24
1. Proposal SkripsiJudul:Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Software Festo FluidsimMelalui Model Ekspository Pada Mata Pelajaran PneumatikDisusun Oleh:Adeng Saputra5215083411Pend. Tek. ElektronikaRegulerJurusan Teknik ElektroUniversitas Negeri Jakarta 2. BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Masalah Belajar merupakan kegiatan penting bagi setiap orang. Belajar adalah sebuah proses yangkompleks yang di dalamnya terkandung beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut adalah (1)bertambahnya jumlah pengetahuan, (2) adanya kemampuan mengingat dan memproduksi, (3)ada penerapan pengetahuan, (4) menyimpulkan makna, (5) menafsirkan makna danmengaitkannya dengan realitas, dan (6) adanya perubahan sebagai pribadi. Dalam proses belajar, terdapat pelaku dan ada sesuatu yang dipelajari atau yang akan dimengerti. Belajar mengandung perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksiantara individu dengan individu dan individu dengan lingkungan. Perubahan tersebut dapatdinyatakan sebagai suatu kecakapan, suatu sikap, suatu kebiasaan, suatu pengertian, sebagaipengetahuan, atau apresiasi. Menurut Soedijarto, Hasil belajar adalah sebagai tingkat penguasaanyang dapat dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuanpendidikan yang telah ditetapkan. Hasil belajar tersebut dapat berupa penambahan pengetahuanyang diperoleh setelah siswa menempuh aktivitas belajar. SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) kelompok teknologi industri sebagai suatu

festo

Embed Size (px)

DESCRIPTION

seperti itu

Citation preview

Page 1: festo

1. Proposal SkripsiJudul:Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Software Festo

FluidsimMelalui Model Ekspository Pada Mata Pelajaran PneumatikDisusun

Oleh:Adeng Saputra5215083411Pend. Tek. ElektronikaRegulerJurusan Teknik

ElektroUniversitas Negeri Jakarta

2. BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Masalah Belajar merupakan kegiatan

penting bagi setiap orang. Belajar adalah sebuah proses yangkompleks yang di

dalamnya terkandung beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut adalah (1)bertambahnya

jumlah pengetahuan, (2) adanya kemampuan mengingat dan memproduksi, (3)ada

penerapan pengetahuan, (4) menyimpulkan makna, (5) menafsirkan makna

danmengaitkannya dengan realitas, dan (6) adanya perubahan sebagai pribadi. Dalam

proses belajar, terdapat pelaku dan ada sesuatu yang dipelajari atau yang akan

dimengerti. Belajar mengandung perubahan tingkah laku pada diri individu berkat

adanya interaksiantara individu dengan individu dan individu dengan lingkungan.

Perubahan tersebut dapatdinyatakan sebagai suatu kecakapan, suatu sikap, suatu

kebiasaan, suatu pengertian, sebagaipengetahuan, atau apresiasi. Menurut Soedijarto,

Hasil belajar adalah sebagai tingkat penguasaanyang dapat dicapai oleh siswa dalam

mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuanpendidikan yang telah

ditetapkan. Hasil belajar tersebut dapat berupa penambahan pengetahuanyang

diperoleh setelah siswa menempuh aktivitas belajar. SMK (Sekolah Menengah

Kejuruan) kelompok teknologi industri sebagai suatu lembagaformal yang memiliki

tugas dan tanggung jawab dalam menyelenggarakan sistem pendidikanyang mengacu

pada perkembangan teknologi di dunia industri. Dalam pembelajaran pneumatik siswa

dituntut untuk lebih paham tentang pelajaran ini,karena dasar-dasar dan simulasi

merupakan langkah awal yang harus diketahui sebelummempelajari masalah yang

berkenaan dengan alat-alat otomasi industri dilapangan. . Dengandemikian, dalam

menerapkan dasar-dasar pneumatik siswa diharuskan menguasai sifat-sifatkomponen

pneumatik. Apabila siswa telah menguasi sifat-sifat komponen yang ada

padaperalatan pneumatik, maka akan memudahkan siswa dalam mempelajari

pelajaran dan rangkaianpneumatiyang lebih rumit lagi.

3. Realitas yang ada di tingkat sekolah menengah kejuruan memperlihatkan dalam

prosespembelajaran pneumatik, guru dari mata pelajaran kurang optimal baik di

dalam memanfaatkanmaupun memberdayakan sumber pembelajaran, karena dalam

pembelajaran cenderung masihberpusat pada guru (teacher centered), dan berpusat

pada buku. Keberhasilan proses pembelajaran merupakan hal utama yang didambakan

Page 2: festo

dalammelaksanakan pendidikan di sekolah. Dalam proses pembelajaran, komponen

utama adalah gurudan siswa. Agar proses pembelajaran berhasil, guru harus

membimbing siswa. Oleh karena itudiperlukan suatu strategi pembelajaran yang tepat,

karena strategipembelajaran merupakan sarana interaksi antara guru dan siswa

dalamkegiatan belajar mengajar. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini

menuntut proses pembelajaran yangmau tidak mau harus menyesuaikan dengan

perkembangan jaman, khususnya prosespembelajaran di SMK sebagai jenjang

pendidikan yang dituntut untuk menyiapkan siswa-siswanya menjadi siswa yang

unggul dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Untuk itudalam proses

pembelajarannya di sekolah harus dapat memberikan bekal kepada semua siswaagar

kelak dapat menjadi manusia yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Hal ini

disebabkan oleh berbagai hal, antara lain rendahnya kualitas pendidikan saat

ini.Sebenarnya pihak pemerintah telah mengupayakan untuk meningkatkan kualitas

pendidikanyang meliputi peningkatan kualitas yang bersifat edukatif, sistem,

kurikulum maupun sarana.Namun mengingat adanya keterbatasan kemampuan

Pemerintah khususnya dalam hal saranapendidikan, maka perlu adanya langkah guru

yang kreatif dan inovatif untuk menyiasatinyadengan melaksanakan proses

pembelajaran yang variatif sesuai dengan lingkungan dankebutuhan masing-masing,

sehingga terjadi proses belajar mengajar secara optimal pada peserta

4. didik. Dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya, guru berhak memperoleh

danmemanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang kelancaran

tugaskeprofesionalan. Misalnya, dalam melaksanakan kompetensi pembelajaran guru

dituntutmemiliki kemampuan secara metodologis dalam hal perancangan dan

pelaksanaan pembelajaran,termasuk di dalamnya penguasaan dan penggunaan media

pembelajaran. Landasan psikologis penggunaan media pembelajaran

dalam(http://dosen.fip.um.ac.id/sihkabuden/?p=6), yaitu alasan mengapa media

pembelajarandipergunakan ditinjau dari kondisi peserta didik dan bagaimana proses

belajar itu terjadi.Walaupun telah diketahui adanya pandangan yang berbeda tentang

belajar dan bagaimana belajaritu terjadi, namun dapat dikatakan bahwa belajar itu

adalah suatu proses yang mengakibatkanadanya perubahan perilaku oleh adanya

pengalaman. Perubahan perilaku itu dapat berupabertambahnya pengetahuan,

diperolehnya keterampilan atau kecekatan dan berubahnya sikapseseorang yang telah

belajar. Pengetahuan dan pengalaman itu diperoleh melalui pintu gerbangalat indera

peserta didik karena itu diperlukan rangsangan (menurut teori Behaviorisme)

Page 3: festo

atauinformasi (menurut teori Kognitif), sehingga respons terhadap rangsangan atau

informasi yangtelah diproses itulah hasil belajar diperoleh. Selain itu proses belajar

terjadi secara individualatau perseorangan, sehingga apa yang terjadi pada peserta

didik A dan peserta didik B terhadaprangsangan atau informasi yang sama tidak

pernah menghasilkan perolehan belajar yang samapula. Upaya yang dapat dilakukan

dalam kegiatan pembelajaran ialah menyediakan rangsangandan informasi yang ditata

dan diorganisasikan dengan cara yang bermacam-macam agar pesertadidik yang

memiliki kondisi dan karakteristik yang berbeda-beda dapat memperoleh

pengalamanbelajar yang optimal. Penyediaan informasi dan pengalaman belajar harus

disesuaikan dengantingkat kemampuan peserta didik.

5. Tingkat kemampuan yang dimaksud antara lain ialah tingkat berfikirnya. Jean

Piagetmengemukakan bahwa seseorang memiliki tingkatan berfikir sesuai dengan

perkembanganusianya. Menurut Piaget perkembangan berfikir itu mulai tingkat

sensori motor (0-2th), tingkatpra operasional (2-7th), tingkat operasional kongkrit (7-

11th), dan tingkat operasi formal (11-keatas). Manusia belajar melalui pergaulannya

dengan lingkungannya. Dalam pengenalanlingkungan itu, peserta didik melalui tiga

tahapan belajar, yaitu tingkat kongkrit, tingkat skematisdan tingkat abstrak. Dalam

proses pembelajaran, peserta didik dapat memperoleh berbagai jenispengalaman.

Edgar Dale mengemukakan jenjang pengalaman itu berdasarkan derajatkekongkritan

dan keabstrakannya. Dale menggambarkan jenjang pengalaman itu dalam suatumodel

yang disebut kerucut pengalaman (the cone of experiences). Melalui bagan yang

dibuatDale membagi jenjang pengalaman itu menjadi sepuluh tingkatan, yaitu:

pengalaman langsungdan bertujuan, pengalaman pengganti pengalaman langsung,

pengalaman yang didramatisasikan,pengalaman melalui kegiatan demontrasi,

pengalaman melalui kegiatan widya wisata,pengalaman melalui televisi, pengalaman

melalui film atau gambar bergerak, pengalamanmelalui rekaman suara, radio dan

gambar diam, pengalaman melalui simbol visual danpengalaman melalui simbol

verbal. Dengan berbagai jenjang pengalaman yang diperoleh pesertadidik, maka

peserta didik akan memperoleh pengalaman yang semakin lengkap dan

semakinpaham. Salah satu media pembelajaran yang sering digunakan adalah media

pembelajaranberbasis komputer dengan bantuan program/software. Dewasa ini

software komputerberkembang semakin pesat, dunia pendidikan juga telah

memanfaatkan software komputerdalam pembuatan berbagai alat bantu pembelajaran

Page 4: festo

yang interaktif dengan konsep multimedia.Pada peneletian ini penulis mencoba untuk

mengembangkan media pembelajaran dengan

6. menggunakan program simulasi Festo Fluidsim merupakan suatu alternatif agar

siswa dapatmemahami berbagai macam komponen – komponen pneumatic dengan

lebih detail.1.2 Rumusan MasalahSesuai dengan uraian yang telah dikemukakan pada

latar belakang masalah, permasalahan yangakan dikaji dalam penelitian ini yaitu; 1.

Bagaimana gambaran proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan media

pembelajaran software Festo Fluidsim melalui Model Pembelajaran Ekspositori pada

mata pelajaran Pneumatik? 2. Apakah pembelajaran dengan menggunakan media

pembelajaran software Festo Fluidsim melalui Model Pembelajaran Ekspositori di

kelas dapatmenarik minat belajar siswa? 3. Apakah kendala utama pada saat proses

pembelajaran dengan menggunakan model Ekspositori?1.3 Tujuan Penelitian 1.

Untuk mengetahui proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan media

pembelajaran software Festo Fluidsim melalui Model Pembelajaran Ekspositori pada

mata pelajaran Pneumatik. 2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa

setelah pembelajaran menggunakan media pembelajaran software Festo Fluidsim

melalui Model Pembelajaran Ekspositori pada mata pelajaran Pneumatik. 3. Untuk

mengetahui minat siswa terhadap pembelajaran menggunakan media pembelajaran

software Festo Fluidsim melalui Model Pembelajaran Ekspositori.1.4 Manfaat

Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

dan masukan dalam menerapkan inovasi media pembelajaran guna meningkatkan

mutu pendidikan.

7. 2. Bagi Guru Sebagai masukan agar para guru dapat termotivasi untuk

mengembangkan media software sebagai alat bantu pembelajaran.3. Bagi siswa Dapat

mengurangi kejenuhan siswa dari pembelajaran yang monoton, meningkatkan minat

siswa agar lebih semangat belajar, serta dapat meningkatkan pemahaman siswa

dengan lebih cepat.4. Bagi penulis Dalam penelitian ini diharapkan dapat memperoleh

informasi tentang hasil belajar siswa dengan menggunakan media software

simulink/MATLAB melalui Model Pembelajaran Ekspositori.

8. BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

PENELITIAN2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1Pembelajaran Pembelajaran adalah proses

interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan

belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi

Page 5: festo

proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta

pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,

pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan

baik. Pengertian pembelajaran menurut Oemar Hamalik (2003: 57) adalah ”suatu

kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,

perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan

pembelajaran.” Manusia terlibat dalam sistem pembelajaran terdiri dari siswa, guru

dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material meliputi modul

pembelajaran, papan tulis, dan kapur. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang

kelas, peralatan praktikum, meliputi jadwal dan metode pembelajaran, praktik belajar

yang dilaksanakan, serta cara mengevaluasi pada akhir pembelajaran. 2.1.2 Hasil

belajar Hasil belajar siswa pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku.

Perubahan sebagai hasil proses dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti

perubahan pengetahuan, ketrampilan, kecakapan, serta perubahan aspek-aspek lain

yang ada pada individu yang belajar. Menurut Gagne, Hasil belajar adalah

terbentuknya konsep, yaitu kategori yang kita berikan pada stimulus yang ada di

lingkungan, yang menyediakan skema yang terorganisasi untuk mengasimilasi

stimulus-stimulus baru dan menentukan hubungan di dalam dan di antara kategori-

kategori (Dahar, 1998: 95).

9. Hasil belajar merupakan indikator dari keberhasilan pencapaian tujuan pengajaran

yangditetapkan dalam sistem pendidikan nasional. Pengungkapan hasil belajar

idealnya melaluisegenap psikologis yang berubah akibat dari pengalaman dan proses

belajar mengajar.Proses belajar mengajar dapat melibatkan aspek kognitif, afektif dan

psikomotor. Padabelajar kognitif, prosesnya mengakibatkan perubahan aspek

kemampuan berpikir (cognitive),pada belajar afektif mengakibatkan perubahan dalam

aspek kemampuan merasakan(afective), sedangkan pada belajar psikomotor

memberikan hasil belajar berupaketerampilan (Psychomotoric). Benyamin S Bloom

(1956) ahli pendidikan mengatakan, “bahwa ada tiga domainpengelompokan tujuan

belajar berdasarkan domain atau kawasan belajar , yaitu: a) Kawasankognitif,

tujuannya yaitu untuk perilaku yang merupakan proses berfikir atau perilaku

yangtermasuk hasil kerja otak, b) kawasan afektif, tujuannya yaitu untuk perilaku

yangdimunculkan seseorang sebagai pertanda kecenderungannya untuk membuat

pilihan ataukeputusan untuk beraksi di dalam lingkungan tertentu, c) kawasan

psikomotor, tujuannyayaitu untuk prilaku yang dimunculkan oleh hasil kerja fungsi

Page 6: festo

tubuh.” Ketiga ranah Bloom tidak dapat berdiri sendiri, melainkan merupakan satu

kesatuanyang sangat erat hungannya, bahkan membentuk tujuan hirarki. Sebagai

tujuan yang akandicapai melalui proses pembelajaran, ketiganya harus nampak

sebagai hasil belajar siswa disekolah, baik dalam perubahan perilaku, keterampilan,

perkembangan intelektual sertadalam besikap mempertahankan nilai-nilai. Sesuai

dengan pelaksanaan Spektrum bahwapenilaian harus terfokus pada pencapaian

kompetensi (rangkaian kemampuan) bukan hanyapada penguasaan materi

(pengetahuan). Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui

seberapa jauhseseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Agar hasil belajar

dapat optimal, makakegiatan pembelajaran harus direncanakan oleh guru dengan baik

dan benar sehingga prosesbelajar mengajar dapat berjalan sesuai rencana dan tujuan

yang telah ditetapkan. Berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar tergantung pada

beberapa faktor yangmempengaruhi dalam belajar. Faktor-faktor tersebut dapat

bersumber pada dirinya atau di luardirinya atau lingkungannya. Faktor-faktor yang

menyangkut yang ada dalam individudiantaranya menyangkut aspek jasmaniah

maupun rohaniah dari individu. Keberhasilan belajar

10. juga sangat dipengaruhi oleh di luar diri siswa, baik faktor fisik maupun sosial

maupun sosial-psikologis yang berada pada lingkungan keluarga, sekolah dan

masyarakat. Aspek jasmaniah mencakup kondisi kesehatan jasmani dari individu.

Seseorang yangmempunyai kondisi kesehatan dan jasmani yang baik maka ia akan

baik pula dalam mengikutiproses belajar. Selain itu kelengkapan indra dan kesehatan

indra juga mempengaruhi dalambelajar. Seseorang yang panca inderanya kurang baik

maka akan berpengaruh pula terhadapusaha dan hasil tujuan belajarnya. Aspek psikis

atau rohaniah menyangkut kondisi kesehatan psikis, kemampuanintelektual. Kondisi

intelektual ini mencakup tingkat kecerdasan dan bakat. Selain itu minatdan motivasi

juga mempengaruhi dalam belajar. Seseorang yang menaruh minat dalampelajaran

tertentu biasanya cenderung untuk selalu memperhatikan mata pelajaran

yangdiminatinya. Sedangkan motivasi merupakan dorongan yang mendasari dan

mempengaruhisetiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang

diinginkan. Dalam faktor eksternal (faktor di luar diri siswa) meliputi lingkungan

keluarga, sekolahdan masyarakat. Keluarga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan

belajar, misalnyadukungan dari orang tua dalam memotivasi kegiatan belajar.

Keluarga merupakanlingkungan pertama dalam pendidikan dalam memberikan

memberikan pengaruh. Yangtermasuk dalam dalam lingkungan keluarga adalah

Page 7: festo

keadaan lingkungan dan anggotakeluarga, keadaan rumah, sarana dan prasarana

belajar, dan suasana keadaan tenag dalamkeluarga. Sedangkan faktor masyarakat

adalah suasana masyarakat yang ada di lingkungan rumah.Suasana lingkungan yang

ramai seperti di sekitar pasar atau tempat hiburan sangat mengganggudalam kegiatan

proses belajar.2.1.3 Pendidikan Kejuruan Pendidikan kejuruan adalah bagian dari

sistem pendidikan yang mempersiapkanseseorang agar lebih mampu bekerja pada

suatu kelompok pekerjaan atau satu bidangpekerjaan daripada bidang pekerjaan

lainnya. Sedangkan menurut Undang-Undang No. 2tentang sistem Pendidikan

Nasional yaitu bahwa pendidikan kejuruan merupakanpendidikan yang

mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu.Lebih

spesifik lagi yaitu pada Peraturan pemerintah No.29 tahun 1990 tentang

PendidikanMenegah, yaitu bahwa pendidikan menengah yang mengutamakan

kemampuan siswa untuk

11. pelaksanaan jenis pekerjaan tertentu. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan

PendidikanKejuruan adalah Pendidikan yang mempersiapkan peserta didiknya untuk

memasukilapangan kerja. Antara pendidikan formal dan pendidikan kejuruan terdapat

unsur salingmelengkapi, artinya untuk menempuh pendidikan kejuruan dibutuhkan

pendidikan formalyang sudah mengandung unsur-unsur persiapan ke arah kejuruan.

Pendidikan kejuruantingkat dasar merupakan landasan untuk mengikuti pendidikan

kejuruan lanjutan. Tujuanpendidikan kejuruan adalah membekali siswa agar memiliki

kompetensi perilaku dalambidang kejuruan tertentu sehingga yang bersangkutan

mampu bekerja (memiliki kinerja)demi masa depan dan untuk kesejahteraan bangsa.

Untuk itu siswa harus dibekali pengetahuan teori dan keterampilan praktis, juga

sikapdan pola tingkah laku sosial serta wawasan politik tertentu. Itu semua mutlak

diperlukansebagai bekal yang berharga guna meraih sukses dalam rangka memasuki

dunia kerja, baiksebagai pekerja di perusahaan ataupun sebagai wirausaha yang

mandiri dan untuk menjadiwarga masyarakat yang bertanggung jawab. Pengertian

lain dari pendidikan kejuruan yaitu pendidikan nonakademis yangberorientasi pada

praktik dalam bidang-bidang pertukangan, bisnis, industri, pertanian,transportasi,

pelayanan jasa, kesehatan, dsb. Salah satu jenis pendidikan kejuruan diIndonesia

adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), SMK adalah salah satu bentuksatuan

pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada

jenjangpendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang

sederajat ataulanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs. SMK

Page 8: festo

sering disebut jugaSTM (Sekolah Teknik Menengah). Jika SMA semata-mata

diarahkan untuk melanjutkanpendidikan ke perguruan tinggi, maka lulusan SMK,

selain berhak melanjutkan studi kejurusan – jurusan tertentu di perguruan tinggi, juga

sudah memperoleh pendidikan kejuruandasar dari bangku sekolah. Di negara-negara

industri maju, pendidikan kejuruan sudah merupakan bagian integraldari sistem

pendidikan formal. Ijazah pendidikan formal berfungsi sebagai “tiket masuk”untuk

mengikuti pendidikan kejuruan tertentu yang sekaligus akan menentukan posisi

dalamhierarki di perusahaan. Indonesia belum memiliki sistem pendidikan kejuruan

seefektif dinegara maju seperti Jerman, jalur prndidikan kejuruan masih dipandang

sebelah mata olehsementara kalangan masyarakat, sebab mereka yang masuk ke jalur

pertama.

12. 2.1.4 Pembelajaran Pendidikan Kejuruan 1. Bidang Belajar Kognitif Bidang ini

mencakup pelajaran pemahaman melalui transfer ilmu pengetahuan. Tujuannya agar

siswa mampu melakukan aktivitas berpikir, seperti : - Memahami kausalitas dan teori.

- Berfikir logis, merencanakan dan mengembangkan. - Menganalisis dan memecahka

masalah. 2. Bidang Belajar Psikomotorik Bidang belajar ini melatih keterampilan,

yaitu aplikasi teori ke dalam praktik yang dikendalikan oleh pikiran dan perasaan,

misalnya: - Keterampilan dasar. - Membuat sketsa, menggambar dan menghitung. -

Mengoperasikan dan mengendalikan. - Merawat, memelihara dan memperbaiki.

Kecakapan kognitif dan keterampilan psikomotor dapat diperoleh bukan hanya

melaluiproses belajar mengajar melainkan juga melalui perkembangan teknologi,

pengalaman kerjadan kegiatan-kegiatan inovatif yang dilakukan secara terus menerus

dan konsisten.Keterampilan yang diperoleh melalui pendidikan tidak akan

berkembang, apabila faktor-faktor lainnya terabaikan dan tidak tersedia kesempatan

untuk mengaplikasikannya dalampraktik. 3. Bidang Belajar Afektif Bidang belajar

afektif mencakup pendidikan sikap, karakter dan tingkah laku sehingga siswa

memiliki sifat-sifat sebagai berikut: - Tenggang rasa, budi pekerti, dan susila. - Rasa

tanggung jawab, kooperatif dan kemampuan belajar. Bidang belajar afektif tidak

hanya dipengaruhi oleh proses belajar mengajar saja,melainkan terutama oleh

lingkungan, seperti keluarga, saudara, teman, agama danmasyarakat.

13. 2.1.5 Model Pembelajaran Ekspositori Metode Ekspositori adalah model

pembelajaran yang digunakan dengan memberikanketerangan terlebih dahulu,

definisi, prinsip dan konsep materi pelajaran serta memberikancontoh-contoh latihan

pemecahan masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawabdan penugasan.

Page 9: festo

Siswa mengikuti pola yang ditetapkan oleh guru secara cermat. Penggunaanmetode

Ekspositori merupakan metode pembelajaran mengarah kepada tersampaikannya

isipelajaran kepada siswa secara langsung. Roy Kille (dalam Wina Sanjaya, 2007:

177)menamakan model Ekspositori ini dengan istilah strategi pembelajaran langsung

(directinstruction). Model pembelajaran Ekspositori adalah strategi pembelajaran

yang menekankankepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru

kepada kelompok siswadengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran

secara optimal. Penggunaanmetode ini membuat siswa tidak perlu mencari dan

menemukan sendiri fakta-fakta, konsepdan prinsip karena telah disajikan secara jelas

oleh guru. Kegiatan pembelajaran denganmenggunakan metode Ekspositori

cenderung berpusat kepada guru. Guru aktif memberikanpenjelasan atau informasi

pembelajaran secara terperinci tentang materi pembelajaran, siswatidak dituntut untuk

menemukan materi itu. Materi pelajaran seakan-akan sudah jadi. Karena strategi

Ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur, maka seringjuga dinamakan

strategi ”chalk and talk”. Terdapat beberapa karakteristik model Ekspositori,yaitu ; 1.

Strategi Ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara

verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi

ini, oleh karena itu sering orang mengidentikannya dengan ceramah. 2. Biasanya

materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti

data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut

siswa untuk berpikir ulang. 3. Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi

pelajaran itu sendiri. Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan

dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi

yang telah diuraikan.

14. Strategi pembelajaran Ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan

pembelajaranyang berorientasi kepada guru (teacher centered approach). Dikatakan

demikian, sebabdalam strategi ini guru memegang peran yang sangat dominan.

Melalui strategi ini gurumenyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan

harapan materi pelajaranyang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik.

Fokus utama strategi ini adalahkemampuan akademik (academic achievement) siswa.

Metode pembelajaran dengan kuliahmerupakan bentuk strategi Ekspositori.2.1.6

Media Pembelajaran Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak hanya besar

pengaruhnya dalambidang industri, tetapi juga banyak digunakan dalam bidang

pendidikan. Teknologiberbarengan penggunaannya dengan strategi belajarmengajar

Page 10: festo

kendatipun dalam bentuk yangberbeda. Strategi belajar mengajar memungkinkan guru

berinteraksi secara langsung dengansiswa untuk mencapai tujuan instruksional

tertentu. Teknologi merupakan kekuatan luarbiasa yang memungkinkan terjadinya

banyak keluwesan dalam isi (materi pelajaran) danmemberi kesempatan yang luas

untuk berinteraksi dengan siswa. Dalam penerapan model-model pembelajaran

diperlakukan suatu media yang dapat membantu dalam pencapaiantujuan

pembelajaran, media tersebut adalah media pembelajaran/media pengajaran.

MenurutSudjana dan Rivai (2005:1), “Dalam metodologi pengajaran terdapat dua

aspek yang palingmenonjol yaitu metode mengajar dan media pembelajaran sebagai

alat bantu mengajar”.Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi

menyampaikan pesan. Media merupakanbentuk jamak dari kata “medium” yang

berasal dari bahasa latin yang berarti “antara”.Istilah media dapat kita artikan sebagai

segala sesuatu yang menjadi perantara ataupenyampai informasi dari pengirim pesan

kepada penerima pesan. Dengan demikian mediapembelajaran adalah sebuah alat

yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran.Pembelajaran adalah sebuah

proses komunikasi antara peserta didik, pendidik dan sumberbelajar. Komunikasi

tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media.Pesan yang

akan dikomunikasikan adalah isi pembelajaran yang ada dalam kurikulum

yangdituangkan oleh pengajar atau fasilitator atau sumber lain ke dalam simbol-

simbolkomunikasi, baik simbol verbal maupun simbol non verbal atau visual.

15. Media pembelajaran sangatlah diperlukan dalam proses pembelajaran.

Beberapamanfaat dari penggunaan media pembelajaran antara lain (Sudjana dan

Rivai, 2005:2): - Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar. - Bahan pelajaran akan lebih dipahami siswa. -

Metode mengajar menjadi lebih bervariasi sehingga tidak membuat siswa jenuh. -

Siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar. Untuk memahami peranan

media dalam proses mendapatkan pengalaman belajar bagisiswa, Edgar Dale

melukiskannya dalam sebuah kerucut yang kemudian dinamakan KerucutPengalaman

Edgar Dale (Edgar Dale cone of experience). Kerucut pengalaman yangterdapat pada

gambar 2.3 dianut secara luas untuk menentukan alat bantu atau media apayang sesuai

agar siswa memperoleh pengalaman belajar secara mudah.2.1.6 Software

Simulink/MATLAB Sebagai Media Pembelajaran Pneumatik berasal dari kata

Yunani, “pneuma” yang berarti “nafas” atau “udara”.Sehingga pneumatik berarti :

terisi udara atau digerakkan oleh udara mampat. Pneumatikmemegang peranan

Page 11: festo

penting sebagai alat bantu dalam peningkatan atau rasionalisasiproduksi. Dalam

pembuatan dan pengolahan benda-benda kerja proses mekanisasimengambil bagian

besar dari waktu yang tersedia. Penggunaan udara mampat sebagaipembawa energi

akan berhasil, hanya kalau digunakan secara tepat metode-metode kerjayang rasional

yang juga pada perusahaan-perusahaan kecil dapat membawa ke arahrentabilitas

ekonomis yang besar. Terintegrasinya teknologi pneumatik dan listrik merupakan

bagian yang terpentingdalam pengembangan dengan skala besar pada otomatis

industri. Komponen-komponendalam sistem kontrol dapat diidentifikasikan dalam 4

kelompok dasar. Tingkat utama padastruktur sistem elektropneumatik adalah : a.

Pasokan energi (udara bertekanan dan listrik) b. Elemen-eleman masukan (limit

switch / tombol tekan/sensor proximity) c. Elemen pemroses (switch logic, katup

solenoid, converter ke elektrik) d. Aktuator dan elemen kontrol akhir (silinder, motor,

katup kontrol akhir)

16. Bagian terpenting dari pengembangan sistem kontrol adalah keseragaman yang

standard dalam penggambaran baik elemen-elemen dalam rangkaian dan rangkaian

keseluruhan. Masukan dan elemen-elemen pemproses tergantung pada tipe kontak

yang digunakan.Metode aktuasi kontak dapat berupa :a. Relayb. Aktuasi manual :

tombol tekan atau rollerc. Medan magnet Kontak-kontak dapat dibuat sebagai

pasangan tunggal atau kumpulan beberapakontak. Elemen-elemen kontak dasar

adalah :a. Kontak normal terbuka adalah dalam kondisi awal tidak ada sinyal pada

keluarannya.b. Kontak normal tertutup adalah dalam kondisi awal terdapat sinyal

pada keluarannya.c. Kontak change over : kombinasi antara kontak normal terbuka

dan normal tertutup.Simbol-simbol pneumatik yang dipergunakan dalam pembahasan

kali ini, adalah:a. Sistem suplai udara Sistem suplai udara dapat digambarkan dalam

bentuk yang sederhana denganmenggunakan simbol yang menggambarkan masing-

masing komponen suplai udara.Pemilihan antara penggunaan simbol-simbol yang

sederhana tergantung pada tujuan dankompleksitasnya rangkaian. Dalam

penggambaran standart, suplai udara biasa yangdigunakan, sedangkan untuk tujuan

perawatan, symbol-simbol yang detail lebih sesuai.b. Katup kontrol arah Katup

kontrol arah ditunjukkan oleh banyaknya terminal saluran dan banyaknya posisiatau

kontak. Katup kontrol arah mengontrol terusan sinyal udara bertekanan dari

sisimasukan suatu elemen ke sisi keluaran. Dalam bidang teknologi kontrol ukuran

dankontruksi suatu kutub tidak begitu penting daripada aliran sinyal dan metode

Page 12: festo

aktuasi. Katup kontrol arah mengontrol terusan sinyal udara bertekanan dari sisi

masukan suatuelemen ke sisi keluaran.

17. c. Aktuator Linier Aktuator linier atau silinder digambarkan oleh tipe dan metode

operasinya. Adapun yang termasuk dalam aktuator linier adalah silinder kerja tunggal

dan silinder kerja ganda. 1. Software FluidSim Pneumatik FluidSIM diluncurkan di

Departemen Pengetahuan Berbasis Sistem dari Universitas Paderborn. Konsep dan

pengembangan dari FluidSIM-P adalah yang didasarkan pada pekerjaan riset yang

dilaksanakan oleh Dr. Daniel Curatolo, Dr. Marcus Hoffmann, dan Dr. Habil. Benno

Stein. Software simulasi pneumatik ini mempunyai fasilitas dapat diguanakan untuk:

a. Mengenalkan simbol-simbol komponen Pneumatik dan Elektropneumatik. b.

Melihat deskripsi dari komponen-komponen Pneumatik dan Elektropneumatik. c.

Melihat photo bentuk komponen sesuai dengan simbolnya. d. Menggambar rangkaian

Pneumatik dan Elektropneumatik. e. Menguji rangkaian pneumatik atau

elektropneumatik yang dibuat. f. Melihat proses kerja rangkaian pneumatik atau

elektropneumatik yang dibuat. g. Mencetak rangkaian pneumatik dan

elektropneumatik2.2 Kerangka Berpikir: Pada umumnya strategi ceramah banyak

digunakan guru dalam sistem pengajaran disekolah, dengan demikian secara tidak

sengaja menghilangkan makna dari belajar. Belajar yangbermakna dapat berlangsung

bila anak didik berperan secara aktif dalam proses belajar mengajardan bilamana

terjadi suatu perubahan, dari sebelumnya tidak mengetahui sesuatu

menjadimengetahui, sehingga anak mempunyaj pengalaman sendiri dalam menerima

pengajaran. Haltersebut sesuai dengan kompetensi mata pelajaran pneumatik, dimana

siswa dituntut menguasaidan memahami cara kerja kerja alat pneumatik. Penggunaan

media pembelajaran merupakan strategi pembelajaran yang berguna

untukmerangsang siswa dapat memahami cara kerja alat dan dapat mengerti bagian –

bagian

18. komponen lebih detail. Berdasarkan kenyataan tersebut, maka guru dituntut untuk

menggunakanmedia pembelajaran pneumatik agar menarik. Salah satu alternatif yang

dapat dipakai adalahmenggunakan media pembelajaran berbasis program pneumatic.

Dalam hal ini siswa dilatihketerampilan yang spesifik untuk dapat memahami dan

merangkai rangakaian pneumatik. Mediapembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan

tersebut adalah dengan menggunakan mediapembelajaran program software Festo

Fluidsim.2.3 Hipotesis Penelitian Berdasarkan uraian dari kerangka teoritis dan

kerangka berfikir guru perlu membuatrencana tindakan atau yang sering disebut

Page 13: festo

rencana perbaikan. Dalarn penelitian ini prosesperbaikannya terdiri dari tiga siklus,

setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan. tahap tindakan,tahap pengamatan. dan

tahap refleksi. Dimana setiap siklus diharapkan ada peningkatan terhadaphasil belajar

setiap siswa.Hipotesis penelitian adalah dugaan guru tentang cara penggunaan media

untuk mengatasimasalah. Maka hipotesis penelitian yang akan diajukan adalah

sebagai berikut. “PenggunaanMedia Pembelajaran Berbasis Software Festo Fluidsim

Melalui Model Ekspository Pada MataPelajaran Pneumatik.”

19. BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN3.1 Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian tindakan yang dilakukan di

kelas(classroom action research). Menurut Suharsimi Arikunto (2009:3) penelitian

tindakan kelasmerupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah

tindakan, yang sengajadimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara

bersama.3.2 Desain Penelitian Desain penelitian pada penelitian ini berpedoman pada

proses penelitian yang digunakanoleh Kemmis dan Taggart yang meliputi rencana

tindakan, bertindak, dan melakukan refleksidan merancang tindakan

selanjutnya.Tindakan tersebut diberikan guru atau dengan arahan dariguru dan

dilakukan siswa. Tahapan PTK dapat dilihat pada gambar 3.1. Perencanaan Refleksi

SIKLUS I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan ?

20. Gambar 3.1 Tahap Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2009:16)Konsep pokok

penelitian tindakan ini terdiri atas empat komponen, yaitu: perencanaan

(planning)pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).

Hubungan keempatkomponen itu dipandang sebagai satu siklus. Penelitian tindakan

kelas ini akan dilakukansebanyak 3 siklus atau jika telah menunjukan hasil yang baik

dalam 2 siklus maka dihentikanhingga 2 siklus. Seperti yang katakan oleh Tim Penilai

Angka Kredit kenaikan jabatan Gurudalam Arikunto (2009:22), “Penelitian tindakan

harus dilakukan sekurang-kurangnya dalam duasiklus tindakan yang berurutan.

Informasi dari siklus terdahulu sangat menentukan bentuk siklusberikutnya”.3.3

Setting Penelitian PTK dilakukan selama semester I (ganjil) pada bulan Agustus

sampai bulan Desember tahun pelajaran 2011/2012 di Kelas XI SMK. Dan sebagai

tindak lanjut dari penelitian dilakukan pengamatan pada semester berikutnya.3.4

Subyek PenelitianSubyek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK 25 orang

siswa.3.5 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah cara-cara

yang dapat digunakan oleh peneliti untukmengumpulkan data. Penelitian ini

Page 14: festo

menggunakan metode pengamatan (observasi), tes,wawancara, dan Dokumentasi. 1.

Observasi Observasi adalah pengamatan langsung para pembuat keputusan berikut

lingkungan fisiknya dan atau pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang

berjalan. Observasi meliputi observasi sistematis dan operasi non sistematis.

Observasi sistematis adalah observasi yang dilakukan peneliti dengan menggunakan

instrument pengamatan dan

21. dilaksanakan pada waktu kegiatan belajar berlangsung. Sedangkan observasi

nonsistematis adalah observasi yang dilakukan oleh peneliti tanpa menggunakan

instrumenpenelitian. Peneliti menggunakan observasi sistematis yang menggunakan

pedoman berupaformat observasi terdiri dari nomer urut, subyek, aspek yang

diobservasi. Aspek yangdiobservasi antara lain aktivitas siswa, kinerja siswa dalam

menggambar animasi, kepuasansiswa pada model pembelajaran. Hasil pengamatan

yang dicatat adalah aktivitas siswa selama pembelajaran, dan kinerjasiswa dalam

menggambar animasi, dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaranyang diisi

guru pamong. Pada lembar observasi menggunakan skala 4 yaitu 1 (tidak baik),2

(Cukup Baik), 3 (Baik), 4 (Sangat Baik). Ketentuan mengenai objek

pengamatantermasuk kategori sangat baik, baik, cukup baik, dan kurang baik dapat

dilihat padalampiran.b. Metode Tes Tes yang digunakan pada PTK ini adalah tes

praktek dengan penilaian produk dari hasilgambar animasi siswa.