7
FITOKIMIA Golongan : Q Nama/NRP : Tjoa Mey Li 2443011092 Felisia A. Nuhan 2443011127 Tirza V. Kase 2443011140 Asisten : Dra. Hj. Liliek S. Hermanu, MS.,Apt Tgl Praktikum : 8 & 15 April 2013 Judul Praktikum : ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM USNAT I. Dasar Teori Kayu angin merupakan kelompok lumut kerak dimana lichen ini tumbuhnya berupa talus yang terdiri dari benang-benang hifa. Punya warna hijau kekuningan.. Kayu angin hidup secara epifit pada pepohonan. Oleh karena itu banyak para ahli melakukan penelitian terhadap tumbuhan ini. Salah satu lumut yang banyak digunakan untuk penelitian adalah lumut jenis Usnea sp. Berdasarkan hal tersebut, maka diadakan prakikum KBA yang mencoba mengisolasi tanaman Usnea sp. Usnea mengandung zat warna kuning yang di sebut dengan asam usnat yang berfungsi sebagai anti mikroba. Produk yang mengandung salaf usno, usniplanta atau binan. Usnea sp. (Usneaceae) secara tradisional digunakan sebagai bahan obat karena kandungan asam usnatnya yang memiliki aktivitas

FITOKIMIA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: FITOKIMIA

FITOKIMIA

Golongan : Q

Nama/NRP : Tjoa Mey Li 2443011092

Felisia A. Nuhan 2443011127

Tirza V. Kase 2443011140

Asisten : Dra. Hj. Liliek S. Hermanu, MS.,Apt

Tgl Praktikum : 8 & 15 April 2013

Judul Praktikum : ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM USNAT

I. Dasar Teori

Kayu angin merupakan kelompok lumut kerak dimana lichen ini tumbuhnya berupa talus

yang terdiri dari benang-benang hifa. Punya warna hijau kekuningan.. Kayu angin hidup secara

epifit pada pepohonan. Oleh karena itu banyak para ahli melakukan penelitian terhadap

tumbuhan ini. Salah satu lumut yang banyak digunakan untuk penelitian adalah lumut jenis

Usnea sp. Berdasarkan hal tersebut, maka diadakan prakikum KBA yang mencoba mengisolasi

tanaman Usnea sp.

Usnea mengandung zat warna kuning yang di sebut dengan asam usnat yang berfungsi

sebagai anti mikroba. Produk yang mengandung salaf usno, usniplanta atau binan.

Usnea sp. (Usneaceae) secara tradisional digunakan sebagai bahan obat karena

kandungan asam usnatnya yang memiliki aktivitas antimikroba. Usnea sp. Atau kayu angin

mengandung asam usnat yang bermanfaat selain sebagai anti bakteri atau anti mikroba, juga

bermanfaat sebagai astringen, dan pelembut kulit.

Klasifikasi

Berdasarkan taksonomi, tumbuhan Usnea sp Linn. dapat diklasifikasikan

sebagai berikut :

Kingdom : Fungi

Page 2: FITOKIMIA

Filum : Ascomycotina

Kelas : Ascolichens

Ordo : Lecanorales

Famili : Parmeliaceae

Genus : Usnea

Species : Usnea sp

Nama Daerah

Pada daerah Jawa Tengah: kayu angina, Madura: tea angin, Bali: Jenggutan resi,

Batak: Janggut rabion, Minangkabau: Cirik angina, Melayu: Tahi angina.

Morfologi Tanaman

Secara umum lichen termasuk jenis tanaman dari suku rendah bukan tanaman berkayu, dan

merupakan tanaman yang unik karena lichen terdiri dari 2 mikroorganisme yang berlainan dalam

bentuk simbiosis mutualistik antara jamur dan ganggang. Secara umum suatu jenis jamur lebih

menyukai membantuk simbiosis mutualisme dengan jenis ganggang tertentu juga. Talusnya akan

tumbuh bila jamur dari jenis tertentu bersimbiosis dengan jenis ganggang lain maka akan

terbentuk spesies lichen yang lain juga. Kayu angin merupakan kelompok lumut kerak dimana

lichen ini tumbuhnya berupa talus yang terdiri dari benang-benang hifa. Apotesium tumbuh kea

rah sisi, berbentuk perisai. Punya warna hijau kekuningan.. Kayu angin hidup secara epifit pada

pepohonan.

Jalur Biosintesa Tanaman Lichen

Jalur biosintesa yang dapat dihasilkan oleh tanaman lichen, secara umum dibedakan atas 3 jalur

sintesis yang pada dasarnya dimulai dari asetil-SCoA kemudian dilanjutkan menjadi Asetoasetil-

SCoA ataupun Malonil-SCoA.

Jalur Biosintesa:

a. Jalur Shikimat.

Dari jalur biosintesa ini akan dapat dihasilkan senyawa-senyawa dari golongan

diketopiperazin, terfenikuinon, turunan asam pulvinat.

b. Jalur Asam mevalonat.

Page 3: FITOKIMIA

Dari jalur biosintesa ini akan didapat senyawa golongan diterpen, sesterpen, triterpen,

karoten, sterol.

c. Jalur Poliketida.

Dari jalur ini didapat senyawa dari 4 golongan yaitu: asam alifatik dan ester; despida,

depsipon dan depson ; asam usnat ; khroman, santon, anthrokuinon, dan anthron.

Kegunaan

Kegunaan lichenes:

a. Lichenes sebagai bahan makanan.

Saat makanan sulit didapat orang-orang memggunakan lichens sebagai sumber

karbohidrat dan mencampurkannya dengan tepung. Di Jepang, Lichenes Umbilicaria dari

jenis foliose dapat digoreng atau dimakan mentah.

b. Lichenes sebagai obat-obatan.

Usnea filipendula yang dihaluskan dapat digunakan sebagai obat luka dan terbukti

baessifat antibakteri. Usnea hlepharea dan Lexuoso digunakan untuk mengurangi

aktivitas bakteri penyebab bau badan.

c. Lichenes sebagai antibiotic.

Senyawa asam usnat ini telah banyak digunakan pada salep antibiotic, deodorant dan

herbal tincture. Pigmen kuning asam usnat digunakan sebagai antibotika yang mampu

menghalangi pertumbuham Mycobacterium. Tanaman lichens banyak digunakan sebagai

jamu, ini karena tanaman ini juga berkhasiat astrigen dan antibiotik. Secara tradisional

digunakan sebagai obat batuk, disentri, mencret, perut kembung, sari awan, dan pelembut

kulit.

Kandungan kimia

Kayu angin nengandung zat warna kuning yang disebut dengan asam usnat.

Metoda Ekstaksi dan Isolasi.

Ekstraksi

Ekstraksi dari bahan alam dapat dilakukan dengan menggunakan bahan segar atau yang telah

dikeringkan. Bila bahan segar digunakan pemanasan dan pada bahan yang dikeringkan, bahan

Page 4: FITOKIMIA

dipotong halus dan dicelupkan pada alkohol. Ekstraksi tumbuhaan menggunakan perkolar yang

dapat dilakukan dengan berbagai metoda antara lain:

Maserasi

Merupakan proses ekstraksi yang sederhana dengan merendam bahan pelarut dalam

waktu tertentu sampai bahan menjadi lunak sehingga senyawa yang dikandungnya ditarik

oleh pelarut yang digunakan.

Perkolasi

Dengan menggunakan perkolar yang terbuat dari kaca tebal dan diujung alat terdapat

kapas atau kertas saring.

Digestasi.

Proses penyaringan yang sama deengan meserasi yakni menggunakan pemanasan pada

suhu 30°-40° C.

Infusa

Suatu cara yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati pada suhu 90° C selama 15

menit.

Decokta.

Penyarian dengan merebus simplisia dengan air 100 bagian pada suhu 90° C selama 30

menit

Sokletasi.

Merupakan suatu cara ekstraksi dengan alat soklet. Pada cara ini pelarut organik dan

tempat simplisia terpisah. Prinsipnya adalah penyarian berulang-ulang sehingga

penyarian lebih sempurna dengan pelarut yang lebih sedikit.

Metoda Pemisahan dan Pemurnian

Untuk pemisahan komponen-komponen campuran rumit dapat digunakan teknik kromatografi.

Dimana metoda ini didasarkan pada distribusi komponen diantara dua fase yang tidak

bercampur, fase diam dan fase gerak. Mekanisme terdistribusinya komponen-komponen dapat

disebabkan oleh peristiwa partisi, reaksi penukar ion dan difusi komponen kedalam pori-pori

fase diam, komponen cairan akan bergerak dengan kecepatan berbeda sehingga terjadi

pemisahan. Beberapa teknik kromatografi yang digunakan dalam pemisahan adalah KLT,

Kromatografi Kolom, dan Kromatografi Gas.

Page 5: FITOKIMIA

Pemisahan secara kromatografi akan didapat fraksi yang memiliki satu noda pada KLT dan

selanjutnya lakukan proses pemurnian. Proses pemurnian dilakukan dengan jalan rekristalisasi.

Rekristalisasi merupakan metoda pemisahan senyawa padat, yang didasarkan pada perbedaan

kelarutan antara zat yang akan dimurnikan dengan pengotor dalam pelarut tunggal atau pelarut

campuran.

Metoda Identifikasi

Untuk mengidentifikasi zat dapat dilakukan dengan cara penentuan titik lebur dan nilai Rf, yakni

nilai perbandingan antara jarak pelarut dengan jarak noda

Pemeriksaan KLT, dengan fase diam silika gel Merck dan pengembang campuran heksana dan

etil asetat dengan perbandingan 6:4 atau 7:3 dan digunakan penampak noda asam sulfat. Nilai

RF pada KLT berturut-turut 0,61 dan 0,69