Upload
milyarni
View
213
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/26/2019 fuli pala
1/16
17
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman Pala
Botani pala
Pala (Myristica fragrans Houtt) adalah tanaman daerah tropis yang
memiliki 200 species dan seluruhnya tersebar di daerah tropis. Dalam keadaan
pertumbuhan yang normal, tanaman pala memiliki mahkota yang rindang, dengan
tinggi batang 10 - 18 m. Mahkota pohonnya meruncing ke atas, dengan bagian
paling atasnya agak bulat serta ditumbuhi daunan yang rapat. Daunnya berwarna
hijau mengkilat, panjangnya 5 - 15 cm, lebar 3 - 7 cm dengan panjang tangkai
daun 0,7 -1,5 cm (Departemen Pertanian, 1986).
Klasifikasi tanaman pala adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Magnolidae
Ordo : Magnoliales
Famili : Myristicaceae
Genus :Myristica
Spesies :Myristica fragransHoutt
Tanaman pala memiliki buah berbentuk bulat, berwarna hijau kekuning-
kuningan buah ini apabila masak terbelah dua. Garis tengah buah berkisar antara
3-9 cm, daging buahnya tebal dan asam rasanya. Biji berbentuk lonjong sampai
5Universitas Sumatera Utara
7/26/2019 fuli pala
2/16
18
bulat, panjangnya berkisar antara 1,5-4,5 cm dengan lebar 1-2,5 cm. Kulit biji
berwarna coklat dan mengkilat pada bagian luarnya. Kernel biji berwarna keputih-
putihan, sedangkan fulinya berwarna merah gelap dan kadang-kadang putih
kekuning-kuningan dan membungkus biji menyerupai jala (Departemen
Pertanian, 1986).
Penyebaran pala
Nama daerah pala di Indonesia untuk tanaman pala antara lain pala
(Aceh), falo (Nias), palo (Minangkabau), pahalo (Lampung), pala (Sunda), pala
bibinek (Madura), palang (Sangir), kuhipun (Buru), parang (Minahasa), gosora
(Halmahera, Tidore dan Ternate), sedangkan nama asing pala adalah nutmeg
(Made, 2009).
Tanaman pala berasal dari kepulauan rempah-rempah (Maluku) dan saat
ini telah tersebar ke seluruh daerah di Indonesia. Namun, pusat pembudidayaan
terletak hanya di dua kawasan Indonesia yaitu Pala Hindia Timur (East Indian
Nutmeg) dan kepulauan Pala Hindia Barat (West Indian Nutmeg). Aroma pala
Indonesia dianggap lebih sedap dibandingkan dengan Hindia bagian barat. Saat ini
penghasil pala di Indonesia ialah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sulawesi
Utara dan Sulawesi Selatan, Maluku dan Irian Jaya (Departemen Pertanian, 1986).
Pemanfaatan pala
Komoditas pala di Indonesia sebagian besar dihasilkan oleh perkebunan
rakyat (98%) yang jarang dipelihara. Luas pertanaman pala di Indonesia pada
tahun 1996 mencapai 60.735 ha, kemudian menurun menjadi 43.873 ha pada
tahun 2000 (Nurdjannah, 2007).
Universitas Sumatera Utara
7/26/2019 fuli pala
3/16
19
Hasil yang diambil dari pala diperdagangkan di pasaran dunia adalah biji,
fuli minyak atsiri dan daging buah yang digunakan untuk industri makanan di
dalam negeri. Industri makanan pengolahan daging buah pala antara lain adalah
sebagai: manisan pala, asinan pala, sirup, marmelade, selai pala, dodol serta
kristal daging buah pala (Nurdjannah, 2007).
Kandungan kimia dan khasiat buah pala
Daging buah pala sebenarnya mengandung beberapa nutrisi seperti lemak
dan protein nabati. Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Marzuki
dkk.(2008) menyebutkan bahwa ditemukan kandungan lemak serta protein dalam
daging buah pala. Selain itu pula, juga adanya pektin yang merupakan senyawa
fenolik yang dikeluarkan oleh buah dalam bentuk getah yang berwarna merah
kecokelatan.
Hampir semua orang mengenal buah pala. Biji buah pala sering digunakan
sebagai bumbu masakan. Olahan daging maupun masakan bersantan terasa lebih
harum dan lezat dengan menambahkan sedikit pala halus. Daging buahnya lain
lagi, aromanya yang harum dengan rasa sedikit asam menjadikan daging buah
pala cocok untuk bahan baku sirup maupun manisan. Menurut Sutomo (2006),
kebiasaan menggunakan pala sebagai bumbu masakan atau mengkonsumsi dalam
bentuk sirup dan manisan akan berdampak sangat baik bagi kesehatan, mengingat
buah dengan keharuman semerbak ini ternyata mempunyai banyak khasiat bagi
kesehatan. Kandungan kimia terkandung dapat mengatasi insomania, batuk
berlendir, membantu pencernaan, penghilang kejangotot dan lainnya.
Berdasarkan hasil riset penelitian yang dilakukan National Science and
Technology Authority, dalam bukunya Guidebook on the proper use of medicinal
Universitas Sumatera Utara
7/26/2019 fuli pala
4/16
20
plants. Buah pala mengandung senyawa-senyawa kimia yang bermanfaat untuk
kesehatan. Kulit dan daging buah pala misalnya, terkandung minyak atsiri dan zat
samak. Sedangkan fuli atau bunga pala mengandung minyak atsiri, zat samak dan
zat pati. Sedangkan dari bijinya sangat tinggi kandungan minyak atsiri, saponin,
miristisin, elemisi, enzim lipase, pektin, lemonena dan asam oleanolat.
Hampir semua bagian buah pala mengandung senyawa kimia yang bermanfaat
bagi kesehatan, diantaranya dapat membantu mengobati masuk angin, insomnia
(gangguan susah tidur), bersifat stomakik (memperlancar pencernaan dan
meningkatkan selera makan), karminatif (memperlancar buang angin), antiemetik
(mengatasi rasa mual mau muntah), nyeri haid serta rematik (Sutomo, 2006).
Aspek Potensi
Bahan baku
Ketika sebuah perusahaan memproduksi produk barang atau jasa, maka
perusahaan membutuhkan proses produksi (production process) atau serangkaian
pekerjaan dimana sumberdaya digunakan untuk memproduksi suatu barang atau
jasa. Proses tersebut menyebutkan kombinasi berbagai sumberdaya yang
dialokasikan untuk produksi, pembagian pekerjaan, dan urutan pekerjaan. Bahan
baku yang digunakan dalam proses produksi normalnya diubah oleh sumberdaya
manusia perusahaan menjadi suatu produk akhir. Proses produksi suatu barang
merupakan suatu gejala yang berkesinambungan maka arus bahan baku yang
mendukungnya juga harus mempunyai sifat yang sama. Oleh karena itu,
pembuatan sirup pala akan sangat bergantung pada buah pala serta
keberlangsungan ketersediaannya dalam memenuhi bahan baku produksi.
Universitas Sumatera Utara
7/26/2019 fuli pala
5/16
21
Produksi pala relatif stabil dan cenderung meningkat sejak tahun 1994
yang berkisar antara 20 ribu ton per tahun. Berdasarkan data Ditjen Perkebunan
(2006) produksi pala Indonesia dari tahun 2000 sampai 2005 berkisar antara
20.010 23.600 ton. Berdasarkan data tersebut juga disebutkan bahwa terlihat
adanya kecenderungan terjadinya peningkatan luas areal dan produksi pala setiap
tahunnya mulai dari 59,5 ribu ha menjadi 74,7 ribu ha. Peningkatan produksi buah
pala sendiri berkisar antara 3-5% per tahun. Dari luas areal pertanaman pala
tersebut sebagian besar (99%) berasal dari perkebunan rakyat, sedangkan sisanya
berasal dari perkebunan negara dan perkebunan swasta (Nurdjannah, 2007).
Berdasarkan ketersediaan potensi bahan baku, daerah-daerah yang
potensial untuk pengembangan usaha olahan makanan dari pala adalah daerah
penghasil pala utama di Indonesia, yakni Sulawesi Utara, Maluku, Nangroe Aceh
Darussalam, Papua, Sulawesi Selatan, Sumatra Barat dan Jawa Barat.
Produktivitas tanaman pala Indonesia terutama untuk perkebunan rakyat relatif
stabil dari tahun ke tahun dan ada kecenderungan meningkat sejak tahun 2000
tetapi masih jauh lebih rendah dibanding negara penghasil pala lainnya seperti
Grenada (Nurdjannah, 2007).
Selain itu juga, melihat kondisi saat sekarang ini, dimana hingga kini
kebutuhan pala dunia 76% berasal dari Indonesia, 20% oleh Grenada,dan
selebihnya Sri Langka, Trinidad dan Tobago Nilai ekspor cenderung meningkat
akibat kenaikan harga satuannya tetapi volumenya cenderung menurun. Harga
pala dunia berkaitan langsung dengan harga pala domestik di sentra-sentra
produksi. Hal ini disebabkan penetapan harga pala di tingkat petani mengacu pada
harga pala dunia (Bustaman, 2007).
Universitas Sumatera Utara
7/26/2019 fuli pala
6/16
22
Pada propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, buah pala dapat ditemukan di
kabupaten Aceh Selatan yang merupakan kabupaten penghasil pala terbesar di
propinsi tersebut. Selain itu pula, pala juga dapat ditemukan di Kabupaten
Bireuen, disamping hasil perkebunan lainnya seperti pinang, kelapa sawit, cokelat,
kelapa. Data jumlah potensi setiap komoditi dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1. Data Potensi Komoditi Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bireuen
Tahun 2006
No Komoditi Jumlah (ton/thn) Persentase (%)
1.
2.3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kelapa sawit
KelapaPinang
Cokelat
Karet
Kopi
Pala
Cengkeh
36.328
18.5854.263
2.472
585
461
153
91
57,7
29,56,8
3,9
0,9
0,7
0,2
0,1
62.938 100
Sumber: Badan Investasi dan Promosi Aceh (2009)
Pada data tabel di atas dapat dilihat bahwa komoditi pala menduduki peringkat ke
tujuh dengan jumlah 153 ton/tahun. Jumlah tersebut berasal dari hasil produksi
dengan luas tanam 243 ha. Peringkat tersebut berdasarkan pada jenis komoditi
utama perkebunan dan kehutanan di Kabupaten Bireuen pada tahun 2006.
Pasar
Menurut Suad dan Suwarsono (2000), untuk melakukan studi kelayakan,
terlebih dahulu perlu dilakukan aspek-aspek yang akan diteliti, salah satunya
adalah aspek pasar. Aspek pasar dan pemasaran meliputi:
1.
Permintaan, baik secara total ataupun diperinci menurut daerah, jenis
konsumen, perusahaan besar pemakai.
Universitas Sumatera Utara
7/26/2019 fuli pala
7/16
23
2. Penawaran, baik yang berasal dari dalam negeri maupun juga yang berasal
dari impor. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran ini, seperti jenis
barang yang bisa menyaingi.
3. Harga, dilakukan perbandingan dengan barang-barang impor, produksi
dalam negeri lainnya.
4. Program pemasaran, mencakup strategi pemasaran yang akan
dipergunakan.
5. Perkiraan penjualan yang bisa dicapai perusahaan, market shareyang bisa
dikuasai perusahaan.
Pengertian pemasaran menurut Phillip Kotler (1997) adalah suatu proses
sosial dan manajerial yang ada di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan
apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Sedangkan menurut
Stanton, pengertian pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-
kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan barang maupun jasa untuk memuaskan
kebutuhan baik kepada pembeli yang sudah ada maupun pembeli potensial.
Pemasaran pada dasarnya berfokus kepada aktivitas kompleks yang harus
menampilkan tujuan yang jelas dan pertukaran yang umum. Aktivitas ini
termasuk pembelian, penjualan, keuangan, penelitian pemasaran dan pengambilan
resiko. Dalam falsafah bisnis, konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan
kepuasan terhadap keinginan yang berorentasi kepada kebutuhan konsumen. Oleh
karena itu, konsep pemasaran yaitu pemuasan kebutuhan konsumen merupakan
syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Kotler, 1997).
Universitas Sumatera Utara
7/26/2019 fuli pala
8/16
24
Dalam hal pemasaran dikenal adanya distribusi. Saluran distribusi
merupakan saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang dari
produsen sampai ke konsumen. Menurut Irawan dkk (1996), distribusi juga
dikenal sebagai saluran distribusi atau perantara. Dalam praktiknya sistem
pemasaran dipengaruhi oleh faktor lingkungan baik dari luar maupun dari dalam
perusahaan sendiri. Pemasaran dari pelaku dan kekuatan di luar perusahaan dan
mempengaruhi kemampuan manajemen pemasaran dalam mengembangkan dan
mendapatkan transaksi yang berhasil dengan konsumen sasaran. Produk yang
akan dipasarkan merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses
terhadap barang atau jasa bagi para pelanggan. Tempat dimana produk tersedia
dalam saluran distriibusi dan outlet yang memungkinkan konsumen dengan
mudah memperoleh suatu produk.
Pada dasarnya tujuan akhir seorang pengusaha adalah membuat
keuntungan. Oleh karena itu, maka ia harus mampu menjual barang yang
dihasilkannya dengan harga yang lebih tinggi daripada biaya yang dikeluarkan.
Dalam hubungannya dengan masalah inilah, maka pasar menjadi relevan. Luas
pasar ditentukan tiga unsur, yaitu: jumlah penduduk, pendapatan per kapita dan
distribusi pendapatan. Disamping unsur tersebut, ada pula beberapa hal yang
mempengaruhi suatu pasar. Pertama adalah berkaitan dengan biaya angkutan,
dengan biaya angkutan yang cenderung makin rendah maka industri makin bebas
untuk menentukan lokasi. Keadaan ini mengakibatkan daerah perkotaan dengan
pasarnya yang luas makin menarik sebagai lokasi industri dan perusahaan. Pasar
mempengaruhi lokasi menyangkut tentang biaya distribusi. Lokasi yang kurang
Universitas Sumatera Utara
7/26/2019 fuli pala
9/16
25
tepat dapat menambah biaya distribusi yang tercermin dalam biaya yang relatif
cukup tinggi dibandingkan dengan biaya produksi (Djojodipuro, 1992).
Agroindustri Sirup Pala
Pengolahan pala sebagai salah satu komoditas kehutananan yang dapat
digolongkan dalam agroindustri. Pengembangan agroindustri terbukti mampu
meningkatkan pendapatan pelaku agribisnis, mampu menyerap tenaga kerja,
mampu meningkatkan perolehan devisa serta mampu mendorong munculnya
industri lain Terdapat empat kekuatan strategi agroindustri menurut Austin
(1992) dalam penelitian Syam (2006) yang dapat dijadikan motor penggerak
perekonomian suatu negara, yaitu sebagai berikut:
1.
Agroindustri merupakan pintu keluar bagi produk pertanian, artinya
produk pertanian memerlukan pengolahan sampai tingkat tertentu
sehingga meningkatkan nilai tambah.
2. Agroindustri merupakan penunjang utama sektor manufaktur, artinya
sumber daya pertanian sangat diperlukan pada tahap awal industrialisasi
dan agroindustri serta mempunyai kapasitas yang besar dalam
menciptakan lapangan kerja, meningkatkan produksi, dan pemasaran, serta
mengembangkan lembaga keuangan dan jasa.
3.
Agroindustri berperan dalam menciptakan devisa negara, artinya produk
pertanian mempunyai permintaan di pasar dunia baik dalam bentuk bahan
baku, setengah jadi, maupun produk jadi sehingga perlu pengolahan sesuai
dengan permintaan konsumen.
Universitas Sumatera Utara
7/26/2019 fuli pala
10/16
26
4. Agroindustri mempunyai dimensi nutrisi, artinya agroindustri dapat
menjadi pemasok kebutuhan gizi masyarakat dan pemenuhan kebutuhan
pangan nasional.
Disamping itu pula, agroindustri memiliki permasalahannya sendiri.
Permasalahan dalam pengembangan agroindustri adalah lemahnya keterkaitan
antarsubsistem di dalam agroindustri antara lain yaitu: distribusi dan penyediaan
faktor produksi, proses produksi pertanian, pengolahan dan pemasaran
(Soekartawi, 2000).
Analisis Kelayakan Proyek Investasi
Studi kelayakan usaha adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu
usaha/proyek dilaksanakan dengan berhasil. Pengertian keberhasilan ini mungkin
bisa ditafsirkan agak berbeda-beda. Ada yang mengartikan dalam artian yang
lebih terbatas, terutama digunakan oleh pihak swasta yang lebih berminat tentang
manfaat ekonomi suatu investasi, sedangkan bagi pihak pemerintah atau lembaga
non-profit, pengertian menguntungkan bisa dalam arti yang lebih relatif (Suad dan
Suwarsono, 2000).
Definisi proyek
Dalam hal ini pengertian proyek investasi yang digunakan adalah sebagai
suatu rencana untuk menginvestasikan sumber daya yang bisa dinilai secara cukup
independen. Proyek tersebut bisa merupakan proyek raksasa, bisa juga proyek
kecil. Karakteristik dasar dari suatu pengeluaran modal (atau proyek) adalah
bahwa proyek tersebut umumnya memerlukan pengeluaran saat ini untuk
memperoleh manfaat di masa yang akan datang. Pengeluaran modal tersebut
Universitas Sumatera Utara
7/26/2019 fuli pala
11/16
27
misalnya berbentuk pengeluaran untuk tanah, mesin, bangunan, penelitian dan
pengembangan (Suad dan Suwarsono, 2000).
Tujuan analisis finansial usaha menurut Kuswadi (2006) adalah untuk
memilih dari berbagai alternatif investasi yang ada mana yang paling
menguntungkan. Ditanam dalam usaha apapun, hasilnya harus lebih besar
daripada bunga deposito. Misalnya saja dengan memperbandingkan estimasi
aliran kas (arus kas) baik yang masuk (cash flow) maupun yang keluar (cash
outflow). Perbedaan antara arus kas masuk dan arus kas keluar ini disebut aliran
kas bersih (net cash flow), yang akan diperhitungkan dengan:
Kuantitas output yang disesuaikan dengan kemampuan menjual atau
penyerapan pasar yang disasarkan pada data statistik atau trend.
Harga jual produk.
Biaya operasi yang efisien, mencakup biaya bahan baku, proses perawatan,
air, karyawan serta biaya-biaya lainnya.
Jadi permasalahan yang timbul sehubungan dengan pemilihan alternatif
adalah bagaimana cara membandingkan biaya yang harus dikeluarkan pada saat
ini (investasi) dengan benefit yang akan diterima di masa yang akan datang.
Analisis finansial proyek
Analisis ekonomi suatu proyek tidak hanya memperhatikan manfaat yang
dinikmati dan pengorbanan yang ditanggung oleh perusahaan, tetapi oleh semua
pihak dalam perekonomian. Sedangkan analisis yang hanya membatasi manfaat
dan pengorbanan dari sudut pandang perusahaan disebut sebagai analisis
keuangan atau analisis finansial (Suad dan Suwarsono, 2000).
Universitas Sumatera Utara
7/26/2019 fuli pala
12/16
28
Analisis finansial berkenaan dengan masalah revenue earning(keuntungan
pendapatan) yang diperoleh suatu proyek. Hal ini berhubungan dengan persoalan
apakah proyek yang bersangkutan akan sanggup menjamin dana yang dibutuhkan
serta sanggup membayarnya kembali dan apakah proyek tersebut bisa menjamin
kelangsungan hidupnya secara finansial. Gittenger dan Adler (1993) menyebutkan
bahwa ada dua pertimbangan khusus yang perlu diperhatikan dalam suatu analisis
finansial. Pertama yaitu harus dilihat pengaruh finansial terhadap usaha pertanian
secara individu yaitu pendapatan keluarga yang cukup besar bagi petani dan
perangsang yang cukup kuat bagi para petani yang iku berpartisipasi. Kedua,
analisa finansial harus dihubungkan dengan hasil yang diperoleh untuk
kepentingan umum ataupun organisasi-organisasi komersil seperti koperasi
ataupun bank-bank.
Pemilihan suatu model agroindustri berbahan baku pala harus didasarkan
pada kemampuannya dalam menghasilkan nilai tambah. Menurut Austin (1981)
dalam penelitian Irene dkk (2006), nilai tambah yang dihasilkan ditentukan oleh
pasokan bahan baku, manajemen produksi, tingkat teknologi yang digunakan,
kelembagaan pasar, dan faktor lingkungan. Keterbatasan tekonologi yang dikuasai
pengusaha menyebabkan kapasitas produksinya terbatas, sehingga keuntungan
yang diterima produsen belum maksimal. Selain teknologi, kemampuan tenaga
kerja juga berpengaruh terhadap keberhasilan usaha agroindustri.
Analisis break even point (BEP)
Analisis break-even (titik impas) menentukan berapa volume penjualan
harus dicapai sebelum perusahaan berada pada kondisi impas (biaya totalnya sama
dengan pendapatan total) dan tidak ada keuntungan yang diperoleh. Model titik
Universitas Sumatera Utara
7/26/2019 fuli pala
13/16
29
impas tersebut khususnya mengamsumsikan suatu biaya tetap tertentu dan biaya
variabel rata-rata konstan. Saat perusahaan melebihi titik impas, kesenjangan
antara pendapatan total dan biaya total semakin melebar, karena kedua fungsi
diasumsikan menjadi linear, dengan formula:
Biaya tetap total .
Kontribusi biaya tetap
Kontribusi biaya tetap adalah harga dikurangi dengan biaya variabel rata-rata
(Lamb, et all., 2001).
Menurut Lamb, et all. (2001) keunggulan dari penggunaan analisis titik
impas (break-even) adalah bahwa itu mampu memberikan perkiraan yang cepat
tentang seberapa banyak produk yang harus dijual untuk impas dan berapa besar
keuntungan yang dapat diperoleh jika volume penjualan lebih tinggi diperoleh.
Jika perusahaan beroperasi mendekati titik impas ini, memungkinkannya untuk
dapat melihat apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi biaya atau
meningkatkan penjualan. Juga, dalam analisis titik impas yang sederhana, tidak
perlu menghitung biaya marjinal dan pendapatan marjinal, karena harga dan rata-
rata biaya per unit diasumsikan konstan. Selain itu juga karena data akuntansi
untuk biaya marjinal dan pendapatan biasanya tidak tersedia sehingga akan lebih
mudah jika tidak bergantung pada informasi data tersebut.
Masalah dalam titik impas adalah apakah pada harga pasar yang berlaku
terdapat cukup pasar untuk paling tidak menjual volume impas. Disamping itu
juga, analisis tersebut juga dipergunakan untuk mengetahui sejauh mana volume
impas tersebut didukung oleh bahan mentah yang tersedia. Bila pasar tidak cukup
luas untuk menampung jumlah impas yang diproduksi, maka pada dasarnya
proyek investasi ini tidak dapat diteruskan. Tentu saja jumlah investasi dapat
Kuantitas titik impas =
Universitas Sumatera Utara
7/26/2019 fuli pala
14/16
30
diturunkan (biaya tetap total harus turun) dan memperoleh volume impas yang
lebih kecil sehingga proyek dapat diteruskan. Selain itu pula, pada volume impas
pertama tersedianya bahan mentah dapat kurang mencukupi. Dalam hal ini, maka
perusahaan yang bersangkutan harus dapat mengusahakan untuk memperolehnya
dari tempat lain atau mengusahakannya sendiri (Djojodipuro, 1992).
Analisis nilai tambah
Pengertian nilai tambah adalah nilai produksi dikurangi dengan
pengeluaran barang antara. Nilai tambah juga dapat didefinisikan sebagai
penerimaan upah pekerja ditambah dengan keuntungan pemilik modal.
Penghitungan nilai tambah dapat diformulasikan sebagai berikut:
Nilai Tambah = Nilai Output Nilai Input
Hasil analisis tersebut dapat dipaparkan dalam bentuk deskripsi yang dilengkapi
dengan penghitungan kuantitatif nilai tambah dari kegiatan pengolahan dalam
rangka peningkatan nilai dan daya tahan produksi (Tarigan, 2006).
Ada dua cara untuk menghitung nilai tambah yaitu nilai tambah untuk
pengolahan dan nilai tambah untuk pemasaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi
nilai tambah untuk pengolahan dapat dikatagorikan menjadi dua yaitu faktor
teknis dan faktor pasar. Faktor teknis yang berpengaruh adalah kapasitas produksi,
jumlah bahan baku yang digunakan dan tenaga kerja. Sedangkan faktor pasar
yang berpengaruh adalah harga output, upah tenaga kerja, harga bahan baku dan
nilai input lain, selain bahan bakar dan tenaga kerja (Sudiyono, 2002).
Menurut Sudiyono (2002) besarnya nilai tambah karena proses pengolahan
didapat dari pengurangan biaya bahan baku dan input lainnya terhadap nilai
produk yang dihasilkan, tidak termasuk tenaga kerja. Dengan kata lain, nilai
Universitas Sumatera Utara
7/26/2019 fuli pala
15/16
31
tambah menggambarkan imbalan bagi tenga kerja, modal dan manajemen yang
dapat dinyatakan secara matematik sebagai berikut:
Nilai tambah = f (K, B, T, U, H, h, L)
Dimana
K = Kapasitas produksi
B = Bahan baku yang digunakan
T = Tenaga kerja yang digunakan
U = Upah tenaga kerja
H = Harga output
h = Harga bahan baku
L = Nilai input lainnya (nilai dan semua korbanan yang terjadi selama
proses perlakuan untuk menambah nilai)
Dengan mengetahui perkiraan nilai tambah pada suatu agroindustri maka akan
diharapkan berguna:
1. Bagi pelaku bisnis, dapat diketahui besarnya imbalan terhadap balas jasa dan
faktor-faktor produksi yang digunakan.
2. Menunjukkan besarnya kesempatan kerja yang ditambahkan karena kegiatan
menambah kegunaan.
Distribusi nilai tambah berhubungan dengan teknologi yang diterapkan
dalam proses pengolahan, kualitas tenaga kerja berupa keahlian dan keterampilan
serta kualitas bahan baku. Penerapan teknologi yang cenderung padat karya akan
memberikan proporsi bagian terhadap tenaga kerja yang lebih besar daripada
proporsi keuntungan bagi perusahaan. Sebaliknya, jika yang diterapkan
Universitas Sumatera Utara
7/26/2019 fuli pala
16/16
32
tekonologi padat modal maka besarnya proporsi bagian perusahaan lebih besar
daripada proporsi bagian tenaga kerja (Sudiyono, 2002).
Kondisi Umum Kabupaten Bireuen
Kabupaten Bireuen adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam. Menurut situs resmi Pemkab Kabupaten Bireuen
(2011), kabupaten ini menjadi kabupaten otonom sejak tahun 2000 sebagai hasil
pemekaran dari Kabupaten Aceh Utara. Kabupaten Bireuen juga terkenal dengan
julukan sebagai kota juang. Kabupaten Bireuen terletak pada 454 521LU
dan 9620 9721 BT. Luas kabupaten ini adalah + 1.901,121 Km2 atau
190,121 Ha dan memiliki 17 kecamatan. Batas-batas wilayahnya yaitu:
Sebelah utara : Selat Malaka
Sebelah selatan : Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Pidie
Sebelah barat : Kabupaten Pidie
Sebelah timur : Kabupaten Aceh Utara.