4
Astronom mengklaim menemukan sisa-sisa dunia air dari batu dan lautan di luar tata surya. Mereka menilai telah menemukan bahan dasar yang dapat mendukung kehidupan di luar tata surya. Diyakini penampakan kecil di teleskop yang jaraknya 150 tahun cahaya dari bumi merupakan planet berbatu dengan banyak air. Ini adalah temuan pertama dimana batu dan air ada dalam satu tempat di luar tata surya. Air dan permukaan batuan diasumsikan merupakan kebutuhan penting asal-usul kehidupan di dalam tata surya. Para astronom mengklaim bahan dasar untuk planet layak huni dapat tersebar secara luas di seluruh kosmos. Para ilmuwan mengatakan, planet asli itu setidaknya berukuran diameter 90 km sehingga hanya merupakan planet kecil. Planet itu berisi 26 persen air, sementara bumi terdiri dari 0,023 persen air. "Dalam tahap keberadaannya, semua yang tersisa dari planet berbatu itu hanyalah debu dan puing-puing yang ditarik ke dalam orbit bintang induk yang mati," ujar Profesor Boris Gansicke dari Universitas Warwick dikutip The Independent, Jumat (11/10). Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science tersebut menggunakan pengamatan dari Hubble Space Telescope dan teleskop raksasa Kekc di Mauna Kea di Hawaii. "Penemuan air dalam sebuah asteroid besar berarti blok pembangun planet layak huni ada, dan mungkin masih ada, di sistem 61 GD, dan juga mungkin dikelilingi sejumlah planet induk yang sama," ujar Jay Farihi dari Universitas Cambridge. Republika.com Di tengah-tengah kekacauan di Bumi, para ilmuwan menemukan harapan untuk kehidupan di planet lain. Para ilmuwan mengumumkan pada Kamis perihal penemuan tiga

fisika

Embed Size (px)

DESCRIPTION

s

Citation preview

Page 1: fisika

Astronom mengklaim menemukan sisa-sisa dunia air dari batu dan lautan di luar tata surya.

Mereka menilai telah menemukan bahan dasar yang dapat mendukung kehidupan di luar tata surya. Diyakini penampakan kecil di teleskop yang jaraknya 150 tahun cahaya dari bumi merupakan planet berbatu dengan banyak air.

Ini adalah temuan pertama dimana batu dan air ada dalam satu tempat di luar tata surya. Air dan permukaan batuan diasumsikan merupakan kebutuhan penting asal-usul kehidupan di dalam tata surya.

Para astronom mengklaim bahan dasar untuk planet layak huni dapat tersebar secara luas di seluruh kosmos. Para ilmuwan mengatakan, planet asli itu setidaknya berukuran diameter 90 km sehingga hanya merupakan planet kecil.

Planet itu berisi 26 persen air, sementara bumi terdiri dari 0,023 persen air. "Dalam tahap keberadaannya, semua yang tersisa dari planet berbatu itu hanyalah debu dan puing-puing yang ditarik ke dalam orbit bintang induk yang mati," ujar Profesor Boris Gansicke dari Universitas Warwick dikutip The Independent, Jumat (11/10).

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science tersebut menggunakan pengamatan dari Hubble Space Telescope dan teleskop raksasa Kekc di Mauna Kea di Hawaii.

"Penemuan air dalam sebuah asteroid besar berarti blok pembangun planet layak huni ada, dan mungkin masih ada, di sistem 61 GD, dan juga mungkin dikelilingi sejumlah planet induk yang sama," ujar Jay Farihi dari Universitas Cambridge.

Republika.com

Di tengah-tengah kekacauan di Bumi, para ilmuwan menemukan harapan untuk kehidupan di planet lain. Para ilmuwan mengumumkan pada Kamis perihal penemuan tiga planet yang menjadi kandidat terbaik untuk dihuni di luar sistem tata surya kita.

Satelit NASA Kepler, yang mengawasi lebih dari 150 ribu bintang dengan harapan mengidentifikasi planet mirip Bumi, menemukan trio planet itu.

Dua planet, Kepler-62e dan Kepler-62f, dijelaskan dalam sebuah studi yang dirilis di jurnal Science. Mereka adalah bagian dari sistem lima planet yang memungkinkan untuk mendukung kehidupan. Hanya saja, letaknya sangat jauh.

Bintang induknya, yang setara peran Matahari bagi Bumi, dinamai nama Kepler-62, di mana planet-planet di sekitarnya dinamai dengan huruf-huruf di belakang angka.

Semakin kecil planet ini, semakin besar kemungkinannya berbatu dan semakin kecil kemungkinan terbuat dari gas, kata William Borucki, peneliti

Page 2: fisika

utama program Kepler di NASA Ames Research Center.

Kepler-62f dianggap 40 persen lebih besar dari Bumi serta berpotensi paling mirip planet kita dari ketiga penemuan baru itu. Planet ini bisa menjadi berbatu, ujar Borucki, dengan kutub, daratan, dan juga air. Jumlah hari dalam setahun juga mirip Bumi, yaitu 267,3 hari.

"Jika Anda berdiri di Kepler-62f, bintang di langit akan terlihat lebih besar dari matahari kita. Namun, tingkat pencahayaan akan seperti berjalan-jalan di Bumi pada hari berawan," kata Borucki pada konferensi pers.

Sedangkan Kepler-62e 60 persen lebih besar dari planet kita dan sedikit lebih dekat dengan bintang induknya. Planet ini layak disebut planet air karena ditutupi sebagian besar oleh lautan dengan waktu setahun 122,4 hari. Sebuah planet ketiga yang berpotensi dihuni, tetapi tidak termasuk dalam studi, disebut Kepler-69c. Studi ini dipublikasikan dalam The Astrophysical Journal.

Ini adalah planet terkecil yang pernah ditemukan di "zona huni" daerah dekat sebuah bintang di mana planet dapat secara teoritis menahan air yang likuid. Kepler-69c tampaknya kurang pas di zona layak huni dibandingkan dengan dua planet lain, tetapi para ilmuwan tidak mengesampingkan hal itu.

"Dengan semua penemuan ini, kita menemukan fakta bahwa Bumi bukan satu-satunya. Ada hal-hal yang mirip Bumi di mana-mana," kata Thomas Barclay, ilmuwan program Kepler di Bay Area Environmental Research Institute di Sonoma, California.

Namun begitu, jangan bermimpi Anda segera bisa tinggal di planet itu. Jarak Kepler-62 adalah 1.200 tahun cahaya dan Kepler-69 sejauh 2.700 tahun cahaya. Satu tahun cahaya setara hampir 6 triliun mil.

Tempo.co

Misteri Planet Mati di Ujung Tata Surya Terkuak Sebuah planet kerdil ditemukan tujuh tahun lalu di dekat ujung Tata Surya. Baru-baru ini, peneliti mengungkapkan hasil studi mereka bahwa planet tersebut mati, membeku, tanpa atmosfer.

Planet sebesar 2/3 planet Pluto itu diberi nama dewa Polinesia, Makemake. Hasil studi itu juga menyebutkan bahwa planet mati ini merupakan salah satu dari lima dunia yang mengorbit di tata surya kita dan terindentifikasi sebagai planet kerdil.

Tapi, lokasi Makemake tidak sejauh Eris, planet kerdil terbesar. Dia berada di Sabuk Kuiper--daerah yang penuh dengan obyek-obyek beku--sekitar 4 miliar mil dari Matahari. Dia melengkapkan orbit setiap 310 tahun sekali atau lebih.

Para peneliti dalam Tim ESO juga menyimpulkan bahwa Makemake memiliki bentuk yang bulat seperti bola tapi tidak sempurna, seperti Bumi.

Page 3: fisika

Peneliti pun kemudian mengombinasikan data dari teleskop di Chile dan Amerika Selatan seiring planet ini melintasi angkasa raya. Jose Ortiz, dari Institut Astrofisika Andalusia mengatakan," Saat Makemake lewat di depan sebuah bintang dan memblok (cahaya), bintang menghilang, tapi kemudian muncul tiba-tiba. Cahayanya tidak muncul secara bertahap." Menurutnya, hal ini membuktikan bahwa planet ini tidak punya atmosfer.

Meski begitu, dia memperkirakan Makemake punya peluang untuk membentuk atmosfer di kemudian hari. Dia menambahkan bahwa penemuan Makemake ini merupakan langkah besar manusia dalam mempelajari kelompok planet kerdil dan membeku. "Betapa kita perlu belajar banyak mengenai planet misterius itu."

Makemake awalnya dikenal dengan nama 2005 FY9 dan ditemukan Maret 2005. Nama resmi Makemake baru disematkan pada Juli 2008.

Planet-planet kerdil secara resmi diakui oleh International Astronomical Union (IAU) pada tahun 2006 setelah perdebatan tentang definisi sebuah planet.

IAU memutuskan untuk menurunkan Pluto menjadi planet kerdil. Artinya, secara resmi Tata Surya sekarang memiliki delapan planet 'biasa', yaitu: Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.

Tiga lainnya adalah planet kerdil Ceres, Haumea, dan Eris.

(http://teknologi.news.viva.co.id/…/369482-misteri-planet-ma…)