56
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kadang kala, penyakit sendi atau deformitas memerlukan intervensi bedah untuk mengurangi nyari, meingkatkan stabilitas dan memperbaiki fungsi. Terapi pembedahan yang dilakukan pada penyakit sendi meliputi eksisi jaringan rusak dan sakit, perbaikan struktur yang rusak (mis.ruptur tendon), pembuangan jaringan lepas (debredemen), dan fusi imobilisasi sendi (astrodesis), dan penggantian semua atau sebagian permukaan sendi (mis.artroplasti, protesis, sendi total). Penggantian sendi total adalah penggantian kedua permukaan sendi dalam kapsulnya. Hemiartroplasti berarti penggantian salah satu permukaan sendi. Prosedurnya dipilih berdasarkan kondisi ortopedi pasien yang mendasarinya, kesehatan umum fisik, dampak disabilitas sendi terhadap kehidupannya dan usia. Pengambilan waktu prosedur ini sangat penting agar fungsinya bisa maksimal. Pembedahan harus dilakukan sebelum otot disekitarnya mengalami kontraktur dan atrofi dan terjadi abnormalitas strukutr yang serius. Pasien dievaluasi dengan cermat oleh dokter sehingga dapat dilakukan prosedur yang paling sesuai. B. RUMUSAN MASALAH

fix tjr

  • Upload
    yanni

  • View
    235

  • Download
    8

Embed Size (px)

DESCRIPTION

total joint replacement

Citation preview

Page 1: fix tjr

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kadang kala, penyakit sendi atau deformitas memerlukan intervensi bedah

untuk mengurangi nyari, meingkatkan stabilitas dan memperbaiki fungsi. Terapi

pembedahan yang dilakukan pada penyakit sendi meliputi eksisi jaringan rusak

dan sakit, perbaikan struktur yang rusak (mis.ruptur tendon), pembuangan

jaringan lepas (debredemen), dan fusi imobilisasi sendi (astrodesis), dan

penggantian semua atau sebagian permukaan sendi (mis.artroplasti, protesis, sendi

total).

Penggantian sendi total adalah penggantian kedua permukaan sendi dalam

kapsulnya. Hemiartroplasti berarti penggantian salah satu permukaan sendi.

Prosedurnya dipilih berdasarkan kondisi ortopedi pasien yang mendasarinya,

kesehatan umum fisik, dampak disabilitas sendi terhadap kehidupannya dan usia.

Pengambilan waktu prosedur ini sangat penting agar fungsinya bisa maksimal.

Pembedahan harus dilakukan sebelum otot disekitarnya mengalami kontraktur dan

atrofi dan terjadi abnormalitas strukutr yang serius. Pasien dievaluasi dengan

cermat oleh dokter sehingga dapat dilakukan prosedur yang paling sesuai.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini:

1. Bagaimana anatomi dan fisiologi sendi?

2. Apa definisi dari Total Joint Replacement (TJR) ?

3. Bagaimana klasifikasi dari Total Joint Replacement (TJR)?

4. Apa etiologi dari Total Joint Replacement (TJR)?

5. Bagaimana manifestasi dari Total Joint Replacement (TJR)?

6. Bagaimana WOC dari Total Joint Replacement (TJR)?

7. Apa saja pemeriksaan untuk Total Joint Replacement (TJR)?

8. Bagaimana perawatan pasca operasi Total Joint Replacement (TJR)?

9. Bagaimana managemen nyeri pada Total Joint Replacement (TJR)?

10. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada Total Joint Replacement (TJR)?

Page 2: fix tjr

C. TUJUAN

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini:

1. Mengetahui tentang anatomi dan fisiologi sendi

2. Mengetahui tentang definisi dari Total Joint Replacement (TJR).

3. Mengetahui tentang klasifikasi dari Total Joint Replacement (TJR).

4. Mengetahui tentang etiologi dari Total Joint Replacement (TJR).

5. Mengetahui tentang manifestasi klinik dari Total Joint Replacement (TJR)

6. Mengetahui tentang WOC dari Total Joint Replacement (TJR).

7. Mengetahui tentang pemeriksaan untuk Total Joint Replacement (TJR).

8. Mengetahui tentang perawatan pasca operasi dari Total Joint Replacement

(TJR).

9. Mengetahui tentang manajemen nyeri dari Total Joint Replacement (TJR).

10. Mengetahui tentang konsep asuhan keperawatan dari Total Joint

Replacement (TJR).

Page 3: fix tjr

BAB 2

TINJAUAN TEORI

A. ANATOMI DAN FISIOLOGI SENDI menuurut Syaifuddin, 2002

Alat gerak diagi atas alat gerak pasif (gerakan yang dilakukan oleh kerangka

tulang badan) dan alat gerak aktif (gerakan yang dilakukan oleh otot-otot badan).

Umumnya rangka tulang terbentuk dari tingkat pendahuluan dari jaringan rawan

ada juga sebagai pengganti jaringan rawan. Pada keadaan tertentu tulang rawan

diganti dengan tulang pengganti (tulang keras) dan jaringan ikat sebagai jaringan

penutup.

Sendi, tempat dua tulang atau lebih yang saling berhubungan, dapat terjadi

pergerakan atau tidak. Dalam perkembangannya jaringan ikat diganti oleh

jaringan rawan. Untuk memungkinkan terjadinya pergerakan, maka di tempat ada

jaringan ikat dan jaringan rawan diganti dengan jaringan tulang. Pada ujung

tulang akan tinggal suatu lempeng jaringan rawan sebagai rawan sendi.

1. Stabilitas sendi bergantung pada :

a) Permukaan sendi. Tulang memegang peranan penting pada stabilitas sendi.

b) Ligamentum. Ligamentum fibrosa mencegah pergerakan sendi secara

berlebihan. Bila regangan berlangsung lama, ligamentum fibrosa akan

teregang. Sebaliknya ligamentum elastis kembali ke panjang asal setelah

teregang.

c) Tonus otot. Pada kebanyakan sendi, tonus otot merupakan faktor utama

yang mengatur stabilitas.

Page 4: fix tjr

Sendi menurut permukaannya

Sendi engsel

Sendi kondiloid

Sendi elipsoid

Sendi pasak

Sendi peluru

Sendi pelana

Sendi pelanan

2. Klasifikasi jenis sendi menurut permukaannya :

a. Sendi pelana. Sendi ini permukaannya hampir datar yang memungkinkan

tulang saling bergeser. Misalnya, sendi pelana, art. Sternoklavikular dan

art. Akromioklavikular, persendian yang terdapat pada bahu.

b. Sendi engsel, mirip engsel pintu sehingga memungkinkan gerakan fleksi

dan ekstensi. Suatu permukaan bundar diterima oleh yang lain sehingga

gerakan hanya dalam satu bidang dan dua arah. Misalnya, sendi siku dan

sendi lutut.

c. Sendi kondiloid. Permukaan sendi berbentuk konveks yang nyata dan

bersendi dengan permukaan yang konkaf seperti sendi engsel tapi bergerak

dengan dua bidang dan empat arah ( fleksi, ekstensi, abduksi, dan

adduksi ) disertai sedikit gerakan rotasi, misalnya metakarpofalangeal dan

interfalangeal.

d. Sendi elipsoid. Permukaan sendi berbentuk konveks elips. Dengan

permukaan sendi konveks elips, pergerakan ( fleksi, ekstensi, abduksi dan

adduksi ) dapat dilakukan tetapi rotasi tidak mungkin ( misal, sendi ibu jari

).

e. Sendi peluru. Kepala sendi berbentuk bola, pada salah satu tulang cocok

dengan lekuk sendi yang berbentuk seperti soket. Bongkol sendi tepat

masuknya pada mangkok sendi. Gerakan dapat diberikan ke seluruh arah

Page 5: fix tjr

Sendi menurut pergerakannyaAmfiartrosis

Diartrosis (sendi synovial)

Sendi fibrus (sinartrosis)

Skindrosis

Komposis

Skindilosis

Sutura

dengan pergerakan yang sangat bebas ( fleksi, ekstensi, abduksi, rotasi dan

sirkumduksi ) misal, sendi bahu dan sendi panggul.

f. Sendi pasak. Pada sendi ini terdapat pasak dikelilingi cincin ligamentum

bertulang. Hanya satu gerakan yang dapat dilakukaan yaitu rotasi ( misal,

atlas ). Bentuk cincin berputar di atas prosesus odontoid dan gerakan

radius di sekitar ulna. Pronasi dan supinasi disebut juga sendi berporos

atau sendi putar.

g. Sendi pelanan ( sendi timbal balik ). Berbentuk pelanan kuda, dapat

melakukan gerakan ( fleksi, ekstensi, abduksi, dan rotasi ) yang dapat

memberi banyak kebebasan untuk bergerak ( misal, ibu jari ), dapat

berhadapan dengan jari yang lain karpometakarpal ibu jari.

3. Pembagian sendi menurut pergerakannya :

a. Sendi fibrus ( sinartrosis ), sendi yang tidak bergerak sama sekali :

1) Sutura : persambungan tulang bergerigi, tepi tulang dihubungkan oleh

jaringan ikat yang tipis di antara tulang tengkorak.

2) Skindilosis : suatu lempeng tulang yang terjepit dalam celah tulang

yang lain. Misalnya, persambungan antara os maksilaris, kedua os

palatum, dan os etmoidalis dengan os femuris.

3) Komposis : tulang yang satu berbentuk kerucut, masuk ke dalam lekuk

yang sesuai dengan bentuk dari tulang yang lain. Misalnya, antara gigi

dan alveoli dari os maksilaris dan os mandibularis.

4) Skindrosis : tempat jaringan penghubung sendi, terdiri dari tulang

rawan. Misalnya, antara epifise dengan diafise pada orang dewasa

antara kedua ossa pubika.

Page 6: fix tjr

Sendi menurut tempatnya

Persendian Gelang panggul

Tungkai atas dan lutut

Persendian Anggota gerak atas

Sendi lengan bawah dan tangan

Sendi bahu

Sendi pergelangan bahu

Pesendian tungkai bawah

Pesendian kaki

b. Amfiartrosis. Suatu sendi pergerakannya sedikit sekali karena komponen

sendi tidak cukup dan permukaan dilapisi oleh bahan yang memungkinkan

pergerakan sendi sedikit. Misalnya, sendi antara manubrium sterni dan

korpus sterni serta sendi antara tulang vertebrae.

c. Diartrosis ( sendi synovial ). Sendi dengan pergerakan bebas. Permukaan

sendi dilipui oleh lapisan tipis rawan hialin dipisahkan rongga sendi.

Susunan ini memungkinkan sendi bergerak bebas. Rongga sendi dibatasi

oleh membrane synovial yang berjalan dari tepi permukaan sendi ke

permukaan sendi yang lain.

4. Persendian menurut tempatnya :

a. Sendi anggota gerak atas.

1) Sendi pergelangan bahu

a) Art. Sternoklavikular : hubungan antara gelang bahu dan batang

badan, antara pars sternalis klavikula dan manubrium sterni rawan

iga I, sebelah atas berhubungan dengan klavikula dan sebelah

bawah dengan sternum. Alat-alat khusus :

i. Kapsula artikuris : jaringan fibrosa sekeliling sendi.

Page 7: fix tjr

ii. Ligamentum sternoklavikular yang menghubungkan ujung

medialis klavikula dengan manubrium sterni.

iii. Ligamentum interklavikular menghubungkan kedua ujung

klavikula dengan ujung kranialis sternum.

iv. Ligamentum kostaklavikular menghubungkan tuberositas

kostalis klavikula dengan rawan iga I.

v. Diskus artikularis : terletak di antara permukaan sendi

sternalis klavikula, melekat pada tepi atas belakang

permukaan sendi klavikula.

b) Art. Akromioklavikular. Sendi ini merupakan hubungan antara

ekstremitas akrominalis dan klavikula. Alat-alat khusus :

i. Kapsula artikularis, terletak diatas dan di bawah ligamentum

akromioklavikularis superior dan inferior.

ii. Ligamentum akromioklavikularis superior, menghubungkan

bagian atas ekstremitas akrominalis klavikular dengan

permukaan atas akromion.

iii. Ligamentum akromioklavikularis inferior, di bawah

artikulasioakromioklavikularis.

iv. Ligamentum korakoklavikular, menghubungkan proessus

korakoideus dengan tuberositas korakoklavikula.

v. Ligamentum trapezoideum, bagian anterior dan lateral.

c) Art. Humeri, merupakan sendi peluru karena kaput humeri

merupakan sebuah bola yang melekat pada bagian dalam bidang

scapula dengan kaput humeri.

i. Gerakan antefleksi dan retrofleksi, gerakan berlangsung

sekeliling sumbu gerakan horizontal

ii. Gerakan abduksi dan adduksi. Gerakan berlangsung dalam

bidang scapula. Sekeliling sumbu, gerak tegak lurus pada

bidang scapula.

iii. Gerakan rotasi, sekeliling sumbu gerak memanjang pada

sumbu humerus. Ketiga sumbu gerak berpotongan tegak lurus

di kaput humeri.

Page 8: fix tjr

2) Sendi siku ( artikulasio kubiti ), merupakan artikulasio komposita. Pada

sumbu ini bertemu humerus, ulna, dan radius. Sedangkan menurut

faalnya sendi ini merupakan suatu sendi engsel dengan tiga bagian :

a) Art. Humeroulnaris. Sendi antara trokhlea humeri dan insisura

semilunaris ulnae. Kedua permukaan sendi mempunyai bidang

pertemuan yang terlebar pada sikap lengan yang sedikit diketulkan

sehingga merupakan sikap terbaik bagi lengan untuk menerima

tumpuan lengan.

b) Art. Humeroradialis. Sendi antara kapitulum humeri dengan fovea

kapitulum radii.

c) Art. Radioulnaris proksimal. Sendi antara sirkumferensia artikularis

radii dan insisura radialis ulna.

Ketiga sendi ini mempunyai simpai sendi bersama. Alat-alat khusus :

a) Kapsula artikularis melekat pada epikondilus medialis permukaan

depan, humerus di atas fossa koroidea, dan fossa radialis sebelah

bawah melekat pada permukaan anterior prosesus koroideus ulnae.

b) Ligamentum kolateral ulna. Ligamentum ini tebal merupakan 3

buah pita berbentuk segitiga. Ligamentum ini berhubungan dengan

M. triseps brakhii.

c) Lig. Kolateral radial, merupakan pita sederhana yang

menghubungkan epikondilus lateralis humeri dengan ligamentum

ulnar, berhubungan dengan tendo M. suprinator.

d) Art. Radioulnaris proksimal, merupakan sendi antara

sirkumferensia artikularis radii dengan insisura radialis ulna dan

ligamentum ulnare.

e) Art. Radioulnaris distalis, sendi antara sirkumferensia artikularis

kapituli ulna dan insisura radii. Rongga sendi berbentuk huruf L,

dibentuk oleh ulna dan radius. Permukaan sendi sangat luas

sehingga terdapat kemungkinan yang luas untuk pergerakan

spinalis dan pronasi.

f) Sinartrosis. Kedua ulna dan radius dihubungkan oleh koroidea

oblig dan membrane interrosa antebrakhii.

Page 9: fix tjr

3) Sendi lengan bawah dan tangan :

a) Art. Radiokarpal, merupakan sendi ellipsoid hubungan antara

ujung distal radialis yang merupakan lekuk sendi dan os

navikulare. Lunatum dan triquitrum merupakan kepala sendi yang

terletak di sebelah distal.

b) Art. Interkapal, terdiri dari tiga kelompok :

i. Artikulasi bagian proksimal tulang karpal, merupakan sendi

antara ossa navikulare, lunatum, dan triquetrum.

ii. Artikulasi bagian distal tulang karpal, sendi antara tulang-tulang

karpalia deretan distalis yang berdekatan.

iii. Artikulasi dua bagian tulang karpal satu sama lain antara ossa

navikulare, lunatum, dan triquetrum dengan ossa karpalia

deretan distalis yang disebut sendi midkarpal.

c) Art. Karpometakarpal

i. Art. Karpometakarpae I, hubungan antara os metacarpal I dan

os multangulum mayus, merupakan sendi pelana, simpai sendi

sangat longgar sehingga pergerakan lebih luas.

ii. Artikulasi karpometakarpae II-V, sendi antara ossa karpalia

dan ossa metakarpalia II-V.

d) Artikulasi intermetakarpae, basis ossis metakarpalia II-V bersendi

satu sama lainnya dengan satu permukaan sendi yang kecil.

e) Artikulasi metakarpofalangeal, merupakan sendi antara kapitulum

ossis metakarpalia. Kepala sendi dengan basis ossis falang I

merupakan lekuk sendi.

f) Artikulasi digitorum manus, sendi antara falang I, II, III

merupakan sendi engsel yang diperkuat oleh lig. Vaginale, lig.

Kolateral, dan lig. Posterior.

b. Persendian gelang panggul

1) Artikulasi sakroiliaka. Persendian antara os sacrum dan os ileum

melalui fascies artikularis ossis illii dan fascies artikularis ossis sacrum.

Sendi ini merupakan hubungan antara gelang panggul dan rangka

Page 10: fix tjr

badan yang identik dengan artikulasi sternoklavikularis. Artikulasi ini

mempunyai gerakan yang kecil karena banyak cekungan, cembungan,

dan persendian tidak rata, di samping itu banyak ligamentum pada

sendi.

2) Art. Simfisis pubis. Hubungan antara kedua os pubis. Di dalamnya ada

suatu kavum yang disebut pseudokruris berupa kartilago dinamakan

juga fibrokartilago interpubis.

3) Artikulasi koksae, merupakan enarthrosis sferoidea yang diperkuat oleh

ligamentum illeofemorale sehingga kaput femoris dapat keluar dari

lekuknya dan berada di bawah os ileum.

c. Persendian tungkai atas dan lutut. Artikulasio genu menghubungkan

permukaan ujung tulang distal os femur dan permukaan permukaan ujung

proksimal tibia yaitu antara kondilus medialis dan lateralis ossis femur dan

fascies artikularis superior ossis tibia. Di depan sendi ini terdapat patella.

d. Persendian tungkai bawah. Persendian antara tibia dan fibula :

1) Artikulasio tibia-fibula proksimal : sendi yang terdapat antara fascies

artikularis kapitulum fibula ossis pada kondilus dengan fascies

artikularis fibularis ossis pada kondilus tibia, ikat sendi ligamentum

tibio fibularis proksimal.

2) Sindesmosis tibio fibularis : persendian antara fascies artikularis

tibialis ossis fibulae dan insisura fibularis ossis tibialis.

3) Hubungan antara krista interosia fibula dan krista interosea tibia,

terbentang melalui membrane interrosa kruris yang terbentang dari

proksimalis di bawah kolum fibulae ke distal sampai batas 1/3 distal os

tibia dan os fibula. Arah serabut membrane unterosa kruris dari medial

atas os tibia ke lateral bawah menuju os fibula.

e. Persendian kaki

1) Art. Talo tibia fibularis ( pergelangan kaki ), antara fascies artikularis

tali os tibia dan os fibula dengan trokhlea tali bagian medial dan lateral.

Bentuk sendi engsel. Gerakan sendi ini dapat dilakukan dorsal fleksio

dan plantar fleksio ( ekstensi ).

Page 11: fix tjr

2) Art. Talo tarsalia ( sendi loncat ) karena pada gerakan meloncat ada dua

bagian.

a) Art. Talo kalkanea ( sendi loncat atas ), antara fascies artikularis

kalkanei posterior ossis talus dan fascies artikularis tali posterior

ossis kalkaneus.

b) art talo kalkaneonavikularis (sendi loncatbagian bawah) antara

fascies artikularis navikulare kalkanei media anterior dan fascies

artikularis navikulare ossis talus dnengan fascies tali media anterior

ossis kalkaneus dan fascies artikularis tali ossis navikulare pedis.

Gerakan sendi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu gerakan

plantar fleksi dan adduksi serta gerakan dorsal fleksi kaki disertai

adduksi.

c) Art. Tarsotranversa, merupakan linea amputasiones khoparti, ada

dua bagian:

i. Art. Talonavikularis pedis, antara kapitulum tali dan fascies

artikularis tali os navikularis pedis.

ii. Art. Kalkanea kuboidea, antara artikularis kuboidea dari os

kolumna dan fascies artikularis kalkanei dari os kuboideum.

Gerakan rotasi sumbu gerak searah dengan panjang kaki.

d) Art. Tarsometatarsea, antara permukaan distal ossa metatarsalia 1,

II, dan III. Permukaan sendi distal os koboideum dengan permukaan

proksimal ossa metatarsalia IV dan V.

e) Antara permukaan distal ossa matatarsalia dengan permukaan

proksimal ossa falangea I, digiti I, III, IV, dan V.

f) Art. Interfalangeal, antara ruas jari I, II, III dan masing-masing jari

(digiti) I, II, III, IV, dan V. Gerakan fleksi dan ekstensi bentuksendi

engsel.

B. DEFINISI Total Joint Replacement (TJR) menurut Brunner & Suddart, 2005

Penggantian sendi total adalah penggantian kedua permukaan sendi dalam

kapsulnya (mis. Penggantian pinggul total berarti implantasi baik protesis femoral

maupun asetubular). Hemiartroplasti berarti pengantiam salah satu permukaan

Page 12: fix tjr

sendi.(mis. Pada hemiarthoplasti pinggul kaput dan kolum femur diganti dengan

protesis femoral – asetabulumnya tidak diganti).

C. KLASIFIKASI Total Joint Replacement (TJR)

1. Arthoplasti panggul total ( Hip replacement)

Penggantian panggul total adalah pengantian panggul yang rusak berat

dengan sendi buatan. Operasi penggantian pinggul dapat dilakukan sebagai

penggantian total atau hemi (setengah) pengganti. Seperti penggantian sendi

bedah ortopedi umumnya dilakukan untuk mengurangi rasa sakit arthritis atau

memperbaiki kerusakan sendi yang parah fisik sebagai bagian dari

pengobatan patah tulang pinggul. Sebuah penggantian panggul total

(artroplasti total pinggul) terdiri dari menggantikan baik acetabulum dan

kepala femoral sementara umumnya hanya hemiarthroplasty menggantikan

kepala femoral.

Penggantian pinggul saat operasi ortopedi yang paling umum, meskipun

kepuasan pasien jangka pendek dan panjang bervariasi.

Tersedia berbagai protesis panggul total. Kebanyakan tersusun atas

komponen femoral logam yang dilapisi bagian atasnya dengan bola sferis

yang berukuran tepat dengan soket asetabulum dari plastik. Ahli bedah

memilihkan protesis yang paling cocok dengan pasien, dengan

mempertimbangkan berbagai faktor termasuk strukturskelet dan tingkat

aktivitas.

Pasien biasanya berusia lebih dari 60 tahun dengan nyeri yang tak

tertahankan atau kerusakan sendi pinggul irreversibel. Dengan perkembangan

bahan protesis dan teknik operasi yang makin baik, masa hidup protesis dapat

diperpanjang, pasien muda dengan kerusakan panggul berat yang sangat nyeri

pun dapat menjalani penggantian panggul total.

2. Arthoplasti lutut total (knee replacememt)

Penggantian lutut, atau artroplasti lutut, adalah prosedur bedah untuk

menggantikan menahan beban permukaan sendi lutut untuk meringankan rasa

sakit dan cacat osteoartritis. Ini mungkin dilakukan untuk penyakit lutut yang

lain seperti rheumatoid arthritis dan psoriatis arthritis. Pada pasien dengan

Page 13: fix tjr

deformitas berat dari rheumatoid arthritis maju, trauma, atau osteoartritis

berdiri lama, operasi mungkin lebih rumit dan membawa risiko yang lebih

tinggi. Osteoporosis biasanya tidak menyebabkan nyeri lutut, deformitas, atau

peradangan dan bukan merupakan alasan untuk melakukan penggantian lutut.

Penyebab utama lain dari nyeri melemahkan termasuk air mata meniskus,

cacat tulang rawan, dan air mata ligamen. Melemahkan rasa sakit dari

osteoarthritis adalah jauh lebih umum pada orang tua.

Operasi penggantian lutut dapat dilakukan sebagai parsial atau

penggantian lutut total Secara umum, operasi terdiri dari penggantian

permukaan sendi sakit atau rusak dari lutut dengan logam dan komponen

plastik berbentuk untuk memungkinkan gerak terus lutut.

Operasi biasanya melibatkan rasa sakit pasca operasi besar, dan termasuk

rehabilitasi fisik kuat. Periode pemulihan mungkin 6 minggu atau lebih lama

dan mungkin melibatkan penggunaan alat bantu mobilitas (frame berjalan

misalnya, tongkat, kruk) untuk mengaktifkan kembali pasie n untuk mobilitas

pra operasi.

3. Arthoplasti bahu total (shoulder replacememt)

Penggantian bahu adalah prosedur pembedahan di mana semua atau

bagian dari sendi glenohumeral diganti oleh implan prostetik. Operasi

penggantian sendi seperti umumnya dilakukan untuk mengurangi rasa sakit

arthritis atau memperbaiki kerusakan sendi yang parah fisik.

Bahu operasi penggantian adalah pilihan untuk pengobatan arthritis parah

dari sendi bahu. Arthritis adalah suatu kondisi yang mempengaruhi tulang

rawan sendi. Sebagai lapisan tulang rawan memakai jauhnya, lapisan

pelindung antara tulang hilang. Ketika ini terjadi, menyakitkan tulang-on-

tulang arthritis berkembang. Arthritis bahu parah adalah sangat menyakitkan,

dan dapat menyebabkan pembatasan gerak. Meskipun hal ini mungkin

ditoleransi dengan beberapa obat dan penyesuaian gaya hidup, mungkin ada

datang suatu waktu ketika pengobatan bedah diperlukan.

4. Arthoplsati pergelangan kaki (ankle replacememt)

Ankle replacement, atau artroplasti pergelangan kaki, adalah prosedur

bedah untuk mengganti permukaan artikular yang rusak dari sendi

Page 14: fix tjr

pergelangan kaki manusia dengan komponen palsu. Prosedur ini menjadi

terapi pilihan bagi pasien, menggantikan penggunaan konvensional

arthrodesis, yaitu fusi tulang. Pemulihan rentang gerak adalah fitur kunci

dalam mendukung penggantian pergelangan kaki sehubungan dengan

arthrodesis. Namun, bukti klinis keunggulan mantan masih harus dibuktikan.

D. ETIOLOGI Total Joint Replacement (TJR)

Osteoartritis mengakibatkan hilangnya tulang rawan, remodeling tulang yang

mendasari dan osteofit (tulang perkembangan) pembentukan di margin bersama,

dengan konsekuensi pertumbuhan dari bentuk sendi. (NCC, 2008).

a) Osteoartritis biasanya terjadi pada seseorang yang berumur 50 tahun dan yang

berumur lebih tua. Dalam bentuk penyakit, tulang rawan artikular (bantalan

tulang pinggul) menipis. Tulang kemudian bergesekan sehingga terjadi nyeri

dan kekakuan.

b) Rheumatoid arthritis adalah penyakit autoimmun di mana membran sinovial

menjadi meradang, menghasilkan cairan sinovial terlalu sedikit, dan

kerusakan tulang rawan artikular, yang menyebabkan rasa sakit dan

kekakuan.

c) Trauma arthritis dapat menjadi cedera serius atau patah tulang pinggul.

Tulang rawan artikular menjadi rusak dari waktu ke waktu, menyebabkan

rasa sakit pinggul dan kekakuan

d) Deformitas kongenital

e) Terputusnya asupan darah dan nekrosis avaskuler yang diakibatkannya.

Indikasi di lakukannya penggantian sendi panggul total adalah :

a) Artritis (prnyakit sendi degeneratif, artritis reumatoid)

b) Fraktur kolum femoris

c) Kegagalan pembedahan rekontruksi sebelumnya (kerusakan prosteosis,

osteotomi, penggantian kaput femoris)

d) Penyakit panggul kongenital (Smeltzer, Suzanne C, dkk. 2002)

Page 15: fix tjr

E. MANIFESTASI KLINIK Total Joint Replacement (TJR)

1. Nyeri kronis hebat

2. Kekakuan panggul

3. Sendi panggul sudah aus dan robek

F. WOC Total Joint Replacement (TJR)

Trauma panggul

Rusaknya kartilago articular

Terjadi nekrosis sendi

MK : Nyeri analgetik berlebih

Resistensi terhadap antibiotic

Nyeri semakin bertambah

Sendi acetabular semakin nekrosa

Kaki sulit digerakkan

MK : hambatan immobilitas

Page 16: fix tjr

perlunya penggantian sendi

(TJR)

pembedahan

Gumpalan darah luka bedah – kulit akut anestesi

Berjalan ke paru bakteri masuk keracunan hati

Emboli paru Gangguan fungsi hati

Jaringan parut

Penumpukan cairan di panggul (darah)

MK : Gangguan body image

MK : Resiko penyebaran infeksi

statis vena menurun

thrombosis vena propunola

Pembedahan

Page 17: fix tjr

G. PEMERIKSAAN UNTUK Total Joint Replacement (TJR)

1. Radiologi dan imaging studies

a. X-ray

1) Pada tulang : mengetahui densitas, texture, erosion, dan perubahan

sambungan.

2) Pada cortex : mengetahi pelebaran, penyempitan, irregularity.

3) Pada sendi : menunjukkan cairan, irregularity, formasi,

penyempitan, perubahan contour sendi

b. Tomogram

c. computed tomogram

d. Bone scan

e. Arthrogram : penyuntikan bahan radiopaque atau udara kedalam

rongga sendi untuk melihat strukur jaringan lunak dan kontur sendi.

f. Myelogram

g. Discogram

2. Pemeriksaan sendi

a. Arthrocentesis : aspirasi cairan sinovial untuk tujuan pemeriksaan

dengan menggunakan jarum.

b. Arthroscopy : merupakan prosedur endoskopsis yang memungkinkan

pandangan langsung kedalam sendi.

3. Otot dan saraf

a. Electromyography

b. Nerve conduction velocities

4. Laboratorium

5. Biopsy tulang, densitometry

H. PERAWATAN PASCA OPERASI

1) Periksa tanda vital, termasuk suhu dan tingkat kesadaran, setiap 4 jam atau

lebih sering seperti yang dibutuhkan. Laporan perubahan signifikan ke

dokter. Pemeriksaan ini memberikan informasi tentang status

Page 18: fix tjr

kardiovaskular klien dan dapat memberikan indikasi awal komplikasi

seperti perdarahan yang berlebihan, defisit volume cairan, dan infeksi.

2) Melakukan pemeriksaan neurovaskular pada anggota tubuh yang dioperasi

per jam untuk 12-24 jam pertama, maka setiap 2-4 jam. Segera

melaporkan temuan abnormal ke dokter. Operasi dapat mengganggu suplai

darah atau persarafan pada bagian ekstremitas. Jika demikian, intervensi

cepat adalah penting untuk menjaga fungsi ekstremitas tersebut.

3) Monitor perdarahan insisional dengan mengosongkan dan merekam hisap

drainase setiap 4 jam dan menilai dressing sering. kehilangan darah yang

signifikan dapat terjadi dengan penggantian sendi total, terutama

penggantian panggul total.

4) Menjaga asupan infus dan akurat dan output catatan selama periode pasca

operasi awal.

5) Mempertahankan istirahat dan posisi yang ditentukan dari ekstremitas

yang terkena menggunakan sling, belat penculikan, brace, immobilizer,

atau perangkat lain yang ditentukan.

6) Bantu klien pergeseran posisi setidaknya setiap 2 jam sementara di tempat

tidur beristirahat. Pergeseran posisi membantu mencegah luka tekanan dan

lainnya komplikasi imobilitas.

7) Mengingatkan klien untuk menggunakan spirometer insentif, batuk, dan

bernapas dalam setidaknya setiap 2 jam. Langkah-langkah ini penting

untuk mencegah komplikasi pernafasan seperti pneumonia.

8) Menilai tingkat kenyamanan klien sering. Memelihara PCA, infus

epidural, atau analgesia yang diresepkan lainnya untuk meningkatkan

kenyamanan. manajemen nyeri yang memadai meningkatkan

penyembuhan dan mobilitas.

9) Memulai terapi fisik dan latihan seperti yang ditentukan untuk bersama

spesifik diganti, seperti paha depan pengaturan, menaikkan kaki, dan pasif

dan aktif berbagai-latihan-gerak. Latihan ini membantu mencegah atrofi

otot dan tromboemboli dan memperkuat otot-otot ekstremitas yang terkena

sehingga dapat mendukung sendi prostetik.

Page 19: fix tjr

10) Gunakan perangkat kompresi berurutan atau stocking antiembolism seperti

yang ditentukan. Ini membantu mencegah tromboemboli dan pulmonary

embolus untuk klien yang harus tetap bergerak setelah operasi.

11) Menilai klien dengan total penggantian pinggul tanda-tanda prosthesis

dislokasi, termasuk rasa sakit di pinggul terpengaruh atau shortening dan

internal rotasi kaki yang terkena.

I. MANAJEMEN NYERI

Penatalaksanaan Nonfarmokologis menurut Anas Tamsuri,2004

Penatalaksanaan nonfarmokologis terdiri dari berbagai tindakan penanganan

nyeri berdasarkan stimulasi fisik maupun perilaku kognitif. Penanganan fisik

meliputi stimulasi kulit, stimulasi elektrik saraf kulit transkutan (TENS,

transkutaneous Elektrical Nerve Stimulation), akupuntur, dan pemberian placebo.

Intervensi perilaku kognitif meliputi tindakan distraksi, teknik relaksasi, imajinasi

terbimbing, umpan balik biologis, hipnotis, dan sentuhan terapeutik.

Penanganan nyeri dengan tidakan fisik dilakukan dengan tujuan sebagai

berikut:

Meningkatkan kenyamanan

Memperbaiki adanya difungsi fisik

Mengubah respons fisiologik

Menurunkan kecemasan yang berhubungan dengan imobilitas karena

nyeri atau adanya pembatasan aktivitas

Stimulasi kulit dapat member efek penurunan nyeri yang efektif. Tindakan ini

mengalihkan tindakan klien sehingga klien berfokus pada stimulus taktil dan

mengabaikan sensasi nyeri, yang pada akhirnya adapat menurunkan persepsi

nyeri. Stimulasi kulit juga dipercaya dapat:

1. Meningkatkan pelepasan endorphin yang memblok tarnsmisi stimulus

nyeri

Page 20: fix tjr

2. Menstimulasi serabut saraf berdiameter besar A-Beta sehingga

menurunkan transmisi implus nyeri melalui serabut kecil A-delta dan

serabut saraf C

Yang termasuk teknik stimulasi kulit meliputi:

Masase

Kompres panas dan dingin

Akupuntur

Stimulasi kontralateral

1. MASASE KULIT

Masase kulit memberikan efek penurunan kecemasan dan ketegangan otot.

Rangsangan masase otot ini dipercaya akan merangsang serabut berdiameter

besar, sehingga mampu memblok atau menurunkan implus nyeri. Beberapa

strategi stimulasi kulit lainnya juga menggunakan mekanisme ini. Masase adalah

mekanisme kulit tubuh secara umum, dipusatkan pada punggung dan bahu, atau

dapat dilakukan pada satu atau beberapa bagian tubuh dan dilakukan sekitar 10

menit pada masing-masing bagian tubuh untuk mencapai hasil relaksasi yang

maksimal.

Masase kulit dapat dilakukan dengan menggunakan ointment (balsam

gosok) atau liniment (obat cair gosok) yang mengandung mentol untuk membantu

mencapai pengurangan nyeri. Balsem ini akan menimbulkan sensasi hangat segera

setelah pemakaian hingga beberapa saat setelah pemberian. Di Indonesia, balsam

sering digunakan untuk mengurangi nyeri otot dan sendi serta digunakan pada

perut yang terasa kembung.

Berikut ini contoh prosedur penanganan nyeri dengan masase punggung.

Tipe masase

Efflurage : Memberikan pukulan pada tubuh

Page 21: fix tjr

Petrisage : Membuat pijatan atau cubitan besar pada kulit, subkutan,

dan otot

Kotak 3-1. Langkah-langkah prosedur masase punggung

a. Pilih waktu yang tepat, yang bebas dari gangguan.

b. Hangatkan minyak dengan telapak tangan sebelum digunakan, usapkan

pada punggung

c. Lakukan efflurage pada seluruh permukaan punggung

d. Lakukan gerakan melingkar sejajar pada kedua bagian punggung hingga

ketulang belakang dengan tekanan ringan

e. Pijat punggung, bergerak dari satu sisi ke sisi lainnya

f. Lakukan petrisage pada punggung dan bahu

g. Lakukan gerakan tangan dengan tekanan pada punggung, dengan tekanan

sedang

h. Lakukan efflurage dan petrisage pada punggung atas dan bahu,

menggunakan tekanan yang kuat dan lama

i. Berikan pukulan sepanjang kolumna spinal

j. Lakukan gerakan sirkular dengan telapak tangan

k. Akhiri mepijatan dengan menggunakan pukulan ringan pada seluruh

punggung

2. KOMPRES

Penggunaan panas dingin meliputi penggunaan kantong es, masase mandi

air dingin atau panas, penggunaan selimut atau bantal panas.

Kompres panas dingin, selain menurunkan sensari nyeri juga dapat

meningkatkan penyembuhan jaringan yang mengalami kerusakan.

Penggunaan panas, selain member efek mengatasi atau menghilangkan

sensari nyeri, teknik ini juga memberikan reaksi fisiologis antara lain:

1. Meningkatkan respons inflamasi

2. Meningkatkan aliran darah dalam jaringan

Page 22: fix tjr

3. Meningkatkan pembentukan edema

Penggunaan panas (aplikasi kompres panas) sebaiknya dilakukan pada:

1. Trauma yang lebih dari 48 jam

2. Sistesis

3. Hemoroid

4. Nyeri punggung

5. Artritis

6. Bursitis

Penggunaan kompres panas dikontrainkandikasikan pada:

1. Trauma 12-24 jam pertama

2. Perdarahan/edema

3. Gangguan vascular

4. Pleuritis

Contoh metode penggunaan kompres panas:

1. Handuk atau waslap dicelupkan ke dalam air hangat dan diletakkan

pada bagian tubuh (handuk ditutup dengan plastic disekitar daerah

kompres agar panas tidak menyebar keluar)

2. Menggunakan kantong atau bli-buli panas

3. Mandi air panas

4. Berjemur di sinar matahari

5. Menggunakan selimut hangat, bantal panas

6. Menggunakan lampu penghangat, yaitu lampu 60 watt dengan leher

angsa yang diletakkan pada jarak 45-60 cm di daerah yang sangat

diberikan aplikasi hangat

Perlu diketahui bahwa apabila suhu yang di aplikasikan terlalu tinggi akan

menimbulkan rasa tidak nyaman dan kurang memberikan efek penurunan nyeri

pada klien. Untuk itu, suhu perlu di atur yaitu sekitar 52o C pada dewasa normal,

40,5-46o C pada klien dewasa yang tidak dasar, dan 40,5-46o C pada anak kecil

dibawah usia 2 tahun.

Page 23: fix tjr

Pada aplikasi dingin, selain akan memberikan efek menurunan sensari

nyeri aplikasi dingin juga memberikan efek fisiologis:

1. Menurunkan respons inflamasi jaringan

2. Menurunkan aliran darah

3. Mengurangi edema

Penggunaan kompres dingin diindikasikan pada:

1. Trauma 12-24 jam pertama

2. Fraktur

3. Gigitan serangga

4. Perdarahan

5. Spasme otot

6. Artristis rheumatoid

7. Pruritus

8. Sakit kepala

Penggunaan kompres dingin dikontraindikasikan pada:

1. Penyakit Reinaud

2. Alergi dingin

3. Trauma yang lama (lebih dari 48 jam)

Untuk memberikan efek terapeutik yang diharapkan (mengurangi nyeri),

sebaiknya suhu tidak terlalu dingin (yaitu, berkisar antara 18-27o C), karena suhu

yang terlalu dingin selain memberikan rasa tidak nyaman juga dapat

menyebabkan frost-bite/membeku. Perhatikan pemasangan kompres pada daerah

yang mengalami penurunan sensasi seperti pada penderita diabetes, hemiplagia,

atau penderita yang tidak sadar.

3. STIMULASI KONTRALATERAL

Stimulasi kontralateral adalah memberikan stimulasi pada daerah kulit di

sisi yang berlawanan pada daerah terjadinya nyeri. Stimulasi kontralateral dapat

berupa garukan pada daerah yang berlawanan jika terjadi gatal, menggosok

Page 24: fix tjr

(masase) jika kram (kejang) atau memberikan kompres dingin atau panas serta

pemberian balsam atau obat cair gosok.

Metode ini mungkin berguna jika daerah mengalami nyeri tidak dapat

disentuh karena karena hpersensitif, tertutup perban dan gips atau ketika terjadi

nyeri bayangan atau fantom (phantom pain).

4. ACUPRESSURE (PIJAT REFLEKSI)

Acupressure dikembangkan dari ilmu pengobatan kuno Cina dengan

menggunakan system akupunktur. Terapis member tekanan jari-jari pada berbagai

titik organ tubuh seperti pada akupunktur. Tindakan ini merupakan tindakan

sederhana dan mudah dipelajari. Terdapat banyak buku yang membahas teknik

pijat refleksi ini. Apalagi dengan teknik ini ternyata terbukti efektif untuk

mengatasi nyeri, teknik ini dapat terus digunakan dan dapat diajarkan kepada

klien.

5. TRANSCUTANEOUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION (TENS)

Stimulasi saraf elektris transkutan menggunakan satu unit peralatan yang

dijalanankan dengan elektroda yang dipasang pada kulit untuk menghasilkan

sensasi kesemutan, getaran, atau mendengung pada area kulit tertentu. TENS telah

digunakan baik untuk menghilangkan nyeri akut atau kronis. TENS diduga dapat

menurunkan nyeri dengan menstimulasi reseptor nonnyeri di area yang sama

dengan serabut yang menstransmisi nyeri. Mekanisme ini sesuai dengan teori

gerbang kendali nyeri. Pada berbagai riset menunjukkan bahwa penggunaan

TENS memberikan efek terapeutik yang sama atau lebih efektif darpada

penggunaan pereda nyeri dengan penggunaan standar. Umumnya, TENS

digunakan untuk mengatasi berbagai nyeri kronis, nyeri pascatrauma, nyeri

fantom, neuralgia perifer, sakit pinggang bawah, antritis inflmasi, trigeminus

neuralgia dan pada klien yang cemas atau depresi.

Pada penggunaan alat ini, elektroda sebaiknya tidak dipasang diatas

rambut, kulit yang iritasi, jahitan, sinus karotis (menyebabkan bradikardia), otot

laring dan faring (menyebabkan spasme) atau pada uterus ibu hamil. Perawatan

Page 25: fix tjr

alat dilakukan dengan membersihkan eletroda minimal satu hari sekali,

membersihkan elektroda minimal kulit dengan sabun dan air, mengeringkan kulit

dan memasang kembali alat TENS.

6. IMOBILISASI

Imobilisasi terhadap organ tubuh yang mengalami nyeri hebat mungkin

dapat meredakan nyeri. Kasus seperti arthritis reunatoid mungkin memerlukan

teknik ini untuk mengatasi nyeri. Kadang kala penugasan kesehatan memberikan

intruksi kepada klien untuk istirahat selama terjadinya nyeri tanpa disertai intrkasi

instruksi yang jelas bagaimana istirahat yang dimaksud dan berapa lama istirahat

harus dilakukan. Kondisi sering membingungkan klien, sehingga klien takut untuk

memulai aktivitasnya kembali; yang akhirnya menyebabkan penurunan minat,

kemampuan penurunan beraptasi dengan nyeri dan bahkan menimbulkan berbagai

komplikasi seperti kontraktur serta nyeri otot. Sangat penting bagi klien untuk

diajarkan tentang bagaimana ia harus beraktivitas selama terjadinya nyeri dan

kapan ia harus beristirahat. Yakinkah bahwa istirahat bukan untuk mengobati,

tetapi hanya salah satu teknik untuk meredakan nyeri yang tidak dapat ditoleransi.

Anjuran untuk istirahat harus dipertimbangkan dengan meninjau pada aspek

kerusakan dengan mobilisasi, serta dampak kerusakan terhadap nyeri tubuh.

Penatalaksaan nonfarmakologik kedua yang digunakan dalam stimulasi

fisik adalah pemberian placebo. Plasebo dalam bahasa latin berarti “Saya ingin

menyenangkan” merupakan zat tanpa kegiatan farmokologik dalam bentuk yang

dikenal dengan klien sebagai “obat” seperti kaplet, kapsul, cairan injeksi, dan

sebagainya. Plasebo umumnya terdiri atas gula, larutan salin normal, dan atau air

biasa.

Karena placebo tidak memiliki efek farmakologik, “obat” ini hanya

memberikan efek karena dikeluarkannya produk alamiah (endogen) endorphin

dalam sistme control desenden; sehingga menimbulkan efek penurunan nyeri.

Harapan klien yang positif terhadap pengobatan dapat meningkatkan keefektifan

medikasi atau intervensi lainnya. Semakin sering klien mendapatkan informasi

tentang keefektifan suatu terapi, makin efektif intervensi tersebut nantinya.

Page 26: fix tjr

Individu yang diinformasikan bahwa suatu medikasi diperkirakan dapat

meredakan nyeri hamper pasti mengalami peredaan nyeri yang lebih baik

dibandingkan dengan klien yang diberitahu bahwa pengobatannya tidak

memberikan efek apapun. Hubungan perawat klien yang positif juga dapat

member peran yang amat penting dalam meningkatkan efek placebo.

Selama pemberian placebo, beberapa prinsip yang harus diingat adalah:

1. Efek placebo bukan suatu indikasi bahwa seseorang tidak mengalami nyeri

2. Plasebo tidak boleh digunakan untuk menguji kejujuran individu tentang nyeri

atau sebagai pengobatan lini depan

3. Respons positif terhadap placebo, yaitu penurunan nyeri, jangan pernah

diinterpretasikan sebagai suatu indikasi bahwa nyeri yang dialami klien tidak

nyata

4. Jangan pernah memberikan placebo sebagai pengganti analgesic

Intervensi kognitik-perilaku meliputi tindakan distraksi, teknik relaksasi,

umpan balik biologis, hipnotis, dan sentuhan terapeutik.

7. DISTRAKSI

Distraksi adalah pengalihan dari focus perhatian terhadap nyeri ke

stimulus yang lain. Teknis distraksi dapat mengatasi nyeri berdasarkan teori

bahwa aktivasi retikuler menghambat stimulus nyeri, jika seseorang menerima

input sensori yang berlebihan dapat menyebabkan menghambat implus nyeri ke

otak (nyeri berkurang dan tidak dirasakan oleh klien). Stimulus yang

menyenangkan dari luar dapat merangsang sekresi endorphin, sehingga stimulus

nyeri yang dirasakan oleh klien menjadi berkurang. Peredaan nyeri secara umum

berhubungan langsung dengan partisipasi aktif individu, banyaknya modalitas

sensori yang digunakan, dan minat individu dalam stimulasi. Oleh karena itu,

stimulasi penglihatan, pendengaran, dan sentuhan mungkin akan lebih efektif

dalam menurunkan nyeri disbanding stimulus satu indra saja.

Macam-macam distraksi antara lain:

a. Distraksi visual

Page 27: fix tjr

Melihat pertandingan, menonton televise, membaca Koran, melihat

pemandangan dan gambar termasuk distraksi visual

b. Distraksi pendengaran

Diantaranya mendengarkan music yang disukai, atau suara burung

serta gemercik air. Individu di anjurkan untuk memilih music yang

tenang dan disukai, dan diminta untuk berkonsentrasi pada lirik dan

irama lagu. Klien juga diperbolehkan untuk menggerakkan tubuh

mengikuti irama lagu seperti bergoyang, mengetukkan jari atau kaki.

c. Distraksi pernapasan

Bernapas ritmik, anjurkan klien untuk memandang focus pada satu

objek atau memejamkan mata dan melakukan inhalasi perlahan

melalui hidung dengan hitungan dari satu sampek empat dan kemudian

menghembuskan napas melalui mulut secara perlahan sambil

menghitung satu sampai empat (salam hati). Anjurkan klien untuk

berkonsentrasi pada sensai pernapasan dan terhadap gambar yang

member ketenangan. Lanjutkan teknik ini hingga terbentuk pola

pernapasan yang ritmik.

Bernapas ritmik dan masase, intruksikan klien untuk melakukan

pernapasan ritmik, dan pada saat bersamaan lakukan masase pada

bagian tubuh yang mengalami nyeri dengan melakukan pijatan atau

gerakan memutar di area nyeri.

d. Distraksi intelektual

Antara lain dengan mengisi teka teki silang, bermain kartu, melakukan

kegemaran (di tempat tidur) seperti mengumpulkan prangko, menulis

cerita.

e. Teknik pernapasan

Seperti bermain, menyanyi, menggambar atau sembahyang.

f. Imajinasi terbimbing

Adalah kegiatan klien membuat suatu bayangan yang menyenangkan,

dan mengonsentrasikan diri pada bayangan tersebut serta berangsur-

angsur membebaskan diri dari perhatian terhadap nyeri. Sebagai

contoh: perintahkan klien untuk menutup mata dan membayangkan

Page 28: fix tjr

atau menggambarkan hal yang menyenangkan; ketika klien

menggambarkan bayangannya, tanyakan tentang suara, cahaya, benda

yang tampak dan bau bauan yang terbayangkan. Minta klien untuk

menggambarkan dengan lebih rinci.

Teknik lain yang dapat digunakan adalah mengintruksikan klien untuk

melakukan napas ritmik, lalu klien diminta untuk membayangkan

bahwa setiap napas yang dihembuskan menyebabkan ketegangan dan

ketidaknyamanan dikeluarkan. Setiap kali melakukan inhalasi, klien

harus membayangkan energy penyembuhan dialirkan ke bagian tubuh

yang mengalami nyeri.

8. RELAKSASI

Relaksasi otot rangka dipercaya dapat menurunkan nyeri dengan

merelaksasikan ketegangan otot yang mendukung rasa nyeri. Beberapa

penelitian menunjukkan bahwa relaksasi efektif dalam menurunkan nyeri

pasca operasi. Teknik relaksasi mungkin perlu diajarkan beberapa kali

agar mencapai hasil yang optimal. Klien yang telah mengetahui teknik ini

mungkin hanya perlu diinstruksikan menggunakan teknik relaksasi untuk

menurunkan atau mencegah meningkatnya nyeri.

Tindakan relaksasi dapat dipandang sebagai upaya pembebasan mental

dan fisik dari tekanan dan stress. Dengan relaksasi, klien dapat mengubah

persepsi terhadap nyeri. Kemampuannya dalam melakukan relaksasi fisik

dapat menyebabkan relaksasi mental. Relaksasi memberikan efek secara

langsung terhadap funsi tubuh, seperti:

a. Penurunan tekanan darah, nadi, dan frekuensi pernapasan

b. Penurunan komsumsi oksigen oleh tubuh

c. Penurunan tegangan otot

d. Meningkatkan kemampuan konsentrasi

e. Menurunkan perhatian terhadap stimulus lingkungan

Teknik relaksasi yang sederhana terdiri atas napas abdomen dengan frekuensi

lambat, dan berirama. Klien dapat memejamkan matanya dan bernapas dengan

perlahan dan nyaman. Irama yang konstan dapat dipertahankan dengan cara

Page 29: fix tjr

menghitung lambat dalam hati saat bersamaan dengan inhalasi (“hirup, dua, tiga”)

dan ekhalasi (“hembuskan, dua, tiga”). Pada saat perawat mengajarkan teknik ini,

akan sangat membantu jika menghitung dengan keras bersama sama klien pada

awalnya. Apabila pernapasan yang teratur telah tercapai, perintahkan klien untuk

perlahan-lahan untuk merelaksasikan otot-otot pada leher, tangan, dada, paha, dan

kaki.

9. UMPAN BALIK TUBUH

Umpan balik tubuh (biofeedback) adalah teknik mengatasi nyeri dengan

memberikan informasi kepada klien tentang respons fisiologis tubuh terhadap

nyeri yang dialami klien (mis., tekanan darah atau tegangan otot serta EEG) dan

cara untuk mengendalikan secara involunter respons tersebut.

Dengan member informasi yang akurat tentang tekanan darah, ketegangan

otot atau melihat monitor poligraf, klien akan bersaha untuk mencapai relaksasi

yang optimal, sehingga nyeri yang dirasakan klien berkurang.

10. SENTUHAN TERAPEUTIK

Terapi ini sangat dipercaya dapat menolong klien yang menderita nyeri.

Teknik yang digunakan adalah perawat melakukan meditasi dalam waktu singkat

sebelum kontak dengan klien. Pada periode ini, perawat menyembunyikan tingkat

energy internal, kemudian meraba klien dan mentransmisikan energy

penyembuhan. Rasionalisasi keberhasilan metode ini tidak dapat dimengerti

dengan jelas.

Selain berbagai teknik di atas, oenting juga bagi perawat untuk

memberikan pedoman antisipasi (anticipatory guidance). Teknik ini merupakan

teknik penatalaksanaan nyeri dengan melakukan modifikasi terhadap tingkat

kecemasan klien yang ditimbulkan oleh nyeri. Teknik ini dilakukan dengan

memberikan informasi mengenai:

1. Awitan dan durasi nyeri

2. Kualitas, tingkat keparahan dan lokasi nyeri

3. Informasi mengenai bagaimana keadaan klien pada saat nyeri

Page 30: fix tjr

4. Penyebab nyeri

5. Tindakan yang perlu dilakukan oleh perawat dank lien untuk

mengatasi nyeri

6. Hasil yang diharapkan setelah prosedur tindakan

Teknik ini dilakukan pada saat klien tidak merasakan atau sedikit

merasakan nyeri. Penjelasan yang diberikan dapat membantu klien

mengendalikan kecemasan dan meningkatkan toleransi terhadap nyeri.

J. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN Total Joint Replacement (TJR)

1. Pengkajian

a. Identitas klien : mengumpulkan data-data dari klien yang mencakup

nama, umur, jenis kelamin, agama, pekerjan, alamat dan informasi lain-

lainnya yang bertujuan untuk memudahkan menentukan intervensi yang

akan dilakukan dan agar tidak terjadi kesalahan atau agar tidak salah

melakukan intervensi dengan pasein yang lainnya.

b. Keluhan utama : masalah utama klien, tidak perlu di uraikan cukup

dengan bahasa singkat, contohnya “Nyeri”

c. Riwayat kesehatan masa lalu : seperti riwayat penyakit, trauma atau

operasi, obat-obatan dan sebagainya.

d. Riwayat kesehatan keluarga : lebih ke penyakit yang turun temurun/di

turunkan seperti hipertensi, penyakit jantung, dan sebagainya.

e. Riwayat kesehatan saat ini : menjelaskan/menguraikan masalah

utama/keluhan utama, yang mencakup P, Q, R, S, T. Pada pasien dengan

Total Joint Replacement pada riwayat kesehatan saat ini pun dapat di

dapat dari beberapa pemeriksaan sebagai berikut :

Aktivitas/istirahat : kesulitan ambulasi, kekakuan sendi (memburuk

pada pagi hari atau setelah periode tak aktif). Riwayat

partisipasi/okupasi aktivitas olahraga yang menggunakan sendi

tertentu. Ketidakmampuan untuk berpartisipasi pada aktivitas

okupasi/rekreasi pada tingkat yang diinginkan. Gangguan tidur,

Page 31: fix tjr

pelambatan untuk tertidur/bangun karena nyeri. Tidak merasa istirahat

dengan baik.

Sirkulasi : adanya edema, penurunan nadi pada sendi yang sakit,

tungkai/jari-jari.

Neurosensori : gangguan rentang gerak pada sendi yang sakit.

Analisa data

Biasanya didapat dari keluhan pasien, dan hasil dari pengkajian. Dan dari

hasil pemeriksaan diagnostic/penunjang lainnya.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnose keperawatan yang mungkin muncul pada klien yang mengalami

Total Joint Replacement, yaitu:

Pre operasi1. Ansietas berhubungan dengan prosedur penggantian panggul total.2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan prosedur penggantian

panggul total.3. Nyeri berhubungan dengan penggantian sendi panggul.4. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan.

Post operasi1. Kerusakan mobilitas berhubungan dengan keharusan tirah baring setelah

penggantian sendi pinggul.2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kehilangan integritas

struktur tulang.3. Potensial kerusakan penatalaksanaan kesehatan di rumah berhubungan

dengan penggantian sendi pinggul total.4. Masalah kolaborasi : hemoragi, menurunkan neurovaskular, dislokasi

prostesis, trombosis vena profunda, infeksi yang berhubungan dengan pembedahan.

Page 32: fix tjr

3. Intervensi

No Diagnosa Intervensi Rasional1 Nyeri Kronis

berhubungan dengan penggantian sendi panggul totalTujuan :Nyeri pada klien berkurangKriteria Hasil :1. Pasien

menjelaskan tentang ketidak nyamanannya

2. Mengekspresikan rasa percaya diri dalam usaha mengontrol nyeri.

3. Mengungkapkan adanya pengurangan nyeri.

4. Nampak nyaman dan santai.

5. Menggunakan upaya fisik, psikologis, dan farmakologis untuk mengurangi ketidaknyamanan.

1. Kaji pasien mengenai adanya nyeri

2. Minta pasien menerangkan ketidaknyamanannya

3. Lakukan tindakan peningkatan kenyamanan

4. Gunakan teknik modifikasi nyeri:a. Menggunakan

analgetik.b. Mengubah posisi

dalam batas yang diperlukan.

c. Memodifikasi lingkungan.

d. Memberitahu dokter bedah bila perlu.

e. Mengevaluasi dan mencatat ketidaknyamanan dan keefektifan teknik modifikasi-nyeri

1. Mengetahui tingkatan nyeri untuk menentukan tindakan.

2. Agar tidak ada salah persepsi

3. Untuk meningkatan sirkulasi.

4. Untuk mengurangi rasa nyeri.

5. Memperlancar aliran darah.

6. Distraksi untuk mengalihkan perhatian dan membuat nyaman pasien.

7. Mencegah komplikasi lanjut

2 Ansietas berhubungan dengan prosedur penggantian panggul totalTujuan:Klien mampumengontrol kecemasannyaKriteria Hasil :

1. Gunakan pendekatan yang menenangkan

2. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur

3. Pahami prespektif pasien terhdap situasi stres

4. Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut

1. Menciptakan trust2. Mengurangi rasa

cemas klien jika dilakukan tindakan

3. Mencegah kondisi klien agar tdk semakin tertekan karena kondisinya

4. Agar klien merasa bahwa dirinya tidak

Page 33: fix tjr

1. Mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas.2. Mengidentifikasi, mengungkapkan, dan menunjukkan teknik untuk mengontrol cemas.3. Vital sign (TD, nadi, respirasi) dalam batas normal.4. Postur tubuh,

ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan.

5. Menunjukkan peningkatan kosentrasi dan akurasi dalam berfikir.6. Menunjukkan peningkatan fokus eksternal.

5. Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis

6. Dorong keluarga untuk menemani pasien

7. Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan

8. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi

9. Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi

.

merasa kesepian5. Mengurangi rasa

cemas dan takut klien karena tindakan yang dilakukan

6. agar klien merasa disupport untuk kesembuhan kondisi klien

7. mencegah pasien agar tidak semakin cemas

8. klien merasa dimotivasi untuk perbaikan yang optimal

9. untuk mengalihkan perhatian dan mengurangi rasa cemas

3 Hambatan mobilitas berhubungan dengan keharusan tirah baring setelah penggantian sendi pinggul.Tujuan :Mencapai panggul yang bebas nyeriKriteria Hasil :1. Dapat

mempertahankan dan daily kekuatan dan fungsi tubuh.

2. Pasien menunjukkan perilaku yang memungkinkan

Pertahankan posisi sendi pinggul yang benar (abduksi, rotasi netral, fleksi terbatas

Instruksikan dan membantu perubahan posisi dan perpindahan

Instruksikan dan berikan pengawasan latihan pengesetan kuardrisep dan gluteal

konsultasi dengan ahli fisioterapi

Berikan semangat dan dukungan terhadap program latihan

1. Agar sendi tidak kaku2. Mencegah kekauan

sendi3. Mempertahankan

kekuatan sendi dan peningkatan sirkulasi

4. Menyusun program aktivitas fsik secara individual

5. Memotivasi klien agar tetap semangat menjalani latihan

Page 34: fix tjr

melakukan aktivitas.

4 Potensial kerusakan penatalaksanaan kesehatan di rumah yang berhubungan dengan penggantian sendi pinggul total.Tujuan :mencapai sendipanggul yangbebas nyeri

1. Dorong pasien mengekspresikan kekhawatirannya mengenai perawatan di rumah; eksplorasi bersama kemungkinan pemecahan masalah.

2. Kaji ketersediaan bantuan fisik untuk aktivitas perawatan kesehatan.

3. Ajarkan pemberi perawatan tentang program perawatan kesehatan di rumah.

4. Beri instruksi kepada pasien mengenai perawatan pascahospitalisasi;- Pembatasan aktivitas

(menghindari stres karena prostesi.

- Memperkuat instruksi latihan..

- Penggunaan alat bantu ambulasi yang aman.

- Perawatan luka.- Tindakan untuk

mempercepat penyembuhan.

- Obat, bila ada.- Masalah potensial.

Lanjutan pengawasan dan penatalaksanaan perawatan kesehatan.

1. Agar perawat dapat memberikan penkes kepada keluarga.

2. Untuk melatih kemandirian klien.

3. Agar kien dapat merawat dan menjaga kondisinya.

4. Mencegah terjadinya komplikasi

Page 35: fix tjr

BAB 3

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Sendi dapat diklasifikasikan berdasarkan permukaannya, pergerakannya dan

tempatnya

2. Total joint replacement (TJR) atau penggantian sendi total adalah

penggantian kedua permukaan sendi dalam kapsulnya

3. Klasifikasi dari Total Joint Replacement (TJR) adalah Arthoplasti panggul

total ( Hip replacement), Arthoplasti lutut total (knee replacememt),

Arthoplasti bahu total (shoulder replacememt), Arthoplsati pergelangan kaki

(ankle replacememt)

4. Etiologi dari Total Joint Replacement (TJR) : artritis reumatoid, osteoartritis

(penyakit sendi degeneratif), trauma, dan deformitas kongenital dan

terputusnya asupan darah dan nekrosis avaskuler yang diakibatkannya.

5. Penanganan nyeri nonfarmakologi yang dapat digunakan adalah Penanganan

fisik meliputi stimulasi kulit, stimulasi elektrik saraf kulit transkutan (TENS,

transkutaneous Elektrical Nerve Stimulation), akupuntur, dan pemberian

placebo. Intervensi perilaku kognitif meliputi tindakan distraksi, teknik

relaksasi, imajinasi terbimbing, umpan balik biologis, hipnotis, dan sentuhan

terapeutik.

B. SARAN

Diharapkan perawat mampu memberikan asuhan keperawatan yang tepat dan

benar sehingga klien dengan Total Joint Replacement (TJR) agar ditangani dan

diberikan perawatan yang tepat. Perawat juga diharuskan bekerja secara

profesional sehingga meningkatkan pelayanan untuk membantu kilen dengan

Total Joint Replacement (TJR).

Page 36: fix tjr

DAFTAR PUSTAKA

Brunner&suddart. 2005. Keperawatan Medikal Bedah Volume 3 ed.8. Jakarta:

EGC

Syaifuddin. 2002. Anatomi fisiologi. Jakarta: EGC

Susan Martin Tucker. 2008. Standar perawatan: perencanaan kolaboratif dan

intervensi keperawatan. Jakarta: EGC

Tamsuri Anas. 2012. Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC