26
“LAPORAN HASIL PENGAMATAN KEGIATAN KEDOKTERAN KERJA” TUGAS SISTEM KEDOKTERAN KOMUNITAS JUDUL : DIAGNOSIS PENYAKIT AKIBAT KERJA PADA SUPIR ANGKOT Dosen Pembimbing dr. Pitut Aprilia Oleh : FAHMI RILO 2010730034 TRISNA SURYA KENCANA 2010730108

Filed Skill 2010

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fs10

Citation preview

“LAPORAN HASIL PENGAMATAN

KEGIATAN KEDOKTERAN KERJA”

TUGAS SISTEM KEDOKTERAN KOMUNITAS

JUDUL : DIAGNOSIS PENYAKIT AKIBAT KERJA PADA

SUPIR ANGKOT

Dosen Pembimbing

dr. Pitut Aprilia

Oleh :

FAHMI RILO 2010730034

TRISNA SURYA KENCANA 2010730108

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2013

KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT, Shalawat dan Salam kami panjatkan bagi Nabi Besar

kita Nabi Muhammad SAW. Dalam mengikuti kegiatan Sistem Kedokteran Komunitas dan

Kedokteran Keluarga kami sebagai Mahasiswa di tuntut agar bisa memahami dan

menerapkan ilmu tersebut dalam praktik kedokteran nanti setelah menyelesaikan masa

pendidikan di bangku perkuliahan.

Dalam laporan ini penulis membahas mengenai Kedokteran Kerja, yang dijelaskan

cara melakukan diagnosis penyakit akibat kerja, faktor resiko yang dihadapi pekerja, bahaya

potensial akibat jenis pekerjaan yang dilakukan, serta K3 ( Kesehatan dan Keselamatan

Kerja) dengan jenis Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai kriteria pekerjaannya.

Penulis berharap semoga hasil dari laporan ini dapat bermanfaat bagi diri penulis

sendiri dan orang lain, sehingga diharapkan lebih banyak masyarakat yang lebih sadar bahwa

setiap pekerjaan memiliki resiko dan potensi bahaya. Bahwa penting sekali dalam melakukan

pekerjaan diperhatikan aspek-aspek yang dapat melindungi diri sehingga tidak membawa

dampak penyakit dimasa mendatang sehingga proktuvitas dapat terganggu dan biaya untuk

berobat / perawatan tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh dari tempat kita bekerja.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada keluarga, dosen-dosen

pembimbing dan sahabat – sahabat di fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah

Jakarta.

Penulis

Jakarta Mei 2013

BAB I

PENDAHULUAN

Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kedokteran yang bermutu dan manusiawi

sudah tidak dapat di tunda lagi. Hal ini mengingat bahwa pelayanan kedokteran meskipun

berkembang pesat, tetapi semakin terkotak-kotak dengan munculnya berbagai spesialisasi dan

subspesialisasi. Lebih parah lagi, semakin berkembangnya komersialisasi pelayanan

kesehatan dan kedokteran, menurunnya etos profesionalisme serta banyak di temukan

berbagai pelanggaran norma dan etika kedokteran.

Pelayanan kuratif yang dianggap lebih menguntungkan justru berkembang pesat.

Pendekatan yang di anut lebih ke arah pendekatan individu, salah satunya adalah Ilmu

Kedokteran Kerja , sebenarnya Ilmu Kedokteran Kerja hampir sama dengan ilmu kedokteran

biasa hanya saja dalam ilmu kedokteran kerja ini digunakan kemampuan untuk melihat

potensi dan faktor resiko dari pekerjaan yang dapat mengakibatkan penyakit akibat

kerja ,serta dibutuhkan improfisasi dalam melakukan kedokteran kerja.

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi

pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahay akibat kecelakaan

kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3

bertujuan mencegah, mengurangi bahkan menihilkan resiko kecelakaan kerja (zero accident).

Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan

penyakit akibat kerja yang menghabiskan banyak biaya. Melainkan harus dianggap sebagai

bentuk investasi jangka panjang yang memberikan keuntungan yang berlimpah pada masa

yang akan datang.

K3 dapat melakukan pencegahan dan pemberantasan penyakit akibat kerja, misalnya

kebisingan, pencahayaan (sinar), getran, kelembaban udara, dan hal-hal lain yang

menyebabkan kerusakan pada pendengaran, gangguan pernapasan, kerusakan paru-paru,

kebutaan, kerusakan jaringan tubuh akibat sinar UV, percikan benda panas ,dan lain-lain. K3

dalam konteks kerja berkaitan dengan waktu dan shift dalam bekerja, waktu rekreasi dan

libur dan waktu pergantian dalam shift bekerja.

Diperkirakan kerugian tidak langsung dari seluruh sektor formal adalah lebih dari

Rp.2 triliun di mana sebagian besra merupakan kerugiandunia usaha. Dengan kata lain inilah

hilangnya produktivitas dunia usaha karena faktor K3. Begitu pula survei ILO menyatakan

bahwa dari tingkat “Competitiveness” karena faktor K3 indonesia adalah negara ke 2 dari

bawah dari lebih 100 negara yang disurvei.

Supir angkot (driver)

Ditemukannya logam pertama kali dirasakan sebagai suatu kemajuan teknologi yang

sungguh luar biasa tetapi pada pihak lain perkembangan baru ini akan menimbulkan suatu

permasalahan baru yaitu bagaimana proses penyambungan dari logam – logam tersebut.

Proses penyambungan logam terdiri dari sambungan baut, sambungan keliling, sambungan

lipat, sambungan tempa, patri, solder dan sambungan las (pengelasan ).Dalam fabrikasi,

konstruksi dan industri proses sambungan las merupakan salah satu cara yang paling dominan

/ baik apabila dibandingkan dengan cara pengerjaan pemesinan yang lainnya dikarenakan

proses ini sangat praktis, murah dan cepat .

Penggunaan las dalam pengerjaan konstruksi semakin lus sehingga kecelakaan yang

diakibatkan oleh proses pengerjaan tersebut juga sering banyak terjadi. Pekerjaan pengelasan

merupakan salah satu proses pemesinan yang penuh resiko karena selalu berhubungan

dengan api dan bahan – bahan yang mudah terbakar dan meledak terutama sekali pada las gas

yaitu gas oksigen dan Asetilin . Kecelakaan yang terjadi sebenarnya dapat dikurangi atau

dihindari apabila kita sebagai operator dalam mengoperasikan alat pengelasan dan alat

keselamatan kerja dipergunakan dengan baik dan benar, memiliki penguasaan cara – cara

pencegahan bahaya akibat proses las .

Hasil Pengamatan Terhadap Kegiatan Usaha

1. Jenis Pengamatan : Kunjungan(kedokteran kerja)

2. Cara Pengamatan : Wawancara dan laporan

3. Jenis Usaha : Supir angkot

4. Waktu Pelaksanaan : Senin 13 mei 2013

5. Lokasi : Terminal lebak bulus,Jakarta Selatan

Adapun topik yang saya pilih dalam pengerjaan tugas Field Trip Sistem Kedokteran

Komunitas adalah mengenai “Kedokteran Kerja” yang membahas Diagnosis Penyakit Akibat

Kerja (PAK) , Pencegahan PAK, Kegiatan Penunjang dalam pencegahan PAK dan

Pengendalian Faktor Resiko Potensial.

Dalam tugas ini saya melakukan diagnosis Penyakit Akibat Kerja kepada supir angkot

yang menggunakan mobil angkot. Beliau bekerja sehari-hari hanya sebagai supir angkot.

Dalam sehari beliau bisa mengangkut penumpang dari terminal lebak bulus-ciledug dengan

hari bekerja dari senin sampai minggu , berikut deskripsi waktu kerja bapak Ibrahim :

Senin - Minggu : jam 04.30-22.00 WIB

Jika saat mengetem di terminal pak Ibrahim menunggu di warung sekitar terminal atau duduk

santai kadang minum kopi sambil merokok itupun jarang seringnya minum air putih.

Saya bertanya kepda pak Ibrahim mengapa saat mengendarai mobil rata-rata supir saat

mengendarai angkotnya tidak pernah menggunakan APD(Alat Pelindung Diri) seperti sabuk

pengaman?

Pak Ibrahim menjawab :“karena udah biasa tidak pernah menggunakan sabuk pengan soalnya

kalo pake sabuk pengaman tidak enak dan tidak leluasa menyetir,paling menggunakan sabuk

pengaman kalau ada uji kelayakan kendaraan saja.

Setelah saya bertanya kepada Bapak Herman ternyata bahaya Potensi akibat tidak

mengunakan sabuk pengaman sangat beresiko karena APD yang di gunakan tidak pernah di

gunakan,selain itu dengan posisi tiap hari menjadi supir dan keadaan jalan raya yang macet

membuat Bapak Herman sering merasa pegel-pegel di bagian extrimitas bawah,terkadang

kepala sering terasa pusing dan merasa sedikit sesak.Mungkin dengan pendidikan yang

kurang dan rasa ketidakpedulian yang sangat kurang terhadap keselamatannya saat menyupir

sehingga beliau mengedarai mobil tidak menggunakan sabuk pengaman.

Selama 3 tahun sebagai tukang angkot terpapar teriknya sinar matahari dari jalanan dan di

terminal membuat pak Herman menjadi hitam begitu papar beliau saat saya tanya.

Kebiasaan yang lumayan baik karena saat menyupir dan beristirahat di terminal pak

Ibrahim jarang merokok dan jarang minum kopi beliau lebih sering minum air putih sehingga

daya tahan tubuh pak Herman kuat beliau hanya merasa seri sesak karena debu jalanan dan

polusi.

BAB II

PEMBAHASAN

A. STATUS KESEHATAN PENDERITA

STATUS KESEHATAN PENDERITA

( DIAGNOSIS PENYAKIT AKIBAT KERJA )

No.Status : 001 Kode: 01

I. Identitas Penderita

Nama : Tn.Herman

Usia : 34 tahun

Alamat : Kali sari cijantung

Kedudukan dalam keluarga : Kepala keluarga

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Supir angkot

Status Perkawinan : Kawin

Tanggal kunjungan : 13 Mei 2013

II. Riwayat Penyakit

a. Tanggal : 3 Mei 2013

1. Keluhan Utama : Pegal-pegal di bagian extrimitas bawah

2. Riwayat Perjalanan Penyakit Sekarang :

Sesak Nafas saat mengendarai angkot karena debu dan polusi

jalanan, sesak juga dirasakan saat malam hari,. Penglihatan baik

tidak ada keluhan, mata sering terasa gatal dan perih saat siang hari,

3. Riwayat Penyakit Terdahulu : Tidak pernah menderita sakit seperti

ini sebelumnya.

4. Riwayat penyakit dalam keluarga : Sebelumnya dikeluarga tidak ada

yang menderita sakit yang sama

III. Riwayat Pekerjaan

a. Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan Kendaraan yang

digunakan

Tempat Kerja Lama Kerja

Supir angkot Mobil angkot Di dalam

mobil

Di terminal

Di pasar

Bekerja 19 jam/hari

hari senin-minggu

dari jam : 04.30-22.00

WIB

Tetapi tidak tentu

sehari karena saya

harus menunggu

giliran menarik

penumpang

*(Sudah bekerja sebagai

supir selama 3 tahun,

sejak tahun 2010 -

201 3.sebelum jadi supir

saya bekerja di hotel )

b. Uraian tugas / pekerjaan

Cara melakukan pekerjaan

Menunggu penumpang di terminal kemudian di tengah perjalanan jika

ada penumpang yang mau naik pak Herman berhenti di tengah jalan

untuk mengangkut penumpang tersebut.

Detil aktifitas selama 8 jam kerja

Urutan aktifitas jam kerja :

1. Hari Senin s/d Minggu : jam 04.30-22.00 WIB

Kendaraan yang digunakan :

Mobil angkot

Alur tiap kegiatan

1. Melintas di jalur terminal Lebak Bulus sampai Ciledug

2. ada pelanggan segera meberhentikan laju mobil untuk

menaikan penumpang

3. menurunkan penumpang sampai tujuannya

4. mengetem di pasar ciledug,kreo atau di terminal lebak bulus

c. Bahaya potensial :

1. Urutan Kegiatan (secara detil)

Waktu & Jam

Bekerja

Kegiatan

(Senin-minggu)

04.30 WIB

06.00-08.30 WIB

08.30-12.00 WIB

12.00-21.00 WIB

22.00 WIB

Minggu

04.30-12.00

Berangkat dari rumah dengan mobil angkotnya

mencari penumpang di sepanjang jalan jalur angkutannya.

Mengankut penumpang yang mulai beraktivitas sehari-harinya.

Mencari penumpang dan sambil mengetem di terminal

sekaligus menunggu giliran untuk menarik angkutan kembali.

Sama seperti jam 08-30-12.00

Pulang ke rumah dengan membawa uang hasil menarik

Angkot

Terkadang jika ada telpon dari mahasiswa untuk menarik

sewaan mobil mahasiswa umj yang mau tenda tensi di monas.

2. Alat Pelindung Diri :

- Alat Pelindung diri yang dikenakan oleh pekerja adalah :

a. Tidak mengunakan alat pelidung diri sedikitpun

3. Bahaya Potensial

Fisik :getaran,suhu yang panas di siang

hari,debu,bising kendaraan

Risiko penyakit akibat kerja : Sesak nafas, batuk,

Gangguan pendengaran, kulit terbakar

Kimia :co,nox

  .1  Karbon monoksida.      Gas ini bersifat racun, dapat menyebabkan  rasa sakit pada mata, saluran pernafasan dan

paru-paru. Jika masuk ke dalam darah melalui pernafasan, karbon monoksida bereaksi dengan  hemoglobin dalam darah membentuk COHb (karboksihemoglobin).

2.       Oksida Belerang.     Belerang oksida, apabila terisap oleh pernapasan, akan berekasi dengan air dalam sluran  

pernapasan dan membentuk asam sulfat yang akan merusak jaringan dan menimbulkan rasa sakit. Oksidasi belerang juga dapat larut dalam air hujan dan menyebabkan hujan asam.

3.       Oksida nitrogen.    NOx bereaksi dengan bahan-bahan pencemar lain dan menimbulkan fenomena asap-kabut

atau smog. Smog menyebabkan berkurangnya daya pandang, iritasi pada mata dan saluran pernapasan, membuat tanaman layu, serta menurunkan kualitas materi.

Risiko penyakit akibat kerja : Sesak nafas, pusing, sakit dada,kekeringan

sal.Nafas,dehidrasi berat,rangsangan kuat thd mata , pingsan, kematian

Biologis : -

Ergonomi : posisi badan yang sering duduk sambil

menyetir dan tangan kanan selalu di tempelkan di pintu

beresiko terkena CTS

4.Psikososial :

Keadaan yang membosankan

Keadaan saat macet membuat kaki menjadi

pegel-pegel.

Gangguan Kesehatan yang mungkin timbul

5.Getar : gangguan pada otot rangka

6.Panas : heatstroke, dehidrasi, iritasi

saluran pernafasan dan mata

7.Radiasi sinar matahari : iritasi pada kulit

8.Gas atau asap knalpot :Kurang pasokan oksigen &

iritasi mata

9.Posisi tidak ergonomi : hemoroid,CTS

10.Jenuh : stress, lelah

d. Resiko kecelakaan kerja

1. Tabrakan kendaraan

2. Kecelakaan lalu lintas

3. Terjepit pintu mobil

4. Terlindas mobil

5. Terserempet kendaraan

IV. Pemeriksaan :

a. Pemeriksaan Fisik (secara umum)

1. Keadaan umum : Baik

2. Tanda Vital :

- Tekanan Darah : 120/80 mmHg (tinggi)

- Frekuensi Nadi : 80 kali/menit (cepat)

- Frekuensi Nafas : 18 kali/menit (cepat)

- Suhu : 370 C (normal)

3. Keadaan Gizi :

- Berat Badan : 63 Kg

- Tinggi Badan : 168 cm

- BMI : BB (kg)/ TB(m)2

63/(1.6)2 = 19.6

Normal BMI untuk laki-laki: 18.5 – 22.9 ---- > 25 OW

- Kesan : Gizi normal/Cukup . BMI =(19,6)

b. Pemeriksaan Klinis

1. Kelenjar limph :

- Leher : Normal

- Axilla : Normal

- Groin : Normal

- Inguinal: Normal

2. Mata :

- Pupil : bulat isokor/bulat isokor

- Reflex cahaya : postif/positif

- Sklera : normal/normal

- Konjungtiva : anemis/anemis

- Bola mata : normal/normal

- Visus : Dx 6/30 / Sx 6/30

- Persepsi warna : baik/baik

3. Hidung :

- Septum nasi : normal

- Mukosa : baik

- Penciuman : normosmik/normosmik

4. Gigi / Gusi : Baik

- 87654321 -87654321

- 87654321 -87654321

- Pada pasien terdapat gigi tetap dengan jumlah 32

Tiap setengah rahang terdapat : 8 buah gigi yaitu, 2 gigi

insivus (gigi seri), 1 kaninus (taring), 2 premolar (yang

menggantikan gigi susu) gigi molar/geraham

5. Tenggorokan :

(pharing/nasopharing/laring/tonsil) normal

6. Leher :

Kelenjar thyroid normal / JVP normal

7. Thorak :

Paru-paru (ronkhi) / jantung dispneu,palpitasi

8. Abdomen :

Hati/limfa (tidak terdapat pembesaran)

9. Genito urinary : Normal

10. Anorectal : Normal

11. Ekstremitas & muscular sistem :

Tangan Kanan Kiri

Otot Normal Normal

Kekuatan Normal Normal

Tulang Normal Normal

Sensoris Normal Normal

Lain-lain (tendon) Normal Normal

Kaki Kanan Kiri

Otot Normal Normal

Kekuatan Normal Normal

Tulang Normal Normal

Sensoris Normal Normal

Lain-lain (tendon) Normal Normal

12. Refleks fisiologi : tendon (baik)

13. refleks patologis : Babinsky (negatif)

14. Kulit : terdapat luka/lesi kecil akibat terpercik besi panas

dari pengelasan

15. Status lokalis : -

16. Resume lain yang didapat : -

V. Pemeriksaan Laboratorium :

a. Laboratorium rutin

Darah : tidak dilakukan

1. Pemeriksaan laju endap darah (-)

2. Pemeriksaan blood cell : (-)

- Pemeriksaan konsentrasi hemoglobin (-)

- Periksaan Sel Darah Putih (-)

- Platelet time (-)

- Hitung hematocrit (-)

Urin : tidak dilakukan

1. Pemeriksaan Fisik (meliputi pemeriksaan warna, kekeruhan, berat jenis,

volume)

2. Pemeriksaan Kimiawi (meliputi pemeriksaan spesific gravity, pH, Blood,

Leukocyte esterase, Nitrit, protein, glukosa, Keton, Bilirubin &

Urobilinogen )

3. Pemeriksaan Mikroskopik (White blood cells,  Red blood Cells,

Epithelial cells, crystal, bacteria

Feces : Tidak dilakukan

1. Pemeriksaan Makroskopik : warna, konsistensi, bentuk

2. Microscopik : melihat ada tropozoit, telur parasit, maupun telur cacing.

Pemeriksaan ini juga dilakukan untuk melihat leukosit dalam feses

b. Laboratorium khusus (tidak dilakukan)

Fungsi Hati (lever): Bilirubin, SGOT, SGPT, Protein, Albumin, Alkali fosfatase.

Fungsi Ginjal: Kreatinin, Ureum, Asam Urat.

Pemeriksaan lemak : trigliserida, Kolesterol total, kolesterol HDL dan Kolesterol LDL.

Pemeriksaan elektrolit : Natrium, Kalium, Klorida, Kalsium dan Magnesium menggambarkan keadaan keseimbangan elektrolit cairan tubuh.

c. Pemeriksaan radiologis

Foto Rontgen thorax PA/lateral

d. Pemeriksaan Non-Lab

Spirometri:

- melihat fungsi paru

- fungsi yang terganggu belum tentu terlihat pada gambaran

anatomis

Audiometri: - dilakukan untuk medical check up

- jenis gangguan pendengaran

- fungsi dari telinga

VI. Analisis hubungan pekerjaan dengan penyakit yang diderita

1. Pemeriksaan ruang/tempat kerja :

Pekerjaan dilakukan di jaln raya dan kadang mengetem untuk

menunggu penumpang di terminal atau di pasar.polusi dan teriknya

matahari tidak mengganggu aktivitas dalam bekerja menarik

angkot,posisi tangan yang tidak ergonomis menyebabkan resiko CTS.

2. Pembuktian hubungan penyakit dengan bekerja:

Saat bekerja pasien sering merasa pusing dan badan terasa pegal-pegal

tapi setelah ke rumah pasien beristirahat badan nya terasa lebih baik.

3. Pembuktian tidak adanya hubungan penyakit dengan penyebab di luar

pekerjaan :

Aktifitas di luar pekerjaan selain supir tidak ada. Bapak Ibrahim selama 3

tahun sudah menjalani sebagai supir ini dan beliau tidak memiliki pekerjaan lain

tapi sebelumnya beliu bekerja di hotel

VII. Menegakkan Diagnosa Penyakit Akibat Kerja

Diagnosa Kerja :

Acute Respiratory Inflamation

Diagnosa Differensial :

Bronkhitis

Asma

Pneumoni

Diagnosa Okupasi :

ICD-10 : J68.2 penyakit paru-paru akibat menghirup polusi di jalan raya.

Kategori Kesehatan

“Kesehatan cukup baik dengan kelainan yang dapat dipulihkan”

VIII. Prognosa

Ad Vitam : Ad Bonam (menyangkut kehidupan)

Ad Sanasionam : Ad Bonam (menyangkut kesembuhan)

Ad Fungsionam : Ad Bonam (menyangkut fungsional)

Prognosa Okupasi : Ad Bonam

IX. Permasalahan pasien dan rencana penatalaksanaannya

Jenis Permasalahan Rencana Tindakan Target Waktu & Evaluasi

APD yang tidak

sesuai

Menggunakan APD

yang sesuai standart

yang direkomendasikan.

Dengan :

Sabuk pengaman saat

mengendarai mobil

ankot.

Prosedur monitor & pemeriksaan

lingkungan kerja :

Evaluasi pajanan saat kerja (19

jam kerja)

Posisi bekerja yang

tidak ergonomi

Diaplikasikan

(memposisikan duduk

saat mengemudi

senyaman mungkin dan

seaman mungkin)

Acute Respiratory

Inflamation (Metal

Fumer Fever)

Pengobatan

Simptomatik

‘Pemberian :

Salbutamol

Dampak stress Permasalahan pada bapak

Ibrahim adalah selalu

bekerja dari senin-minggu

kurang sekali waktu

istirahat dan

berlibur/rekreasi dirumah,

sehingga di perlukan

waktu untuk libur dari

pekerjaan/cuti.

Dikarenakan bapak

Ibrahim selalu menarik

angkot setiap

harinya“Manage Work

Time” Untuk mengurangi

dampak stress

PEMECAHAN MASALAH

Untuk dapat memecahkan masalah tersebut maka perlu adanya perhatian yang

khusus dari beberapa pihak. Dikarenakan Bpk Herman bekerja secara individu

sebagai “Tukang supir angkot” pengetahuan akan pentingnya penggunaan Alat

Pelindung Diri dan Posisi saat bekerja sangat kurang dimiliki oleh Bapak Herman.

Mungkin dengan adanya suatu lembaga yang mampu mengumpulkan pekerjaan

supir dan memberikan pelatihan kepada pekerja tetang K3 bisa membantu mereka

dalam membiasakan memproteksi diri dan mengendalikan kecelakaan dalam bekerja,

“Permasalahannya adalah jumlah supir yang jumlahnya banyak dan menyebar di

berbagai pelosok menyulitkan penyampaian.

‘Akan tetapi Penyuluhan yang baik oleh petugas kesehatan seperti General

Practicioner/dokter umum, bidang kesehatan masyarakat mampu dan sanggup

memberikan arahan proses K3 yang baik, sebagai dokter umum kita dapat

memberikan masukan dan pengetahuan K3 melalui konselling dimana saat pasien

yang datang dengan keluhanan akibat pajanan dari kerja, selain kita beri perawatan

kita memberikan masukan Alat Pelindung Diri apa saja yang sesuai, posisi apa saja

yang baik, gizi apa saja yang diperlukan dan sebagainya.

Oleh karena itu bahaya-bahaya yang diakibatkan oleh supir angkot dapat

dihindari , misalnya:

a. Penggunaan APD yang sesuai

b. Menyediakan Space kerja yang ergonomi sehingga tidak jongkok

c. Melakukan pekerjaan mengelas ditempat yang ventilasinya baik

d. Penyediaan makanan dan minuman suplemen misalnya susu untuk

menetralisir terjadinya sesak nafas saat mengemudi , serta minum air putih

yang cukup untuk menghindari dehidrasi.

Contoh APD yang sesuai

Gambar .1

Sumber : http/www.google.com/solusimobil.com

BAB III

KESIMPULAN & SARAN

A. Kesimpulan

Kecelakaan pada saat proses mengelas pada umumnya disebabkan oleh

kelalaian operator pada saat pengerjaan las, pemakaian pelindung yang kurang tepat.

Selain itu faktor kebiasaan dari pekerja seperi merokok saat melakukan pekerjaan

mengelas membuat resiko kecelakaan akibat kerja menjadi meningkat seperti , resiko

terjadinya ledakan menjadi lebih besar, dll serta kerja paru-paru akan semakin berat

karena kebiasaan merokok.

Usaha menghindari kecelakaan khususnya di lokasi kerja , dengan

meningkatkan rasa tanggung jawab pada saat pengerjaan las, pemakaian pelindung

yang tepat, pengaturan lingkungan, menambah makanan/minuman suplemen,

menambah ruang ventilasi.

B.Saran

Alat Pelindung Diri di usahakan untuk selalu digunakan dalam melakukan pekerjaan

sebagai supir,jangan mementingkan kenyamanan buat apa nyaman jika tidak aman.

Terima Kasih

LAMPIRAN KEGIATAN

Foto saat di terminal