18
1 st MEDAN INTERNATIONAL PROSTHODONTIC SCIENTIFIC MEETING 2012 Medan, August 30 th – September 1 th , 2012 PENDAHULUAN Dalam bidang kedokteran gigi sering dilakukan tindakan pembedahan, misalnya bedah preprostetik, operasi periodontal, 1 | Taqwim et al., 2012 (1 st MedanINPRO2012) ROLE OF FLAVONOID FROM PROPOLIS ON FIBROPLASIA AFTER GINGIVAL FLAP INSICION IN RATS Ali Taqwim 1 , Rosani Wiogo 1 , Rinawati Satrio 1 , Hengky B. Ardhianto 2 , Zainul Cholid 2 1 Dentistry, Jenderal Soedirman University, Purwokerto, Central Java 2 Department of Oral & Maxillofacial Surgery, Dentistry, Jember University, Jember, East Java Address for correspondence: Dentistry of Jenderal Soedirman University, Purwokerto, Central Java, Indonesia, 53122. Email: [email protected] ABSTRACT Introduction. In fibroplasia, fibroblast grow and form a new. Fibroblast will active when there is a response to injury by proliferating. Propolis is widely used traditional medicine on wound healing. The aim of this study was to investigate the role of flavonoid from propolis on fibroplasia during wound healing process after gingival flap insicion. Materials and Methods. Flavonoid was purified from ethanol extract of propolis and analized using thin layer cromatography. Twenty Wistar male rats were performed a flap incision on anterior gingival of the mandible central incisive. The animals were randomly divided into 2 groups, group I was treated with aquadest as control and the group II was treated flavonoid propolis. Each of the groups was divided into 2 sub groups that composed of 5 rats based on the period of termination, i.e. : 3 rd and 7 th day after wounded. Histological evaluation was done to investigate proliferation phase by calculating gingival fibroblast. Results. The results on the 3 rd day (group I: 8,09±1,29; group II: 10,27±0,69) showed a significant difference (p<0,05), and the 7 th day (group I: 7,69±0,29; group II: 8,00±0,99) showed no significant difference (p>0,05). Discussion.

Fullpaper (Taqwim Et Al., InPRO 2012)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

RADIOLOGI

Citation preview

1st MEDAN INTERNATIONAL PROSTHODONTIC SCIENTIFIC MEETING 2012Medan, August 30th September 1th, 2012

PENDAHULUAN

Dalam bidang kedokteran gigi sering dilakukan tindakan pembedahan, misalnya bedah preprostetik, operasi periodontal, pencabutan gigi, odontektomi, dan perawatan di bidang endodonsia yang memerlukan perawatan prosedur bedah. Pada dasarnya setiap prosedur bedah selalu melibatkan proses insisi untuk pembuatan flap.1,2 Pembuatan insisi ini akan menyebabkan rusaknya jaringan tubuh yang selanjutnya akan pulih kembali melalui proses penyembuhan luka. Penyembuhan luka merupakan proses dinamis yang meliputi fase inflamasi, fase proliferasi dan fase remodeling jaringan.3Dalam proses penyembuhan luka, sel utama yang terlibat adalah fibroblas.4 Fibroblas merupakan elemen selular yang banyak ditemukan pada jaringan ikat gingiva yang berproliferasi dan aktif mensintesis komponen matriks pada proses penyembuhan luka dan perbaikan jaringan yang rusak.5 Pada saat jaringan mengalami keradangan, maka fibroblas akan segera bermigrasi ke arah luka, berproliferasi dan memproduksi matriks kolagen untuk memperbaiki jaringan yang rusak.6Propolis adalah substansi lengket yang dihasilkan lebah dengan cara mengumpulkan resin-resin dari berbagai macam tumbuhan dari tunas daun dan kulit batang yang dibawa ke sarang lebah yang menghasilkan sejenis lem yang digunakan untuk menutupi keretakan sarang dan pelindung terhadap gangguan dari luar.7 Propolis dapat langsung dimanfaatkan atau dilakukan pemurnian terlebih dahulu dengan ekstraksi dan penyaringan.8

Di bidang kesehatan, propolis merupakan bahan alami yang memiliki banyak manfaatnya bagi tubuh. Salah satunya adalah sebagai bahan yang dapat mempercepat regenerasi jaringan pada proses penyembuhan luka.8 Di antara komponen propolis yang telah teridentifikasi, flavonoid merupakan komponen utama yang memiliki aktivitas biologis pada propolis.9 Flavonoid dapat meningkatkan proses mitogenesis, interaksi sel dan adhesi molekul.10 Proses ini sangat berperan pada fase proliferasi sel dalam mempercepat proses penyembuhan jaringan luka.11 Bertitik tolak dari uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai manfaat ekstrak flavonoid propolis dalam mempercepat proses penyembuhan luka, terutama pada fibroplasia dalam proses penyembuhan luka insisi flap gingiva.BAHAN DAN METODEBahan Penelitian

Propolis lebah yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari peternakan lebah di daerah Selekta, Malang-Jawa Timur. Bahan penelitian yang digunakan antara lain : etanol 95%, toluena 500 ml, aquadest steril, air, ketamin, eter, larutan formalin buffer 10%, xylol (MERCK), paraffin, larutan hematoxylin eosin, alkohol (70%, 80%, 95% dan 96%), egg albumin, dan entelan (MERCK), sonde lambung, scalpel, gunting bedah, ekskavator, benang jahit bedah, jarum jahit bedah, mikrotom (Leica), mikroskop binokuler (Leica ATC 2000) dan kamera digital (Canon). Hewan Coba Tikus putih galur Wistar (Rattus norvegiccus), jenis kelamin jantan, bobot badan 200 gram, usia tikus 2-3 bulan dan dalam kondisi sehat. Hewan coba diperoleh dari Pusat Veterinaria Farma (Pusvetma) Surabaya, Jawa Timur.Prosedur Penelitian Pembuatan Ekstrak Flavonoid Propolis Propolis kering dibersihkan dan diblender hingga halus selanjutnya ditimbang terlebih dahulu sebanyak 1 kg, kemudian dimasukkan ke dalam beaker glass.12 Proses maserasi dilakukan dengan menambahkan 5 liter etanol 95% sebagai pelarut selama 7 hari.13,14 Hasilnya selanjutnya disaring menggunakan kertas saring dan corong Buchner yang menghasilkan filtrat sebanyak 2,5 liter. Hasil filtrasi dievaporasi dengan rotary evaporator, sehingga diperoleh ekstrak propolis yang konsistensinya kental.12 Ekstrak propolis selanjutnya dituang ke dalam labu Elrenmeyer dan ditambahkan 500 m larutan toluena, lalu diaduk sehingga semua ekstrak larut. Larutan air : etanol = 2:1 (v/v) sebanyak 1,5 liter ditambahkan ke labu erlenmeyer yang berisi larutan ekstrak dalam toluena, kemudian diaduk hingga homogen dan didiamkan selama 24 jam. Selanjutnya, larutan dipindahkan ke dalam corong pemisah dan didiamkan selama 15 menit hingga terbentuk 2 lapisan. Melalui corong pemisah, larutan bagian bawah ( 1,5 liter) dipisahkan dan diuapkan selama 24 jam sehingga diperoleh ekstrak kental yang merupakan fraksi flavonoid polar ( 17 g).12

Analisis Kromatografi Lapis Tipis

Analisis kimia senyawa flavonoid menggunakan teknik kromatografi lapis tipis (KLT) dengan fase diam lempeng silika gel GF254 dan fase gerak gerak larutan n-butanol : asam asetat : air = 3:1:1 (v/v).12,15 Ekstrak flavonoid yang telah dilarutkan dengan alkohol, diteteskan dengan pipet kapiler pada lempeng silika berukuran 10 cm x 2 cm dan dimasukkan ke bejana pengembang yang berisi fase gerak. Setelah daya kapiler dari ekstrak maksimal (bercak noda tidak bergerak lagi), lempeng dikeringkan, kemudian dilihat di bawah lampu ultraviolet sebelum dan setelah diuapi dengan amoniak.12 Adanya flavonoid ditunjukkan dengan noda berwarna kuning kecoklatan yang akan hilang perlahan ketika amoniaknya menguap dan meninggalkan noda pada tes uji warna (Tabel 1).16 Tabel 1. Pencirian senyawa flavonoid pada kromatografi lapis tipis berdasarkan perubahan warna pada bercak noda hasil totolan pada lempeng silica setelah diuapi amonia Golongan flavonoidPerubahan pigmen

Antosianinlembayung-biru

Flavon, flavonolKuning

Flavanonkuning muda

Kalkon, auronlembayung-merah

Flavanonolcoklat-jingga

Sumber: Robinson, 1995:209-212 16Pembuatan Insisi FlapHewan coba dianastesi injeksi intramuskular pada paha kaki belakang sebelah kiri dengan 24 ml/g ketamin dan dilakukan insisi pada gingiva pada hari ke-0. Insisi flap dilakukan pada gingiva anterior pada insisif sentralis mandibula tikus hingga mencapai mukoperiosteum. Untuk memfiksasi luka, maka dilakukan penjahitan pada sudut insisi.

Perlakuan pada Hewan Coba Setelah prosedur insisi gingiva, hewan coba dibagi menjadi dua kelompok dengan masing-masing kelompok ini terdiri dari 10 ekor hewan coba, yaitu; (a) kelompok I : sebagai kelompok kontrol yang diberi 1 mL aquadest per oral dan (b) kelompok II : sebagai kelompok perlakuan yang diberi ekstrak flavonoid propolis 0,09 g/kg BB/hari dalam 1 mL aquadest per oral.

Perlakuan per oral menggunakan sonde lambung pada hewan coba dilakukan hingga hari dekapitasi tikus. Dekapitasi tikus dilakukan pada hari ke-3 dan ke-7 menggunakan anastesi eter, kemudian dilakukan pengambilan jaringan gingiva rahang bawah dan difiksasi menggunakan larutan buffer formalin 10%. Pembuatan Preparat HistologisPembuatan preparat histologis dengan mengunakan teknik rutin (progressive) melalui tahapan proses fiksasi, dehidrasi, clearing, impregnasi dan embedding serta pengecatan jaringan menggunakan hematoxylin eosin.Pengamatan Proliferasi Fibroblas Gingiva (Fibroplasia)Pengamatan secara histotologis proliferasi fibroblas (fibroplasia) menggunakan parameter kuantitatif dengan menghitung jumlah sel fibroblas gingiva. Penghitungan jumlah sel fibroblas gingiva menggunakan lensa obyektif pada mikroskop binokuler menggunakan gratikule dengan pembesarannya 400x. Penghitungan sel fibroblas gingiva dilakukan pada 3 lapang pandang dan hasil rata-ratanya ditabulasi.Analisis Statistik Data ditabulasi dan dianalisis dengan uji independent t-test. Uji independent t-test dengan tingkat kemaknaan 95% (p