Upload
rosdianica-dewi-lestari
View
361
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
TITLE TITLE TITLE TITLE
HOME
POSTS RSS COMMENTS RSS DASAR AKUNTANSI LOGIKA AKUNTANSI AKUNTANSI KOMPUTER
FOLLOWERSDiberdayakan oleh Blogger.
Gadgets powered by Google
Akuntansi PersediaanDIPOSKAN OLEH ARIF NURHUDA SENIN, 14 SEPTEMBER 2009
1. PENGERTIAN PERSEDIAAN DAN CARA PENCATATAN
Persediaan merupakan barang yang diperoleh untuk dijual kembali atau bahan untk diolah
menjadi barang jadi atau barang jadi yang akan dijual atau barang yang akan digunakan.
Persediaan ini dapat dicatat dengan dua sistem yaitu: Sistem Periodik dan Sistem Perpetual.
Dalam Metode Perpetual, pada waktu membeli barang dibuat jurnal yang men-debet akun
Persediaan Barang Dagangan dan meng-kredit akun Hutang atau Kas. Pada waktu menjual
barang dibuat jurnal yang mendebet akun Harga Pokok Penjualan dan mengkredit akun
Persediaan sehingga akun Persediaan akan menunjukkan harga pokok dari persediaan yang ada
di gudang.
Jika menggunakan Sistem Periodik, jika ada penjualan barang tidak dibuat jurnal untuk harga
pokok dari barang yang dijual di bagian akuntansi. Pada akhir tahun, persediaan yang ada di
gudang penyimpanan dihitung jumlah kuantitasnya dan ditentukan nilai/harga belinya. Untuk
menentukan persediaan yang dipakai/dijual, persediaan yang pernah ada (persediaan awal
ditambah pembelian selama satu periode) dikurangi dengan persediaan akhir periode. Kemudian
dibuat dua ayat jurnal penyesuaian. Jurnal yang pertama mendebet akun Ikhtisar Laba Rugi dan
mengkredit akun Persediaan sejumlah persediaan awal. Jurnal yang kedua didasarkan atas hasil
inventarisasi fisik barang pada akhir tahun. Jurnalnya mendebet akun Persediaan Barang
Dagangan dan mengkredit akun Ikhtisar Laba Rugi. Ayat jurnal ini dibuat sekaligus dalam satu
periode.
Berikut ini adalah ilustrasi jurnal untuk sistem perpetual dan sistem periodic, namun belum
mencakup seluruh transaksi berkaitan dengan persediaan, seperti pembayaran ongkos angkut,
penerimaan dan pemberian diskon.
Transaksi Sistem Periodek Sistem Perpetual
1.
Membeli barang
dagangan secara
kredit Rp 10.000
Pembelian
Hutang10.000
10.000
Persediaan Brg
Dag
Hutang
10.000 10.000
2. Retur pembelian Hutang 500 Hutang 500
Sign Up here f submit
Rp 500Retur
Pembelian
500
Persediaan Brg
Dag
500
3.
Terdapat barang
yang dijual. Harga
jual Rp 4.000 dan
harga pokok
barang Rp 1.500
Piutang/Kas
Penjualan4.000
4.000
Piutang/Kas
Penjualan
HPP
Persediaan Brg
Dag
4.000
1.500
4.000
1.500
4.
Pada akhir tahun Mutlak harus dilakukan inventarisasi fisik
karena tanpa inventarisasi fisik barang,
tidak dapat diketahui persediaan yang ada
Tanpa inventarisasi sudah dapat diketahui
persediaan, namun inventarisasi perlu
dilakukan
Misalkan menurut
perhitungan fisik
pada akhir tahun
saldo persediaan
Rp 200 dan pada
awal tahun Rp
150.
Ikhtisar L/R
Persediaan
B.D.
Persediaan
B.D
Ikhtisar L/R
150
200
150
200
Jika hasil inventarisasi fisik tidak sama
dengan saldo rekening persediaan,
perusahaan perlu membuat jurnal, jika sama
tidak perlu membuat jurnal.
1. MENENTUKAN COST DARI PERSEDIAAN AKHIR
Jika perusahaan sering membeli barang dan harga beli masing-masing pembelian berbeda,
maka perusahaan akan mengalami kesulitan dalam menentukan harga pokok barang yang
dipakai/dijual dan harga pokok barang yang masih ada di gudang.
Sebagai contoh data persediaan barang dagangan untuk bulan Januari 2006 sebagai berikut:
Januari 1 Persediaan 200 unit @ $10 = $2,000
12 Pembelian 400 unit @ $12 = $4,800
26 Pembelian 300 unit @ $11 = $3,300
30 Pembelian 100 unit @ $13 = $1,300
Setelah dilakukan inventarisasi fisik, jumlah pesediaan per 31 Januari 2006 adalah 300 unit.
Tentukan:1. Persediaan per 31 Januari 2006.2. Harga pokok persediaan yang dijual dalam bulan Januari 2006.
Barang yang tersedian untuk dijual selama bulan Januari adalah 200 + 400 + 300 + 100 =
1.000 unit, maka barang yang dijual adalah 1.000 – 300 = 700 unit. Karena harga belinya
berbeda-beda, maka perlu asumsi arus barang yang akan digunakan sebagai dasar penentuan
harga pokok barang yang dijual dan persediaan akhir sebagai berikut:1. FIFO (First In First Out), barang yang masuk terlebih dahulu dianggap yang
pertama kali dijual/keluar sehingga persediaan akhir akan berasal dari pembelian yang termuda/terakhir.
2. LIFO (Last In First Out), barang yang terakhir masuk dianggap yang pertama kali keluar, sehingga persediaan akhir terdiri dari pembelian yang paling awal.
3. Rata-rata (Everage), pengeluaran barang secara acak dan harga pokok barang yang sudah digunakan maupun yang masih ada ditentukan dengan cara dicari rata-ratanya.
Penerapan asumsi ini berlaku baik dalam sistem periodik maupun dalam sistem perpetual.1. Jika perusahaan menggunakan Sisem Periodik1. FIFO
Dengan metode ini jumlah barang yang digunakan sebanyak 700 unit diasumsikan berasal
dari barang yang pertama kali dibeli, yaitu:
200 unit @ $10 = $2,000
400 unit @ $12 = $4,800
100 unit @ $11 = $1,100
Harga pokok penjualan $7,900
Selanjutnya persediaan yang 300 unit dianggap dari pembelian tanggal 26 dan 30 Januari
2006 dengan rincian sebagai berikut:
200 unit @ $11 = $2,200
100 unit @ $13 = $1,300
Persediaan akhir $3,500
2. LIFO
Dengan metode ini jumlah barang yang dijual sebanyak 700 unit diasumsikan berasal dari
barang yang terakhir dibeli, yaitu:
100 unit @ $13 = $1,300
300 unit @ $11 = $3,300
300 unit @ $12 = $3,600
Harga pokok penjualan $8,200
Selanjut persediaan akhir 300 unit dianggap berasal dari pembelian tanggal 1 dan 12 Januari
2006, yaitu:
200 unit @ $10 = $2,000
100 unit @ $12 = $1,200
Persediaan akhir $3,200
3). Metode Rata-rata
Untuk menghitung persediaan akhir dan harga pokok penjualan perlu dibuat
perhitungan sebagai berikut:
Tanggal Keterangan UnitHarga per
UnitJumlah
Jan 1 Persediaan 200 $10 $2,000
12 Pembelian 400 $12 $4,800
26 Pembelian 300 $11 $3,300 30 Pembelian 100 $13 $1,300
Jumlah 1,000 $11,400 Rata-rata = $11,400 : 1,000 $11.4 Harga pokok penjualan = 700 x $ 11.4 = $7,980
Persediaan akhir = 300 x $11.4 = 3,240
1. Jika perusahaan menggunakan Sistem Perpetual
Jika perusahaan menggunakan sistem perpetual, penentuan harga pokok barang yang dijual dan
persediaan akhir dilakukan setiap perusahaan menjual barang. Untuk mempermudah pekerjaan
menentukan harga pokok ini digunakan suatu kartu yang lazim disebut Kartu Persediaan. Satu
jenis barang disediakan satu Kartu. Dengan demikian sistem ini baru cocok untuk persediaan
yang nilainya tinggi.
Misalkan atas satu jenis barang diperoleh informasi sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Unit Harga Beli per Unit Jan. 1 Persediaan 200 $10 12 Pembelian 400 $12 17 Dijual 300 26 Pembelian 300 $11 27 Dijual 200 28 Dijual 300 30 Pembelian 100 $13
Berikut ini hanya diberikan contoh metode FIFO:
Tgl
Ket
Dibeli Dipakai Persediaan
Unit Cost Jumlah Unit Cost Jumlah Unit Cost Jumlah
Jan 1 Persediaan 200 10 2,000
12 Pembelian 400 12 4,800 200
400 10
12 2,000
4,800
17 Dijual 200
100
10
12
2,000
1,200300 12 3,600
26 Pembelian 300 11 3,300 300
300 12
11 3,600
3,300
27 Dijual 200 12 2,400100
300 12
11 1,200
3,300
28 Dijual 100
200 12
11 1,200
2,200 100 11 1,100
30 Pembelian 100 13 1,300 100
100 11
13 1,100
1,300
1. MENAKSIR COST PERSEDIAAN
Kadangkala situasi tidak memungkinkan dilakukan penghitungan fisik atau sistem perpetual
sangat mahal untuk diterapkan. Suatu supermarket dengan beribu macam jenis persediaan
mungkin akan terganggu operasionalnya jika setiap bulan harus melakukan penghitungan fisik
persediaan dalam rangka menyusun laporan keuangan bulanan. Perusahaan asuransi dalam
menentukan besarnya kerugian atas persediaan yang terbakar tidak mungkin menghitung secara
fisik barang yang terbakar karena barangnya sudah rusak bahkan habis.
Keadaan di atas mendorong dilakukan penaksiran cost dari persediaan. Terdapat dua metode
yang sering digunakan yaitu metode harga eceran dan metode laba kotor.1. Metode Harga Eceran
Cost persediaan ditentukan dengan mengkonversi persediaan menurut harga eceran menjadi
cost dengan mengggunakan prosentase cost terhadap harga eceran. Contoh:
Harga Pokok (Cost) Harga Eceran
Persediaan 1 Januari 2005 $ 60,000 $ 100,000
Pembelian Januari 2005 $ 540,000 $ 900,000
Barang tersedia untuk dijual $ 600,000 $ 1,000,000
% Cost thd Harga Eceran=
(600,000 : 1,000,000) x 100% = 60%
Penjualan $ 700,000
Persediaan akhir $ 300,000
Nilai cost persediaan akhir = 60% x $ 300,000 = $ 180,0002. Metode Laba Kotor
Persediaan akhir ditentukan dengan cara persediaan awal ditambah dengan pembelian selama
satu periode kemudian dikurangi dengan harga pokok barang yang dijual pada periode yang
bersangkutan. Untuk menentukan harga pokok penjualan, penjualan yang telah dicatat dalam
rekening penjualan dikurangi dengan laba kotornya. Umumnya laba kotor ini sudah diketahui %-
nya. Jika belum diketahui, % laba kotornya digunakan % laba kotor tahun-tahun sebelumnya.
Misalkan persediaan awal tahun 2005 $ 100,000 pembelian selama bulan Januari $ 1,200,000
dan penjualan selam bulan Januari menurut rekening buku besar $ 90,000 dan laba kotor 20%
dari harga jual, maka persediaan akhir dapat dihitung sebagai berikut:
Persediaan 1 Januari 2005 $ 100,000
Pembelian Januari 2005 $ 1,200,000
Barang tersedia untuk dijual $ 1,300,000
Penjualan $ 900,000
Laba Kotor (20% x $ 900,000) $ 180,000
Harga pokok barang yang dijual $ 720,000
Persediaan akhir $ 580,000
1. MENYAJIKAN NILAI PERSEDIAAN DI NERACA
Nilai yang disajikan di neraca dpat saja nilai costnya seperti yang telah ditentukan dengan
berbagai asumsi arus barang. Nilai yang disajikan di neraca dapat juga nilai pasarnya. Atau dapat
juga dipilih yang terendah antara cost dengan harga pasarnya.
Biasanya nilai yang disajikan di neraca adalah nilai yang terendah antara cost dengan harga
pasarnya. Misalnya dalam perusahaan mempunyai persediaan dengan cost $ 1,000. Pada akhir
tahun harga pasar dari persediaan tersebut adalah $ 900, maka yang disajikan di neraca adalah
$ 900. Jika harga pasar barang tersebut adalah $ 1,100, maka yang disajikan di neraca
adalahcostnya yaitu $ 1,000.
Yang dimaksud dengan cost adalah pasar harga yang tidak lebih tinggi dari ceiling dan tidak
boleh lebih rendah dari floor. Ceiling adalah taksiran harga jual dikurangi dengan taksiran biaya
penjualan barang tersebut. Floor adalah ceiling dikurangi dengan laba normal. Misalkan
perusahaan telah menaksir biaya penjualan adalah 2% dari harga jual dan laba kotor yang
normal bagi perusahaan itu adalah 20% dari harga jual maka berikut ini diberikan beberapa
kemungkinan sebagai berikut:
Kasus
Cost
($)
Market COMWIL
($)
Replacement
Cost ($) Floor
($)
Ceilin
g
($)
Market
($)
A .65 .70 .55 .80 .70 .65
B .65 .60 .55 .80 .60 .60
C .65 .50 .55 .80 .55 .55
D .50 .45 .55 .80 .55 .50
E .75 .85 .55 .80 .80 .75
F .90 1.00 .55 .80 .80 .80
Dalam kasus A replacement cost berada di antara floor dan ceiling, oleh karena
itu replacement cost akan mewakili market untuk dibandingkan dengan cost yaitu $ .65.
Ternyata cost $.65 lebih rendah dari market ($.70) oleh karena itu harga yang dilaporkan
adalah cost nya yaitu $ .65.
Dalam kasus B, replacement cost yang $.60 berada di antara ceiling, dan floor oleh karena
itureplacement cost dapat mewakili market kemudian dibandingkan dengan cost $.65.
Ternyata market lebih rendah, maka yang disajikan di neraca adalah market.
Dalam Kasus C, replacement cost $.50 ternyata dibawah floor maka market diwakili oleh floor,
kemudian dibandingkan dengan cost, ternyata floor lebih rendah, maka yang disajikan di
neraca adalah floor
Dalam kasus D, replacement cost di bawah floor, maka market diwakili oleh floor dan
dibandingkan dengan cost. Ternyata cost lebih rendah, maka yang disajikan di neraca
adalahcost. Begitu juga kasus E.
Dalam kasus F, replacement cost di atas ceiling, sehingga ceiling, mewakili market dan
dibandingkan dengan cost, ternyata lebih rendah, sehingga yang disajikan di neraca
adalahceiling,.
SOAL LATIHAN
SOAL 1
Berikut ini disajikan data persediaan dari PT ABC untuk bulan Januari 2006:
Tanggal Keterangan Unit Harga per Unit
Jan 1 Persediaan 10 $50
5 Pembelian 20 $55
10 Pembelian 30 $60 15 Penjualan 15 20 Pembelian 20 $65 25 Penjualan 25
Diminta:1. Susun kartu persediaan dengan metode FIFO, LIFO, dan Average.2. Buat jurnal transaksi tanggal 15 dan 25 Januari dengan masing-masing metode di atas.
SOAL 2
Persediaan per 1 Januari 2007 at cost Rp 6.000.000,00 sementara itu harga ecerannya Rp
10.000.000,00. Pembelian bulan Januari Rp 30.000.000,00, kemudian ditetapkan harga
ecerannya Rp 50.000.000,00. Menurut data penjualan dari pita yang ada pada cash register,
penjualan selama bulan Januari Rp 40.000.000,00. Berdasarkan informasi di atas, tentukan cost
persediaan akhir dengan menggunakan metode harga eceran.
SOAL 3
Persediaan pada tanggal 1 Januari 2007 Rp 2.000.000,00. Selama bulan Januari perusahaan
telah membeli barang dengan harga Rp 10.000.000,00. Penjualan bulan Januari sebesar Rp
11.000.000,00. Laba kotor ditetapkan oleh perusahaan sebesar 25% dari harga jual. Berdasarkan
data di atas, tentukan cost persediaan akhir dengan menggunakan metode laba kotor.Dasar-Dasar Akuntansi
22 komentar
1. ISNAWATI Says:13 Januari 2010 23.36
2. Pak Arif,
mohon bantuannya.
jika sy baca pada keterangannya diatas maka pemahaman sy pada akhir bulan:
1. persediaan awal diadj. dgn hpp, persediaan awal dikredit dan hpp didebet
2. persediaan akhir diadj. dgn hpp, persediaan akhir di debet dan hpp dikredit.
Apa bener? sy tunggu jawabannya
3. Gondewa Says:26 Mei 2010 17.34
4. Pak Mau Tanya Tolong Dong Sajikan Kartu Persediaan FIFO/LIFO dan RATA-Rata Untuk Kasus ketika
ada Retur Baik Retur Jual Maupun Retur Beli...Karena untuk kasus retur ini saya kesulitan harga
pokok yang mana yang diambil.
5. google Says:25 Desember 2010 08.37
6. MAntab Pak
aku suka kali asal dia YANG BERBAU AKUNTANSI
7. Kitha Says:1 Juni 2011 02.51
8. makasi banyak banyak banyak banyak pa
9. Sandhitya Says:13 Oktober 2011 06.21
10. mengatakan
Makasih atas pengetahuaanya
saya anak akutansi bangga dengan akutansi
11. opic Says:24 Oktober 2011 06.09
12. mas dilihat dari posting2 diblog ini mas cukup menguasai akuntansi, kalo bisa saya minta tolong
emailkan beberapa judul buat proposal skripsi yang berkaitan dengan akuntasi, lagi bingung nih
nyusun pake judul apa.. makasih atas bantannya email saya [email protected]
makasih ya mas
13. edvin berliansi Says:21 November 2011 05.13
14. terima kasih sangat membantu
15. amahrizal Says:22 November 2011 00.53
16. terima kasih
17. suryadi Says:4 Januari 2012 06.15
18. Pak Arif, mohon bimbingannya...
19. bule Says:16 Januari 2012 22.08
20. ada yang lebih sulit ga
21. Rezky Daniel Says:8 Maret 2012 08.59
22. Luar Biasa..
Terima kasih atas Infonya.
Rezky Daniel C.Ht.
Master Terapi Hipnotis.
National Certified Hypnoterapist IBH
www.rezkydaniel.com
23. evi Says:12 April 2012 09.22
24. trimakasih, saya butuh soal karna kehabisan soal
hehhehe
25. Catatan ilmu Says:29 Mei 2012 03.40
26. terimakasih pak, saya sangat butuh ini...sangat bermanfaat...
27. surahman putra el lampungi Says:19 Juni 2012 04.55
28. AH PALING COPY PAST..............
29. surahman putra el lampungi Says:19 Juni 2012 04.56
30. ah yang bener
31. Adrian Novidhelazbrion Says:10 Juli 2012 06.34
32. ajari saya akuntansi dong
33. yongki angie Says:23 Juli 2012 19.01
34. mantappppp... aku suka akuntansi
35. CeLoteh Asty... Says:1 Agustus 2012 20.58
36. ascum...
boleh tnya pa, klo persediaan (sparepart) yang tidak dijual kembali, hanya sbg support unit bg
brng yg breakdown(tdk bs digunakan lg)di perusahaan yg bersangkutan. itu ada penjelasan nya
tersendiri ga pa???klo ada mhon dshare pa...
makasih banyak sebelumnya...
37. UII Official Says:6 Agustus 2012 23.30
38. Thanks for providing such a great article, it was excellent and very informative.
as a first time visitor to your blog I am very impressed.
I found a lot of informative stuff in your article. Keep it up. Thank you.
I introduce a Economics student in Islamic University of Indonesia Yogyakarta
twitter : @profiluii
39. Poler Destro Says:21 Oktober 2012 08.13
40. aku anak akuntansi tapi bodoh dalam mengerti akuntansi... hehehe
41. Novita Muhayani Says:12 Desember 2012 17.23
42. terima kasih gan, sangat membantu saya untuk remedial akuntansi :)
43. Vidhi Wijaya Says:30 Mei 2013 08.12
44. lifo dari bawah ato fifo yg dari bawah ya ngitungnya?
Poskan KomentarPosting Lebih Baru Posting Lama Beranda
ABOUT ME
M ARIF NURHUDAL IHAT PROF IL LENGKAPKU
LABELS AKUNTANSI KOMPUTER (1) DASAR-DASAR AKUNTANSI (18) LOGIKA AKUNTANSI (3)
BLOG ARCHIVE ▼ 2009 (18)o ► AGUSTUS (2)o ▼ SEPTEMBER (16) AKUNTANSI AKTIVA TETAP AKUNTANSI PERSEDIAAN AKUNTANSI PIUTANG PENDAHULUAN DASAR-DASAR AKUNTANSI REKENING/PERKIRAAN (DASAR-DASAR AKUNTANSI) JURNAL (DASAR-DASAR AKUNTANSI) BUKU BESAR (DASAR-DASAR AKUNTANSI) NERACA SALDO (DASAR-DASAR AKUNTANSI) CATATAN BEBAN DAN PENDAPATAN (DASAR-DASAR AKUNTANS... JURNAL PENYESUAIAN (DASAR-DASAR AKUNTANSI) NERACA LAJUR (DASAR-DASAR AKUNTANSI) LAPORAN KEUANGAN (DASAR-DASAR AKUNTANSI) JURNAL PENUTUP DAN JURNAL PEMBALIK (DASAR-DASAR AK... AKUNTANSI HUTANG AKUNTANSI UNTUK EKUITAS LAPORAN ARUS KAS
► 2013 (4)
Copyright 2009 | akuntansiku Natural health theme designed by the Jinsona Design and XML coded by CahayaBiru.com
ARA PENGHITUNGAN FIFO & LIFOTujuan :
Untuk menentukan besarnya cost/ biaya barang yang terjual
Untuk menentukan jumlah nilai pada Ending stor e
Ada empat metode penentuan cost persediaan yang ada :1. Metode identifikasi khusus ( Specific identification methode )
2. Metode rata-rata ( average cost methode )
3. Metode masuk pertama keluar pertama ( first in first out / FIFO )
4. Metode masuk terakhir keluar pertama ( last in first out / LIFO )
Pada kesempatan ini yang akan kita bahas adalah metode FIFO dan LIFO
Metode Masuk Pertama Keluar Pertama ( FIFO ) Pada metode ini perusahaan harus mencatat cost perunit dari setiap barang yang dibeli, Cost perunit yang digunakan untuk menentukan cost persediaan / Ending inventory dengan menggunakan cost unit dari barang yang terkhir kali masuk, sedangkan untuk menetukan cost barang yang terjual / consumption berdasarkan pada cost perunit dari barang dagangan yang pertama kali masuk.
Berikut adalah contoh Rekonsiliasi pada perusahaan "Belajar Cost control" selama bulan Desember 2012
Food & Beverage Reconciliation
Date Product Description QTY Price Value1 December Meat Beginning stock 20 kg Rp.92 000 Rp.1 840 0003 December Purchase 100 kg Rp.95 000 Rp.9 500 00018 December Purchase 100 kg Rp.97 000 Rp.9 700 000
Jumlah barang yang tersedia untuk dijual = 220 kg Rp.21 040 000
Dari hasil perhitungan inventory pada akhir Desemeebr 2012 bahwa jumlah barang yang masih tersedia di store adalah 25 kg, jadi penghitungannya barang yang terjual adalah 220 - 25 = 195 kg, maka kalau kita hitung cost ending inventory dan cost barang yang terjual dengan menggunakan metode First In First Out ( FIFO ) adalah sebagai berikut :
Cost barang yang siap dijual adalah 220 kg Rp. 21 040 000Ending inventory 25 kg X Rp. 97 000 Rp. 2 425 000
Cost barang yang terjual 195 kg terdiri dari : 20 kg X Rp. 92 000 Rp. 1 840 000100 kg X Rp. 95 000 Rp. 9 500 000 75 kg X Rp. 97 000 Rp. 7 275 000
Total Cost barang yang terjual adalah Rp. 18 615 000
Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama ( LIFO )
Pada metode ini menentukan cost ending inventory dan cost barang yang terjual tergantung kepada transaksi cost pembelian barang dagangan yaitu penentuan cost ending inventory berdasarkan kepadacost barang dagangan yang pertama kali masuk sedangkan untuk penentuan cost barang terjual berdasarkan kepada cost barang yang terakhir kali masuk, dengan menggunakan contoh tadi diatas maka cost ending inventory dan cost barang yang terjual atau consume inventory dapat dihitung sebagai berikut :
Cost barang yang siap dijual 220 kg Rp. 21 040 000Ending inventory 25 kg terdiri dari : 20 kg X 92 000 Rp. 1 840 000 5 kg X 95 000 Rp. 475 000 Rp. 2 315 000
Cost barang yang terjual 195 kg terdiri dari : 95 kg X 95 000 Rp. 9 025 000 100 kg X 97 000 Rp. 9 700 000
Total cost barang yang terjual adalah Rp. 18 725 000
Demikianlah pembahasan tentang penghitungan cost ending dan consume inventory dengan menggunakan
metode FIFO dan LIFO , semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, terimakasih.........