30
SUDDEN DEATH : CEREBROVASCULAR DISEASE REFERAT JANUARI 2015 OLEH : Arief Kamil C 111 09 332 Haykel Mansyur C 111 09 818 A.Intan Paramata C 111 09 891 PEMBIMBING : dr. Roni Tobo SUPERVISOR : Dr. dr. Rina Masadah, Sp.PA, DFM, M.Phil DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK PADA BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015 BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN SUDDEN NATURAL DEATH : CEREBROVASCULAR SYSTEM

forensik ppt

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hrftf

Citation preview

Slide 1

Gurger M, Turkoglu A, dkk. Sudden Suspected Death in Emergency Department : Autopsy Results. Turk J Emerg Med. 2014;14(3):115-120.4Etiologi70% idiopatik30% sisanya dari : Trauma kepala, infeksi, kongenital, lesi desak ruang, gangguan peredaran darah otak, toksik dan metabolik.

Dolinak, David. Sudden Natural Death dalam Forensic pathology Principle and Practice. Elsevier. 2005. Page 95-102EPILEPSI

Gurger M, Turkoglu A, dkk. Sudden Suspected Death in Emergency Department : Autopsy Results. Turk J Emerg Med. 2014;14(3):115-120.Persentase Kejadian Sudden Natural Death (Turk J Emerg Med 2014)ANEURISMA BERRY

Angka kejadian aneurisma berry pada Circulus Willisi yaitu a.komunikans anteriorAneurisma terjadi akibat lemahnya pembuluh darah otak.

Kumar V, Cotran R, Robbins S. Robbins Basic Pathology 7th edition. Philadelphia : Saunders. 2003 .h. 809-829EtiologiBakteri, Neisseria meningitidis, Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenza, Staphylococcus aureus.VirusImunologiKelainan SSP akibat trauma, pembedahan

Dowling, Graeme. Sudden Natural Death Forensic Pathology Principle and Practice. Elsevier. 2005. h. 95-102MENINGITISMorfologiMakroskopikMikr0skopikPada umumnya tidak ada lesi yang ditemukan yang dapat menjelaskan terjadinya kejangDidapatkan busa berwarna putih dari mulut dan dalam saluran napas.Lidah yang terluka kemungkinan karena digigit

Dolinak, David. Sudden Natural Death dalam Forensic pathology Principle and Practice. Elsevier. 2005. Page 95-102

DiagnosisRiwayat Epilepsi Observasi TKPPemeriksaan objektif, meliputi pemeriksaan luar dan dalam.Diagnosis eksklusiDiMaio V J, DiMaio D. Death Due to Natural Disease. Dalam: Forensic Pathology. Edisi kedua. Florida: CRC Press. h. 79-81Dowling G. Sudden Natural Death. Dalam: Forensic Pathology - Principles and Practice.2005. Florida: Elsevier Academic Press. h. 95-7

Faktor Risiko HipertensiPemakaian obat-obatanMerokok

Patogenesis

Aneurisma biasanya melingkar atau membentuk sakus lobular yang memiliki leher pada cabang arteri utama, berbentuk Y sehingga menyerupai Berry. Makroskopis aneurisma pada sirkulus willisi.

Dowling, Graeme. Sudden Natural Death Forensic Pathology Principle and Practice. Elsevier. 2005. h. 95-102

Mikroskopis aneurisma pada sirkulus willisi.Pecahnya aneurisma sakuler bersamaan dengan rusaknya elastisitas lamina interna dan tunika muskuler media.

Kumar V, Cotran R, Robbins S. Robbins Basic Pathology 7th Edition. Philadelphia : Saunders. 2003. h.816-7Faktor RisikoHipertensiAngiopati amiloidArteriovenous MalformationAneurisma SerebralNeoplasmaKoagulopatidllMorfologi MakroskopikHematom luas dengan midline shift

Kumar V, Cotran R, Robbins S. Robbins Basic Pathology 7th Edition. Philadelphia : Saunders. 2003. h.816-7Diagnosis Pemeriksaan dalam (autopsi). Perdarahan intracerebral pada pons.Riwayat penyakit terdahuluObservasi TKPPemeriksaan objektif, meliputi pemeriksaan luar dan dalam.

DiMaio VJ, DiMaio D. Forensic Pathology 2nd Edition Deaths due to Intracranial Lesions. Florida : CRC Press LLC. 2001. h. 71-94Morfologi Gambar Makroskopik. Tampak eksudat berwarna kuning di lapisan subarakhnoidGambar Makroskopik Tampak akumulasi Frank pus pada ruang subarakhnoid

MorfologiGambar mikroskopik Meningitis Purulenta. Pada pemeriksaan patologi anatomi tampak banyak eksudat purulent mengandung sel radang leukosit PMN dan fibrin

Gambar mikroskopik Meningitis Tuberkulosa. Tampak tuberkel epiteloid mengalami nekrosis kaseosa disertai sel datia langhansDiagnosisRiwayat penyakit terdahuluObservasi TKPPemeriksaan objektif, meliputi pemeriksaan luar, pemeriksaan dalam dan labolatorium.

DiagnosisPemeriksaan DalamTampak bendungan otak dan udem. Meningen tampak berkabut pada permukaan ventral dari otakBagian lateral terjadi perkabutan karena eksudat purulen, kadang eksudat sangat sedikit sehingga tidak dapat terlihat.

Dowling, Graeme. Sudden Natural Death Forensic Pathology Principle and Practice. Elsevier. 2005. h. 95-102Etiologi Tumor otak dapat berasal dari elemen saraf dalam otak, atau metastase kanker yang jauh.Tumor otak primer berasal dari jaringan CNS dan mencapai setengah dari semua kasus neoplasma intrakranial. Dowling, Graeme. Sudden Natural Death Forensic Pathology Principle and Practice. Elsevier. 2005. h. 95-102Morfologi Mikroskopik Secara histopatologis terbukti terdapat multiforme glioblastoma

Dowling, Graeme. Sudden Natural Death Forensic Pathology Principle and Practice. Elsevier. 2005. h. 95-102Tampak meningioma yang menekan hemisfer kanan pada korban wanita 62 tahun, namun semasa hidupnya tidak ada keluhan serta gejala yang ada kaitannya dengan meningioma.Sementara pada kasus lainnya, wanita 55 tahun, baru-baru ini mengeluh pusing dan mati rasa pada badan sebelah kiri. Autopsi menunjukkan adanya tumor yang timbul di sisi kanan otak tengah

Dowling, Graeme. Sudden Natural Death Forensic Pathology Principle and Practice. Elsevier. 2005. h. 95-102

KesimpulanYANG HARUS DILAKUKAN :Mengerti bahwa epilepsi dapat menyebabkan kematian mendadak setelah kejang yang tampak tidak berbeda dengan kejang sebelumnya selama pasien hidup.Perhatikan penyebab yang mendasari kejang pada orang yang meninggal karena gangguan kejang sebagai penyebab dasar kematian yang aktual.Membilas darah subarachnoid dan memeriksa arteri basal serebral saat otopsi, dibanding setelah dilakukan fiksasi, untuk mengidentifikasi sumber darah berasal.

Mencari sumber perdarahan subarachnoid yang berasal dari perdarahan terdekat dengan bagian kepekatan tertinggi pada suatu perdarahan subarachnoid.Mencari riwayat atau bukti otopsi dari hipertensi dengan ruptur berry aneurisma dan dengan perdarahan spontan intraserebral, intracerebellar, atau batang otak.Mencari bukti makroskopis dan histologi malformasi arterivenous saat mendapatkan perdarahan spontan intraserebral, intracerebellar, batang otak, atau spinal cord.

Melakukan pemeriksaan toksikologi untuk menyingkirkan obat-obatan, seperti kokain dan amphetamine, sebagai penyebab dasar dari perdarahan spontan intraserebral, intracerebellar, batang otak, atau spinal cord.Melakukan pemeriksaan cairan serebrospinal , darah, dan/atau kultur meningeal saat korban disuspek meningitis atau didapatkan pada otopsi.Menginformasi pegawai kesehatan masyarakat saat korban didiagnosis meningitis.

HAL YANG TIDAK BOLEH DILAKUKAN :Mengansumsi bahwa gigitan atau lidah yang terluka berarti korban meninggal karena kejang atau karena epilepsi.Mengansumsi meningeal tidak ada kelainanTERIMA KASIH