27
OLEH KELOMPOK 9 : 2.Winda Ariani 3.Firman Rija Arhas 4.Adi Gunawan 5.Mohd. Fansuri SF

Filum platyhelminthes

  • Upload
    f1992

  • View
    10.316

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Filum platyhelminthes

OLEH KELOMPOK 9 :

2.Winda Ariani

3.Firman Rija Arhas

4.Adi Gunawan

5.Mohd. Fansuri SF

Page 2: Filum platyhelminthes

OUT LINE

A. Pengertian dan Habitat

B. Karakteristik

C. Klasifikasi

D. Peranan Platyhelminthes

dalam Kehidupan

Page 3: Filum platyhelminthes

Surat An-Nuur ayat 45 :

“Dan Allah Telah menciptakan semua jenis hewan dari air, Maka sebagian dari hewan itu

ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang

sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang

dikehendaki-Nya, Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

(QS. An-Nuur: 45)

Page 4: Filum platyhelminthes

Penafsirannya:

Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air yang memancar sebagaimana Dia menciptakan tumbuhan dari air yang tercurah. Lalu Allah menjadikan hewan-hewan itu beraneka ragam jenis, potensi, dan fungsi, maka sebagian dari mereka yakni hewan itu ada yang berjalan diatas perutnya, seperti buaya, ular, cacing, dan hewan melata lainnya. Sedang sebagian yang lain berjalan dengan dua kaki, seperti manusia, burung, sedang sebagian yang lain berjalan dengan empat kaki seperti sapi, kambing,dll. Memang Allah Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana karena itu Allah secara terus menerus menciptakan apa dan dengan cara serta bahan yang dikehendaki-Nya, sebagai bukti kekuasaan-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Sumber: Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah

Page 5: Filum platyhelminthes

A. PENGERTIAN DAN HABITAT

Platyhelminthes berasal dari bahasa yunani, dari kata platy= pipih dan helminthes=cacing. Jadi berarti cacing bertubuh pipih.

Platyhelminthes hidup bebas atau parasit. Habitat:d. Hidup bebas: di sungai, danau, laut, atau

tempat yang lembab.e. Parasit : dalam tubuh organisme lain, seperti:

siput air, sapi, babi, atau manusia.

Page 6: Filum platyhelminthes

B. KARAKTERISTIK

Tubuh pipih dorsoventral. Simetris bilateral, dapat dibedakan ujung

anterior dan posterior. Tidak memiliki rongga tubuh (acoelomata). Tubuh terdiri atas 3 lapisan (triploblastik) :

ektodermis, mesodermis, dan endodermis. Bersifat Hermafrodit.

Page 7: Filum platyhelminthes

C. KLASIFIKASI

Klasifikasi filum Platyhelminthes terbagi menjadi 3 kelas:

2.Turbellaria ( cacing berambut getar)

3.Termatoda (cacing hisap)

4.Cestoda (cacing pita)

Page 8: Filum platyhelminthes

1. Kelas Turbellaria ( berambut getar) contoh: Planaria sp

Ciri-Ciri: Hidup bebas Habitat di air tawar, berwarna

bening, hitam atau abu-abu Kepala berbentuk segitiga, bagian

ekor meruncing, panjang tubuh 5-25 mm

Memiliki silia sebagai alat bantu gerak

Pemakan hewan yang lebih kecil atau sisa-sisa organisme yang sudah mati

Page 9: Filum platyhelminthes

Struktur Tubuh Planaria sp

Aurikel

Mulut

Bintik Mata

Rongga

Gastrovaskuler

Faring

Tali Saraf VentralGanglion

Page 10: Filum platyhelminthes

Fisiologi

Sistem gerakBergerak aktif ke arah teduh (menghindari sinar matahari) dan pergerakannya dengan cara meluncur dan merayap, tidak berenang.

Sistem respirasi Belum memiliki alat pernafasan khusus, pengambilan O2 dilakukan secara difusi melalui permukaan tubuh.

Page 11: Filum platyhelminthes

Sistem pencernaanSaluran pencernaan makanan terdiri dari mulut, faring, oesofagus, usus (tanpa anus).

Sistem ekskresiSistem ekskresi terdiri dari satu atau sepasang protonephridia dengan sel api (flame cells).

Tidak memiliki sistem peredaran darah.

Page 12: Filum platyhelminthes

Sistem syarafSepasang ganglion terdapat di bagian kepala.Dari kedua ganglion otak tersebut keluar tali saraf sisi yang memanjang di bagian kiri dan kanan tubuh yang dihubungkan dengan serabut saraf melintang.

Sistem reproduksiaseksual : dengan fragmentasi tubuhseksual : bersifat hermafrodit

Page 13: Filum platyhelminthes

2. Kelas Trematoda (cacing hisap) Contohnya: cacing hati (Fasciola hepatica dan Clonorchis sp ).

Ciri-Ciri: Merupakan hewan parasit. Berbentuk seperti daun, panjang

1 cm s/d 6 cm. Memiliki alat penghisap untuk

menempelkan diri ke organ internal atau permukaan luar inangnya.

Terdapat 2 batil isap: batil isap mulut dan batil isap perut.

Dinding luar/tegumen mengandung duri atau sisik

Page 14: Filum platyhelminthes

Fisiologi

Sistem respirasi: melalui permukaantubuh (difusi).

Sistem ekskresi: terdiri dari sebuah kandung kemih posterior, saluran ekskresi dikeluarkan melalui sel api (flame cells).

Tidak memiliki sistem peredaran darah.

Sistem pencernaan: Terdiri dari: mulut, faring, eosofagus, dan usus.

Page 15: Filum platyhelminthes

Sistem sarafTerdiri dari serabut-serabut syaraf yang melingkar di daerah esofagus dan ganglia.Dari esofagus, beberapa syaraf bercabang keseluruh tubuh.

Sistem reproduksiSebagian besar dari trematoda adalah hermafrodit, mempunyai organ jantan dan betina.

Page 16: Filum platyhelminthes

Siklus hidup clonorchis spZygot – Larva Myrasidium – Sporosit – Redia – Sercaria – Metacercaria – Cacing Dewasa

1. Telur dilepaskan bersamaan dengan kotoran dari penderita

2. Telur akan berkembang menjadi larva mirasidium dan masuk ke inang perantara 1, biasanya adalah siput

3. Di tubuh siput, larva myrasidium akan bermetamorfosis menjadi sporosit

4. Sporosit ini mengandung banyak kantung embrio, yang akan tumbuh menjadi Redia

5. Redia akan tumbuh dan mengandung embrio yang akan berkembang menjadi Sercaria

6. Sercaria yang dihasilkan akan berpindah inang ke inang perantara 2, biasanya ikan

7. Pada tubuh ikan, metaserkaria akan membentuk kista.

8. Ikan yang terinfeksi di makan oleh manusia, maka kista akan berkembang menjadi cacing hati dewasa.

Page 17: Filum platyhelminthes

Siklus hidup Fasciola hepaticaZygot – Larva Myrasidium – Sporosit – Redia – Sercaria – Metacercaria – Cacing Dewasa

1. Telur dilepaskan bersamaan dengan kotoran dari penderita

2. Telur akan berkembang menjadi larva mirasidium dan masuk ke inang perantara 1, biasanya adalah siput

3. Di tubuh siput, larva myrasidium akan bermetamorfosis menjadi sporosit

4. Sporosit ini mengandung banyak kantung embrio, yang akan tumbuh menjadi Redia

5. Redia akan tumbuh dan mengandung embrio yang akan berkembang menjadi Sercaria

6. Sercaria yang dihasilkan akan berpindah menempel pada tumbuhan air membentuk kista metasercaria

7. Tumbuhan yang mengandung kista di makan oleh domba, maka kista akan berkembang menjadi cacing hati dewasa.

Page 18: Filum platyhelminthes

3. Kelas Cestoda (cacing pita)Contohnya: Taenia saginata dan Taenia solium

Ciri-Ciri: Cacing pipih parasit. Ukuran 2-4 m Cacing dewasa terdiri dari:

scolek, leher, strobila, dan embrio.

Kepala atau skoleks, dipersenjatai dengan pengait dan penghisap berguna untuk melekat pada usus inangnya.

Tubuh disusun oleh rantai panjang yang disebut proglotid.

Page 19: Filum platyhelminthes

Cacing Pita dalam tubuh manusia

Taenia saginata

Page 20: Filum platyhelminthes

Bagian Kepala Cacing Pita

Scolex

Rostelum/pengaitSuckers/pengisap

Page 22: Filum platyhelminthes

Fisiologi

Sistem respirasi melalui permukaan tubuh,Tidak memiliki sistem peredaran darah.

Sistem pencernaan makananTidak memiliki mulut dan usus, sari makanan diserap langsung oleh seluruh tubuhnya.

Sistem ekskresi berupa sel-sel api (flame cells).

Page 23: Filum platyhelminthes

Sistem sarafTersusun dari beberapa ganglion pada skoleks, dengan komisura melintang diantaranya. Tiga batang saraf longitudinal (sebuah batang besar di sebelah lateral dan yang kecil di ventral), satu ganglion kecil di setiap segmen.

Sistem reproduksibersifat hermafrodit, organ jantan dan betina terdapat di setiap proglotid. Tiap proglotid terjadi fertilisasi sendiri.

Page 24: Filum platyhelminthes

Siklus hidup Taenia

a Larva, yang dilengkapi dengan scolex akan berkembang menjadi kista pada jaringan tubuh inang, misal pada otot

b Manusia yang memakan daging yang terinfeksi, akan menyebabkan kista berkembang menjadi cacing pita dewasa

c Cacing pita dewasa terdiri dari scolex dan proglotid.Proglotid pada bagian ujung mengandung telur yang telah dibuahi yang siap dikeluarkan bersama feses untuk menginfeksi kembali

d Di dalam telur yang telah dibuahi, embrio berkembang menjadi larva. Sapi mungkin akan memakan telur bersama rumput dan akan menjadi inang sementara bagi cacing pita

Page 25: Filum platyhelminthes

D. Peranan Platyhelminthes dalam Kehidupan

Planaria sp merupakan salah satu sumber makanan bagi organisme lain.

Schistosoma dapat menyebabkan skistosomiasis (kerusakan jaringan, organ, seperti: kandung kemih, ureter, hati, limpa,dan ginjal manusia).

Clonorchis sinensis menghisap darah manusia. Paragonimus sp (parasit pada paru-paru manusia) dapat

menyebabkan sesak bila bernafas, batuk kronis, dahak/sputum bercampur darah berwarna coklat (ada telur cacing).

Fasciolisis sp (parasit pada saluran pencernaan) menyebabkan hambatan makanan yang lewat.

Taenia dapat menyebabkan taeniasis, menghisap sari-sari makanan di usus manusia.

Fasciola Hepatica menyebabkan fasciolisis, parasit pada hewan ternak meyebabkan nafsu makan turun, kurus, selaput lendir mata pucat dan diare.

Page 26: Filum platyhelminthes

Daftar Pustaka

Campbell, Reece, Mitcheli, Biologi Edisi Kelima Jilid2,Jakarta:Erlangga, 2003.

Djarubito, Brotowidjoyo. M. Zoologi Dasar, Jakarta: Erlangga, 1994.

Ensiklopedia Hewan (Invertebrata), Jakarta: Lentera Abadi, 2008.George H. Fried & George J. Hademenos, Biologi Edisi Kedua,

Jakarta: Erlangga, 2006.Jasir, Maskoeri, Sistematik Hewan, Surabaya: Sinar Wijaya, 1984.John, W. Kimball, Biologi Edisi Kelima Jilid 3, Jakarta: Erlangga,

1999.Levine, Norman. D, Parasitologi Veteriner, Yogyakarta: gajah

mada university press, 1994.

Page 27: Filum platyhelminthes

WASSALAMTERIMA KASIH