22
FATALISTIK MASYARAKAT INDONESIA TENTANG MITOS KEBENARAN ADANYA NYI RORO KIDUL Dosen Pengampu : Dr Mohammad Gamal Rindarjono M.Si Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas di mata kuliah Studi Masyarakat Indonesia Heldy Lieswan K. K5412034 PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Fatalistik Masyarakat Indonesia Tentang Mito1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Geografi budaya

Citation preview

Page 1: Fatalistik Masyarakat Indonesia Tentang Mito1

FATALISTIK MASYARAKAT INDONESIA

TENTANG MITOS

KEBENARAN ADANYA NYI RORO KIDUL

Dosen Pengampu : Dr Mohammad Gamal Rindarjono M.Si

Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas di mata kuliah Studi Masyarakat

Indonesia

Heldy Lieswan K.

K5412034

PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

Page 2: Fatalistik Masyarakat Indonesia Tentang Mito1

PENDAHULUAN

Fatalisme Berasal dari bahasa Latin “Fatalis” yang berarti sesuatu yang berkaitan atau bertautan dengan nasib atau takdir (Fatum = Nasib, takdir). Fatalisme dari kata dasar fatal, adalah sebuah sikap seseorang dalam menghadapi permasalahan atau hidup. Apabila paham seseorang dianggap sangat putus asa dalam segala hal, maka inilah disebut fatalisme. Dalam paham fatalisme, seseorang sudah dikuasai oleh nasib dan tidak bisa merubahnya. Kata sifat daripada fatalisme adalah fatalistis.fatalisme sangat berbahaya bagi perkembangan suatu bangsa. Karena bangsa yang berpaham fatalistik tidak akan berusaha maju menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Doktrin bahwa segala sesuatu terjadi menurut nasib yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Doktrin ini bersifat prafilosofis. Keyakinan bahwa segala sesuatu pasti terjadi menurut caranya sendiri tanpa memperdulikan usaha kita untuk menghindari atau mencegahnya. Semua usaha kita untuk merubah nasib pasti gagal.  Apa yang terjadi, pasti terjadi,  "que sera sera". Individu merupakan produk kekuatan-kekuatan predeterministis yang bekerja pada alam semesta. Individu sama sekali tidak dapat mengatur tingkah laku dan nasibnya, atau nasib sejarah. Tak seorang pun dapat berbuat lain selain menerima apa adanya

dan bertindak sebagaimana ditentukan. Peristiwa-peristiwa tertentu akan terjadi dalam kehidupan pada saat tertentu dan di tempat yang sebagaimana ditentukan. Dapat dikatakan, bahwa nasib seseorang telah ditetapkan dsan tidak berpautan dan pilihan-pilihan dan tindakan-tindakannya. Hari esok berada diluar kekuasaannya (today is today and tomorrow is another day).Seorang Fatalis berpikir, bahwa ia tidak dapat melakukan sesuatu pada hari esok. Apa yang akan terjadi pada hari esok, minggu depan, tahun depan atau sebentar lagi, tidak ada kaitannya dengan dia. Oleh karena itu, buat apa dan tidak ada gunanya untuk memikirkan apa yang akan dilakukan.

Masyarakat indonesia adalah mayarakat yang memiliki budaya turun-menurun dari nenek moyang mereka yang sangat kuat. Terbukti sampai sekarang masih banyak dijumpai upacara-upacara ataupun ritual adat budaya yang sama

Page 3: Fatalistik Masyarakat Indonesia Tentang Mito1

dilakukan pada jaman nenek moyang mereka. Selain ritual ataupun upacara adat yang masih mereka pegang teguah ialah kepercayaan-kepercayaan yang sangat terkait erat dengan hal-hal mistis yang ada disekitar kehidupan mereka. Kepercayaan itu salah satu contohnya ialah keberadaan ratu pantai selatan atau yang lebih familiar orang-orang menyebutnya nyi roro kidul. Masyarakat jawa khususnya daerah bagian selatan jawa sangat mempercayai keberadaan nyi roro kidul. Masyarakat percaya bahwa nyi roro kidul adalah penguasa laut selatan. Ia menguasai laut selatan dari wilayah barat laut selatan mulai dari Pantai Selatan Pelabuhan Ratu (Jawa Barat), Mancingan dan Parang Tritis (Yogyakarta) dan Pacitan dan Ngeliyep (Jawa Timur). Karena kepercayan yang sudah ada sejak dulu masyarakat hingga sekarang percaya begitu saja tentang keberadaan nyi roro kidul menguasai pantai selatan. Masayarakat juga takut karena bahwasanya ada mitos yang menyatakan nyi roro kidul sering meminta tumbal ke orang-orang yang berkunjung di pantai selatanm khususnya yang dipercaya sebagai salah satu tempat masuknya ke dalam kerajaan nyi roro kidul yaitu pantai parang tritis. Karena sifatnya yang sudah turun-temurun dan mengakar pada budaya, masyarakat cenderung bersifat fatalis yang hanya menerima hal tersebut tanpa ada usaha membuktikan hal tersebut benar adanya atau hanya isapan jempol belaka. Hal ini lah yang akan kita bahas dalam pembahasan agar kita dapat menganalisi ada atau tidak keberadaan nyi roro kidul.

PEMBAHASAN

Nyi Roro Kidul memang sudah tidak diragukan lagi ketenarannya. Salah satu legenda Indonesia ini bisa membuat kita merinding saat berkunjung ke Pantai Selatan atau melihat lukisan yang menggambarkan Sang Ratu sedang menunggang kereta kuda di gulungan ombak. Sangat mistis, Ternyata legenda ini tidak hanya sekadar mitos. Melainkan seorang peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), DR. Eko Yulianto menghubungkan kejadian tsunami dengan legenda Nyi Roro Kidul. Hal ini bahkan sudah pernah dibahas saat kongres paranormal di Paris pada tahun 1980-an. Kawasan Pantai Selatan yang ‘dikuasai’ oleh Nyi Roro Kidul berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia uang merupakan zona subduksi (tabrakan) lempeng bumi. Para raja Yogyakarta dan Solo,selalu melakukan adat labuhan setahun sekali di bulan Sura. Para raja mengirim sesaji ke Laut Selaran sebagai persembahan bagi Nyi Roro Kidul. Tarian Bedaya Lambangsari dan Bedaya Semang di Keraton Yogyakarta, dan Bedaya Ketawang di Keraton Surakarta digelar untuk menghormati Nyi Roro Kidul setahun sekali. Sembilan orang penari mengenakan pakaian tradisional pengantin Jawa. Konon katanya penari kesepuluh adalah Nyi Koro Kidul yang datang untuk menikahi sang Raja.

Page 4: Fatalistik Masyarakat Indonesia Tentang Mito1

Cerita menurut buku cerita rakyat dari yogyakarta

Terdapat beberapa versi cerita yang berkaitan dengan nyi roro kidul. Versi pertama diambil dari buku Cerita Rakyat dari Yogyakarta. hiduplah seorang putri cantik bernama Kadita. Karena kecantikannya, ia pun dipanggil Dewi Srengenge yang berarti matahari yang indah. Dewi Srengenge adalah anak dari Raja Munding Wangi. Meskipun sang raja mempunyai seorang putri yang cantik, ia selalu bersedih karena sebenarnya ia selalu berharap mempunyai anak laki-laki. Raja pun kemudian menikah dengan Dewi Mutiara, dan mendapatkan putra dari perkimpoian tersebut. Maka, bahagialah sang raja.

Dewi Mutiara ingin agar kelak putranya itu menjadi raja, dan ia pun berusaha agar keinginannya itu terwujud. Kemudian Dewi Mutiara datang menghadap raja, dan meminta agar sang raja menyuruh putrinya pergi dari istana. Sudah tentu raja menolak. “Sangat menggelikan. Saya tidak akan membiarkan siapapun yang ingin bertindak kasar pada putriku”, kata Raja Munding Wangi. Mendengar jawaban itu, Dewi Mutiara pun tersenyum dan berkata manis sampai raja tidak marah lagi kepadanya. Tapi walaupun demikian, dia tetap berniat mewujudkan keinginannya itu. Pada pagi harinya, sebelum matahari terbit, Dewi Mutiara mengutus pembantunya untuk memanggil seorang dukun. Dia ingin sang dukun mengutuk Kadita, anak tirinya. “Aku ingin tubuhnya yang cantik penuh dengan kudis dan gatal-gatal. Bila engkau berhasil, maka aku akan memberikan suatu imbalan yang tak pernah kau bayangkan sebelumnya.” Sang dukun menuruti perintah sang ratu. Pada malam harinya, tubuh Kadita telah dipenuhi dengan kudis dan gatal-gatal. Ketika dia terbangun, dia menyadari tubuhnya berbau busuk dan dipenuhi dengan bisul. Puteri yang cantik itu pun menangis dan tak tahu harus berbuat apa.

Ketika Raja mendengar kabar itu, beliau menjadi sangat sedih dan mengundang banyak tabib untuk menyembuhkan penyakit putrinya. Beliau sadar bahwa penyakit putrinya itu tidak wajar, seseorang pasti telah mengutuk atau mengguna-gunainya. Masalah pun menjadi semakin rumit ketika Ratu Dewi Mutiara memaksanya untuk mengusir puterinya. “Puterimu akan mendatangkan kesialan bagi seluruh negeri,” kata Dewi Mutiara. Karena Raja tidak menginginkan puterinya menjadi gunjingan di seluruh negeri, akhirnya beliau terpaksa menyetujui usul Ratu Mutiara untuk mengirim putrinya ke luar dari negeri itu.

Puteri yang malang itu pun pergi sendirian, tanpa tahu kemana harus pergi. Dia hampir tidak dapat menangis lagi. Dia memang memiliki hati yang mulia. Dia

Page 5: Fatalistik Masyarakat Indonesia Tentang Mito1

tidak menyimpan dendam kepada ibu tirinya, malahan ia selalu meminta agar Tuhan mendampinginya dalam menanggung penderitaan.

Hampir tujuh hari dan tujuh malam dia berjalan sampai akhirnya tiba di Samudera Selatan. Dia memandang samudera itu. Airnya bersih dan jernih, tidak seperti samudera lainnya yang airnya biru atau hijau. Dia melompat ke dalam air dan berenang. Tiba-tiba, ketika air Samudera Selatan itu menyentuh kulitnya, mukjizat terjadi. Bisulnya lenyap dan tak ada tanda-tanda bahwa dia pernah kudisan atau gatal-gatal. Malahan, dia menjadi lebih cantik daripada sebelumnya. Bukan hanya itu, kini dia memiliki kuasa untuk memerintah seisi Samudera Selatan. Kini ia menjadi seorang peri yang disebut Nyi Roro Kidul atau Ratu Pantai Samudera Selatan yang hidup selamanya.

Cerita menurut versi babad tanah jawi

Versi yang kedua adalah bersumber dari cerita babad tanah jawi. Tersebut dalam Babad Tanah Jawi (abad ke-19), seorang pangeran dari Kerajaan Pajajaran, Joko Suruh, bertemu dengan seorang pertapa yang memerintahkan agar dia menemukan Kerajaan Majapahit di Jawa Timur. Karena sang pertapa adalah seorang wanita muda yang cantik, Joko Suruh pun jatuh cinta kepadanya. Tapi sang pertapa yang ternyata merupakan bibi dari Joko Suruh, bernama Ratna Suwida, menolak cintanya. Ketika muda, Ratna Suwida mengasingkan diri untuk bertapa di sebuah bukit. Kemudian ia pergi ke pantai selatan Jawa dan menjadi penguasa spiritual di sana. Ia berkata kepada pangeran, jika keturunan pangeran menjadi penguasa di kerajaan yang terletak di dekat Gunung Merapi, ia akan menikahi seluruh penguasa secara bergantian.

Generasi selanjutnya, Panembahan Senopati, pendiri Kerajaan Mataram Ke-2, mengasingkan diri ke Pantai Selatan, untuk mengumpulkan seluruh energinya, dalam upaya mempersiapkan kampanye militer melawan kerajaan utara. Meditasinya menarik perhatian Kanjeng Ratu Kidul dan dia berjanji untuk membantunya. Selama tiga hari dan tiga malam dia mempelajari rahasia perang dan pemerintahan, dan intrik-intrik cinta di istana bawah airnya, hingga akhirnya

muncul dari Laut Parangkusumo, kini Yogyakarta Selatan. Sejak saat itu, Ratu Kidul dilaporkan berhubungan erat dengan keturunan Senopati yang berkuasa,

Page 6: Fatalistik Masyarakat Indonesia Tentang Mito1

dan sesajian dipersembahkan untuknya di tempat ini setiap tahun melalui perwakilan istana Solo dan Yogyakarta.

Y. Argo Twikromo dalam bukunya berjudul Ratu Kidul menyebutkan bahwa masyarakat adalah sebuah komunitas tradisi yang mementingkan keharmonisan, keselarasan dan keseimbangan hidup. Karena hidup ini tidak terlepas dari lingkungan alam sekitar, maka memfungsikan dan memaknai lingkungan alam sangat penting dilakukan. Sebagai sebuah hubungan komunikasi timbal balik dengan lingkungan yang menurut masyarakat Jawa mempunyai kekuatan yang lebih kuat, masih menurut Twikromo, maka penggunaan simbol pun sering diaktualisasikan. Jika dihubungkan dengan makhluk halus, maka Javanisme mengenal penguasa makhluk halus seperti penguasa Gunung Merapi, penguasa Gunung Lawu, Kayangan nDelpin, dan Laut Selatan. Penguasa Laut Selatan inilah yang oleh orang Jawa disebut Kanjeng Ratu Kidul. Keempat penguasa tersebut mengitari Kesultanan Yogyakarta. Dan untuk mencapai keharmonisan, keselarasan dan keseimbangan dalam masyarakat, maka raja harus mengadakan komunikasi dengan “makhluk-makhluk halus” tersebut.

Menurut Twikromo, bagi raja Jawa berkomunikasi dengan Ratu Kidul adalah sebagai salah satu kekuatan batin dalam mengelola negara. Sebagai kekuatan datan kasat mata (tak terlihat oleh mata), Kanjeng Ratu Kidul harus dimintai restu dalam kegiatan sehari-hari untuk mendapatkan keselamatan dan ketenteraman. Kepercayaan terhadap Ratu Kidul ini diaktualisasikan dengan baik. Pada kegiatan labuhan misalnya, sebuah upacara tradisional keraton yang dilaksanakan di tepi laut di selatan Yogyakarta, yang diadakan tiap ulang tahun Sri Sultan Hamengkubuwono, menurut perhitungan tahun Saka (tahun Jawa). Upacara ini bertujuan untuk kesejahteraan sultan dan masyarakat Yogyakarta.

Kepercayaan terhadap Kanjeng Ratu Kidul juga diwujudkan lewat tari Bedaya Lambangsari dan Bedaya Semang yang diselenggarakan untuk menghormati serta memperingati Sang Ratu. Bukti lainnya adalah dengan

Page 7: Fatalistik Masyarakat Indonesia Tentang Mito1

didirikannya sebuah bangunan di Komplek Taman Sari (Istana di Bawah Air), sekitar 1 km sebelah barat Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, yang dinamakan Sumur Gumuling. Tempat ini diyakini sebagai tempat pertemuan sultan dengan Ratu Pantai Selatan, Kanjeng Ratu Kidul. Penghayatan mitos Kanjeng Ratu Kidul tersebut tidak hanya diyakini dan dilaksanakan oleh pihak keraton saja, tapi juga oleh masyarakat pada umumnya di wilayah kesultanan. Salah satu buktinya adalah adanya kepercayaan bahwa jika orang hilang di Pantai Parangtritis, maka orang tersebut hilang karena “diambil” oleh sang Ratu.

Selain Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, mitos Kanjeng Ratu Kidul juga diyakini oleh saudara mereka, Keraton Surakarta Hadiningrat. Dalam Babad Tanah Jawi memang disebutkan bahwa Kanjeng Ratu Kidul pernah berjanji kepada Panembahan Senopati, penguasa pertama Kerajaan Mataram, untuk menjaga Kerajaan Mataram, para sultan, keluarga kerajaan, dan masyarakat dari malapetaka. Dan karena kedua keraton (Yogyakarta dan Surakarta) memiliki leluhur yang sama (Kerajaan Mataram), maka seperti halnya Keraton Yogyakarta, Keraton Surakarta juga melaksanakan berbagai bentuk penghayatan mereka kepada Kanjeng Ratu Kidul. Salah satunya adalah pementasan tari yang paling sakral di keraton, Bedoyo Ketawang, yang diselenggarakan setahun sekali pada saat peringatan hari penobatan para raja. Sembilan orang penari yang mengenakan pakaian tradisional pengantin Jawa mengundang Ratu Kidul untuk datang dan menikahi susuhunan, dan kabarnya sang Ratu kemudian secara gaib muncul dalam wujud penari kesepuluh yang nampak berkilauan.

Cerita menurut versi masyarakat sunda

Selain masyarakat jawa tengah yang memiliki kepercayaan tentang nyi roro kidul, masyarkat sunda atau jawa barat juga mempercayai tentang adanya nyi roro kidul. Berbeda dengan versi cerita di jawa tengah. Masyarakat Sunda mengenal legenda mengenai penguasa spiritual kawasan Laut Selatan Jawa Barat yang berwujud perempuan cantik. Tokoh ini disebut Nyi Rara Kidul. Pada perkembangannya masyarakat cenderung menyamakan Nyi Rara Kidul dengan Kanjeng Ratu Kidul, meskipun dalam kepercayaan Jawa, Nyi Rara Kidul adalah bawahan setia Kanjeng Ratu Kidul. Berikut adalah kisahnya.

Di masa lalu, hiduplah seorang putri cantik bernama Kadita. Dewi Kadita adalah anak dari Raja Munding Wangi, Raja Kerajaan Pajajaran. Meskipun sang raja mempunyai seorang putri yang cantik, ia selalu bersedih karena sebenarnya berharap mempunyai anak laki-laki. Raja pun kemudian menikah dengan Dewi Mutiara, dan mendapatkan putra dari perkawinan tersebut. Maka, bahagialah sang Raja.

Page 8: Fatalistik Masyarakat Indonesia Tentang Mito1

Dewi Mutiara ingin agar kelak putranya itu menjadi raja tanpa ada penantang atas takhtanya, dan ia pun berusaha untuk menyingkirkan Dewi Kadita. Kemudian Dewi Mutiara datang menghadap Raja, dan meminta agar sang Raja menyuruh putrinya pergi dari istana. Sudah tentu Raja menolak. Raja berkata bahwa ia tidak

akan membiarkan siapapun yang ingin bertindak kasar pada putrinya. Mendengar jawaban itu, Dewi Mutiara hanya tersenyum dan berkata manis sampai Raja tidak marah lagi kepadanya. Tetapi walaupun demikian, dia tetap berniat mewujudkan keinginannya itu.

Pada keesokan harinya, sebelum matahari terbit, Dewi Mutiara mengutus pembantunya untuk memanggil seorang dukun tukang tenung. Dia ingin sang dukun meneluh atau mengutuk Kadita, anak tirinya. Sang dukun menuruti perintah sang ratu. Pada malam harinya, tubuh Kadita telah dipenuhi dengan kudis dan gatal-gatal. Ketika dia terbangun, dia menyadari tubuhnya berbau busuk dan dipenuhi dengan bisul. Puteri yang cantik itu pun menangis dan tak tahu harus berbuat apa.

Ketika Raja mendengar kabar itu, beliau menjadi sangat sedih dan mengundang banyak tabib untuk menyembuhkan penyakit putrinya. Beliau sadar bahwa penyakit putrinya itu tidak wajar, seseorang pasti telah mengutuk atau mengguna-gunainya. Masalah pun menjadi semakin rumit ketika Ratu Dewi Mutiara memaksanya untuk mengusir puterinya karena dianggap akan mendatangkan kesialan bagi seluruh negeri. Karena Raja tidak menginginkan puterinya menjadi gunjingan di seluruh negeri, akhirnya beliau terpaksa menyetujui usul Ratu Mutiara untuk mengirim putrinya ke luar dari negeri itu.

Puteri yang malang itu pun pergi berkelana sendirian, tanpa tahu kemana harus pergi. Dia hampir tidak dapat menangis lagi. Dewi Kadita yang berhati yang mulia, tidak menyimpan dendam kepada ibu tirinya, malahan ia selalu meminta agar Sang Hyang Kersa mendampinginya dalam menanggung penderitaan.

Hampir tujuh hari dan tujuh malam dia berjalan sampai akhirnya tiba di Samudera Selatan. Dia memandang samudera itu. Airnya bersih dan jernih, tidak seperti samudera lainnya yang airnya biru atau hijau. Tiba-tiba ia mendengar suara gaib yang menyuruhnya terjun ke dalam Laut Selatan. Dia melompat ke dalam air dan berenang. Tiba-tiba, ketika air Samudera Selatan itu menyentuh kulitnya, mukjizat terjadi. Bisulnya lenyap dan tak ada tanda-tanda bahwa dia pernah kudisan atau gatal-gatal. Malahan, dia menjadi lebih cantik daripada

Page 9: Fatalistik Masyarakat Indonesia Tentang Mito1

sebelumnya. Bukan hanya itu, kini dia memiliki kuasa dalam Samudera Selatan dan menjadi seorang dewi yang disebut Nyi Rara Kidul yang hidup selamanya. Kawasan Pantai Palabuhanratu secara khusus dikaitkan dengan legenda ini.

Dari berbagai versi cerita yang ada di atas menunjukan bahwa memang nyi roro kidul tersoho diberbagai tempat di jawa. Meski dari banyak versei tersebut membuat cerita tentang nyi roro kidul menjadi rancu dan kit atidak tahu mana yang benar dari cerita-cerita tersebut. Terlepas dari itu masyarakat memeliki beberapa kepercayaan yang berkaitan dengan nyi roro kidul sebagai berikut:

1. Ritual dan pemuliaan

Berbagai macam ritual dan penghormatan dilakukan orang untuk menghormati tokoh legendaris ini. Pantai Palabuhanratu dikaitkan sebagai tempat berkuasanya Sang Ratu Pantai Selatan. Di sekitar lokasi pantai Palabuhan Ratu tepatnya di

Karang Hawu terdapat tempat petilasan (persinggahan) Ratu Pantai Selatan, yang dapat dikunjungi untuk melakukan ritual tertentu ataupun hanya sekedar melihat-lihat. Di komplek yang dikeramatkan oleh penduduk setempat ini, terdapat sekurangnya dua ruangan cukup besar yang didalamnya terdapat beberapa makam yang dipercaya penduduk sebagai makam Eyang Sanca Manggala, Eyang Jalah Mata Makuta dan Eyang Syeh Husni Ali. Di beberapa ruangan juga terpampang gambar sang penguasa Laut Selatan Nyi Rara Kidul. Penghormatan serta pemuliaan kepada Ratu/Penguasa laut selatan juga terdapat pada sebuah kelenteng yang terletak di bilangan pekojan - jakarta barat yaitu di Vihara Kalyana Mitta

2. Sedekah laut

Masyarakat nelayan pantai selatan Jawa setiap tahun melakukan sedekah laut sebagai persembahan kepada sang Ratu agar menjaga keselamatan para nelayan dan membantu perbaikan

penghasilan. Upacara ini dilakukan nelayan di pantai Pelabuhan

Page 10: Fatalistik Masyarakat Indonesia Tentang Mito1

Ratu, ujung genteng pangandaran,ciacap, sakawayana dan sebagainya. Sebagian besar para wisatawan yang berkunjung baik itu lokal maupun manca negara datang ke Pelabuhan Ratu karena keindahan panoramanya sekaligus tradisi ritual ini. Disaat-saat tertentu banyak acara ritual yang sering digelar penduduk setempat sebagai rasa terima kasih mereka terhadap sang penguasa laut selatan.

3. Tari Bedaya Ketawang

Naskah tertua yang menyebut-nyebut tentang tokoh mistik ini adalah Babad Tanah Jawi. Panembahan Senopati adalah orang pertama yang disebut sebagai Raja yang menyunting Sang Ratu Kidul. Dari kepercayaan

ini diciptakan Tari Bedaya Ketawang dari kraton Kasunanan Surakarta (pada masa Sunan Pakubuwana I), yang digelar setiap tahun, yang dipercaya sebagai persembahan kepada Kanjeng Ratu Kidul. Sunan duduk di samping kursi kosong yang disediakan bagi Sang Ratu Kidul. Pengamat sejarah kebanyakan beranggapan, keyakinan akan Kanjeng Ratu Kidul memang dibuat untuk melegitimasi kekuasaan dinasti Mataram.

4. Larangan berpakaian hijau

Peringatan selalu diberikan kepada orang yang berkunjung ke pantai selatan untuk tidak mengenakan pakaian berwarna hijau. Mereka dapat menjadi sasaran Nyai Rara Kidul untuk dijadikan tentara atau pelayannya (budak).

5. Ruang khusus di hotel

Pemilik hotel yang berada di pantai selatan Jawa dan Bali menyediakan ruang khusus bagi Sang Ratu. Yang terkenal

Page 11: Fatalistik Masyarakat Indonesia Tentang Mito1

adalah Kamar 327 dan 2401 di Hotel Grand Bali Beach. Kamar 327 adalah satu-satunya kamar yang tidak terbakar pada peristiwa kebakaran besar Januari 1993. Setelah pemugaran, Kamar 327 dan 2401 selalu dirawat, diberi hiasan ruangan dengan warna hijau, diberi suguhan (sesaji) setiap hari, namun tidak untuk dihuni dan khusus dipersembahkan bagi Ratu Kidul. Hal yang sama juga dilakukan di Hotel Samudra Beach di Pelabuhan Ratu. Kamar 308 disiapkan khusus bagi Ratu Kidul. Di dalam ruangan ini terpajang beberapa lukisan Kanjeng Ratu Kidul karya pelukis Basoeki Abdullah. Di Yogyakarta, Hotel Queen of The South di dekat Parangtritis mereservasi Kamar 33 bagi Sang Kanjeng Ratu.

Dari uraian di atas menunjukan bahwa pengaruh adanya mitos tentang nyi roro kidul ini sangat berpengaruh terhadap masyarakat. Pengaruhnya sangat besar sampai-sampai nilai budaya yang terkandung juga berkaitan dengan mitos tersebut dan sudah berlangsung lama sejak luluhur dulu. Namun ada beberapa hal yang janggal dari beberapa mitos tersebut yang menjadikan seseorang bertanya apakah memang nyi roro kidul benar adanya. Antara lain:

1. Manusia, mahluk halus ataukah cuma mitos/legenda? Nyi Roro Kidul manusia? Mungkinkah manusia bisa hidup di laut hingga ratusan tahun? Tidak ada agama yang mengajarkan demikian. Mungkinkah manusia yang meninggal bisa berubah menjadi mahluk halus? Tidak ada. Manusia yang sudah meninggal ada di dimensi yang berbeda. Tuhan menciptakan manusia dan mahluk halus dan tidak menciptakan manusia yang bisa berubah menjadi mahluk halus. Kalau ada penampakan mirip kedua orang tua kita yang sudah meninggal, maka itu adalah perbuatan mahluk halus yang menyamar sebagai kedua orang tua kita yang sudah meninggal.

2. Jin, setan,mahluk halus memang ada. Tetapi kalau mahluk halus dijadikan mitos/legenda, maka cerita itu seolah-olah benar-benar ada dan pernah ada. Padahal, tidak ada satu orangpun yang bisa membuktikannya. Jangankan mitos/legenda,cerpen atau novel yang dianggap benar-benar terjadi, padahal semua itu hanya merupakan cerita fiktif.

3. Keberadaan nyi roro kidul menjadi rancu karena terdapat beberapa versi ceritanya yang membuat kita bingung mana yang benar, atau semua itu salah.

4. Terdapat kamar khusu untuk nyi roro kidul di hotel. Ada yang takut angka 13, ada yang tidak buka usaha tiap Selasa. Dari percaya (yang salah), maka menjelma menjadi keyakinan (yang salah) dan menjadi sugesti yang kuat sehingga kamar-kamar tertentu di hotel dihubung-hubungkan dengan Nyi

Page 12: Fatalistik Masyarakat Indonesia Tentang Mito1

Roro Kidul. Padahal, mereka tidak bisa membuktikan secara ilmiah maupun rasional.

5. Ada kepercayaan, kalau ke Pantai Selatan tidak boleh memakai baju hijau, karena bisa diseret ombak dan akan dijadikan tentaranya atau budaknya Nyi Roro Kidul. Logikanya, tidak boleh memakai baju hijau/biru karena jika terseret ombak laut sulit mencarinya karena warna baju hijau/biru hampir sama dengan warna air laut.

6. Ada yang mengatakan jika memakai baju hijau akan terseret arus karena ditarik oleh nyi roro kidul dan akan menjadi budak atau tentara nyi roro kidul, penjelasan terseretnya sudah dapat dijelaskan secara ilmiah yaitu terseret akibat dari adanya rip current di pantai selatan.

7. Ritual-ritual seperti memberi sesajen, larung di laut itu hanya sekedar kepercayaan manusia yang percaya dengan hal yang mistis. Apalagi bagi seorang muslim semestinya tidak mempercayai hal-hal tersebut karena termasuk musyrik.

Dari mitos dan cerita-cerita dari masyarakat yang ada dan dipercayai banyak sekali yang diluar nalar manusia. Logika seakan menolak semua pernyataan yang dilontarkan banyak orang akan kebenaran adanya nyi roro kidul. Namun ada beberapa fakta dari mitos yang berkembangdi masyarakat yang ternyata salah dan bisa di jelaskan secara ilmiah. Dan secara tidak langsung membantah pernyataan akan kebenaran adanya nyi roro kidul di pantai selatan. Hal itu antara lain:1. Jika berpakaian hijau di laut selatan akan ditarik nyi roro kidul dan

dijadikan budak atau tentaranya.Penjelasan mengapa orang terasa ditarik saat di laut selatan adalah disebabkan oleh adanya rip current di daerah selatan laut jawa.

Page 13: Fatalistik Masyarakat Indonesia Tentang Mito1

Rip Current adalah arus yang dibentuk oleh pergerakan air yang relatif cepat (sekitar 4 ft (1.1 m)/dtk) yang mendesak keluar kembali ke tengah laut dari mana mereka datang, kemungkinan terjadi hanya beberapa menit. Tarikan dapat

terjadi karena air yang datang menabrak pantai dan terkumpul harus kembali ke suatu tempat sepanjang pantai itu. Jika tidak ada penghalang, maka air akan dengan mudah mengalir kembali ke laut secara terus menerus. Tetapi jika ada penghalang (misalnya: gelombang datang), kelebihan air benar-benar mulai terkumpul. Ketika air yang terkumpul harus secepatnya kembali ke tengah laut, maka akan secepatnya menuju dan melimpasi penghalang dengan beberapa arus yang

mempunyai energi lebih besar dibanding yang lain. Arus dengan pergerakan yang cepat ini menabrak dan memecahkan penghalang. Di sana bisa membentuk sejumlah “pecahan”, oleh karena itu di sana bisa pula terbentuk sejumlah arus seret sepanjang pantai tertentu.

2. Saat para penari menarikan tari bedhaya ketawang diacara-acara keraton yang seharusnya penarinya ada 9 namun para penonton melihat ada 10 orang.

Page 14: Fatalistik Masyarakat Indonesia Tentang Mito1

dari sumber-sumber yang diperoleh hanya ada 9 orang penari saat itu. Dari banyak dokumentasi-dokumentasi juga hanya ada 9 penari bukan 10 penari.

3. Para pelukis nyi roro kidul mati setelah melukis lukisan bergambar nyi roro kidul.Mereka mati memang mungkin sudah saatnya tidak ada campur tagan makhluk halus ataupun nyi roro kidul. Dalam islam jin dan syaiton tidak bisa mencabut nyawa manusia.

PENUTUPKesimpulan

Dari uraian di atas dapat kita ketahui bahwa fatalistik Berasal dari bahasa Latin “Fatalis” yang berarti sesuatu yang berkaitan atau bertautan dengan nasib atau takdir (Fatum = Nasib, takdir). Apabila paham seseorang dianggap sangat putus asa dalam segala hal, maka inilah disebut fatalisme. Betapa kuatnya pengaruh fatalistik di indonesia ini. Sifat yang telah membudaya sejak lama dan masuk hingga ke akar-akar kehidupan masyarkat membuat fatalisme di indonesia seakan sudah masuk kedalam jiwa dan pemikiran orang indonesia. Akibat penyebarannya yang masif sehingga sifat ini menular hingga keluar lingkungan masyarkat yang belum mengenal fatalistik. Apabila paham seseorang dianggap sangat putus asa dalam segala hal, maka inilah disebut fatalisme.

Dari keterangan berbagai sumber yang saya peroleh. Sumber-sumber itu menunjukan bahwa keberadaan nyi roro kidul hanya mitos belaka. Tidak ada bukti nyata dan otentik bahwa nyi roro kidul itu ada dan hidup di pantai selatan. Cerita nyi roro kidul hanya cerita yang dibuat-buat oleh pengusa saat itu oleh para pemimpin kerajaan mataram yang takut akan rakyatnya yang tidak percaya pada penguasa dan kerajaan di sekitar mataram yang akan menyerang wilayah mataram. Dari cerita yang dibuat maka para rakyat akan segand an takjub akan

Page 15: Fatalistik Masyarakat Indonesia Tentang Mito1

kekuatan sang pemimpin dan kerajaan yang ingin menguasai mataram pun akan enggan menyerang setelah mengetahui kesaktian sang raja.

Cerita orang-orang yang menyatakan bahwa orang yang tenggelam di pantai selatan karena ditarik oleh nyi rro kidul saat ini sudah bisa di jawab secara ilmiah oleh para ilmuan. Hal itu disebabkan oleh adanya rip current di daerah pantai selatan jawa. Karena struktur geologi di dasar laut yang menyebabkan terbentuknya rip current disana.