15
TITLE TITLE TITLE TITLE HOME POSTS RSS COMMENTS RSS DASAR AKUNTANSI LOGIKA AKUNTANSI AKUNTANSI KOMPUTER FOLLOWERS Diberdayakan oleh Blogger . Gadgets powered by Google Akuntansi Persediaan DIPOSKAN OLEH ARIF NURHUDA SENIN, 14 SEPTEMBER 2009 1. PENGERTIAN PERSEDIAAN DAN CARA PENCATATAN Persediaan merupakan barang yang diperoleh untuk dijual kembali atau bahan untk diolah menjadi barang jadi atau barang jadi yang akan dijual atau barang yang akan digunakan. Persediaan ini dapat dicatat dengan dua sistem yaitu: Sistem Periodik dan Sistem Perpetual. Dalam Metode Perpetual, pada waktu membeli barang dibuat jurnal yang men-debet akun Persediaan Barang Dagangan dan meng-kredit akun Hutang atau Kas. Pada waktu menjual barang dibuat jurnal yang mendebet akun Harga Pokok Penjualan dan mengkredit akun Persediaan sehingga akun Persediaan akan menunjukkan harga pokok dari persediaan yang ada di gudang. Jika menggunakan Sistem Periodik, jika ada penjualan barang tidak dibuat jurnal untuk harga pokok dari barang yang dijual di bagian akuntansi. Pada akhir tahun, persediaan yang ada di gudang penyimpanan dihitung jumlah kuantitasnya dan ditentukan nilai/harga belinya. Untuk menentukan persediaan yang dipakai/dijual, persediaan yang pernah ada (persediaan awal ditambah pembelian selama satu periode) dikurangi dengan persediaan akhir periode. Kemudian dibuat dua ayat jurnal penyesuaian. Jurnal yang pertama mendebet akun Ikhtisar Laba Rugi dan mengkredit akun Persediaan sejumlah persediaan awal. Jurnal yang kedua didasarkan atas hasil inventarisasi fisik barang pada akhir tahun. Jurnalnya mendebet akun Persediaan Barang Dagangan dan mengkredit akun Ikhtisar Laba Rugi. Ayat jurnal ini dibuat sekaligus dalam satu periode. Berikut ini adalah ilustrasi jurnal untuk sistem perpetual dan sistem periodic, namun belum mencakup seluruh transaksi berkaitan dengan persediaan, seperti pembayaran ongkos angkut, penerimaan dan pemberian diskon. Sign Up here f s ubmit

fifo lifo

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: fifo lifo

TITLE TITLE TITLE TITLE

HOME

POSTS RSS COMMENTS RSS DASAR AKUNTANSI LOGIKA AKUNTANSI AKUNTANSI KOMPUTER

FOLLOWERSDiberdayakan oleh Blogger.

Gadgets powered by Google

Akuntansi PersediaanDIPOSKAN OLEH ARIF NURHUDA SENIN, 14 SEPTEMBER 2009

1. PENGERTIAN PERSEDIAAN DAN CARA PENCATATAN

Persediaan merupakan barang yang diperoleh untuk dijual kembali atau bahan untk diolah

menjadi barang jadi atau barang jadi yang akan dijual atau barang yang akan digunakan.

Persediaan ini dapat dicatat dengan dua sistem yaitu: Sistem Periodik dan Sistem Perpetual.

Dalam Metode Perpetual, pada waktu membeli barang dibuat jurnal yang men-debet akun

Persediaan Barang Dagangan dan meng-kredit akun Hutang atau Kas. Pada waktu menjual

barang dibuat jurnal yang mendebet akun Harga Pokok Penjualan dan mengkredit akun

Persediaan sehingga akun Persediaan akan menunjukkan harga pokok dari persediaan yang ada

di gudang.

Jika menggunakan Sistem Periodik, jika ada penjualan barang tidak dibuat jurnal untuk harga

pokok dari barang yang dijual di bagian akuntansi. Pada akhir tahun, persediaan yang ada di

gudang penyimpanan dihitung jumlah kuantitasnya dan ditentukan nilai/harga belinya. Untuk

menentukan persediaan yang dipakai/dijual, persediaan yang pernah ada (persediaan awal

ditambah pembelian selama satu periode) dikurangi dengan persediaan akhir periode. Kemudian

dibuat dua ayat jurnal penyesuaian. Jurnal yang pertama mendebet akun Ikhtisar Laba Rugi dan

mengkredit akun Persediaan sejumlah persediaan awal. Jurnal yang kedua didasarkan atas hasil

inventarisasi fisik barang pada akhir tahun. Jurnalnya mendebet akun Persediaan Barang

Dagangan dan mengkredit akun Ikhtisar Laba Rugi. Ayat jurnal ini dibuat sekaligus dalam satu

periode.

Berikut ini adalah ilustrasi jurnal untuk sistem perpetual dan sistem periodic, namun belum

mencakup seluruh transaksi berkaitan dengan persediaan, seperti pembayaran ongkos angkut,

penerimaan dan pemberian diskon.

Transaksi Sistem Periodek Sistem Perpetual

1.

Membeli barang

dagangan secara

kredit Rp 10.000

Pembelian

Hutang10.000  

10.000

Persediaan Brg

Dag

Hutang

10.000  10.000

2. Retur pembelian Hutang 500 Hutang 500

Sign Up here f submit

Page 2: fifo lifo

Rp 500Retur

Pembelian

 500

Persediaan Brg

Dag

 500

3.

Terdapat barang

yang dijual. Harga

jual Rp 4.000 dan

harga pokok

barang Rp 1.500

Piutang/Kas

Penjualan4.000  

4.000

Piutang/Kas

Penjualan

HPP

Persediaan Brg

Dag

4.000

 1.500

 4.000

 1.500

4. 

Pada akhir tahun Mutlak harus dilakukan inventarisasi fisik

karena tanpa inventarisasi fisik barang,

tidak dapat diketahui persediaan yang ada

Tanpa inventarisasi sudah dapat diketahui

persediaan, namun inventarisasi perlu

dilakukan 

Misalkan menurut

perhitungan fisik

pada akhir tahun

saldo persediaan

Rp 200 dan pada

awal tahun Rp

150.

 Ikhtisar L/R

Persediaan

B.D.

 Persediaan

B.D

Ikhtisar L/R

 150

 

 200

 

 150

 

 200

Jika hasil inventarisasi fisik tidak sama

dengan saldo rekening persediaan,

perusahaan perlu membuat jurnal, jika sama

tidak perlu membuat jurnal.

 1. MENENTUKAN COST DARI PERSEDIAAN AKHIR

Jika perusahaan sering membeli barang dan harga beli masing-masing pembelian berbeda,

maka perusahaan akan mengalami kesulitan dalam menentukan harga pokok barang yang

dipakai/dijual dan harga pokok barang yang masih ada di gudang.

Sebagai contoh data persediaan barang dagangan untuk bulan Januari 2006 sebagai berikut:

    

Januari 1 Persediaan        200 unit @ $10 = $2,000

        12 Pembelian        400 unit @ $12 = $4,800

        26 Pembelian        300 unit @ $11 = $3,300

        30 Pembelian        100 unit @ $13 = $1,300

 

Setelah dilakukan inventarisasi fisik, jumlah pesediaan per 31 Januari 2006 adalah 300 unit.

Tentukan:1. Persediaan per 31 Januari 2006.2. Harga pokok persediaan yang dijual dalam bulan Januari 2006.

    Barang yang tersedian untuk dijual selama bulan Januari adalah 200 + 400 + 300 + 100 =

1.000 unit, maka barang yang dijual adalah 1.000 – 300 = 700 unit. Karena harga belinya

berbeda-beda, maka perlu asumsi arus barang yang akan digunakan sebagai dasar penentuan

harga pokok barang yang dijual dan persediaan akhir sebagai berikut:1. FIFO (First In First Out), barang yang masuk terlebih dahulu dianggap yang

pertama kali dijual/keluar sehingga persediaan akhir akan berasal dari pembelian yang termuda/terakhir.

2. LIFO (Last In First Out), barang yang terakhir masuk dianggap yang pertama kali keluar, sehingga persediaan akhir terdiri dari pembelian yang paling awal.

Page 3: fifo lifo

3. Rata-rata (Everage), pengeluaran barang secara acak dan harga pokok barang yang sudah digunakan maupun yang masih ada ditentukan dengan cara dicari rata-ratanya.

Penerapan asumsi ini berlaku baik dalam sistem periodik maupun dalam sistem perpetual.1. Jika perusahaan menggunakan Sisem Periodik1. FIFO

Dengan metode ini jumlah barang yang digunakan sebanyak 700 unit diasumsikan berasal

dari barang yang pertama kali dibeli, yaitu:

    200 unit                @ $10 = $2,000

    400 unit                @ $12 = $4,800

    100 unit                @ $11 = $1,100

    Harga pokok penjualan             $7,900

Selanjutnya persediaan yang 300 unit dianggap dari pembelian tanggal 26 dan 30 Januari

2006 dengan rincian sebagai berikut:

    200 unit                @ $11 = $2,200

    100 unit                @ $13 = $1,300

    Persediaan akhir             $3,500

 2. LIFO

Dengan metode ini jumlah barang yang dijual sebanyak 700 unit diasumsikan berasal dari

barang yang terakhir dibeli, yaitu:

100 unit                @ $13 = $1,300

300 unit                @ $11 = $3,300

300 unit                @ $12 = $3,600

Harga pokok penjualan             $8,200

Selanjut persediaan akhir 300 unit dianggap berasal dari pembelian tanggal 1 dan 12 Januari

2006, yaitu:

200 unit                @ $10 = $2,000

100 unit                @ $12 = $1,200

Persediaan akhir             $3,200

 

    3). Metode Rata-rata

Untuk menghitung persediaan akhir dan harga pokok penjualan perlu dibuat

perhitungan sebagai berikut:

Tanggal Keterangan UnitHarga per

UnitJumlah

Jan 1 Persediaan 200 $10 $2,000

12 Pembelian 400 $12 $4,800

26  Pembelian  300 $11  $3,300 30  Pembelian  100  $13  $1,300 

Jumlah  1,000    $11,400 Rata-rata = $11,400 : 1,000  $11.4 Harga pokok penjualan = 700 x $ 11.4 = $7,980

Persediaan akhir = 300 x $11.4 = 3,240

Page 4: fifo lifo

 1. Jika perusahaan menggunakan Sistem Perpetual

Jika perusahaan menggunakan sistem perpetual, penentuan harga pokok barang yang dijual dan

persediaan akhir dilakukan setiap perusahaan menjual barang. Untuk mempermudah pekerjaan

menentukan harga pokok ini digunakan suatu kartu yang lazim disebut Kartu Persediaan. Satu

jenis barang disediakan satu Kartu. Dengan demikian sistem ini baru cocok untuk persediaan

yang nilainya tinggi.

Misalkan atas satu jenis barang diperoleh informasi sebagai berikut:

    Tanggal  Keterangan  Unit  Harga Beli per Unit Jan. 1  Persediaan  200  $10 12   Pembelian 400  $12 17   Dijual  300   26  Pembelian  300  $11 27   Dijual  200   28  Dijual  300   30  Pembelian  100  $13 

 

Berikut ini hanya diberikan contoh metode FIFO:

 Tgl

 Ket

Dibeli Dipakai Persediaan

Unit Cost Jumlah Unit Cost Jumlah Unit Cost Jumlah

Jan 1 Persediaan             200 10 2,000

12  Pembelian  400 12 4,800       200

400 10

12 2,000

4,800 

17  Dijual        200

100

10

12

2,000

1,200300  12  3,600 

26  Pembelian  300  11  3,300        300

300 12

11 3,600

3,300 

27  Dijual        200 12 2,400100

300 12

11 1,200

3,300 

28  Dijual       100

200 12

11 1,200

2,200 100  11  1,100 

30  Pembelian  100  13  1,300        100

100 11

13 1,100

1,300 

 1. MENAKSIR COST PERSEDIAAN

Kadangkala situasi tidak memungkinkan dilakukan penghitungan fisik atau sistem perpetual

sangat mahal untuk diterapkan. Suatu supermarket dengan beribu macam jenis persediaan

mungkin akan terganggu operasionalnya jika setiap bulan harus melakukan penghitungan fisik

persediaan dalam rangka menyusun laporan keuangan bulanan. Perusahaan asuransi dalam

menentukan besarnya kerugian atas persediaan yang terbakar tidak mungkin menghitung secara

fisik barang yang terbakar karena barangnya sudah rusak bahkan habis.

Page 5: fifo lifo

Keadaan di atas mendorong dilakukan penaksiran cost dari persediaan. Terdapat dua metode

yang sering digunakan yaitu metode harga eceran dan metode laba kotor.1. Metode Harga Eceran

Cost persediaan ditentukan dengan mengkonversi persediaan menurut harga eceran menjadi

cost dengan mengggunakan prosentase cost terhadap harga eceran. Contoh:

                    

                        Harga Pokok (Cost)    Harga Eceran

Persediaan 1 Januari 2005            $ 60,000        $ 100,000

Pembelian Januari 2005                $ 540,000        $ 900,000

Barang tersedia untuk dijual            $ 600,000        $ 1,000,000

% Cost thd Harga Eceran=

    (600,000 : 1,000,000) x 100% = 60%

Penjualan                                $ 700,000

Persediaan akhir                            $ 300,000

 

Nilai cost persediaan akhir = 60% x $ 300,000 = $ 180,0002. Metode Laba Kotor

Persediaan akhir ditentukan dengan cara persediaan awal ditambah dengan pembelian selama

satu periode kemudian dikurangi dengan harga pokok barang yang dijual pada periode yang

bersangkutan. Untuk menentukan harga pokok penjualan, penjualan yang telah dicatat dalam

rekening penjualan dikurangi dengan laba kotornya. Umumnya laba kotor ini sudah diketahui %-

nya. Jika belum diketahui, % laba kotornya digunakan % laba kotor tahun-tahun sebelumnya.

Misalkan persediaan awal tahun 2005 $ 100,000 pembelian selama bulan Januari $ 1,200,000

dan penjualan selam bulan Januari menurut rekening buku besar $ 90,000 dan laba kotor 20%

dari harga jual, maka persediaan akhir dapat dihitung sebagai berikut:

        Persediaan 1 Januari 2005                    $ 100,000

        Pembelian Januari 2005                        $ 1,200,000

        Barang tersedia untuk dijual                    $ 1,300,000

        Penjualan                $ 900,000

        Laba Kotor (20% x $ 900,000)        $ 180,000

        Harga pokok barang yang dijual                    $ 720,000

        Persediaan akhir                        $ 580,000

 1. MENYAJIKAN NILAI PERSEDIAAN DI NERACA

Nilai yang disajikan di neraca dpat saja nilai costnya seperti yang telah ditentukan dengan

berbagai asumsi arus barang. Nilai yang disajikan di neraca dapat juga nilai pasarnya. Atau dapat

juga dipilih yang terendah antara cost dengan harga pasarnya.

Biasanya nilai yang disajikan di neraca adalah nilai yang terendah antara cost dengan harga

pasarnya. Misalnya dalam perusahaan mempunyai persediaan dengan cost $ 1,000. Pada akhir

tahun harga pasar dari persediaan tersebut adalah $ 900, maka yang disajikan di neraca adalah

$ 900. Jika harga pasar barang tersebut adalah $ 1,100, maka yang disajikan di neraca

adalahcostnya yaitu $ 1,000.

Yang dimaksud dengan cost adalah pasar harga yang tidak lebih tinggi dari ceiling dan tidak

boleh lebih rendah dari floor. Ceiling adalah taksiran harga jual dikurangi dengan taksiran biaya

penjualan barang tersebut. Floor adalah ceiling dikurangi dengan laba normal. Misalkan

Page 6: fifo lifo

perusahaan telah menaksir biaya penjualan adalah 2% dari harga jual dan laba kotor yang

normal bagi perusahaan itu adalah 20% dari harga jual maka berikut ini diberikan beberapa

kemungkinan sebagai berikut:

 Kasus

 Cost

($) 

Market  COMWIL

($)

Replacement

Cost ($) Floor

($) 

Ceilin

g

($) 

Market

($) 

A .65 .70 .55 .80 .70 .65

B .65 .60 .55 .80 .60 .60

C  .65 .50 .55 .80 .55 .55

D  .50 .45 .55 .80 .55 .50

E  .75 .85 .55 .80 .80 .75

F  .90 1.00 .55 .80 .80 .80

 

Dalam kasus A replacement cost berada di antara floor dan ceiling, oleh karena

itu replacement cost akan mewakili market untuk dibandingkan dengan cost yaitu $ .65.

Ternyata cost $.65 lebih rendah dari market ($.70) oleh karena itu harga yang dilaporkan

adalah cost nya yaitu $ .65.

Dalam kasus B, replacement cost yang $.60 berada di antara ceiling, dan floor oleh karena

itureplacement cost dapat mewakili market kemudian dibandingkan dengan cost $.65.

Ternyata market lebih rendah, maka yang disajikan di neraca adalah market.

Dalam Kasus C, replacement cost $.50 ternyata dibawah floor maka market diwakili oleh floor,

kemudian dibandingkan dengan cost, ternyata floor lebih rendah, maka yang disajikan di

neraca adalah floor

Dalam kasus D, replacement cost di bawah floor, maka market diwakili oleh floor dan

dibandingkan dengan cost. Ternyata cost lebih rendah, maka yang disajikan di neraca

adalahcost. Begitu juga kasus E.

Dalam kasus F, replacement cost di atas ceiling, sehingga ceiling, mewakili market dan

dibandingkan dengan cost, ternyata lebih rendah, sehingga yang disajikan di neraca

adalahceiling,.

 

SOAL LATIHAN

SOAL 1

Berikut ini disajikan data persediaan dari PT ABC untuk bulan Januari 2006:

Tanggal Keterangan Unit Harga per Unit

Jan 1 Persediaan 10 $50

5 Pembelian 20 $55

10  Pembelian 30  $60 15  Penjualan  15   20  Pembelian  20  $65 25  Penjualan  25   

Page 7: fifo lifo

 

Diminta:1. Susun kartu persediaan dengan metode FIFO, LIFO, dan Average.2. Buat jurnal transaksi tanggal 15 dan 25 Januari dengan masing-masing metode di atas.

 

SOAL 2

Persediaan per 1 Januari 2007 at cost Rp 6.000.000,00 sementara itu harga ecerannya Rp

10.000.000,00. Pembelian bulan Januari Rp 30.000.000,00, kemudian ditetapkan harga

ecerannya Rp 50.000.000,00. Menurut data penjualan dari pita yang ada pada cash register,

penjualan selama bulan Januari Rp 40.000.000,00. Berdasarkan informasi di atas, tentukan cost

persediaan akhir dengan menggunakan metode harga eceran.

 

SOAL 3

Persediaan pada tanggal 1 Januari 2007 Rp 2.000.000,00. Selama bulan Januari perusahaan

telah membeli barang dengan harga Rp 10.000.000,00. Penjualan bulan Januari sebesar Rp

11.000.000,00. Laba kotor ditetapkan oleh perusahaan sebesar 25% dari harga jual. Berdasarkan

data di atas, tentukan cost persediaan akhir dengan menggunakan metode laba kotor.Dasar-Dasar Akuntansi

22 komentar

1. ISNAWATI  Says:13 Januari 2010 23.36

2. Pak Arif,

mohon bantuannya.

jika sy baca pada keterangannya diatas maka pemahaman sy pada akhir bulan:

1. persediaan awal diadj. dgn hpp, persediaan awal dikredit dan hpp didebet

2. persediaan akhir diadj. dgn hpp, persediaan akhir di debet dan hpp dikredit.

Apa bener? sy tunggu jawabannya

3. Gondewa  Says:26 Mei 2010 17.34

4. Pak Mau Tanya Tolong Dong Sajikan Kartu Persediaan FIFO/LIFO dan RATA-Rata Untuk Kasus ketika

ada Retur Baik Retur Jual Maupun Retur Beli...Karena untuk kasus retur ini saya kesulitan harga

pokok yang mana yang diambil.

5. google  Says:25 Desember 2010 08.37

6. MAntab Pak 

aku suka kali asal dia YANG BERBAU AKUNTANSI

7. Kitha  Says:1 Juni 2011 02.51

Page 8: fifo lifo

8. makasi banyak banyak banyak banyak pa

9. Sandhitya  Says:13 Oktober 2011 06.21

10. mengatakan

Makasih atas pengetahuaanya 

saya anak akutansi bangga dengan akutansi

11. opic  Says:24 Oktober 2011 06.09

12. mas dilihat dari posting2 diblog ini mas cukup menguasai akuntansi, kalo bisa saya minta tolong

emailkan beberapa judul buat proposal skripsi yang berkaitan dengan akuntasi, lagi bingung nih

nyusun pake judul apa.. makasih atas bantannya email saya [email protected]

makasih ya mas

13. edvin berliansi  Says:21 November 2011 05.13

14. terima kasih sangat membantu

15. amahrizal  Says:22 November 2011 00.53

16. terima kasih

17. suryadi  Says:4 Januari 2012 06.15

18. Pak Arif, mohon bimbingannya...

19. bule  Says:16 Januari 2012 22.08

20. ada yang lebih sulit ga

21. Rezky Daniel  Says:8 Maret 2012 08.59

22. Luar Biasa..

Terima kasih atas Infonya.

Rezky Daniel C.Ht.

Master Terapi Hipnotis.

National Certified Hypnoterapist IBH

www.rezkydaniel.com

Page 9: fifo lifo

23. evi  Says:12 April 2012 09.22

24. trimakasih, saya butuh soal karna kehabisan soal

hehhehe

25. Catatan ilmu  Says:29 Mei 2012 03.40

26. terimakasih pak, saya sangat butuh ini...sangat bermanfaat...

27. surahman putra el lampungi  Says:19 Juni 2012 04.55

28. AH PALING COPY PAST..............

29. surahman putra el lampungi  Says:19 Juni 2012 04.56

30. ah yang bener

31. Adrian Novidhelazbrion  Says:10 Juli 2012 06.34

32. ajari saya akuntansi dong

33. yongki angie  Says:23 Juli 2012 19.01

34. mantappppp... aku suka akuntansi

35. CeLoteh Asty...  Says:1 Agustus 2012 20.58

36. ascum...

boleh tnya pa, klo persediaan (sparepart) yang tidak dijual kembali, hanya sbg support unit bg

brng yg breakdown(tdk bs digunakan lg)di perusahaan yg bersangkutan. itu ada penjelasan nya

tersendiri ga pa???klo ada mhon dshare pa...

makasih banyak sebelumnya...

37. UII Official  Says:6 Agustus 2012 23.30

38. Thanks for providing such a great article, it was excellent and very informative.

as a first time visitor to your blog I am very impressed.

I found a lot of informative stuff in your article. Keep it up. Thank you.

I introduce a Economics student in Islamic University of Indonesia Yogyakarta

twitter : @profiluii

Page 10: fifo lifo

39. Poler Destro  Says:21 Oktober 2012 08.13

40. aku anak akuntansi tapi bodoh dalam mengerti akuntansi... hehehe

41. Novita Muhayani  Says:12 Desember 2012 17.23

42. terima kasih gan, sangat membantu saya untuk remedial akuntansi :)

43. Vidhi Wijaya  Says:30 Mei 2013 08.12

44. lifo dari bawah ato fifo yg dari bawah ya ngitungnya?

Poskan KomentarPosting Lebih Baru Posting Lama Beranda

ABOUT ME

M ARIF NURHUDAL IHAT PROF IL LENGKAPKU

LABELS AKUNTANSI KOMPUTER  (1) DASAR-DASAR AKUNTANSI  (18) LOGIKA AKUNTANSI  (3)

BLOG ARCHIVE ▼ 2009 (18)o ► AGUSTUS (2)o ▼ SEPTEMBER (16) AKUNTANSI AKTIVA TETAP AKUNTANSI PERSEDIAAN AKUNTANSI PIUTANG PENDAHULUAN DASAR-DASAR AKUNTANSI REKENING/PERKIRAAN (DASAR-DASAR AKUNTANSI) JURNAL (DASAR-DASAR AKUNTANSI) BUKU BESAR (DASAR-DASAR AKUNTANSI) NERACA SALDO (DASAR-DASAR AKUNTANSI) CATATAN BEBAN DAN PENDAPATAN (DASAR-DASAR AKUNTANS... JURNAL PENYESUAIAN (DASAR-DASAR AKUNTANSI) NERACA LAJUR (DASAR-DASAR AKUNTANSI) LAPORAN KEUANGAN (DASAR-DASAR AKUNTANSI) JURNAL PENUTUP DAN JURNAL PEMBALIK (DASAR-DASAR AK... AKUNTANSI HUTANG AKUNTANSI UNTUK EKUITAS LAPORAN ARUS KAS

Page 11: fifo lifo

► 2013 (4)

Copyright 2009 | akuntansiku  Natural health theme designed by the Jinsona Design  and XML coded by CahayaBiru.com

ARA PENGHITUNGAN FIFO & LIFOTujuan :

Untuk menentukan besarnya cost/ biaya barang yang terjual

Untuk menentukan jumlah nilai pada Ending stor e

Ada empat metode penentuan cost persediaan yang ada :1. Metode identifikasi khusus ( Specific identification methode )

2. Metode rata-rata ( average cost methode )

3. Metode masuk pertama keluar pertama ( first in first out / FIFO )

4. Metode masuk terakhir keluar pertama  ( last in first out / LIFO )

Pada kesempatan ini yang akan kita bahas adalah  metode FIFO dan LIFO

Metode Masuk Pertama Keluar Pertama ( FIFO )     Pada metode ini perusahaan harus mencatat cost perunit dari setiap barang yang dibeli, Cost perunit yang digunakan untuk menentukan cost persediaan / Ending inventory  dengan menggunakan cost unit dari barang yang terkhir kali masuk, sedangkan untuk menetukan cost barang yang terjual / consumption  berdasarkan pada cost  perunit dari barang dagangan yang pertama kali masuk.

Berikut adalah contoh Rekonsiliasi pada perusahaan "Belajar Cost control" selama bulan Desember 2012

                                                  Food  & Beverage  Reconciliation

       Date           Product                      Description                  QTY                 Price             Value1   December       Meat                     Beginning stock              20 kg             Rp.92 000     Rp.1 840 0003   December                                    Purchase                      100 kg             Rp.95 000     Rp.9 500 00018 December                                    Purchase                      100 kg             Rp.97 000     Rp.9 700 000

Jumlah barang yang tersedia untuk dijual     =                        220 kg                                 Rp.21 040 000

Dari hasil perhitungan inventory pada akhir Desemeebr 2012  bahwa jumlah barang yang masih tersedia di store adalah 25 kg, jadi penghitungannya barang yang terjual adalah  220 - 25 = 195 kg,  maka kalau kita hitung cost ending inventory dan cost barang yang terjual dengan menggunakan metode First In First Out ( FIFO ) adalah sebagai berikut :

Page 12: fifo lifo

Cost barang yang siap dijual  adalah   220 kg                                         Rp. 21 040 000Ending inventory             25 kg  X  Rp. 97 000                                         Rp.     2 425 000

Cost barang yang terjual 195 kg terdiri dari :  20 kg  X Rp. 92 000                                        Rp.  1 840 000100 kg  X Rp. 95 000                                        Rp.  9 500 000 75 kg   X Rp. 97 000                                        Rp.   7 275 000

Total Cost barang yang terjual adalah                                                   Rp. 18 615 000  

Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama ( LIFO )

      Pada metode ini menentukan cost ending inventory  dan cost barang yang terjual tergantung kepada transaksi cost pembelian barang dagangan   yaitu   penentuan  cost ending  inventory berdasarkan      kepadacost barang dagangan yang pertama kali masuk sedangkan untuk penentuan cost barang terjual berdasarkan kepada  cost barang yang terakhir kali masuk, dengan menggunakan contoh tadi diatas maka cost ending inventory dan cost barang yang terjual atau consume inventory dapat dihitung sebagai berikut :

Cost barang yang siap dijual  220 kg                                                    Rp. 21 040 000Ending inventory  25 kg  terdiri dari :      20 kg  X  92 000                                        Rp. 1 840 000        5 kg  X  95 000                                        Rp.     475 000                                                                                                             Rp.     2 315 000

Cost barang yang terjual  195 kg terdiri dari :      95 kg  X  95 000                                        Rp. 9  025 000    100 kg  X  97 000                                        Rp. 9   700 000

Total cost barang yang terjual  adalah                                                  Rp. 18 725 000  

      Demikianlah pembahasan tentang penghitungan cost ending dan consume inventory dengan menggunakan

metode FIFO dan LIFO ,  semoga dapat bermanfaat bagi kita semua,  terimakasih.........