diameter= 19,4 mm

Panjang Tali (l)= 36 cm

Berat Benda ( bandul)= 50 gr

Sudut= 45

No

Banyak Perulangan (n)

Waktu Yang Tercatat (t)

Periode (T)

T2

( t / n )

1

10

13 s

1,3

1,69

2

10

12,5 s

1,25

1,56

3

10

13 s

1,3

1,69

g1=

2

1

2

4

T

l

p

g2=

2

2

2

4

T

l

p

g3=

2

3

2

4

T

l

p

=

69

,

1

36

)

14

,

3

(

4

2

=

56

,

1

36

)

14

,

3

(

4

2

=

69

,

1

36

)

14

,

3

(

4

2

=

69

,

1

78

,

1419

=

56

,

1

78

,

1419

=

69

,

1

78

,

1419

= 840,10 cm/det= 910,11 cm/det= 840,10 cm/det

g= g1 + g2 + g3

= 840,10 + 910,11 + 840,10

= 2590,31 cm/det

=

n

g

=

3

3

,

2590

= 863,43 cm/det

Benda II

Diameter= 14,4 mm

Panjang Tali (l)= 35 cm

Berat Benda ( bandul)= 20 gr

Sudut= 45

No

Banyak Perulangan (n)

Waktu Yang Tercatat (t)

Periode (T)

T2

( t / n )

1

10

12,1 s

1,21

1,46

2

10

13,2 s

1,32

1,74

3

10

25,0 s

1,20

1,44

g1=

2

1

2

4

T

l

p

g2=

2

2

2

4

T

l

p

g3=

2

3

2

4

T

l

p

=

46

,

1

35

)

14

,

3

(

4

2

=

74

,

1

35

)

14

,

3

(

4

2

=

44

,

1

35

)

14

,

3

(

4

2

=

46

,

1

34

,

1380

=

74

,

1

34

,

1380

=

44

,

1

34

,

1380

= 945,44 cm/det= 793,29 cm/det= 958,56 cm/det

g= g1 + g2 + g3

= 945,44 + 793,29 + 958,56

= 2697,29 cm/det

=

n

g

=

3

29

,

2697

= 899,09 cm/det

Benda III

Diameter= 11,1 mm

Panjang Tali (l)= 30 cm

Berat Benda ( bandul)= 10 gr

Sudut= 45

No

Banyak Perulangan (n)

Waktu Yang Tercatat (t)

Periode (T)

T2

( t / n )

1

10

11,1 s

1,11

1,23

2

10

11 s

1,10

1,21

3

10

11,1 s

1,11

1,23

g1=

2

1

2

4

T

l

p

g2=

2

2

2

4

T

l

p

g3=

2

3

2

4

T

l

p

=

23

,

1

30

)

14

,

3

(

4

2

=

21

,

1

30

)

14

,

3

(

4

2

=

23

,

1

30

)

14

,

3

(

4

2

=

23

,

1

15

,

1483

=

21

,

1

15

,

1483

=

23

,

1

15

,

1483

= 1205,81 cm/det= 1225,74 cm/det= 1205,81 cm/det

g= g1 + g2 + g3

= 1205,81 + 1225,74 + 1205,81

= 3677,36 cm/det

=

n

g

=

3

36

,

3677

= 1212,14 cm/det

VIII. ELASTISITAS PEGAS

Tujuan Praktikum:Menetukan modulus elastis (E) dari berbagai zat padat dengan pelenturan.

Dasar Teori:

Melalui tegangan-tegangan dan modulus.

Tegangan (T) didefinisikan sebagai gaya persatuan luas T =

A

F

Regangan didefinisikan sebagai pertambahan panjang luas R =

0

I

I

Modulus young (E) didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan dan regangan E =

R

T

Alat dan bahan yang digunakan :

1. Statif dan bahan gantung 5 gram.

2. Penggaris 100 cm.

3. Neraca pegas.

Prosedur Praktikum :

1. Gantungkan beban mula-mula (

o

II

) sedemikian sehingga karet tegang. Baca kedudukan jarumnya (L0).

2. Tambahkan berat beban menjadi (W) dan catat pula kedudukan jarumnya (L0).

3. Ulangi hal ini dengan setiap kali membesarkan beban dan mencatat kedudukan jarum petunjuknya.

Data Pengukuran ( Pengamatan ) Menggunakan Neraca Pegas

No

Beban (Gr)

F (N)

A (cm)

Lo (cm)

L (cm)

L (cm)

1

27

3

13,847

11,5

13,5

2

2

37

4,1

13,847

11,5

14,5

3

3

47

5,1

13,847

11,5

15

3,5

4

57

6,1

13,847

11,5

15,5

4

5

67

7,1

13,847

11,5

16

4,5

Tegangan (T), Regangan (R) dan Modulus Elastis (E)

T1=

1

1

A

F

R1=

1

1

Lo

L

D

E1=

1

1

R

T

=

847

,

13

3

=

5

,

11

2

=

17

,

0

21

,

0

= 0,21 N/Cm2= 0,17= 1,23 N/Cm2

T2=

2

2

A

F

R2=

2

2

Lo

L

D

E2=

2

2

R

T

=

847

,

13

1

,

4

=

5

,

11

3

=

26

,

0

29

,

0

= 0,29 N/Cm2= 0,26= 1,10 N/Cm2

T3=

3

3

A

F

R3=

3

3

Lo

L

D

E3=

3

3

R

T

=

847

,

13

1

,

5

=

5

,

11

5

,

3

=

30

,

0

36

,

0

= 0,36 N/Cm2= 0,30= 1,20 N/Cm2

T4=

4

4

A

F

R4=

4

4

Lo

L

D

E4=

4

4

R

T

=

847

,

13

1

,

6

=

5

,

11

4

=

34

,

0

44

,

0

= 0,44 N/Cm2= 0,34= 1,29 N/Cm2

T5=

5

5

A

F

R5=

5

5

Lo

L

D

E5=

5

5

R

T

=

847

,

13

2

,

7

=

5

,

11

5

,

4

=

39

,

0

51

,

0

= 0,51 N/Cm2= 0,39= 1,30 N/Cm2

X= EMBED Equation.3

X= EMBED Equation.3

X= EMBED Equation.3

X= 0,00003

Diameter luar + ( Diaemeter dalam x 0,05 mm )

Kr= EMBED Equation.3

= EMBED Equation.3

= 0 mm

Kesalahan Persentase= 0 x 100%

= 0%

Tingkat Ketelitian= 100% - Kp

= 100% - 0%

= 100%

SUs + ( N x 0,01 mm)

T = EMBED Equation.3

EMBED Equation.3

T=2 EMBED Equation.3

T = EMBED Equation.3

PAGE

24

CREATED BY : KELOMPOK VIII

_1256681904.unknown
_1256728984.unknown
_1256730544.unknown
_1256758226.unknown
_1256758624.unknown
_1256758633.unknown
_1256758298.unknown
_1256730757.unknown
_1256730872.unknown
_1256730977.unknown
_1256731021.unknown
_1256731032.unknown
_1256731042.unknown
_1256730984.unknown
_1256730992.unknown
_1256730955.unknown
_1256730966.unknown
_1256730939.unknown
_1256730814.unknown
_1256730859.unknown
_1256730802.unknown
_1256730741.unknown
_1256730749.unknown
_1256730587.unknown
_1256729633.unknown
_1256729817.unknown
_1256730452.unknown
_1256730533.unknown
_1256730508.unknown
_1256730386.unknown
_1256729683.unknown
_1256729703.unknown
_1256729647.unknown
_1256729260.unknown
_1256729377.unknown
_1256729590.unknown
_1256729600.unknown
_1256729272.unknown
_1256729205.unknown
_1256729223.unknown
_1256729156.unknown
_1256729170.unknown
_1256682476.unknown
_1256682528.unknown
_1256728944.unknown
_1256682497.unknown
_1256682511.unknown
_1256682490.unknown
_1256682322.unknown
_1256682401.unknown
_1256682419.unknown
_1256682334.unknown
_1256682195.unknown
_1256682313.unknown
_1256682022.unknown
_1256682181.unknown
_1256681957.unknown
_1256072107.unknown
_1256298266.unknown
_1256302254.unknown
_1256419228.unknown
_1256605283.unknown
_1256681872.unknown
_1256605479.unknown
_1256681845.unknown
_1256605671.unknown
_1256605377.unknown
_1256419232.unknown
_1256591578.unknown
_1256602543.unknown
_1256603641.unknown
_1256419233.unknown
_1256419231.unknown
_1256302407.unknown
_1256419187.unknown
_1256419194.unknown
_1256302642.unknown
_1256302707.unknown
_1256418042.unknown
_1256302690.unknown
_1256302560.unknown
_1256299455.unknown
_1256299545.unknown
_1256301793.unknown
_1256302222.unknown
_1256302232.unknown
_1256299688.unknown
_1256299507.unknown
_1256298540.unknown
_1256298667.unknown
_1256075030.unknown
_1256297297.unknown
_1256298204.unknown
_1256297953.unknown
_1256075082.unknown
_1256075217.unknown
_1256075182.unknown
_1256075066.unknown
_1256074351.unknown
_1256074457.unknown
_1256074722.unknown
_1256072273.unknown
_1256072312.unknown
_1256072221.unknown
_1256071750.unknown
_1256071782.unknown
_1256071801.unknown
_1256069740.unknown
_1256071225.unknown
_1256071301.unknown
_1256071438.unknown
_1256069780.unknown
_1256069469.unknown