19
PORIFERA DAN COELENTERATA MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH KEANEKARAGAMAN HEWAN Yang diampu olehI bu Sofia Ery Rahayu, S.Pd, M.Si Oleh kelompok 1: 1. Isfatun Chasanah (140342603465) 2. Patricia Karin H. P (140342604104) 3. Siti Hartinah Pratiwi (140342603933) 4. Yunita Nur Agustiningsih (140342601774 ) Off : H

Filum Coelenterata

  • Upload
    hartina

  • View
    24

  • Download
    6

Embed Size (px)

DESCRIPTION

berisi tentang kelas yang ada pada filum coelenterata

Citation preview

Page 1: Filum Coelenterata

PORIFERA DAN COELENTERATA

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH KEANEKARAGAMAN HEWAN

Yang diampu olehI bu Sofia Ery Rahayu, S.Pd, M.Si

Oleh kelompok 1:

1. Isfatun Chasanah (140342603465)

2. Patricia Karin H. P (140342604104)

3. Siti Hartinah Pratiwi (140342603933)

4. Yunita Nur Agustiningsih (140342601774 )

Off : H

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

Agustus 2015

Page 2: Filum Coelenterata

A. Latar Belakang

Porifera atau biasa disebut sebagai hewan berpori berasal dari kata pori yang berarti

lubang atau fero yang berarti membawa atau mengandung. Contoh dari porifera adalah

sponsa. Sponsa merupakan hewan yang hidup menempel pada suatu subrat di laut. Telah

diketahuin kira-kira 2500 spesies, ada beberapa yang hidup di air tawar dan sebagian besar

hidup di laut. Filum ini tubuhnya mempunyai banyak pori. Air beserta makanan masuk

melalui pori ke dalam rongga di dalam tubuh dari hewan dan akhirnya keluar melalui

oskulum. Air yang telah disaring ini akan dibuang melalui oskulum. Tubuh sponsa terdiri dari

dua lapisan sel, diantara ke dua sel terdapat bagian yang tersusun dari bahan yang lunak

disebut mesoglea. Sel-sel yang membentuk lapisan dalam mempunyai flagea, yang mengatur

aliran sel-sel ini dapat menangkap partikel makanan.

Bentuk sponsa ditentukan oleh kerangka tubuh. Kerangka tersusun dari spikulata.

Spikula tersebut dari sel-sel yang terdapat dalam mesoglea. Spikula tersusun dari silica atau

kapur (kalsium karbonat). Beberapa sponsa tidak memiliki serabut-serabut yang lentur dari

zat yang disebut sponging. Sponsa terdapat di perairan yang dangkal di daerah tropis. Bila

sponsa diolah dapat digunakan untuk bahan atau alat pembersih.

Seperti yang kita ketahui suatu orgfanisme yang melekat pada subtract harus

mempunyai cara untuk menyebar keturunanya ketempat lain. Untuk tujuan itu sponsa

menghasilkan larva kecil yang dapat “berenang” dengan bebas. Larva tersebut memisahka

diri dari induknya dan setelah menemukan tempat hidup yang sesuai larva akan melekat

disitu dan berkembang menjadi hewan dewasa.

Berdasarkan fosil porifera yang dapat ditemukan menunjukan bahwa sponsa adalah

salah satu hewan yang pertama kali muncul di bumi. Tetapi tidak ada bukti bahwa ada hewan

yang berkembang dari sponsa. Sponsa menempati suatu tempat yang agak unik dalam dunia

hewan, oleh karena itu beberapa ahli taksonomi, porifera dimasukan dalam suatu kelompok

yang disebut parasoa.

Coelenterata atau yang juga biasa disebut dengan Cnidaria adalah filum hewan yang

memiliki tubuh sangat sederhana. Kata Coelenterata berasal dari kata coelos yang berarti

rongga dan enteron yang berarti usus. Jadi, Coelenterata adalah hewan yang memiliki rongga

di dalam tubuhnya yang sekaligus berfungsi sebagai organ pencernaan makanan.

Coelenterata disebut sebagai hewan sederhana karena jaringan tubuhnya hanya terdiri dari

dua lapis sel, yaitu sel internal dan eksternal. Terdapat sekitar 10.000 spesies  Coelenterata

yang sebagian besar hidup di laut.

Page 3: Filum Coelenterata

Sebagian hidup secara soliter, sedangkan sebagian lain hidup berkoloni. Tubuhnya

simetri radial. Jika dipotong tubuhnya melalui sumbu tubuh maka akan mendapatkan

beberapa bagian yang sama. Memiliki rongga gastrovaskuler yang berfungsi untuk mencerna

makanan. Tubuhnya hanya memiliki satu lubang yang berfungsi sebagai mulut sekaligus

anus. Merupakan hewan diploblastik. : ektodermis (epidermis) dan endodermis

(gastrodermis). Mempunyai tentakel yang berfungsi untuk memasukkan makanan ke dalam

mulut. Tentakel dilengkapi dengan sel penyengat yang disebut dengan knidosit (cnidoblast).

Memiliki dua bentuk tubuh, yaitu polip dan medusa. Hidupnya  : kebanyakan di laut,

beberapa di air tawar.

Coelenterata merupakan diploblastik, hewan ini mempunyai dua lapis sel yaitu

ektoderm yang merupakan lapisan sel luar dan endoderm yang merupakan lapisan dalam.

Coelenterata memiliki dua bentuk tubuh, yaitu polip dan medusa. Pada bentuk polip (seperti

tabung), coelenterata memiliki mulut di bagian dorsal yang dikelilingi oleh tentakel.

Sedangkan pada bentuk medusa yang berbentuk seperti cakram, mulut coelenterata terletak di

bagian bawah (oral) dan tubuhnya dikelilingi oleh tentakel.

Coelenterata dapat bereproduksi baik dengan cara generatif (seksual) maupun vegetatif

(aseksual). Reproduksi secara generatif terjadi saat sel sperma jantan membuahi sel telur

(ovum) betina. Sedangkan perkembangbiakan secara aseksual berlangsung dengan cara

pembentukan tunas pada sisi tubuh coelenterata yang akan tumbuh menjadi individu baru

setelah lepas dari tubuh induknya.

Beberapa jenis coelenterata juga mengalami metagenesis (pergiliran keturunan), yaitu

perkembangbiakan seksual yang diikuti oleh perkembangbiakan aseksual pada satu generasi.

Pada coelenterata jenis ini, tubuh akan memiliki bentuk polip pada satu fase hidupnya,

kemudian berbentuk medusa pada tahap selanjutnya.

Beberapa jenis cerlenterata dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kosmetik bahkan

bisa diolah menjadi agar-agar. Sebagian lain membentuk terumbu karang yang bisa menahan

gelombang. Beberapa spesies coelenterata juga memberikan pemandangan indah di dasar

lautan dengan warna dan bentu mereka yang unik.

B. Pengertian Coelenterata

Istilah Coelenterata diambil dari bahasa Yunani (Greek); coilos = rongga, enteron

= usus. Gabungan istilah tersebut tidak diartikan sebagai hewan yang ususnya berongga,

Page 4: Filum Coelenterata

tetapi cukup disebut hewan berongga. Istilah tersebut juga mengindikasikan bahwa hewan

Coelenterata tidak memiliki rongga tubuh sebenarnya, melainkan hanya berupa rongga

sentral yang disebut Coelenteron. Rongga tersebut berfungsi sebagai rongga pencernaan

dan sekaligus berfungsi sebagai pengedar sari makanan. Oleh karena itu rongga tersebut

disebut juga sebagai rongga gastrovaskuler. Colenterata tubuhnya tersusun oleh banyak

sel dan sudah membentuk jaringan, dan perkembangan organ tubuhnya masih terbatas.

C. Ciri – Ciri Umum Dan Khusus Coelenterata

Secara Umum tubuh hewan-hewan Coelenterata tersusun oleh dua lapis jaringan

dan satu lapis non seluler . bagian luar berupa lapisan epidermis dan bagian dalam lapisan

endodermis atau gastrodermis, sedangkan di antara kedua lapisan tersebut ada lapisan non

seluler yang disebut mesoglea. Bentuk tubuh Coelenterata memiliki dua tipe dasar yakni

sebagai polip yang sesil atau menempel dan sebagai medusa yang dapat berenang bebas.

Secara umum Coelenterata memiliki ciri – ciri khusus yaitu :

1. Tubuh radial simetris ( silindris, globular, atau spherical )

2. Dinding tubuh diploblastik ( dua lapis jaringan ) yang memiliki sel jelatang atau

penyengat.

3. Tubuh tidak beranus tetapi hanya bermulut yang dilengkapi dengan tentakel-

tentakel disekelilingnya

4. Sistem pencernaan makanan tidak komplit, hanya berupa rongga gastrovaskuler

5. Belum memiliki alat pernafasan, sirkulasi maupun eksresi yang khusus.

D. Kelas Coelenterata

1. Kelas Hydrozoa

Secara umum hewan – hewan anggota kelas Hydrozoa dapat diseskrepsikan

sebagi berikut : 1) ada yang hidup soliter ada yang berkoloni. 2) siklus hidupnya terdiri

dari dua fase yaitu fase polip dan fase medusa. 3) rongga gastrovaskuler tidak dilengkapi

stomodeum dan mesentrium maupun sel – sel jelatang. Contoh dari kelas Hydrozoa yaitu

Hydra dan Obelia.

a. Hydra (Hydrozoa Air Tawar)

Habitat :

Page 5: Filum Coelenterata

Hydra banyak hidup di kolam atau di sungai yang airnya mengalir.

Tubuh Hydra berbentuk polip yang hidup soliter dalam arti tidak berkoloni,

dapat berpindah tempat, tetapi biasanya melekat pada objek, misalnya pada

batu-batuan.

Ciri-Ciri Luar dan Bagian –Bagian Tubuhnya :

Tubuh Hydra berbentuk tabung elastic yang bervariasi ukuran panjang

dan ketebalannya. Ujung bawah dari tubuhnya merupakan bagian tertutup dan

disebut cakram basal yang berfungsi sebagai alat pelekat dan alat gerak. Ujung

atas membentuk konus yang disebut hypostome, ujungnya terbuka sebagai

mulut. Disekitar mulut dikelilingi oleh 4-12 buah tentakel yang ramping.

Bagian tubuh yang terletak di antara mulut dan cakram basal disebut tangkai

tubuh. Mulutnya bermuara ke dalam suatu rongga yang disebut rongga

gastrovaskular yang berfungsi utnuk mencerna makanan dan sekaligus

mengedarkan sari-sari makanan ke seluruh tubuh. Rongga gastrovaskuler ini

juga berhubungan dengan rongga yang terdapat di dalam tentakel.

Tentakel pada Hydra dapat dijulurkan memanjang secara ekstrim

mencapai 7 cm. Dalam kondisi ini tentakel tampak sangat tipis sehingga sulit

dilihat dengan lensa. Tentakel dapat bergerak bebas menangkap mangsa dan

memasukkannnya ke dalam mulut.

Organ reproduksi, ovarium dan testis, sering ditemukan pada musim

gugur dan dingin. Dua organ reproduksi tersebut dapat ditemukan dalam satu

individu. Ovarium biasanya ditemukan pada posisi sepertiga dari bagian basal,

sedangkan testis ditemukan dua buah atau lebih di bagian yang lebih atas atau

dekat hipostom.

Pada sisi samping tubuh Hydra biasanya ditemukan kuncup yang

nantinya akan tumbuh membesar menjadi individu baru. Pembentukan individu

baru secara demikian disebut erkembangbiakan secara seksual.

Struktur Anatomi dari Tubuh Hydra :

Hydra merupakan hewan yang bersifat diploblastik, artinya tubuhnya

hanya terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan epidermis dan lapisan gastrodermis.

Diantara kedua lapisan itu terdapat lapisan nonselular yang disebut dengan

mesoglea.

Page 6: Filum Coelenterata

Lapisan epidermis merupakan lapisan paling luar tubuh Hydra. Lapisan

ini berfungsi sebagai peindung tubuh dan sebagai penerima rangsangan dari

luar. Bagian luar epidermis dilapisi dengan kutikula yang tipis dan transparan

kecuali pada bagian diskus basal.

Lapisan gastrodermis merupakan lapisan dalam dari tubuh Hydra yang

membatasi rongga gastrovaskular. Lapisan gastrodermis lebih tebal daripada

lapisan epidermis. Lapisan ini merupakan lapisan yang berfungsi sebagai alat

pencerna makanan, penyerap sari-sari makanan, dan sekaligus pengedar sari-

sari makanan.

Lapisan mesoglea merupakan lapisan nonseluler yang membatasi antara

epidermis dan gastrodermis. Lapisan ini bersifat elastic dan berfungsi sebagai

alat penunjang tubuh. Karena lapisan ini terletak diantara epidermis dan

gastrodermis maka sering disebut juga dengan lapisan mesolamella.

Cara Makan dan Pencernaan Hydra :

Pada prinsipnya makanan Hydra terutama berupa hewan – hewan yang

berukuran kecil, seperti microcrustecea, Annelida atau larva – larva insecta

yang hidup di dalam air. Proses pencernaan dalam tubuh Hydra berlangsung

secara ekstraseluler dan dilanjutkan secara intraseluler Hydra yang sedang

kelaparan mempunyai kebiasaan berdiri tegak di atas cakram basalnya dengan

tentakel–tentakel yang digapai-gapaikan seolah – olah akan meraih tubuh

mengsanya.

Sari–sari makanan tersebut akan diedarkan keseluruh bagian tubuh

oleh dinding gastrodermis. Partikel-partikel makanan yang tidak tercerna

misalnya kutikula dan lainnya akan dikeluarkan dari tubuh dengan jalan

dimuntahkan kembali melalui mulut. Cadangan makanan Hydra akan disimpan

dalam bentuk glikogen.

Respirasi dan Eksresi :

Pertukaran gas pada Hydra terjadi secara langsung pada permukaan

tubuhnya. Hal ini dikarenakan Hydra tidak mempunyai organ khusus untuk

bernafas, pembuangan hasil eksresi dan juga tidak mempunyai darah serta

Page 7: Filum Coelenterata

sistem peredaran darah. Pertukaran gas berlangsung secara langsung dengan

dunia luar secara difusi dan osmosis melalui membrane dari masing-masing sel.

Dengan kata lain proses pernafasan maupun pembuangan sisa metabolisme

dilakukan secara mandiri oleh masing-masing sel yang bersangkutan.

Cara Bergerak :

Tangkai tubuh dapat digerakkan dikarenakan adanya kontraksi dari

fibril-fibril otot dan disebabkan oleh rangsangan dari luar atau gerak spontan.

Gerak pada Hydra dapat dibedakan menjadi gerak spontan, gerak seperti ulat

kilan, gerak merayap, gerak salto, gerak memanjat, gerak mengapung, gerak

melayang, dan gerak meluncur.

Sistem Reproduksi :

Hydra dapat bereproduksi dengan cara aseksual dan seksual. Reproduksi

secara aseksual Hydra yaitu dengan membentuk kuncup dan membelah diri.

Bila keadaan dan kondisi tubuh Hydra telah memadai di tengah-tengah bagian

tubuhnya yang disebut zona pembentukan kuncup, sel-sel interstitial akan

membelah diri dan membentuk tonjolan. Tonjolan tersebut akan bertambah

besar dan disebut dengan kuncup tersebut akan membentuk mulut dan tentakel-

tentakel. Bila kuncup tersebut telah terbentuk secara sempurna maka akan

memisahkan diri dari tubuh induk untuk berkembang menjadi Hydra baru.

Reproduksi secara seksual pada Hydra yaitu dengan generative. Pada

umumnya Hydra bersifat hermaprodit, tetapi ada juga yang tidak. Ovarium

Hydra berbentuk bulat, sedangkan testisnya berbentuk seperti konus.

Sifat – Sifat lain dari Hydra :

a. Sifat Regenerasi

Page 8: Filum Coelenterata

Hydra mempunyai daya regenerasi sangat besar , bila karena suatu sebab tubuh

Hydra putus menjadi dua bagian, maka masing-masing bagian akan tumbuh

menjadi Hydra baru .

b. Sifat Imortalitas

Pada tubuh Hydra ada suatu daerah yang disebut zona pertumbuhan, yang

terletak di sekitar hypostome. Daerah – daerah itu senantiasa mengadakan

pertumbuhan dan perkembangan untuk menggantikan sel-sel yang lain yang

telah tua.

c. Proses Enten atau Menyambung

Enten pada Hydra merupakan proses penyambungan antara pokok suatu

spesies dengan pokok spesies yang lain. Bila tubuh Hydra yang satu dipotong

kemudian ditempelkan pada berkas potongan dari tubuh Hydra yang lain, maka

antara kedua potongan yang ditempel tersebut dapat bersambung dan tumbuh

menjadi Hydra baru.

b. Obelia (Hydrozoa Laut)

Habitat

Obelia merupakan contoh anggota dari kelas Hydrozoa yang hidup di

perairan laut. Obelia mengalami pergiliran keturunan antara fase polip dan

medusa.

Fase Polip

Pada fase polip, Obelia hidup secara berkoloni. Koloni Obelia bersifat

polimorfi. Biasanya tumbuh dari suatu individu yang menyerupai Hydra. Dari

tubuhnya tersebut muncul kuncup-kuncupnya. Kuncup pada Obelia tetap

melekat pada tubuh induk dan tumbuh menjadi menjadi dewasa bersama-sama

induknya. Mulut pada Obelia muncul dari bagian yang disebut hydrotheca

yang dikelilingi oleh 20 tentakel. Koloni hydroid melekat pada substrat bagian

hydrorhiza. Hydroriza mendukung bagian tubuh seperti batang yang disebut

hydrocauilis yang akan tumbuh beratus-ratus cabang. Medusa merupakan salah

satu dari fase hidup Obelia. Di bagian tengan gonangium ditemukan poros

yang disebut blastostyle yag bertugas untuk membentuk kuncup-kuncup yang

kelak akan berkembang menjadi medusa.

Fase Medusa

Page 9: Filum Coelenterata

Pada Obelia, fase medusa merupakan fase generative yang dibentuk

secara vegetative oleh fase hydroid. Medusa berbentuk seperti payung.

Hidupnya tidak secara berkoloni namun secara soliter. Pada bagian tengah dari

permukaan oral terdapat lubang mulut yang bergelambir empat. Mulut tersebut

merupakan saluran manubrium yang bermuara ke dalam rongga gastrovaskular.

Medusa merupakan hewan yang berkelamin terpisah, artinya ada medusa

jantan dan medusa betina, medusa Obelia mempunyai 4 buah gonad. Bila

gonad telah masak maka dinding epidermis yang menyelubunginya akan pecah

dari tempat dan ovum ataupun spermazoid akan keluar masuk ke dalam air.

Makanan dan Pencernaannya

Makanan Obelia berupa hewan-hewan kecil yang hidup di dalam laut.

Baik cara menangkapnya, cara mencernanya dan cara peredaran sari makanan

polanya serupa seperti yang terjadi pada Hydra. Perbedaan antara dua

kelompok tersebut adalah tidak semua cabang membenruk polip. Obelia

mengurus makanan. Makanannya hanya diurus oleh cabang-cabang polip

tertentu yang disebut Hydranth.

Proses pencernaan Obelia secara ekstra seluler maupun secara intra

seluler. Pada dasarnya proses pencernaan secara intraseluler itu merupakan

lanjutan dari proses pencernaan secara ekstra seluler yang terjadi di dalam sel-

sel pencerna dalam vakuola-vakuola makanan.

Pergerakannya :

Koloni Hydroziod merupakan hewan yang digolongkan pada

kelompok Zoophyta, artinya hewan yang menyerupai tumbuhan. Hewan ini

tidak dapat bergerak dalam arti berpindah tempat.hidupnya menetap pada suatu

tempat dengan jalan mengikatkan diri pada suatu objek atau substrat tertentu.

Medusa merupakan hewan yang dapat bergerak atau berenang secara

aktif yaitu dengan jalan mengembangkempiskan tubuhnya yang berbentuk

seperti payung.

Respirasi dan Eksresi :

Baik pada fase hydroid maupun fase medusa, Obelia tidak mempunyai

alat khusus untuk respirasi maupun untuk mengeluarkan hasil eksresi.

Page 10: Filum Coelenterata

Pengambilan oksigen dan pengeluaran zat-zat sampah dilakukan dengan jalan

difusi osmosis secara langsung.

Sistem Saraf dan Alat Indera

Pada kolohi hydroid hanya di temukan sistem susunan syaraf,

sedangkan alat indera tidak ditemukan. Susunan syaraf pada Obelia masih

primitive dalam arti belum ditemukannya sistem koordinasi sehingga banyak

setiap sel saraf bekerja secara mandiri. Susunan sel saraf demikian disebut

difus.

Sistem Reproduksi :

Medusa yang dihasilkan oleh polip dari koloni hydroid itu ada yang

jantan dan ada yang betina. Setelah hidup bebas dan mandiri , medusa jantan

akan mengeluarkan spermatozoid sedangkan medusa betina menghasilkan

ovum. Medusa-medusa yang telah mengeluarkan ovum dan sperma akan mati

perkawinan atau pembuahan terjadi di dalam laut. Setelah terjadi perkawinan

planula akan melekatkan diri pada suatu objek dengan perantara blastopornya.

Planula yang telah melekatkan diri akan tumbuh menjadi koloni hydroid muda.

Obelia dalam siklus hidupnya mengalami peristiwa metagenesis atau

pergiliran keturunanatau reproduksi secara vegetative ( pada fase polip) dengan

reproduksi secara generative ( pada fase medusa ).

2. Kelas Scyphozoa

Scyphozoa berasal dari bahasa Yunani; skyphos-zoon (skyphos = mangkok ; zoon =

hewan ), jadi skyphozoa berarti hewan yang bentuk tubuhnya menyerupai mangkok. Pada

kelompok ini yang lebih menonjol dalam penampilan selama siklus hidupnya adalah fase

medusa atau ubur – ubur, sedangkan fase polipnya berukuran kecil juga sukar dijumpai.

Contoh yang amat popular dari anggota Kelas Scyphozoa ini adalah Aurelia aurita atau

ubur – ubur.

a. Aurelia aurita ( Ubur – Ubur )

Habitat

Page 11: Filum Coelenterata

Ubur – ubur merupakan anggota kelas Scyphozoa yang mudah dikenal, karena

ubur-ubur yang unik yakni seperti payung dengan warna putih / bening, ukurannya

relative besar, banyak dijumpai pada tepi pantai, dan banyak dimanfaatkan untuk

kerupuk ubur – ubur. Penyebaran ubur-ubur bersifat kosmopolitan atau banyak

ditemukan hampir disetiap daerah pantai / laut. Tubuh ubur-ubur yang jernih

transparan sampai-sampai terbentuk Kristal. Walaupun begitu tubuh tertentu tampak

berwarna putih kebiru-biruan. Karena tubuh ubur – ubur jernih dan transparan maka

gonad yang ada di dalam tubuhnya Nampak jelas dari permukaan tubuhnya.

Makanan dan Pencernaan Makanan

Saluran pencernaan pada ubur-ubur berupa gastrovaskuler. Diujung distal

manubrium pada ubur-ubur terdapat lubang mulut yang berisi empat, setiap sisi

dilengkapi lengan – lengan mulut. Ubur – ubur makanannya berupa hewan – hewan

kecil yang merupakan pakan anggota zooplankton, misalnya udang-udang kecil,

cacing, larva-larva insekta ataupun telur-telur hewan lain yang bergerombol bersama

sama. Zat lendir atau mukosa yang menutupi tubuhnya, sangat membantu dalam hal

pengumpulan hewan – hewan yang akan menjadi mangsanya. Bulu getar pada rumbai

– rumbai sangat selektif terhadap makanan yang disukainya. Setelah makanan masuk

ke dalam mulut, kemudian di tampung di dalam rongga gastrovaskuler. Pada

gastrovaskuler makanan- makanan akan dicampur dengan bantuan enzin untuk

menghasilkan sel - sel kelenjar. Enzin tersebut mampu mencernakan zat makanan

berupa protein, karbohidrat, lemak, dll. Pencernaan ini dinamakan pencernaan

ekstraseluler.

Sedangkan pencernaan intraseluler pada ubur-ubur yaitu partikel – partikel

yang telah tercerna akan disaluran keseluruh cabang sistem gastrovaskuler. Ubur-ubur

biasanya menyimpan cadangan makanan berupa tetes glikogen.

Respirasi dan Eksresi :

Ubur – ubur tidak mempunyai alat respirasi maupun eksresi yang khusus.

Kedua proses tersebut dilakukan secara langsung melalui seluruh permukaan

tubuhnya. Sehingga sistem gastrovaskuler sangat membantu dalam memperlancar

proses respirasi maupun eksresi. Gas oksigen dan karbondioksida pada ubur-ubur

dilakukan dengan cara difusi.

Sistem Susunan Saraf

Page 12: Filum Coelenterata

Susunan syaraf pada ubur – ubur lebih kompleks bila dibandingkan dengan

susunan syaraf Hydra. Susunan syaraf ubur – ubur terdiri dari jaringan syaraf utama

yang berada dibagian permukaan sub-umbrella, susunan syaraf difus yang meliputi

badan – badan sel syaraf yang kecil – kecil, dan ganglion rhopalial yang merupakan

kumpulan dari neuron.

Alat Indra

Ubur – ubur mempunyai tiga macam alat indera, yaitu tentakulokist, osseli dan

celah olfaktori. Tentakulokist merupakan indera yang berfungsi sebagai

keseimbangan ubur – ubur untuk mengontrol irama gerak mengembang kempisnya

badan paying. Oselli merupakan badan berpigmen yang sensitive terhadap rangsangan

cahaya. Celah olfaktori merupakan indera pembau yang berfungsi untuk mengenali

zat makanan yang akan dimasukkan ke mulutnya.

Siklus Hidup :

Ubur – ubur bersifat dioecious atau berkelamin terpisah. Artinya ada ubur –

ubur jantan dan ada ubur-ubur betina. Spermatozoid dari ubur-ubur yang jantan

setelah dipancarkan masuk ke dalam air lalu berenang mancari tubuh ubur-ubur

betina. Setelah terjadi peleburan antara sel telur dan spermatozoid membentuk zygot.

Zygot akan didukung oleh tangan – tangan mulut dan di tempat tersebut akan

berkembang menjadi larva dengan rambut getar yang disebut planula. Planula

kemudian akan mengikatkan diri pada suatu substrat yang berada di dasar laut. Di

tempat tersebut planula akan melepaskan bulu getarnya dan akan menjadi polip. Yang

disebut skifistoma. Skifistoma akan membelah secara transversal membentuk ruas –

ruas yang disebut strobila. Bentuk cakram sebagai hasil pembelahan akan menjadi

ubur-ubur muda yang dinamakan efira. Selanjutnya efira yang telah tua akan

melepaskan diri dan berenang – renang menjadi ubur – ubur dewasa.

3. Kelas Anthozoa