Filum Porifera

Embed Size (px)

DESCRIPTION

paleontologi

Citation preview

PRAKTIKUM PALEONTOLOGIACARA: III Filum PoriferaNAMA: Citra Aryani A.HARI/TGL: Jumat/30 Maret 2014NIM: D611 12 281Keterangan :1. Oskulum2. Endoderm3. Spongosel4. Ostia5. Ektoderm6. HoldfastNo. Urut: 1No. Peraga: 1721Filum: PoriferaKelas: CalcareaOrdo: PleospolaresFamily : VerruculinanidaeGenus: VerruculinaSpesies: Verruculina tenuisProses pemfosilan: Petrifikasi (Permineralisasi)Bentuk: ChonicalKomposisi kimia: Kalsium Karbonat (CACO3)Umur: Kapur Atas (65-100 juta tahun)Lingkungan pengendapan: Laut dangkalKeterangan:Fosil ini berasal dari filum Porifera, kelas Calcarea, ordo Pleospolares, family Verruculinanidae, genus Verruculina, dengan nama spesies Verruculina tenuis. Setelah mati, organisme ini akan mengalami transportasi oleh media geologiberupa air, angin atau es ke daerah cekungan, selama tranportasi, material-material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalamipergantian terhadap material yang lebih resisten terhadap pelapukan. Setelah itu, material tersebut terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersamaan dengan hal tersebut, material-material sedimen juga ikut tertransportasikan. Di daerah cekungan inilah material akan terakumulasi, semakin lama material akanbertambah dan menumpuk dan mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akan mengakibatkan material terkompaksi mengakibatkan pori-pori akan mengecil, airyang terkandung di antara material-material akan keluar, masuklah material sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami sementasi dan terjadi proses leaching (proses pencucian fosil). Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya organisme dan material sedimen terlitifikasi (pembatuan), sehingga organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang lakukan oleh fosil ini adalahpermineralisasi. Permineralisasi adalah proses pengawetan dimana rongga dalam cangkang terisi oleh mineral yang diendapkan oleh air tanah yang memasukinya,sehingga terbentuk cetakan bagian dalam dari cangkang di sebgaian dari tubuh fosil.Proses munculnya fosil ini di pengaruhi oleh tenaga endogen berupa tektonik sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naikdi permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau es sehingga tampak di permukaan. Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Chonical, yaitu fosil yangmembentuk seperti kerucut. Dan bagian fosil yang masih dapat dijumpai seperti,endoderm yaitu spongocoel, oskulum yaitu saluran penyebaran air, ostia yaitu lubang masuknya air, endoderm lapisan dalam, dan eksoderm yaitu lapisan luarfosil atau organisasi.Jika ditetesi dgn larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan beraksimembentuk buih-buih, maka dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsium karbonat (CaCO3)hal ini menandakan bahwa lingkungan pengendapannya di lautdangkal.Berdasarkan skala waktu geologi, umur fosil ini adalah KapurAtas yaituantara 100-70 juta tahun yang lalu.Adapun kegunaan fosil ini diantaranya adalah penentu umur relatiflapisan sedimen, penentu lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan,dan penentu iklim pada saat terjadinya sedimentasi.Referensi : Buku Penuntun Praktikum Paleontologi 2011/2012 Http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil

ASISTENPRAKTIKAN

(NURUL AISYAH) (CITRA ARYANI ANWAR)

PRAKTIKUM PALEONTOLOGIACARA: III Filum PoriferaNAMA: Citra Aryani A.HARI/TGL: Jumat/30 Maret 2014NIM: D611 12 281Keterangan :1. Oskulum2. Endoderm3. Spongosel4. Ostia5. Ektoderm6. HoldfastNo. Urut: 2No. Peraga: 750Filum: PoriferaKelas: DemospongiaeOrdo: SpirosclerophoridaFamily : HyalotragosidaeGenus: HyalotragosSpesies: Hyalotragos sugosumProses pemfosilan: Petrifikasi (Mineralisasi)Bentuk: ChonicalKomposisi kimia: Kalsium Karbonat (CACO3)Umur: Jura Atas (141-160 juta tahun)Lingkungan pengendapan: Laut dangkalKeterangan:Fosil ini berasal dari Filum porifera, family Hyalotrgosidae kelas demospongiae, Ordo Spirosclerophorida, genus Hyalotragos, dan dengan nama spesiesHyalotragos rugosum. Setelah organisme ini mati, akan mengalami transportasi oleh mediageologi berupa air, angin atau es ke daerah cekungan, selama tranportasi, material-material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalamipergantian terhadap material yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itumaterial tersebut terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersamandengan itu, material-material sedimen juga ikut tertransportasikan. Di daerahcekungan inilah material akan terakumulasi, semakin lama material akanbertambah dan menumpuk dan mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akanmengakibatkan material terkompaksi mengakibatkan pori-pori akan mengecil, airyang terkandung di antara material-material akan keluar, masuklah materialsementasi yang halus. Setelah itu material mengalami sementasi dan terjadi prosesleaching (proses pencucian fosil). Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnyaorganisme dan material sedimen terlitifikasi (pembatuan), sehingga organismetersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini adalahpermineralisasi. Mineralisasi adalah proses pengawetan dimana rongga dalamcangkang terisi oleh mineral yang diendapkan oleh air tanah yang memasukinya,sehingga terbentuk cetakan bagian dalam dari cangkang.Proses munculnya fosil ini di pengaruhi oleh tenaga endogen berupatektonik sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naikdi permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau es sehingga tampak di permukaan.Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Conical, yaitu fosil yang terbentukkerucut . Dan bagian fosil yang masih dapat dijumpai seperti, ostia, yaitu lubangkecil tempat maasuknya air ke dalam tubuh, spongocoel, salurantengah tubuh.Jika ditetesi dengan larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan beraksimembentuk buih-buih, maka dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsiumkarbonat (CaCO3), menandakan bahwa lingkungan pengendapannya adalah padalaut dangkal. Berdasarkan skala waktu geologi umur fosil ini adalah Jura Atasyaitu antara 180-135 juta tahun yang lalu.Adapun kegunaan fosil ini diantaranya adalah penentu umur relatiflapisan sedimen, penentu lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan,dan penentu iklim pada saat terjadinya sedimentasi.Referensi : Buku Penuntun Praktikum Paleontologi 2011/2012 Http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil

ASISTENPRAKTIKAN

(NURUL AISYAH) (CITRA ARYANI ANWAR)PRAKTIKUM PALEONTOLOGIACARA: III Filum PoriferaNAMA: Citra Aryani A.HARI/TGL: Jumat/30 Maret 2014NIM: D611 12 281Keterangan :1. Oskulum2. Endoderm3. Ostia4. Ektoderm5. Holdfast

No. Urut: 3No. Peraga: 244Filum: PoriferaKelas: AnthozoaOrdo: TabulataFamily : FavositesidaeGenus: FavositesSpesies: Favosites saginatus LECOMPTEProses pemfosilan: Petrifikasi (Mineralisasi)Bentuk: GlobularKomposisi kimia: Kalsium Karbonat (CACO3)Umur: Devon Tengah (360-370 juta tahun)Lingkungan pengendapan: Laut dangkalKeterangan:Fosil ini berasal dari filum porifera, kelas Anthozoa, ordo Tabulata, family Favositesidae, genus Favosites, dan dengan nama spesiesFavositessaginatus LECOMPTE.Setelah organisme ini mati, akan mengalami transportasi oleh mediageologi berupa air, angin atau es ke daerah cekungan, selama tranportasi, material-material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalamipergantian terhadap material yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itumaterial tersebut terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersamandengan itu, material-material sedimen juga ikut tertransportasikan. Di daerahcekungan inilah material akan terakumulasi, semakin lama material akanbertambah dan menumpuk dan mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akanmengakibatkan material terkompaksi mengakibatkan pori-pori akan mengecil, airyang terkandung di antara material-material akan keluar, masuklah materialsementasi yang halus. Setelah itu material mengalami sementasi dan terjadi prosesleaching (proses pencucian fosil). Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnyaorganisme dan mterial sedimen terlitifikasi (pembatuan), sehingga organismetersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini adalahpermineralisasi. Permineralisasi adalah proses pengawetan dimana rongga dalamcangkang terisi oleh mineral yang diendapkan oleh air tanah yang memasukinya,sehingga terbentuk cetakan bagian dalam dari cangkang.Proses munculnya fosil ini di pengaruhi oleh tenaga endogen berupatektonik sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naikdi permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau essehingga tampak di permukaan.Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Globular, yaitu fosil yang menyerupai bola, dan bagian fosil yang masih dapat dijumpai seperti, ostia, yaitulubang kecil tenpat masuknya air kedalam tubuh, ektoderm yaitu lapisan dalam,holdfast, dan endoderm, yaitu lapian dalam.Jika ditetesi dgn larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan beraksimembentuk buih-buih, maka dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsiumkarbonat (CaCO3) hal ini menandakan bahwa lingkungan pengendapan fosil ini adalah di laut dangkal. Berdasarkan skala waktu geologi umur fosil ini adalahDevon Tengah yaitu antara 370-360 juta tahun yang lalu.Adapun kegunaan fosil ini diantaranya adalah penentu umur relatiflapisan sedimen, penentu lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan,dan penentu iklim pada saat terjadinya sedimentasi.Referensi : Buku Penuntun Praktikum Paleontologi 2011/2012 Http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil

ASISTENPRAKTIKAN

(NURUL AISYAH) (CITRA ARYANI ANWAR)PRAKTIKUM PALEONTOLOGIACARA: III Filum PoriferaNAMA: Citra Aryani A.HARI/TGL: Jumat/30 Maret 2014NIM: D611 12 281Keterangan :1. Oskulum2. Endoderm3. Spongosel4. Ostia5. Ektoderm6. HoldfastNo. Urut: 4No. Peraga: 1645Filum: PoriferaKelas: HexactinellidaOrdo: LychniscosaFamily : PachyteichismanidaeGenus: PachyteichismaSpesies: Pachyteichisma lopas Q.Proses pemfosilan: Petrifikasi (Permineralisasi)Bentuk: ChonicalKomposisi kimia: Silika (SiO2)Umur: Jura Atas (141-160 juta tahun)Lingkungan pengendapan: Laut dalamKeterangan:Fosil ini berasal dari filum porifera, klas hexactinellida, ordo lychniscosa,family Pachyteichismanidae, genus Pachyteichisma, dan dengan nama spesies Pachyteichisma lopas Q.Setelah organisme ini mati, akan mengalami transportasi oleh mediageologi berupa air, angin atau es ke daerah cekungan, selama transportasi,material-material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalamipergantian terhadap material yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itumaterial tersebut terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersamandengan itu, material-material sedimen juga ikut tertransportasikan. Di daerahcekungan inilah material akan terakumulasi, semakin lama material akanbertambah dan menumpuk dan mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akanmengakibatkan material terkompaksi mengakibatkan pori-pori akan mengecil, airyang terkandung di antara material-material akan keluar, masuklah materialsementasi yang halus. Setelah itu material mengalami sementasi dan terjadi prosesleaching (proses pencucian fosil). Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnyaorganisme dan mterial sedimen terlitifikasi (pembatuan), sehingga organismetersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini adalahpermineralisasi. Permineralisasi adalah proses pengawetan dimana rongga dalamcangkang terisi oleh mineral yang diendapkan oleh air tanah yang memasukinya,sehingga terbentuk cetakan bagian dalam dari cangkang.Proses munculnya fosil ini di pengaruhi oleh tenaga ondogen berupatektonik sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naikdi permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau essehingga tampak di permukaan.Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Adapun bentuk tubuh fosil iniadalah Conical, yaitu fosil yang berbentuk kerucut . Dan bagian fosil yang masihdapat dijumpai seperti, ostia, yaitu lubang kecil tempat maasuknya air ke dalamtubuh, oskulum yaitu saluran penyabar air dari tubuh, eksoderm yaitu lapisan luar,dan endoderm yaitu lapisan dalam.Jika ditetesi dengan larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan beraksimembentuk buih-buih, maka dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsiumkarbonat (CaCO3). Adapun umur fosil ini adalah Jura Atas yaitu antara 180-135juta tahun yang lalu.Adapun kegunaan fosil ini diantaranya adalah penentu umur relatiflapisan sedimen, penentu lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan,dan penentu iklim pada saat terjadinya sedimentasi.Referensi : Buku Penuntun Praktikum Paleontologi 2011/2012 Http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil

ASISTENPRAKTIKAN

(NURUL AISYAH) (CITRA ARYANI ANWAR)PRAKTIKUM PALEONTOLOGIACARA: III Filum PoriferaNAMA: Citra Aryani A.HARI/TGL: Jumat/30 Maret 2014NIM: D611 12 281Keterangan :1. Oskulum2. Endoderm3. Spongosel4. Ostia5. Ektoderm6. HoldfastNo. Urut: 5No. Peraga: 1644Filum: PoriferaKelas: CalcareaOrdo: HeterocoelaFamily : CnemidiastrumidaeGenus: CnemidiastrumSpesies: Cnemidiastrum rimutesum GOLDFProses pemfosilan: Petrifikasi (Permineralisasi)Bentuk: ChonicalKomposisi kimia: Kalsium Karonat (CaCO3)Umur: Jura Atas (141-160 juta tahun)Lingkungan pengendapan: Laut dalamKeterangan:Fosil ini berasal dari Filum Porifera, kelas Calcarea, ordo Heterocoela,family Cnemidiastriumidae, genus Cnemidiastrium, dan dengan nama spesies Cnemidiastrium rimutesum GOLDF.Setelah organisme ini mati, akan mengalami transportasi oleh mediageologi berupa air, angin atau es ke daerah cekungan, selama tranportasi, material-material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalamipergantian terhadap material yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itumaterial tersebut terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersamandengan itu, material-material sedimen juga ikut tertransportasikan. Di daerahcekungan inilah material akan terakumulasi, semakin lama material akanbertambah dan menumpuk dan mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akanmengakibatkan material terkompaksi mengakibatkan pori-pori akan mengecil, airyang terkandung di antara material-material akan keluar, masuklah materialsementasi yang halus. Setelah itu material mengalami sementasi dan terjadi prosesleaching (proses pencucian fosil). Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnyaorganisme dan mterial sedimen terlitifikasi (pembatuan), sehingga organismetersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini adalahpermineralisasi. Permineralisasi adalah proses pengawetan dimana rongga dalamcangkang terisi oleh mineral yang diendapkan oleh air tanah yang memasukinya,sehingga terbentuk cetakan bagian dalam dari cangkang.Proses munculnya fosil ini di pengaruhi oleh tenaga endogen berupatektonik sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naikdi permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau essehingga tampak di permukaan.Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah konikal, yaitu fosil yang membentukseperti kerucut, dan bagian fosil yang masih dapat dijumpai seperti, spongocoelyaitu saluran bagian tengah tubuh, ostia lubang kecil tempat masuknya air,holdfast , oskulum yaitu saluran penyebar air dari tubuh, Ektoderm lapisan uar,dan endoderm yaitu lapisan dalam fosil.Jika ditetesi dgn larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan beraksi membentuk buih-buih, maka dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsiumkarbonat (CaCO3) hal ini menandakan bahwa lingkungan pengendapannya berada di laut dangkal yang berumur Jura Atas atau sekitar 141 hingga 160 juta tahun.Adapun kegunaan fosil ini diantaranya adalah penentu umur relatiflapisan sedimen, penentu lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan,dan penentu iklim pada saat terjadinya sedimentasi.Referensi : Buku Penuntun Praktikum Paleontologi 2011/2012 Http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil

ASISTENPRAKTIKAN

(NURUL AISYAH) (CITRA ARYANI ANWAR)PRAKTIKUM PALEONTOLOGIACARA: III Filum PoriferaNAMA: Citra Aryani A.HARI/TGL: Jumat/30 Maret 2014NIM: D611 12 281Keterangan :1. Oskulum2. Endoderm3. Spongosel4. Ostia5. Ektoderm6. HoldfastNo. Urut: 6No. Peraga: -Filum: PoriferaKelas: HexactinellidaOrdo: DyictioninaFamily : LaocaetisidaeGenus: LaocaetisSpesies: Laocaetis pertusa (Goldfuss)Proses pemfosilan: Petrifikasi (Permineralisasi)Bentuk: TabularKomposisi kimia: Silika (SiO2)Umur: Jura Atas (141-160 juta tahun)Lingkungan pengendapan: Laut dalamKeterangan:Fosil ini berasal dari filum Porifera, kelas Hexctinellida, ordo Dyictionina,family Laocaetisidae, genus Laocaetis, dan dengan nama spesies Laocaetispertusa (Goldfuss). Setelah mati, organisme ini akan mengalami transportasi oleh media geologi berupa air, angin atau es ke daerah cekungan, selama tranportasi, material-material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalamipergantian terhadap material yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itumaterial tersebut terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersamandengan itu, material-material sedimen juga ikut tertransportasikan. Di daerah cekungan inilah material akan terakumulasi, semakin lama material akanbertambah dan menumpuk dan mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akanmengakibatkan material terkompaksi mengakibatkan pori-pori akan mengecil, airyang terkandung di antara material-material akan keluar, masuklah materialsementasi yang halus. Setelah itu material mengalami sementasi dan terjadi proses leaching (proses pencucian fosil). Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnyaorganisme dan mterial sedimen terlitifikasi (pembatuan), sehingga organismetersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini adalahpermineralisasi. Permineralisasi adalah proses pengawetan dimana rongga dalamcangkang terisi oleh mineral yang diendapkan oleh air tanah yang memasukinya,sehingga terbentuk cetakan bagian dalam dari cangkang.Proses munculnya fosil ini di pengaruhi oleh tenaga enndogen berupatektonik sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naikdi permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau essehingga tampak di permukaan.Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Tabular, yaitu fosil yangmenyerupai tabung, dan bagian fosil yang masih dapat dijumpai seperti, oralopening, oral disk, oskulum, dan ostia.Jika ditetesi dgn larutan HCl 0,1 M, fosil ini tidak beraksi membentuk buih-buih, maka dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung Silika (SiO2) hal ini menandakan bahwa lingkungan pengendapannya didaerah laut dangkal. Berdasrkan skala waktu geologi umur fosil ini adalah JuraAtas yaitu antara 180-135 juta tahun yang lalu.Adapun kegunaan fosil ini diantaranya adalah penentu umur relatiflapisan sedimen, penentu lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan,dan penentu iklim pada saat terjadinya sedimentasi.Referensi : Buku Penuntun Praktikum Paleontologi 2011/2012 Http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil

ASISTENPRAKTIKAN

(NURUL AISYAH) (CITRA ARYANI ANWAR)PRAKTIKUM PALEONTOLOGIACARA: III Filum PoriferaNAMA: Citra Aryani A.HARI/TGL: Jumat/30 Maret 2014NIM: D611 12 281Keterangan :1. Oskulum2. Endoderm3. Spongosel4. Ostia5. Ektoderm6. HoldfastNo. Urut: 7No. Peraga: -Filum: PoriferaKelas: DemospongiaeOrdo: HeterocoelaFamily : CnemidiastrumidaeGenus: CnemidiastrumSpesies: Cnemidiastrum simulosumProses pemfosilan: Petrifikasi (Permineralisasi)Bentuk: ChonicalKomposisi kimia: Silika (SiO2)Umur: Jura Atas (141-160 juta tahun)Lingkungan pengendapan: Laut dalamKeterangan:Fosil ini berasal dari filum Porifera, kelas Demospongiae, ordo Heterocoela, family Cnemidiastrumidae, genus Cnemidiastrum, dan dengan nama spesies Cnemidiastrum simulosum.Setelah mati, organisme ini akan mengalami transportasi oleh media geologi berupa air, angin atau es ke daerah cekungan, selama tranportasi, material-material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalamipergantian terhadap material yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itumaterial tersebut terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersamandengan itu, material-material sedimen juga ikut tertransportasikan. Di daerah cekungan inilah material akan terakumulasi, semakin lama material akanbertambah dan menumpuk dan mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akanmengakibatkan material terkompaksi mengakibatkan pori-pori akan mengecil, airyang terkandung di antara material-material akan keluar, masuklah materialsementasi yang halus. Setelah itu material mengalami sementasi dan terjadi proses leaching (proses pencucian fosil). Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnyaorganisme dan mterial sedimen terlitifikasi (pembatuan), sehingga organismetersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini adalahpermineralisasi. Permineralisasi adalah proses pengawetan dimana rongga dalamcangkang terisi oleh mineral yang diendapkan oleh air tanah yang memasukinya,sehingga terbentuk cetakan bagian dalam dari cangkang.Proses munculnya fosil ini di pengaruhi oleh tenaga enndogen berupatektonik sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naikdi permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau essehingga tampak di permukaan.Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Conichal, yaitu fosil yang mempunyai bentuk mengecil ke bawah dan bagian fosil yang masih dapat dijumpai seperti, oralopening, oral disk, oskulum, dan ostia.Jika ditetesi dgn larutan HCl 0,1 M, fosil ini tidak beraksi membentuk buih-buih, maka dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung Silika (SiO2) hal ini menandakan bahwa lingkungan pengendapannya didaerah laut dangkal. Berdasrkan skala waktu geologi umur fosil ini adalah JuraAtas yaitu antara 180-135 juta tahun yang lalu.Adapun kegunaan fosil ini diantaranya adalah penentu umur relatiflapisan sedimen, penentu lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan,dan penentu iklim pada saat terjadinya sedimentasi.Referensi : Buku Penuntun Praktikum Paleontologi 2011/2012 Http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil

ASISTENPRAKTIKAN

(NURUL AISYAH) (CITRA ARYANI ANWAR)

PRAKTIKUM PALEONTOLOGIACARA: III Filum PoriferaNAMA: Citra Aryani A.HARI/TGL: Jumat/30 Maret 2014NIM: D611 12 281Keterangan :1. Oskulum2. Endoderm3. Spongosel4. Ostia5. Ektoderm

No. Urut: 8No. Peraga: -Filum: PoriferaKelas: CalcareaOrdo:Family : PorosphaeranidaeGenus: PorosphaeraSpesies: Porosphaera globularisProses pemfosilan: Petrifikasi (Mineralisasi)Bentuk: GlobularKomposisi kimia: Kalsium Karbonat (CACO3)Umur: Kapur Atas (65-100 juta tahun)Lingkungan pengendapan: Laut dangkalKeterangan:Fosil ini berasal dari filum Porifera, kelas Demospongiae, ordo Heterocoela, family Porosphaeraidae, genus Porosphaera, dan dengan nama spesies Porosphaera globularis.Setelah mati, organisme ini akan mengalami transportasi oleh media geologi berupa air, angin atau es ke daerah cekungan, selama tranportasi, material-material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalamipergantian terhadap material yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itumaterial tersebut terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersamandengan itu, material-material sedimen juga ikut tertransportasikan. Di daerah cekungan inilah material akan terakumulasi, semakin lama material akanbertambah dan menumpuk dan mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akanmengakibatkan material terkompaksi mengakibatkan pori-pori akan mengecil, airyang terkandung di antara material-material akan keluar, masuklah materialsementasi yang halus. Setelah itu material mengalami sementasi dan terjadi proses leaching (proses pencucian fosil). Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnyaorganisme dan mterial sedimen terlitifikasi (pembatuan), sehingga organismetersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini adalahpermineralisasi. Permineralisasi adalah proses pengawetan dimana rongga dalamcangkang terisi oleh mineral yang diendapkan oleh air tanah yang memasukinya,sehingga terbentuk cetakan bagian dalam dari cangkang.Proses munculnya fosil ini di pengaruhi oleh tenaga enndogen berupatektonik sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naikdi permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau essehingga tampak di permukaan.Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Conichal, yaitu fosil yang mempunyai bentuk mengecil ke bawah dan bagian fosil yang masih dapat dijumpai seperti, oralopening, oral disk, oskulum, dan ostia.Jika ditetesi dgn larutan HCl 0,1 M, fosil ini beraksi membentuk buih-buih, maka dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung Silika (CaCO3) hal ini menandakan bahwa lingkungan pengendapannya didaerah laut dangkal. Berdasrkan skala waktu geologi umur fosil ini adalah Kapur Atas yaitu antara 65-100 juta tahun yang lalu.Adapun kegunaan fosil ini diantaranya adalah penentu umur relatiflapisan sedimen, penentu lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan,dan penentu iklim pada saat terjadinya sedimentasi.Referensi : Buku Penuntun Praktikum Paleontologi 2011/2012 Http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil

ASISTENPRAKTIKAN

(NURUL AISYAH) (CITRA ARYANI ANWAR)PRAKTIKUM PALEONTOLOGIACARA: III Filum PoriferaNAMA: Citra Aryani A.HARI/TGL: Jumat/30 Maret 2014NIM: D611 12 281

I. Latar BelakangDi bumi ini terdapat banyak jenis makhluk hidup yang tak terhitung jumlahnya. Dan semua makhluk hidup tersebut pasti akan mengalami kematian baik itu binatang, manusia maupun tumbuhan. Setelah mengalami kematian sebagian dari makhluk itu meninggalkan sisa-sisa kehidupan dalam jangka waktu yang lama dan biasa dikenal dengan istiah fosil.Berdasarkan asal katanya, fosil berasal dari bahasa latin yaitu fossa yang berarti "galian", adalah sisa-sisa atau bekas-bekas makhluk hidup yang menjadi batu atau mineral. Bicara mengenai fosil berarti berbicara mengenai paleontologi, Paleontologi adalah cabang ilmu geologi yang mempelajari fosil. Seluk beluk fosil dipelajari oleh seorang paleontologist. Fosil terbentuk dari proses dari proses penghancuran peninggalan organisme yang pernah hidup. Hal ini sering terjadi ketika tumbuhan atau hewan terkubur dalam kondisi lingkungan yang bebas oksigen. Fosil yang ada jarang terawetkan dalam bentuknya yang asli. Dalam beberapa kasus, kandungan mineralnya berubah secara kimiawi atau sisa-sisanya terlarut semua sehingga digantikan dengan cetakan. Praktikum paleontologi dalam acara Filum Porifera ini bermaksud untuk memberikan pemahaman kepada praktikan agar dapat mendiskripsikan damn membedakan fosil Porifera dengan fosil lainnya dengan melihat ciri-ciri, bentuk, proses pemfosilannya serta lingkungan pengendapannya.

II. Maksud dan Tujuan2.1. Maksud Adapun maksud dari praktikum paleontologi l yaitu untuk mengenal lebih awal bentuk, bagian-bagian fosil dan prosese pemfosilan.2.2. TujuanAdapun tujuan dari praktikum pengenalan fosil yaitu :1. Mengenal serta mengetahui bagian-bagian fosil dari filum Protozoa dan Bryzoa.2. Mengetahui proses pemfosilan.3. Mengetahui bentuk-bentuk dari fosil.

III. Alat dan BahanAlat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaituA. Alat :1. Lap kasar 2. Lap halus3. Alat tulis 4. Penuntun Praktikum5. Format PraktikumB. Bahan :1. HCL 0,1 M2. Sampel fosil

IV. Teori RingkasBerdasarkan asal katanya, fosil berasal dari bahasa latin yaitu fossa yang berarti "galian", adalah sisa-sisa atau bekas-bekas makhluk hidup yang menjadi batu atau mineral. Untuk menjadi fosil, sisa-sisa hewan atau tanaman ini harus segera tertutup sedimen. Oleh para pakar dibedakan beberapa macam fosil. Ada fosil batu biasa, fosil yang terbentuk dalam batu ambar, fosil ter, seperti yang terbentuk di sumur ter La Brea di California. Hewan atau tumbuhan yang dikira sudah punah tetapi ternyata masih ada disebut fosil hidup dan ilmu yang mempelajari fosil adalah paleontologi. Secara singkat definisi dari fosil harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1. Sisa-sisa organisme. 2. Terawetkan secara alamiah. 3. Pada umumnya padat /kompak/keras. 4. Berumur lebih dari 11.000 tahun. Istilah "fosil hidup" adalah istilah yang digunakan suatu spesies hidup yang menyerupai sebuah spesies yang hanya diketahui dari fosil. Beberapa fosil hidup antara lain ikan coelacanth dan pohon ginkgo. Fosil hidup juga dapat mengacu kepada sebuah spesies hidup yang tidak memiliki spesies dekat lainnya atau sebuah kelompok kecil spesies dekat yang tidak memiliki spesies dekat lainnya. Contoh dari kriteria terakhir ini adalah nautilus.Fosilisasi merupakan proses penimbunan sisa-sisa hewan atau tumbuhan yang terakumulasi dalam sedimen atau endapan-endapan baik yang mengalami pengawetan secara menyeluruh, sebagian ataupun jejaknya saja.Adapun proses pemfosilan yaitu :a. Karbonisasi Pada proses ini bagian-bagian lunak dari organisme seperti daun, ubur-ubur, dan cacing pada waktu mati dengan cepat penimbunan oleh sedimen karena penimbunan organisme mengalami kompresi sehingga komponen berupa gas akan menghilang, meniggalkan unsure karbon yang tercetak pada batuan sedimen yang terbentuk.b. PetrifikasiProses perubahan menjadi batu yang meliputi permineralisasi yaitu perubahan mineral yang menyebabkan pergantian sebagian mineral lain. Mineralisasi perubahan mineral yang menyebabkan pergantian seluruh mineral penyusun fosil oleh mineral lain.c. ReplacementTerjadi ketika suatu organisme terkubur lumpur/ material sedimen dan sisa dari tubuh organism tersebut digantikan oleh mineral sulfide (pyrite) atau fosfat (apatit).d. RekritalisasiPerubahan mineral pada tubuh organisme atau fosil dimana pada proses ini terjadi perubahan bentuk mineral secara keseluruhane. Tracks dan Trails Tracks : Jejak dari hasil pergerakan besar (jejak besar) Trails : Jejak dari pergerakan yang halus (jejak halus)f. KoprolitKotoran hewan yang telah membatu, yang kadang mengandung gigi yang menandakan bersal dari hewan karnivora.g. BioturbasiMerupakan proses pemfosilan yang dilakukan oleh organism berupa pembuatan lubang-lubang atau liang yang biasanya dilakukan oleh cacing, tikus, kerang dan kepiting. GastrolitSuatu proses pemfosilan yang terkadang di jumpai dalam lambung organism dalam mencerna/pencenaan selam hidupnya.h. Pengawetan Jaringan TisuJaringan tisu binatang yang lembut dipelihara hanya ibawah kondisi-kondisi sangat tidak biasa, dan jaringa/ tisu yang dipelihara pada umumnya cuup untuk hanya suatu jangka pendek dalam satuan waktu geoogii. Mold dan Cast Mold : sedimen yang mengalami kompaksi dan membentuk batuan sedimen kemudian mengalami pelarutan dan meninggalkan cetakan pada batuan sedimen Cast : Cetakan/ ruang kulit yang diisi dengan suatu mineral baru, maka akan membentuk tiruan kulit.Menurut ahli paleontologi ada beberapa jenis fosil tetapi secara umum ada dua macam jenis fosil yang perlu diketahui, yaitu: fosil yang merupakan bagian dari organisme itu sendiri dan fosil yang merupakan sisa-sisa aktifitasnya.1. Tipe fosil yang berasal dari organismenya sendiriTipe pertama ini adalah binatangnya itu sendiri yang terawetkan/tersimpan, dapat berupa tulangnya, daun-nya, cangkangnya, dan hampir semua yang tersimpan ini adalah bagian dari tubuhnya yang keras. Dapat juga berupa binatangnya yang secara lengkap (utuh) tersimpan. misalnya fosil Mammoth yang terawetkan karena es, ataupun serangga yang terjebak dalam amber (getah tumbuhan). 2. Tipe fosil yang merupakan sisa-sisa aktifitasnyaFosil jenis ini sering juga disebut sebagai trace fosil (fosil jejak), karena yang terlihat hanyalah sisa-sisa aktifitasnya. Jadi ada kemungkinan fosil itu bukan bagian dari tubuh binatang atau tumbuhan itu sendiri. Adapun jenis fosil jejak antara lain coprolite (fosil bekas kotoran binatang) dan trail and tracks (fosil bekas jejak langkah binatang). Porifera ( Latin: porus = pori, fer = membawa ) atau spons adalah hewan multi seluler yang paling sederhana. Porofera dapat diartikan sebagai binatang bersel banyak (multiseluler) yang sederhana disbanding filum lainnya.Ciri-ciri poriferaSekujur tubuhnya terdapat pori-pori (porus : lubang kecil dan faro : membawa/mengandung), hal tersebut menjadi sebab utama penamaanya. Hewan yang dikenal sebagai hewan spons ini merupakan organisme multiseluler. Bentuk tubuh dan warna yang beragam, misalnya mirip tumbuhan, bulat, pipih dan ada yang mirip vas bunga, sedangkan warna tubuhnya ada yang jingga, biru, hitam, ungu, kuning dan merah.Keragaman PoriferaPorifera dapat dikelompokkan berdasarkan tipe saluran air maupun zat penyusun rangka tubuh.a. Berdasarkan Tipe Saluran Airnya Tipe Askon: tipe saluran yang paling sederhana, secara berurutan terdiri atas ostia, spongiosel dan oskulum. Tipe Sikon : saluran airnya meliputi ostia,,, saluran radial yang tidak bercabang, spongiosel dan oskulum. Tipe Leukon (Ragon) : tipe terumit. Saluran ini terdiri atas ostia, saluarn radial yang bercabang, spongiosel dan oskulum.b. Berdasarkan Zat Penyusun Rangka Tubuhnya. Kalkarea : tubuhnya tersusun dari zat kalsium karbonat (kapur) memiliki ukuran tubuh kecil dan hidup di laut dangkal. Heksaktinelida : memiliki rangka tubuh dari zat silikat. Demospongiae : ada yang tidak mempunyai rangkaatau mempuyai rangkadari serabut spongin (zat tanduk) dan ada juga yang tersusun dari serabut spongin dan silikat.Klasifikasi Filum Porifera1. Kelas CalcareaRangka tubuh tersusun dari Kalsium KarbonatTerdiri dari 2 ordo :a. Ordo Homocoelab. Ordo Heterocoela2. Kelas Hexatinellida.Spikulanya tersusun dari zat kersik dan hidup di laut yang dalam. Hewan ini disebut juga spons gelas.Terdiri dari 2 ordo :a. Ordo Lyssacinab. Ordo Dictyonina3. Kelas PleospongiaRangka sangat kompak, mempunyai dinding 1 atau 2 lapis yang berbentuk seperti cone.4. Kelas DemospongiaTermasuk porifera yang tidak memiliki spiculae.Terdiri dari 3 ordo :a. Ordo tetractinellidab. Ordo Monaxonidac. Ordo Kebatosa.

V. Kesimpulan dan Saran5.1. KesimpulanAdapun kesimpulan dari praktikum pengenalan fosil yaitu1. Kita dapat mengetahui bagian-bagian dari fosil yaitu : Test yaitu bagian keseluruhan dari tubuh fosil yang terlihat Oskulum yaitu pori-pori besar yang terdapat pada fosil sebagai tempat keluar masuknya air. ostia yaitu pori-pori pada fosil yang berukuran kecil. Spongosoel yaitu saluran tempat keluar masuknya air pada saat organismenya masih hidup. endodermis yaitu penyusun bagian dalam tubuh fosil. eksodermis yaitu penyusun tubuh bagian luar fosil.2. Kita dapat mengetahui proses dari pemfosilan yaitu :a. Karbonisasi b. Replacementc. Rekritalisasid. Tracks dan Trailse. Koprolitf. Bioturbasig. Pengawetan Jaringan Tisuh. Mold dan Cast3. Kita dapat mengetahui bentuk-bentuk dari fosil yaitu: Conical : Bentuk fosil yang beruas-ruas Glubular : Bentuk fosil yang cenderung bulat. Tabular : Bentuk fosil yang mirip tabung. 4. Kita dapat mengetahui kegunaan dari fosil yaitua. Sebagai bukti adanya kehidupan di masa lampau dan memberi petunjukterjadinya evolusi kehidupanb. Penentu iklim pada saat terjadi atau berlangsung proses sedimentasi atau yang lebih dikenal dengan paleoclimatology.c. Penentu kedalaman sedimentasi atau lingkungan pengendapan dari batuan yang mengandungnya yakni dengan menggunakan fosil bentonikd. Sebagai penentu umur relative batuan yang mengandungnya, dalam hal ini penggunaan fosil tertentu sebagai foraminiera plantonik dan fosil indeks dengan menggunakan metode penarikan umur tertentu.e. Sebagai penunjuk rekonstruksi paleografif. Sebagai penentu top dan bottom dari suatu lapisan batuan yang mengandungnyag. Menentukan arah aliran material sedimenh. Untuk mengetahui korelasi batuan dan perkembangan stratigrafi batuan sedimen.i. Untuk penentuan biostratigrafi yakni penentuan urutan batuan bedasarkan kandungan biota atau fosil yang dikandun oleh suatu batuan.5.2. SaranSaran untuk asisten : Pada dasarnya arahan asistensinya sudah baik. Sebaiknya saat asistensi setiap format praktikum diperiksa benar atau salahnya agar penulisan laporannya tidak ada kekeliruan.Saran untuk laboratorium :Perbanyak sampel fosil agar praktikan lebih focus saat mendeskripsi.

DAFTAR PUSTAKAAsisten Paleontologi 2011/2012 PENUNTUN PRAKTIKUM PALEONTOLOGI Makassar 2012 Jurusan Teknik Geologi Universitas Hasanuddin.Http://biology-community.blogspot.com/2009/02/proses-fosilisasi-pada-makhluk-hidup.html. Diakses pada tanggal 21 April 2014.Http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil. Diakses pada tanggal 21 April 2014.