Upload
umar-sidik
View
83
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Umar Sidik, CV. Electronusa Mechanical Engineering, 2013
Citation preview
254
PENAPIS
(FILTER)
12.1 Pendahuluan
Pada prinsipnya sebuah penapis (filter) merupakan salah satu contoh aplikasi
dari berbagai rangkaian RC , RL dan RLC . Secara sederhana rangkaian-
rangkaian penapis tersebut dapat dikelompokan ke dalam 2 (dua) bagian, yaitu:
1. Rangkaian penapis pasif (passive filter).
2. Rangkaian penapis aktif (active filter).
Pada dasarnya rangkaian penapis pasif (passive filter) disusun dengan
menggunakan kombinasi resistor, kapasitor dan induktor, sedangkan rangkaian
penapis aktif (active filter) merupakan kombinasi antara rangkaian penapis pasif
dan rangkaian penguat (amplifier). Pada bagian ini kita akan membahas mengenai
rangkaian penapis pasif, sedangkan rangkaian penapis aktif akan dibahas pada
bagian berikutnya.
Pada prinsipnya sebuah rangkaian penapis (filter) merupakan sebuah
rangkaian yang dirancang untuk melewatkan sinyal-sinyal yang memiliki
frekuensi pada jalur (band) tertentu yang disebut dengan passband, sedangkan
sinyal-sinyal yang memiliki frekuensi di luar jalur tersebut akan dilemahkan
(attenuation) oleh rangkaian penapis (filter) dan disebut sebagai jalur-jalur
pelemahan (attenuation bands) atau jalur perhentian (stopband).
Konfigurasi rangkaian filter tersebut dirancang dengan memanfaatkan sifat-
sifat dari resistor, kapasitor dan induktor. Sebuah filter akan melewatkan sinyal-
sinyal pada jalur frekuensi (band) tertentu dengan memanfaatkan sifat kapasitor
dan induktor yang reaktif. Kapasitor dan induktor tersebut dikonfigurasikan
sebaik mungkin sehingga memiliki sifat reaktif yang sesuai dengan karakteristik
sinyal pada jalur frekuensi tertentu, sedangkan untuk melemahkan (attenuation)
sinyal-sinyal yang memiliki frekuensi di luar jalur frekuensi (band) digunakan
sifat resistif yang terkandung pada resistor. Konfigurasi kapasitor dan induktor
tersebut akhirnya membentuk sebuah jalur yang dapat melewatkan sinyal-sinyal
255
pada jalur frekuensi tertentu (band) yang disebut dengan passband, sedangkan
konfigurasi resistor membentuk sebuah jalur yang tidak dapat melewatkan sinyal-
sinyal pada jalur frekuensi tertentu karena telah dilakukan pelemahan terhadap
sinyal-sinyal tersebut dan jalur ini disebut dengan jalur pelemahan (attenuation
band). Pada jalur yang dapat dilewati (passband) tersebut tidak terjadi pelemahan
(attenuaton) terhadap sinyal, sedangkan pada jalur pelemahan (attenuation band)
terjadi pelemahan terhadap sinyal dan di antara jalur yang dilewati (passband) dan
jalur pelemahan (attenuation band) merupakan frekuensi terputus (cutt-off
frequency).
Pada dasarnya rangkaian-rangkaian penapis (filter) tersebut sering digunakan
untuk keperluan pada setiap jenis komunikasi elektronika (electronic
communication) dan perlengkapan kendali (control equipment). Pada aplikasi-
aplikasi tersebut penapis (filter) diharapkan dapat menapis (filtering) secara
selektif suatu frekuensi atau serentang frekuensi dari sebuah campuran frekuensi-
frekuensi yang berbeda di dalam sebuah rangkaian. Salah satu aplikasi lainnya
dari rangkaian penapis (filter) adalah sebuah sistem stereo (high-performance
stereo system) yang membutuhkan penapis untuk memisahkan frekuensi audio
(audio frequency) yang akan dikuatkan (amplified) atau dilemahkan (attenuation)
agar menghasilkan kualitas suara yang baik (best quality sound) dan efisiensi daya
(power efficiency). Filter pada sistem stereo tersebut akan melemahkan sinyal
yang memiliki frekuensi rendah (low-frequeny signals) untuk diberikan ke tweeter
(high frequency speaker) karena tweeter sangat tidak efisien dalam menghasilkan
sinyal-sinyal frekuensi rendah seperti irama (beat) drum. Pengaturan filter pada
sistem stereo tersebut dilakukan melalui equalizer, yaitu suatu perangkat audio
yang dapat mengatur (adjusted) sinyal-sinyal audio agar sesuai dengan rasa
pendengar (listener taste) dan karakteristik akustik (acoustic characteristic).
12.1.1 Karakteristik Filter
Pada prinsipnya istilah penapis (filter) digunakan untuk menggambarkan
rangkaian-rangkaian elektronik yang dapat memilih frekuensi (frequency-
selective). Rangkaian-rangkaian elektronik tersebut akan melewatkan (passband)
256
sejumlah sinyal pada jalur frekuensi tertentu dan melemahkan (attenuation)
sinyal-sinyal di luar jalur frekuensi tersebut. Filter yang terbuat dari rangkaian
elektronik tersebut dapat dianalogikan sebagai sebuah kain penyaring (lint) yang
terdapat pada sebuah alat pengering (dryers). Kain penyaring pada alat pengering
tersebut akan melewatkan udara bersih tetapi menahan kotoran-kotoran seperti
debu dan partikel-partikel berbahaya lainnya. Filter pada bidang elektronika juga
seperti kain penyaring tersebut, filter tersebut akan melewatkan sinyal-sinyal
sesuai dengan konfigurasi yang telah disusun oleh seorang perancang rangkaian
(circuit designer) dan melemah sinyal-sinyal lainnya.
Pada prinsipnya seorang perancang rangkaian (circuit designer) harus
terlebih dahulu mengetahui jalur frekuensi yang akan dilewatkan oleh penapis
(filter) dan yang akan dilemahkan oleh penapis. Jalur-jalur frekuensi tersebut akan
menentukan kofigurasi penapis (filter) yang digunakan, yaitu metode yang
digunakan oleh perancang rangkaian (circuit designer) untuk menghubungkan
komponen-komponen secara elektrik. Metode-metode yang akan
diimplementasikan tersebut akan menentukan jumlah keuntungan (advantage) dan
jumlah kerugian (disadvantage) yang akan diperoleh pada sistem penapis (filter).
Konfigurasi yang digunakan untuk membangun penapis (filter) tersebut akan
memudahkan kita untuk mengidentifikasinya serta mengklasifikasikannya. Setiap
penapis (filter) tersebut akan memiliki sebuah bentuk kurva karakteristik
(characteristic curve) yang juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi penapis.
12.1.2 Aplikasi
Berikut ini adalah beberapa contoh aplikasi dari rangkaian penapis (filter),
yaitu:
1. Sistem audio stereo (high-performance stereo system).
2. Catu daya (power supply).
3. Sistem komunikasi (communication system).
4. Sistem kendali (control system).
5. Instrumen riset kebisingan (research instrument for research).
257
12.1.3 Klasifikasi Filter
Pada prinsipnya terdapat beberapa cara untuk mengidentifikasikan suatu
penapis (filter), yaitu salah satunya dengan mengetahui bentuk kurva karakteristik
(characteristic curve) dan metode yang digunakan untuk menyusun penapis
tersebut. Penapis-penapis tersebut terkadang juga diberi nama sesuai dengan nama
yang menyusun konfigurasi penapis tersebut, seperti penapis (filter) Chebyshev
yang disusun oleh Chebysev dan penapis Butterworth yang disusun oleh
Butterworth. Nama-nama penapis tersebut akan memberikan informasi kepada
kita mengenai struktur sinyal keluarannya (output signal), seperti sebuah penapis
pemutus (sharp-cutoff filter) yang akan membuat sebuah perbedaan mencolok
(sharp distinction) di antara frekuensi-frekuensi yang akan lewat melaluinya dan
yang tidak akan lewat. Untuk mengklasifikasikan penapis-penapis tersebut
digunakan suatu pola (scheme) yang umum digunakan, yaitu suatu pola yang
tergantung pada rentang frekuensi-frekuensi yang dilewatkan (pass) dan yang
ditolak (reject) oleh penapis.
Pada dasarnya terdapat 4 (empat) jenis dasar penapis (filter) berdasarkan
pola yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu:
1. low-pass filter.
2. high-pass filter.
3. bandpass filter.
4. band-reject filter.
Perhatikan gambar 12.1 di bawah ini. Gambar tersebut menunjukan bentuk
kurva karakteristik (characteristic curve) yang dihasilkan oleh keempat jenis
penapis (filter) tersebut. Gambar 12.1(a) merupakan bentuk kurva karakteristik
low-pass filter. Bentuk kurva karakteristik low-pass filter tersebut melewatkan
semua frekuensi di bawah cf , tetapi menolak semua frekuensi di atas cf . Gambar
12.1(b) merupakan bentuk kurva karakteristik high-pass filter. Bentuk kurva
karakteristik tersebut menolak semua frekuensi di bawah cf , tetapi melewatkan
semua frekuensi di atas cf . Gambar 12.1(c) merupakan bentuk kurva karakteristik
bandpass filter. Bentuk kurva karakteristik tersebut hanya melewatkan sejumlah
258
frekuensi tertentu. Gambar 12.1(d) merupakan bentuk kurva karakteristik band
reject filter. Bentuk kurva tersebut menolak sejumlah frekuensi tertentu.
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 12.1. Bentuk kurva karakteristik (characteristic curve): (a). low-pass
filter. (b). high-pass filter. (c). band-pass filter. (d). band reject filter.
12.2 Low-Pass Filter
Pada prinsipnya sebuah low-pass filter adalah sebuah rangkaian yang dapat
melewatkan sinyal-sinyal frekuensi rendah (low-frequency) secara mudah (easy
passage) tetapi menyulitkan sinyal-sinyal di luar frekuensi tersebut untuk
melewatinya (difficult passage). Low-pass filter tersebut memiliki 2 (dua)
rangkaian dasar yang dapat memenuhi tujuannya dan banyak sekali variasi dari
259
kedua rangkaian tersebut.
Pada dasarnya rangkaian low-pass filter tersebut disusun dengan
memanfaatkan impedansi induktor yang akan meningkat sesuai dengan
peningkatan frekuensi. Impedansi induktor yang tinggi tersebut pada hubungan
seri akan menjaga sinyal-sinyal frekuensi dari beban (load). Selain memanfaatkan
impedansi induktor tersebut low-pass filter juga memanfaatkan impedansi
kapasitor yang akan menurun sesuai dengan peningkatan frekuensi. Impedansi
kapasitor yang menurun tersebut pada hubungan paralel dengan beban akan
menjaga keluarnya sinyal-sinyal frekuensi tinggi (high frequency) ke beban
(load).
12.2.1 RC Low-Pass Filter
Gambar 12.2. Rangkaian dasar RC low-
pass filter.
Perhatikan sebuah rangkaian low-
pass filter yang terdapat pada gambar
12.2 di samping ini. Pada gambar
rangkaian low-pass filter tersebut
terlihat bahwa tegangan keluaran
(output voltage) adalah sama dengan
tegangan yang melintasi kapasitor.
Pada prinsipnya ketika tegangan masukan adalah tegangan dc (direct
current), yaitu tegangan yang tidak berosilasi (0 Hz), maka tegangan keluaran
(output voltage) pada low-pass filter tersebut akan bernilai sama dengan tegangan
masukan (input voltage). Nilai tegangan keluaran (output voltage) tersebut
menjadi sama dengan nilai tegangan masukannya (input voltage) karena nilai CX
pada tegangan dc (direct current) nilainya tidak terhitung (infinitely). Peningkatan
frekuensi masukan (input frequency) pada rangkaian low-pass filter tersebut akan
menyebabkan nilai CX menurun dan sebagai hasilnya nilai outV secara berangsur-
angsur akan menurun hingga mencapai sebuah frekuensi yang dinyatakan sebagai
frekuensi kritis (critical frequency, RX C ) dan disimbolkan dengan Cf . Secara
260
matematis frekuensi kritis (critical frequency) tersebut dinyatakan sebagai berikut:
CfRX
CC 2
1
RCf c 2
1
Sedangkan nilai tegangan keluaran (output voltage) pada frekuensi tertentu
berdasarkan pembagi tegangannya adalah sebagai berikut:
in
C
Cout V
XR
XV
22
Namun pada frekuensi kritis (critical frequency) nilai RX C , sehingga
nilai tegangan keluaranya (output voltage) dinyatakan sebagai berikut:
inout VRR
RV
22
inout VR
RV
22
inout VR
RV
2
inout VV
2
1
inout VV 707,0
Penurunan formula di atas menunjukan bahwa nilai keluaran pada low-pass
filter adalah bernilai 70,7% dari nilai masukannya ketika nilai RX C . Frekuensi
tersebut pada peristiwa ini dinyatakan sebagai frekuensi kritis (critical frequency).
Perbandingan antara tegangan keluaran (output voltage) dan tegangan masukan
(input voltage) pada frekuensi kritis tersebut (critical frequency) dapat dinyatakan
dalam satuan desibel seperti yang terlihat di bawah ini.
inout VV 707,0
707,0in
out
V
V
261
dbV
V
in
out 3707,0log20log20
12.2.2 RL Low-Pass Filter
Gambar 12.3 Rangkaian dasar RL low-
pass filter.
Perhatikan sebuah rangkaian
dasar low-pass filter yang ditunjukan
pada gambar 12.3 di samping ini. Pada
gambar tersebut terlihat bahwa
tegangan keluaran (output voltage)
dari RL low-pass filter merupakan
tegangan yang melewati resistor.
Tegangan keluaran (output voltage) tersebut akan bernilai sama dengan tegangan
masukan (input voltage) bila tegangan masukannya berupa tegangan dc (direct
current) sehingga menyebabkan LX terhubung singkat. Nilai LX tersebut akan
meningkat sesuai dengan peningkatan frekuensi pada tegangan masukan. Nilai
LX yang naik tersebut akan menyebabkan outV menurun secara berangsur-angsur
hingga frekuensi kritis (critical frequency) dicapai. Pada saat outV berada pada
frekuensi kritis tersebut maka nilai RX L dan dinyatakan secara matematis
sebagai berikut:
RLfC 2
L
RfC 2
RLfC 2
1
Sebagaimana pada low-pass filter RC, Vout = 0,707Vin dan tegangan keluaran
adalah -3 dB di bawah tegangan masukan (input voltage) pada frekuensi kritis
(critical frequency).
262
12.2.3 Karakteristik Frekuensi (respone-curve)
Gambar 12.4 Kurva karakteristik dari
sebuah low-pass filter.
Perhatikan gambar 12.4 di
samping ini. Pada gambar tersebut
terlihat kurva karakteristik yang
sebenarnya (actual response curve)
terjadi pada sebuah low-pass filter.
Pada kurva karakteristik tersebut 0 dB
merupakan titik referensi yang terjadi
saat inout VV , yaitu karena
dBVV inout 01log20log20 . Nilai
pada kurva karakteristik tersebut akan
jatuh dari dB0 hingga dB3 pada
frekuensi kritis (critical frequency)
dan kemudia terus-menerus menurun
hingga pada tingkat tertentu (fixed
rate).
12.2.4 Pergeseran Fase (phase shift)
Pada prinsipnya RC low-pass filter bertindak sebagai sebuah rangkaian
tertinggal fasa (lag circuit). Ketertinggalan fasa pada RC low-pass filter tersebut
dapat ditulis secara matematis sebagai berikut:
CX
R1tan
Pada frekuensi kritis (critical frequency) nilai RX C dan oleh karena itu
nilai o45 . Saat frekuensi masukan (input frequency) diturunkan, maka nilai
juga akan menurun hingga mendekati o0 ketika frekuensi masukan tersebut
mendekati nol dan digambarkan menjadi sebuah karakteristik seperti terlihat pada
gambar 12.5 di bawah ini.
263
Gambar 12.5 Karakteristik fasa dari sebuah low-pass filter.
Pada prinsipnya RL low-pass filter juga bertindak sebagai sebuah rangkaian
tertinggal fasa (lag circuit). Ketertinggalan fasa pada RL low-pass filter tersebut
dapat dinyatakan secara matematis sebagai berikut:
R
X L1tan
Sama seperti RC low-pass filter, pergeseran fasa dari 0 terhadap
keluarannya adalah o45 pada frekuensi kritis (critical frequency) dan akan
menurun untuk frekuensi di bawah cf .
12.3 High-Pass Filter
Gambar 12.6 (a). Blok diagram dari
sebuah high-pass filter.
Pada prinsipnya sebuah high-pass
filter akan melewatkan sinyal-sinyal
dengan frekuensi-frekuensi yang lebih
tinggi (higher frequencies) untuk lewat
dari masukan (input) menuju keluaran,
namun menolak frekuensi-frekuensi
yang lebih rendah (lower frequencies).
264
Perhatikan gambar 12.6. pada gambar tersebut terlihat sebuah diagram blok
dan sebuah karakteristik frekuensi umum (general response curve) untuk sebuah
high-pass filter. Frekuensi pada kurva karakteristik tersebut yang dilihat memiliki
akhir yang lebih rendah dari jalur yang dapat dilewati (passband) disebut sebagai
frekuensi kritis (critical frequencies), sama dengan low-pass filter, jalur frekuensi
yang dapat dilewati (passband) merupakan frekuensi yang keluarannya %7,70
dari nilai maksimum.
Gambar 12.6 (b). Kurva karakteristik frekuensi dari high-pass filter.
12.3.1 RC High-Pass Filter
Gambar 12.7 (a). Rangkaian dasar
sebuah RC high-pass filter.
Perhatikan gambar 12.7 di
samping ini. Pada gambar tersebut
terlihat sebuah rangkaian RC high-pass
filter. Rangkaian RC high-pass filter
tersebut memiliki tegangan keluaran
(output voltage) yang sama dengan
tegangan yang melintasi resistor.
265
Pada prinsipnya ketika frekuensi masukan (input frequency) pada rangkaian
RC high-pass filter tersebut berada pada frekuensi kritis (critical frequency),
RX C , maka tegangan keluarannya (output voltage) adalah inV707,0 , yaitu
sama seperti kasus low-pass filter. Peningkatan yang terjadi pada frekuensi
masukan (input frequency) di atas frekuensi kritis akan menyebabkan nilai CX
menurun hingga akhirnya tegangan keluaran (output voltage) meningkat dan
mendekati sebuah nilai yang sama dengan inV . Secara matematis frekuensi kritis
(critical frequency) tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:
RCf c 2
1
Nilai tegangan keluaran (output voltage) akan menurun dengan interval
dekadedB20 bila berada di bawah nilai frekuensi kritis (critical frequency).
Gambar 12.7 (b). Kurva karakteristik frekuensi (response curve) dari sebuah RC
high-pass filter.
12.3.2 RL High-Pass Filter
Perhatikan gambar 12.8 di bawah ini. Pada gambar tersebut terlihat sebuah
rangkaian dasar RL high-pass filter. Tegangan keluaran (output voltage) pada
rangkaian RL high-pass filter tersebut merupakan tegangan yang melintasi
induktor.
266
Gambar 12.8 Rangkaian dasar sebuah
RL high-pass filter.
Pada prinsipnya ketika frekuensi
masukan rangkaian RL high-pass filter
berada pada nilai kritisnya (critical
frequency), RX L , maka nilai
tegangan keluarannya (output voltage)
adalah inV707,0 . Peningkatan yang
terjadi pada frekuensi masukan (input
frequency) di atas frekuensi kritis cf
akan menyebabkan nilai LX meningkat hingga menghasilkan peningkatan nilai
tegangan keluaran dan akan menyamai nilai inV . Secara matematis frekuensi kritis
(critical frequency) pada high-pass filter tersebut dapat dinyatakan dengan:
RLf c 2
1
12.3.3 Pergeseran Fasa Pada High-Pass Filter
Gambar 12.9 Kurva karakteristik fasa (phase characteristic) dari sebuah high-pass
filter.
Pada prinsipnya rangkaian RC dan RL high-pass filter bertindak sebagai
rangkaian pendahulu fasa (lead circuit). Secara matematis pergeseran fasa dari
masukan (input) terhadap keluaran (output) untuk rangkaian RC adalah:
267
R
X C1tan
Sedangkan pergesearn fasa untuk rangkaian RL adalah:
LX
R1tan
Pada frekuensi kritis (critical frequency) nilai RX L sehingga
menyebabkan nilai o45 . Peningkatan frekuensi akan menyebabkan nilai
menurun hingga o0 seperti yang terlihat pada kurva pergeseran fasa di gambar
12.9.
12.4 Band-Pass Filter
Gambar 12.10 Blok diagram dari
sebuah band-pass filter.
Pada prinsipnya sebuah band-pass
filter seperti yang disimbolkan pada
gambar 12.10 di samping ini akan
melewatkan sebuah jalur frekuensi
tertentu (band of frequencies) dan
melemahkan atau menolak semua
frekuensi yang berada di bawah
maupun di atas jalur frekuensi yang
diterima tersebut (passband).
Pada prinsipnya pita jalur (bandwith) dari sebuah band-pass filter merupakan
rentang frekuensi untuk arus dan oleh karena itu tegangan keluaran (output
voltage) bernilai sama atau lebih besar dari %7,70 dari nilainya pada frekuensi
resonansi (resonant frequency).
Secara matematis pita jalur (bandwith) dinyatakan sebagai:
12 cc ffBW
Di mana:
BW Jalur pita (bandwith)
1cf Frekuensi putus (cutoff frequency) yang lebih rendah
268
2cf Frekuensi putus (cutoff frequency) yang lebih tinggi.
Gambar 12.11 di bawah ini merupakan kurva karakteristik frekuensi
(response curve) dari sebuah band-pass filter.
Gambar 12.11 Kurva karakteristik frekuensi (response curve) dari sebuah band-
pass filter.
12.4.1 Resonansi Seri Band-Pass Filter
Gambar 12.12 (a). Rangkaian dasar
resonansi seri (series resonant).
Perhatikan gambar 12.12 di
samping ini. Pada gambar tersebut
terlihat sebuah tipe resonansi seri band-
pass filter. Sebuah rangkaian resonansi
tersebut memiliki impedansi minimum
dan arus maksimum pada frekuensi
resonansi (resonant frequency), cf .
Nilai impedansi yang minimum dan
arus maksimum pada frekuensi
resonansi tersebut menyebabkan hampir
seluruh tegangan masukan (input
voltage) diberikan ke resistor, oleh
karena itu keluaran yang paralel dengan
R akan memiliki karakteristik band-
269
pass.
Gambar 12.12 (b). Kurva karakteristik
frekuensi (response curve) dari sebuah
rangkaian resonansi seri (series
resonant) band-pass filter.
Pada umumnya frekuensi
resonansi disebut sebagai frekuensi
pusat (center frequency), 0f . Pita jalur
pada band-pass tersebut ditentukan
oleh beberapa faktor, yaitu seperti
faktor kualitas (quality factor) Q dan
frekuensi resonansi (resonant
frequency) dari rangkaian tersebut,
dimana:
R
XQ L
Secara matematis formula untuk
jalur pita (bandwith) dapat dinyatakan
sebagai berikut:
Q
fBW 0
12.4.2 Resonansi Paralel Band-Pass Filter
Gambar 12.13 Rangkaian resonansi
paralel (parallel resonant) band-pass
filter.
Perhatikan 12.13 di samping ini.
Pada gambar tersebut terlihat sebuah
rangkaian resonansi paralel (parallel
resonant). Rangkaian resonansi paralel
tersebut memiliki impedansi maksimum
pada resonansi.
270
Pada prinsipnya rangkaian resonansi paralel (parallel resonant) bertindak
sebagai sebuah pembagi tegangan (voltage divider). Pada rangkaian resonansi
tersebut nilai impedansi rangkaian bejana (tank ciruit) bernilai lebih besar dari
nilai impedansi tahanan. Nilai impedansi yang besar pada rangkaian bejana (tank
circuit) tersebut menyebabkan hampir seluruh tegangan masukan (input voltage)
berada di titik keluaran (output) hingga menghasilkan sebuah tegangan keluaran
maksimum (maximum output voltage) pada frekuensi resonansi (resonant
frequency).
Nilai-nilai frekuensi yang berada di atas atau di bawah resonansi akan
menyebabkan impedansi rangkaian bejana (tank circuit) akan turun sehingga nilai
keluaran (output) akan turun hingga membuat sebuah karakteristik band-pass.
12.5 Band-Stop Filter
Gambar 12.14 Kurva karakteristik
frekuensi band-stop filter.
Pada prinsipnya band-stop filter
memiliki karakteristik yang berlawanan
dengan band-pass filter seperti terlihat
pada gambar 12.14 di samping ini.
Band-stop filter tersebut akan
melewatkan semua frekuensi yang
berada di luar stopband tertentu.
12.5.1 Resonansi Seri Band-Stop Filter
Gambar 12.15 Rangkaian dasar
resonansi seri band-pass filter.
Perhatikan gambar 12.15 di
samping ini. Pada gambar tersebut
terlihat sebuah rangkaian resonansi seri
(series resonant ciruit) yang digunakan
di dalam sebuah konfigurasi band-stop
filter. Band-stop filter tersebut akan
memiliki nilai impedansi minimum saat
frekuensi resonansi (resonant frequen-
271
cy) sehingga menyebabkan tegangan keluaran (output voltage) juga bernilai
minimum. Pada frekuensi-frekuensi di atas dan di bawah resonansi (resonant
frequency) band-stop filter memiliki impedansi yang tinggi sehingga
menyebabkan peningkatan tegangan keluaran (output voltage).
12.5.2 Resonansi Paralel Band-Stop Filter
Gambar 12.16 Rangkaian dasar
resonansi paralel band-stop filter.
Perhatikan gambar 12.16 di
samping ini. Pada gambar tersebut
terlihat sebuah rangkaian resonansi
paralel (parallel resonant) yang
digunakan pada konfigurasi band-stop
filter. Pada rangkaian resonansi paralel
tersebut nilai impedansi bejana (tank
impedance) akan bernilai maksimum
saat frekuensi resonansi (resonant
frequency) sehingga menyebabkan
hampir seluruh tegangan masukan
(input voltage) melewatinya. Perubahan
yang terjadi pada nilai impedansi
bejana (tank impedance) di atas
maupun di bawah resonansi akan
menyebabkan nilai tegangan keluaran
(output voltage) menjadi meningkat.
12.6 Jenis Filter Tambahan
Berikut ini adalah beberapa jenis filter tambahan yang sebaiknya juga
diketahui, yaitu:
1. Butterworth filter.
2. Chebyshev filter.
272
12.6.1 Butterworth Filter
Gambar 12.17 (a). Rangkaian dasar
Butterworth filter.
Pada umumnya Butterworth filter
disebut juga dengan maximally flat
filter. Butterworth filter tersebut
merupakan sebuah bentuk dari filter
LC yang memiliki karakteristik yang
relatif datar (relatively flat response).
Butterworth filter tersebut menawarkan
sebuah impedansi yang relatif konstan
terhadap sinyal dengan frekuensi-
frekuensi yang berada pada jalur
lewatnya (passband range).
Gambar 12.17 (b). Kurva karakteristik
pelemahan (attenuation response)
Butterworth filter.
Perhatikan gambar 12.17 di
samping ini. Pada gambar tersebut
terlihat konfigurasi dari sebuah
Butterworth filter. Butterworth filter
tersebut memiliki sebuah karakteristik
fasa yang baik (phase response).
Karakteristik fasa yang baik tersebut
merupakan hasil dari sebuah
pengukuran jumlah pergesearn fasa
(phase shift) yang terjadi ketika sebuah
sinyal melewati filter. Butterworth filter
tersebut juga memiliki karakteristik
amplitudo yang baik (amplitude
response), namun Butterworth filter
memiliki sedikit lengkungan sehingga
menyebabkan Butterworth filter tersebut tidak tepat (unsuitable) digunakan pada
aplikasi-aplikasi yang membutuhkan batas-batas frekuensi yang mencolok (cut off
adjacent frequencies).
273
12.6.2 Chebyshev Filter
Gambar 12.18 Kurva karakteristik
pelemahan (attenuation response)
Chebyshev filter.
Pada prinsipnya Chebyshev filter
merupakan sebuah bentuk dari filter
LC pada konfigurasi yang sama
dengan Butterworth filter. Chebyshev
filter tersebut dirancang berdasarkan
pada asumsi bahwa semua frekuensi
yang akan dilewatkan adalah sama
pentingnya.
Secara umum Chebyshev filter memiliki karakteristik putus (cutoff
characteristics) yang lebih curam (sharper) dari Butterworth filter. Pada
karakteristik Chebyshev filter tersebut terdapat riak (ripple) seperti terlihat pada
gambar 12.18. Riak (ripple) tersebut terjadi pada karakteristik jalur frekuensinya
(passband response) sehingga menyebabkan Chebyshev filter tidak memiliki jalur
frekuensi yang datar (flat).