Food and Meat Hygine

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Food and Meat Hygine

Citation preview

Makanan yang sehat dan aman merupakan faktor penting untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, oleh karena itu kualitas dan keamanan pangan baik secara biologi, kimia maupun secara fisik harus selalu dipertahankan, agar masyarakat sebagai pengguna produk pangan tersebut dapat terhindar dari penyakit karena makanan atau penyakit bawaan makanan dan atau keracunan makanan.

Makanan merupakan bahan selain obat yang mengandung zat zat gizi dan atau unsur-unsur ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang berguna bila dimasukan ke dalam tubuh. Makanan yang baik berasal dari bahan makanan yang berkualitas baik (Almatsier 2001). Dalam kegiatan penyelenggaraan makan, makanan yang berkualitas baik bisa didapat jika perencanaan kebutuhan bahan makanan telah dilakukan dengan baik (Mukrie 1990). Penyelenggaraan makanan adalah serangkaian kegiatan yang merupakan suatu sistem mencakup kegiatan atau sub sistem penyusunan anggaran belanja makanan, perencanaan menu, pembuatan taksiran bahan makanan, penyediaan atau pembelian bahan makanan, penerimaan, penyimpanan dan penyaluran bahan makanan, persiapan dan pemasakan bahan makanan, penilaian dan distribusi makanan, pencatatan dan pelaporan serta evaluasi yang dilaksanakan dalam rangka penyediaan makanan bagi kelompok masyarakat di institusi (Depkes RI 2006).

Berdasarkan Permenkes Nomor 1204 Tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, makanan dan minuman rumah sakit adalah semua makanan dan minuman yang disajikan dari dapur rumah sakit untuk pasien dan karyawan, makanan dan minuman yang dijual di dalam lingkungan rumah sakit atau dibawa dari luar rumah sakit. makanan dan minuman di rumah sakit tentu harus memenuhi persyaratan higiene dan sanitasi makanan minuman. Berikut ini adalah persyaratan higiene dan sanitasi nya:1. Angka kuman E. Coli pada makanan jadi harus 0/gr sampel makanan dan pada minuman angka kuman E. Coli harus 0/100 ml sampel minuman.2. Kebersihan peralatan ditentukan dengan angka total kuman sebanyak-banyaknya 100/cm2 permukaan dan tidak ada kuman E. Coli.3. Makanan yang mudah membusuk disimpan dalam suhu panas lebih dari 65,5 derajad Celsius atau dalam suhu dingin kurang dari 4 derajad. Untuk makanan yang disajikan lebih dari 6 jam disimpan dalam suhu -5 derajad sampai -1 derajad.

4. Makanan dalam kemasan tertutup sebaiknya disimpan dalam suhu kurang lebih 10 derajad.

5. Penyimpanan bahan mentah dilakukan dalam suhu sebagai berikut:

6. Kelembaban penyimpanan dalam ruangan 80-90%

7. Cara penyimpanan bahan makanan tidak menempel pada lantai, dinding, atau langit-langit dengan ketentuan sebagai berikut:

a) Jarak bahan makanan dengan lantai 15 cm.

b) Jarak bahan makanan dengan dinding 5 cm.

c) Jarak bahan makanan dengan langit-langit 60 cm.

Berdasarkan Permenkes 1096 Tahun 2011 tentang Higiene Sanitasi Jasaboga, makanan yang dikonsumsi harus higienis, sehat dan aman yaitu bebas dari cemaran fisik, kimia dan bakteri, yaitu :

1. Cemaran fisik seperti pecahan kaca, kerikil, potongan lidi, rambut, isi staples, dan sebagainya dengan penglihatan secara seksama atau secara kasat mata.

2. Cemaran kimia seperti Timah Hitam, Arsenicum, Cadmium, Seng, Tembaga, Pestisida dan sebagainya melalui pemeriksaan laboratorium dan hasil pemeriksaan negatif.

3. Cemaran bakteri seperti Eschericia coli (E.coli) dan sebagainya melalui pemeriksaan laboratorium dan hasil pemeriksaan menunjukkan angka kuman E.coli 0 (nol).

Berdasarkan Permenkes 1096 Tahun 2011 tentang Higiene Sanitasi Jasaboga, Pemeriksaan higiene sanitasi dilakukan untuk menilai kelaikan persyaratan teknis fisik yaitu bangunan, peralatan dan ketenagaan serta persyaratan makanan dari cemaran kimia dan bakteriologis. Nilai pemeriksaan ini dituangkan di dalam berita acara kelaikan fisik dan berita acara pemeriksaan sampel/specimen.

1. Pemeriksaan fisik

a. Golongan A1, minimal nilai 65 maksimal 70, atau 65 70%

b. Golongan A2, minimal nilai 70 maksimal 74, atau 70 74%

c. Golongan A3, minimal nilai 74 maksimal 83, atau 74 83%

d. Golongan B, minimal nilai 83 maksimal 92, atau 83 92%

e. Golongan C, minimal nilai 92 maksimal 100,atau rangking 92 100%

2. Pemeriksaan laboratorium

a. Cemaran kimia pada makanan negatif

b. Angka kuman E.coli pada makanan 0/gr contoh makanan

c. Angka kuman pada peralatan makan 0 (nol)

d. Tidak diperoleh adanya carrier (pembawa kuman patogen) pada penjamah makanan yang diperiksa (usap dubur/rectal swab)

Prinsip Higiene Sanitasi Makanan berdasarkan Permenkes 1096 Tahun 2011 tentang Higiene Sanitasi Jasaboga: bisa copas dr permenkes kl mau.... hehehhee

Salah satu upaya yang dilakukan oleh WHO untuk menanggulangi pencemaran mikroorganisme yaitu dengan mengikuti lima kunci untuk manajemen makanan yang lebih aman. Hal ini penting karena penanganan makanan yang tepat merupakan kunci penting dalam pencegahan penyakit yang diakibatkan oleh pencemaran makanan. Berikut ini adalah gambar 5 kunci untuk manajemen makanan yang aman:

Sumber : WHO, 20061. Menjaga Tetap BersihMikroorganisme berbahaya biasanya ditemukan di tanah, air, hewan, dan manusia. Mikroorganisme ini dibawa melalui tangan, lap dan peralatan makan, khususnya di telenan, dan kontak paling ringan dapat menyebabkan penyakit yang berkaitan dengan makanan (food borne diseases).

2. Memisahkan Bahan Mentah dan Matang

Bahan makanan mentah seperti daging, telur, dan makanan laut, dan sari-makanan tersebut, dapat mengandung mikroorganisme berbahaya yang dapat dipindahkan ke makanan lain pada waktu persiapan dan penyimpanan.

3. Memasak dengan Matang

Memasak yang baik dapat membunuh hampir semua mikroorganisme berbahaya. Studi membuktikan bahwa memasak makanan dengan suhu 70 derajat celcius dapat dipastikan aman untuk dikonsumsi. Makanan yang membutuhkan perhatian khusus termasuk daging cincang, makanan panggangan, daging, dan telur.

4. Menjaga Makanan pada Suhu yang Aman

Mikroorganisme dapat bermultiplikasi apabila makanan disimpan di suhu kamar. Dengan menyimpan makanan di suhu dibawah 5 derajat atau diatas 60 derajat celcius, pertumbuhan mikroorganisme dapat dihentikan. Hanya beberapa mikroorganisme tetap dapat hidup pada suhu dibawah 5 derajat celcius.

5. Gunakan Air yang Aman dan Bahan Mentah

Bahan mentah seperti air dan es, dapat terkontaminasi dengan mikroorganisme berbahaya dan bahan kimia. Bahan kimia berbahaya dapat muncul dalam bentuk makanan yang rusak atau berjamur.

Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP)

Food Standards Agency (2015) menyebutkan, HACCP adalah sebuah sistem yang sudah dikenal secara internasional dalam mengatur keamanan makanan dan melindungi konsumen. Sistem ini merupakan sebuah upaya pencegahan bagi keamanan makanan yang didasarkan oleh tujuh prinsip :

1. Mengidentifikasi bahaya yang harus dihindari, dihilangkan, atau dikurangi.

2. Mengidentifikasi Critical Control Points (CCP) pada langkah dimana kontrol adalah yang sangat penting.

3. Membangun batasan pada CCP

4. Membuat prosedur untuk memonitor CCP

5. Membuat tindakan perbaikan yang akan dipakai apabila diluar kendali CCP6. Membuat prosedur untuk verifikasi apakah prosedur-prosedur di atas berjalan efektif.

7. Membuat dokumen dan catatan untuk menunjukkan pengukuran diatas adalah efektif.

Pendekatan sistem HACCP menyediakan cara yang sistematis dalam mengidentifikasi bahaya kemanan makanan dan meyakinkan bahwa makanan dikontrol setiap hari. Hal ini melibatkan empat langkah penting :

1. Plan (Perencanaan)

rencanakan apa yang harus dilakukan untuk menjaga keamanan makanan dan tulis apa rencana tersebut. Hal ini penting untuk :

- Meminimalisasi keracunan makanan yang disebabkan bakteri yang mencemari daging dan bahan sejenis.

- Menghindari kontaminasi fisik dan kimia dari daging dan makanan.

- Mengurangi potensi tumbuhnya bakteri makanan pada daging dan bahan lain.- Meminimalisasi potensi kontaminasi silang pada makanan yang siap makan, dari daging atau bahan mentah lain selama proses.

2. Do (Melaksanakan)

Laksanakan apa yang sudah di rencanakan untuk menjaga makanan tetap aman.

3. Check (Memeriksa)

Periksa yang telah dilakukan, tulis apa yang telah diperiksa dan kapan.4. Act (Pelaksanaan)

Lakukan koreksi permasalahan keamanan makanan dan tulis apa yang sudah dilakukan mengenai evaluasi koreksi tersebut.

Sumber :

1. Permenkes Nomor 1204 Tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.

2. Permenkes 1096 Tahun 2011 tentang Higiene Sanitasi Jasaboga.

3. FIVE KEYS TO SAFER FOOD MANUAL, 2006, WHO.

4. Almatsier, Sunita. 2005. Penuntun Diet. Jakarta : Gramedia5. Depkes RI. 2006. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta : Direktorat Jendral Pelayanan Medik6. Mukrie, N.A. 1990. Manajemen Gizi Institusi Lanjut. Jakarta : Proyek Pembangunan Pendidikan Tenaga Gizi Pusat Bekerjasama Dengan Akademi Gizi Depkes RI. Jakarta.

7. Food Standards Agency. 2015. Hazard Analysis and Critical Control Point in Meat Plants. Diakses pada 26 Mei 2015 dari : https://www.food.gov.uk/business-industry/meat/haccpmeatplants