Upload
purbo-kusumo
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/9/2019 Fiscal Policy and Economic Reforms
1/7
KEBIJAKAN FISKAL DAN REFORMASI EKONOMI
oleh Y.V. Reddy
Kondisi Fiskal India: Sebuah Pendahuluan Singkat
Selama 30 tahun awal masa kemerdekaan, antara tahun 1950 dan 1980,
defisit fiskal baik di pusat maupun negara bagian tidak terlalu besar.
Masa ini merupakan periode dimana revenue mengalami surplus. Akan
tetapi, mulai pertengahan tahun 1950-an RBI mulai menerapkan
otomatisasi moneter defisit yang selanjutnya menjadi praktik umum di
India. Bersamaan dengan hal diatas, pada tahun 1969 dan 1980 terjadi
nasionalisasi bank komersial. Kedua perkembangan ini memiliki dampak
yang sangat penting bagi hubungan antara otoritas moneter (RBI) dan
otoritas fiskal (pemerintah).
Pada tahun 1980 terjadi penurunan bunga surat hutang yang memicu
kemerosotan fiskal hebat yang selanjutnya diikuti dengan defisit moneter
yang luar biasa. Situasi ini berdampak terhadap kesehatan sistemperbankan dan memperumit reformasi sektor perbankan.
Defisit fiskal yang sangat besar dan kondisi moneter saat itu
mempengaruhi sektor eksternal yang direfleksikan dengan semakin
melebarnya defisit keuangan pada akhir tahun 1980 dan awal 1990.
Dipicu oleh kondisi ini, proses reformasi dimulai pada tahun 1991-1992.
Struktur makroekonomi yang terpercaya dan program stabilisasi meliputi
perdagangan, industri, investasi luar negeri, nilai tukar mata uang,
keuangan publik, dan sektor keuangan dilakukan bersamaan yang
menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pengembangan
perdagangan dan investasi. Bersamaan dengan kebijakan ini, beberapa
reformasi berkenaan pemasaran hutang pemerintah juga mulai
dilakukan.
Pada tahun 1994 RBI menandatangai perjanjian pertama dengan
pemerintah untuk menetapkan batasan bagi otomatisasi moneter, yaitu
sebuah sistem yang membatasi pembuatan surat hutang selama tiga
1
8/9/2019 Fiscal Policy and Economic Reforms
2/7
tahun yang akan berakhir pada 1996-1997. Kemudian pada tahun 1997,
perjanjian kedua ditandatangani.
Berbagai upaya mengembalikan keseimbangan fiskal melalui reformasi
pajak, manajemen pembiayaan, reformasi institusi dan reformasi sektorkeuangan pada awal tahun 1990 dapat mengurangi defisit fiskal dan
menurunkan perbandingan hutang terhadap GDP selama periode tahun
1991-1997. Namun disayangkan pada periode 1997-2003 terjadi
perlambatan industri dan krisis ekonomi yang menyebabkan kemunduran
fiskal.
Pada periode tahun 2003, kondisi fiskal pemerintah pusat mulai
membaik. Posisi fiskal negara-negara bagian juga membaik dan defisit
revenue dapat dihilangkan.
Kebijakan RBI dalam Reformasi Fiskal
RBI, sebagai bank sentral, memiliki tujuan pokok untuk menjaga
stabilitas moneter. Dikala situasi fiskal sudah ditentuka oleh pemerintah,
maka merupakan tanggung jawab bank sentral untuk memastikan
kestabilan moneter dan program pinjaman pemerintah diatur dengangangguan yang minimal.
Sebagai bagian dari proses reformasi, melalui kerjasama dengan
pemerintah, disepakati bahwa surat utang akan dikonversi menjadi
sekuritas yang dijual di pasar dengan bunga pasar, bergantung kepada
kondisi pasar yang dikontrol oleh RBI. Melalui mekanisme ini stok utang
dapat dihapus. Hal ini merupakan salah satu bukti upaya yang dilakukan
RBI sebagai bagian reformasi, melalui koordinasi dengan pemerintah
tentunya.
RBI juga memberikan saran dan masukan kepada pemerintah melalui
Fiscal Responsibility and Budget Management Act (FRBM Act). Melalui
forum yang beranggotakan sekretaris Menteri Keuangan, Pemerintah
India, Planning Commission, the Comptroller and Auditor General of
Accounts (CAG), dan Controller General of Accounts (CGA), RBI juga
membantu negara bagian menyiapkan peraturan berkenaan FRBM. Selain
itu RBI juga mengawali dilakukannya penelitian akan kebijakan pensiundi India.
2
8/9/2019 Fiscal Policy and Economic Reforms
3/7
3
8/9/2019 Fiscal Policy and Economic Reforms
4/7
Manajemen Fiskal dan Moneter
Melalui koordinasi dengan pemerintah, RBI mengambil beberapa langkah
dalam rangka harmonisasi kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.
Langkah-langkah tersebut adalah:
1.Statutory Liquidity Ratio (SLR) secara bertahap diturunkan menjadi
minimum 25% dan CRR diturunkan bertahap, bergantung kepada
likuiditas, hingga minimum 3%.
2.RBI menjaga keseimbangan kas pemerintah yang berpengaruh
terhadap likuiditas pasar keuangan.
3.Kecenderungan defisit fiskal pemerintah pusat dan negara bagian
hampir mendekati separuh tabungan penduduk.
4.Meminimalkan conflict of interest dalam penyusunan kebijakanperbankan, mengingat hampir 70% bank di India dimiliki oleh
pemerintah.
5.Pengaturan bunga tabungan oleh pemerintah.
6.Menyeimbangkan koordinasi antara kebijakan fiskal dan kebijakan
moneter agar keduanya berjalan secara efektif.
Fiskal dan Pasar Keuangan
Fiskal dan pasar keuangan memiliki hubungan paling erat dalam hal
pasar sekuritas pemerintah. Dalam hal ini RBI telah berhasil
menyelesaikan program pinjaman pemerintah dengan tingkat bunga
tertentu tanpa membahanyakan keseimbangan eksternal. RBI juga
berhasil meyakinkan pasar mengenai pasar sekuritas pemerintah.
Mengenai program pinjaman tiap-tiap negara bagian, RBI berhasil
menyediakan investor agar program ini dapat berjalan.
RBI, sebagai bank sentral, juga bertanggung jawab menjaga kestabilan
keuangan agar kondisi keuangan India semakin kuat sehingga mampu
menjaga kestabilan tersebut dari goncangan keuangan.
Sebagai bagian dari reformasi pasar keuangan, pengembangan asuransi
dan dana pensiun sangatlah penting, khususnya bagi pasar keuangan,
baik pemerintah maupun swasta.
4
8/9/2019 Fiscal Policy and Economic Reforms
5/7
5
8/9/2019 Fiscal Policy and Economic Reforms
6/7
Fiskal dan Sektor Eksternal
Dalam hubungannya dengan sektor eksternal, ada beberapa hal yang
berkaitan dengan perspektif kebijakan fiskal, yaitu:
1.Terbukanya pasar utang pemerintah untuk warga negara asing.
2.Biaya fiskal untuk market stabilization scheme (MSS).
3.Sterilisasi biaya fiskal sebaiknya ditanggung oleh bank sentral atau
pemerintah.
4.Biaya fiskal kuasi sterilisasi di India
5.Valuasi cadangan forex berbasiskan market-to-market dalam neraca
RBI.
6.Hubungan antara kebijakan fiskal dengan reserves, khususnya
dalam kacamata analis dan pasar.
Perspektif RBI dalam Kebijakan Fiskal
Pendekatan yang dilakukan RBI sebagai bagian reformasi fiskal meliputi
persetujuan eliminasi defisit revenue, persetujuan adanya batasan
nominal untuk defisit fiskal, dan yang lebih penting adalah mekanisme
pembiayaan defisit fiskal serta penggunaan sumber daya untuk
pembiayaan tersebut. Pemberdayaan fiskal secara nyata dituangkan
dalam Laporan Tahunan RBI tahun 2000.
Secara garis besar ide dasarnya adalah: dalam kondisi ekonomi yang
membutuhkan transformasi struktural dan investasi infrastruktur sosial
dan finansial, India harus berjuang untuk meningkatkan aktivitas
fiskalnya hingga mencapai tingkat tertentu karena kebutuhan barang
harus dapat dipenuhi serta mampu menjaga disiplin fiskal dan stabilitas
makro. Hal ini memberikan efek yang jauh lebih besar dibandingkanreduksi mekanik dalam fiskal dan defisit revenue pada aktivitas fiskal
yang rendah.
6
8/9/2019 Fiscal Policy and Economic Reforms
7/7
Overview
Belajar dari pengalaman India melakukan reformasi ekonomi dan
korelasinya dengan kebijakan fiskal, dapat diambil beberapa pelajaran
penting sebagai berikut:
1.Mengingat fungsinya sebagai stabilisator moneter, sebuah bank
sentral harus sensitif terhadap perubahan situasi fiskal di
negaranya. Bank sentral harus mampu mendukung kebijakan fiskal
yang diputuskan oleh suatu negara dengan menjaga stabilitas
moneter dan meminimalkan guncangan yang mungkin terjadi.
2.Koordinasi antara pemerintah dan bank sentral mutlak diperlukan
dalam melakukan reformasi struktur ekonomi, khususnya disaat
ada perubahan institusi dan kebijakan. Dalam pelaksanaan
kebijakan moneter, kaitannya dengan dominasi fiskal, harus terjadi
harmonisasi kebijakan moneter dan kebijakan fiskal agar terbentuk
stabilitas ekonomi. Berkenaan dengan hal ini, melalui kerjasama
yang baik antara pemerintah dengan RBI, langkah-langkah
reformasi ekonomi yang dilakukan memberikan hasil yang positif.
3. Mengingat turbulensi ekonomi dunia yang melanda beberapa tahun
lalu, relevansi fiskal dalam manajemen makro ekonomi menjadi
semakin penting. Dikala turbulensi keuangan terjadi, setelah
semua perangkat gagal mengatasinya, maka hanya fiskal yang
merupakan tumpuan terakhir dan menjadi senjata pamungkas
untuk mengatasinya.
7