58
FUNCTIONAL FOODS Abdullah Firmansah, dr., SpGK, MKes Departemen Ilmu Gizi Medik Fakultas Kedokteran UNPAD

FUNCTIONAL FOODS - · PDF fileproses digesti, absorpsi, transportasi dari usus (ke hepar dan) ke seluruh tubuh, bagaimana sel menggunakan zat gizi ... Rangkaian reaksi anabolisme &katabolisme

Embed Size (px)

Citation preview

FUNCTIONAL FOODS

Abdullah Firmansah, dr., SpGK, MKes Departemen Ilmu Gizi Medik Fakultas Kedokteran UNPAD

Definisi Functional Foods: makanan (per oral, per enteral, parenteral) yang mengandung nutrien yang bermanfaat bagi tubuh manusia

TERAPI GIZI

ORAL NUTRITIONAL SUPPLEMENT

PARENTERAL NUTRITION

ENTERAL NUTRITION

ENTERAL NUTRITION

FOOD FORTIFICATION

Pendahuluan DEFINISI ILMU GIZI (AMA, 1966)

(Terjemahan bebas) adalah:   Ilmu tentang makanan dan zat gizi serta

zat lain yang dikandungnya   Pengaruh, interaksi dan keseimbangan

antara makanan dengan tubuh dalam kondisi sehat dan sakit

  Ilmu gizi juga mempelajari perubahan yang dialami makanan/zat gizi pada proses digesti, absorpsi, transportasi dari usus (ke hepar dan) ke seluruh tubuh, bagaimana sel menggunakan zat gizi (utilisasi) dan bagaimana sel membuang sisa utilisasi.

  Ilmu gizi juga memperhatikan implikasi sosial, ekonomi, budaya dan psikologis terhadap perolehan makanan dan pola kebiasaan makan.

  Ilmu gizi berkaitan erat dengan food science, pembuatan makanan, industri makanan jadi, kreasi makanan, dll.

  Ilmu gizi juga berkaitan dengan pemberian makanan pada orang sehat, sedang tumbuh, hamil, menyusui, lansia, olah raga, dan pada berbagai penyakit.

  Ilmu gizi berkaitan erat dengan biologi molekuler, fisiologi, dan biokimia.

Beberapa istilah:  Makanan (food): campuran bahan

makanan yang diolah / tidak diolah dulu sebelum dikonsumsi. contoh: gehu, batagor, nasi goreng, dll

 Bahan makanan (food stuff) disusun oleh molekul: – Zat gizi (nutrient): KH, protein, lemak,

vitamin, mineral, air, (dan O2) – Molekul bukan zat gizi: zat warna, fiber,

flavonoid, dll. contoh: toge, kedelai, beras, minyak, dll.

Bagi tubuh zat gizi berfungsi sebagai bahan baku:

  Penyusun struktur tubuh   Mengganti/memperbaiki struktur sel yang

rusak   Membentuk molekul cadangan, hormon,

enzim, antibodi   Membentuk sel keturunan (ovum+sperma)   Menumbuhkembangkan hasil pembuahan Janin Bayi Anak Remaja Dewasa

Proses pembuatan makanan hingga dikonsumsi

Proses-proses tadi menyebabkan:   Molekul gizinya berubah   Kandungan zat gizi makanan berkurang   Makanan terkontaminasi

BAHAN MAKANAN

DIOLAH, DIMASAK

DIJADIKAN MAKANAN

DISAJIKAN

DIKONSUMSI, SISANYA

DISIMPAN

KEMUDIAN MAKANAN

DIHANGATKAN UTK. DIKONSUMSI LAGI

Prinsip proses digesti molekul besar menjadi molekul kecil sehingga dapat diabsorpsi usus.

KH : POLISAKARIDA

LEMAK :TRIGLISERIDA

PROTEIN

VITAMIN & MINERAL

Monosakarida

Asam lemak, gliserol,

mono&digliserida

Asam amino & peptida

rantai pendek

Ikatannya dengan molekul organik lain dalam makanan terlepas sehingga jadi bebas

Setelah absorpsi, molekul gizi dari dinding usus diangkut aliran darah ke hepar untuk:

  Digunakan sel hepar atau   Didistribusikan ke seluruh sel organ

lain. Di dalam sel organ Molekul gizi mengalami rangkaian reaksi:

 Penguraian (katabolisme) atau  Pembentukan (anabolisme)

Rangkaian reaksi anabolisme &katabolisme disebut metabolisme.

Karbohidrat

 Karbohidrat (KH), sumber energi utama bagi bangsa Asia

 65-80% asupan energi makanan bangsa Indonesia berasal dari KH

 Bahan pemanis makanan utama  Direkomendasikan 60-65% keb.

Energi dipenuhi oleh KH (50-55% dari KH kompleks, 10% dari KH sederhana)

Klasifikasi KH makanan

  KH sederhana: – monosakarida: glukosa, fruktosa, galaktosa – disakarida: sukrosa, maltosa & laktosa

  KH kompleks: polisakarida: amilum (tumbuhan) & glikogen (hewan)

  Serat makanan (dietary fibers): – Soluble fiber: pektin, gum, mucilage, agar

alginat, psilium, dan seb. Hemiselulosa –  Insoluble fiber: selulosa, seb. Hemiselulosa

dan lignin (bukan KH)

Metabolisme KH

Proses digesti menguraikan KH makanan menjadi lebih sederhana sehingga mudah diserap. Hasil akhir digesti KH

monosakarida: glukosa, fruktosa dan

galaktosa, dlm bentuk ini KH diabsorpsi

 Dalam sel dinding usus sebagian galaktosa & fruktosa dirubah jadi glukosa

 Oleh sel hepar semua monosakarida dirubah jadi glukosa dan sebagian glukosa digunakan oleh sel hepar, sedangkan sisanya diedarkan ke seluruh sel organ tubuh

  Dalam sel berbagai organ glukosa dirubah jadi glukosa-6 fosfat Bila sel kurang energi (ATP), glukosa-6 fosfat dikatabolisir untuk menghasilkan energi Bila energi (ATP) cukup, glukosa-6 fosfat dianabolisir jadi:

1. glikogen (terbatas) 2. asam lemak, lemak dan kolesterol 3. asam amino esensial 4. glikoprotein dan glikolipid (struktur sel)

Fungsi serat bagi tubuh  Serat

– menambah volume porsi makanan dan makanan tinggal lebih lama dalam lambung membuat rasa kenyang lebih lama. Digunakan penderita obesitas.

– Menahan air (water holding) faeces lembek, BAB lancar. Digunakan untuk mencegah Ca Kolon dan divertikulosis

  Serat larut air menurunkan kolesterol darah, melalui dua mekanisme: – mengikat empedu di usus

reabsorpsi empedu dicegah, akibatnya tubuh harus membuat empedu baru dari kolesterol (endogen)

– absorpsi kolesterol makanan (eksogen) dihambat

  Serat larut air menghambat absorpsi glukosa makanan

 Lemak makanan terdiri dari :

– 95% trigliserida (lemak netral = lemak sederhana)

– 5% fosfolipid (lecitin), sterol (kolesterol)

Klasifikasi berdasarkan visible dan invisible fats

  Visible Fats ± 40% dari lemak dalam makanan. Diantaranya : Lemak tumbuhan, butter, margarine, lard, mayonnaise, bumbu salad, daging, dan shortening

  Invisible Fats Pada padi-padian, telur, daging,ayam, susu, kue, tart, mie, roti, pizza, donut, eskrim

Trigliserida ---> gliserol + as. lemak

A. Jumlah atom C : 4-20 - Rantai pendek (short chain) asam

butirat dalam butter - Rantai sedang (medium ch) as.laurat, minyak kelapa

- Rantai panjang (long ch) lebih dari 15

B. Jumlah ikatan rangkap pada asam lemak   Lemak jenuh (saturated fatty acid/SAFA)

Contoh: trigliserida Sumber lemak jenuh : - Daging dan olahannya - Ayam dan unggas terutama kulit - Susu dan olahannya : susu, keju, yogurt, dan ice cream - Tumbuh-tumbuhan Minyak kelapa, minyak sawit, minyak coklat - Lain-lain makanan yang mengandung shortening dan margarin ; kue, mie instan

  Lemak tidak jenuh   Tunggal (monounsaturated Fatty Acid/

MUFA) atau Omega-9 Asam oleat banyak terdapat pada

minyak zaitun, sawit, minyak kacang. Dalam bentuk makanan alpukat,

zaitun, kacang tanah, almond, kacang mede.

  Ganda (Polyunsaturated Fatty Acid/PUFA) 18 : 2 asam linoleat pada minyak jagung, kedelai, bunga matahari, bunga kapas, safflower (asam lemak esensial) 18 : 3 asam linoleat pada minyak ikan Omega-3, Eikosapentaenoat (EPA), Dokosaheksaenoat (DHA), sumber: halibut, herring, mackerel, salmon, sardines, tuna, trout Omega-6: sayuran warna hijau tua, borage, evening primrose, black currant seed

Classification of Dietary Fats

Stearic acid Myristic acid Lauric acid

SFA

Oleic acid

MUFA (omega-9)

Arachidonic acid DGLA GLA

Linoleic acid (omega-6)

DHA EPA

alpha-linolenic acid (omega-3)

PUFA Dietary Cholesterol

Dietary Fat

Asam Amino Esensial

  Tidak dapat disintesis oleh tubuh   Harus didapatkan dari luar melalui

makanan   Orang dewasa perlukan 8 asam amino

esensial ; isoleusin, leusin, lisin, fenilalanin, metionin, threonin, triptofan, valin

  Anak-anak selain 8 asam amino esensial untuk dewasa juga ada tambahan yaitu ; histidin dan arginin

Asam Amino Esensial 1. Isoleucine 8. Valin 2. Leucine 9. Histidin 3. Lysin 10.Arginin 4. Methionine 5. Phenylalanine 6. Threonine 7. Triptophan

Asam Amino Non-esensial

  Dapat disintesis oleh tubuh dari bahan nitrogen dan rangkaian karbon asam amino

  Asam amino nonesensial bukan berarti tidak penting namun tidak merupakan esensial dari makanan

L-Form Amino Acid Structure

H = Glycine CH3 = Alanine

Juang RH (2004) BCbasics

Asam Amino Non-esensial

1. Glycine 11. Glutamine 2. Glutamic acid 12. Hydroxy glut

acid 13. Hydroxy lysine 3. Arginine 14. Hydroxy proline 4. Aspartic acid 15. Thyroxine 5. Proline 16. Norleucine 6. Alanine 17. Cystine 7. Serine 18. Taurine 8. Tyrosine 19. Carnitine 9. Cystein 10. Asparagine

1. Protein Komplit - Protein dengan nilai biologis tinggi

(NBT) - Mengandung AAE lengkap - Kuantum memenuhi kebutuhan tubuh - Sanggup mendukung pertumbuhan

dan pemeliharaan jaringan

Contoh ; telur, daging, ayam, ikan, susu

2. Protein 1/2 Komplit : - Mengandung AAE lengkap - Kuantum AAE kurang - Hanya dapat menyokong kesehatan pada orang dewasa - Tidak sanggup mendukung pertumbuhan pada anak-anak

Contoh : beras, gandum, umbi-umbian

3. Protein tidak lengkap : - Mengandung AAE tidak lengkap - Kuantum AAE sangat kurang - Tidak dapat menyokong kesehatan - Tidak sanggup mendukung pertumbuhan

Contoh : gelatin, jagung

Breakdown and Release of

Energy

R-Lipoic acid R-dihydro Lipoic acid (DHLA)

Berbagai Produk Antioksidan

  Vitamin E: alpha-tocopherol dan gamma-tocopherol

  Vitamin C: Calcium Ascorbate   Beta-carotene   Glutathione precursor   Alpha-lipoic acid (ALA) & R-dihydro Lipoic Acid

(DHLA)   CoEnzyme Q10   L-carnitine   DHA & EPA, Omega-3, Omega-6, Omega-9   Teh Hijau   Sesame lignan

Karena fungsi makanan itu penting, maka makanan

harus: HALAL & BAIK   HALAL, dalam zatnya dan cara perolehannya   BAIK, yaitu: bersih, segar, enak, mengandung

semua zat gizi dalam jumlah yang cukup dan seimbang. Cukup = sesuai kebutuhan, tidak kurang dari batas minimal dan tidak melebihi batas maksimal. Seimbang = komposisi karbohidrat (60-70%), lemak (15-20%), protein(15-20%) dari kebutuhan energi.

Tubuh membutuhkan zat gizi yang lengkap, makanan sehari harus terbuat dari 4 golongan bahan makanan yang disebut golongan 4 Sehat, Dept Ilmu Gizi Medik FK Unpad, yaitu:

 Sumber energi utama = makanan pokok

 Sumber protein nabati  Sumber protein hewani  Sumber vitamin dan mineral

 Sumber energi utama (m. pokok) – Padi-padian: beras, gandum, jagung – Umbi: kentang, ubi, singkong

 Sumber protein nabati (kacang-kacangan): kedelai, kacang merah/tanah

  Sumber protein hewani: daging, ikan, ayam, telur & susu

 Sumber vitamin dan mineral: sayuran & buah

ECO Recommendation

Vegetables, Salad

Meat, fish, beans, eggs,

cheese

NUTRIENTS •  Protein 4kcal/g•  Carbohydrates

enteral 4kcal/gparenteral 3.4kcal/g

•  Lipids 9kcal/g•  Water•  Vitamins

–Watersoluble–Fatsoluble

•  Minerals–Electrolytes–Traceelementsandultratraceminerals

TERAPI GIZI

ORAL NUTRITIONAL SUPPLEMENT

PARENTERAL NUTRITION

ENTERAL NUTRITION

ENTERAL NUTRITION

FOOD FORTIFICATION

Nutrient Composition of Ensure

Specially formulated with a heart-healthy fat blend

Caloric Distribution (%)

FOS 1.7%

Protein 14.8%

Fat 29.2%

Carbo- hydrate 54.3%

Sodium caseinates 58%

Calcium caseinate 22%

Soy protein isolate 20%

Cal to Nitrogen ratio 169 : 1

High oleic sunflower oil 47%

Soy oil 28%

Coconut oil 25%

n6:n3 ratio 9.2 : 1 Corn syrup 37%

Maltodextrin 37%

Sucrose 26%

FOS 8.4g/L

Lactose free (max. 10 mg/ml)

•  Amino acid profile meets the National Academy of Science-National research Council (NAS-NRC) standard for high-quality protein

•  Gluten-free

Low in saturated fat 8.5% of energy which meets the recommendation of <10% by AHA.

• 1 Cal/ml • Contains 28 vitamins and minerals • Osmolality: 466 mOsm/Kg water • Osmolarity: 395 mOsm/L

Protein (36.9 g/L)

Fat (32.5 g/L)

Carbohydrate (135.7 g/L)

Oral Nutritional Supplements Improve Weight Status1

  SUBJECTS –  Geriatric patients (n = 381) admitted to medical unit

  DESIGN –  Patients randomized to receive 120-ml protein-energy

supplement (3x/day) or remain on regular diet

  RESULTS –  Supplemented patients had more weight gain without

suppressed voluntary food intake –  Supplemented patients had reduced mortality and improved

functional status

1. Potter et al., Proc Nutr Soc 1998; 88A.

Oral Nutritional Supplements Improve Weight Status1

  SUBJECTS –  Long-term care patients (n = 15) at nutritional risk

  METHODS –  Provided with 60-mL protein energy supplement 4x/day

for 16 weeks

  RESULTS –  50% gained weight (6-10 lbs) –  50% achieved weight stabilization

1. Robinson. JADA 1997; 97D: A100.

Oral Nutritional Supplements Improve or Maintain

Functionality1

  SUBJECTS –  Patients hospitalized for chest infection

  METHODS –  Subjects randomized to receive oral supplements

  RESULTS –  Relative to the control group, the supplement group had

  Better thiamin, folate and B6 status   Better functional ability   Improved indices of well-being

1. Woo et al., Age and Ageing 1994; 23:40-8.

ALL IN ONE

B. Braun multi-chamber bag system Combiflex® (Asam Amino, Glukosa, Elektrolit)

B. Braun multi-chamber bag system Penanganan Combiflex®

1 2 3

4

Lipid transfer

1.) Always start by pressing the upper chamber to mix with the lower chamber.

2.) Add electrolytes and trace elements to the additive port (red cap). Needle size: 0.8 – 1.2 mm.

3.) Transfer of lipids to the bag: Close clamp on transfer set. Swab bottle membrane, remove sterile cap on spike and connect to bottle. Hang bottle on drip stand. Hang Nutriflex® bag on drip stand using the Medihook® device. Swab lipid port membrane, remove sterile cap on cannula and connect to bag. Open clamp and start transfer.

4.) Mix thoroughly before inserting the giving set.

Improving the quality of life

1.Tekan chamber atas

2. Tambahkan vit/ trace element

3.Transfer lipid ke bag

4. Homogenkan campuran Ready to use

Combiflex® vs Kabiven® Komposisi Combiflex Peri Combiflex Plus Kabiven 1500 Kabiven 2000

Asam Amino 40 g/lt 48 g/lt 28 g/lt 28 g/lt

Glukosa 80 g/lt 150 g/lt 75 g/lt 100 g/lt

Lipid - - 51 g/lt 68 g/lt

Total kalori 480 kcal/lt 790 kcal/lt 1000 kcal/lt 1400 kcal/lt

Kalori NPC 320 kcal/lt 600 kcal/lt 900 kcal/lt 1200 kcal/lt

BCAA 20% 20%

Osmolaritas 900 mosm/lt 1400 mosm/lt 750 mosm/lt 750 mosm/lt

Akses Vena Perifer Sentral Perifer Perifer

Combiflex (Lipid Lipofundin MCT/LCT) vs Kabiven (Lipid Lipovenus LCT)

TOP PRO-INFLAMMATORY FOODS

INFLAMMATION SUGARS

REFINED GRAINS

COMMON COOKING

OILS

TRANS FAT

DAIRY PRODUCTS

FEEDLOT-RAISED MEAT

RED MEAT & PROCESSED

MEAT

ARTIFICIAL FOOD

ADDITIVES

ALCOHOL

COCONUT MILK