fisiologi persalinan normal

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Persalinan normal

Citation preview

NAMA: NURUL ATIKA AZZAHRA

NIM:201420401011066PERSALINAN NORMAL

A. DEFINISIPersalinan normal adalah proses kelahiran bayi pada kehamilan aterm, presentasi belakang kepala dan posisi ubun-ubun kecil didepan dengan bantuan tenaga di his.Tujuan pertolongan persalinan normal ialah melahirkan bayi dan ibu yang sehat serta mencegah patologi persalinan.

C. KALA PERSALINAN

Proses persalinan terdiri atas 4 kala yaitu:

Kala I

Yaitu waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap 10 cm terdiri atas:1) Fase laten dilatasi serviks berlangsung lambat sampai pembukaan 3 cm berlangsung dalam 7-8 jam dengan kontraksi uterus yang teratur minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik2) Fase aktif dilatasi servik 4 -10 cm dengan kecepatan> 1 cm/jam disertai penurunan kepala. Berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 periode:-Periode akselerasi berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.

-Periode dilatasi maksimal (steady) selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.-Periode deselerasi berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan jadi 10 cm atau lengkap.

1 fase laten2-periode akselerasi3-periode dilatasi maksimal4-periode deselerasi5-kala llKala I

Pastikan keadaan inpartu jika:

serviks terasa melunakadanya pemendekan dan pendataran serviks secara agresif selama persalinan;dilatasi serviks peningkatan diameter pembukaan serviks yang diukur dalam sentimeter .Diagnosis

Ibu sudah dalam persalinan kala I jika pembukaan serviks kurang dari 4 cm menunjukkan dan kontraksi terjadi teratur minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik.

Penanganan

-Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah, ketakutan, dan kesakitan Tekanan --berilah dukungan dan yakinkan dirinya.

berikan informasi mengenai proses dan kemajuan persalinannya,

dengarkan keluhannya dan cobalah untuk lebih sensitif terhadap perasaannya

- Jika ibu tersebut tampak kesakitan, dukungan asuhan yang dapat diberikan:

lakukan perubahan posisi,

Posisi sesuai dengan keinginan ibu. tetapi jika ibu ingin di tempat tidur sebaiknya dianjurkan tidur miring ke kiri.

sarankan ia untuk berjalanajaklah orang yang menemaninya (suami atau ibunya) untuk memijat atau gosok punggungnya atau membasuh ibu diperbolehkan melakukan mukanya di antara kontraksi, ajarkan kepadanya teknik aktivitas sesuai dengan kesanggupannya nahan napasnya bernapas ibu diminta untuk menarik sewaktu sebentar kemudian dil terasa Pembuka Penurun Dinilai

Kala IIKala II adalah kala pengeluaran janin, dimulai dari dilatasi serviks lengkap sampai lahirnya janin. Tanda-tanda kala II adalah meningkatnya pengeluran lendir bercampur darah (bloody show), adanya rasa ingin mengedan setiap kontraksi karena penekanan pada rektum, sehingga dilatasi anus tampak nyata. Berlangsung 1- 2 jam pada primi gravida dan 1 jam pada multi gravida.

MEKANISME TURUNNYA KEPALA

Kala IIIadalah kala uri. Dimulai setelah lahirnya janin hingga lahirnya plasenta Berlangsung antara 15-30 menit Mekanisme pelepasan plasenta adalah Kontraksi rahim akan mengurangi area uri, karena rahim bertambah kecil dan dindingnya bertambah tebal beberapa sentimeter. Kontraksi-kontraksi tadi menyebabkan bagian yang longgar dan lemah dari uri pada dinding rahim. akan terlepas mula-mula sebagian dan kemudian seluruhnya dan tinggal bebas dalam cavum uteri. Kadang-kadang ada sebagian kecil uri yang masih melekat pada dinding rahim.

Proses pelepasan ini biasanya setahap demi setahap dan pengumpulan darah dibelakang uri akan membantu penglepasan uri ini.Bila pelepasan sudah komplit maka kontraksi rahim mendorong uri yang sudah lepas ke SBR. lalu ke vagina dan dilahirkan. Kala III terdiri atas 2 fase yaitu

1. Fase Pelepasan

Cara lepasnya placenta Placenta lepas berawal dari sentral (cara Schultze) terbentuk retroplacentl hematoma placenta lepas seluruhnya disertai keluarnya darah Placenta lepas dari marginal (cara Duncan) ditandai dengan darah yang mengalir dari vagina Perasat untuk mengetahui lepasnya placenta

KUSTER

menarik sedikit tali pusat Tangan kin menekan Tangan kanan meregangkan asupra simfisis. Bila tali pusat masuk e belum lepas tetap atau maju sudah Lepas

KLEIN

Minta ibu mengedan, maka akan tampak tali pusat turun. Bila mengedan dihentikan dan tali pusat masuk kembali ke vagina plasenta belum lepas.

STRASS MAN

Tangan kanan meregangkan tali pusat, tangan kiri mengetok-ngetok fundus uteri. Bila terasa getaran pada tali pusat plasenta belum lepas. Bila tidak terasa getaran plasenta sudah lepas. Bila plasenta telah lepas maka akan terlihat Rahim menonjol di atas simfisis Tali pusat bertambah panjang Rahim bundar dan keras. Keluar darah secara tiba-tiba.

2. Fase Pengeluaran

Plasenta yang sudah terlepas oleh kontraksi rahim akan didorong ke bawah yang oleh rahim sekarang dianggap sebagai benda asing. Hal ini dibantu pula oleh tekanan abdominal atau mengedan, maka uri akan dilahirkan, 20% secara spontan, dan selebihnya memerlukan pertolongan dengan tekanan ringan di fundus uteri. Kala IV

Kala IV adalah kala pengawasan 1- 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan postpartum. >Diagnosis dan Konfirmasi Saat PersalinanCurigai atau antisipasi adanya persalinan jika wanita tersebut menunjukkan tanda atau gejala sebagai berikut: -Nyeri abdomen yang bersifat intermitten setelah kehamilan 22 minggu

-Nyeridisertai lender darah

-Adanya pengeluaran air dari vagina atau keluarnya air-air secara tiba-tiba

Pastikan keadaan inpartu jika :

-Serviks terasa melunak-adanya pemendekan dan pendataran serviks secara progresif selama persalinan.-Dilatasi serviks

DiagnosisGejala dan tandaKalaFase

Serviks belum berdilatasiPersalinan palsu atau belum inpartu

Serviks berdilatasi < 4 cmILaten

Serviks berdilatasi 4-9 cm

-Kecepatan pembukaan 1 cm atau lebih per jam

-Penurunan kepala dimulaiIAktif

Serviks membuka lengkap (10cm)

-penurunan kepala berlanjut

-Belum ada keinginan untuk meneranIIAwal (nonekspulsif)

Serviks membuka lengkap (10 cm)

-Bagian terbawah telah mencapai dasar panggul

-Ibu meneranIIAkhir(Ekspulsif)

ANTENATAL CARE 1.Pengertian Antenatal Care

Kunjungan Antenatal Care(ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pelayanan antenatal ialah untuk mencegah adanya komplikasi obstetri bila mungkin dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai (Saifuddin, dkk., 2002). Pemeriksaan kehamilan atau ANC merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental (Wiknjosastro, 2005). Pelayanan antenatal terintegrasi merupakan integrasi pelayanan antenatal rutin dengan beberapa program lain yang sasarannya pada ibu hamil, sesuai prioritas Departemen Kesehatan, yang diperlukan guna meningkatkan kualitas pelayanan antenatal.

Program-program yang di integrasikan dalam pelayanan Antenatal terintegrasi meliputi :

a.Maternal Neonatal Tetanus Elimination (MNTE)

b.Antisipasi Defisiensi Gizi dalam Kehamilan (Andika)

c.Pencegahan dan Pengobatan IMS/ISR dalam Kehamilan (PIDK)

d.Eliminasi Sifilis Kongenital (ESK) dan Frambusia

e.Pencegahan dan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi (PMTCT)

f.Pencegahan Malaria dalam Kehamilan (PMDK)

g.Penatalaksanaan TB dalam Kehamilan (TB-ANC) dan Kusta

h.Pencegahan Kecacingan dalam Kehamilan (PKDK)

i.Penanggulangan Gangguan Intelegensia pada Kehamilan (PAGIN). (Depkes RI, 2009)

> Tujuan Antenatal Care

Baru dalam setengah abad ini diadakan pengawasan wanita hamil secara teratur dan tertentu. Dengan usaha itu ternata angka mortalitas serta morbiditas ibu dan bayi jelas menurun. Tujuan pengawasan wanita hamil ialah menyiapkan ia sebaik-baiknya fisik dan mental, serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka postpartum sehat dan normal, tidak hanya fisik akan tetapi juga mental. Ini berarti dalam antenatal care harus diusahakan agar :

a.Wanita hamil sampai akhir kehamilan sekurang kurangnya harus sama sehatnya atau lebih sehat;

b.Adanya kelainan fisik atau psikologik harus ditemukan dini dan diobati,

c.Wanita melahirkan tanpa kesulitan dan bayi yang dilahirkan sehat pula fisik dan metal (Wiknjosastro, 2005)

> Tujuan Asuhan Antenatal yaitu :

a.Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan Ibu dan tumbuh kembang bayi;

b.Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan bayi,

c.Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan,

d.Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, Ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin,

e.Mempersiapkan peran Ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal (Saifuddin, dkk., 2002).

>Keuntungan Antenatal Care Dapat mengetahui berbagai resiko dan komplikasi hamil sehingga ibu hamil dapat diarahkan untuk melakukan rujukan kerumah sakit. (Manuaba,1998)

>Fungsi Antenatal Care

a.Promosi kesehatan selama kehamilan melalui sarana dan aktifitas pendidikan

b.Melakukan screening, identifikasi dengan wanita dengan kehamilan resiko tinggi dan merujuk bila perlu

c.Memantau kesehatan selama hamil dengan usaha mendeteksi dan menangani masalah yang terjadi. Cara Pelayanan Antenatal Care disesuaikan dengan standar pelayanan antenatal

menurut Depkes RI yang terdiri dari :

a.Kunjungan Pertama

1)Catat identitas ibu hamil

2)Catat kehamilan sekarang

3)Catat riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu

4)Catat penggunaan cara kontrasepsi sebelum kehamilan

5)Pemeriksaan fisik diagnostic dan laboratorium

6)Pemeriksaan obstetric

7)Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT)

8)Pemberian obat rutin seperti tablet Fe, calsium, multivitamin, dan mineral lainnya serta obat-obatan khusus atas indikasi.

9)Penyuluhan/konseling.

b.Jadwal Kunjungan Ibu Hamil Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal:

1)Satu kali kunjungan selama trimester satu (< 14 minggu).

2)Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14 28).

3)Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28 36

4)Peningkatan akses pelayanan persalinan dengan rumah tunggu. (Depkes, 2009)

> Intervensi Dalam Pelayanan Antenatal Care

Intervensi dalam pelayanan antenatal care adalah perlakuan yang diberikan kepada ibu hamil setelah dibuat diagnosa kehamilan. Adapun intervensi dalam pelayanan antenatal care adalah :

a.Intervensi Dasar

1)Pemberian Tetanus Toxoid

a)Tujuan pemberian TT adalah untuk melindungi janin dari tetanus neonatorum, pemberian TT baru menimbulkan efek perlindungan bila diberikan sekurang-kurangnya 2 kali dengan interval minimal 4 minggu, kecuali bila sebelumnya ibu telah mendapatkan TT 2 kali pada kehamilan yang lalu atau pada masa calon pengantin, maka TT cukup diberikan satu kali (TT ulang). Untuk menjaga efektifitas vaksin perlu diperhatikan cara penyimpanan serta dosis pemberian yang tepat.

b)Dosis dan pemberian 0,5 cc pada lengan atas

c)Jadwal pemberian TT

Antenatal pertama

TT2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun 80

TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95

TT4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 99

TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun/seumur hidup

keterangan : artinya apabila dalam waktu 3 tahun Wanita Usia Subur (WUS) tersebut melahirkan, maka bayi yang dilahirkan akan terlindung dari Tetanus Neonatorum (TN). (Saifudin, 2002)

2)Pemberian Vitamin Zat Besi

a)Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk memenuhi kebutuhan Fe pada ibu hamil dan nifas karena pada masa kehamilan dan nifas kebutuhan meningkat.

b)Di mulai dengan memberikan satu sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 Mg (zat besi 60 Mg) dan Asam Folat 500 Mg, minimal masing-masing 90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak di minum bersama teh atau kopi, karena mengganggu penyerapan. (Saifudin, 2002)

b.Intervensi Khusus

Intervensi khusus adalah melakukan khusus yang diberikan kepada ibu hamil sesuai dengan faktor resiko dan kelainan yang ditemukan, meliputi:

1)Faktor resiko, meliputi:

a)Umur

(1)Terlalu muda, yaitu dibawah 20 tahun

(2)Terlalu tua, yaitudiatas 35 tahun

b)Paritas

(1)Paritas 0 (primi gravidarum, belum pernah melahirkan) (2)Paritas > 3 c)Interval Jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekurang- kurangnya 2 tahun.

d)Tinggi badan kurang dari 145 cm

e)Lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm

2)Komplikasi Kehamilan

a)Komplikasi obstetri langsung

(1)Perdarahan

(2)Pre eklamasi/eklamsia

(3)Kelainan letak lintang, sungsang primi gravida

(4)Anak besar, hidramnion, kelainan kembar

(5)Ketuban pecah dini dalam kehamilan.

b)Komplikasi obstetri tidak langsung

(1)Penyakit jantung

(2)Hepatitis

(3)TBC (Tuberkolosis)

(4)Anemia

(5)Malaria

(6) Diabetes militus

(7)Komplikasi yang berhubungan dengan obstetri, komplikasi akibat kecelakaan (kendaraan, keracunan, kebakaran) (Mochtar R, 1998:75).

11.Pelaksana dan Tempat Pelayanan

Antenatal Pelayanan kegiatan pelayanan Antenatal terdapat dari tenaga medis yaitu dokter umum dan dokter spesialis dan tenaga paramedic yaitu bidan, perawat yang sudah mendapat pelatihan. Pelayanan antenatal dapat dilaksanakan di puskesmas, puskesmas pembantu, posyandu, Bidan Praktik Swasta, polindes, rumah sakit bersalin dan rumah sakit umum. (Depkes RI, 1995)

12.Peran Serta Ibu Dalam Pelayanan Antenatal

Peran serta ibu dalam hal ini ibu-ibu hamil di dalam memanfaatkan pelayanan antenatal dipengaruhi perilaku individu dalam penggunaan pelayanan kesehatan, adanya pengetahuan tentang manfaat pelayanan antenatal selama kehamilan akan menyebabkan sikap yang positif. Selanjutnya sikap positif akan mempengaruhi niat untuk ikut serta dalam pemeriksaan kehamilan. Kegiatan yang sudah dilakukan inilah disebut perilaku. (Fizben dan Ajzen, 1989). Menurut Lewrence Green dengan modifikasi dalam Buku Pendidikan dan Perilaku Kesehatan (Sukidjo Notoatmodjo) factor yang mempengaruhi perilaku antara lain:

a.Faktor yang mempermudah (Predisposing factor) Mencakup pengetahuan, sikap, kepercayaan, moral social, dan unsur lain yang terdapat dalam diri individu (masyarakat)TINJAUAN PUSTAKA

Wiknjosastro G.H, Affandi biran, Waspodo Djoko, Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal,POGI, 2002,Jakarta

Prawirohardjo, Sarwono. Buku acuan Nasional Pelayanan kesehatan Maternal dan neonatal, Yayasan Bina PustakaSarwono 2009., Jakarta : Prawirohardjo Sarwono. Ilmu Bedah Kebidanan, : Yayasan Bina PustakaSarwono Prawirohardjo 2010. JakartaMaroef Moch, Andriana Kusuma, Pengantar klinik ilmu kebidanan dan penyakit kandungan,UMM Press,2009,Malang

SERVIKOGRAM