2
Stensilan Tjap Tjoean 2000 TJAP-TJOEAN : [email protected] Page 1 Firman, rahasia terbesarku Namanya Firman, ia sahabat kakaku di kampus. Abang, begitu aku memanggilnya seringkali menginap di rumah sehingga kami menganggapnya sebagai bagian dari keluarga. Suatu hari, aku sedang berada di dapur. Aku mendengar suaranya yang khas. Ia sendiri langsung menuju ke dapur. Hari itu, hanya ada aku dan adikku saja, kedua orangtuaku pergi ke Bandung menengok tante yang melahirkan dengan kakakku. Sore itu adikku akan menginap di rumah om di kawasan Ciputat, jadi otomatis aku sendirian di rumah. Aku tidak pernah terbiasa mengenakan bra di rumah, pakaiankupun seadanya saja. Terkadang aku pakai daster atau kaus dan celana pendek. Hari itu, aku menggunakan daster setali yang sudah butut dan tipis. Setelah adikku berangkat, otomatis tinggal kami berdua. Aku dan Abang. Aku menuju dapur untuk mematikan kompor. Tiba-tiba aku rasakan ada yang memelukku dari belakang. "Aku kangen kamu, dek", bisiknya lembut ditelingaku. Hmmph...Kuhirup kesegaran wangi mint dari mulutnya. Aku berbalik,"Gombal,"rutukku. Ia tetap memelukku, aku tak kuasa mengelak ciumannya. Ini bukan ciuman pertama, ini ciuman yang kesekian. Ciuman yang awalnya lembut dan berakhir dahsyat...Ciuman yang kunanti disetiap malam ia datang. Kami saling berpagut, lidah kami bertaut. Mata kami saling menatap dan kami kelihatan sangat lapar. Aku melepaskan pagutan itu sesaat. Dengan senyum menggoda, ku lepaskan tanggannya dari pinggangku. Ia mengejarku, aku duduk di ruang keluarga sambil menyalakan TV. Ia menyusul duduk disampingku, memainkan lidah ditelingaku, nafasnya yang hangat kurasakan ditelinga, lalu ia mencium leher jejangku. Ku tatap ia dalam-dalam, ia mencium bibirku lagi. Sore itu kami tak banyak berkata- kata. Tangannya sudah meraba dadaku, putingku mengeras... Ia mencumbuku disaat aku masih berpakaian...Dicumbunya aku, mulai dari leher, dada, perut dan kemaluanku. Ditariknya kaosku, nafasku tersengal-sengal ketika mulutnya mendarat di puting payudaraku...dikulumnya kurma manis itu...Arrrggghhh, aku mengerang...tangannya yang lain memilin putingku yang lain...Ia bergantian menjilat, menghisap, puting payudaraku yang besar dang berwarna coklat. Sweet dates katanya, ya...puting ku seperti kurma...Aku hanya bisa memejamkan mata sambil menikmati sensasi yang ada... Abang lalu mencumbu perutku, sambil membuka celana pendek dan celana dalamku. Ia menatapku jalang... Di usapnya vaginaku sekilas dengan telunjuknya. Aaaaaaaarrrrrrrrggggggggggghhhhhhhh, aku mengerang lagi. "Sudah basah sayang..." Dikecupnya vagina basah itu, lalu dimasukkannya lidahnya kedalam liang kenikmatan...Ini kali pertama aku merasakan nikmatnya di cumbu... Ia menghisap smua sudut yang ada, dimainkannya klitorisku...Betapa rakusnya,lidahnya kurasakan membakar dinding vaginaku...Semakin basah... Aku merasakan semua sensasi yang di berikannya, sampai tak menyadari iapun tanpa busana. Ia masih dengan rakus mencumbuku, menghisap, menjilat sekujur tubuhku. Penisnya yang besar membuatku tak kuasa untuk menggenggam erat dan memasukkannya dalam mulutku... Ini bukan kali kedua kami oral seks, biasanya kami menggunakan coklat pasta untuk

Firman Rahasia Terbesarku

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Firman Rahasia Terbesarku

Stensilan Tjap Tjoean 2000

TJAP-TJOEAN : [email protected] Page 1

Firman, rahasia terbesarku

Namanya Firman, ia sahabat kakaku di kampus. Abang, begitu aku memanggilnya

seringkali menginap di rumah sehingga kami menganggapnya sebagai bagian dari

keluarga.

Suatu hari, aku sedang berada di dapur. Aku mendengar suaranya yang khas. Ia sendiri

langsung menuju ke dapur. Hari itu, hanya ada aku dan adikku saja, kedua orangtuaku

pergi ke Bandung menengok tante yang melahirkan dengan kakakku. Sore itu adikku

akan menginap di rumah om di kawasan Ciputat, jadi otomatis aku sendirian di rumah.

Aku tidak pernah terbiasa mengenakan bra di rumah, pakaiankupun seadanya saja.

Terkadang aku pakai daster atau kaus dan celana pendek. Hari itu, aku menggunakan

daster setali yang sudah butut dan tipis.

Setelah adikku berangkat, otomatis tinggal kami berdua. Aku dan Abang. Aku menuju

dapur untuk mematikan kompor. Tiba-tiba aku rasakan ada yang memelukku dari

belakang.

"Aku kangen kamu, dek", bisiknya lembut ditelingaku.

Hmmph...Kuhirup kesegaran wangi mint dari mulutnya.

Aku berbalik,"Gombal,"rutukku.

Ia tetap memelukku, aku tak kuasa mengelak ciumannya.

Ini bukan ciuman pertama, ini ciuman yang kesekian. Ciuman yang awalnya lembut dan

berakhir dahsyat...Ciuman yang kunanti disetiap malam ia datang.

Kami saling berpagut, lidah kami bertaut.

Mata kami saling menatap dan kami kelihatan sangat lapar.

Aku melepaskan pagutan itu sesaat. Dengan senyum menggoda, ku lepaskan

tanggannya dari pinggangku.

Ia mengejarku, aku duduk di ruang keluarga sambil menyalakan TV. Ia menyusul duduk

disampingku, memainkan lidah ditelingaku, nafasnya yang hangat kurasakan ditelinga,

lalu ia mencium leher jejangku.

Ku tatap ia dalam-dalam, ia mencium bibirku lagi. Sore itu kami tak banyak berkata-

kata. Tangannya sudah meraba dadaku, putingku mengeras... Ia mencumbuku disaat

aku masih berpakaian...Dicumbunya aku, mulai dari leher, dada, perut dan kemaluanku.

Ditariknya kaosku, nafasku tersengal-sengal ketika mulutnya mendarat di puting

payudaraku...dikulumnya kurma manis itu...Arrrggghhh, aku mengerang...tangannya

yang lain memilin putingku yang lain...Ia bergantian menjilat, menghisap, puting

payudaraku yang besar dang berwarna coklat. Sweet dates katanya, ya...puting ku

seperti kurma...Aku hanya bisa memejamkan mata sambil menikmati sensasi yang

ada...

Abang lalu mencumbu perutku, sambil membuka celana pendek dan celana dalamku. Ia

menatapku jalang...

Di usapnya vaginaku sekilas dengan telunjuknya.

Aaaaaaaarrrrrrrrggggggggggghhhhhhhh, aku mengerang lagi.

"Sudah basah sayang..."

Dikecupnya vagina basah itu, lalu dimasukkannya lidahnya kedalam liang

kenikmatan...Ini kali pertama aku merasakan nikmatnya di cumbu...

Ia menghisap smua sudut yang ada, dimainkannya klitorisku...Betapa rakusnya,lidahnya

kurasakan membakar dinding vaginaku...Semakin basah...

Aku merasakan semua sensasi yang di berikannya, sampai tak menyadari iapun tanpa

busana.

Ia masih dengan rakus mencumbuku, menghisap, menjilat sekujur tubuhku.

Penisnya yang besar membuatku tak kuasa untuk menggenggam erat dan

memasukkannya dalam mulutku...

Ini bukan kali kedua kami oral seks, biasanya kami menggunakan coklat pasta untuk

Page 2: Firman Rahasia Terbesarku

Stensilan Tjap Tjoean 2000

TJAP-TJOEAN : [email protected] Page 2

menambah sensasinya.

Kami tenggelam dalam surga dunia...

Aku mencium bibirnya, kurasakan penis besar itu menyentuh vagina basahku...Aku

belum pernah penetrasi...

Direnggangkannya kedua kakiku...Penisnya seakan tak sabar ingin masuk ke dalam

vaginaku...Di gesek-gesekkannya perlahan...Aku tak tahan bang... eranganku

membuatnya merasa yakin aku menginginkan tubuhnya...

Penisnya perlahan-lahan masuk kedalam vaginaku...

Ada rasa perih, ada darah segar mengalir disana....

IA menggenjotku perlahan...seperti lingga yang masuk kedalam yoni. Ia terus

menggenjotku...keras dan tak beraturan. Suaranya seperti alu dan lumpang yang

sedang menumbuk kopi...Arrrgggghhhhhh nikmatnya ku rasa....

Tubuh kami menyatu dalam peluh...ia terus mencumbuku...

Ia memintaku di atas....Arrrgggggghhhhhhh, sensasinya bagaikan setruman listrik yang

mengalir ke seluruh tubuh...

Kami melakukan terus sepanjang sore itu, Abang mengajari banyak hal, posisi,

dan....kamipun mencapai orgasme bersama-sama...Spermanya yang panas membakar

vaginaku...Meleleh diantara kedua kakiku....

KAmi mengakhirinya dengan saling berpelukan, dan ia membopongku ke kamar

mandi...Di sana kami membersihkan diri dan mengulangi kembali...

Syukurlah kami melakukan semuanya di lantai, bukan di sofa. Sepanjang malam, karena

malam itu aku sendirian. Kami menikmati permainan panjang kami...

Sejak saat itu, Abang semakin sering menginap di rumah. IA selalu menyusup di

kamarku malam-malam.

Tahun lalu, Abang menikah. Setelah sebelumnya memintaku untuk menjadi isterinya.

Aku menolak karena memang aku menyayanginya sebagai seorang kakak.

Terus terang Firman adalah rahasia terbesarku, karena tak ada yang mengetahui

permainan cinta kami.

Saat ini, aku merindukan kejadian ini, aku rindu lidah panasnya yang membakar liang

vaginaku, aku rindu penis besarnya yang mampu mengguncangku...

YAng jelas aku RINDU...