fr coles

Embed Size (px)

Citation preview

Jumat, 11 Februari 2011FRAKTURA. Definisi FrakturFraktur adalah kontinuitas jaringan tulang, tulang rawan epifisis atau tulang rawan sendi yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa dan biasanya disertai cidera jaringan.Fraktur dapat dibagi menjadi :1. Fraktur tertutup ( closed ), bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar.2. Fraktur terbuka ( open/compound ), bila terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar karena adanya perlukaan.Bedasarkan garis fraktur dibedakan menjadi :1. Fraktur komplit, bila garis patah melalui seluruh penampang atau melalui kedua korteks tulang.2. Fraktur inkomplit, bila garis patah tidak melalui seluruh penampang tulang.Bedasarkan jumlah garis fraktur, dibedakan menjadi :1. Simple fraktur, bila hanya ada satu garis patah.2. Communitive fraktur, bila fraktur lebih dari satu dan tidak saling berhubungan, misalnya fraktur 1/3 distal dan 1/3 proksimal.

B. EtiologiEtiologi patah tulang menurut Barbara C. Long adalah1. Fraktur akibat peristiwa traumaJika kekuatan langsung mengenai tulang maka dapat terjadi patah pada tempat yang terkena, hal ini juga mengakibatkan kerusakan pada jaringan lunak disekitarnya. Jika kekuatan tidak langsung mengenai tulang maka dapat terjadi fraktur pada tempat yang jauh dari tempat yang terkena dan kerusakan jaringan lunak ditempat fraktur mungkin tidak ada.Fraktur dapat disebabkan oleh trauma, antara lain :a. Trauma langsungBila fraktur terjadi ditempat dimana bagian tersebut terdapat ruda paksa, misalnya : benturan atau pukulan pada tulang yang mengakibatkan fraktur.b. Trauma tidak langsungMisalnya pasien jatuh dengan lengan dalam keadaan ekstensi, dapat terjadi fraktur pada pergelangan tangan, suprakondiskuler, klavikula.

c. Trauma ringanDapat menyebabkan fraktur bila tulang itu sendiri sudah rapuh.Selain itu fraktur juga disebabkan olehkarena metastase dari tumor, infeksi, osteoporosis, atau karena tarikan spontan otot yang kuat.2. Fraktur akibat kecelakaan atau tekananTulang jika bisa mengalami otot-otot yang berada disekitar tulang tersebut tidak mampu mengabsobsi energi atau kekuatan yang menimapnya.3. Fraktur PatologisAdalah suatu fraktur yang secara primer terjadi karena adanya proses pelemahan tulang akibat suatu proses penyakit atau kanker yang bermetastase atau ostepororsis.

C. patofisiologiBarbara C. Long menguraikan bahwa ketika tulang patah, periosteum dan pembuluh darah di bagian korteks, sumsum tulang dan jaringan lunak didekatnya (otot) cidera pembuluh darah ini merupakan keadaan derajat yang memerlukan pembedahan segera sebab dapat menimbulkan syok hipovolemik. Pendarahan yang terakumulasi menimbulkan pembengkakan jaringan sekitar daerah cidera yang apabila ditekan atau digerakkan dapat timbul rasa nyeri yang hebat yang mengakibatkan syok neurogenik.Sedangkan kerusakan pada system persarafan, akan menimbulkan kehilangan sensasi yang dapat berakibat paralysis yang menetap pada fraktur juga terjadi keterbatasan gerak oleh karena fungsi pada daerah yang cidera.Kerusakan pada kulit dan jaringan lainnya dapat timbul oleh karena trauma atau mecuatnya fragmen tulang yang patah. Apabila kulit robek an luka memiliki hubungan dengan tulang yang patah maka dapat mengakibatkan kontaminasi sehingga resiko infeksi akan sangat besar.

D. Tanda dan GejalaTanda dan gejala dari fraktur antara lain nyeri, hilangnya fungsi, deformitas, pemendekan ekstremitas, krepitasi, pembengkakan lokal dan perubahan warna.1. Nyeri terus menerus dan bertanbah beratnya sampai fragmen tulang diimobilisasi. Spasme tulang yang menyertai fraktur untuk meminimalkan gerakan antara fragmen tulang.2. Setelah terjadi fraktur, bagian-bagian tidak dapat digunakan dan cenderung bergerak secara alamiah (gerakan luar biasa), bukan tetap rigid seperti normalnya.Pergeseran frakmen pada fraktur lengan atau tungkai menyebabkan deformitas (terlahat maupun teraba). Ekstremitas yang bisa diketaui dengan membandingkan dengan ekstremitas normal.3. Pada fraktur panjang, terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat di atas dan di bawah tempat fraktur. Frakmen sering saling melengkapi satu sama lain sampai 2,5 5 cm (1 2).4. Saat ekstremitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya derki tulang yang dinamakan krepitasi/krepitus yang teraba akibat gesekan antara frakmen satu dengan yang lain.5. Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi akibat trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini baru terjadi setelah beberapa jam atau hari setelah cidera.Tidak semua tanda dan gejala tersebut terdapat pada setiap fraktur. Kebanyakan justru tidak ada pada fraktur linier atau fraktur impaksi (permukaan patahan saling terdesak satu sama lain)

E. PhatwayLangsung Trauma tidak langsung

Terbuka Fraktur Tertutup

Luka Perubahan fisik

Gangguan body imageHematomaFiksasi Resti infeksi Perdarahan Depresi syaraf Resiko tinggi

Interna Eksterna Nyeri Integritas jaringan

Plat/pen Traksi Hospitalisasi

Kurang merawat diri Bedrest Kurang pengetauanCemaspenekanan satu sisi

Gangguan mobilitas fisikF. Klasifikasi Fraktur1. Fraktur radius ulnaPada ulna dan radius sangat penting gerakan-gerakan pronasi dan supinasi. Untuk mengatur gerakan ini diperlukan otot-otot supinator, pronator teres dan pronatur quadratus. Yang bergerak supinasi-pronasi (rotasi) adalah radius.a) Gejala-GejalaPatah radius ulna mudah dilihat, adanya deformitas di daerah yang patah, bengkak, angulasi, rotasi, (pronasi atau supinasi), perpendekan.b) RadiologiAP/LAT ditentukan garis patahnya serta dislokasinya.c) PengobatanDilakukan reposisi tertutup, prinsipnya dengan melakukan traksi earah distal dan mengembalikan posisi tangan yang sudah berudah akibat rotasi. Untuk menempatkan tangan dalam arah yang benar harus dilihat letak garis patahnya. Kaluau letak patahnya 1/3 proksimal, posisi fragment proksimal selalu dalam posisi supinasi karena kerja otot-otot supinator . Maka untuk mendapatkan kegarisan yang baik fragment distal diletakkan dalam posisi supinasi. Setelah ditentukan kedudukannya baru dilakukan imobilisasi dengan gips sirkular diatas siku. Gips dipertahankan 6 minggu. Kalau hasil resposisi tertutup baik, dilakukan tindakan operasi (open reposisi) dengan pemasangan internal fiksasi dengan plate-screw (AO).d) KomplikasiDapat terjadi delay ed union, non union, mal union.

2. Faktur radius kepalaBiasanya terjadi pada penderita mudaa) ManifestasiBiasanya jatuh dalam posisi siku dalam keadaan ekstensi penuh dan ada gaya abduksi yang kuat (valgus).Akibatnya terjadi benturan yang kuat antara permukaan concane kapitulum humeri dengan bagian concave dari kepala radius. Kedua kartilage tersebut biasanya patah, tetapi kerusakan selalu pada kepala radius. Patah kepala radius bisa terjadi bebera fragment.b) GejalaDapat diraba adanya pembengkakan siku karena haemarthrosis, rasa sakit yang progresif, gerakan pronasi dan supinasi terbatas karena sakit, nyeri tekan di daerah kepala radius.c) RadiologiAP/LAT pada patah kepala radius comminutive cukup jelas terlihat, Pada patah jenis undiplaced AP/LAT kadang-kadang susah terlihat, perlu ditambah posisi supinasi dan pronasi.d) PenanggulanganFraktur kepala radius tanpa dislokasi dimana bentuk tulang rawan sendi masih baik, cukup ditolong dengan imobilasi.Dalam hal imobilisasi cukup dengan mempertahankan siku yang sakit, memakai sling (digendong) dengan mitella (kain segitiga). Imobilisasi dipertahankan cukup dengan 2 minggu. Selama dalam gendongan, tangan masih diperbolehkan melakukan gerakan pronasi dan supinasi.e) KomplikasiTerjadi artheitis post traumatika.

3. Fraktur sendi sikua) ManifestasiLuka luas yang berkeping-keping, patah tulang yang membentuk sendi siku yakni humerus, ulna dan radius disertai dengan dislokasi sendi siku.b) RadiolagiAT/LAT sendi siku.c) PenanggulanganKalau frakturnya tertutup dapat dicoba dulu dengan melakukan reposisi tertutup, kemudian dilakukan imobilisasi dengan gips sirkuler. Tapi umumnya hasil reposisi tertutup kurang baik, perlu dilakukan reposisi terbuka dan dipasang fiksasi interna dengan plate-screw. Kalau lukanya terbuka dilakukan debridement dengan dilakukan fiksasi luar.d) Komplikasi Kekatan sendi Osteomielitis Kerusakan n.radialis, medianus dan ulnaris. Non union. Mal union.4. Fraktur supra kondilerhumeriBentuk tulang pada humerus 1/3 distal, terutama pada suprakondiler humerus berlainan anatominya. Di daerah ini terdapat titik lemah, dimana tulang humerus menjadi pipih disebabnkan adanya fossa olecranon di bagian posterior dab fossa coronoid di bagian anterior.a) Manifestasi traumaAda 2 mekanisme terjadinya mekanisme patah tulang yang menyebabkan 2 macam tipe patah suprakondiler yang terjadi : Tipe ekstensi. Trauma terjadi jika siku dalam posisi hiperekstensi, lengao bawah dalam posisi supinasi. Hal ini akan menyebabkan patah pada suprakondikuler. Tipe fleksi. Trauma terjadi ketika posisi siku dalam fleksi (40), sedang lengan bawah dalam posisi pronasi.b) Gejala klinisPada tipe ekstensi posisi siku dalan keadaan ekstensi. Daerah siku tampak pembengkakan kadang pembengkakan hebat sekali, kalau pembengkakan tak hebat dapat teraba ujung fragment humerus bagian proksimal, ditambah nyeri gerak, nyeri tekan. Pemeriksaan penunjang dengan radiolagi proyeksi AP/LAT, jelas dapat dilihat tipe ekstensi atau fleksi.c) PenaggulanganKalau pembengkakan tak hebat dapat dilakukan reposisi dalam narkose umum. Penderita tidur terlentang, siku dalam posisi ekstensi penolong menukuk bagian distal, sedang assisten menahan bagian proksimal. Dalm posisi fleksi maksimal ini dilakukan immobilisasi dengan gips spal.5. Fraktur humerusa) GejalaDitemukan functio lasea lengan atas yang cidera, untuk menggunakan siku harus dibantu oleh tangan yang sehat. Dengan sendirinya tanda-anda patah tulang yang jelas ditemukan. Pada pemeriksaan neurologis harus di periksa n. radialis sering mengalami cidera dapat berupa neuro prasia, axonotmesis atau neurotmesis.b) Pemeriksaan radiologiSebulum pembuatan foto, lengan penderita dilakukan pemasangan bidai terlebih dahulu. Proyeksi foto AT/ALT.c) PenanggulanganFraktur humerus ini sangat baik daya penyembuhan tulangnya. dilakukan pemasangan berupa U. slap.imobilisasi dilakukan selama 6 minggu.6. Fraktur klavikulaa) GejalaSakit disekitar daerah klavikula. Pundak yang cidera tampak lebih rendah dibanding yang normal.b) Pemeriksaan penunjangDengan X-ray, foto proyeksi AP.c) PenanggulanganUmumnya dengan tindakan konservatif aklan memberikan hasil yang baik. Immobilisasi dipakai pembalut bentuk angka 8 (8 figure bandage).d) KomplikasiDapat berupa terjadi robeknya a. subclavicula, ruptur pleksus brachialis, non union, delayed union. Kalau terjadi komplikasi tersebut diatas diperlukan open reduksi dan internal fiksasi.7. Fraktur skapulaa) GejalaRasa sakit di daerah skapula, tampak bengkak, kulit acchymosis. Pada palpasi dapat diraba adanya kalpitasi.b) Pemeriksaan penunjangDengan X-ray, proyeksi AP thorak.c) PenanggulanganUmumnya dengan tindakan konservatif aka sembuh dengan baik. Lengan diimobillisasi dengan memakai sling selama 2-3 minggu..

8. Fraktur batang femura) Manifestasi traumaDaerah tulang-tulang ini sering mengalami patah. Biasanya terjadi karena trauma langsung akibat kecelakaan dikota-kota besar atau jatuh dari ketinggian. Kebanyakan dialami oleh penderita laki-laki dawasa. Patah pada daerah ini dapat menimbulkan pandarahan yang banyak, mengakibatkan penderita jatuh dalam shock.b) RadiologiCukup dengan 2 proyeksi AP dan LAT. Dalam pembuatan foto harus mencakup 2 sendi panggul dan lutut.c) PenanggulanganPada fraktur femur tertutup, untuk sementara dilakukan skin traksi dengan metode Buck extension. atau dilakukan dengan pemakaian Thomas spint, tungkai di traksi dalam keadaan ekstensi. Tujuan skin traksi untuk mengurangi rasa sakit dan mencegah kerusakan yang lebih lanjut jaringan lunak sekitar daerah yang patah. Setelah dilakukan traksi kulit dapat dipilih pengobatan nono operatif atau operatif.9. Fraktur patellaa) ManifestasiDapat disebabkan karena trauma langsung atau tidak langsung. Trauma tak langsung disebabkan karena adanya tarikan yang sangat kuat dari otot yang membentuk muskulotendineus melekat pada patella. Hal ini sering disertai pada penderita yang jatuh dimana tungkai bawah menyentuh tanah terlebih dahulu dan otot quadricep kontraksi secara keras, untuk mempertahankan kesetabilan lutut.b) GejalaPada lutut ditemukan pembengkakan disebabkan haemathrosis. Pada pemeriksaan ditemukan patella menggambang. Penderita tidak dapat melakukan ekstensi lutut. Hal ini biasanya terjadi pada trauma dimana patahnya transversal dan quadricep expansion tidak ikut robek.c) RadiologiDilakukan proyeksi sky-line view untuk memeriksa adanya fraktur patella incomplite.d) PenanggulanganNon operatif Untuk fraktur patella yang undisplaced. Bila terjadi haemorthrosis dilakukan fungsi terlebih dahulu. Kemudian dilakukan immobilisasi dengan pemasangan gips dari pangkal paha sampai pergelangan kaki. Posisi lutut dalam fleksi.10. Fraktur proksimal tibiaa) Manifestasi traumaBiasanya terjadi trauma langsung dari samping lutut, dimana kakinya masih terfiksir ditanah. Gaya dari samping ini menyebabka lutut terdorong sangat kuat kearah valgus.b) GejalaLutut yang cidera membengkak dan disertai rasa sakit. kadang-kadang ditemukan deformitas.Gerak lutut terbatas karena rasa sakit.c) RadiologiCukup dengan membuat 2 proyeksi anteroposterior dan lateral. Dari gambar radiologi dapat ditentukan tipa patahnya.d) PenanggulanganTerdiri dari operatif dan non operatif.e) Komplikasi Kekakuan sendi lutut. Laesi dari n.poplitea. Arthritispost traumatika.11. Fraktur tibia dan fibulaa) Manifestasi Trauma langsung : Akibat kecelakaan lalu lintas atau jatuh dari ketinggian lebih dari 4 cm. Fraktur yang terjadi biasanya fraktur terbuka. Trauma tidak langsung : Diakibatkan oleh gaya gerak diri sendiri.b) GejalaDaerah yang patah tampak bengkak, tampak deformitas angulasiditemukan nyeri gerak nyeri tekan ppada daerah yang patah.c) RadiologiUmumnya dibuat 2 proyeksi anterior posterior dan lateal.d) PenanggulanganFraktur tertutup dilakukan reposisi tertutup dan dilakukan immobillisasi dengan gips.e) Komplikasi Compartment syndrome. Komplikasi ini biasanya terjadi pada fraktur proksimal tibia tertutup.12. Fraktur pergelangan kakia) ManifestasiApabila terjadi gaya abduksi maka akan terjadi doronga yang mendorong malleolus lateral. Hal ini akan menyebabkan fraktur dari malleolus lateral setinggi permukaan diatasnya. Gaya adduksi akan mendorong tulang telius pada malleolus mediallis dapat menyebabkan fraktur malleolus medialis diatas permukaan sendi.b) GejalaPada fraktur pergelangan kaki penderita akan mengeluh sakit sekali dan tak dapat berjalan. Didaerah pergelangan kaki sangat bengkak. Bila terjadi fraktur kedua malleolus akan jelas ternyata deformitas.c) PenanggulanganDapat dicoba dengan reposisi tertutupBila berhahasil baik dipertahankan dengan immobilisasi gips dibawah lutut selama 8 minggu.13. Fraktur talusa) ManifestasiBisa disebabkan trauma yang tak langsung, hal ini terjadi pada penderita sewaktu mengendarai mobil dan mengalami kecelakaan dengan mendadak dan sekuat tenaga mendadak menginjak rem. Pasisi kaki secara mendadak dalam posisi heperdoksofleksi, hal ini menyebabkan fraktur leher talus.b) Pemeriksaan fisikMengalami kecelakaan berat atau jatuh dari ketinggian. Terasa sakit sekali pada daerah pergelangan kaki dan kaki. Daerah pergelangan kaki dan kaki membengkak.c) RadiologiProteksi anterioposterior dan obliqus untuk melihat daerah korpus talus. Proyeksi lateral untuk melihat daerah leher dan kepala talus.d) PenanggulanganDilakukan imobilisasi dengan gips sirkuler dibawah lutut. Gips dipertahankan 3 bulan sampai terjadi union.e) Komplikasi Inteksi, Malunion Avaskuler nekrosis Dalayed union Arthitis post traumatica14. Fraktur metatarsala) ManifestasiTrauma langsung, karena kejatuhan barang yang cukup berat, atau karena trauma tak langsung, hal ini terjadi sewaktu kaki menginjak tanah dengan kuat secara tiba-tiba badan melakukan gerakan memutar.b) Pemeriksaan fisikPenderita mengeluh sakit didaerah pedis. Tampak pembengkakan dan ekhymosis. Pada palpasi didapatkan nyeri tekan krepitasi dan nyri sumbu.c) RadiologiProyeksi anteroposterior, proyeksi oblique, proyeksi lateral.d) PenanggulanganBila fragme fraktur tak mengalami dislokasi dilakukan imobilisasi dengan pemasangan gips sirkuler, dipertahankan sampai 4-6 minggu.15. Fraktur jari-jari tanganAda 3 macam fraktur yang khas :a) Basseball finger Manifestasi : Pasien tidak dapat melakukan gerakan ekstensi ekstensi penuh pada ujung distal falang. Ujunh distal falanh selalu dalam posisi fleksi pada sendi interfalang distal dan terdapat hematoma pada dorsum sendi tersebut. Penatalaksanaan : Dilakukan imobilisasi demgan gips atau metal spinting dengan posisi ujung jari hiperekstensi pada sendi intrafalang distal sedangan sendi interfalang proksimal dalam posisi sedikit fleksi.b) Boxer fracture Penatalaksanan : Reposisi tertutup dengan cara membuat sendi metakarpofalangeal dan interfalang proksimal dalam keadaan fleksi 90, kaput metakarpal V didorong kearah dorsal, lalu imobilisasi dengan gips selama 3 minggu.c) Fraktur bennet Manifestasi : Tampak pembengkakan didaerah karpometakarpal (CMC) I, nyeri tekan dan sakit ketika digerakkan. Penatalaksanaan :Dilakukan reposisi tertutup dengan cara melakukan ekstensi dan abduksi dari jari ibu tangan, lalu diimobilisasi.16. Fraktur antebrakial distalAda 4 macam fraktur yang khas :a) Fraktur colles Manifestasi : Fraktur metafisis distal radius dengan jarak 2,5 cm dari permukaan sendi distal radius. Penatalaksanaan : Diperlukan imobilisasi pemasangan gips sirkuler dibawah siku selama 4 minggu.b) Fraktur smits Manifestasi klinis : Penonjolan dorsal fragmen prosimal, fragmen distal disisi volar pergelangan, dan deviasi tangan ke radial. Penatalaksanaan : Dilakukan dengan reposisi dengan posisi tangan diletakkan dalam posisi dorsofleksi ringn, deviasi ulnar, dn supinasi maksimal. Lalu di immobilisasi dengan gips di atas siku selama 4-6 minggu.c) Fraktur galaazzi Manifestasi : Tampaf tangan dibagian distal dalam posisi angulasi ke dorsal. Dalam pergelangan tangan dapat diraba tonjolan ujumg distal ulna. Penatalaksanaan : Dilakukan reposisi dengan imobilisasi dengan gips diatas siku, posisi netral untuk dislokasi radius ulna distal, deviasi ulnar, dan fleksi.d) Fraktur montegea Manifestasi klinis : Terdapat 2 tipe tipe ekstensi dan tipe fleksi. pada tipe ekstensi gaya yang terjadi mendorong ulna kearah hiperekstensi dan pronasi. Sedangkan pada tipe fleksi gaya mendorong dari depan kearah fleksi kearah fleksi yang menyebabakan fragmen ulna mengadakan angulasi ke posterior. Penatalaksanaan : Dilakukan reposisi tertutup.17. Fratur krurisa) ManifestasiGejala yang tampak adanya deformitas angulasi. Daerah yang patah tampak bengkak, juga ditenukan nyeri gerak dan nyeri tekan.b) PenatalaksanaanPada fraktur tertutup dilakukan reposisi tertutup dan imobilisasi dengan gips.18. Fraktur kompresi tulang belakanga) ManifestasiPada daerah fraktur biasanya didapatkan rasa sakit bila digerakkan dan adanya spasme otot paravertebrata. Bila kepala ditekan kebawah terasa nyeri. Perlu diperiksa keadaan neurologis serta kemampuan miksi an defikasi.b) Penatalaksanaan Istirahat ditempat tidur, terlentang dengan dasar keras dan posisi miring ke kiri dan ke kanan untuk mencegas dekubitus selama 2 minggu. Bila sakit diberikan analgetik. Pada fraktur yang stabil dilanjutkan imobilisasi, belajar duduk, jalan, memakai brace.G. Penatalaksanaan1. Reposisi, mengembalikan allgment dapat dicapai dengan manipulasi tertutup atau operasi terbuka.2. Immobilisasi, mempertahankan posisi dengana. Fiksasi eksterna (gips dan traksi)b. Fiksasi interna (orif), dengan lempeng logam (plate) dan nail yang melintang pada cavum medularis tulang.3. Rehabilitasi mengembalikan fungsi normal bagian yang cidera.http://makalahperawat.blogspot.com/2011/02/fraktur.html

http://blogger-ver.blogspot.com/2013/04/fraktur-klavikula_23.htmlBAB IPENDAHULUAN

1.1Latar BelakangTulang merupakan alat penopang dan sebagai pelindung pada tubuh. Tanpa tulang tubuh tidak akan tegak berdiri. Fungsi tulang dapat diklasifikasikan sebagai aspek mekanikal maupun aspek fisiologikal.Dari aspek mekanikal, tulang membina rangka tubuh badan dan memberikan sokongan yang kokoh terhadap tubuh.Sedangkan dari dari aspek fisiologikal tulang melindungi organ-organ dalam seperti jantung, paru-paru dan lainnya.Tulang juga menghasilkan sel darah merah, sel darah putih danplasma.Selain itu tulang sebagai tempat penyimpanan kalsium, fosfat, dan garam magnesium.Namun karena tulang bersifat relatif rapuh, pada keadaan tertentu tulang dapat mengalami patah, sehingga menyebabkan gangguan fungsi tulang terutama pada pergerakan.

1.2Rumusan Masalah.1.Apa pengertian dari fraktur?2.Apa pengertian klavikula?3.Apa gejala dari fraktur klavikula?4.Apa pengertian dari fraktur humerus?5.Apa gejala dari fraktur humerus?6.Apa pengertian dari frakturfemoralis?7.Apa gejala dari fraktur femoralis?

1.3Tujuan2.Untuk mengetahui pengertian dari fraktur3.Untuk mengetahui pengertianklavikula4.Untuk mengetahui gejala dari fraktur klavikula5.Untuk mengetahui pengertian dari fraktur humerus6.Untuk mengetahui gejala dari fraktur humerus7.Untuk mengetahui pengertian dari fraktur femoralis8.Untuk mengetahui gejala dari fraktur femoralis

BAB IIPEMBAHASAN

2.1FrakturA.PengertianFraktur adalah terputusnya hubungan atau kontinuitas tulang karenastresspada tulang yang berlebihan(Luckmann and Sorensens, 1993 : 1915)Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan olehtraumaatau tenaga fisik kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang itu sendiri, dan jaringan lunak disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap. (Price andWilson, 1995 : 1183)Fraktur menurut Rasjad (1998 : 338) adalah hilangnya konstinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang rawan epifisis, baik yang bersifattotalmaupun yang parsial.Frakturadalah retaknya tulang, biasanya disertai dengan cedera di jaringan sekitarnya.Kebanyakan fraktur disebabkan oleh trauma dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada tulang, baik berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung.

B.EtiologiPenyebab fraktur diantaranya :a.Trauma1)Trauma langsung : Benturan pada tulang mengakibatkan ditempat tersebut.2)Trauma tidak langsung : Titik tumpu benturan dengan terjadinya fraktur berjauhan.

b.Fraktur PatologisFraktur disebabkan karena proses penyakit seperti osteoporosis,kankertulang dan lain-lain.c.DegenerasiTerjadi kemunduran patologis dari jaringan itu sendiri : usia lanjutd.SpontanTerjadi tarikan otot yang sangat kuat seperti olah raga.

C. Manifestasi Klinisa.Nyeri lokalb.Pembengkakanc.Eritemad.Peningkatan suhue.Pergerakan abnormal

D.Klasifikasi / Jenis.a)Fraktur komplet : Fraktur / patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya mengalami pergeseran dari posisi normal.b)Fraktur tidak komplet : Fraktur / patah yang hanya terjadi pada sebagian dari garis tengah tulang.c)Fraktur tertutup : Fraktur yang tidak menyebabkan robeknya kulit, jadi fragmen frakturnya tidak menembus jaringan kulit.d)Fraktur terbuka : Fraktur yang disertai kerusakan kulit pada tempat fraktur (Fragmen frakturnya menembus kulit), dimana bakteri dari luar bisa menimbulkan infeksi pada tempat fraktur (terkontaminasi oleh benda asing)1)Grade I : Luka bersih, panjang2)Grade II : Luka lebih besar / luas tanpa kerusakan jaringan lunak yang ekstensif3)Grade III : Sangat terkontaminasi dan mengalami kerusakan jaringan lunak yang ekstensif, merupakan yang paling berat.e)Jenis khusus fraktur1)Greenstick : Fraktur dimana salah satu sisi tulang patah, sedang sisi lainnya membengkok.2)Tranversal : Fraktur sepanjang garis tengah tulang.3)Oblik : Fraktur membentuk sudut dengan garis tengah tulang.4)Spiral : Fraktur memuntir seputar batang tulang5)Kominutif : Fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa fragmen6)Depresi : Fraktur dengan fragmen patahan terdorong kedalam (sering terjadi pada tulang tengkorak dan tulang wajah)7)Kompresi : Fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada tulang belakang)8)Patologik : Fraktur yang terjadi pada daerah tulang berpenyakit (kista tulang, penyakit pegel, tumor)9)Avulsi : Tertariknya fragmen tulang oleh ligament atau tendon pada perlekatannya10) Epifiseal : Fraktur melalui epifisis11) Impaksi : Fraktur dimana fragmen tulang terdorong ke fragmen tulang lainnya.

E.Proses Penyembuhan Tulanga.Stadium Pembentukan HematomaHematoma terbentuk dari darah yang mengalir dari pembuluh darah yang rusak, hematoma dibungkus jaringan lunak sekitar (periostcum dan otot) terjadi 1 2 x 24 jam.b.Stadium ProliferasiSel-sel berproliferasi dari lapisan dalam periostcum, disekitar lokasi fraktur sel-sel ini menjadi precursor osteoblast dan aktif tumbuh kearah fragmen tulang.Proliferasi juga terjadi dijaringan sumsum tulang, terjadi setelah hari kedua kecelakaan terjadi.c.Stadium Pembentukan KallusOsteoblast membentuk tulang lunak / kallus memberikan regiditas pada fraktur, massa kalus terlihat pada x-ray yang menunjukkan fraktur telah menyatu. Terjadi setelah 6 10 hari setelah kecelakaan terjadi.d.Stadium KonsolidasiKallus mengeras dan terjadi proses konsolidasi, fraktur teraba telah menyatu, secara bertahap-tahap menjadi tulang matur. Terjadi pada minggu ke 3 10 setelah kecelakaan.e.Stadium RemodellingLapisan bulbous mengelilingi tulang khususnya pada kondisi lokasi eks fraktur.Tulang yang berlebihan dibuang oleh osteoklas.Terjadi pada 6 -8 bulan.

F.Konsep Dasar Penanganan FakturAda empat konsep dasar dalam menangani fraktur, yaitu :a.RekognisiRekognisi dilakukan dalam hal diagnosis dan penilaian fraktur.Prinsipnya adalah mengetahui riwayat kecelakaan, derajat keparahannya, jenis kekuatan yang berperan dan deskripsi tentang peristiwa yang terjadi oleh penderita sendiri.b.ReduksiReduksi adalah usaha / tindakan manipulasi fragmen-fragmen seperti letak asalnya. Tindakan ini dapat dilaksanakan secara efektif di dalam ruang gawat darurat atau ruang bidai gips. Untuk mengurangi nyeri selama tindakan, penderita dapat diberi narkotika IV, sedative atau blok saraf lokal.c.RetensiSetelah fraktur direduksi, fragmen tulang harus dimobilisasi atau dipertahankan dalam posisi dan kesejajaran yang benar sampai terjadi penyatuan.Immobilisasi dapat dilakukan dengan fiksasi eksterna atau interna. Metode fiksasi eksterna meliputi gips, bidai, traksi dan teknik fiksator eksterna.d.RehabilitasiMerupakan proses mengembalikan ke fungsi dan struktur semula dengan cara melakukan ROM aktif dan pasif seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan klien. Latihan isometric dan setting otot.Diusahakan untuk meminimalkan atrofi disuse dan meningkatkan peredaran darah.G. KomplikasiKomplikasi fraktur dapat dibagi menjadi :a.Komplikasi Dini1)Nekrosis kulit2)Osteomielitis3)Kompartement sindrom4)Emboli lemak5)Tetanus

b.Komplikasi Lanjut1)Kelakuan sendi2)Penyembuhan fraktur yang abnormal : delayed union, mal union dan non union.3)Osteomielitis kronis4)Osteoporosis pasca trauma5)Ruptur tendon

2.2Fraktur KlavikulaA.PengertianKlavikula merupakan tulang yang berbentuk huruf S, bagian medial melengkung lebih besar dan menuju ke anterior.Lengkungan bagian lateral lebih kecil dan menghadap ke posterior. Ujung medial clavicula disebut extremitas sternalis, membentuk persendian dengan sternum, dan uJung lateral disebut extremitas acromialis, membentuk persendian dengan acromion. Facies superior clavicula agak halus, dan pada facies inferior di bagian medial terdapat tuberositas costalis. Disebelah lateral tuberositas tersebut terdapat sulcus subclavius, tempat melekatnya m. Subclavius, dan disebelah lateralnya lagi terdapat tuberositas coracoidea, tempat melekat lig. Coracoclaviculalis.Clavicula adalah tulang yang paling pertama mengalami pertumbuhan pada masa fetus, terbentuk melalui 2 pusat ossifikasi atau pertulangan primer yaitu medial dan lateral clavicula, dimana terjadi saat minggu ke-5 dan ke-6 masa intrauterin. Kernudian ossifikasi sekunder pada epifise medial clavicula berlangsung pada usia 18 tahun sampai 20 tahun. Dan epifise terakhir bersatu pada usia 25 tahun sampai 26 tahun.Pada tulang ini bisa terjadi banyak proses patologik sama seperti pada tulang yang lainnya yaitu bisa ada kelainan congenital, trauma (fraktur), inflamasi, neoplasia, kelainan metabolik tulang dan yang lainnya. Fraktur clavicula bisa disebabkan oleh benturan ataupun kompressi yang berkekuatan rendah sampai yang berkekuatan tinggi yang bisa menyebabkan terjadinya fraktur tertutup ataupun multiple trauma.Fraktur ini merupakan jenis yang tersering pada bayi baru lahir,yang mungkin terjadi apabila terdapat kesulitan mengeluarkan bahu pada persalinan. Hal ini dapat timbul pada kelahiran presentasi puncak kepala dan pada lengan yang telentang pada kelahiran sungsang.Gejala yang tampak pada keadaan ini adalah kelemahan lengan pada sisi yang terkena, krepitasi, ketidakteraturan tulang mungkin dapat diraba, perubahan warna kulit pada bagian atas yang terkena fraktur serta menghilangnya refleks Moro pada sisi tersebut.Diagnosis dapat ditegakkan dengan palpasi dan foto rontgent.Penyembuhan sempurna terjadi setelah 7-10 hari dengan imobilisasi dengan posisi abduksi 60 derajat dan fleksi 90 derajat dari siku yang terkena.

B. EpidemiologiMenurut data epidemiologi pada orang dewasa insiden fraktur clavicula sekitar 40 kasus dari 100.000 orang, dengan perbandingan laki-laki perempuan adalah 2 : 1. Fraktur pada midclavicula yang paling sering terjadi yaitu sekitar 85% dari semua fraktur clavicula, sementara fraktur bagian distal sekitar 10% dan bagian proximal sekitar 5%.Sekitar 2% sampai 5% dari semua jenis fraktur merupakan fraktur clavicula.Menurut American Academy of Orthopaedic Surgeon, frekuensi fraktur clavicula sekitar 1 kasus dari 1000 orang dalam satu tahun.Fraktur clavicula juga merupakan kasus trauma pada kasus obstetrik dengan prevalensi 1 kasus dari 213 kasus kelahiran anak yang hidup.

C. Etiologi ( Sarwono Prawirohardjo, 2005)Penyebab farktur clavicula biasanya disebabkan oleh trauma pada bahu akibat kecelakaan apakah itu karena jatuh atau kecelakaan kendaraan bermotor, namun kadang dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor non traumatik. Berikut beberapa penyebab pada fraktur clavicula yaitu :1.Fraktur clavicula pada bayi baru lahir akibat tekanan pada bahu oleh simphisis pubis selama proses melahirkan.2.Fraktur clavicula akibat kecelakaan termasuk kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh dari ketinggian dan yang lainnya.3.Fraktur clavicula akibat kompresi pada bahu dalam jangka waktu lama, misalnya pada pelajar yang menggunakan tas yang terlalu berat.4.Fraktur clavicula akibat proses patologik, misalnya pada pasien post radioterapi, keganasan clan lain-lain.Penyebab farktur clavicula biasanya disebabkan oleh trauma pada bahu akibat trauma jalan lahir dengan gejala:1.Bayi tidak dapat menggerakkan lengan secara bebas pada sisi yang terkena,2.Krepitasi dan ketidakteraturan tulang,3.Kadang-kadang disertai perubahan warna pada sisi fraktur,4.Tidak adanya refleks moro pada sisi yang terkena,5.Adanya spasme otot sternokleidomastoideus yang disertai dengan hilangnya depresi supraklavikular pada daerah fraktur.6.Biasanya diikuti palsi lengan

Faktor predisposisi fraktur klavikula adalah:1.Bayi yang berukuran besar2.Distosia bahu3.Partus dengan letak sungsang4.Persalinan traumatic .

Pengklasifikasian fraktur clavicula didasari oleh lokasi fraktur pada clavicula tersebut.Ada tiga lokasi pada clavicula yang paling sering mengalami fraktur yaitu pada bagian midshape clavikula dimana pada anak-anak berupa greenstick, bagian distal clavicula dan bagian proksimal clavicula. Menurut Neer secara umum fraktur klavikula diklasifikasikan menjadi tiga tipe yaitu :1.Tipe I : Fraktur pada bagian tengah clavicula. Lokasi yang paling sering terjadi fraktur.2.Tipe II : Fraktur pada bagian distal clavicula. Lokasi tersering kedua mengalami fraktur setelah midclavicula.3.Tipe III: Fraktur pada bagian proksimal clavicula. Fraktur yang paling jarang terjadi dari semua jenis fraktur clavicula, insidensnya hanya sekitar 5%.Ada beberapa subtype fraktur clavicula bagian distal, menurut Neer ada 3 yaitu :1.Tipe I : merupakan fraktur dengan kerusakan minimal, dimana ligament tidak mengalami kerusakan.2.Tipe : merupakan fraktur pada daerah medial ligament coracoclavicular.3.Tipe III: merupakan fraktur pada daerah distal ligament coracoclavicular dan melibatkan permukaan tulang bagian distal clavicula pada AC joint.

D. Diagnosis Hasil pemeriksaan1.Adanya pembengkakan pada sektor daerah fractur.2.Krepitasi.3.Pergerakan lengan berkurang.4.Iritable selama pergerakan lengan.Diagnosis RO tidak selalu diindikasikan, 80% tidak mempunyai gejala dan hanya didapatkan hasil pemeriksaan yang minimal.

E. PenatalaksanaanAdapun penatalaksanaan terhadap bayi yang mengalami fraktur klavikula, yaitu:1.Bayi jangan banyak digerakkan2.Immobilisasi lengan dan bahu pada sisi yang akit dan abduksi lengan dalam stanhoera menopang bahu belakang dengan memasang ransel verband3.Rawat bayi dengan hati-hati4.Nutrisi yang adekuat (pemberian asi yang adekuat dengan cara mengajarkan pada ibu acar pemberian asi dengan posisi tidur, dengan sendok atau pipet) 5.Rujuk bayi kerumah sakitUmumnya 7-10 hari sakit berkurang, pembentukan kalus bertambah beberapa bulan (6-8 minggu) terbentuk tulang normal.

2.3Fraktur HumerusA.PengertianFraktur humerus adalah diskontinuitas atau hilangnya struktur dari tulang humerus (Mansjoer, Arif, 2000).Sedangkan menurut Sjamsuhidayat (2004) Fraktur humerus adalah fraktur pada tulang humerus yang disebabkan oleh benturan atau trauma langsung maupun tidak langsung.Fraktur humerus adalah Kelainan yang terjadi pada kesalahan teknik dalam melahirkan lengan pada presentasi puncak kepala atau letak sungsang dengan lengan membumbung ke atas.Pada keadaan ini biasanya sisi yang terkena tidak dapat digerakkan dan refleks Moro pada sisi tersebut menghilang.Fraktur tulang humerus umumnya terjadi pada kelahiran letak sungsang dengan tangan menjungkit ke atas.Kesukaran melahirkan tangan yang menjungkit merupakan penyebab terjadinya tulang humerus yang fraktur.Pada kelahiran presentasi kepala dapat pula ditemukan fraktur ini, jika ditemukan ada tekanan keras dan langsung pada tulang humerus oleh tulang pelvis.Jenis frakturnya berupa greenstick atau fraktur total.B.KlasifikasiFraktur atau patah tulang humerus terbagi atas :1.Fraktur Suprakondilar humerusJenis fraktur ini dapat dibedakan menjadi :a.Jenis ekstensi yang terjadi karena trauma langsung pada humerus distal melalui benturan pada siku dan lengan bawah pada posisi supinasidan lengan siku dalam posisi ekstensi dengan tangan terfikasib.Jenis fleksi pada anak biasanya terjadi akibat jatuh pada telapak tangan dengan tangan dan lengan bawah dalam posisi pronasi dan siku dalam posisi sedikit fleksi2.Fraktur interkondiler humerusFraktur yang sering terjadi pada anak adalah fraktur kondiler lateralis dan fraktur kondiler medialis humerus3.Fraktur batang humerusFraktur ini disebabkan oleh trauma langsung yang mengakibatkan fraktur spiral (fraktur yang arah garis patahnya berbentuk spiral yang disebabkan trauma rotasi)4.Fraktur kolum humerusFraktur ini dapat terjadi pada kolum antomikum (terletak di bawah kaput humeri) dan kolum sirurgikum (terletak di bawah tuberkulum)

C.EtiologiFraktur tulang humerus umumnya terjadi pada kelahiran letak sungsang dengan tangan menjungkit ke atas.Kesukaran melahirkan tangan yang menjungkit merupakan penyebab terjadinya tulang humerus yang fraktur.Pada kelahiran presentasi kepala dapat pula ditemukan fraktur ini, jika ditemukan ada tekanan keras dan langsung pada tulang humerus oleh tulang pelvis.Jenis frakturnya berupa greenstick atau fraktur total.Fraktur menurut Strek,1999 terjadi paling sering sekunder akibat kesulitan pelahiran (misalnya makrosemia dan disproporsi sefalopelvik, serta malpresentasi).

D.Gejala1)Berkurangnya gerakan tangan yang sakit2)Refleks moro asimetris3)Terabanya deformitas dan krepotasi di daerah fraktur disertai rasa sakit4)Terjadinya tangisan bayi pada gerakan pasifLetak fraktur umumnya di daerah diafisi.Diagnosa pasti ditegakkan dengan pemeriksaan radiologik.

E.Gejala klinis1.Diketahui beberapa hari kemudian dengan ditemukan adanya gerakan kaki yang berkurang dan asimetris.2.Adanya gerakan asimetris serta ditemukannya deformitas dan krepitasi pada tulang femur.3.Diagnosis pasti ditegakkan dengan pemeriksaan radiologik.

F.Penanganan1.Imobilisasi lengan pada sisi bayi dengan siku fleksi 90 derajat selama 10 sampai 14 hari serta control nyeri2.Daya penyembuhan fraktur tulang bagi yang berupa fraktur tulang tumpang tindih ringan dengan deformitas, umumnya akan baik.3.Dalam masa pertumbuhan dan pembentukkan tulang pada bayi, maka tulang yang fraktur tersebut akan tumbuh dan akhirnya mempunyai bentuk panjang yang normal

2.4Fraktur FemurA.PengertianFraktur femur adalah rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu seperti degenerasi tulang / osteoporosis.

B.Anatomi Fisiologi Fraktur.Persendian panggul merupakan bola dan mangkok sendi dengan acetabulum bagian dari femur, terdiri dari : kepala, leher, bagian terbesar dan kecil, trokhanter dan batang, bagian terjauh darifemurberakhir pada kedua kondilas. Kepala femur masuk acetabulum.Sendi panggul dikelilingi oleh kapsula fibrosa, ligamen dan otot.Suplai darah ke kepala femoral merupakan hal yang penting pada faktur hip. Suplai darah ke femur bervariasi menurut usia. Sumber utamanya arteri retikuler posterior, nutrisi dari pembuluh darah dari batang femur meluas menuju daerah tronkhanter dan bagian bawah dari leher femur.

C.Klasifikasi FrakturAda 2 type darifraktur femur, yaitu :1.FrakturIntrakapsuler; femur yang terjadi di dalam tulang sendi, panggul dan kapsula. Melalui kepala femur (capital fraktur) Hanya di bawah kepala femur Melalui leher dari femur2.FrakturEkstrakapsuler; Terjadi di luar sendi dan kapsul, melalui trokhanter femur yang lebih besar/yang lebih kecil /pada daerah intertrokhanter. Terjadi di bagian distal menuju leher femur tetapi tidak lebih dari 2 inci di bawah trokhanter kecil.

D.Patofisiologi FrakturPenyebab Fraktur Adalah Trauma Fraktur patologis; fraktur yang diakibatkan oleh trauma minimal atau tanpa trauma berupa yang disebabkan oleh suatu proses., yaitu : Osteoporosis Imperfekta Osteoporosis Penyakit metabolic

E.TraumaDibagi menjadi dua, yaitu :1.Trauma langsung, yaitu benturan pada tulang. Biasanya penderita terjatuh dengan posisi miring dimana daerah trokhanter mayor langsung terbentur dengan benda keras (jalanan).2.Trauma tak langsung, yaitu titik tumpuan benturan danfrakturberjauhan, misalnya jatuh terpeleset di kamar mandi pada orangtua.

F.Tanda Dan Gejala Fraktur Nyeri hebat di tempat fraktur Tak mampu menggerakkan ekstremitas bawah Rotasi luar dari kaki lebih pendekDiikuti tanda gejala fraktur secara umum, seperti : fungsi berubah, bengkak, kripitasi, sepsis pada fraktur terbuka, deformitas.

G.Penatalaksanaan Medik Fraktur X.Ray Bone scans, Tomogram, atau MRI Scans Arteriogram : dilakukan bila ada kerusakan vaskuler. CCT kalau banyak kerusakan otot.

BAB IIIPENUTUP3.1KesimpulanFrakturadalah retaknya tulang, biasanya disertai dengan cedera di jaringan sekitarnya.Kebanyakan fraktur disebabkan oleh trauma dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada tulang, baik berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung.Clavicula merupakan tulang yang berbentuk huruf S, bagian medial melengkung lebih besar dan menuju ke anterior.Lengkungan bagian lateral lebih kecil dan menghadap ke posterior.Gejala yang tampak pada fraktur klavikula adalah kelemahan lengan pada sisi yang terkena, krepitasi, ketidakteraturan tulang mungkin dapat diraba, perubahan warna kulit pada bagian atas yang terkena fraktur serta menghilangnya refleks Moro pada sisi tersebut.Fraktur humerus adalah Kelainan yang terjadi pada kesalahan teknik dalam melahirkan lengan pada presentasi puncak kepala atau letak sungsang dengan lengan membumbung ke atas.Gejala terjadinya fraktur humerus, antara lain:1.Berkurangnya gerakan tangan yang sakit2.Refleks moro asimetris3.Terabanya deformitas dan krepotasi di daerah fraktur disertai rasa sakit4.Terjadinya tangisan bayi pada gerakan pasif5.Letak fraktur umumnya di daerah diafisi. Diagnosa pasti ditegakkan dengan pemeriksaan radiologic

Umumnyafrakturfemur terjadi pada batang femur 1/3 tengah.Fraktur di daerah kaput, kolum, trokanter, subtrokanter, suprakondilus biasanya memerlukan tindakan operatif.Daerah paha yang patah tulangnya sangat membengkak, ditemukan tandafunctio laesa,nyeri tekan, dan nyeri gerak. Tampak adanya deformitas angulasi ke lateral atau angulasi anterior, endo/eksorotasi. Ditemukan adanya perpendekan tungkai bawah.3.2SaranUntuk bidan sebaiknyalebih teliti mendiagnosis secara dini terhadap letak dan presentasi janin agar dapat mengurangi terjadinya fraktur. Bidan sebaiknya memiliki pengetahuan yang luas tentangb fraktur agar dapat member penanganan segera pada fraktur.Untuk masyarakat luas sebaiknya lebih memperhatikan penyebab-penyebab terjadinya fraktur,agar dapat mengurangi terjadinya fraktur.