4
RisaJah Seminar 11~~iah Penelilian daD Pengembangan Aplikasi fsolop daD RadiaSJ; 2004 FERMENT ASI JERAMI PADI VARlET AS A TOMITA 4 SECARA BASAH DENGAN MENGGUNAKAN INOKULUM CAMPURAN ISOLAT BAKTERI ANAEROB FAKULTATIF RUMEN KERBAU W.T. Sasongko dan Irawan Sugoro --- Puslitbang Teknologi Isotop dan Radiasi -BATAN, Jakarta ABSTRAK FERMENTASI JERAMI PAm VARIETAS ATOMITA 4 SECARA BASAD DENGAN MENGGUNAKAN INOKULUM CAMPURAN ISOLAT BAKTERI ANAEROB FAKULTATIF RUMEN KERBAU. Kualitas jerami padi sebagai pakan ternak dapat ditingkatkan dengan cara fermentasi dengan menambahkan inokulum campuran isolat bakteri anaerob fakultatif rumen kerbau. Jerami padi yang digunakan adalah varietas atomita 4. Perlakuan terdiri daTi 4 macam clan 1 kontrol, yaitu A uerami padi, molase 5 %, urea 5 %, clan bibit 10 %), B uerami padi, molase 5 %, clan urea 5 %), C uerami padi, molase 5 % clan bibit 10 %), D uerami padi clan molase 5%), clan K uerami padi) lama inkubasi adalah 21 hari. Parameter yang diukur adalah kecernaan bahan kering, in vitro produksi gas, amalia, VFA clan pH. Produksi gas, clara cerna bahan kering, clanclara cerna organik tertinggi terjadi pacta perlakuan A yaitu 17.48 ml/200 mg, 57.78%, clan 52.39 %. Sedangkan kadar amonia tertinggi terjadi pacta perlakuan D, sebesar 32.99 mg/l00 ml clan kadar VFA tertinggi terjadi pacta perlakuan C, sebesar 12.36 mmol/l00 mI. Kadar amonia clan VFA perlakuan A tidak berbeda nyata dengan perlakuan D clan C (P >0.05). Berdasarkan basil tersebut maka perlakuan A adalah yang terbaik clan memiliki potensi untuk dikembangkan. ABSTRACT FERMENTATION OF RICE STRAW USES MIX INOCULUM OF ANAEROBE FACULTATIVE BACTERIA ISOLATE FROM BUFFALO RUMEN. Rice straw quality could be increased as feed by fermentation which has been mixed with bacteria inoculum from buffalo rumen. This experiment used rice straw from atomita 4, four treatments and one control, i.e.. A (rice straw, molasses 5 %, urea 5 %, and inoculum 10 %), B (rice straw, molasses 5 %, and urea 5 %), C (rice straw, molasses 5 %, and inoculum 10 %), D (rice straw and molasses 5 %), and K (control) have been used in this experiment. The parameters were digestibility of dry matter and organic matter, VF A, ammonia and in vitro gas production. The result, showed that the highest gas production, dry matter and organic matter digestibility occurred on A i.e. 17.48 ml/200 mg, 57.78%, and 52.39 %. The highest ammonia occurred on D (32.99 mg/100 ml! and the highest VFA occurred on C (12.36 mmol/100 mil. The concentration of ammonia and VFA of A significant to treatment of D and C). It may be concluded that the A treatment is the best and have potency to be develop. PENDAHULUAN Jerami padi merupakan salah satu limbah pertanian yang terdapat dalam jumlah melimpah clan mudah diperoleh untuk dimanfaatkan sebagai makanan ternak. Potensi limbah pertanian sebagai bahan pakan berserat sangatlah tinggi. Oi Jawa Barat dengan luas panen padi lebih daTi 1 juta hektar mampu menghasilkan jerami lebih daTi 5 juta ton yang seharusnya mampu mendukung kebutuhan pakan berserat untuk 2,5 juta ekor sapi sepanjang tahun (1). Sekitar 36-62%, jerami padi di Indonesia dibakar atau dikembalikan ke tanah sebagai kompos clan untuk pakan ternak berkisar 31 -39 %, sedangkan sisanya 7 -16 % digunakan untuk keperluan industri. (2). Jerami padi belum dimanfaatkan secara optimal. karena mempunyai nilai hayati rendah yang berkaitan dengan kandungan serat kasar yang tinggi clan kandungan nitrogen, kalsium clan fosfor rendah. Daya cerna yang rendah pada jerami padi,karena jaringan tanaman ini sudah mengalami lignifikasi, terjadi lignoselulosa clan lignohemiselulosa clan tingginya kandungan silika yang sulit dicerna ternak. (3) PI~ningkatan kualitas jerami dapat dilakukan melalui proses pembuatan silase, yaitu proses fermentasi jerami padi dengan memanfaatkan mikroba yang dapat meningkatkan daya cerna. Mikroba yang

FERMENT ASI JERAMI P ADI VARlET AS A TOMITA 4 SECARA …

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: FERMENT ASI JERAMI P ADI VARlET AS A TOMITA 4 SECARA …

RisaJah Seminar 11~~iah Penelilian daD Pengembangan Aplikasi fsolop daD RadiaSJ; 2004

FERMENT ASI JERAMI P ADI VARlET AS A TOMITA 4 SECARABASAH DENGAN MENGGUNAKAN INOKULUM CAMPURANISOLAT BAKTERI ANAEROB FAKULTATIF RUMEN KERBAU

W. T. Sasongko dan Irawan Sugoro---

Puslitbang Teknologi Isotop dan Radiasi -BATAN, Jakarta

ABSTRAK

FERMENTASI JERAMI PAm VARIETAS ATOMITA 4 SECARA BASAD DENGANMENGGUNAKAN INOKULUM CAMPURAN ISOLAT BAKTERI ANAEROBFAKULTATIF RUMEN KERBAU. Kualitas jerami padi sebagai pakan ternak dapatditingkatkan dengan cara fermentasi dengan menambahkan inokulum campuran isolat bakterianaerob fakultatif rumen kerbau. Jerami padi yang digunakan adalah varietas atomita 4.Perlakuan terdiri daTi 4 macam clan 1 kontrol, yaitu A uerami padi, molase 5 %, urea 5 %, clanbibit 10 %), B uerami padi, molase 5 %, clan urea 5 %), C uerami padi, molase 5 % clan bibit 10%), D uerami padi clan molase 5%), clan K uerami padi) lama inkubasi adalah 21 hari. Parameteryang diukur adalah kecernaan bahan kering, in vitro produksi gas, amalia, VFA clan pH.Produksi gas, clara cerna bahan kering, clan clara cerna organik tertinggi terjadi pacta perlakuan Ayaitu 17.48 ml/200 mg, 57.78%, clan 52.39 %. Sedangkan kadar amonia tertinggi terjadi pactaperlakuan D, sebesar 32.99 mg/l00 ml clan kadar VFA tertinggi terjadi pacta perlakuan C, sebesar12.36 mmol/l00 mI. Kadar amonia clan VFA perlakuan A tidak berbeda nyata dengan perlakuanD clan C (P >0.05). Berdasarkan basil tersebut maka perlakuan A adalah yang terbaik clanmemiliki potensi untuk dikembangkan.

ABSTRACT

FERMENTATION OF RICE STRAW USES MIX INOCULUM OF ANAEROBEFACULTATIVE BACTERIA ISOLATE FROM BUFFALO RUMEN. Rice straw quality couldbe increased as feed by fermentation which has been mixed with bacteria inoculum from buffalorumen. This experiment used rice straw from atomita 4, four treatments and one control, i.e.. A(rice straw, molasses 5 %, urea 5 %, and inoculum 10 %), B (rice straw, molasses 5 %, and urea 5%), C (rice straw, molasses 5 %, and inoculum 10 %), D (rice straw and molasses 5 %), and K(control) have been used in this experiment. The parameters were digestibility of dry matter andorganic matter, VF A, ammonia and in vitro gas production. The result, showed that the highestgas production, dry matter and organic matter digestibility occurred on A i.e. 17.48 ml/200 mg,57.78%, and 52.39 %. The highest ammonia occurred on D (32.99 mg/100 ml! and the highestVFA occurred on C (12.36 mmol/100 mil. The concentration of ammonia and VFA of A significantto treatment of D and C). It may be concluded that the A treatment is the best and have potencyto be develop.

PENDAHULUAN

Jerami padi merupakan salah satu limbahpertanian yang terdapat dalam jumlah melimpahclan mudah diperoleh untuk dimanfaatkansebagai makanan ternak. Potensi limbahpertanian sebagai bahan pakan berserat sangatlahtinggi. Oi Jawa Barat dengan luas panen padilebih daTi 1 juta hektar mampu menghasilkanjerami lebih daTi 5 juta ton yang seharusnyamampu mendukung kebutuhan pakan berseratuntuk 2,5 juta ekor sapi sepanjang tahun (1).Sekitar 36-62%, jerami padi di Indonesia dibakaratau dikembalikan ke tanah sebagai kompos clanuntuk pakan ternak berkisar 31 -39 %, sedangkan

sisanya 7 -16 % digunakan untuk keperluanindustri. (2).

Jerami padi belum dimanfaatkan secaraoptimal. karena mempunyai nilai hayati rendahyang berkaitan dengan kandungan serat kasaryang tinggi clan kandungan nitrogen, kalsium clanfosfor rendah. Daya cerna yang rendah padajerami padi,karena jaringan tanaman ini sudahmengalami lignifikasi, terjadi lignoselulosa clanlignohemiselulosa clan tingginya kandungan silikayang sulit dicerna ternak. (3)

PI~ningkatan kualitas jerami dapatdilakukan melalui proses pembuatan silase, yaituproses fermentasi jerami padi denganmemanfaatkan mikroba yang dapatmeningkatkan daya cerna. Mikroba yang

Page 2: FERMENT ASI JERAMI P ADI VARlET AS A TOMITA 4 SECARA …

Risalah Seminar Ilmiah Peneli/ian daD Pengembangan Aplilrasi Iso/OF daD Radiasi, 2004

Tabel 1. Variasi perlakuan

Bahan

Jerami padiMolaseUreaBibit

A

~5%5%10 %

K400 g

10 %

Keterangan: A. LengkapB. Tanpa bibitC. Tanpa urea

Parameter. Parameter yang diukur adalah pH,amonia dengan metode titrasi, VFA denganmetode destilasi clan titrasi, daya cerna bahankering clan bahan organik, serat kasar, clan invitro produksi gas 'Hohenheim'.(5)

digunakan adalah bakteri yang bisa diperolehdari sumber potensial seperti rumen (41. Isolatyang digunakan sebagai inokulum untukperlakuan silage adalah kultur campuran karenajerami padi merupakan suatu bahan yangkompleks sehingga memerlukan jalurmetabolisme yang cukup panjang untuk dapatdimanfaatkan atau memerlukan banyak bakteridengan hubungan yang sinergis sehingga jeramipadi dapat mengurangi serat kasar clanmeningkatkan kadar N. Sumber karbonsederhana yang digunakan adalah molase yangberperan sebagai ko-substrat clan sumber N yangdigunakan adalah urea. Jerami padi yangdigunakan adalah padi varietas Atomita.Diharapkan dari percobaan ini diperoleh formulaterbaik dari komposisi pembuatan silage jeramipadi tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk melihatpengaruh pemberian inokulum sebagai starter Ivariasi konsentrasi urea sebagai sumber N clanmolase sebagai ko-substrat serta waktu

pemanenan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Komposisi nutrisi suplemen pakan yangdigunakan dalam penelitian ini dapat dilihat padaTabel 2. Protein kasar tertinggi clan kadar seratterendah terdapat pada perlakuan A, yaitu 19.36% clan 57.12 %. Perlakuan dengan penambahanbibit mempercepat penurunan serat kasar clanmeningkatkan kadar protein hila dibandingkantanpa penambahan bibit. Kadar protein yangsemakin tinggi karena bertambahnya jumlahmikroba.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini dilakukan di Lab. Nutrisi danReproduksi Ternak P3TIR Batan denganmenggunakan jerami padi varietas Atomita 4.

Pembuatan inokulum atau bibit. Isolatbakteri yang digunakan terdiri daTi 6 isolat basilisolasi daTi rumen kerbau secara bertahap.Inokulum dibuat dengan cara menumbuhkanmasing-masing isolat bakteri ke kultur NA + (NAdan rumput 1 % b/v! lalu dimasukkan ke dalammedium RU1 (serbuk rumput lapangan 3 % b/vdan urea 0,01 % b/v) dan diinkubasi selama 3 haripada suhu kamar dan agitasi 120 rpm. Sebanyak10 % v/v (106 sel/ml) kultur daTi RU1dimasukkan ke dalam medium RU2 (serbukrumput lapangan 5 % b/v dan urea 0,01% b/v!dengan perbandingan masing-masing bakteri 1 : 1dan diinkubasi selama 3 hari pada suhu kamardan agitasi 120 rpm. Setelah itu bibit dapatdigunakan untuk pembuatan silase atau disimpandalam lemari es pada suhu 4°C.

Tabel 2. Komposisi kimia jerami fermentasi setelahinkubasi 21 han.

-Komposisi (%)Perlakuan Bakan Kering Bahan Protein Serat Kasar

-organik Kasar (%)A 28.06:t1.56 71.14:t4.55 19.36:t1.24 57.12:t4.83B 28.04:t 1.88 71.32:t 4.28 19.15:t 0.98 61.37:t 3.84C 29.71 :t 2.02 70.28:t 5.24 19.12:t 1.18 59.77:t 4.22D 28.64:t 1.98 71.56:t 5.67 18.82:t 1.54 61.70:t 5.21K 31.04:t2.2 78.12:t6.2 15.55:t1.06 63.32:t3.65Ko 30.25:t2.14 78.37:t5.95 13.25:t1.2263.47:t4.66

Perlakuan A memiliki serat kasar terendahdibandingkan perlakuan lainnya, karena bibityang diberikan mempercepat proses penguraianserat. Penambahan molase clan urea padaperlakuan A akan semakin meningkatkan jumlahmikroba dalam silage. Pada perlakuan lain,penurunan serat lebih kecil karena komposisisilage yang tidak lengkap. Demikian pula halnyadengan bahan kering clan organik perlakuan Ayang lebih rendah dibandingkan denganperlakuan lainnya. Molase berperan sebagaisumber karbon sederhana yang akan langsungdigunakan mikroba untuk pertumbuhannya clanurea berperan sumber N.

Pembuatan silase jerami padi. Jerami padiyang telah dijemur hingga kadar air 60%dipotong-potong dengan panjang :t 5 cm. Setelahitu jerami diberi perlakuan (Tabel 1.1 daD diadukdengan homogen lalu dimasukkan ke dalamkantung plastik daD diberi gas CO2 selama 5menit lalu diikat dengan 2 kali pengulanganuntuk masing-masing perlakuan.

Page 3: FERMENT ASI JERAMI P ADI VARlET AS A TOMITA 4 SECARA …

Risalah Seminar IJ/J7iah Peneli/ian daD Pengembangan Aplikasi lsolop daD Radiasi, 2004

Tabe13 Data pH Amonia, clara cerna Bahan kering clan bahan organik, net gas, sintesismikrobia rumen, clan efisiensi sintesis mikrobia.

Parameter Perlakuan

A B c D KO K21

pH cairan Rumen 7.01 7.02

30.2gb

7.1 7.08 7.05

30.29b

9.33b

36.53d

7.07

31.30bAmonia (mg/lOO ml) 32.658 24.24" 32.99-

9.4Sb

49.32b

VFA (mmoI/1OO mIl 11.648 11.99" 12.36" 8.73C

38.30dDaya Cerna (%) bahan Kering 57.78" 42.89C 40.36C

47.71b

14.42b

Daya Cerna (%) bahan organik 52.398 44.64C 46.6gb 43.79C

6.9Sd

45.22C

7.6?Net Produksi gas (ml)/ZOO mg 17.488 11.93C 16.018

Uji keseragaman dengan uji Duncan daD superskrip yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata (P>O.O5)

UCAPAN TERIMAKASIHPenulis mengucapkan terimakasih

kepaada seluruh stat daD Bpk. TottiTjiptosumirat M.Rur.Sc. sebagai KepalaKelompok Nutrisi daD Reproduksi Temak P3TIRBATAN daD Bpk Suharyono, M.Rur.Sc. yangtelah membantu terlaksananya penelitian ini.

DAFrAR PUSTAKA

Hasil analisis in vitro produksi gasmenunjukkan bahwa perlakuan A menghasilkannet produksi gas tertinggi dengan jumlah 17.48ml/200 mg clan berbeda nyata dibandingkandengan perlakuan B, C clan Kontrol. Hal inidisebabkan karena pada perlakuan A mendapatperlakuan yang lebih lengkap yaitu denganpenambahan molase, urea clan bibit. Selain itu,mikroba yang terkandung dalam silagemempercepat proses penguraian silage itu sendirisaat dilakukan uji produksi gas.

Kadar amonia tertinggi terjadi padaperlakuan D sebesar 32.99 mg/100 ml clan tidakberbeda nyata dengan perlakuan A, sedangkankadar VFA tertinggi terjadi perlakuan C, sebesar12.36 mmol/100 ml clan tidak berbeda nyatadengan perlakuan A. Daya cerna cairan rumenterhadap bahan kering clan bahan organiktertinggi terjadi pada perlakuan A sebesar 57.78% clan 52.39 % clan berbeda nyata dibandingkan

perlakuan lainnya.pH cairan rumen berkisar pada pH normal

untuk pertumbuhan mikrobia, dengan pH awaladalah 7.2 clan setelah perlakuan pH rumenberkisar 7.01 -7.10. pH cairan rumentergantung jenis pakan yang diberikan (6). Pakandengan kandungan karbohidrat terlarut tinggiakan menyebabkan penurunan pH cairan rumen.

KESIMPULAN

Berdasarkan basil penelitian ini, perlakuanyang terbaik adalah A (Uerami padi, molase 5 %,urea 5 %, dan bibit 10 %) dengan net produksigas 17.48 ml/200 mg, kadar amonia 32.65mg/l00 ml, kadar VFA 11.64 mmol/l00 ml, dayacerna terhadap bahan kering 57.78 %, dan bahanorganik 52.39 %.

1. ANONIMUS.. Profil Pertanian dalam Angka.Departemen Pertanian Jakarta. (1999!

2. RUKMANTORO, S. dkk,. Pengolahan JeramiPadi dalam Buku Petunjuk TeknologiSapi Perah di Indonesia. DirjenPeternakan, Dinas Propinsi Jawa barat,dan JICA. (2002)

3. VAN HOUTERT, M. Some Aspect of RiceStraw as Ruminant Feed in Asia. Agri.College, Devender, netherland. (1981!

4. SUGORO,I., KURNIAWATI, A.,FIRSONIDAN HUMAN, S. Fermentasi Sorghumdengan Menggunakan InokulumCampuran Isolat Bakteri AnaerobFakultatif Rumen Kerbau dalam JurnalApisora 2003 P3TIR Batan (dalam

Prosesl. (2003!5. MENKE, H. AND STEINGASS, A. Estimation

of The Energetic Feed Value Obtainedfrom Chemical Analysis and In Vitro GasProduction Using Rumen Fluid.Anim.Res.Dev., 28 : 7 -55. (19881

6. ORSKOV, E.R. AND RYLE.M. EnergyNutrition in Ruminants. Elsevier Sci.PUGI. Ltd. London. (19901

Page 4: FERMENT ASI JERAMI P ADI VARlET AS A TOMITA 4 SECARA …

Risalah Seminar I/miah Peoeli/ian daD Peogembangan Aplikasi ls%p daD Radias~ 2004

DISKUSI

MaCH. ISMACHIN ACHMAD NASROH KUSW AD!

Fermentasai jerami penambahan ureasudah pernah dianjurkan di Indonesia, penelitianini akan mengarah kemana ?

Ternak bersaing dengan jamur merangdalam penggunaaan jerami, bagaimanakemungkinan kalau ternak menggunakan jeramiyang telah difermentasi oleh jamur merang.Apakah tidak perlu nilai nutrisi jerami sisajamur.

W.T. SASONGKO

Penambahan bibit (mikroba) akanmempercepat proses silage clan meningkatkankualitas silage, dibandingkan hanya denganmenambah urea. Penggunaan isolat bakterirumen adalah terobosannya untuk teknologipeningkatan kualitas pakan.

W.T. SASONGKO

Sebenarnya ternak bisa menggunakan sisafermentasi jamur I tetapi aspek nutrisi basilfermentasi daTi jamur clan bakteri itu berbeda.Penggunaan bakteri rumen lebih amandibandingkan jamur, karena bakteri rumen dapatteradaptasi lebih cepat dalam rumen, sedangkanjamur bias menimbulkan gangguan ekosistemrumen.