21
TREPONEMA PALLIDUM DI SUSUN OLEH KELOMPOK 19 : BABAD BAGUS ( 014-06-0037) LILIS FASLIAH ( 014-06-0038 ) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM AL – AZHAR MATARAM 2015

Fix Treponema Pallidum

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Fix Treponema Pallidum

Citation preview

Page 1: Fix Treponema Pallidum

TREPONEMA PALLIDUM

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 19 :

BABAD BAGUS ( 014-06-0037)

LILIS FASLIAH ( 014-06-0038 )

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM AL – AZHAR MATARAM

2015

Page 2: Fix Treponema Pallidum

KATAPENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

atas rahmat dan karunia-Nya,penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

“MakalahTreponema pallidum”ini dengan baik dan sesuai rencana.

Makalah ini dapat diselesaikan berkat bantuan berbagai pihak.Oleh

karena itu dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terimakasih.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan,Untuk

itu kritik dan saran yang bersifat membangun kami harapkan guna

menyempurnakan makalah ini.Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Mataram, 9 Juli2015

Penulis

Page 3: Fix Treponema Pallidum

A. PENDAHULUAN

Sifilis adalah penyakit kelamin menular yang disebabkan oleh bakteri

Troponema Pallidum. Penularan melalui kontak seksual, melalui kontak

langsung dan kongenital sifilis (melalui ibu ke anak dalam uterus).

Di negara berkembang seperti Indonesia dengan kondisi yang padat

penduduk rentan sekali terinfeksi berbagai penyakit. Salah satunya adalah

penyakit sifilis yang penyebabnya disebabkan karena perilaku sex bebas,

hubungan sesame jenis dan juga hubungan sex yang tidak higiene.

Penyakit sifilis ini disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum dari

kelas spirochaeta (merupakan suatu kelompok besar yang bersifat

heterogen, meliputi organisme berbentuk spiral yang motil). Salah satu

familia, yaitu Spirochaetaceae dari ordo Spirochaetales. Treponema

pallidum menginfeksi hamper semua jaringan tubuh, mengakibatkan

manifestasi klinik yang sangat berfariasi. Oleh karena itu,bakteri ini disebut

thegreat imitator.

Pada kasus ini belum ditemukan vaksin yang dapat mencegah

terjadinya penyakit sifilis.

B. TREPONEMA PALLIDUM

1. Klasifikasi

Ordo : Spirochaetales

Famili : Spirochaetaceae

Genus : Spirochaeta

Treponema

Borrelia

Leptospira

Page 4: Fix Treponema Pallidum

2. Ciri Khas Morfologi

Berbentuk spiral langsing berukuran sekitar 0,2 μ m dan panjang

5-15 μ m. Jarak antara cincin spiral satu sama lain adalah 1 ì m.

Organisme ini aktif bergerak, berputar secara tetap mengitari

endoflagella. Garis melintang / membujur dari spiral pada awalnya lurus,

tapi kadang-kadang mengendur sehingga organisme membentuk

lingkaran penuh sementara, yang kemudian kembali ke posisi semula.

Treponema pallidum merupakan organisme yang mempunyai rentang

optimal yang sempit, yaitu tentang pH optimal (7,2-7,4) dan rentang suhu

(30-37ºC). Bakteri ini diinaktifkan secara cepat dengan pemanasan sedang,

keadaan dingin, kekeringan dan oleh sebagian desinfektan.

Bakteri ini bersifat mikroaerofilik dan membutuhkan keadaan

oksigen redah (1-4%).

Bakteri ini dengan zat warna aniline tidak terwarnai dengan baik,

tetapi mampu mereduksi perak nitrat menjadi logam perak, yang

diletakkan pada permukaan bakteri, sehingga didalam jaringan dapat

diperlihatkan bakteri yang dikenal dengan impregnasi perak menurut

Levaditi.

3. Patogenesis

Manusia merupakan hospesalami satu-satunya bagi Treponema

pallidum, dan infeksi terjadi akibat kontak seksual. Treponema pallidum

yang merupakan patogen yang paling virulen terhadap manusia,

menyebabkan sifilis veneri kpada manusia dan menimbulkan lesi pada

kulit dan testis. Inokulasikuman secara intra testikuler akan menimbulkan

orkhitis sedangkan inokulasi ke dalam skrotum akan menimbulkan

Page 5: Fix Treponema Pallidum

chancre primeryang merupakan papel merah dengan permukaan erosif

yang akan menjadi ulkus dengan indurasi. Selanjutnya akan timbul lesi

generalisata yang merupakan manifestasi sifilis sekunder.

Organisme ini menembus selaput mukosa atau memasuki kulit yang

mempunyai luka kecil. Setelah berada di dalam hospes, organisme tersebut

terlokalisasi pada tempat masuknya dan mulai memperbanyak diri. Sifilis

berjangkit secara alamiah hanya pada manusia dan terutama ditularkan

lewat hubungan kelamin atau dari ibu yang terinfeksi kepada janinnya

lewat ari-ari.

Treponema pallidum segera memasuki aliran darah dan pembuluh

limfe kemudian tersebar ke jaringan lainnya. Dengan demikian, sejak

awal sifilis merupakan penyakit yang menyerang seluruh bagian tubuh,

menyerang jaringan meliputi kelenjar limfe, kulit, selaput mukosa, hati,

limfa, ginjal, jantung, tulang, laring, mata, otak, selaput otak, dan susunan

saraf pusat. Pada wanita lesi awal biasanya terdapat pada labia, dinding

vagina atau pada serviks, sedangkan pada pria lesi awal terdapat pada

batang penis atau pada dlans penis. Lesi primer dapat pula terjadi pada

bibir, lidah, tonsil, atau daerah kulit lainya.

4. Karakteristik Biakan

a. Kultur

T. pallidium patogenik tidak pernah dikulturkan secara

berkelanjutan pada media buatan (artifisial), telur, atau pada kultur

jaringan. Nonpatogen Treponema (seperti strain reiter) dapat

dikulturkan secara invitro dengan kondisi anaerob. Saprofit secara

antigen berhubungan dengan T. pallidium.

b. ciri-ciri pertumbuhan

T. palladium adalah organism mikro aerofilik yang dapat bertahan

hidup pada kondisi kadar oksigen sebesar 1-4%. Strain Reiter yang

saprofit tumbuh pada media tertentu yang mengandung 11 pasang

amino, vitamin, garam, mineral dan serum albumin.

Page 6: Fix Treponema Pallidum

Pada cairan suspense yang sesuai, dan dengan kehadiran substansi

yang kurang, T. pallidium tetap motil selama 3-6 hari pada suhu 25°C.

Pada darah atau plasma yang disimpan pada suhu 4°C, hal ini penting

dalam upaya transfusi darah dimana organisme tetap hidup selama

sedikitnya 24jam.

c. Reaksi terhadap Agen Fisik dan Kimia

Proses pengeringan dapat membunuh spirochaeta dengan cepat,

seiring dengan peningkatan temperature hingga 42°C. Treponema

menjadi tidak bergerak dan mati oleh trivalen arsenikal, merkuri dan

bismuth (yang dikandung oleh obat-obatan yang menurut riwayatnya

merupakan pengobatan untuk sifilis ). Penicillin merupakan

treponemasidal, di mana onset terapetik menjadi lambat karena

aktivitas metabolisme dan tingkat perkembangbiakan T. pallidium yang

lambat (diperkirakan membutuhkan waktu 30 jam). Resistensi terhadap

penicillin tidak terlihat pada sifilis.

5. Struktur Antigen

T. palladium tidak dapat dikulturkan invitro, karena keterbatasan

karakteristik dari antigennya. Membran luar mengelilingi ruang

periplasmik dan membran kompleks peptidoglikan-sitoplasmik membran

luar tidak mengandung lipopolisakarida. Membran protein yang ada

mengandung sekumpulan lipit pada terminal aminonya. Lipid muncul

pada jangkar protein ke sitoplasmik atau membran luar sehinga Membuat

protein tidak dapat diakses oleh antibodi. Endoflagela terdapat pada ruang

periplasmik. T. palladium memiliki enzim hyaluronidase yang memecah

asam hyaluronik pada dasar subtansi jaringan dan meningkatkan tingkat

invasi organisme. profil dari protein T. pallidium (semua subspesies)

tidak dapat dibedakan; terdapat lebih dari 100 antigen protein yang telah

tercatat. Endoflagelater bentuk dari 3 pusat protein yang homolog terhadap

protein flagella bakteri lain, ditambah dengan sebuah lapisan protein yang

tidakberhubungan.

Page 7: Fix Treponema Pallidum

Cardio lopin adalah kelompok penting dari antigen Treponema.

Orang yang mengidap sifilis akan mengembangkan antibodi, yang dapat

diwarnai dengan metode immune fluoresen tidak langsung, di mana anti

bodi ini dapat menginefektifkan dan membunuh T. palladium dan

memperbaiki komponen suspense dari T. palladium atau spirochete yang

saling berhubungan. Spirochetea juga mengakibatkan berkembangnya

subtansi sejenis antibody yang berbeda reagennya, di mana memberikan

hasil positif pada Tes CF dan flokulasi dengan suspense aqua dari cardio

lipin yang diekstrak dari jaringan mamalia normal. reagen dan antibody

antitreponema dapat digunakan untuk Tesserologi dalam mendiagnosis

sifilis.

C. GAMBARAN KLINISPENYAKIT SIFILISBakteri dapat melakukan invasi pada mukosa yang telah mengalami

abrasi yang masih utuh. Lesi pada pria terjadi pada penis sedangkan pada

wanita ditemukan di daerah perineum, labium, dinding vagina atau pada

serviks.

Secara klinik terdapat beberapa stadium, yaitu sifilis primer, sifilis

sekunder, sifilis laten dan sifilis tertier.

1. Sifilisprimer

Bakteri berkembang biak ditempat invasi, kemudian masuk ke dalam

kelenjar getah bening yang berdekatan pada peredaran darah. Lalu

akan membentukpapel yang pecah membentukulkusdurumyang

bersihdantidakmenimbulkanrasasakit.

2. Sifilissekunder

Lesi sekunder terjadi dalam waktu 2-10 minggu. Terjadi bercak merah

pada kulit setelah hilangnya luka primer. Kelainan yang khas pada

kulit bersifat makulo papiler, folikuler, atau postuler. Karakteristik

adalah alopesia rambut kepala yang tidak rata ( montheaten ) pada

daerah oksipital. Alis mata dapat menghilang pada sepertiga bagian

lateral. Papula yang basah dapat dilihat pada daerah anogenital dan

pada mulut.

Page 8: Fix Treponema Pallidum

3. Sifilis laten

Tidak mempunyai tanda-tanda atau gejala klinis. Tanda positif hanya

serum yang reaktif, dan kadang-kadang cairan spinal juga reaktif. Jika

fase laten berlangsung sampai 4 tahun, maka penyakit ini tidak

menular lagi, kecuali pada janin yang dikandung wanita yang

berpenyakit sifilis.

4. Sifilis tersier

Kadang pada vulva ditemukan gumma. Gumma adalah lesi local non

progesif pada kulit atau jaringan penunjang setelah stadium

sekunder. Disini ada kecendrungan bagi gumma untuk menjadi ulkus

nekrosis dan indurasi pada pinggirnya.

5. SifilisKongenita

Sifilis kongenita merupakan penyakit sifilis yang timbul pada bayi

waktu lahir. Wanita hamil yang sedang menderita sifilis terutama

stadium sekunder dapat menularkan kepada bayi melalui

transplasental.

6. Sifilis Kongenita Praekoks

Penyakit ini mulai menunjukkan gejala pada waktu bayi berumur 1-3

bulan. Terlihat bullae pada telapak tangan, condy lomatalata

osteoshondritis atau periustitisepiphysus tulang panjang yang dapat

menyebabkan tejadinya pseudoparalisis dari Parrot, kelainan pada

tulang tibia atau sabre bone, terjadi patah tulang spontan atau

penonjolan tulang dahi. Selain itu dapat terjadi gejala penyumbatan

hidung, hepatospenomegali, atrofi dan distrofi otot.

7. Sifilis Kongenita Tarda

Penyakit ini menunjukkan gejala pada usia lebih dari satu tahun

sampai umur 6-7 tahun, yaitu berupa tuli syaraf ke-8 atau tulang

perseptif, deformatis gigi seri atas tengan dan kreatitis interstitialis.

8. Sifiliskardiovaskular

Terjadi kelainan pada aorta dan arteritis paru-paru. Reaksi peradangan

yang terjadi dapat menyebabkan stenosis yang berakibat angina,

insufisiensi miokardium yang dapat mengakibatkan kematian.

Page 9: Fix Treponema Pallidum

9. Syphilisd’emblee

Penyakit ini terjadi karena infeksi yang berasal dari Treponema lewat

tusukan jarum yang dalam.

D. UJI LABORATORIUM DIAGNOSIS

1. Spesimen

Cairan jaringan terbentuk dari permukaan lesi yang menunjukkan adanya

spirocheta,serum dan darah untuk tes serologi.

2. Pemeriksaan dengan Mikroskop ( Lapangan Gelap )

Setetes cairan jaringan atau eksudat ditempatkan pada slide dan sebuah

penutup ditekankan diatasnya untuk untuk membuat lapisan tipis. Preparat

tersebut kemudian diperiksa di bawah mikroskop dengan menggunaka noil

immersion dengan untuk melihat ciri-ciri spirochete yang motil.

3. Kultur

Bersifat anaerobik, tidak tumbuh pada media sintetik didalam tabung.

Dapat disimpan atau dipelihara didalam media yang mengandung albumin,

sodium bikarbonat, pyrurate, sistein dan serum ultra fitrasi, selama 4-7 hari pada

25°C, anaerob. Dapat menimbulkan penyakit pada binatang kelinci, marmot

tikus putih, walaupun hanya menimbulkan sedikit luka.

4. Immunofluorescent

Cairan jaringan atau exudates dioleskan diatas objek, disimpan di tempat

yang berudara kering dan dikirim ke laboratorium. Kemudian diwarnai serum

fluorescen dan diberi label anti treponema serta diuji dengan immune

fluorescent mikroskop untuk melihat ciri-ciri fluorescent dari spirocheta.

5. Tes Serologi untuk Sifilis ( STS, Serologic Testfor Syphilis)

Tes ini menggunakan antigen treponema atau non treponema.

a). Tes Antigen Nontreponem

Antigen yang dipekerjakan adalah lipid yang diekstrak dari jaringan

mamalia normal. Cardiolipin yang disarikan dari jantung sapi adalah

diphosphat idylglycerol. Ini membutuhkan tambahan sifilis.

Reagen adalah campuran antibody IgM dan IgA yang langsung melawan

antigen yang tersebar luas pada jaringan normal.

Page 10: Fix Treponema Pallidum

Ini dapat ditemukan pada serum pasien setelah 2-3 minggu terinfeksi

sifilis yang tidak diobati dan pada cairan spinal setelah 4-8 minggu infeksi.

Dua jenis tes ini menjelaskan keberadaan reagen.

1) Tes Flokuasi (VDRL, Veneral Disease Research Laboratories; RPR ,

Rapid Plasma Reagen)

Tes ini berdasarkan fakta bahwa partikel-partikel antigen lipid

(cardio lipin dari jantung sapi) tetap tersebar dengan serum normal tetapi

membentuk kelompok yang terlihat ketika bergabung dengan reagen.

Hasil tersebut berkembang dalam beberapa menit, khususnya jika

suspense diagitasi. Tes ini sendiri dipakai untuk keperluan otomasi dan

digunakan untuk survey karena biayanya yang murah. Tes VDRL yang

positif atau Tes RPR kembali negative dalam 6-18 bulan setelah

pengobatan yang efektif untuk sifilis. Tes VDRL dan RPR juga dapat

dilakukan pada cairan spinal. Antibodi tidak mampu mencapai cairan

serebrospinal dan aliran darah tetapi mungkin terbentuk pada sistem

saraf pusat yang memberikan terhadap infeksi sifilis.

2) Complement Fixation (CF) Test (Wassermann,Kolmes)

Tes CV berdasarkan pada factor bahwa reagen yang mengandung

serum akan menjadi fix complement dengan kehadiran antigen

cardiolipin. Ini penting untuk menunjukkan bahwa serum tidak

anticomplemetary (yaitu tidak menghancurkan komplemen dengan

tidak adanya antigen). Tes ini jarang digunakan.

Kedua tes, flokulasidantes CF, dapat memberikan hasil kuantitatif.

Estimasi jumlah reagen yang ada dalam serum dapat dibuat dengan

melakukan tes tersebut dengan cara dilusiserum yang digandakan dan

memperlihatkan titer dalam keadaan dilusi yang tertinggi yang masih

memberikan hasil positif.

Hasil kuantitatif penting untuk menegakkan sebuah diagnosa,

khususnya pada neonates dan dalam mengevaluasi efek-efek

pengobatan.

Tes non treponema secara subyektif dapat memberikan hasil yang

“false-positif”. Kebanyakan “false positif” bersifat biologis yang

dicirikan dengan terjadinya reagen pada kelainan yang terdapat pada

manusia.

Page 11: Fix Treponema Pallidum

Infeksi yang terjadi adalah infeksi-infeksi lain (Malaria, leprosy,

measle, infeksi mononukleosis, dll), vaksinasi penyakit kollagen-

vaskular ( sistemik, lupus, eritematosus, poly arteritis nodosa, gangguan

rheumatic ) dan kondisi-kondisi lain. Tes antibiotic non treponema bisa

menjadi negative secara spontan dan seringkali menjadi negative selama

satu tahun setelah diberi pengobatan anti mikroba yang efektif.

b). Tes Antibodi Treponema

1) Tes Antibodi Fluorescent Treponema(FTA-ABS)

Tes ini memakai metode immune fluorescence tidak langsung

( T. pallidum yang dimatikan ditambah serum pasien ditambah anti

human gamma globulin ) memperlihatkan spesifisitas dan sensitivitas

yang sempurna yang terlabeli antibodi sifilis jika serum pasien diserap

dengan Reiter spicheta tersonikasi sebelum dilakukan tes FTA. Tes

FTA-ABS menjadi positif pada sifilis awal.

Tes ini tidak dapat digunakan untuk menilai keefektifan

pengobatan. Kehadiran IgM FTA dalam darah bayi yang baru lahir

adalah bukti yang bagus dari infeksi intra uterin (congenital

sifilis).

2) Tes Treponema pallidium Hemagglutinasi (TPHA) dan Mikro

hemagglutinasi

Tes T. pallidium-seldarah merah dibuat sedemikian rupa

sehingga dapat menyerap treponema dari permukaannya. Jika dicampur

dengan serum yang mengandung antibodi anti treponema, sel berubah

menjadi gumpalan. Tes ini sama dengan Tes FTA-ABS dalam hal

spesifitas dan sensitivitasnya, tetapi menjadi positif pada suatu waktu

selama masainfeksi.

Tes ini sama dengan Tes FTA-ABS dalam hal spesifitas dan

sensitivitasnya, tetapi menjadi positif pada suatu waktu selama

masainfeksi.

Page 12: Fix Treponema Pallidum

E. EPIDEMIOLOGI,PENCEGAHAN DAN KONTROLDengan pengecualian pada congenital sifilis dan orang yang rentan terhadap

pengobatan, sifilis didapat melalui kerentanan seseorang terhadap hubungan

seksual. Reinfeksi sering terjadi pada orang yang diobati.

Seseorang yang telah terinfeksi, tetap dapat menjadi sumber penularan

selama 3-5 tahun selama sifilis awal.Sifilis menahun yang lebih dari 5 tahun

biasanya sudah tidak menular lagi. Sehingga ukuran keberhasilan dari kontrol

penyakit tergantung pada:

1. Pengobatan yang sesuai untuk semua kasus yang ditemui

2. Tindak lanjut terhadap sumber-sumber infeksi

3. Hubungan seksual yang aman dengan menggunakan kondom sangat

dianjurkan.

Beberapa penyakit seksual dapat ditularkan simultan. Oleh karena itu, penting

untuk diperhatikan kemungkinan adanya infeksisifilis, ketika ditemukan seseorang

yang tertular penyakit akibat hubungan seksual.

Page 13: Fix Treponema Pallidum

DAFTAR PUSTAKA

Brooks, Geo.F, dkk. 2005. Mikrobiologi Kedokteran(Medical Microbiology).

Jakarta:SalembaMedika

Soemarno. 2013. Isolasi danIdentifikasi Bachteri Klinik. Akademi Analis

KesehatanYogyakartaDepartemenKesehatanRepublik Indonesia

S

tafPengajarFakultasKedokteranUI.1994.MikrobiologiKedokteran.Jakarta:Bi

narupaAksara